Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kristologi dan Allah Tritunggal

DOSEN PENGAJAR: MICHAEL.C.A. MANUMPIL M.TH


NAMA KELOMPOK:
Angelika Langitan
Stefani Tempomona
Juneyfry Tohis
Mikha Igir
Christo Lengkey

YAYASAN GMIM DS.A.Z.R WENAS


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON
FAKULTAS TEOLOGI
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga Kami boleh menyelesaikan tugas perkuliahan dengan baik dan tepat waktunya.

Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Dogmatika 1. Kami Mengucapkan Terimakasih Banyak kepada Bapak
PDT.MICHAEL.C.A. MANUMPIL M.TH. Selaku Dosen mata kuliah Dogmatika 1 yang
telah membimbing dan mengajar Kami dalam mata kuliah tersebut.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini masih terbatas dan jauh dari
kata sempurna, hal ini di sebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami, maka
dari itu dengan kerendahan hati Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
pembaca agar dapat menjadi panduan dalam penulisan tugas ini.

TOMOHON, 10 NOVEMBER 2023


DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………………………...

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang………………………………………………………………………………...

Rumusan Masalah……………………………………………………………………………

Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A.KRISTOLOGI………………………………………………………………………………

B. ALLAH
TRITUNGGAL…………………………………………………………………………….
1. KETRITUNGGALAN MENURUT ALKITAB…………………….
…………………………
TUGAS KRISTOLOGI PADA UMUMNYA…………………………………………………….
2. KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN
LAMA………………………………….
3. KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN
BARU…………………………………..
BAB III PENUTUP….………………………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...............
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Latar belakang kristologi melibatkan studi tentang hakikat, sifat, dan karya Yesus Kristus
dalam konteks keyakinan Kristen. Ini mencakup pemahaman terhadap Tritunggal, inkarnasi,
salib, kebangkitan, dan peran Yesus dalam keselamatan manusia. Pengembangan konsep-
konsep ini terjadi melalui sejarah gereja dan interpretasi Kitab Suci, memengaruhi teologi
Kristen dari masa ke masa.

Doktrin Tritunggal, atau keyakinan akan Allah Tritunggal, adalah salah satu aspek sentral
dalam teologi Kristen. Latar belakangnya melibatkan pengembangan konsep Allah sebagai
satu entitas dalam tiga pribadi: Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Proses ini
dipengaruhi oleh pemahaman terhadap ajaran-ajaran Alkitab, khususnya dalam Perjanjian
Baru, serta dialog dan perdebatan teologis dalam sejarah gereja. Istilah "Tritunggal" sendiri
tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi konsep ini berkembang dalam upaya menjelaskan
kompleksitas hubungan ilahi yang dinyatakan dalam Kitab Suci.

Rumusan Masalah

1. Apa itu kristologi?

2. Apa yang dimaksud Allah Tritunggal?

3. Apa dasar Alkitab untuk ajaran tentang Tritunggal?

4.Apa konsep Tritunggal dalam PL dan PB?


Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebagai pengantar bagi kelas dogmatika untuk dapat
memahami dan mengetahui apa dan bagaimana Memuliakan, menyembah, dan mengakui
keagungan Allah Tritunggal sebagai yang Maha Kuasa dan Mahakudus, keselamatan
manusia Memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang karakter, sifat, dan kehendak
Allah Tritunggal kepada umat-Nya, Mendorong umat untuk mengabdi dan mentaati Allah,
Pengembangan Karakter Kristiani, Pemeliharaan dan Pemulihan Ciptaan Pemberian Hikmat
dan Bimbingan Melalui Roh Kudus, Allah memberikan hikmat, bimbingan, dan kekuatan
kepada umat-Nya untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi, tujuan
ini memberikan dasar bagi kehidupan spiritual umat Kristen dan membentuk landasan
teologis bagi praktik-praktik keagamaan dan moralitas.

BAB II
PEMBAHASAN

-KRISTOLOGI
Dari sinilah muncul istilah "Kristologi" yang berarti : logos mengenai Kristus, pemikiran maupun
sasaran iman terhadap kepercayaan Kristen. Selama 2000 tahun pemikiran yang menentukan sejarah
Yesus bukan hanya tentang Kristus sendiri tetapi juga sus tentang bagaimana umat Kristen
membahasakan Yesus Kristus itu sendiri. Yesus Kristus yang diwartakan sama sejak awal sampai kan
pada akhir zaman pada haruslah dibahasakan dengan berbeda-beda, karena dunia ini tidak sama
dimana-mana agar pewartaan itu berar-benar sampai pada manusia cara yang berbeda-beda, tetapi
tentu Saja dengan pewartaan Yesus Kristus itu tidak diubah atau diganti yang akan menyebabkan
ketegangan antar sesama yang menyebabkan gejolak Sejarah Kristologi yang akhirnya
mempengaruhi identitas Yesus Kristus Serta Identik kepercayaan orang Kristen serta keselamatan
manusia.
Kristologi merupakan suatu pergumulan antara suatu identitas, dan kemajuan serta perkembangan
dalam ketidak identitasnya, yang dimana penggabungan antara Kristologi kesinambungan
(Kontinuitas) dan ketidak sinambungan (diskontinuitas) adalah masalah pokok abadi dalam
Kristologi.
Diri Yesus tidak dapat dipisahkan dari sebuah karya, penampilan dan ketertibadan-Nya, yang juga
Kristologi (Pemikiran tentang diri, Yesus Kristus) pula tidak dapat dipisahkan dari soteriologi atau
pemikiran tentang penyelamatan, relevansi Yesus Kristus dan karya-Nya yang berhubungan
keselamatan manusia. Meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan, namun Kristologi lebih utama,
namun begitu balik lagi meskipun ada di beda-bedakan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Semua hal ini secara singkat mengupas Sejarah. Yesus Kristus yang sama dengan sejarah Kristologi
yang melewati beberapa tahap diberi perhatian pada tahap awal karena Kristologi yang Serba
majemuk itulah yang menjadi pangkal semua perkembangan selanjutnya, yang pada tahap awal itulah
yang menjadi sasaran kepercayaan dan pengawas Kristologi selanjutnya supaya Yesus Kristus tidak
diganti dengan yang lain

TUGAS KRISTOLOGI PADA UMUMNYA


Demikian tugas kristologi pada umumnya ialah merenungkan, menyelidiki,dan mengutarakan
keyakinan beriman kita ini bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus dan Tuhan. Dengan melukiskan
tugas kristologi secara demikian, orang menyadari bahwa nama "Kristus" bukanlah bagian kedua dari
nama diri seseorang, seperti misalnya "Adam Malik" atau "Yakobus Mote". Bukan demikian halnya
"Yesus Kristus". Nama "Yesus Kristus", hanya bagian pertamanya, yakni "Yesus", yang merupakan
nama diri, sedangkan "Kristus" bukanlah nama diri melainkan gelar yang menunjukkan fungsi dan
peranan Yesus itu dalam sejarah penyelamatan. Kata "Kristus" (ejaan bahasa Indonesia untuk gelar
Yesus yang dalam bahasa Yunani dieja sebagai "Khristhos") adalah kata yang dipakai untuk
menerjemahkan kata Ibrani "Mesias" ("Almasih") yang berarti: "Yang telah diurapi". Maksud gelar
ini yaitu Yesus telah diurapi Allah menjadi Juru Selamat Dunia.

3 Jabatan Kristus:
- Sebagai Imam
Imam berarti 'ia yang perkasa atau seorang yang sakral.' Atau dapat juga sebagai seorang yang
memiliki wewenang atau kuasa, seperti Yesus. Yesus Sang Mesias adalah Imam Sejati. Seluruh
hidup-Nya dari palungan sampai kayu salib, mewujudkan suatu kurban yang dipersembahkan-Nya
kepada Allah. Kalau imam mempersembahkan sesuatu pada Tuhan, Yesus sebagai Imam Sejati dan
Imam Besar yang sesungguhnya mempersembahkan tubuh-Nya sendiri, satu kali untuk selamanya.
- Sebagai Nabi
Yesus sendiri memakai gelar nabi untuk diri-Nya (Mat 13:57; Luk 13:33). Di sini nabi bukan hanya
orang yang menyampaikan berita, melainkan juga mempunyai pengertian 'memproklamasikan' berita
dari Allah; artinya seorang nabi bukan hanya memberitahukan tentang hal-hal yang akan datang,
melainkan juga menyampaikan, memproklamirkan hal-hal yang sudah dan sedang terjadi.
- Sebagai Raja
Kita tahu bersama, Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja (Mzm 93:1; 97:1; 103:19; 136:3).
Tugas Raja ialah menyerang kekuasaan-kekuasaan yang menentang Kerajaan Allah. Kekuasaan yang
menentang Kerajaan Allah pasti adalah dari dosa, penyakit, Iblis dan maut. Mukjizat dan aksi Yesus
melawan mereka adalah bentuk perbuatan-Nya sebagai Raja.

-ALLAH TRITUNGGAL
Tritunggal berarti tiga Pribadi di dalam keallahan yang esa, atau di dalam satu esensi diri Allah ada
tiga Pribadi. Sebelum Abad Pertengahan, Gereja di Timur (Yunani Orto- doks) dan Gereja di Barat
(Roma Katolik) mempunyai pengertian yang sangat berbeda dalam hal ini. Di Timur gereja Ortodoks
banyak dipengaruhi oleh filsafat-filsafat Yunani: di Barat, gereja Katolik banyak dipengaruhi oleh
pikiran- pikiran Latin.

1.KETRITUNGGALAN MENURUT ALKITAB


Telah dikemukakan di atas, bahwa Alkitab tidak mengajarkan adanya suatu tabiat ilahi, yang berdiri
sendiri, yang bersifat akali atau rohani dalam arti tidak berwujud karena halusnya. Hakekat Tuhan
Allah, menurut Alkitab, adalah "menjadi Sekutu umatNya", seperti hakekat manusia adalah "menjadi
sekutu Allah". Hakekat Tuhan Allah yang demikian itu diungkapkan atau dinyatakan di dalam Firman
dan karyaNya.
Hakekat Tuhan Allah yang satu itu, yaitu menjadi Sekutu umat- Nya, dinyatakan atau diperkenalkan
dengan bermacam-macam cara, umpamanya : sebagai Yang Mahatinggi, Yang Kudus, Yang Esa dan
sebagainya. Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah juga wujud penyataan Tuhan Allah sebagai Sekutu
umatNya tadi, yang dinyatakan di dalam Firman dan karyaNya. Oleh karena itu maka kiranya keliru,
jika kita mengira bahwa ungkapan Bapa, Anak dan Roh Kudus itu seolah-olah sebagai ungkapan yang
dengan tiba-tiba dipergunakan di dalam P.B. Hal ini sama halnya dengan ungkapan-ungkapan yang
lain, yang mengungkapkan hakekat Tuhan Allah tadi (kudus, kekal, dan lain sebagainya). Baik Tuhan
Yesus maupun para rasul, jika mempergunakan ungkapan-ungkapan itu tentu mendasarkan kepada
apa yang telah dinyatakan oleh Tuhan Allah di dalam P.L. Oleh karena itu kita harus mulai dari
meneliti arti ungkapan-ungkapan itu di dalam P.L, sesudah itu artinya di dalam P.B, untuk kemudian
mengambil kesimpulan yang sesuai dengan yang dimaksud oleh Alkitab.

2.KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN LAMA


1. Istilah Elohim (Kej.1:26; 3:22; 11:7).
Allah dalam bahasa Ibrani adalah Elohim (dalam terjemahan Indonesia memakai kata Allah, dan
dalam ayat- ayat di atas memakai kata "kita"). Elohim adalah bentuk jamak dari El. Stephen Tong
menulis, "Sebutan yang dipakai untuk Allah (Elohim) tidak memakai bentuk (sesuai dengan tata
bahasa Ibrani) tunggal (singular) ataupun bentuk dua atau ganda (dual), melainkan bentuk jamak.
(plural). Dan kata kerja yang meng- ikutinya selalu memakai kata kerja
Untuk bentuk tunggal. Istilah ini memang mengimplikasikan keadaan yang jamak, tapi kita belum
bisa mengambil kesimpulan mengenai Tritunggal dari penggunaan istilah ini, bisa saja ada lebih dari
tiga. Sama dengan pendapat Berkhof, "ayat-ayat di mana Allah membicarakan diri-Nya sendiri dalam
bentuk jamak, mengandung petunjuk adanya perbedaan pribadi dalam diri Allah, walaupun semuanya
ini tidak menunjuk kepada Tritunggal, akan tetapi hanya menun- jukkan keadaan jamak dari pribadi-
pribadi itu.
Dalam hubungannya dengan Tritunggal, Herbert menuliskan Elmer mempunyai pandangan yang
sama dengan memakai istilah
"kejamakan dalam kesatuan" Jadi, istilah ini secara tidak langsung memberikan konsep Allah dalam
Tritunggal.

2. Penyataan Diri Allah dalam Antropomorfe.


Antropomorfe menunjuk kepada Pribadi kedua Allah, yang menyatakan Diri dalam bentuk manusia.
Dalam Perjanjian Lama, tercatat lebih dari empat puluh kali Tuhan menampakkan diri kepada
manusia. Misalnya: Tuhan menampakkan diri dan mengunjungi Abraham beberapa kali di dekat
Sikhem (Kej. 12:1-6), di Mamre dan Tuhan mengulangi janjiNya dulu kepada Abraham (Kej.26:1- 6),
Yakub bergumul melawan Allah di sungai Yabok (Kej.32:22-32), Tuhan menampakkan diri-Nya
kepada Manoah dan istrinya(Hak.13:1-18), dan lain-lain.

Menurut Stephen Tong, istilah yang dipakai dalam ayat-ayat tersebut adalah Utusan atau Malaikat
Allah (Yunani: apostolos, Inggris: The Messenger of God). Karena dalam Perjanjian Lama belum ada
rasul, sehingga pada waktu itu Utusan Allah hanya dimengerti sebagai malaikat.26 Di antara
malaikat-malaikat Allah atau utusan-utusan Allah itu ada satu Malaikat yang muncul dalam bentuk
tunggal (LAI menggunakan huruf "M" besar). Merujuk ke Ibrani 1:5:Karena kepada siapakah di
antara malaikat-malaikat itu pernah la katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada
hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan la akan menjadi Anak-Ku?"
Menurut Stephen Tong, Malaikat yang menerima semua penyembahan segala makhluk lain, Dia
adalah utusan yang adalah Allah yang menerima sembah sujud malaikat-malaikat lain. Dia adalah
Kristus.
Jadi, yang dilihat manusia didalam Perjanjian Lama adalah Allah Pribadi Kedua, bukan Pribadi
pertama, dan hal ini tidak bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab bahwa tidak ada orang
yang pernah melihat Allah. Maksudnya bahwa Allah Pribadi Pertama tidak pernah menyatakan diri
kepada manusia.

3.KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN BARU


Sebutan "yang di sorga" memang di satu pihak menunjukkan kepada Tuhan Allah sebagai Yang
Mahatinggi, yang lain sekali di- banding dengan manusia, akan tetapi sebutan itu memang tidak ha-
nya berhenti di situ. Sebab Bapa yang di sorga itu adalah "Bapa kami", atau secara umum "Bapa kita".
Di dalam ungkapan "kita" terkandung gagasan, bahwa yang berdoa mengamini, bahwa Tuhan Allah
yang di sorga itu adalah Bapa mereka, dan bahwa mereka adalah anak-anak Allah, yang hidup mereka
bukan ditentukan sen- diri, melainkan ditentukan dari sorga, dari atas, dari Bapa mereka yang di
sorga. Itulah sebabnya maka di dalam doa itu selanjutnya disebutkan tentang nama, kerajaan dan
kehendak Allah yang di sorga, yang secara berturut-turut harus dikuduskan, didatangkan dan dilak-
sanakan di dalam dunia ini (Mat. 6:10). Kehidupan para anak di- tentukan oleh yang di atas, yang di
sorga. Apa yang terjadi di sorga dengan sempurna harus dilaksanakan juga di dalam dunia ini.
Setiap kali sebutan "Bapa yang di sorga" dipergunakan, senti dimaksud untuk menunjukkan
hubungan antara dunia dengan sorg yaitu bahwa dunia ini ditentukan oleh kebenaran-kebenaran yang
dari atas. Dengan sebutan "Bapa yang di sorga" itu yang Mahatin menjadi dekat dan akrab dengan
yang hina, yang di bawah.
Jadi sebutan "Bapa yang di sorga" itu sebenarnya mewujudkan alat penyataan atau alat perkenalan
Tuhan Allah yang benar. Setiap kali sebutan "Bapa" dipergunakan, tentu menunjuk kepada kanh
Tuhan Allah terhadap umatNya, akan tetapi yang sebaliknya juga menuntut kasih dari umatNya. Hal
ini umpamanya tampak di Mat 6:26 dbr, yang memerintahkan kepada para orang beriman supaya
memandang kepada burung di langit dan bunga bakung di ladang yang dipelihara oleh Tuhan Allah,
Bapanya dengan secara sempurna. Demikian jugalah Bapa sorgawi itu akan memelihara mereka. Me-
reka harus mau menyerahkan diri kepada Tuhan Allah, Bapa mereka.
Pengertian Bapa, jika dikenakan kepada Tuhan Allah, dikenakan dalam arti yang dinamis yang
menunjukkan kepada Allah yang aktip dalam firman dan karyaNya bagi keselamatan anak-anak- Nya
yang dikasihiNya. Tuhan Allah bukanlah Bapa bagi umatNya, seandainya Ia tidak berbuat apa-apa
bagi umatNya.
Pengertian anak Allah di dalam P.B. juga memiliki arti yang lebih mendalam dibanding dengan
pengertian di P.L. Juga di P.B "menjadi anak Allah" adalah hak utama dari umat Allah sebagai
kesatuan, bukan sebagai individu. Rasul Paulus mempergunakan ung- kapan "anak Allah" silih
berganti dengan ungkapan "benih Abraham". Di Gal. 4:21 dbr, disebutkan bahwa kebebasan para
anak Allah ada- lah kebebasan mereka yang dari Yerusalem yang sorgawi. Oleh ka rena itu maka
"menjadi anak Allah" berarti termasuk umat Allah yang baru. Pengangkatan menjadi anak Allah
adalah tujuan dari karya penyelamatan Tuhan Allah yang besar itu (Yoh. 1:12).

BUKTI KESATUAN TRITUNGGAL


Dapat terlihat dari:
A. Nama-Nya (telah dibicarakan dalam Allah Yang Esa).
B. Karya-Nya dalam:
Penciptaan; Allah Bapa berfirman (Kej.1:3), Allah Anak turut menciptakan segala sesuatu (Yoh 1:3)
dan Roh Allah mela- yang-layang di atas permukaan air (Kej.1:2; Ayub 26:12-13).
Inkarnasi; Allah Bapa memberikan Anak-Nya (Yoh.3:16), Allah Anak dilahirkan ke dalam
dunia(Luk.2:11) oleh pekerjaan Allah Roh (Luk. 1:35).
Penebusan; Allah Bapa menerima pengorbanan Kristus, Allah Anak mempersembahkan diri-Nya,
oleh (Allah) Roh yang kekal (Ibr.9:14).
Persekutuan; Aliah Bapa menerima kita di dalam persekutuan dengan Dia (Ef.2:18), Allah Anak
mem- berikan perdamaian sebagai dasar persekutuan (II Kor 5:19), yang aleh Allah Roh mengadakan
persekutuan itu di antara kita dan Allah (Ef 2:18).
Doa; Allah Bapa menerima permintaan-permintaan (Yoh.16:23), Allah Anak menjadi pengantara dan
di dalam nama- Nya kita berdoa (Yoh 16:23), dan Allah Roh memimpin kita di dalam berdoa (Roma
8:26).
Kemuliaan; Allah Bapa akan menerima Kerajaan Kekal (1 Kor.15:24), Allah Anak meng- ubah
tubuh kita menjadi seperti tubuh-Nya (Flp.3:21), dan Allah Roh memberikan pengajakan
(Wah.22:17).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Penderitaan Kristus hingga kematian-Nya bukanlah sekadar pelajaran yang telah dibahas dalam
materi ini. Namun, merupakan suatu karya yang terbesar yang pernah terjadi di dunia ini. Dan
kematian-Nya menjadi sejarah bagi dunia ini. Suatu tujuan yang mulia yang Tuhan berikan
dalam hidup kita bahwa kematian-Nya memberikan pendamaian dalam hidup kita. Kematian-
Nya memberikan mujizat kesembuhan, dan pemulihan.
Melalui penderitaan Kristus juga memberikan teladan bagi kita, bahwa ketika kita menderita
kita melihat bahwa penderitaan kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kristus.
Penderitaan-Nya memberikan kita makna bahwa ketika kita menderita didunia ini sesungguhnya
hanya sementara saja atau sekejap saja. Ketika kita menderita percayalah bahwa Yesus
memberikan teladan bagi kita, akan tiba waktunya kemuliaan juga kita alami.
Dari uraian di atas ialah, bahwa jika Yesus Kristus sebagai alat menyelamat Tuhan Allah
disebut "Anak Allah", hal itu bukan dimaksud dalam arti ontologis, artinya: bukan me nunjuk
kepada kesamaan keberadaan, atau bukan menunjuk kepada kesamaan tabiat atau zat. Bahwa
Tuhan Yesus adalah Anak Allah, hal itu ternyata di dalam firman dan karyaNya.

DAFTAR PUSAKA

Dr.Nico Syukur Dister,Ofm Kristologi Sebuah Sketsa


Dr. Harun Hadiwijono Iman Kristen
Pdt.Dr.Stephen Tong,Dlce Allah Tritunggal
Dr.Cletus Groenen Ofm Sejarah Dogma Kristologi
G.C.Van Niftrik B.J Boland Dogmatika Masa Kini

Anda mungkin juga menyukai