Anda di halaman 1dari 26

MENYINGKAP TABIR RAHASIA

KEBENARAN KEESAAN TUHAN


RAHASIA IBADAH

1. Tanya:
Ada Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus. Bukankah ini menunjukkan
bahwa ke-Esaan Allah adalah suatu misteri/ rahasia?

Jawab:
Keagungan rahasia ibadah orang percaya bukan terletak pada “misteri
jumlah Pribadi Allah” yang penuh keraguan. Disebut “penuh keraguan” karena
tidak memiliki kejelasan yang pasti antara Allah itu satu atau tiga. Seringkali
penjelasannya adalah Allah itu satu tetapi PribadiNya tiga dan PribadiNya tiga
tetapi satu hakekat ke-Allahan.
Alkitab menegaskan bahwa sesungguhnya keagungan rahasia ibadah orang
percaya terletak pada “misteri inkarnasi” Kristus (inkarnasi = peristiwa Allah
menyatakan diriNya dalam rupa manusia, 1Timotius 3:16).
Inkarnasi Kristus menimbulkan pertanyaan yang jawabannya tidak bisa
dipuaskan dengan argumentasi yang memuaskan logika manusia. Antara lain:
· Bagaimana mungkin Allah yang tidak terbatas bisa mengambil wujud yang
terbatas?
· Bagaimana mungkin Allah yang berdiam dalam kekekalan mau masuk dan
tinggal dalam dunia yang penuh kefanaan?
· Bagaimana mungkin Allah yang Roh yang tidak berwujud dan tidak nampak
bisa berkenan menjumpai manusia dengan mengambil rupa manusia?
· Bagaimana mungkin yang maha kuasa mengambil wujud “mahkluk yang
tidak berdaya”?
· Bagaimana mungkin Allah yang menciptakan segala sesuatu menjumpai
manusia dengan wujud “ciptaan”?
· Bagaimana mungkin Allah yang kekal bisa mati di kayu salib?
Kita harus jujur bahwa kita tidak mempunyai jawaban yang bisa
memuaskan penalaran manusiawi terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut
diatas.
Persoalannya adalah Alkitab dari awal sampai akhir menunjuk kepada Satu
Pribadi yang menjadi obyek sekaligus subyek penentu ketetapan penyembahan
yaitu Tuhan Yesus. Yaitu Dia yang tidak terbatas mengambil rupa terbatas dan
masuk dalam dunia yang penuh keterbatasan. Yaitu Dia yang kekal masuk dunia
yang penuh kefanaan. Yaitu Dia yang adalah Roh telah mengambil rupa daging.
Yaitu Dia yang mahakuasa mengambil rupa “manusia hamba”. Yaitu Dia Sang
Pencipta mengambil rupa manusia ciptaan. Yaitu Dia yang maha perkasa telah
mati di kayu salib.
Kenyataan, itulah yang terjadi dengan Allah yang kita sembah dalam Tuhan
Yesus Kristus. Tidak ada jawaban yang memuaskan selain kita harus memberitahu
bahwa ini adalah “misteri” atau “rahasia”. Meskipun misteri itu sudah dinyatakan
secara terbuka, namun keterbatasan kesanggupan manusia untuk memahami dan
menjelaskan itulah yang menjadikan fakta dan kebenaran itu masih relevan
disebut sebagai misteri.
Namun Alkitab menegaskan bahwa rahasia inilah yang menjadikan ibadah
orang percaya menjadi “Agung”.
“Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah
menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang
menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat
dalam kemuliaan." (1Timotius 3:16)
Jadi jelas, bahwa misteri itu bukan pada “jumlah PribadiNya”. Alkitab tidak
pernah menggunakan istilah rahasia berkaitan dengan Pribadi Allah. Alkitab
dengan tegas menyatakan Pribadi Allah itu satu (Ulangan 6:4; Yesaya 44:24).

2. Tanya:
Mengapa keagungan ibadah orang percaya terletak pada “misteri
inkarnasi” Kristus?

Jawab:
Keagungan ibadah Kristen tidak ditentukan oleh rumitnya sebuah ritual. Juga
tidak oleh tempat dimana kita beribadah. Keagungan ibadah Kristen itu
ditentukan kepada siapa ibadah itu ditujukan, dan apa yang seharusnya
mendasari ibadah tersebut. Jika ibadah itu ditujukan kepada Pribadi yang maha
agung dengan karyaNya yang teramat agung, maka sesederhana apapun ibadah
itu jika dilakukan dengan kesungguhan hati maka ibadah itu adalah ibadah yang
agung. Misteri inkarnasi Kristus justeru menegakkan kebenaran keagungan
pribadi Kristus. Mengapa demikian?
1. Misteri inkarnasi Kristus menyingkapkan KASIH ALLAH yang sangat luar
biasa mengagumkan (Efesus 3:18-19). Melalui inkarnasi, tampak jelas
bahwa Allah begitu mengasihi manusia sampai-sampai mengambil rupa
manusia hamba yang hina dan tersalib, bahkan menjadi apapun Ia rela
lakukan asal manusia bisa terselamatkan.
2. Misteri inkarnasi Kristus menjelaskan betapa dalam kekayaan, hikmat dan
pengetahuan Allah yang tidak terselidiki keputusan-keputusannya (Roma
11:33-36). Skenario penyelamatan manusia melalui inkarnasi Kristus
adalah sebuah “jalan pikiran yang tidak pernah terpikirkan”. Itulah
sebabnya tidak ada agama apapun di dunia ini yang memiliki kesamaan
jalan pikiran seperti ini. Ini otentik jalan pikiran Allah. Misteri inkarnasi ini
benar-benar menegakan “jalan pikiran Allah yang agung”.
3. Misteri inkarnasi Kristus menyatakan tentang betapa hebatnya kuasa Allah
bagi orang percaya (Efesus 1:18-21). Misteri inkarnasi Kristus berhasil
mematahkan kuasa maut melalui korban kematiannya di kayu salib. Apalagi
kuasa kehidupannya yang bekerja di dalam dan melalui orang percaya.
Inkarnasi Kristus menyingkapkan tabir rahasia kuasa Allah yang tidak
terbatas.
Misteri inkarnasi Kristus adalah misteri yang agung, pada misteri itulah
nampak nyata keagungan Tuhan. Hal ini akan membuat ibadah orang percaya
menjadi agung sebab ibadahnya ditujukan pada Allah yang agung.

KEESAAN TUHAN YANG ALKITABIAH

3. TANYA:
Seperti apakah ke-Esaan Tuhan yang Alkitabiah itu?

JAWAB:
Alkitab berkata: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN
itu esa!” (Ulangan 6:4). Kata “esa” ditulis dengan “dxa (echad)” yang berarti satu
dalam arti angka.
Pemazmur berkata:”Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-
keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”(Mazmur
136:4)
Yesaya menegaskan: “Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu,
yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah
yang mendampingi Aku? --” (Yesaya 44:24). Dan masih banyak lagi ayat yang
dengan tegas menyatakan bahwa Allah itu Esa dalam pengertian SATU PRIBADI.
Jadi jelas bahwa Tuhan itu satu dan benar-benar Ia SATU PRIBADI. Adapun
Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus adalah peranan Allah. Ibaratnya Edi Zakaria
kalau di rumah dipanggil Bapak. Kalau di Gereja dipanggil pendeta. Kalau di
sekolah dipanggil guru. Tetapi Edi Zakaria pribadinya hanya satu. Kalau Edi Zakaria
ada lebih dari satu yang paling kasihan adalah isterinya, ia pasti
bingung. Demikian pun dengan Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus
sesungguhnya adalah satu Pribadi Allah yang Esa.
Kolose 2:9 berkata: “Sebab dalam Dialah (Tuhan Yesus) berdiam secara
jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.”
Untuk lebih jelas dalam memahami ayat tersebut, marilah kita ajukan
beberapa pertanyaan terhadap pernyataan ayat tersebut.
1. Dalam berapa Pribadikah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan
keAllahan? Tentunya Satu Pribadi yaitu dalam Dialah (Tuhan Yesus Kristus)
2. Sebagian kepenuh-an keAllahan atau seluruh kepenuhan keAllahan yang berdiam
secara jasmaniah di dalam Tuhan Yesus Kristus? Tentunya seluruh kepenuhan
keAllahan yang berdiam secara jasmaniah dalam Tuhan Yesus Kristus, dan bukan
sebagian kepenuhan keAllahan.
3. Apakah Tuhan Yesus tinggal dalam keAllahan atau seluruh kepenuhan keAllah-an
yang tinggal secara jasmaniah dalam Tuhan Yesus Kristus? Yang benar adalah
seluruh kepenuhan keAllahan yang tinggal dalam Tuhan Yesus Kristus. Dan bukan
Tuhan Yesus yang tinggal dalam keAllahan.
Sebab jika Tuhan Yesus tinggal dalam keAllah-an, berarti Tuhan Yesus adalah
salah satu dari Pribadi Allah. Dan itu berarti ayat ini membenarkan bahwa Allah
memiliki 3(tiga) Pribadi. Tetapi faktanya Kolose 2:9 menegaskan bahwa seluruh
kepenuhan keAllahan yang tinggal dalam Tuhan Yesus Kristus.
4. Jadi, bertemu siapakah jika kita mencari Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus?
Pasti bertemu Tuhan Yesus Kristus.
5. Berarti berjumpa dengan berapa Pribadi Allah jika kita mencari Allah Bapa, Anak
Allah dan Roh Kudus? Yang pasti, SATU PRIBADI ALLAH yang secara jasmaniah
kita temui di dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Itulah sebabnya dalam Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus
menyebutkan: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19).
Perhatikan kata ”nama”, disana digunakan hanya satu kali (tunggal), dan
bukan disebut dua atau tiga kali (jamak). Penggunaan kata “nama” tersebut
secara tunggal berarti menegaskan bahwa Allah itu SATU PRIBADI.
Itulah sebabnya juga para murid (yaitu Para Rasul) membaptis orang-orang
percaya dengan menggunakan formula baptisan “Dalam Nama Tuhan Yesus
Kristus” (Kisah Para Rasul 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; Roma 6:3; Galatia 3:27) dan
bukan “dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Bahkan tidak ada satu tokoh
pun dalam Alkitab yang dibaptis “dalam nama Allah Bapa, Anak Allah dan Roh
Kudus.”
Jadi keEsaan Tuhan yang Alkitabiah mempercayai, dan mengajarkan dengan
bersungguh-sungguh bahwa Tuhan itu hanya SATU PRIBADI, dan hanya Dia saja
SATU-SATUNYA Allah yang benar, yang menyatakan DiriNya kepada manusia di
dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus.

4. TANYA:
Bagaimana saya bisa memastikan bahwa penjelasan anda tentang keEsaan
Tuhan adalah penjelasan yang Alkitabiah?

JAWAB:
Untuk memastikannya, anda harus meneliti kembali bahwa penjelasan
kami sesuai dengan seluruh bagian Alkitab. Kebenaran keEsaan Tuhan adalah
kebenaran yang sangat gamblang diberitakan oleh Alkitab dari Kitab Kejadian
sampai Kitab Wahyu. Karena begitu gamblang-nya sehingga tidak memerlukan
penafsiran yang berbelit-belit. Alkitab menerangkan demikian:
1. Demi menjaga kemurnian FirmanNya, Allah berkenan memilih Abraham
dan keturunannya.
Kebenaran keEsaan Allah menjadi pertanggung jawaban suci yang harus
dijaga dan dilindungi oleh Israel dari antara bangsa-bangsa (Kejadian 12:1-
3; Ulangan 5:3-7; 31:20; Roma 3:2).

2. Para Nabi menegaskan kuat-kuat tentang ke Esaan Allah:


 Musa: Keluaran 20:3; Ulangan 5:7; 6:4
 Yesaya: Yesaya 37:16; 43:3, 11; 44:6-8, 24; 45:5
 Zakaria: Zakharia 14:9
 Maleakhi: Maleakhi 2:15
3. Tuhan Yesus sendiri menegaskan bahwa Allah itu Esa
 Yohanes 10:30 - Aku dan Bapa adalah satu (Kata “satu” menggunakan
istilah Yunani “eij“ artinya “satu secara angka”. Sumber: Strong no.
1520).Yohanes 14:9-10 - ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa.” (Yesus adalah Bapa, sebab selama ini yang dilihat Filipus
hanya Yesus).
 Tuhan Yesus berjanji akan menyertai sampai akhir zaman (Matius
28:20), ternyata Yesus naik ke surga. Namun sebelum naik ke surga Dia
memberi tahu akan memberi Penolong yang lain yaitu Roh Kudus
(Yohanes 14:16-17). Kalau Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang
berbeda, berarti Yesus mengingkari janjiNya. Tetapi karena Roh Kudus
adalah peranan Allah, itulah sebabnya Yesus berkata: “...Roh Kudus,
yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku…” (Yohanes 14:26).
 Gereja Kristen berakar pada sejarah dan keyakinan umat Israel (Roma
11:17-18). Ini berarti Gereja seharusnya memiliki pemahaman keEsaan
Allah seperti Israel - yaitu Tuhan itu satu Pribadi. Dan Gereja mula-mula
(sekitar abad pertama) diajar oleh Para Rasul bahwa Allah itu Esa.
Bukankah pengajaran para Rasul menjadi dasar Gereja?(Efesus 2:20).
 1Timotius 1:17 - “...Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.”
(Kata “Esa” menggunakan istilah Yunani “monoj” artinya “seorang
diri”. Sumber: Strong no. 3441)
 Silakan periksa ayat-ayat berikut ini:
 Galatia 3:20
 Roma 10:12; 16:27;
 1Korintus 12:5-6
 Efesus 4:5
 1Timotius 1:17; 2:5
 1Yohanes 2:23
 Yakobus 2:19
 Wahyu 4:2
 Yudas 1:25 - “Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan
kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-
lamanya. Amin.”
Jadi sejak dulu, sekarang dan sampai selamanya Alkitab mencatat dan
memberitakan bahwa Allah itu esa, yaitu SATU PRIBADI. (Kata “Esa”
menggunakan istilah Yunani “monoj” artinya “seorang diri”.Sumber: Strong no.
3441).
Masihkah kita meragukan kebenaran bahwa Allah yang Esa adalah satu
Pribadi?

ISTILAH KEJAMAKAN

5. TANYA:
Jika Tuhan adalah satu Pribadi, bagaimana anda menjelaskan penggunaan
terminologi (istilah) dalam Alkitab yang bersifat jamak yang dikenakan pada
Tuhan, seperti dalam Kejadian 1:26-27?

JAWAB:
Alkitab (dalam bahasa Ibrani yaitu bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama)
memang menggunakan kata “Elohim” yang merupakan bentuk jamak dari
“Eloah”.
Meskipun Elohim adalah bentuk jamak dari Eloah, berdasar Strong’s
Exchaustic Dictionary nomor 0433(Versi YLSA) dapat disimpulkan bahwa Elohim
ketika dikenakan pada Tuhan menunjuk kepada kejamakan peranan (rulers)
Tuhan, keagungan Tuhan (divine Ones).
Dalam bahasa Ibrani ada jamak yang menunjuk pada kwantitas (plural),
tetapi ada juga jamak majesties (jamak pemuliaan).
Berikut ini contoh penggunaan Elohim dalam Alkitab:“Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian
1:26)
Kata “Kita” tersebut bukan dimaksudkan untuk mengekspos kejamakan
kwantitas (jumlah) Pribadi Allah. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Tidak adanya konsistensi teks.


Jika kata “Kita” yang dimaksud menunjuk pada kejamakan jumlah Pribadi Allah,
tentu Alkitab menuliskan kata “Kita” secara terus menerus sejak awal dalam
setiap tindakanNya.

2. Tidak adanya relevansi antara tindakan Allah dan hasil yang didapat.
Jika kata “Kita” yang dimaksud kejamakan jumlah Pribadi Allah maka manusia
yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah adalah manusia yang juga
memiliki kejamakan pribadi. Kenyataannya manusia yang diciptakanNya
pribadinya tunggal bukan jamak. Adapun tubuh, jiwa dan roh itu bukan
membuktikan pribadi manusianya yang jamak, tetapi hanya unsurnya saja yang
jamak.

3. Tidak adanya konsistensi berita dalam Alkitab.


 Mazmur 136:4 menyatakan: “Kepada Dia yang seorang dirimelakukan
keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-
Nya.”
Dalam Mazmur 136:4 adalah baris pijakan dari baris-baris berkutnya. Sebab
dalam baris-baris berikutnya menjelaskan semua perbuatan-perbuatan
Tuhan termasuk menciptakan langit dan bumi serta seisinya (termasuk
menciptakan manusia yang menurut gambar dan rupa Allah).
 Mari kita lihat juga Yesaya 44:24 yang berbunyi: “Beginilah firman TUHAN,
Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah
TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang
diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang
mendampingi Aku? --”
Yesaya juga memberitakan bahwa Allah seorang diri yang menjadikan
segala sesuatu (sudah tentu termasuk menciptakan manusia menurut
gambar dan rupaNya).
Jelas kata “Kita” yang dimaksud bukan membicarakan kejamakan jumlah
Pribadi Allah.
Inilah maksud penggunaan kata “Kita” dalam Kejadian 1:26 yaitu Allah
berfirman dengan segala kemuliaanNya di hadapan sidang Ilahi yaitu segenap
para malaikatNya bahwa Tuhan akan menciptakan manusia.
Hal ini menegaskan bahwa penciptaan manusia dilakukan Allah secara
terbuka, yaitu segenap alam semesta mengetahuinya bahwa manusia yang
diciptakan Allah adalah benar-benar menjadi “mahkota ciptaanNya”. Adam Clarke
sebagai seorang ahli Alkitab sepakat dengan pendapat tersebut.

PERANAN ATAUKAH PRIBADI?

6. TANYA:
Benarkah bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga peranan Allah dan
bukan tiga Pribadi Allah?

JAWAB:
Sebelumnya mari kita sepakati terlebih dahulu deskripsi (penjelasan)
tentang apa itu Pribadi dan apa itu peranan.
J. Wesley Brill menjelaskan bahwa: “Satu pribadi memiliki tiga hal: memiliki
pengetahuan, memiliki perasaan, memiliki kehendak diri.” (Brill, J. Wesley; Dasar
Yang Teguh; Kalam Hidup, Bandung; Cet. VII; Hal. 36). Atau dengan kata lain satu
kesatuan mental yang tidak berhubungan dengan satu kesatuan mental lainnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sigmund Freud sebagai perintis psikology analisa.
Jika pengertian “pribadi” adalah seperti dimaksud di atas maka Alkitab
cukup jelas menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga peranan
Allah dan bukan tiga Pribadi dari Allah. Hal tersebut bisa dilihat dari:

1. Tidak ada satu ayat pun yang menyatakan secara harafiah dan tegas bahwa
Allah itu tiga Pribadi sebagaimana ayat yang menyatakan dengan tegas dan
jelas bahwa Allah itu esa, satu Pribadi. Yang ada hanyalah “tafsiran” orang-
orang (Khususnya dilakukan oleh tokoh-tokoh Gereja sesudah abad ke tiga
se-sudah masa Para Rasul lewat.).
2. Jika pengertian Allah yang esa dalam Alkitab dipaksakan memakai
penjelasan Allah itu esa tetapi tiga Pribadi, maka yang terjadi adalah
penjelasan yang ambigu dan membingungkan, dan pada akhirnya
menuntun orang pada obyek penyembahan yang tidak dinyatakan oleh
Alkitab.
Kita harus tahu bahwa beribadah kepada sasaran (obyek) penyembahan
yang salah adalah fatal. Alkitab berkata:“Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun
yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau ber-
ibadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang
cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan
kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku, tetapi Aku me-nunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu
orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku.” (Ulangan 5:7-10).
3. Ada keganjilan dalam penjelasan dari mereka yang percaya Allah itu satu
tetapi tiga Pribadi.
Keganjilannya adalah:
 Tiga Pribadi ter-sebut memiliki pengetahuan yang sama, kemauan yang
sama, dan perasaan yang sama, bukankah penjelasan ini mengarah
kepada Pribadi yang sama, yaitu Pribadi yang Satu? Sebab jika pribadi lebih
dari satu maka pasti kemauan, pikiran, dan perasaannya pasti ada
perbedaan dan itu berimbas kepada karakter yang berbeda.
 Mereka menjelaskan bahwa hakekat dan pribadi Allah itu bisa dipisahkan.
Nampaklah bahwa pemahaman ke-Allahan yang Alkitabiah terseret oleh
mindset (pola pikir) filsafat duniawi. Allah adalah Allah. Jika hakekat Allah
itu satu, maka PribadiNya juga satu. Benarkah Alkitab menjelaskan bahwa
Allah itu sekedar hakekat dan bukan Pribadi? Benarkah hakekatNya
dipisahkan dari PribadiNya?
 Jika Allah hanya sekedar hakekat, apakah perbedaannya dengan trimurti
(Hindu)?
Mohon pembaca bisa merenungkannya secara sungguh-sungguh.

4. Penjelasan mereka yang mempercayai Allaitu esa tetapi ada tiga Pribadi
membuat penyataan Allah melalui Alkitab tidak mencapai maksud.
Penyataan Allah dimaksudkan agar yang tidak jelas menjadi jelas; apa
yang tidak terpahami menjadi dapat dipahami dengan demikian manusia
dapat mengenal Allah. Pengenalan manusia akan Allah membuat manusia
bisa menyatakan kasihnya kepada Allah dan melayani Dia. Dan itulah
puncak kebahagiaan manusia. Tetapi penjelasan mereka
membuat penyataan Allah menjadi tidak terpahami. Mereka hanya
membuat penyataan Allah dalam Alkitab yang sangat terang seakan tidak
lagi mencukupi dan tidak mencapai maksud.

Sekarang jelaslah bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus itu bukan Pribadi Allah
yang berbeda-beda. Tetapi peranan Allah yang berbeda-beda. Bukti berikut
menegaskan pernyataan tersebut:
1. Yesus adalah Bapa
 Aku (Yesus) dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30).
 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku.
Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia…. (Yohanes
16:7-9)
 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya. (Yohanes 14:10)
 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku;
atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
(Yohanes 14:11)
 "...dan namaNya disebut orang: Bapa yang kekal..." (Yesaya 9:5)
 dll.
2. Yesus adalah Roh Kudus
 ".....jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." (Roma 8:9)
 ".....tetapi Roh Yesustidak mengizinkan mereka...." (Kisah Para Rasul 16:7)

KEJAMAKAN PERANAN ALLAH

7. TANYA:

Kalau Allah itu Esa dalam pengertian SATU Pribadi, mengapa Tuhan harus
menyatakan Diri-Nya dalam tiga peranan?

JAWAB:

Yang pertama, karena Allah sendiri berkenan menyatakan DiriNya


demikian.

1Yohanes 5:7

“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh
Kudus; dan ketiganya adalah satu.”

Kekurangan (atau kesalahan) dari ajaran Trinitas adalah memberi tekanan


yang kuat pada “tiga adalah satu, dan satu adalah tiga”. Padahal Alkitab hanya
mengatakan bahwa Bapa, Firman (bukan Anak, lho), dan Roh Kudus; dan
“ketiganya adalah satu”. Dan bukan satu adalah tiga.

Yang kedua, kejamakan peranan itu dilakukan Allah dalam rangka


berhubungan dengan manusia.

Yohanes 3:16

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

“Karena begitu besar kasih Allah” sehingga Allah berinisiatif membangun


hubungan dengan manusia dengan caraNya yang unik. Itu pula sebabnya Allah
menyatakan perananNya yang jamak.

Sebagai Allah Bapa yang tidak kelihatan dan tidak terjangkau oleh manusia,
Allah berkenan mengunjungi manusia dalam “rupa atau wujud manusia”.

Yohanes 16:7

“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu,
jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang
kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

Karena perhatian Allah kepada manusia, itulah sebabnya kejamakan


peranan Allah dinyatakan. Sebagai Allah yang berkorban, Ia menyatakan Diri
sebagai Anak Allah, yaitu Yesus yang harus mati menggantikan hukuman manusia.
Dan sebagai Penghibur, Roh KudusNya tinggal di dalam kita.

Ketiga, kejamakan peranan Allah membuktikan bahwa Allah itu Agung. Ia


melebihi segala pikiran manusia.

PerananNya yang jamak tidak akan mungkin kita ketahui jika Ia tidak
menyatakanNya kepada kita.

Ayub 36:26
“Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah
tahun-Nya tidak dapat diselidiki.”

Kejamakan peranan Allah yang Agung nampak jelas dari segala perbuatanNya.

Yesaya 12:4

“Akan tiba saatnya kamu berkata, "Bersyukurlah kepada TUHAN, dan sembahlah
Dia. Beritakanlah kepada bangsa-bangsa keagungan dan segala perbuatan-Nya.”

Keempat, kejamakan peranan Allah menyatakan kepada kita bahwa Allah


yang kita sembah adalah Allah yang unik. Allah yang tunggal, hanya Satu Pribadi
namun perananNya yang jamak, itulah Allah yang dinyatakan kepada orang
percaya dalam Alkitab. Karena itu ‘Let God be God’.

Yesaya 45:21

“Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah mereka berunding


bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman purbakala, dan
memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang
lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak
ada yang lain kecuali Aku!”.

ALLAH BAPA ADALAH YESUS KRISTUS

8. TANYA:

Jika Allah itu satu Pribadi, apakah itu berarti Allah Bapa adalah Yesus?

JAWAB:

Untuk memastikannya mari kita melihat ayat-ayat berikut ini:

Yesaya 9:5

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk
kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan
orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

+ 600 tahun sebelum Yesus lahir nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa
Yesus akan disebut sebagai BAPA YANG KEKAL.

Yohanes 10:30

“Aku dan Bapa adalah satu.”

Kata “satu” dalam bahasa asli menggunakan kata “eis” yang berarti satu
secara angka. Yesus dan Bapa adalah satu, tidak ada Pribadi yang lainnya.

Yohanes 1:18

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang
ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”

Matius 11:27

“Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun


mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak
dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”

Tidak seorang pun mengenal Bapa selain Yesus dan orang yang berkenan
kepada Yesus. Bapa adalah peranan Allah yang tidak tampak.

Yohanes 14:8-9

Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah
cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat
Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu
kepada kami.”

Selama ini yang dilihat Filipus hanya Yesus. Tetapi Yesus menegaskan
bahwa barang siapa telah melihat Yesus, ia telah melihat Bapa. Mengapa bisa
demikian?
Yohanes 14:10

“Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”

Melihat Yesus berarti melihat Bapa, karena Bapa berdiam di dalam Yesus.
Allah yang tidak kelihatan itu berdiam memenuhi Pribadi Yesus.

Yohanes 14:28

“ Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”

Allah yang tidak kelihat-an, yang berdiam di dalam Yesus itu lebih besar dari
“kemanusiaan Yesus”.

Yohanes 10:25

“Yesus menjawab mereka: "Aku telah me-ngatakannya kepada kamu, tetapi


kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku,
itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, “

Perkataan dan tindakan Yesus mencerminkan tindakan Allah Bapa.

Yohanes 17:11

“Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia,
dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam
nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu sama seperti Kita.”

Nama Allah Bapa sudah diberikan kepada Yesus. Jika demikian “siapakah
nama Bapa?”. Pasti Tuhan Yesus Kristus.

Jadi Allah Bapa itu bukan Pribadi Allah yang lain. Allah Bapa adalah peranan
lain dari Allah yang satu itu, yang dinyatakan kepada kita dalam nama Tuhan
Yesus.
ROH KUDUS ADALAH YESUS KRISTUS

9. TANYA:

Benarkah bahwa Roh Kudus adalah Yesus Kristus? Apa buktinya?

JAWAB:

Allah hanya satu, dan wujud Allah adalah Roh, dan Roh Kudus adalah Roh
Allah itu sendiri (Yoh. 4:24; 1 Kor. 3:16-17, 6:19, 12:13).

 BayiYesus yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus (Matius 1:18, 20; Lukas
1:35).

 Roh Kudus datang dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:26)

 Tidakada seorangpun yang mengaku “Yesus adalah Tuhan” selain oleh Roh
Kudus (1Korintus 12:3)

 Roh Kudus disebut sebagai Roh Yesus (Kisah Para Rasul 16:7)

 Roh Kudus disebut sebagai Roh Yesus Kristus (Filipi 1:19).

 Orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus (Roma 8:9)

 Roh Kudus yang menguasai para nabi adalah Roh Kristus (1Petrus 1:11).

 Seluruhkepenuhan ke-Allahan berdiam secara jasmaniah di dalam Yesus Kristus


(Kolose 2:9). Dan itu berarti bila mencari Roh Kudus pasti bertemu dengan
Pribadi Tuhan Yesus Kristus.

 Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15-17). Jadi Yesus
adalah gambar wujud Allah, yaitu wujud Allah yang Roh, yang tidak kelihatan
itu (Ibrani 1:3).

Jelas, bahwa Yesus yang tinggal dalam diri orang percaya adalah Roh Kudus.
YESUS ADALAH YEHOVAH

10.TANYA:
Siapakah sebenarnya Yesus itu ketika Ia belum berinkarnasi (datang ke
dunia dalam wujud manusia)?

JAWAB:
Yesus adalah Yehovah (YHWH), yaitu sebutan untuk Tuhan dalam Alkitab
Perjanjian Lama. Berikut ini adalah bukti-bukti bahwa Yesus adalah Yehovah:

Satu Pribadi Yehovah Satu Pribadi Yesus


· adalah pencipta (Kejadian · adalah pencipta (Yohanes 1:10; 1Korintus 8:6;
2:7; Mazmur 33:6; 104:30; Efesus 3:9; Kolose 1:12_17; Ibrani 1:8-12; Wahyu
Yesaya 40:28; 44:24). 4:8-11; Wahyu 10:6; 14:6-7; 21:5-7; 22:3).

· adalah penebus dan · adalah penebus dan juru selamat (Yudas 1:25;
juruselamat (Yesaya 47:4; Galatia 3:13; Kisah Para Rasul 20:28; 1Yohanes
44:6; 43:3-11; 45:21; 49:26). 4:14; Filipi 3:20; Lukas 24:21-29; 2:10-11;
Yohanes 4:40-42; 1Petrus 2:21-24; 1Timotius
1:1-3; Titus 1:1-4; 1Petrus 1:10—11)
· adalah Gembala (Maznur · adalah Gembala (Yohanes 10:8-12; 1Petrus
23; 100:3; Yesaya 40:10-11). 2:21-25; 5:4; Ibrani 13:20).
· adalah Raja (Mazmur 24; · adalah Raja (Matius 2:1-6; Lukas 19:32-38;
44; Yesaya 43:10-15; Yeremua 23:3; Yohanes 18:37; 19:21; 1Timotius 6:13-16;
10:10Zakharia 14:9) Wahyu 15:1-4; 19:11-16).
· adalah “Aku adalah Aku” · adalah “Aku adalah Aku” dan “Akulah
dan “Akulah Dia” (Keluaran Dia” (Yohanes 18:5-8; 8:24-28; Wahyu 1:17-18).
3:13-14 Yesaya 43:10,11, 25)
· adalah yang Awal dan yang· adalah yang Awal dan yang Akhir (Wahyu
Akhir (Yesaya 41:4; 43:10-11; 1:17; 22:13).
44:6, 8).
· adalah Batu · adalah Batu Karang (Matius 16:17-19; Yesaya
Karang (Mazmur 18:3; 31:3; 28:16; Kisah Para rasul 4:11-12; 1Korintus 10:4;
2Samuel 22:1-3, 32). Efesus 2:20-22; 1Petrus 2:5-8) .
· adalah akan · adalah akan datang(1Tesalonika 3:11-13;
datang(Zakharia 14:5; Matius 25:31-46; Titus 2:11-13; Wahyu 19:11-
Mazmur 50:1-7). 16).
· Yehovah (YHWH) · Yesus (YHWH Penyelamat)

Jadi Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru konsisten memberitakan


tentang hanya SATU PRIBADI ALLAH. Sudah tentu Allah dalam Perjanjian Lama
adalah sama dengan Allah dalam Perjanjian Baru.
Melalui gambar roda nubuatan dibawah ini akan semakin memperjelas
tentang hal ini:
NATUR YESUS

11.TANYA:
Seperti apakah nature Yesus Kristus itu?

JAWAB:
Yesus Kristus adalah Allah yang Roh adanya (tidak berwujud, kekal, dan
absolut) namun menyatakan diri dalam wujud manusia (Ibrani 1:3).
Secara manusiawi Ia dilahirkan oleh seorang perawan Maria.
Namun Ia bukan berasal dari benih laki-laki, tetapi Roh Allah. Dari sudut
keAllahan, Dia adalah benar-benar Allah. Namun dari sudut kemanusiawian, Yesus
sama seperti kita. Tetapi bedanya Yesus tidak berdosa.
Saat Yesus Kristus berinkarnasi di dunia Ia adalah Allah 100% dan manusia
100%. Ia adalah Allah sejati dan manusia yang sempurna. Pada dasarnya
kemanusiaan dan keAllahan Yesus tidak bercampur, tetapi juga tidak berpisah.
KeAllahan Yesus ada dengan sendiriNya sejak kekekalan masa lampau.
Tetapi kemanusiaan-Nya di-mulai sejak peristiwa kelahir-anNya di kandang
Betlehem. Hal tersebut terjadi dengan tujuan menjadi Anak Domba Allah yang
dikorbankan sebagai penebusan dosa manusia. Itulah sebabnya Yesus juga
disebut Anak Allah, tetapi juga disebut dengan Anak Manusia.
Sebutan Anak dikenakan pada Yesus karena Yesus seperti Anak yang taat
kepada Bapa-Nya. Jadi sebutan Anak Allah adalah sebutan kiasan/ peranan.
Pemahaman tentang nature Yesus ini sangat penting. Jika hal ini dipahami
maka apa yang disebut “kebingungan” akan nyata sebagai keajaiban dan
keagungan Allah yang tidak terselami jalan-jalanNya dan tidak terselidiki
keputusan-keputusanNya (Roma 11:33-36).

12.TANYA:
Jika Yesus adalah Allah, mengapa Ia berdoa? Dan kepada siapa Ia berdoa?
Apakah ini tidak membuktikan bahwa Allah yang esa itu lebih dari satu Pribadi?

JAWAB:
Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya telah menjawab dengan tegas bahwa
Alkitab mengajarkan Allah yang esa itu SATU PRIBADI, tidak lebih.
Jika Yesus berdoa, itu berarti kemanusiaan-Nya berdoa kepada
keAllahanNya. Secara manusia Yesus harus berdoa. Secara keAllah-an, Dialah yang
dapat mewujudkan semua doa.
Jadi bukan ada Pribadi Allah yang lain yang lebih dari satu, bukan. Tetapi
SATU saja Pribadi Allah itu.

13.TANYA:
Saat Yesus disalib, Ia berseru:”Eloi, eloi lama sabakhtani.”. Yang artinya:
”BapaKu, BapaKu. Mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Bukankah ayat tersebut
menegaskan bahwa Allah yang esa itu lebih dari satu Pribadi?

JAWAB:
Inilah penjelasan kami: Saat Yesus disalib, kemanusiaan Yesus benar-benar
ditinggalkan oleh keAllahan-Nya yang dipanggilNya sebagai Bapa. Hal itu terjadi
demi melaksanakan rencana keselamatan manusia. Sebab pada saat itu
kemanusiaan Yesus sedang memikul dosa semua umat manusia. Itulah sebabnya
ke-Allah-anNya pergi meninggalkanNya. Sebab Allah yang mahasuci tidak bisa
melihat dosa.
Peristiwa ini disebut Paulus sebagai peristiwa “mengosong-kan diri” (atau
disebut juga peristiwa “kenosis”) (Filipi 2:6-8).
Mengapa kemanusia-an Yesus yang berseru “Eloi, Eloi, lama sabakhtani”?
Inilah argumentasinya:
1. Kalau Yesus tetap tinggal dalam ke-Allahan-Nya pasti tidak merasa sakit
sehingga percuma hukuman dosa itu dilaksanakan atas Yesus.
2. Kalau Yesus tetap tinggal dalam keAllahan-Nya pasti tidak akan mati, sebab
Allah tidak mungkin mati.
3. Kalau Yesus tetap tinggal dalam keAllahan-Nya maka hukuman di kayu salib
tidak mencerminkan keadil-an Allah. (Yang berdosa adalah manusia. Yang
menjalani hukuman ya harus manusia yang tidak berdosa. Itu baru benar-
benar adil).
4. Kalau Yesus tetap tinggal dalam ke-AllahanNya maka kesucian Allah benar-
benar tercemari.
Namun demikian bukan berarti saat Yesus dikayu salib bukan Allah lagi.
Seperti diungkapkan di depan, bahwa kemanusia dan keAllah-an Yesus tidak
bercampur, tetapi juga tidak berpisah. Inilah keunikan manusia Ilahi, yaitu Yesus.
Dia adalah Allah yang melepaskan hak-hakNya sebagai Allah sementara waktu.
PEMBAPTISAN YESUS

14.TANYA?
Ketika Yesus dibaptis, bukankah 3 (tiga)Oknum Allah hadir disana?
Bukankah Oknum Allah pertama yaitu Allah Bapa hadir dalam bentuk suara, dan
Oknum Allah kedua yaitu Yesus yang di-baptis, dan Oknum Allah ketiga yaitu Roh
Kudus dalam bentuk burung merpati?

JAWAB:
Pertama-tama kami minta maaf bila kami harus mengatakan bahwa kami
tidak setuju dengan istilah Oknum pertama, Oknum ke dua, Oknum ketiga. Alasan
kami adalah:
1. Istilah tersebut bukanlah istilah yang digunakan Alkitab.

2. Fakta Oknum Allah pertama, Oknum Allah kedua, Oknum Allah ketiga tidak
terdapat dalam Alkitab. Alkitab berkata: “Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan
ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah
selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga
kami.” (2Samuel 7:22). Alkitab juga berkata: ”Beginilah firman TUHAN,
Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan
Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.” (Yesaya
44:6). Alkitab juga berkata: “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama
dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:13). Jelas
tidak ada Oknum Allah yang pertama, kedua dan seterusnya.

Jadi istilah Oknum Allah pertama, Oknum Allah kedua dan seterusnya
tersebut hanyalah istilah interpretative yang tidak Alkitabiah.

15.TANYA:
Dari penjelasan anda di atas, jika suara dari langit, Roh Kudus dalam bentuk
burung merpati, dan Yesus yang dibaptis tidak bisa disebut sebagai kehadiran
Oknum Allah pertama, Oknum Allah kedua dan Oknum Allah ketiga, lalu
bagaimana seharusnya kita memahami peristiwa tersebut?
JAWAB:
Kami harus menjelaskan kepada anda bahwa perikop tentang pembaptisan
Yesus (Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; Yohanes 1:32-34; Matius 3:13-17) tidak
satupun yang bertujuan mengekspos keberadaan Trinitas.
Matius menegaskan tentang beritanya dalam perikop tersebut
demikian: “Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi,
karena demikianlah sepatutnya kitamenggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan
Yohanespun menuruti-Nya.” (Matius 3:15).
Yohanes menegaskan berita yang dieksposnya demikian: “Dan akupun tidak
mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah
berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan
tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku
telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah." (Yohanes 1:33-
34)
Bila kita mau jujur semua perikop tersebut tidak satupun yang bermaksud
mengekspos tentang adanya fakta kehadiran Oknum Allah pertama, Oknum Allah
kedua, Oknum Allah ketiga. Yang diekspos dalam perikop pembaptisan Yesus
adalah bahwa Yesus dibaptis untuk menggenapi sekuruh kehendak Allah, dan
menegaskan kepada Yohanes bahwa Yesus adalah Anak Allah, Dialah Mesias
yang dijanjikan Allah, dan sesudah pembaptisanNya ia siap bekerja.
Adapun suara dari langit, Roh Kudus dalam bentuk burung merpati adalah
cara Allah menyatakan DiriNya. Dan itu bukan berarti menyatakan Pribadi Allah
adalah lebih dari satu. Bagi Allah, meskipun Dia SATU PRIBADI, tetapi terlalu
mudah untuk Dia menyatakan DiriNya dalam dua atau tiga bentuk sekaligus.
Kami mempunyai ilustrasi, mudah-mudahan bisa membantu penjelasan
kami kepada anda:
Sepeda motor, walaupun hanya satu, tetapi bisa menyatakan dirinya dalam tiga
wujud. Pertama sepeda motornya itu sendiri. Kedua, asapnya. Ketiga, suaranya.
Ketiganya bisa tampil seketika. Tetapi itu tidak bisa mengubah fakta bahwa
sepeda motor itu hanya satu.
Demikianlah penjelasan kami.

KE-ALLAHAN YESUS KRISTUS


16.Tanya:

Apakah bukti-bukti ke-Allahan Yesus Kristus?

Jawab:

Ada banyak bukti yang bisa dipaparkan. Namun terbatasnya halaman kami
pilihkan beberapa bukti sebagai berikut:

1. Kekekalan Yesus

Yesus adalah Firman yang menjadi manusia. Dan Firman itu adalah Allah (Yohanes
1:1, 14)Baca juga: Ibrani 13:8

2. Ketidak terlihatan Yesus Kristus

Ketika menjadi manusia Yesus jelas dapat diraba, dilihat oleh para murid
(1Yohanes 1:1). Tetapi Yesus Kristus adalah puncak manifestasi dari Allah yang
tidak kelihatan. “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih
utama dari segala yang diciptakan,” (Kolose 1:15)

3. Ketidakterbatasan Yesus Kristus

Paulus mengatakan “kekayaan Kristus yang tidak terduga” (Efesus 3:8). Bahkan ia
mengucapkan “kasih itu, sekalipun melampaui segala pengetahuan” (Efesus
3:19). Paulus berseru: “Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada
yang kita doakan atau pikir-kan.” (Efesus 3:20)

4. Kemahakuasaan Kristus

Yesus menyatakan kemahakuasaan Allah menjadi milikNya (Matius 28:18)

5. Kemahahadiran Yesus Kristus

Yesus Kristus adalah manifestasi dari Allah yang Roh dan mahahadir (Kolose 1:19;
2:9). “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku
ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)

6. Kemahatahuan Yesus Kristus

Petrus tahu persis sifat keilahian Kristus ini: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu,
Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”(Yohanes 21:17)

7. Ke-Esaan Yesus Kristus

Yesus memberi pengakuan: “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)

Yesus melakukan tindakan yang hanya dilakukan oleh Allah:

· Ia mengampuni dosa (Markus 2:5; Lukas 7:48)


· Ia membangkitkan orang mati (Luka 7:14-15; Markus 5:42; Yohanes 12:1)
· Ia berjalan di atas air (Matius 14:25 bdk Ayub 9:8)
· Ia meredakan angin badai (Lukas 8:24-25 bdk Mazmur 107:29)

Jadi, Yesus menunjukkan diriNya sendiri sebagai manifestasi dari Allah yang
berkuasa. Yesus adalah manusia - Allah. Ia bukan sebagian Allah dan sebagian
manusia. Tetapi Ia seluruhnya Allah dan seluruhnya manusia.

KEMANUSIAAN YESUS

17.Tanya:

Seberapa penting mempercayai kemanusiaan Yesus Kristus?

Jawab:

Mempercayai kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan mempercayai


ke-AllahanNya. Sebab kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu
Ia tidak dapat menjadi korban bagi penebusan dosa manusia. Sebab yang harus
ditebus adalah manusia, oleh karena itu yang harus menjadi korban penebusan
manusia dari dosa adalah harus sungguh-sungguh manusia. Tetapi manusia yang
benar-benar tidak berdosa.

"Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan kemanusiaan yang
sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan Yesus mengenakan
sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara jasmani dan bertambah-
tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan tetapi Ia tidak berdosa. Jadi,
kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh dosa yang diwariskan kepada-Nya
atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab itulah Ia disebut Anak Manusia yang
sempurna, yaitu seorang manusia yang sempurna" (Wiley).

18.Tanya:

Apakah bukti bahwa saat Yesus Kristus berinkarnasi, Dia benar-benar menjadi
manusia?

Jawab:

Berikut ini adalah bukti-bukti bahwa Yesus Kristus ketika berinkarnasi adalah
benar-benar manusia:

A. Yesus menyandang sebutan manusiawi


- Anak manusia (Lukas 19:10, Kisah 7:36)
Kira-kira ada delapan puluhan kali Yesus menyebut diriNya sebagai Anak
Manusia. Bahkan sesudah Tuhan Yesus naik ke surge dan dipermuliakan,
yaitu saat Stefanus menjadi martir, Stefanus masih menyebut Yesus
Kristus sebagai “Anak Manusia”. Dalam Kisah Para Rasul 2:22 disebutkan
“Yesus orang Nazaret”. Bahkan Rasul Paulus menyebut Yesus Kristus
“manusia”, walaupun Tuhan Yesus Kristus sudah naik ke surge.

B. Yesus Kristus memiliki silsilah manusia yang jelas (Lukas 2:7; Kisah 2:30;
13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).
IbuNya adalah seorang manusia, dengan nenek moyang manusia. Maria
adalah benar-benar manusia dari benih (keturunan) Daud.
.

BAPTISAN AIR DALAM NAMA TUHAN YESUS KRISTUS

Anda mungkin juga menyukai