Puji Syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga Kami boleh menyelesaikan tugas perkuliahan dengan baik dan tepat waktunya.
Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Dogmatika 1. Kami Mengucapkan Terimakasih Banyak kepada Bapak
PDT.MICHAEL.C.A. MANUMPIL M.TH. Selaku Dosen mata kuliah Dogmatika 1 yang
telah membimbing dan mengajar Kami dalam mata kuliah tersebut.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini masih terbatas dan jauh dari
kata sempurna, hal ini di sebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami, maka
dari itu dengan kerendahan hati Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
pembaca agar dapat menjadi panduan dalam penulisan tugas ini.
Cover…………………………………………………………………………………………...
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………………………...
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………
Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A.KRISTOLOGI………………………………………………………………………………
B. ALLAH
TRITUNGGAL…………………………………………………………………………….
1. KETRITUNGGALAN MENURUT ALKITAB…………………….
…………………………
TUGAS KRISTOLOGI PADA UMUMNYA…………………………………………………….
2. KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN
LAMA………………………………….
3. KONSEP TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN
BARU…………………………………..
BAB III PENUTUP….………………………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...............
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Latar belakang kristologi melibatkan studi tentang hakikat, sifat, dan karya Yesus Kristus
dalam konteks keyakinan Kristen. Ini mencakup pemahaman terhadap Tritunggal, inkarnasi,
salib, kebangkitan, dan peran Yesus dalam keselamatan manusia. Pengembangan konsep-
konsep ini terjadi melalui sejarah gereja dan interpretasi Kitab Suci, memengaruhi teologi
Kristen dari masa ke masa.
Doktrin Tritunggal, atau keyakinan akan Allah Tritunggal, adalah salah satu aspek sentral
dalam teologi Kristen. Latar belakangnya melibatkan pengembangan konsep Allah sebagai
satu entitas dalam tiga pribadi: Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Proses ini
dipengaruhi oleh pemahaman terhadap ajaran-ajaran Alkitab, khususnya dalam Perjanjian
Baru, serta dialog dan perdebatan teologis dalam sejarah gereja. Istilah "Tritunggal" sendiri
tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi konsep ini berkembang dalam upaya menjelaskan
kompleksitas hubungan ilahi yang dinyatakan dalam Kitab Suci.
Rumusan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebagai pengantar bagi kelas dogmatika untuk dapat
memahami dan mengetahui apa dan bagaimana Memuliakan, menyembah, dan mengakui
keagungan Allah Tritunggal sebagai yang Maha Kuasa dan Mahakudus, keselamatan
manusia Memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang karakter, sifat, dan kehendak
Allah Tritunggal kepada umat-Nya, Mendorong umat untuk mengabdi dan mentaati Allah,
Pengembangan Karakter Kristiani, Pemeliharaan dan Pemulihan Ciptaan Pemberian Hikmat
dan Bimbingan Melalui Roh Kudus, Allah memberikan hikmat, bimbingan, dan kekuatan
kepada umat-Nya untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi, tujuan
ini memberikan dasar bagi kehidupan spiritual umat Kristen dan membentuk landasan
teologis bagi praktik-praktik keagamaan dan moralitas.
BAB II
PEMBAHASAN
-KRISTOLOGI
Dari sinilah muncul istilah "Kristologi" yang berarti : logos mengenai Kristus, pemikiran maupun
sasaran iman terhadap kepercayaan Kristen. Selama 2000 tahun pemikiran yang menentukan sejarah
Yesus bukan hanya tentang Kristus sendiri tetapi juga sus tentang bagaimana umat Kristen
membahasakan Yesus Kristus itu sendiri. Yesus Kristus yang diwartakan sama sejak awal sampai kan
pada akhir zaman pada haruslah dibahasakan dengan berbeda-beda, karena dunia ini tidak sama
dimana-mana agar pewartaan itu berar-benar sampai pada manusia cara yang berbeda-beda, tetapi
tentu Saja dengan pewartaan Yesus Kristus itu tidak diubah atau diganti yang akan menyebabkan
ketegangan antar sesama yang menyebabkan gejolak Sejarah Kristologi yang akhirnya
mempengaruhi identitas Yesus Kristus Serta Identik kepercayaan orang Kristen serta keselamatan
manusia.
Kristologi merupakan suatu pergumulan antara suatu identitas, dan kemajuan serta perkembangan
dalam ketidak identitasnya, yang dimana penggabungan antara Kristologi kesinambungan
(Kontinuitas) dan ketidak sinambungan (diskontinuitas) adalah masalah pokok abadi dalam
Kristologi.
Diri Yesus tidak dapat dipisahkan dari sebuah karya, penampilan dan ketertibadan-Nya, yang juga
Kristologi (Pemikiran tentang diri, Yesus Kristus) pula tidak dapat dipisahkan dari soteriologi atau
pemikiran tentang penyelamatan, relevansi Yesus Kristus dan karya-Nya yang berhubungan
keselamatan manusia. Meskipun keduanya tidak dapat dipisahkan, namun Kristologi lebih utama,
namun begitu balik lagi meskipun ada di beda-bedakan keduanya tidak dapat dipisahkan.
Semua hal ini secara singkat mengupas Sejarah. Yesus Kristus yang sama dengan sejarah Kristologi
yang melewati beberapa tahap diberi perhatian pada tahap awal karena Kristologi yang Serba
majemuk itulah yang menjadi pangkal semua perkembangan selanjutnya, yang pada tahap awal itulah
yang menjadi sasaran kepercayaan dan pengawas Kristologi selanjutnya supaya Yesus Kristus tidak
diganti dengan yang lain
3 Jabatan Kristus:
- Sebagai Imam
Imam berarti 'ia yang perkasa atau seorang yang sakral.' Atau dapat juga sebagai seorang yang
memiliki wewenang atau kuasa, seperti Yesus. Yesus Sang Mesias adalah Imam Sejati. Seluruh
hidup-Nya dari palungan sampai kayu salib, mewujudkan suatu kurban yang dipersembahkan-Nya
kepada Allah. Kalau imam mempersembahkan sesuatu pada Tuhan, Yesus sebagai Imam Sejati dan
Imam Besar yang sesungguhnya mempersembahkan tubuh-Nya sendiri, satu kali untuk selamanya.
- Sebagai Nabi
Yesus sendiri memakai gelar nabi untuk diri-Nya (Mat 13:57; Luk 13:33). Di sini nabi bukan hanya
orang yang menyampaikan berita, melainkan juga mempunyai pengertian 'memproklamasikan' berita
dari Allah; artinya seorang nabi bukan hanya memberitahukan tentang hal-hal yang akan datang,
melainkan juga menyampaikan, memproklamirkan hal-hal yang sudah dan sedang terjadi.
- Sebagai Raja
Kita tahu bersama, Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja (Mzm 93:1; 97:1; 103:19; 136:3).
Tugas Raja ialah menyerang kekuasaan-kekuasaan yang menentang Kerajaan Allah. Kekuasaan yang
menentang Kerajaan Allah pasti adalah dari dosa, penyakit, Iblis dan maut. Mukjizat dan aksi Yesus
melawan mereka adalah bentuk perbuatan-Nya sebagai Raja.
-ALLAH TRITUNGGAL
Tritunggal berarti tiga Pribadi di dalam keallahan yang esa, atau di dalam satu esensi diri Allah ada
tiga Pribadi. Sebelum Abad Pertengahan, Gereja di Timur (Yunani Orto- doks) dan Gereja di Barat
(Roma Katolik) mempunyai pengertian yang sangat berbeda dalam hal ini. Di Timur gereja Ortodoks
banyak dipengaruhi oleh filsafat-filsafat Yunani: di Barat, gereja Katolik banyak dipengaruhi oleh
pikiran- pikiran Latin.
Menurut Stephen Tong, istilah yang dipakai dalam ayat-ayat tersebut adalah Utusan atau Malaikat
Allah (Yunani: apostolos, Inggris: The Messenger of God). Karena dalam Perjanjian Lama belum ada
rasul, sehingga pada waktu itu Utusan Allah hanya dimengerti sebagai malaikat.26 Di antara
malaikat-malaikat Allah atau utusan-utusan Allah itu ada satu Malaikat yang muncul dalam bentuk
tunggal (LAI menggunakan huruf "M" besar). Merujuk ke Ibrani 1:5:Karena kepada siapakah di
antara malaikat-malaikat itu pernah la katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada
hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan la akan menjadi Anak-Ku?"
Menurut Stephen Tong, Malaikat yang menerima semua penyembahan segala makhluk lain, Dia
adalah utusan yang adalah Allah yang menerima sembah sujud malaikat-malaikat lain. Dia adalah
Kristus.
Jadi, yang dilihat manusia didalam Perjanjian Lama adalah Allah Pribadi Kedua, bukan Pribadi
pertama, dan hal ini tidak bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab bahwa tidak ada orang
yang pernah melihat Allah. Maksudnya bahwa Allah Pribadi Pertama tidak pernah menyatakan diri
kepada manusia.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penderitaan Kristus hingga kematian-Nya bukanlah sekadar pelajaran yang telah dibahas dalam
materi ini. Namun, merupakan suatu karya yang terbesar yang pernah terjadi di dunia ini. Dan
kematian-Nya menjadi sejarah bagi dunia ini. Suatu tujuan yang mulia yang Tuhan berikan
dalam hidup kita bahwa kematian-Nya memberikan pendamaian dalam hidup kita. Kematian-
Nya memberikan mujizat kesembuhan, dan pemulihan.
Melalui penderitaan Kristus juga memberikan teladan bagi kita, bahwa ketika kita menderita
kita melihat bahwa penderitaan kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Kristus.
Penderitaan-Nya memberikan kita makna bahwa ketika kita menderita didunia ini sesungguhnya
hanya sementara saja atau sekejap saja. Ketika kita menderita percayalah bahwa Yesus
memberikan teladan bagi kita, akan tiba waktunya kemuliaan juga kita alami.
Dari uraian di atas ialah, bahwa jika Yesus Kristus sebagai alat menyelamat Tuhan Allah
disebut "Anak Allah", hal itu bukan dimaksud dalam arti ontologis, artinya: bukan me nunjuk
kepada kesamaan keberadaan, atau bukan menunjuk kepada kesamaan tabiat atau zat. Bahwa
Tuhan Yesus adalah Anak Allah, hal itu ternyata di dalam firman dan karyaNya.
DAFTAR PUSAKA