Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

ALLAH TRITUNGGAL

DOSEN: Pdt. TERA KLAPING, S.Th

OLEH:
FEBRIANTY ULLY
2310030174

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah tentang menganalisis Allah Tritunggal.
Dalam pembuatan makalah tentang Allah Tritunggal ini saya banyak
mendapat bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang
merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi dan dengan segala
hormat saya mengucapkan terima kasih.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan atau masih jauh dari kata sempurna untuk itu saya
mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak. Selain itu saya juga berharap
semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kupang, 11 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Kemahaesaan Allah dalam Tritunggal Maha Kudus ................................ 3
2.1.1 Allah itu Esa ...................................................................................... 3
2.1.1 Allah Tritunggal ................................................................................ 5
2.2 Keterkaitan Ke-Esaan Allah dengan Tritunggal Allah ............................. 8
2.3 Tritunggal Sebagai Allah Yang Esa ......................................................... 9
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memahami Allah harus dimulai dari kesadaran bahwa Allah tak
terbatas, melampaui akal manusia yang sangat terbatas. Jadi, bagaimana
mungkin manusia bisa mempelajari dan “mengurung” Allah yang tidak
terbatas di dalam akalnya yang terbatas. Akan tetapi, hal itu tidak berarti
bahwa kita tidak bisa menjelaskan siapa Allah. Kita dapat mengenal Allah
sebatas DIA menyatakan diri-Nya kepada manusia di dalam Firman Allah
(Alkitab).
Kemudian harus diingat bahwa ketika berbicara tentang Allah, kita
berbicara mengenai hakikat Allah yang Roh adanya (Yoh 4:24), bukan
materi; tidak terbatas pada ruang dan waktu (Mazmur 93:2), dan tentu tidak
seperti kita, manusia yang bersifat materi (Mazmur 90: 4-6). Untuk
memahami dan mengenali pribadi Allah sendiri tidaklah mudah bagi kita
semua umat-Nya. Allah itu Agung dan Maha Besar, kita tak dapat
memahami-Nya secara langsung.
Kita mengenal bahwa Allah itu Esa dan terdapat istilah Allah
Tritunggal di ke-kristenan. Konsep Tritunggal itu sendiri, memang tidak
disebutkan didalam Alkitab, namun konsep itu sendiri telah menjadi fondasi
utama dalam ajaran ke-Kristenan yang muncul dan diakui di Konsili Nicea
I dan tetap bertahan ajarannya hingga sekarang melalui perjalanan panjang.
Maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan suatu pembahasan
yang berjudul “Allah Tritunggal” yang di dalamnya mencakup tentang
pengertian Tritunggal Allah, Ke-Esaan Allah besertahal-hal lainnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Allah Tritunggal?
2. Apa yang dimaksud dengan Ke-Esaan Allah?
3. Bagaimana Ke-Esaan menjelaskan Tritunggal?
4. Bagaimana Tritunggal menjelaskan Ke-Esaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami tentang Allah Tritunggal
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang Allah
Tritunggal
2. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang Ke-
Esaan Allah
3. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami hubungan Ke-
Esaan dengan Tritunggal
4. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami hubungan
Tritunggal dengan Ke-Esaan

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kemahaesaan Allah dalam Tritunggal Maha Kudus
2.1.1 Allah itu Esa
Umat Kristen percaya pada satu Allah yang tidak terbatas,
berkuasa di surga dan di bumi. Allah pencipta segala yang ada,
kekal, dan abadi. Kerajaan-Nya tidak berkesudahan. Alkitab
mengatakan: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,
TUHAN itu esa”. (Ulangan 6:4). esa.” (Ulangan 6:4). Dalam bahasa
aslinyanya berbunyi: Yahweh elohenu Yahwe èkhed, artinya Tuhan
adalah Allah kita, Tuhan saja. Kata èkhad diterjemahkan dengan
kata “Esa” atau “saja”.
Di dalam Alkitab, baik perjanjian lama ataupun perjanjian baru
selalu menyatakan bahwa Allah itu Esa. Bukti-bukti alkitab yang
menyatakan Allah yang esa terdapat dalam : Ulangan 6:4; 1 Korintus
8:4; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5 sedangkan terdapat tiga pribadi
Kejadian 1:1; 1:26;; Yesaya 48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius
28:19; 2 Korintus 13:14.

Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA HIDUP, Hidup-Nya tidak


memakai nafas dan menghidupkan semua umat dan makhluknya
pada semua zaman dan peristiwa secara turun-
temurun/berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa
Tuhan itu sumbernya hidup/pemberi hidup. Maha hidup-Nya Tuhan
tidak hanya berhenti pada proses hidup antara kelahiran dan
kematian melainkan hidup itu bersifat langgeng atau kekal,
sebagaimana sifat dari Tuhan itu sendiri. Hidup merupakan titah-
Nya, yang tentunya kita hidup tidak tanpa tujuan dibumi yang
diberikan oleh Allah ini. Tujuan hidup adalah berproses sampai
kembalinya kepada sumber hidup, yaitu Tuhan.

3
Tuhan Yang Maha Esa itu : MAHA SUCI, tanpa cacat dan cela,
karena itu umat manusia harus bisa mewujudkan kebenaran dan
keadilan, menjauhkan diri dari keburukan dan ke-tidak adilan.
Selain itu, makna Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Suci adalah
kesadaran manusia yang mengakui bahwa Tuhan itu suci dan
manusia diciptakan Tuhan juga dengan tujuan suci, sehingga
seharusnya manusia selalu bertindak dan berprilaku baik. Makna
tersebut diwujudkan dalam ketulus-ikhlasan, kejujuran, dan
kesabaran untuk pencerahan batin kepada sumber hidup yaitu Tuhan
yang Maha Suci.

Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA KUASA, Kekuasaan-Nya


meliputi segala sesuatu yang ada. Yang memegang api akan
terbakar, memegang air akan basah, memakan gula akan terasa
manis dan sebagainya, sehingga mendorong umat manusia dan
makhluk-Nya untuk mencari kenikmatan dan keselamatan hidup.
Seperti pada pepatah mengatakan kesadaran bahwa segala sesuatu
yang ada di atas bumi dan di bawah langit ini adalah di bawah
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhanlah yang menguasai segala
kehidupan dan kematian, atau semua kejadian yang ada di alam
semesta ini, termasuk hidup dan mati manusia. Makna tersebut
diwujudkan dalam sikap dan perilaku menyadari keberadaan diri
manusia yang tidak ada apa-apanya, karena semua milik Tuhan.
Sikap dan perilaku tersebut diterapkan dalam hubungan seseorang
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga seperti di sebagian
masyarakat Batak bahwa Tuhan itu adalah “Debata Mulajadi
Nabolon” yang mempunyai pengertian bahwa Tuhan mempunyai
kuasa atas segala ciptaan-Nya. Kekuasaan-Nya tidak mampu
dijangkau oleh pikiran siapapun.

Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA LUHUR, Tuhan itu asal dari
segala asal-usul, sumber kemuliaan, kesejatian, dan cita-cita

4
tertinggi sehingga tidak ada lagi yang melebihi Tuhan Yang Maha
Esa di atas bumi ini. Makna tersebut diwujudkan dalam tuntunan
luhur dari Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aspek kehidupan.

Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA WELAS ASIH, Tuhan


memberikan welas asih yang tidak pernah habis. Artinya sikap kasih
kepada umat tidak pernah berhenti. Sifat welas asih ini sudah
menyatu dalam ketunggalan Tuhan dalam setiap diri manusia.

Tuhan Yang Maha Esa itu MAHA SEMPURNA, Tuhan itu


sumber dari segala sumber kehidupan. Tidak ada yang paling
sempurna selain Tuhan yang Maha Sempurna. Makna tersebut
ditunjukan dengan adanya sikap adil dan bijaksana dalam mencipta
mahluk-Nya yang beragam, sehingga kedudukan umat manusia
akan sama derajatnya dihadapan Tuhan tanpa membedakan dari segi
suku, agama dan kepercayaan, ras, dan golongan.
2.1.1 Allah Tritunggal
Dari beberapa ayat yang ada dalam Alkitab mengakui bahwa
Allah itu adalah Esa. Namun, dalam Alkitab ada tiga pribadi yang
disebut secara bersamasama (Matius 28:19) “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Ketiga pribadi tersebut
dinyatakan sebagai Allah dan memiliki kualitas ilahi dalam berbagai
hal.
Istilah Allah Tritunggal memang tidak ada dalam Alkitab tetapi
itu metafora yang dinyatakan oleh Allah melalui Alkitab, bahwa
dalam Allah yang Esa itu ada tiga pribadi. Contoh dalam Karya
penyelamatan Allah Bapa merancang penyelamatan manusia,
sedangkan Allah Anak melakukan ingkarnasi menjadi manusia yang
melakukan penyelamatan melalui kematian diatas kayu salib dan
melakukan penebusan untuk keselamatan, sedangkan Allah Roh
kudus mengambil peran melahirkan kembali, atau mencipta kembali

5
menjadi kelahiran baru yang memungkinkan manusia itu percaya
kepada Allah Anak dan memuliakan Allah Bapa. Selain karya
penyelamatan Tuhan Yesus memperkenalkan dalam melakukan
Baptisan yang harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak dan
Roh Kudus.

Tritunggal berarti Tiga Pribadi di dalam Satu Allah, atau di


dalam satu esensi diri Allah, ada tiga pribadi. "Tri " berarti tiga dan
"Tunggal" berarti satu, Tri+Tunggal = Tritunggal. Satu cara untuk
mengetahui apa yang diungkap oleh Alkitab kepada kita tentang
Tuhan, bahwa Tuhan adalah tiga "Pribadi" yang memiliki esensi
sifat ke-Tuhanan yang sama. Dan yang tidak muncul di dalam
Alkitab secara istilah, bukan berarti bukan konsep Alkitab.
Sebaliknya, istilah yang muncul di dalam Alkitab jika ditafsir secara
keliru menjadi bukan kebenaran Firman Tuhan. Faktanya, konsep
atau doktrin Tritunggal terus menerus muncul di dalam Alkitab.

Allah yang melampaui segala sesuatu. Allah Yang Esa. Allah


yang tidak ada bandingnya dan Allah menyatakan diri sebagai Allah
Tritunggal. Doktrin Allah Tritunggal adalah doktrin Monotheisme
(percaya hanya kepada Satu Allah), dan bukan Politheisme (percaya
kepada banyak Allah).

Doktrin Allah Tritunggal termasuk monotheisme, yang percaya


kepada Allah Yang Maha Esa. Tiga Pribadi bukan berarti tiga Allah,
dan satu Allah tidak berarti satu Pribadi. Tiga Pribadi itu mempunyai
sifat dasar atau esensi (Yunani: Ousia, Inggris: Substance) yang
sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah. Allah Anak adalah
Allah, dan Allah Roh Kudus adalah Allah. Namun Ketiganya
memiliki Satu Ousia, yaitu esensi Allah. Maka Ketiga Pribadi itu
adalah Satu Allah.

6
Allah Tritunggal (Konsep Trinitas)

Penjelasanya adalah satu butir telur, tidak bisa dikatakan tiga


butir telur karena kenyataanya adalah satu butir telur. Namun
didalam satu butir telur itu ada 3 materi yang hadir bersama sama,
yaitu Kulit telur, (Cangkang telur) Putih telur, dan kuning telur.
Masing-masing materi ini saling ketergantungan satu dengan yang
lain dan tidak pernah secara alami hadir sendiri-sendiri, misal tiba-
tiba keluar hanya putih, atau kuning atau bahkan cangkangnya, jika
demikian orang tidak akan pernah menyebut itu telur.

Bukti-bukti bahwa Allah mempunyai tiga pribadi atau Allah


tritunggal sangat dijelaskan oleh Perjanjian Baru. Perjanjian Baru
juga menunjukkan kesetaraan mereka. Untuk lebih jelas lagi kita
dapat menyimak dan belajar dari bukti-bukti Firman Tuhan yaitu:

1. Allah Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2)


2. Yesus Kristus diakui sebagai Allah, yaitu dari sifat (Mat 9:4;
28:18-20) dari berbagai perkara yang dilakukan (Mark 2:1-12;

7
Yoh 12:9), dan dari pekerjaan-Nya (Kol 1:17; Yoh 3-5:27), dan
Yoh 1:1 menghubungkan keAllahan yang benar dan sepenuhnya
dengan Firman atau Logos (Kristus).

2.2 Keterkaitan Ke-Esaan Allah dengan Tritunggal Allah


Walaupun bukanlah suatu daftar yang lengkap, di bawah ini adalah
beberapa kutipan dari Kitab Suci yang menunjukkan Tuhan adalah satu
dalam Tritunggal.

a. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
(Ul 6:4)
b. “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah.”
(Yes 45:5)
c. “Tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.” (1 Kor 8:4)
d. “Sesudah dibaptis Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Mat 3:16-17)
e. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19)
f. Yesus berkata : “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30)
g. “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9)
h. “Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus
Aku” (Yoh 12:45)
i. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
(Rom 8:9)
j. “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh
Kudus.” (Mat 1:20)
k. Jawab malaikat itu kepadanya (Maria): “Roh Kudus akan turun atasmu
dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu

8
anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk
1:35)
l. (Yesus berkata kepada para muridNya) “Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal
Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu.”....” Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firman-Ku dan Bapa- Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang
kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yoh 14:16-17, 23)

2.3 Tritunggal Sebagai Allah Yang Esa


Wujud Allah itu Esa, penyebutan Allah Tritunggal itu mutlak dan tidak
bisa diganggu keberadaannya, tetap utuh, tidak akan berubah. Sumber dalil
dan dogma Allah Tritunggal Allah yang Esa haruslah berdasarkan landasan
nats Alkitab dan tidak bisa terlebas dari Alkitab.

a. Kejadian 1:1-3
1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2) Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita, menutupi samudra
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
3) Berfirmanlah Allah “Jadilah terang”

Dalam nats ini jelas nampak ke-Tritunggal-an Allah itu, yakni: tiga
yang dimaksudkan dalam Allah yang Esa ini adalah fungsional Allah atau
ke-wibawaan kuasa Allah.
Pertama: Allah itu sendiri sebagai pencipta. Kuasa Allah sebagai
pencipta, oleh Perjanjian Baru digambarkan sebagai Oknum Bapa (Matius
11:25 “Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepadaMu Bapa,
Tuhan langit dan bumi”)
Kedua: Roh Kudus melayang-layang. Bermakna bahwa Allah
memberkati (memberi hidup) segala ciptaan-Nya. Roh Allah, dalam
Perjanjian Baru disebut oleh Yesus sebagai Roh Kebenaran atau Roh

9
Kudus. (Yohanes 14:16, 26). Selanjutnya Kuasa Allah ini digambarkan
sebagai Oknum Rohulkudus.
Ketiga: Allah berfirman. kepada umat manusia melalui wahyu kepada
para nabi. Wahyu yang para nabi terima adalah dalam berbagai cara, antara
lain mimpi, penglihatan, pendengaran dan perasaan. Wahyu yang mereka
terima itu dinamakan Firman. Akhirnya Allah berfirman lewat Yesus,
Firman itu sendiri menjadi daging dalam kehidupan Yesus, sehingga Yesus
dikatakan juga sebagai Firman hidup (1Yohanes 1:1). Istilah kata Firman
itu berubah penyebutan istilahnya, Kuasa Allah berfirman dalam bentuk
Firman Hidup ini, selanjutnya disebut Oknum Anak. Penyebutan Oknum
Bapa, dan Oknum Anak, dan Oknum Roh Kudus, tidaklah sama
menunjukan Tiga Oknum yang terpisah satu sama lainnya. Karena yang
disebut Bapa, maupun Anak, maupun Roh Kudus itu adalah ALLAH itu
sendiri.
Rumusan Allah Tritunggal dikenal dengan sebutan “1 sama dengan 3”
dan “3 sama dengan 1” Tidaklah diartikan atau dipahami secara matematika,
melainkan dalam pengertian Theologi . “1 sama dengan 3” Bermakna
bahwa satu wujud Allah; dalam tiga kodrat Kuasa aktivitas, yaitu Mencipta,
Berfirman, Membimbing (memberi taufik dan hidayaht). “3 sama dengan
1”, bermakna bahwa tiga Oknum Ilahi, yang disebut Bapa, Anak dan Roh
Kudus, ada dalam satu wujud Allah Yang Maha-Kuasa dan Maha-Esa.
Ketiga Pribadi Nampak memiliki keterpisahan namun tetap akan menjadi
satu kesatuan sampai kapanpun. Bapa mempunyai kepribadian tersendiri
yaitu dia duduk di atas tahta. Anak mempunyai kepribadianya tersendiri
yaitu dia duduk di sebelah kanan Bapa. Roh Kudus mempunyai
kepribadianya tersendiri yaitu dia nampak bagaikan obor dihadapan tahta
Allah. Itulah sebabnya Yesus mengatakan jika kamu telah melihat Aku,
maka kamu telah melihat Bapa. Karena Aku dan Bapa adalah satu, Aku di
dalam Bapa, dan Bapa didalam Aku, begitu juga Roh Kudus.
Pandangan para teolog Injili biasanya adalah pandangan dengan konsep
seperti di jelaskan di atas.

10
Seperti pandangan yang dikemukakan oleh:
a. Warfield bahwa ada satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di
dalam ke-Esaan dari ke- Allah-an ini ada tiga pribadi yang sama kekal
dan sepadan, sama di dalam hakikat, tetapi berbeda di dalam pribadi.
b. Pandangan A.W.Tozer mengatakan bahwa di dalam Tritunggal ini tidak
ada yang lebih dahulu atau lebih kemudian, tidak ada yang lebih besar
atau lebih kecil, tetapi ketiga pribadi itu sama-sama kekal, bersama-
sama, dan setara.
c. Pandangan Stephen Tong mengatakan “Doktrin Tritunggal termasuk
doktrin monoteisme yang percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Dan
Allah Yang Maha Esa itu mempunyai tiga pribadi, bukan satu. Pribadi
pertama adalah Allah Bapa, pribadi kedua adalah Allah Anak (Yesus
Kristus) dan pribadi ketiga Roh Kudus. Tiga pribadi bukan berarti tiga
Allah, dan satu Allah bukan berarti satu pribadi. Tiga pribadi itu
mempunyai satu esensi atau sifat dasar (Yunani: Ousia; Inggris :
substance) yang sama, yaitu Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak
adalah Allah dan Roh Kudus adalah Allah, namun ketiga-Nya
mempunyai satu ousia, yaitu esensi Allah” Dengan demikian dalam
konteks teologia Kristen yang memahami Allah sebagai tiga pribadi
dalam satu kesatuan, maka penekanan terhadap “keesaan” atau
“ketigaan-Nya” saja, membuat doktrin ini kehilangan artinya, sekaligus
menyebabkan kejatuhan ada dua ekstrim. Yaitu, pandangan yang
menganggap adanya tiga Allah, dan pandangan yang menganggap
adanya satu Allah dan menyatakan diri dalam tiga keadaan yang
berbeda. Jadi, pengertian yang benar adalah pengertian yang mampu
mengakomodasi kedua konsep ini (keesaan dan ketigaan), atau dengan
kata lain mampu menyeimbangkan antara keesaan (ketunggalan) dan
ketritunggalan Allah.
Allah itu “Tritunggal” . Dari pembahasan sebelumnya telah jelas bahwa
“tri -Nya” terletak pada adanya tiga pribadi ilahi, atau seperti konsep
Boettner bahwa ada tiga pusat pengetahuan, kesadaran, kasih dan kehendak

11
yang terpisah satu dari yang lain, sedangkan “tunggal -Nya” (keesaan-Nya)
terletak pada esensi-Nya.
Secara singkat, pengertian esensi secara umum adalah hakikat barang
sesuatu. Maksudnya adalah bahwa esensi itu merupakan sesuatu yang
menjadikan sesuatu itu seperti dirinya sesuatu itu. (Louis O. Kattsoff:
Pengantar Filsafat; 1986:51) jika pengertian ini dikaitkan dengan konteks
teologis, dapatlah dikatakan bahwa esensi itu hakikat dasar atau “unsur
pembentuk” ke-Allah-an, atau mungkin lebih dapat dikatakan sebagai “inti
dasar” ke-Allah-an. Selanjutnya sesuai dengan konsepsi Tritunggal yang
mengatakan bahwa letak keesaan pribadi-pribadi Allah Tritunggal adalah
pada esensi-Nya, maka esensi di sini mempunyai pengertian sebagai apa
yang sama (“unsur pembentuk” atau “inti dasar”) di antara Mereka bertiga
(pribadi-pribadi Allah Tritunggal) di dalam ke-Allah-an (Boettner, Op,cit:
106). Maksudnya adalah bahwa: ‘Setiap pribadi itu memiliki “in toto”
esensi yang tak terbagi atau terpisahkan dari ilahi di mana sifat dan kuasa
ada di dalamnya, maka setiap pribadi memiliki pengetahuan ilahi, hikmat,
kuasa, kesucian, keadilan, kebaikan dan kebenaran yang sama. Mereka
bekerja sama dalam suatu harmonisasi yang sempurna dan bersatu, sehingga
kita boleh mengatakan bahwa Allah Tritunggal bekerja dengan satu pikiran
dan satu kehendak’.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Alkitab
mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus
adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah.

Ke-Tritunggalan itu merupakan tiga pribadi yang memiliki satu


kesatuan dan sehakekat tanpa ada perbedaan. Sangat ditekankan bahwa
Allah memiliki suatu kuasa dalam pribadi-Nya Allah Tritunggal merupakan
konsep yang paling hakiki dari Allah sendiri. Dengan adanya Tritunggal
Allah dapat menunjukkan kasih dan relasi-Nya yang unik. Allah bukan
dipisahpisah menjadi 3 bagian yang berbeda, namun Allah tetap satu adanya
atau Esa.

Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh kudus merupakan Satu Allah
dalam esensi masing-masing. Allah Bapa di identikan dengan Allah
pencipta Langit dan Bumi, Allah Anak diidentikan dengan Allah
Penyelamat Umat Percaya, dan Allah Roh Kudus diidentikan dengan Allah
Penghibur Umat Percaya.

Meskipun dapat di pahami dalam beberapa hal mengenai hubungan


antar Pribadi dengan Tritunggal ini, pada akhirnya kita tetap tidak dapat
mengerti secara utuh. Karena begitu besar kuasa Allah dan begitu tak
terbatas Ia untuk akal manusia yang sangat terbatas.

3.2 Saran
a. Kepada orang percaya secara keseluruhan
Bahwa kita dapat mengetahui tentang Allah Tritunggal, bahwa
dalam ke-Esaan Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-
nya, sedangkan keberagaman-Nya dalam tiga pribadi yaitu Allah Bapa,
Allah Anak dan Roh Kudus.
b. Kepada hamba Tuhan

13
Bahwa Hamba Tuhan harus dengan yakin dapat menjelaskan
tentang konsep Allah tritunggal yang benar. Tidak tergantung kepada
doktrinal yang berbeda namun kembali lagi kepada prinsip Alkitabiah
yang benar. Bahwa hanya ada satu Allah yang Esa yang kita percaya
dan kita sembah.

14
DAFTAR PUSTAKA
A.W.Tozer, 1995. Mengenal Yang Maha Kudus. Yogyakarta; Katalis
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar, cetakan ketiga. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 1997.
Wongso, Peter. Soteriologi (Doktrin Keselamatan), cetakan keempat. Malang:
Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang, 1998.
http://gkt-filadelfia.org/?q=node/16 (diakses pada 07 September 2023 23:15)
http://www.nusahati.com/2013/08/pengertian-allahtritunggal/ (diakses pada 07
September 2023 23:15)
http://juankristen.blogspot.com/2011/11/pengertianallah-tritunggal.html (Diakses
pada 8 September 2023 23:15)
https://rafdireform.wordpress.com/2012/10/23/hello-world/ (diakses pada 07
September 202318:10)
https://datadatakebenaran.blogspot.com/2016/05/keesaan-allah-dalam-
alkitab.html (diakses pada 07 oktober 2019 18:10)

15

Anda mungkin juga menyukai