Anda di halaman 1dari 13

DOGMATIKA 1

“PEMENUHAN KESELAMATAN SEBAGAI KARUNIA ROH”

KELOMPOK 9:

NOFAL TUKIDJO

SHEREN MUSA

LAURA LOMBOAN

MENTARI RORONG

DOSEN

PDT. DR. INEKE MARLIEN TOMBENG., S.TH, M.SI

PROGRAM STUDI TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVRSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan karena atas cinta kasih dan berkatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Pemenuhan Keselamatan Sebagai
Karunia Roh” dalam mata kuliah Dogmatika 1 ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca mengenai pembahasan makalah ini.

Diucapkan banyak terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang boleh bekerja
sama sehingga makalah ini boleh terselesaikan.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun dari para pembaca
untuk memperlengkapi makalah ini. Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 17 November 2022

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II ISI......................................................................................................................................................5
A. Pengertian Roh Kudus......................................................................................................................5
B. Karunia Roh Kudus...........................................................................................................................5
C. Manusia dalam Karya Keselamatan oleh Roh Kudus.......................................................................6
D. Karya Roh Kudus..............................................................................................................................7
E. Allah yang Berkarya di dalam Diri Manusia......................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran tentang keselamatan sangat penting bagi orang percaya. Jika ajaran
tentang keselamatan tidak dimengerti secara jelas, maka dapat menyebabkan pemberitaan
Injil yang palsu dan atau menyesatkan. Salah satu tema penting dalam doktrin Kristen
ialah soteriologi. Yang mana membicarakan hal keselamatan bagi umat manusia yang
hanya diperoleh melalui Yesus Kristus. Maka manusia bisa memperoleh keselamatan
dengan penebusan yang dikerjakan-nya melalui Kayu Salib. Manusia disediakan sebagai
anugerah dari Allah yang adil yang memberikan kasih karunia-Nya kepada manusia yang
telah jatuh ke dalam dosa.
Pada mulanya hubungan Allah dengan manusia terjalin dengan baik sampai pada
saat dimana manusia tergoda, jatuh ke dalam dosa dan hal itu merusak hubungan tersebut
dengan tidak menaati apa yang telah dilarang oleh Allah.
Oleh sebab itu, akan dibahas mengenai konsep keselamatan atau soteriology yang
akan membawa manusia kepada bagaimana keselamatan dalam Allah melalui Yesus
Kristus oleh karunia Roh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Roh Kudus?
2. Apa saja karya Roh Kudus?
3. Bagaimana peran karunia Roh dalam pemenuhan keselamatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Roh Kudus
2. Memahami karya Roh Kudus
3. Memahami peran karunia roh dalam pemenuhan keselamatan

4
BAB II
ISI

A. Pengertian Roh Kudus


Roh Kudus atau Holy Spirit atau Paraclete, adalah Pribadi ketiga dalam
Tritunggal, yang disembah dan dimuliakan bersama dengan Bapa dan Putera, sebagai
yang satu dalam kodrat dan sama dalam keagungan pribadi dengan Bapa dan Putera.
Rumusan-rumusan dari Timur yang sebelumnya, menyatakan bahwa Roh tidak dilahirkan
seperti Putera, melainkan berasal dari Bapa ”melalui Putera”. Pengudusan, karya ketiga
pribadi, dilaksanakan oleh Roh Kudus yang dianugerahkan kepada semua orang beriman
(Yoh. 20:22; Rm 5:5). Roh Kudus itu disapa sebagai ”Tuhan” (Septuaginta menyebut
Allah sebagai Tuhan, Kyrios). Dengan sapaan ini hendak dikatakan bahwa Roh memiliki
kodrat yang sama dengan Putera, Yesus Kristus, yang disebut Allah dan Tuhan. Dengan
mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan, kita mengimani bahwa Roh Kudus adalah
Pribadi yang mempunyai hakekat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putera.
Dengan mengatakan bahwa Roh Kudus “berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera”, kita
mempercayai bahwa Allah Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa
dan Allah Putera dalam hubungan asal (relations of origin), di mana Allah Bapa tidak
berasal, Allah Putera berasal dari Allah Bapa dan Allah Roh Kudus berasal dari Allah
Bapa dan Allah Putera.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa ketiga Pribadi dan hubungan asal ini adalah
kekal. Dengan ungkapan “pemberi kehidupan” mau ditekankantindakan Roh yang lebih
dari sekedar karunia kehidupan; Dia adalah pemberi kehidupan itu. Kehidupan hanya bisa
diberikan oleh Allah, karena itu Roh adalah Allah. Penegasan ini akan menjadi gamblang
dengan penegasan berikutnya, “berasal dari Bapa”. Dengan itu menjadi jelas bahwa Ia
mempunyai kodrat yang sama seperti Bapa dan Putera, dan juga berasal dari Bapa dan
memiliki substansi yang sama dengan Bapa. Dalam rumusan Syahadat Konstantinopel,
tidak dikatakan tentang hubungan Putera dan Roh Kudus. Di situ hanya diakui bahwa
Roh, karena kodrat ilahi-Nya, juga disembah dan dimuliakan.

B. Karunia Roh Kudus


Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan
diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah Tuhan dalam konsep
Tritunggal. Hal itu semua diwujudkan dengan sejelas-jelasnya di dalam diri Tuhan Yesus
Kristus, Firman yang menjadi manusia. Dalam Kekristenan, salah satu kepercayaan
Tritunggal. keunikannya adalah terhadap Allah. Allah Tritunggal merupakan Doktrin.
Stephen Tong yang tidak ada pada agama-agama mengatakan, "Doktrin ini (Allah

5
Tritunggal) merupakan suatu konsep lain. Bukan suatu konsep yang ditarik sebagai
kesimpulan dari hasil pikiran manusia melalui kemampuan rasio yang diciptakan oleh
Allah. Hal ini merupakan suatu konsep yang tidak dapat dihindari oleh manusia, karena
Allah telah demikian menyatakan Diri, Memperkenalkan diriNya kepada manusia.
Hal ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara Roh Kudus dengan Allah
dan Kristus. Menurut Perjanjian Lama (PL), hanya Allah saja yang pada dirinya Kudus.
Barang atau orang dapat menjadi kudus berkat hubungan khusus dengan Allah, sehingga
seolah-olah dimasukkan ke dalam dunia illahi. Kudus secara dasariah searti dengan
transenden. Roh itu adalah milik Allah yang khas dan karenanya datang dari dicurahkan
olehNya. Dalam pendangan pandangan Israel "roh Tuhan" berupa suatu karunia khas
yang diberikan kepada manusia. Pemahaman ini kemudian berlanjut pada Perjanjian
Baru. Tidak diragukan, bahwa Roh Kudus dulu pun sudah berkarya di dunia, sebelum
Kristus dimuliakan.

C. Manusia dalam Karya Keselamatan oleh Roh Kudus


Karya pendamaian Allah di dalam Kristus adalah prototype dalam arti, Yesus
menghadirkan karya pendamaian Allah bagi manusia sekaligus menghadirkan status baru
yang diterima manusia di hadapan Allah. Pendamaian yang telah dikerjakan Allah di
dalam Yesus Kristus diimplementasikan atau ditanamkan ke dalam manusia. Manusia
ditarik masuk oleh Allah untuk ambil bagian secara aktif dalam karya itu. Ini bukan satu
tindakan semena-mena dari Allah. Allah melakukan itu karena Allah setia pada diri-Nya
dan pada perjanjian yang sudah ditetapkan-Nya sejak kekal, yakni untuk menjadi sekutu
umat-Nya.
Dogma tentang keselamatan berada dalam ruang lingkup pekerjaan Roh Kudus.
Manusia ikut berpartisipasi dalam pendamaian. Partisipasi ini dimungkinkan oleh Allah
melalui karya Roh Kudus. Artinya, Roh Kudus yang tampil pada karya penciptaan
sebagai God's creative power, kembali memainkan peran itu lagi dalam pendamaian. Ia
berperan memampukan manusia untuk ambil bagian dalam keselamatan. Ia melakukan
itu dengan cara masuk di dalam manusia, bekerja bersama dan melalui roh manusia
sehingga manusia dapat mengatakan: YA! kepada Allah. Anugerah keselamatan itu
sudah ditanamkan di dalam manusia, menjadi milik manusia oleh Roh Kudus. Atas dasar
anugerah itu manusia hidup untuk mencerminkan keberadaannya sebagai ciptaan baru.
Apa yang diperankan Roh Kudus di dalam Allah, yakni mempersekutukan Sang
Bapa dan Sang Anak dinyatakan di dalam waktu, yakni mempersekutukan Allah dan
manusia. Ia membuat Sang Anak tinggal di dalam manusia dan manusia mendapat bagian
di dalam Sang Anak. Yesus Kristus tinggal di dalam manusia dan manusia tinggal di
dalam Yesus Kristus (Yoh. 14:20; 15:4), Keadaan saling menduduki dan mendiami
antara Yesus Kristus dan manusia dikerjakan begitu rupa oleh Roh Kudus, sehingga
manusia tetap menjadi pribadi yang bebas dalam menanggapi karya keselamatan Allah.
Kebebasan manusia yang didiami secara penuh oleh Yesus Kristus dilukiskan Paulus

6
dalam pernyataan berikut: "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,
melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Gal 2:20). manusia yang dimampukan oleh Allah di
dalam Roh Kudus untuk menerima keselamatan tidak melakukan itu secara terpaksa. la
memberikan jawaban itu secara bebas.

D. Karya Roh Kudus


Dalam Roma 8, Paulus menyampaikan tujuh penyataan khusus dalam enam belas
ayat pertama dari pasal ini tentang karya Roh Kudus, antara lain: kuasa atas dosa,
menggenapi Hukum Taurat, memberikan pikiran Allah, memberi kebenaran, memberikan
kehidupan, mematikan keinginan daging, memberi kesaksian tentang keselamatan.
Menurut pandangan Paulus dalam surat Roma di atas,
a. Roh Kudus berkuasa atas dosa. Hukum Roh kehidupan memberikan orang
percaya kemerdekaan dari dosa dan maut (ayat 1-2). Efferet F. Harrison
mengatakan, “Baik Roh, maupun dosa dan maut disebut sebagai hukum karena
kesinambungan pengaruh dan tindakan mereka."Ketika hukum Roh berkuasa atas
orang percaya, maka hukum dosa dan maut tidak menguasainya lagi. Dengan
demikian orang percaya juga akan berkuasa atas dosa oleh Roh Kudus.
b. Roh kudus akan menggenapi hukum taurat. sebagaimana tertulis dalam
ayat :3-4 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak
berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-
Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena
dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi
menurut Roh. hal ini merupakan penggenapan taurat Musa yang telah
menghasilkan kemerdekaan dalam roh yang sekarang dimiliki orang percaya. hal
ini mengacu pada daging manusia yang berada pada kendali dosa, yang tidak
mungkin memenuhi syarat-syarat sempurna yang dituntut oleh Allah. Allah
mengatasi dosa di dalam kematian anakNya supaya orang-orang yang berada di
dalam Kristus dapat memahami keseluruhan tuntutan Allah yang dinyatakan
dalam hukum taurat. orang yang menyadari maksud Allah ini hidup menurut roh
dan bukan menurut daging.
c. Roh kudus memberikan orang percaya pikiran Allah. Roma 8:5-8
mengatakan, Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang
dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan
damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah,
karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin

7
baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada
Allah.
d. Roh Kudus memberi orang percaya hidup oleh kebenaran. "Tetapi kamu
tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di
dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik
Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena
dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran" (ayat 9-10).Orang-
orang yang adalah milik Kristus pasti memiliki Roh Kudus. Dan tubuh yang
berada dalam kendali dosa telah mati atau tidak berguna karena dosa, tetapi roh
hidup karena kebenaran yang dicurahkan oleh Allah.
e. Roh Kudus memberi kehidupan. "Dan jika Roh Dia, yang telah
membangkitkan Yesus dari antara orang mati diam di dalam kamu, maka la, yang
telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (ayat 11).
Ketika orang percaya menyerahkan diri dalam pimpinan Roh Kudus maka orang
percaya akan hidup dalam tubuh yang sehat dan bersemangat. Seperti yang
dikatakan oleh Yesaya, bahwa "Orang-orang yang menanti- nantikan Tuhan
mendapat kekuatan baru" (Yes. 40:31).
f. Roh Kudus mematikan keinginan daging. Paulus dalam ayat 12-14
mengatakan, “Jadi, saudara- saudara, kita adalah orang berutang, tetapi bukan
kepada daging, supaya hidup menurut daging, sebab, jika kamu hidup menurut
daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-
perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah,
adalah anak Allah".Ketika orang- orang percaya hidup di dalam Roh, maka Roh
akan tinggal di dalam mereka. Melalui Dia mereka akan memiliki tubuh yang
dimuliakan. yang tidak lagi hidup menurut daging.
g. Roh Kudus akan bersaksi tentang keselamatan dalam diri orang percaya.
"Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut
lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama- sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (ayat 15-16). Kesaksian ini
diarahkan kepada setiap aspek kehidupan dari kepribadian orang percaya yang
ikut membentuk dirinya.
Dalam ayat demi ayat Paulus menyatakan bahwa Roh itulah yang melakukan
pekerjaan dari Bapa dan Anak. Bahkan Paulus menekankan bahwa Semua orang
yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah" Allah menuntun orang percaya di
jalan yang telah ditetapkan-Nya.

8
E. Allah yang Berkarya di dalam Diri Manusia
Roh Kudus adalah ikatan cinta kasih dalam relasi Bapa dan Putra. Roh Kudus
bertindak sebagai pemersatu Allah Tritunggal dan juga di dalam Gereja (Mat. 28:19).
Roh Kudus memungkinkan manusia yang tidak kudus bersatu dengan Allah yang kudus,
dan mengambil bagian dalam kekudusan Allah. Roh Kudus bekerja dalam hati manusia
untuk mampu mengkontemplasikan kebenaran Allah Tritunggal dan wahyu Allah yang
menyelamatkan manusia. Demikian juga dalam kerangka pemahaman teologi Trinitas,
bahasa dogmatik tidak selalu mencukupi untuk mengantar umat pada pengalaman
kehadiran Allah dan pertanggungjawaban iman. Karya keselamatan Allah Tritunggal bagi
manusia hadir bukan hanya untuk ditempatkan dalam justifikasi iman, namun juga untuk
mengalami, merasakan, mendengarkan, dan mengkontemplasikan cinta kasih Allah yang
besar, yang tidak terukur oleh manusia. Cinta itu adalah kenyataan kehadiran Allah yang
riil dalam kehidupan manusia, dan Allah sebagai Cinta Kasih dikenali dalam diri Roh
Kudus.
Roh Kudus mengantar manusia untuk bersatu dalam karya keselamatan yang
dinyatakan Bapa melalui Yesus Kristus dan Roh Kudus. Roh juga bertindak dan
memperdalam pengetahuan tentang Allah. Dialah yang memberikan kepekaan iman
(sensus fidei) untuk mengenal dan merasakan kehadiran Allah yang riil dalam
pengalaman hidup manusia. Roh yang mempersatukan dan mengarahkan pada kepekaan
iman mengenai kekhasan kehidupan Kristiani. Dalam bahasa Rahner disebut sebagai
“Katekismus Hati” yang membuat manusia mampu merenungkan dan merasakan citarasa
nuansa karateristik kebenaran iman Kristiani. Roh Kudus memampukan umat untuk
menyapa Allah yang hadir dalam pengalaman hidup, serta yang memungkinkan umat
berseru Yesus adalah Tuhan (1Kor. 12:3). Roh Kudus mengajar umat berdoa dan
menyapa Allah sebagai Bapa dalam nama Yesus (Yoh. 16:26). Dalam karya tersebut,
Roh Kudus bertindak secara unik dari dalam diri manusia agar mengambil bagian dalam
kekudusan Allah dan bersatu dengan Allah yang kudus.
Di dalam Gereja, Roh Kudus berperan mempersatukan dan membentuk Gereja
ketika tercurah Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta (Kis. 2:1-40). Roh Kudus
mempersatukan semua orang beriman, bukan dalam kesatuan karena kesamaan,
melainkan kesatuan dalam perbedaan. Lebih dari itu, dengan cara-Nya sendiri, Roh
Kudus juga berkarya dalam diri mereka yang nonkatolik untuk berpartisipasi dalam
kesatuan dan kebahagiaan bersama Allah Tritunggal (Lumen Gentium 15). Dengan kata
lain, Roh ada di dalam setiap orang yang berbeda dan mendorong mereka keluar mencari
kebenaran dan kehendak Allah. Roh Kudus hadir seperti seorang pengarang ada dalam
karya-karyanya, namun tidak di suatu tempat yang khusus. Demikianlah Roh Kudus
mengunjungi dan hadir dalam diri manusia untuk menolong dan menuntun manusia
menuju kebenaran kehendak Allah, sehingga manusia dapat terlibat dalam kekudusan
Allah. Dalam arti ini, Roh Kudus hadir dalam kehidupan manusia dan menolong manusia
menemukan kebenaran wahyu keselamatan yang ditawarkan Yesus. Dengan begitu, cinta
kasih Bapa yang mau menyelamatkan orang beriman dilaksanakan oleh Yesus dan Roh
9
Kudus, dengan peran yang unik Pribadi-Pribadi Allah. Oleh karena itu, Konsili Vatikan II
mengajarkan bahwa kristologi dan pneumatologi saling mengandaikan dan melengkapi
dalam karya keselamatan.
Agustinus mengutip Surat Paulus kepada jemaat di Korintus, yang
mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk spiritual, makhluk rohani (1Kor. 15:42-
48). Manusia bukan hanya makhluk jasmani, karena Allah telah mencurahkan Roh dalam
diri manusia sehingga ia menjadi secitra dengan Allah. Manusia adalah makhluk yang
reflektif, yang merenung dan berkontemplasi. Aspek ini adalah wadah pengolahan
kehadiran dan pengalaman peran Roh Kudus. Roh Kudus diam di hati umat beriman, dan
membuat umat beriman memahami bahwa apa yang diimani adalah kebenaran yang
bersumber dari wahyu illahi. Allah Tritunggal adalah Keindahan, dan Keindahan itu
adalah kebahagiaan serta tujuan segala sesuatu. Ketika dilihat sebatas konsep, Allah
Tritunggal hanya menjadi mitos, seperti risiko ketika kristologi tidak dilihat secara
penumatologis. Risiko ini bisa muncul ketika pengenalan tentang Roh Kudus kurang
diberi tempat dalam katekese maupun teologi, dan ketika bahasa dogmatik kurang
membantu umat mengenali peran Roh Kudus dalam pengalaman imannya. Komunikasi
diri Bapa dengan mengutus Yesus dan Roh Kudus hadir dengan peran unik mengantar
umat mengenali cinta kasih Bapa bagi umat-Nya. Allah yang mengkomunikasikan diri
tersebut mengunjungi dan menolong umat-Nya untuk dapat merasakan kehadiran-Nya.
Dalam pengalaman tersebut, kehadiran Allah dialami sebagai Pribadi yang unik.
Pengalaman peran Roh Kudus sebagai Allah yang personal mengantar umat untuk dapat
menemukan kebenaran warta keselamatan yang ditawarkan Bapa dalam diri Yesus.
Dengan mengalami, merasakan, dan mengenali peran Roh secara personal, umat dapat
menyapa Roh Kudus sebagai Pribadi Allah dalam doa, dengan devosi mendalam
sebagaimana menyebut Yesus sebagai Kristus dan berseru kepada Bapa yang mahakuasa.
Untuk sampai pada pengenalan peran unik Roh Kudus dalam pengalaman, umat perlu
masuk dalam keheningan kontemplatif. Di dalam kontemplasi, direfleksikan pengalaman
penghayatan hidup beriman, kehidupan menggereja, dan keterlibatan dalam pelayanan,
serta dalam praksis iman dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengalaman-pengalaman
tersebut dibayangkan karya Roh Kudus yang hadir lewat pengalaman hidup, serta
dimunculkan gambaran-gambaran peran Roh Kudus yang dapat membantu pengenalan
peran unik Roh Kudus. Pribadi manusia sebagai makhluk rohani adalah bait Allah (1Kor.
3:16) dan kepadanya kasih karunia Tuhan telah dicurahkan (1Tim. 1:14). Roh Kudus
senantiasa hadir dalam pengalaman hidup umat karena Ia diutus oleh Bapa untuk
menyertainya dalam perjalanan hidup (Yoh. 14: 16, 23). Roh Kudus senantiasa hadir dan
dialami, tetapi bisa jadi masih ada keraguan untuk menyapa dan memohon kehadiran-
Nya dalam doa. Oleh karena itu, konteks kontemplasi ini bisa membantu umat
merenungkan dan merasakan lebih riil peran Roh Kudus sebagai Pribadi Allah yang
menyertai. Di dalam kontemplasi, umat dapat merasakan kasih Tuhan dan menyapa Roh
Kudus sebagai Pribadi Allah.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Roh Kudus adalah sosok dalam kehidupan umat beriman, yang berkarya dari
kedalaman batinnya untuk menemukan jalan keselamatan manusia melalui Yesus Kristus.
Roh Kudus melakukan peran penting dalam karya keselamatan sebagai utusan Bapa. Roh
Kudus berperan menyatukan seluruh umat beriman yang berhimpun untuk mengambil
bagian dalam Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah penolong bagi umat beriman dan
menuntun hati umat beriman untuk mengalami keselamatan dari Bapa yang diwujudkan
dalam Yesus Kristus. Dalam karya keselamatan tersebut, Roh Kudus hadir sebagai
Pribadi Allah yang personal dan berbeda. Roh Kudus adalah sosok Pribadi Allah yang
hadir dan berdiam dalam hati manusia untuk mendampingi iman umat. Roh Kudus diam
dalam hati umat, hadir dalam tindakan yang unik memperkenalkan sosok Allah yang
personal bagi umat. Yesus memberikan Roh Kudus sebagai penolong. Roh Kudus
berkarya dalam pengenalan komunikasi diri Allah yang menyelamatkan orang yang
percaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Timo Ebenhaizer. Allah Menahan Diri, Tetapi Pantang Berdiam Diri. Suatu Upaya
Berdogmatika Kontekstual di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

https://teologiareformed.blogspot.com/2018/06/karunia-roh-kudus.html

https://id.scribd.com/document/445229475/DOGMATIKA-SOTERIOLOGI-KESELAMATAN-
2

https://sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/viewFile/3/2

13

Anda mungkin juga menyukai