Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP KESELAMATAN BERBAGAI AGAMA

Disusun Oleh :
Christina Mediana Simangunsong

HKI Cawang Cililitan


Jl. Mandala V No.11, RT.2/RW.8, Cililitan, Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 13640

SIDI 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas pembelajaran sidi yang diberikan oleh
Amang Pendeta Ali Sadikin Siregar SE, M.Min .

Dalam makalah ini dijelaskan juga tentang apa itu konsep keselamatan dalam agama Kristen, konsep
keselamatan dalam agama islam, konsep keselamatan agama budha, konsep keselamatan agama hindu, dan
konsep keselamatan agama konghucu.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 27 Oktober 2017

Christina Mediana Simangunsong

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Konsep Keselamatan Agama Kristen ....................................................................................................... 2
2.2 Konsep Keselamatan Agama Islam ......................................................................................................... 4
2.3 Konsep Keselamatan Agama Budha ........................................................................................................ 6
2.4 Konsep Keselamatan Agama Hindu .......................................................................................................... 8
2.5 Konsep Keselamatan Agama Konghucu ................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................. 11
3.2 Saran....................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan menjadi pokok yang amat penting untuk dibicarakan. Tidak dilebih-lebihkan pokok ini
patut mendapat perhatian yang utama. Keselamatan yang agung dan cara meraihnya, telah memenuhi pikiran
Allah menyatakan diri dalam daging atau dikatakan Ia menjelma menjadi manusia. Proses penjelmaan
Kristus dimulai dari tindakan Allah yang sangat mengasihi manusia sehingga sekalipun manusia sudah tidak
mendapat tempat lagi disurga, Allah bertindak dengan cara memberikan Yesus kepada manusia sehingga
manusia mendapat tempat lagi disurga atau diselamatkan. Manusia seharusnya tidak layak lagi di hadapan
Allah, tetapi oleh darah Yesus di kayu salib manusia mempunyai suatu pengharapan yang pasti.
Keselamatan sudah pasti didalam diri Yesus Kristus, tetapi, kadang-kadang manusia bingung dengan
cara apa untuk meraih keselamatan itu. Anak-anak Tuhan bahkan hamba Tuhan sekalipun masih berpikir
bahwa keselamatan diraih dengan berbagai-bagai perbuatan baik, dengan kesetian melayani, dengan rajin ke
gereja dan masih banyak alasan yang lain. Kitab Yesaya dengan jelas mengatakan bahwa segala kesalehan
manusia hanya seperti kain kotor di hadapan Allah. Makalah ini dilator belakangi oleh ketidakpastian dan
ketidakmengertian dengan cara apa supaya seseorang bisa selamat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memperjelas dan mempertegas bagaimana seseorang
diselamatkan dan apa yang dilakukan manusia sehingga ia selamat. Memberikan pengertian yang jelas
tentang apa sesungguhnya keselamatan itu agar tidak ada yang salah pengertian dan akhirnya menyesatkan
diri sendiri.
1.3 Manfaat
Makalah ini dapat memberi manfaat yang sangat besar bagi setiap yang membacanya karena pokok iman
Kristen yaitu tentang “ keselamatan ” terdapat didalamnya. Kelebihan orang Kristen yaitu adanya jaminan
keselamatan dalam Yesus Kristus.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keselamatan Agama Kristen
Efesus 2:8-9
Keselamatan merupakan hal terpenting dalam iman kekristenan, dan membedakan agama-agama
yang lain dengan agama Kristen adalah dalam hal keselamatan. Pokok keselamatan itu adalah Yesus Kristus
sendiri sebagai Juruselamat. Orang Kristen memiliki jaminan yang pasti, jaminan ketika orang tersebut
mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, karena keselamatan hanya ada dalam Yesus
Kristus.
2.1.1 Definisi Keselamatan
Kata “ Keselamatan ” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ sozo ” yang artinya:
menyelamatkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Dan dalam kaitannya
dengan manusia berarti “ menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup ”.
Manusia diciptakan dalam keadaan kudus dan tanpa dosa oleh Allah. Manusia diciptakan
sempurnah adanya. Manusia pertama yaitu Adam dan Hawa hidup dalam keadaan yang tak bercacat
dan tak bernoda dan Allah memberika perintah kepada mereka untuk memelihara taman eden.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan kehendak bebas dan bebas memilih yang baikdan yang jahat.
Tetapi, karena memilih yang salah maka hubungan dengan Allah putus dan secara rohani mengalami
kematian. Dengan demikian keselamatan dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah mengalami
kematian rohani.
2.1.2 Keselamatan Dalam Efesus 2 : 8 – 9
“ sebab kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri ”(Ef 2:8-9).
“ dari sudut pandangan Allah, keselamatn meliputi segenap karya Allah dalam membawa
manusia keluar dari hukuman menuju pembenaran, dari kematian ke kehidupan kekal, dari musu
menjadi anak. Dari sudut pandangan manusia keselamtan mencakup segala berkat yang berada
didalam Kristus, yang bisa diperoleh dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan dating.
Arti kasih karunia dalam PB
Kasih karunia mempunyai kesamaan arti dengan anugerah. “ istilah anugerah yang
digunakan dalam bahasa Yunani yaitu: kharis yang berarti sesuatu yang mendatangkan kepuasan
dan menjamin sukacita ”.
Penggunan kharis dalam Perjanjian Baru:
a. Konsep anugerah dalam PB meliputi juga arti dalam bahasa Ibrani dan Yunani klasik.
Konsep ini dipertinggi dengan pengertian Juruselamat Yesus Kristus.
b. Pemberian Cuma-Cuma anugerah Allah dalam pribadi Kristus itu adalah arti khusus PB.
Pengorbanan diri-Nya sendiri sebagai anugerah ( Rom 6:10; 5:15; Ef 2:8 ) dan yang
menang atas hukuman dan kuasa dosa.
c. Bila telah diterima, anugerah itu memerintah hidup rohani penerima dan mendatangkan
anugerah demi anugerah.
d. Akibatnya orang-orang beriman ( Kristen ) itu memulangkan syukur kepada Allah bagi
kekayaan anugerah yang tak terlukiskan itu ( II Kor 9:15 ).

2
Kasih karunia merupakan tindakan Allah yang membuat manusia kembali menerima hidup
yang kekal. Kasih karunia adalah kehadiran dan kasih Allah melalui Kristus Yesus yang diberikan
kepada orang percaya oleh Roh Kudus, sambil memberikan kemurahan pengampunan dan keinginan
serta kuasa untuk melakukan kehendak Allah. Jadi, kasih karunia adalah pemberian Allah yang
Cuma-Cuma kepada manusia.
2.1.3 Akibat Keselamatan
a. Dibenarkan
Oleh sebab manusia diselamatkan, maka Allah membenarkan manusia. Dibenarkan
adalah perbuatan Allah sebagi hakim, yang oleh karena Yesus Kristus Ia membenarkan orang
berdosa yang telah percaya kepada Kristus; dan hukuman dosa tidak lagi dipertanggungkan
keatas orang itu dan orang itu mulai berkenan kepada Allah. Dengan perkataan lain,
dibenarkan adalah suatu perbuatan Allah sebagai hakim dalam mengampuni dosa-dosa
manusia, serta melepaskan mereka dari hukuman dosa itu, dan menerima mereka Kristus
menjadi korban dosa mereka. Dalam Alkitab perkataan dibenarkan berarti dianggap benar.
b. Menjadi anak angkat
Hanya ada satu jalan untuk menjadi keluarga Allah, yaitu dengan dilahirkan kembali (
Yoh 1:12 ). Dalam hal menjadi anak angkat, orang yang dilahirkan kembali diakui dan diberi
hak sebagai anak-anak Allah.
c. Dikuduskan
Pengudusan merupakan kasih karunia Allah, melalui kasih karunia itu orang yang
percaya menjadi kudus atau suci serta mendapat kuasa untuk mengalahkan dosa.
Dikuduskan artinya disucikan, diceraikan dari segala yang jahat dan najis.

d. Kesembuhan tubuh
Manusia yang telah jatuh dalam dosa sudah mempengaruhi tabiatnya yaitu sifat
jasmani dan rohani. Penyakit telah mengenai tubuhnya dan dosa telah menajiskan jiwanya.
Tetapi, karena kasih karunia Allah, tebusan yang sempurna telah menyembuhkan penyakit
itu, serta membawa hidup baru bagi tubuh dan hidup baru bagi Roh. Melalui penebusan,
Yesus Kristus telah mengulurkan tangan-Nya kepada orang berdosa dan yang sakit untuk
menawarkan keselamatan jiwa dan kesembuhan tubuh.
2.1.4 Penerapan Keselamatan
Keselamatan perlu diterapkan didalam kehidupan setiap orang Kristen agar benar-benar
bahwa ia sudah diselamatkan.
a. Pertobatan
Pertobatan adalah keadaan dimana seorang berdosa menyesal karena dosa-
dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus
sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari
dosanyadan berpaling kepada Allah.
b. Iman

3
Iman yang menyelamatkan yaitu percaya dengan hati, ( Rm 10:9-10 ). Iman yang
menyelamatkan adalah iman yang menginsafkan diri kita bahwa kita akan binasa, dan
sungguh-sungguh rindu untuk diselamatkan.
Iman yang menyelamatkan:
1) Percaya bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah ( Yoh 20:31 ).
2) Percaya kepada Injil ( Rm 1:16; I Kor 15:14,4 ).
c. Kelahiran kembali
Dilahirkan kembali yaitu Allah mengaruniakan hidup baru didalam Kristus oleh
pekerjaan Roh Kudus, dengan perantaraan Firman Allah kepada jiwa yang mati dalam dosa
dan kejahatan. Kelahiran kembali yaitu suatu ciptaan baru ( II Kor 5:15 ; Gal 6:15 ). Orang
dilahirkan kembali pindah dari dalam maut kedalam hidup yang baru ( I Yoh 3:14 ; Ef 2:1, 4, 5
).
2.2 Konsep Keselamatan Agama Islam
Ajaran Islam meletakkan tatanan kehidupan negara dan masyarakat yang berpijak pada kebenaran
hakiki (hukum Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW). Dengan pola pijakan keadilan dan ihsan. Pijakan
tersebut akan menggerakkan pada semua aspek perjuangan hidupnya baik ekonomi maupun hukum serta
sains dan teknologi demikian pula kehidupan pemerintah dan sosial kemasyarakatan, sehingga
terbangun tatanan silaturahmi(interaksi islami) dengan pola kehidupan yang memuaskan serta memberi nilai
tambah kemanusiaan yang hakiki yakni kehormatan. Tatanan kehidupan inilah yang
disebut menyelamatkan, dan tentunya searah dengan arti Islam dalam pendekatan arti. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pola dan sistem Islam terbangun untuk kemaslahatan manusia dan alam lingkungannya, sehingga
diperoleh kehormatan serta kebahagiaan kehidupannya. Hal ini sejalan dengan perintah Allah SWT :

(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (An-Nahl : 90).

Perintah Allah tersebut, hendaknya dapat ditegakkan pada semua aspek tatanan kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Sehingga sosial ekonomi, hukum dan pemerintahan bergerak
secara positif bagi kemaslahatan kehidupan manusia dan lingkungannya yang berajak dari keadilan yang
bernuansa kebajikan, untuk kehidupan yang penuh rasa syukur dan keharmonisan pada semua kegiatan,
yang pada akhirnya akan membuahkan hasil bagi semua manusia rasa memperoleh kehormatan
dan kehidupan yang membahagiakan. Itulah sebabnya dikatakan Islam membawa Rahmat itu akan dirasai
pula oleh mereka di luar Islam. Tidakkah kehidupan dewasa ini penuh dengan penyimpangan dan bahkan
dapat dikatakan manusia banyak yang hilang kehormatannya karena melakukan perbuatan yang hina
(menipu, merampok, dan bahkan membunuh) semua itu jika ditelusuri, karena mereka tidak harmonis dan
tidak memperoleh kepuasan dalam kehidupannya, dan penyebab dari ketidak puasan itu adalah ketidak adilan
dan tidak diperolehnya kebajikan, bahkan kita hendaknya berani menyatakan karena jauh atau lepas dari
sistem Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW.

Konsepsi Islam sebenarnya untuk menyelamatkan manusia dan alamnya, dan tidak mungkin ada
konsep yang dapat menandinginya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

(Ajaran Islam senantiasa utama dan tidak akan ada yang mengunggulinya)

Sabda Rasulullah SAW tersebut dibuktikan oleh Umar bin Khattab, saat mencapai kesuksesan yang
demikian mengagumkan ( kesejahteraan ekonomi, keamanan dan keadilan, serta penguasaan Palestina dan
4
berbagai belahan dunia ) saat diberi pujian, beliau menjawab sesungguhnya yang hebat dan seharusnya
kalian kagumi adalah konsepsi Islam. Sesungguhnya kalian akan terhormat dan disegani jika benar-benar
berpijak pada Islam dan sebaliknya, kalian akan hina karena melepaskan pijakan Islam. Hal ini sebaliknya
bagi penganut ajaran agama lain.

Dari aspek Iptek, Islam telah mengantar perubahan peradaban manusia dengan berbagai temuan dan
terapan berbagai ilmu pengetahuan dasar, sehingga berbagai permasalahan manusia dapat teratasi. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Al-Ghazali (1990), perkembangan IPTEK setiap hari mengukuhkan keyakinan kita
akan kebenaran Nas Al-Qur’anyang telah meletakkan fikiran manusia pada iklim saintifik serta
membentangkan kondisi-kondisi yang diperlukan. Obyek Al-Qur’an adalah untuk membentuk manusia dalam
melaksanakan tanggung jawab kekhalifahan, memakmurkan bumi melalui penyingkapan sunnah, penguasaan
dan penggunaan serta berurusan dengan baik bersama Al-Qur’an. Orang mu’min dituntut untuk berfikir,
melihat perubahan yang terjadi dan melakukan percobaan serta memanfaatkannya untuk kemaslahatan
manusia (motivasi amal sholeh) sehingga terdapat perbedaan mendasar dengan motivasi dan perilaku orang-
orang kafir.

Adapun aspek posisi ummat Islam, tentunya akan kembali kepada kesadaran ummat Islam sendiri,
sejauh mana mereka sadar akan Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk dijadikan pedoman. Sebagaimana Firman
Allah SWT,

(Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah mengutus dari
mereka sendiri seorang Rasul, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa)
mereka dengan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya dalam
kesesatan nyata). (Ali Imran : 164)

(Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkannya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi). (Al-Fath : 28)

( Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku
serta telah Ku-ridhai Islam menjadi agamamu). (Al-Maidah : 3)

( Sesungguhnya kutinggalkan kepadamu dua perkara yang engkau tidak akan sesat sedikitpun, yaitu
Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Ayat dan Hadist tersebut di atas menegaskan kesempurnaankonsepsi Islam dalam menata dan
memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan manusia, pada semua aspek kehidupan dunia. Hal ini ternyata
merupakan kepastian bagi keselamatan manusia jika mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan Allah SWT serta doa yang telah dijabarkan dan dipraktekkan oleh Rasulullah SAW. Kepastian
keselamatan inilah yang merupakan identitas dari Ajaran Islam. Yakni keselamatan bagi mereka yang
menerima dan mengamalkannya. Hanya saja sejauh mana manusia menyadarinya secara utuh, agar dapat
memperoleh manfaat atau ni’mat secara utuh pula. Hal ini telah ditegaskan dalam firman Allah SWT:

Ayat.........

(Wahai orang-orang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaffah dan janganlah engkau mengikuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya dia musuh yang nyata bagimu). (Al-Baqarah : 208).

Rasulullah SAW beserta sahabat-sahabatnya, terutama khulafaur rasyidin yang konsisten dengan
petunjuk Allah SWT. Sehingga kehormatan hidup mereka didambakan oleh ummat Islam. Allah memberi
pujiannya sebagaimana firman Allah pada surat Al-Fath ayat 29

(Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu, lihat mereka ruku’ dan sujud mencari

5
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya maka tunas itu memberikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnyakarena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka pahala dan ampunan yang besar). (Al-Fath : 29).

Kesimpulan dari konsep keselamatan dalam agama Islam yaitu manusia bisa selamat jika beriman
dan bertaqwa ,memenuhi dan menjalankan Rukun ISLAM (5) dan Rukun IMAN (6) . Dalam hal ini manusia
yang merupakan Umat Muhammad SAW sudah pasti suatu saaat di akhirat akan merasakan neraka Jahanam
yaitu tempat Umat Nabi Muhammad yang melakukan dosa. Masuk neraka dalam arti membersihkan dosa
yang ada kemudian setelah bersih akan di tempatkan di Surga.

Untuk masuk surga tidaklah mudah karena manusia bisa masuk surga jika timbangan amal kebaikan
lebih besar daripada timbangan keburukan. Dasar agama Islam tidak dari Al Qur’an saja tetapi juga Al Hadist
dan As Sunnah. Kita tahu semua makhluk Allah SWT pasti punya dosa ada sebuah yang kisah ditulis dalam
Al hadist, seorang sahabat Rasul berdoa kepada Allah SWT karena merasa sangat banyak dosanya.

” Ya Allah Ya Gaffar aku mennghadap bersimpuh kepadamu Ya Allah, begitu banyak dosa yang
hamba lakukan, Ya Allah hamba rela Kau masukkkan hamba d neraka selama 100 tahun, hambapun rela Kau
masukkan neraka 1000 tahun dan hambapun rela kau masukkan neraka selama 10.000 tahun, tapi satu Ya
Rab jangan Kau masukkan hamba ke neraka untuk selamanya.

Itulah pernyataan yang menyatakan bahwa setiap manusia punya dosa yang harus di tebusnya
sendiri .

2.3 Konsep Keselamatan Agama Budha

Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna) yang
diwujudkan oleh sabda Buddha Gautama, "Penderitaanmu adalah penderitaanku, dan kegembiraanmu adalah
kegembiraanku." Manusia adalah pancaran dari semangat Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang dapat
menuntunnya kepada Pencerahan Sempurna.

Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, karena
telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang
disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan
melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran
Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta
Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu :

a. Berusaha menolong semua makhluk.


b. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.
c. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma.
d. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.

Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk
dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu :

a. Tubuh (kaya) : pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah.


b. Ucapan (vak) : penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat.
c. Pikiran (citta) : kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah.

6
Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk
seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka.
Bagaikan hujan yang jatuh tanpa membeda-bedakan, demikianlah "Cinta Kasih seorang Buddha". Akan tetapi
terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Sang Buddha akan
memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka
berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai
"Pencerahan Sempurna". Sang Buddha adalah ayah dalam kasih sayang dan ibu dalam cinta kasih.

Seorang Buddha memiliki sifat-sifat luhur sebagai berikut:

a. Bertingkah laku baik;


b. Berpandangan hidup luhur;
c. Memiliki kebijaksanaan sempurna
d. Memiliki kepandaian mengajar yang tiada bandingnya;
e. Memiliki cara menuntun dan membimbing manusia dalam mengamalkan Dharma.

Buddha Gautama memelihara semangatNya yang selalu tenang dan damai dengan melaksanakan
meditasi. Sang Buddha membersihkan pikiran mereka dari kekotoran bathin dan menganugerahkan mereka
kegembiraan dengan semangat tunggal yang sempurna. Jangkauan pikiran Sang Buddha melampaui
jangkauan pikiran manusia biasa. Dengan kebijaksanaan yang sempurna, Buddha Gautama dapat
menghindarkan diri dari sikap-sikap ekstrim dan prasangka, serta memiliki kesederhanaan. Oleh karena itu
Beliau dapat mengetahui dan mengerti pikiran dan perasaan semua orang dan dapat melihat yang ada dan
yang terjadi di dunia dalam sekejap, sehingga mendapatkan julukan seorang yang telah Mencapai
Pencerahan Sempurna (Sammasam-Buddha) dan Yang Maha Tahu (Sugata).

Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah didalam
berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya
dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian, yang tersuci
dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Beliau dapat berkhotbah
kepada semua orang, kapanpun dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering
terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan
mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan
menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka
tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri.

Buddha Gautama bersabda, "Hanya dengan jalan melalui kepercayaan, keyakinanlah, mereka akan
dapat mengikuti ajaranKu. Karena itu setiap orang hendaknya mau mendengarkan ajaranKu, kemudian
menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari."

Kesimpulannya Agama Budah mengajarkan umatnya untuk meniru sifat-sifat luhur Budha mengamalkan
Dharma , agar mereka memperoeh pencerahan yang sempurna.

Budha pernah berkhotbah yang isinya antara lain :

a. Percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan Ajaran Sang Buddha


b. Jadikanlah Ajaran Sang Buddha (Dharma) sebagai pencerahan hidup
c. Segala sesuatu tidak ada yang kekal abadi
d. Tujuan dari Ajaran Sang Buddha (Dharma) ialah untuk mengendalikan pikiran
e. Pikiran dapat menjadikan seseorang menjadi Buddha, namun pikiran dapat pula menjadikan
seseorang menjadi binatang
f. Hendaknya saling menghormati satu dengan yang lain dan dapat menghindarkan diri dari segala
macam perselisihan
7
g. Bilamana melalaikan Ajaran Sang Buddha, dapat berarti belum pernah berjumpa dengan Sang
Buddha.
h. Mara (setan) dan keinginan nafsu duniawi senantiasa mencari kesempatan untuk menipu umat
manusia
i. Kematian hanyalah musnahnya badan jasmani
j. Buddha yang sejati bukan badan jasmani manusia, tetapi Pencerahan Sempurna
k. Kebijaksanaan Sempurna yang lahir dari Pencerahan Sempurna akan hidup selamanya di dalam
Kebenaran
l. Hanya mereka yang mengerti, yang menghayati dan mengamalkan Dharma yang akan melihat Sang
Buddha
m. Ajaran yang diberikan oleh Sang Buddha tidak ada yang dirahasiakan, ditutup-tutupi ataupun
diselubungi.

Manusia bisa terhindar dari penderitaan dengan :

a. Berpengertian benar
b. Berpikiran benar
c. Berucapan benar
d. Berperbuatan benar
e. Bermata pencaharian benar
f. Berperhatian benar
g. Berkonsentrasi benar

2.4 Konsep Keselamatan Agama Hindu


Adalah kewajiban bagi setiap orang untuk mendedikasikan (membaktikan) hidupnya, intelejensi
(kepandaiannya), kekayaannya, kata-katanya, dan pekerjaannya bagi kesejahteraan mahluk lain"
(Bhagawata Purana : 10.22.35)

Tujuan hidup manusia menurut Weda adalah kebahagiaan yang di dalamnya tekandung makna
kesejahteraan, ketertiban, keselamatan dan kebebasan. Secara khusus tujuan hidup ini dirumuskan sebagai
Catur Purusaartha, yaitu dharma, artha, kama dan moksha.

Untuk mencapai tujuan ini Weda menekankan pada upaya-upaya ritual (karmakanda). Upanisad lebih
menekankan pada pencapaian kebebasan individu (jivanmukti) melalui jnana yoga, khususnya pengetahuan
tentang Brahman dan atman. Bagawad Gita menjadikan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat
(lokasamgraha) yang dicapai melalui karmayoga sebagai ajaran sentralnya. (Narayan Champawat)..
Lokasamgraha mengisyaratkan, adanya kesadaran sosial dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa
pencapaian masyarakat yang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupun spiritual,
memerlukan adanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, (bahasa Bali "salunglung
sabayantaka"), atau kesalingterhubungan dari seluruh pemeluk HinduKesadaran, solidaritas sosial dan
kesalingterhubungan ini melintasi klan, soroh, marga, dadia, padarman, suku bangsa. Dengan kata lain, setiap
pemeluk Hindu, dimanapun dia berada, apapun klan, marga atau suku bangsanya adalah saudara bagi
pemeluk Hindu lainnya. Penderitaan seorang pemeluk Hindu, adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu
lainnya. Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah juga kebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya.
Solidaritas keumatan ini, dalam masyarakat Hindu di Bali disebut "suka duka".
Doktrin Etik Hindu

Doktrin-doktrin etik (ethical doctrines) pemeluk Hindu didasarkan atas ajaran Upanishad dan pustaka
suci tingkat kedua lainnya, seperti Smerti, Itihasa dan Pruana lainnya, yang semuanya bersumber pada
otoritas Weda. Sekalipun penekannya pada etika subyektif, Upanisad tidak menolak nilai-nilai dari etika sosial.
Misalnya disebutkan : "Seperti bau (harum) yang yang diterbangkan sampai jauh dari sebatang pohon yang
8
dipenuhi bunga, demikian juga aroma perbuatan baik tercium sampai jauh." Beberapa dari kebajikan sosial
(social virtues) ini adalah antara lain "keramahan terhadap tamu (hospitality), sopan santun (courtesy), dan
kewajiban pada istri, anak-anak dan para cucu.

Tindakan-tindakan etik yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial diperintahkan


kepada siapa saja yang mengidentifikasikan dirinya dengan dunia dan sadar akan tanggung jawab sosial
mereka. Tanpa pengendalian etika, akan terjadi kekacauan, yang akan merusak pengembangan kebajikan
spiritual. Menurut Upanisad, para dewa, yang merupakan penjaga dari masyarakat, menaruh halangan di
jalan orang-orang yang mencari kebebasan dari samsara, atau dunia relatif ini tanpa terlebih dahulu
melaksanakan tugas dan kewajiban sosial mereka.

Setiap manusia normal yang dianugrahi dengan kesadaran sosial (social consciousness) mempunyai
paling sedikit tiga kewajiban untuk dilakukan : membayar hutang kepada Tuhan dan para dewa; kepada para
Reshi, dan kepada para leluhur. Pelaksanaan dari etika sosial, dalam ukuran yang luas, telah melindungi
masyarakat Hindu dari serangan yang berupaya menghancurkannya.

a. Keadilan dan Kesejahteraan Sosial

Bahkan filosofi Hindu Wedanta mengandung ajaran tentang kedailan sosial. Advaita Wedanta, yang
bersifat monisme, menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah Tuhan. Sesuai dengan filosofi ini
Tuhan adalah lautan dan jiwa individu adalah ombak dari lautan, yang memiliki identitas sementaranya
sendiri, tapi tetap sebagai bagian dari lautan. Sesuai dengan filosofi lainnya, Dwaita, atau dualisme,
Tuhan dan manusia adalah terpisah; manusia seperti kendi tanah yang diisi air yang diambil dari lautan
yang sama yang adalah Tuhan. Esensi dari hidup- prinsipnya atau kesadaran dari tiap orang adalah
sama.

Kedua konsep ini akan menghasilkan kesadaran bersama yang membuat kita empaty terhadap
penyakit dan penderitaan orang lain. Karena kita tidak saja identik, tetapi sama dengan orang lain. Oleh
karena itu kita seharusnya tidak segan untuk menolong orang lain. Tetapi ada perbedaan yang lebar
antara ide utama dari filosofi Hindu dan tingkah laku sosial Hindu. Jurang yang lebar antara si kaya dan
miskin, dan orang kaya yang tak berperasaan kepada si miskin berlawanan dengan prinsip dari filosofi
Hindu. Demikian juga membuat upacara besar dengan biaya mahal, sementara kita acuh tak acuh dengan
umat lain yang tidak mampu, adalah berlawanan dengan filosofi Hindu.

Setiap umat Hindu harus empati terhadap kebutuhan orang lain, karena merupakan bagian dari yang
lainnya; sebenarnya mereka merupakan bagian dari Tuhan yang sama. Sarasamuccaya menyebutkan :
"dhaarmarthakammamoksanam poranah samsthiitihewanatavah an nighanata kin na hatam raksa
bhutahitartha ca" (Sarasamuccaya : 135). Artinya : oleh karenanya usahakanlah kesejahteraan makhluk itu
jangan tidak menaruh belas kasihan kepada segala makhluk, karena kehidupan mereka itu menyebabkan
tetap terjamin tegaknya catur purushaarta, empat tujuan hidu, yaitu dharma, artha, kama dan moksha; jika
mau mencabut nyawanya mahkluk betapa itu tidak musnah olehnya; demikianlah orang yang menjaga
kesejahteraan makhluk itu, dia itulah yang disebut menegakkan catur warga (catur purusharta); dinamakan
abhutahita, jika sesuatunya itu tidak terjaga atau terlindungi olehnya.

Selanjutnya Sarasamuccaya mengatakan : "dhanani jivitam caica parathe prajna utasrajet,


sannimittaan varam tyago viace niyate sati" (Sarasamuccaya : 175). Artinya : "Maka tindakan orang yang
tinggi pengetahuannya, tidak sayang merelakan kekayaannya bahkan nyawanya sekalipun, jika untuk
kesejahteraan umum; tahulah dia bahwa kematian pasti datang dan tidak ada sesuatu yang kekal; oleh
karena itu adalah lebih baik berkorban demi untuk kesejahteraan umum."
Dalam Agama Hindu konsep keselamatan dipandang dari segi berbuat baik kepada sesama manusia kepada
istri, kepada, anak , cucu. Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, tidak boleh menghina,
mengamalkan ilmu yang di miliki untuk ornang lain.

9
Adalah kewajiban bagi setiap orang untuk mendedikasikan (membaktikan) hidupnya, intelejensi
(kepandaiannya), kekayaannya, kata-katanya, dan pekerjaannya bagi kesejahteraan mahluk lain"
(Bhagawata Purana : 10.22.35)

2.5 Konsep Keselamatan Agama Konghucu

Dalam Agama Khonghucu konsep Ketuhanannya adalah Monoteis, artinya Esa atau tunggal. Ini
tercermin dalam menyebut nama Tuhan d engan Thian atau dalam bahasa kitabnya disebut dengan Tien ini
terdiri dari 2 (dua ) akar kata yaitu Iet atau tunggal/esa dan =Tay atau besar, jadi seluruh huruf ini berarti Satu
yang maha besar dan dengan kata lain : Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut di atas dibuktikan secara jelas
dalam ajaran Agama Khonghucu, misalnya : Dalam Delapan Keimanan atau Pat Sing Ciam Kwie bagian
pertama : Sing Sien Hong Thian = Sepenuhnya Iman Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa, begitu pula di
dalam doa umum maupun doa upacara kematian/Song Su dan doa upacara pernikahan/Hoo Su, selalu
terlebih dulu menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar Ditempat yang Maha Tinggi, setelah itu baharu
menyebut : Kehadirat Thian Yang Maha besar ditempat Yang Maha Tinggi, setelah itu baharu menyebut :
Dengan Bimbingan Nabi Khongcu, serta diakhiri dengan ucapan : Sian Cay, yang artinya semoga demikianlah
sebaiknya. Juga diimplementasikan /dijabarkan dalam ucara besar kehadirat Thian Yang Maha Esa :

a. King Thi Kong/ Sembahyang Besar Tuhan Allah Iemlik bulan I tanggal 8 menjelang tanggal 9,
dilaksanakan saat Cu Si Pk 23.00-01.00.
b. Cio Thao/Sembahyang Kehadirat Thian YME, yang dilakukan mempelai sebelum bertemu dengan
pasangannya,waktunya antara Pk 03.00 pagi, di rumah masing-masing calon mempelai.
c. Sam Kay/Sembahyang Kehadirat Thian YME,saat mempelai bertemu satu dengan lainnya. Sebelum
mempelai menerima Liep Gwan Perinahan di Lithang.

Ibadah kehadirat Thian Yang Maha Esa yang berkaitan pula ibadah kepada Nabi dan Para Suci antara lain:

a. Ibadah Siang Gwan/Cap Go Meh, setiap Iemlik bulan pertama tanggal 15 malam, dikala bulan
purnama raya. Karena Ibadah siang Gwan Siauw ini melambangkan saat mulai diturunkan berkah
Thian atas penghidupan dalam tahun baru yang bersangkutan, maka biasa dilakukan upacara
sembahyang besar bagi Para Suci/Sien Bing untuk keselamatan serta perlindungan masyarakat luas.
Baik dalam kehidupan maupun penghidupannya.
b. Ibadah Twan yang/Hari Kehidupan, dilaksanakan pada Iemlik bulan V tanggal 5, pada saat Ngo Si,
antara Pk 11.00 -13.00 ; di samping Ibadah besar kehadirat Thian juga menghormati khut Gwan para
suci yang semasa hidupnya telah mewujudkan secara nyata Satyanya keapda Tuhan maupun bangsa
dan negaranya.
c. Ibadah Tangcik/Hari Genta Rohani (Bok Tok), Cie Ya Sing Kie Sien. Dilaksanakan pada tanggal 22
desember, dikala matahari terletak pada garis balik 23 1/2 derajat Lintang Selatan, saat Ien Si antara
Pk 03.00 -05.00. Di samping sembahayang besar kehadirat Thian dengan altar King Thi Kong yang
sesaji tabu diganti sepasang bambu kuning yang melambangkan keabadian, juga ada disajikan
khusus ronde/onde dengan kuah jahe manis sebanyak 3 mangkuk @ 12 ronde kecil merah dan putih
serta ditengahnya diberi satu ronde merah besar yang melambangkan rakhmat Thian YME yang
dilimpahkan selama satu tahun yang terdiri dua belsa bulan ! Ibadah ini juga memperinagti awal Nabi
Khongcu melakukan tugas kenabiannya serta pula memperingati wafat Ya Sing Bincu Penegak
Agama Jie yang konsekwen dengan ajaran Nabi ! **

Ajaran Konghucu lebih banyak mengajarkan untuk bersembayang untuk memperoleh keselamatan,
selain itu juga sama dengan agama lain mengajarkan untuk berbuat baik kepada semua makhluk.

10
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan adalah kasih karunia Allah bagi semua manusia yang percaya kepada Yesus Kristus. “
karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ” ( Yoh 3:16
). Allah yang sangat mengasihi kita telah rela memberikan Yesus sebagai korban ganti kita demi keselamatan
kita.

3.2 Saran
Orang Kristen adalah orang-orang yang sangat bersyukur karena mempunyai Allah yang hidup dan
lewat Yesus Kristus kita memiliki jaminan akan hidup kekal. Dengan demikian, penulis menyarankan agar kita
hidup sesuai dengan Firman-Nya dan menghargai karya penebusan yang telah Tuhan kerjakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Dep.Agama RI. AL QURA’AN DAN TERJEMAHANNYA :1982. Jakarta


2. www.Google.co.id. Konsep Ketuhanan Dalam Agama Khonghucu
Oleh BS .Tanjung Pahala
3. www.google.co.id. Artikel tentang pluralisme agama dalam perspektif kristen oleh Bedjo ,SE. ,M., DIV.
4. www.google.co.id. Apakah Ada Keselamatan di Luar Yesus Kristus? Oleh : Pdt. DR. Budyanto
5. www.google.co.id.keselamatan dalam Hindu RS Lemuel
Diposting oleh ARIEF_Xdi 21.29

12

Anda mungkin juga menyukai