Anda di halaman 1dari 16

Pruning Time (Waktu Pemangkasan) by Ps.

Philip Mantofa
Life is not about what we are doing, but is about calling. Hidup ini bukan tentang berapa banyak
atau apa saja yang telah kita lakukan bagi Tuhan, tapi apakah kita sudah memenuhi panggilan
Tuhan dalam hidup kita.

Suatu hari Tuhan akan bertanya kepada kita apakah kita telah melakukan kehendak Bapa dalam
hidup kita. Setiap kita punya blueprint dan kita harus mengenali blueprint kita. Ketika hidup kita
dipenuhi kebaikan, kita harus sadar bahwa tidak semua yang baik itu adalah kehendak Tuhan
dalam hidup kita.

Berdoa jangan sampai kita kelewatan rencana Tuhan dalam hidup ini. Kita tidak melayani hidup
ini, sebab kita melayani Tuhan dalam hidup ini. Tuhan harus memangkas beberapa hal baik
dalam hidup kita, supaya kita bisa menikmati hal yang paling baik dalam hidup kita.

Yohanes 15:1-4
Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang
tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Tuhanlah yang empunya kebun anggur, bukan kita. Tuhan memberikan kita beberapa alarm
wake up call sebab kita tidak punya selamanya dalam hidup kita, seperti anak yang
meninggalkan rumah karena menikah, hari ulang tahun, sakit, dan kematian.

Pruning time atau waktu pemangkasan adalah operasi rohani yang Tuhan kerjakan dalam hidup
kita, bisa melalui goncangan, pemangkasan, dan perubahan. Dibersihkan dalam ayat ini artinya
dipangkas, sebuah proses yang mungkin kita tidak mengerti saat ini. Setiap anak Tuhan pasti
pernah mengalami musim ini, dan musim ini tidak setiap hari. Pruning adalah musimnya Allah,
bukan musimnya manusia. Ini adalah musim dimana anak laki-laki menjadi dewasa, musim
dimana tentara Gideon dipisahkan dari 22000 orang hingga menjadi 300 orang.

Saat pruning time terjadi, Tuhan kadang ijinkan kita masa padang gurun, Tuhan ijinkan sebuah
perubahan terjadi. Tapi setiap pemangkasan itu tujuannya untuk kita bisa lebih banyak berbuah,
untuk lebih dimurnikan.

1. Agar kita lebih mencari Tuhan

Alangkah indahnya kalau perubahan itu karena faktor positif, bukan karena hal negatif seperti
gesekan. Tuhan memangkas hidup kita supaya kita lebih lagi mencari Tuhan. Kita menikmati
berkat Allah sambil kita berjalan dalam rencana Tuhan. Saat kita mulai nyaman, kita bisa mati.
Saat terjadi perubahan, lihat selalu dari sisi yang positif.
2. Agar kita tidak puas dengan apa yang baik

Saat kita memegang erat hal yang baik dalam hidup kita, kita tidak akan pernah bisa berjalan
maju semakin dekat dengan Tuhan. Tuhan ijinkan pemangkasan supaya kita tidak hanya puas
dengan hal yang baik.

3. Agar kita masuk musim yang baru yaitu Kairos Allah

Tuhan ingin kita selalu melihat ke depan, melihat rencana Allah di depan. Orang yang terlalu
sibuk melihat apa yang sekarang, kita tidak akan pernah bisa melihat Tanah Kanaan. Hanya
orang yang dalam segala perubahan melihat adonannya, bukan lubang donatnya yang bisa
menikmati dan makan.

Pruning time adalah proses kematian visi. Ada yang melihat kematian visi dengan memandang
ke kuburan, atau melihat visi sebagai kebangkitan. Kita bertumbuh saat segala sesuatunya
goyang, bukan saat segala sesuatunya tenang.

Rhema adalah firman uang dikatakan, bukan logos (Firman Tuhan tertulis). Dalam ayat 3
dikatakan bahwa kita telah bersih (sanctified) karena rhema dan kita menjadi menang karena
tuntunan Allah (spiritual direction). Kita mungkin sudah dikuduskan oleh darah Yesus, tapi tetap
ada area tertentu dalam hidup kita yang kita masih belum menang. Oleh karena itu kita perlu
pemangkasan, perlu pruning time, untuk hidup kita dibersihkan oleh rhema Firman Tuhan yang
diucapkan dan masuk ke dalam hidup kita.

Kepemimpinan rohani tidak berada dibatas Alkitab. Namun kepemimpinan rohani diperlukan
ketika Alkitab tidak berbicara sesuatu. Pemimpin yang dalam keputusannya bertentangan dengan
Firman, jangan didengar. Tuhan berbicara melalui pemimpin di atas kita atas hal-hal yang tidak
tertulis di Alkitab.

Tuhan mengerti, Tuhan punya rencana, dan Tuhan punya kendali atas setiap hal yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam hidup kita, termasuk hal-hal yang kita lewati di masa pemangkasan
(pruning time).

Tuhan ingin setiap kita untuk tinggal. Tinggal dalam ayat 4 bisa jadi untuk tetap tinggal namun
ada juga yang berarti diutus untuk pergi. Status kita pergi bukan untuk meninggalkan yang lama
tetapi untuk diutus ke tempat yang baru, namun tetap terkoneksi antara satu dengan yang lainnya.

Tinggal dalam Tuhan harus menemukan perasaan betahnya. Entah dia tinggal di rumah yang
sama atau diutus ke tempat yang baru, mengalami perubahan, kita tetap harus bisa betah. Betah
berarti melihat sekarang dan ke depan, bukan membandingkan dengan apa yang dibelakang atau
yang lalu. Kalau tidak betah dan kerasan, kita tidak akan pernah bisa berbuah.
Berbuah itu adalah suatu tanda, yakni untuk membedakan antara ciptaan Allah dan buatan tangan
Manusia. Yang dibuat oleh tangan manusia tidak bisa berbuah, tetapi apa yang diciptakan oleh
Allah itu bisa berbuah. Demikian juga dengan hidup. Setiap yang Allah ciptakan itu hidup,
sedang apa yang dibuat oleh manusia itu tidak hidup alias mati.

Yesus berkata : Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting
yang berbuah , dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah Inilah perintah Tuhan Yesus
kepada orang-orang percaya agar kita menjadi orang Kristen yang berbuah, bahkan berbuah lebat
atau berkelimpahan.

Apa rahasia hidup yang berbuah itu?

1. Buah merupakan Tanda Ada-nya Hidup


Tatkala sebuah pohon berbuah, ini menandakan bahwa pohon itu masih hidup jadi buahnya
merupakan tanda hidup. Dengan kata lain kalau kita sebagai manusia menganggap diri kita
masih hidup, konsekwensinya adalah hidup kita itu harus berbuah.

Masalahnya sekarang buah yang bagaimana? Yang pahit, yang manis, yang enak atau yang tidak
enak, yang masih segar atau yang busuk. Alkitab megatakan : Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17).
Paulus dalam Bac I, Buah dari pertobatan nya dapat mengobarkan semangat misi dengan
kesaksian dan pewartaannya.

2. Buah merupakan Tanda Pertumbuhan


Bila kita ingin menjadi orang Kristen yang bertumbuh, nyatakanlah Anugerah Tuhan yang kita
terima kepada orang lain. Setiap orang yang mau melayani Tuhan harus belajar bergumul untuk
bertumbuh, karena bertumbuh tidak bisa dibantu oleh orang lain. Harus ia sendiri yang
bertumbuh. Saya kurang tahu jelas anda sudah berapa lama menjadi orang percaya, ada yang
baru satu tahaun, ada yang sudah limna tahun, ada yang sudah melebihi sepuluhan tahaun,
mungkin ada juga yang sudah diatas tiga puluh tahaun.

Pertanyaannya: selama menjadi orang percaya sampai saat ini, bagaimana kehidupan doa anda?
Satu hal lagi yang sangat penting, apakah anda secara rutin membaca Firman Tuhan? Kemudian
apakah anda mentaati firman Tuhan? Tatkala firman Tuhan katakala Kasihilah orang lain, apakah
anda melaklukannya? Tatkala firman Tuhan katakana berilah tumpangan pada orang laian,
apakah anda lakukan? Tatkala firman Tuhan mengatakan kasihilah musuhmu, apkaha anda
lakukan? Tatkala firman Tuhan mengatakan mari, melayanai tuhan, apakah anda melakukannya?

Yang pasti, kalau sebelum anda percaya pada Tuhan Yesus, dibandingkan anda sudah percaya
kepada Tuhan Yesus tidak ada yang berubah, itu berarti anda sedang berada dalam kondisi
stagnasi. Itulah yang disebut orang Kristen Bonsai.

3. Buah merupakan Tanda Kematangan


Apabila sebuah pohon itu berbuah, maka buah tidak hanya menyatakan pohon itu hidup dan
bertumbuh, tetapi juga menyatakan bahwa pohon itu sudah matang.

Mengapa ada orang yang mengaku Kristen, sudah dibaptis puluhan tahun, sudah melayani juga
puluhan tahun, sudah menjadi pengurus juga puluhan tahun, tetapi kehidupan rohaninya tidak
matang? Kehidupan orang percaya yang demikianlah yang sering kali menjadi batu sandungan,
sehingga orang-orang yang mestinya mau ke gereja, tetapi karena melihat sikap orang Kristen
yang modelnya tidak karuan; sehingga membuat mereka mengurungkan niatnya ke gereja.
Sebab, ke gereja dengan tidak ke gereja tidak ada bedanya, malah lebih gawat tingkah lakunya.
Dan seriung kalai mereka yang tidak matang itu selalu menjadi trouble maker dalam melayani
Tuhan, ribut saja melulu, protes ini , protes itu; mungkin Tuhan memberikan Talenta pada
dia,tapi talenta protes dan rebut.Pertanyaan: Apa Tanda-tanda Kematangan itu?
- Orang yang matang adalah orang yang tidak lagi mementingkan diri sendiri. Oleh sebab itu
orang perlu belajar supaya kita ini rendah hati (ex. mungkin dengan menyapa orang lain terlebih
dahulu.

- Masalah Bertanggung Jawab, atau Komitmen kita. Apa saja yang pernah kita janjikan pada
orang lain, harus kita lakukan. Di sekitar kita kalau saya mencermati (maaf) biasanya ada dua
macam orang yang dinilai kurang bertanggung-jawab: yaitu orang yang tidak melakukan sesuatu
apapun jika tidak memberikan keuntungan bagi dia. Dan orang yang setiap kali megiyakan setiap
pekerjaan atau janji atau komitmen, tetapi tidak pernah melakukannya.

Tuhan Yesus pernah memberikan contoh: Anak yang satu menolak perintah ayahnya, sedangkan
anak yang lain mengiayakan orang tuanya. Namun akhirnya yang menolak perintah ayahnya ia
akhirnya pergi ke ladang, sedangkan yang mengiakan ayahnya, ia tidak pergi. Dan disusul
dengan pertanyaan: Siapa yang lebih baik dari kedua orang ini? Jawabannnya dua-duanya tidak
baik, semestinya yang baik adalah bila megatakan ya dan laksanakan tugas itu.

Pertanyaannya: Anda termasuk golongan mana??

4. Akhirnya, buah merupakan Tanda dari Jenis


Pernahkah kita mempunyai kerinduan untuk lebih rajin mengerjakan sesuatu buat Tuhan? Jika
pernah, saya yakin kita akan menjalani hidup yang penuh suka-cita. Baik dalam komunitas
maupun tempat karya kita.
Bac II menengaskan bahwa dasar dari pengharapan itu adalah kasih.

Rahasia Untuk Berbuah Lebat

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,
supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Yohanes 15:16
Setiap manusia yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya
merupakan hasil dari kasih karunia Tuhan (Yoh 3:16). Tuhanlah yang memilih setiap hidup kita
semua. Dia yang memanggil kita dan memberikan kasih karuniaNya agar kita dapat
mengenalNya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak berhenti pada titik bahwa kita disebut
sebagai umat Kristiani atau pengikut Kristus, tetapi Tuhan telah menetapkan suatu tugas bagi kita
yang telah menerima Dia (Yoh 15:16). Dia meminta kita untuk pergi menjadi saksiNya dan
menghasilkan buah kekekalan dalam hidup kita.
Buah yang dimaksud bisa berbicara mengenai buah pertobatan baik dalam hidup kita pribadi
maupun hidup orang lain, buah roh (Gal 5:22-23) dan buah pelayanan baik dalam bidang
pekerjaan sekuler (market place) maupun yang terpanggil secara penuh waktu di pelayanan
pastoral.
*courtesy of PelitaHidup.com
Bagaikan sebuah pohon yang buahnya dapat dinikmati banyak orang, maka buah yang muncul
dari kehidupan umat Tuhan akan dapat dinikmati oleh banyak orang dan menjadi berkat bagi
mereka semua. Semakin lebat buah yang dihasilkan oleh sebuah pohon, maka semakin banyak
orang yang dapat menikmati buah tersebut.
Tetapi jika sebuah pohon tidak mengeluarkan buahnya, maka pohon itu akan hidup dengan
percuma, sebagaimana disebutkan dalam perumpaan yang Tuhan sampaikan dalam Lukas 13:6-
9.
Oleh karena itu menghasilkan buah adalah kewajiban bagi setiap umat Tuhan, agar hidup kita
semua dapat berguna bagi orang lain sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga.
Berikut rahasia agar kita dapat menghasilkan buah yang lebat bagi Kerajaan Sorga:
1. Tinggal di dalam Tuhan
*courtesy of PelitaHidup.com
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak
berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Yoh 15:4
Pembacaan Firman Tuhan, doa harian, saat teduh, ibadah/persekutuan, pendalaman Alkitab,
komunitas sel/selgrup, doa puasa dan masih banyak cara lagi yang dapat membuat kita tetap
tinggal di dalam Tuhan.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika kita mulai meninggalkan aktivitas-aktivitas tersebut di atas, atau bahkan kita tidak pernah
melakukannya, dapat dipastikan bahwa kita tidak akan pernah dapat berbuah-buah dalam
kehidupan kita. Oleh karena itu janganlah heran jika banyak sekali umat Tuhan yang masih jatuh
bangun di dalam Tuhan dan tidak merasakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan rohani
mereka walaupun sudah bertahun-tahun mengikut Yesus.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Yoh 15:2
Tentu saja ada konsekuensi bagi ranting maupun pohon yang tidak pernah menghasilkan buah.
Yang berbuahpun akan selalu dibersihkan agar dapat menghasilkan lebih banyak lagi buah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kehidupan kita merupakan suatu proses menuju kepada kesempurnaan. Setiap hal-hal yang tidak
berkenan di hadapan Tuhan akan dipangkas melalui keadaan ataupun kondisi yang Tuhan ijinkan
bagi kita. Ketika kita melewati suatu masalah, hati kita akan senantiasa dibersihkan agar dapat
muncul karakter Yesus dalam kehidupan kita.
.
2. Meresponi setiap Firman Tuhan dan Bertekun di dalam FirmanNya
Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan. Luk 8:15
Lukas 8:4-15 berbicara mengenai perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan
benihnya. Benihnya jatuh di empat macam tanah. Dan hanya di tanah yang baik saja benih itu
dapat tumbuh dan bahkan berbuah hingga seratus kali lipat.
Benih berbicara mengenai Firman Tuhan, sedangkan tanah berbicara mengenai sikap hati kita
dalam menerima atau merespon terhadap Firman Tuhan yang kita dengar.
Tanah yang baik merupakan sikap hati yang mendengar, menyimpan dalam hati, menyambut dan
mengerti Firman Tuhan yang diterimanya. Tidak hanya itu, Firman yang telah diterima juga
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus, dalam berbagai macam keadaan
(baik maupun buruk). Dengan begitu maka kehidupan kita akan mengeluarkan buah yang dapat
dinikmati oleh banyak orang.
.
Beberapa halangan untuk dapat bertumbuh dan berbuah:

1. Tidak mau dibersihkan sehingga dapat berbuah. Hati yang tidak rela dibersihkan melalui
masalah maupun pencobaan yang datang, lewat orang-orang yang mungkin menyakiti
hati kita dan membuat kita kecewa.
2. Pekerjaan iblis yang senantiasa menghalang-halangi umat Tuhan agar dapat mengerti
Firman Tuhan. Setiap Firman yang didengar umatNya akan dicuri oleh iblis, sehingga
umat Tuhan akan lupa kepada Firman yang telah didengarnya.
3. Tidak mau berakar di dalam Tuhan, sehingga ketika pencobaan datang, maka dengan
mudah umat Tuhan akan melupakan kuasa Tuhan yang mampu menolong mereka.
4. Kekuatiran akan apa yang akan terjadi. Hal ini disebabkan karena kurang percaya kepada
kuasa Tuhan yang sanggup mengubahkan segala sesuatu. Keadaan dunia lebih
mempengaruhi kehidupan mereka dibandingkan dengan kuasa Tuhan.
5. Kekayaan dan kenikmatan hidup akan membuat umat Tuhan lupa kepada Dia yang telah
mempercayakan kelebihan materi kepada mereka. Hal ini membuat mata rohani mereka
membuta dan tidak lagi dapat melihat cahaya kemuliaan Tuhan.

.
.
Buah yang telah dihasilkan oleh sebuah pohon tidak dapat dinikmati oleh pohon itu sendiri,
melainkan buah itu akan dinikmati oleh orang lain dan berguna untuk memberikan kehidupan,
kesehatan, kekuatan, nutrisi dan kesegaran bagi setiap orang yang menikmatinya. Hidup yang
kita jalani bukan sekedar hidup untuk mencari nafkah bagi diri kita sendiri atau bahkan keluarga
kita sendiri. Tetapi Tuhan telah menetapkan tujuan bagi masing-masing pribadi kita, supaya
hidup kita menjadi kesaksian dan menghasilkan buah. Dengan demikian kehidupan kita akan
menjadi persembahan dan korban yang harum di hadapanNya (Ef 5:2).
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada
mereka yang dilatih olehnya. Ibr 12:11
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus
hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Fil 1:21-22b

ILUSTRASI
Suatu kali ada seorang yang membeli pohon mangga dalam pot, pohon mangga itu kelihatan sangat
menarik karena ada buah mangga nya yang sudah mulai matang, sesampainya dirumah pohon itu
dirawat dengan sangat baik , tiap hari dipupuk dan disiram .. tapi apa yang terjadi beberapa hari
kemudian pohon itu mulai layu, hari berikutnya tambah layu dan semakin layu dan mati . Ketika pot
pohon itu diperiksa , ternyata pohon itu tidak ada akarnya, jadi hanya batang pohon saja yang ditanam
tanpa akar.

Kita seringkali hanya fokus pada apa yang tampak diluar, yaitu buah mangga yang ada dalam pohon
mangga dalam pot .. tidak memperhatikan bagian lainnya yang lebih penting yaitu akar pohon itu.

Firman Tuhan dalam bacaan nats diatas, Yesus diumpamakan sebagai pokok anggur dan kita adalah
ranting-ranting nya. Buah anggur tidak muncul di pokok , tapi akan muncul di ranting-ranting nya.
Tetapi ranting itu tidak akan menghasilkan apa-apa kalau ranting itu tidak nempel pada pokok anggur
itu.
Jadi jangan hanya melihat buahnya saja, tetapi kita harus tau bagaimana buah itu dihasilkan, kemana
ranting itu melekat sehingga menghasilkan buah.
Kita memang boleh mengharapkan buahnya, tetapi jangan hanya berfokus pada buah itu saja.

Jangan kita hanya fokus pada Firman Tuhan yang mengatakan : mintalah apa saja yang kamu kehendaki
dan kamu akan menerimanya ... tetapi kita melupakan syaratnya yaitu .. jikalau kamu tinggal didalam
AKU dan FirmanKU tinggal didalam kamu .. kita harus melekat dan bersatu didalam Kristus, terjadi relasi
kuat yang mengubahkan.

Sebagai orang kristen kita diminta tidak hanya ikut Tuhan, tetapi juga dekat , melekat dan tinggal didalam
Tuhan , melekat berarti menempel terus-menerus, tertanam begitu dalam dan kuat sehingga tidak
mudah lepas.
Tetaplah melekat walau badai kehidupan menerpa, kala segalanya tidak seusai harapan, persoalan
datang silih berganti, mengalami sakit-penyakit ataupun ketika hidup sedang dipuncak kejayaan.

Ketika kita tetap tinggal didalam Tuhan maka dikatakan akan berbuah .. berbuah baik dan menyenangkan
karena Kristus adalah pokok anggur yang benar. Berbuah bukan karena ranting itu bisa dan mampu ,
tetapi karena melekat pada pokok yang benar.

Hidup yang berbuah ditandai dengan : hidup yang memuliakan DIA , buah itu membuktikan siapa kita ,
membuktikan dari mana buah itu berasal ..
Bisa jadi ada ranting lain dan buah lain di pokok anggur itu , tetapi itu bukan ranting dan buah yang asli ..
dia hanya numpang saja.
Pokok anggur yang benar itulah yang mampu mengubah karakter, mengubah orang menjadi berkat bagi
orang lain.
Dari buahnya lah orang dapat merasakan betapa enak dan manisnya buah itu, orang yang merasakan
nikmat dari buah itulah kemudian orang akan tertarik untuk memiliki pohon nya .
Dalam suatu pembinaan , ada pertanyaan : buah apa yang kamu hasilkan sebagai orang kristen ? maka
dijawab : buah mangga dikatakan berbuah jika menghasilkan mangga, maka orang kristen disebut
berbuah kalau telah menghasilkan orang kristen juga .. , apakah hal tersebut bisa ? sesungguhnya yang
membuat orang percaya bukan lah pekerjaan manusia , tetapi Allah yang membuat orang percaya, kita
hanya alatNya.

Bagaimana caranya supaya kita bisa terus melekat pada Kristus ? sadarilah bahwa diluar Kristus kita tidak
dapat berbuat apa-apa, tidak dapat menghasilkan buah ... layu dan mati..
Orang yang mencari kebahagiaan diluar Kristus , tidak akan pernah bahagia .. diluar Kristus kita bukan
apa-apa. Oleh karena itu diperlukan hati yang bersedia bergantung kepada Dia , melekat pada Dia.

Jangan kita bergantung pada kemampuan diri kita, bergantung pada pemikiran dan hitungan kita, karena
Tuhan sendiri yang akan berbuat untuk kita, penyertaanNya tidak pernah meninggalkan kita.

Kalau sampai saat ini gereja Perniagaan masih bisa hadir menjadi berkat, orang masih bisa mengecap
buah pelayanannya .. itu karena gereja masih melekat pada pokok yang benar yaitu Kristus.
Biarlah setiap kita bisa mengalami kuasa kasih Tuhan yang bekerja didalam kita dan melalui kita dengan
tetap tinggal melekat didalam DIA, sehinggah dapat menghasilkan buah pelayanan yang memuliakan
DIA.

Pohon yang Tidak Berbuah


Ayat bacaan: Lukas 13:8-9

"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika
tidak, tebanglah dia!"

Ada sepetak bidang kecil di belakang rumah saya yang saya jadikan taman. Awalnya rumput
tumbuh penuh menutupi tanah, tetapi belakangan ada beberapa bagian tanah yang gundul.
Usut punya usut, tanah di bagian yang itu ternyata mengeras sehingga akar rumput tampaknya
sulit menembus bagian-bagian tersebut.

Kalau memang mau rumput tumbuh baik lagi disana, tanahnya harus terlebih dahulu
digemburkan, karena rumput baru tidak akan bisa tumbuh disana kalau tanahnya memang
masih keras. Pohon mangga yang saya tanam disana juga sempat sulit tumbuh. Untuk pohon
mangga ini saya menyemprotkan anti hama dan memberi pupuk. Tidak lama setelahnya pohon
ini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Cabang mulai muncul, batang pohonnya mulai
menebal dan daun terus bertambah dengan baik. Ada beberapa tanaman lain disana yang
mungkin terlambat saya rawat sehingga keburu mengering dan mati. Apa gunanya tanaman
kalau tidak bisa tumbuh lagi, hanya tinggal batang kurus dan kering? Mau tidak mau saya
hanya bisa mencabut dan membuangnya.

Apa yang terjadi pada taman saya sangat cocok untuk dipakai untuk menggambarkan seperti
apa seharusnya 'taman' hidup orang percaya. Bahkan Yesus sendiri mempergunakan
perumpamaan seperti itu dengan menempatkan Tuhan sebagai pemilik kebun dan kita sebagai
pohon-pohon atau tanaman yang ada di dalam kebun tersebut. Yesus mengatakan: "Tidak
mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang
tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan
buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Pohon yang
tidak berbuah, yang tidak kunjung membaik meski sudah mendapat penanganan serius pada
akhirnya hanya akan ditebang dan dibakar. Ada kalanya untuk menyelamatkan pohon dan
tanaman itu, mereka harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif,
pembersihan benalu dan parasit yang menempel dan sebagainya. Bagi pohon mungkin proses
itu menyakitkan. Tapi proses tetap harus dilalui agar selanjutnya bisa tumbuh menjadi pohon
yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah segar dengan lebat. Hal yang sama bagi kita.
Kalau sebagai orang percaya kita masih belum berbuah dan tidak sehat tumbuhnya, kita harus
mau dibentuk dan mengalami pemotongan-pemotongan hal-hal yang tidak perlu, yang
mungkin terasa menyakitkan saat proses berlangsung. Tetapi itu akan membuat kita bisa
sehat bertumbuh dalam iman akan Kristus. Itu akan jauh lebih baik ketimbang pada akhirnya
dibuang dan dibakar.

Ada sebuah perumpamaan singkat yang menarik berasal dari Yesus. "Seorang mempunyai
pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada
pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur
itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak,
tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9).

Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya
yang tidak kunjung berbuah meski sudah diberi kesempatan yang lama. Perhatikan ada jangka
waktu yang diberikan Tuhan sebagai kesempatan bagi kita untuk berubah. Yesus datang untuk
menyelamatkan dan akan terus mengetuk pintu hati kita agar kita bertobat sehingga bisa
menerima keselamatan. Berbagai peringatan agar berbalik dari jalan-jalan yang salah terus
diberikan, termasuk masa-masa sulit yang bisa membentuk kita menjadi orang benar yang
sejati. Begitu baiknya Tuhan, karena tidak saja Dia memberikan kita waktu dan kesempatan,
tetapi Dia pun mau turun tangan langsung bekerja, mengusahakan agar lebih banyak lagi
orang-orang yang bertobat, bertumbuh dan berbuah.

Sebuah pohon ara yang tidak kunjung berbuah di kebun anggur masih akan dipertahankan
apabila bisa menghasilkan buah. Sang pemilik kebun bahkan dengan jelas menunjukkan
perhatian akan pohon ara ini. Ia mengingat betul kapan pohon itu ditanam, dan dalam
perumpamaan ini dikatakan bahwa ia pun terus mengamati apakah pohon tersebut sudah
berbuah atau tidak. Tiga tahun, tapi tetap juga tidak menampakkan hasil. Pohon yang tidak
berguna pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara yang tumbuh di tengah-tengah kebun anggur
itu tidak hanya sia-sia ada disana, tapi juga akan menghabiskan zat-zat nutrisi yang
dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Wajarlah apabila sang pemilik meminta agar pohon
itu ditebang saja. Tapi luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun masih
meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi
pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun"
akan mengerjakan sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah. Hidup kita yang begitu rusak oleh
benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita
membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar bisa
selamat. Dan kabar baiknya, Yesus bersedia untuk itu.

Dalam prosesnya, terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus
dicangkul, dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses itu terkadang terasa begitu
menyakitkan, tapi sungguh diperlukan, untuk menyelamatkan kita dari ditebang dan dilempar
kedalam api. Yesus pun berseru: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."
(Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita harus tetap tinggal
di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita. Baik dalam kehidupan sehari-hari, keluarga
maupun pekerjaan, hendaklah kita selalu menjalaninya di dalam Kristus, bersama-sama
dengan Dia. Ketika ada proses-proses pemotongan tunas yang tidak produktif atau
pembersihan benalu, laluilah itu dengan suka cita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk
menjadikan kita pohon yang berbuah lebat.

Pepatah mengatakan bahwa sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan
berbuah baik, begitu pula sebaliknya. "Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik
pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula
buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal." (Matius 12:33). Ada banyak ranting, tunas
dan benalu dalam hidup kita yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu
kesombongan, harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat kita
untuk berbuah, potonglah segera. Terus pupuk kebun kehidupan kita dengan firman Tuhan.
Kalau memang ada bagian-bagian yang keras sehingga menghambat pertumbuhan, cangkul
dan gemburkanlah. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur
menghasilkan buah yang banyak.

Pastikan agar kita tidak termasuk pohon ang tidak kunjung tumbuh dan berbuah sehingga
pada akhirnya harus ditebang dan dibakar

Jangan menjadi Orang Kristen Musiman


di 10.41

By Nelson Saragih
Markus 11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk
melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak
mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
Ketika Yesus dan murid-muridnya meninggalkan Betania, ditengah jalan Yesus merasa lapar dan
melihat sebatang pohon ara, namun tidak menemukan buah disana karena memang belum
musimnya. Karena itu Yesus berkata Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!.
Pohon ara itu kena kutuk, dan sejak perkataan itu di ucapkan, pohon ara itu menjadi kering dan
mati.

Kalau kita perhatikan kisah ini dengan seksama, Tuhan Yesus seolah-olah kejam. Pohon ara yang
tidak bersalah saja di kutuknya. Bagaimana ini, apa salahnya pohon ara itu? Saat itukan memang
bukan musim berbuah?.
Perhatikan saudaraku, saat itu Tuhan Yesus memperkatakan itu di depan murid-muridnya.
Sebenarnya ada sesuatu yang ingin di sampaikan Tuhan Yesus melalui pohon ara itu. Kita
ketahui bersama bahwa Tuhan Yesus sering mengajar murid-muridnya melalui perumpamaan-
perumpamaan. Satu hal kita lihat dari peristiwa ini bahwa Tuhan Yesus tidak ingin murid-
muridnya dan kita semua menjadi orang Kristen musiman yaitu berbuah pada saat-saat tertentu
saja. Tuhan ingin kita senantiasa berbuah bagi-Nya.
Yohannes 15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,
supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Bicara mengenai buah, ada dua buah yang diinginkan Tuhan dari kita yaitu buah pertobatan dan
buah berupa jiwa-jiwa yang di bawa ke Tuhan. Namun bagaimana kita bisa membawa jiwa-jiwa
kalau kita sendiri masih belum menghasilkan buah pertobatan? Bagaimana kita menyelamatkan
orang lain kalau kita sendiri masih belum selamat? Bagaimana bisa orang buta menuntun orang
buta lainnya kejalan yang benar? Bukankah kedua-duanya akan tersesat dan terpelosok masuk
jurang?
Oleh sebab itu untuk renungan ini saya lebih memfokuskan kepada buah yang berbentuk
pertobatan. Tuhan ingin kita senantiasa hidup dalam pertobatan. Tidak hanya datang beribadah
hanya saat moodnya baik. Tidak hanya datang beribadah saat natal atau hari besar Kristen
lainnya. Kelihatan hidup kudus pada hari minggu saja, sementara hari lainnya tidak ada bedanya
dengan orang dunia. Kelihatan Kristen pada saat hari minggu, sementara hari senin sampai sabtu
tidak jelas. Maaf saudaraku, ini mungkin agak keras. Tapi renungan ini juga saya tujukan kepada
diri saya pribadi. Saya tidak berusaha menghakimi siapapun, biarlah firman Tuhan yang
menghakimi kita.
Bagaimana supaya berbuah senantiasa?
Yeremia 17:7-8 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya
ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Ayat diatas menjelaskan untuk dapat senantiasa berbuah maka kita harus melakukan 2 hal yaitu :
1. Mengandalkan Tuhan.
2. Menaruh segenap pengharapan hanya kepada Tuhan.
Dengan mengandalkan dan berharap pada Tuhan itu sama dengan ranting yang menempel pada
pohon. Pohonlah yang menyalurkan zat-zat makanan kepada ranting sehingga ranting dapat
menghasilkan buah. Oleh sebab itu agar senantiasa berbuah maka kita harus senantiasa
menempel pada Pohon itu yaitu Tuhan Yesus maka kita akan senantiasa berbuah. Amin.
Doa:
Tuhan Yesus, kami rindu senantiasa menyenangkan hati-Mu. Kami rindu senantiasa berbuah dan
tidak menjadi Kristen musiman. Tolong kami ya Tuhan, agar kami senantiasa hidup dalam
Engkau. Sama seperti ranting tidak akan dapat berbuah jika tidak tinggal dalam pohon demikian
pula kami tidak adakan dapat berbuah jika kami tidak tinggal dalam Engkau. Engkaulah pohon
kehidupan itu ya Tuhan dan biarlah kami senantiasa tinggal dalam Engkau. Dalam nama Yesus
kami berdoa. Amin (sumber)

Korma: Hidup yang Terus Berbuah


Oct 10, 2015 by Daniel Sihombing in life

Siapa yang tidak mengenal buah korma? Buah berwarna coklat ini memiliki ukuran 2-3
sentimeter dan memiliki kandungan air dan gula baik bagi kesehatan, rasanya pun manis. Buah
korma dihasilkan dari pohon korma yang hidup hanya di gurun pasir. Gurun pasir? Seriusan? Ya,
benar, gurun pasir yang miskin air dan sumber mineral. Cuaca panas dan sinar matahari yang
menyengat adalah hal yang begitu identik dengan gurun pasir. Hanya sedikit makhluk hidup
yang dapat bertahan di sana, salah satunya adalah pohon korma ini.

Keistimewaan pohon korma ini terletak pada akarnya yang menerobos lapisan pasir gurun
setebal belasan atau puluhan meter. Akar itu harus cukup dalam tertanam untuk dapat menggapai
air dan mineral yang ada di bawah tanah. Akar yang kokoh juga diperlukan untuk dapat bertahan
hidup di tengah-tengah badai gurun yang besar. Kisah lengkap mengenai pohon korma ini pernah
saya tuliskan dalam tulisan Kristen Pohon Korma.

Hidup yang Terus Berbuah


Keunikan pohon korma ada pada kemampuannya untuk terus berbuah. Bahkan semakin tua,
buahnya semakin manis dan makin sedap untuk disantap. Jika diteliti, hal ini dapat terjadi karena
semakin hari akar pohon korma makin dalam menembus ke tanah, sehingga nutrisi yang
diperlukan semakin mudah diperoleh. Pohon lainnya seperti pohon pisang hanya mampu
menghasilkan buah sekali selama hidupnya. Ia harus ditebang dan diganti dengan tunas yang
baru setiap kali menghasilkan buah. Juga pohon sawit yang hanya berbuah lima hingga delapan
kali saja. Meskipun dapat berbuah sepanjang hidupnya, kualitas dan jumlah buah sawit akan
menurun secara signifikan setelah tahun kelima. Pohon sawit harus diganti pohon yang baru.
Usut punya usut, inilah yang memicu kebakaran lahan di Indonesia.
Pemazmur menyebut pohon korma ini di dalam Mazmurnya, Orang benar akan bertunas seperti
pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait
TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah,
menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung
batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya (Mazmur 92:13-16). Orang benar layaknya pohon
korma yang terus berbuah seiring berjalannya waktu. Tantangan dan pergumulan hidup yang
terus datang tidak menghalangi kita untuk terus berbuah atau malah membuat buah kita
berkurang.

Kini, kita banyak mendengar kisah orang-orang percaya yang begitu berapi-api untuk Tuhan di
masa muda namun menjadi kendor ketika mulai sibuk dalam pekerjaan dan berkeluarga. Tidak
sedikit juga kisah orang-orang yang berubah setia dan meninggalkan Tuhan karena tidak kuat
menghadapi tekanan dan pergumulan hidup. Ada juga yang menyalahkan Tuhan ketika dukacita
atau kesulitan ekonomi datang. Bahkan, ada yang rela meninggalkan iman dan Tuhan Yesus
karena pacarnya atau karena jabatan yang ia lama idam-idamkan.

Mazmur ini mengingatkan kita untuk menjadi layaknya pohon korma yang terus berbuah
sepanjang kehidupan kita. Menghasilkan buah yang semakin manis dan makin sedap disantap.
Buah-buah roh yang menyegarkan dan berguna bagi orang lain. Bukan hanya sekali berbuah
kemudian mati. Atau hanya beberapa kali berbuah namun semakin lama makin menurun kualitas
dan kuantitasnya. Buah-buah kasih, sukacita, damai sejahtera, kebaikan, kesabaran,
kelemahlembutan, kesetiaan, dan penguasaan diri yang menjadi kesaksian kita bagi generasi
penerus bahwa Tuhan itu baik dan benar. Bahwa Tuhan itu adalah gunung batu dan tempat
perlindungan. Bahwa Tuhan itu baik dari dulu, sekarang, hingga selama-lamanya. Mari menjadi
seperti pohon korma yang terus berbuah sepanjang kehidupan kita. Terus berbuah semakin manis
dan semakin manis lagi.

Cara Pemangkasan Tanaman Anggur

CARA PEMANGKASAN TANAMAN ANGGUR -- Salah satu hal penting agar tanaman
anggur bisa berbuah dengan baik dan lebat adalah pada proses pemangkasan. Pemangkasan
anggur ini harus dilakukan baik ditanam di tanah ataupun anggur ditanam pada pot. Pada
dasarnya Pemangkasan tanaman anggur dilakukan sebagai upaya untuk memanipulasi
keadaan seperti di habitat asli tanaman anggur. Tanaman anggur merupakan tanaman dari daerah
yang memiliki 4 musim. Pada saat musim gugur tanaman anggur mengalami rontok seluruh
daunnya. Selanjutnya pada musim dingin tanaman anggur memasuki masa dormant. Pada saat
musim semi tanaman anggur akan kembali tumbuh dengan membawa cluster-cluster bunga yang
akan menjadi buah anggur.
Pemangkasan tanaman anggur dilakukan agar menyerupai kehidupannya di negara dengan
empat musim tersebut. Selain itu pemangkasan tanaman anggur dilakukan agar sulur-sulur yang
menjalar menjadi rapi. Seperti diketahui sulur tanaman anggur pada para-para atau pergola
dibuat rapi agar indah. Selain itu antar daun dan dahan sebaiknya tidak saling menaungi karena
itu perlu dilakukan pemangkasan tanaman anggur.

Pemangkasan Tanaman anggur memiliki beberapa tujuan selain mengikuti kebiasaan aslinya,
yaitu : Memperoleh batang pokok tanaman anggur yang kekar dan kuat, sehingga bentuk dasar
tanaman bagus, memperoleh cabang dan ranting yang subur dan sehat dalam jumlah banyak,
serta membentuk kerangka dasar tanaman sesuai sistem bentuk pohon yang diharapkan,
memperoleh tanaman anggur yang cepat berbunga dan bertandan banyak, sehingga produksinya
tinggi dan memperoleh cabang dan ranting tanaman anggur yang akan menghasilkan buah.

Langkah-Langkah Pemangkasan Tanaman Anggur

Setelah mengetahui manfaat dari pemangkasan tanaman anggur, selanjutnya kita perlu
memahami teknis bagaimana cara melakukan pemangkasan tanaman anggur. Pada dasarnya
pemangkasan tanaman anggur dibagi menjadi beberapa hal yaitu : Pemangkasan bentuk dan
pemangkasan pembuahan.

Pemangkasan Bentuk Tanaman Anggur

Pemangkasan bentuk tanaman anggur bertujuan untuk mendapatkan pola atau bentuk tanaman
anggur. Pola tanaman anggur disesuaikan dengan bentuk para-para atau media untuk merambat
tanaman anggur.

Pemangkasan Bentuk Tanaman Anggur

Berikut Langkah pemangkasan bentuk tanaman anggur:


- Biarkan tanaman anggur tumbuh dengan satu batang pokok sampai setinggi para-para. Tinggi
para-para bisa bervariasi sekitar 180 cm atau lebih tinggi lagi.
- Setelah setinggi para-para, potong bagian pucuk batang yang kulitnya sudah berwarna hijau
kekuningan
- Setelah bagian pucuk tanaman anggur dipotong , akan muncul 3-4 tunas baru, lakukan
pemeliharaan 3 tunas, tunas yang satunya (pertumbuhan kurang baik) dibuang.
- Atur pertumbuhan tunas yang dipelihara ke arah kanan dan kiri dan satu tunas lagi dibiarkan
tumbuh lurus. Tunas yang tumbuh lurus disebut cabang primer dan tunas yang tumbuh ke kanan
dan kiri disebut cabang sekunder.
- Potong pucuk cabang primer yang sudah mencapai satu meter dan kulitnya sudah kecoklatan,
kemudian tunas yang tumbuh dipelihara 3 tunas saja. Lakukan terus menerus sampai para-para
penuh dengan cabang anggur. Lakukan pencatatan setiap kegiatan pemangkasan bentuk tanaman
anggur tersebut.

Pemangkasan Pembuahan Tanaman Anggur

Pemangkasan pembuahan tanaman anggur berguna agar tanaman anggur bisa berbuah dengan lebat
dan memiliki kualitas bagus. Untuk menghasilkan panen buah anggur yang banyak dan berkualitas
bagus, perlu pemangkasan yang baik dan benar.

Pemangkasan Untuk Pembuahan Anggur

Berikut ini langkah-langkahnya :

- Pemangkasan pembuahan tanaman anggur dilakukan pada saat tanaman anggur berumur 1
tahun.
- Yang penting dilakukan sebelum pemangkasan adalah berikan tanaman anggur dengan pupuk
serta pengairan yang cukup.
- Sebelum dipangkas salah satu cabang dicoba dipotong. Jika ditunggu lebih dari 5 menit tidak
ada tetesan air, pemangkasan ditunda dahulu, dan pengairan ditambah sampai ada tetesan pada
cabang yang dipotong tadi.
- Lakukan pemangkasan dalam 2 tahap, tahaps I bulan April, tahaps II bulan Agustus.
- Lakukan pemangkasan dengan cara merontokan daun-daunnya, sehingga yang tersisa hanya
cabang produksi.
- Cabang-cabang yang kecil atau kurang sehat dibuang, pemangkasan pendek disisakan 2 - 4
mata tunas.
- Cabang atau ranting sisa pemangkasan dibentangkan dan diatur merata di seluruh permukaan
para-para, lalu diikat ke kanan dan ke kiri dengan tali rafia.
- Setelah 10 14 hari seusai pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru.
- Tiap tunas sebaiknya dipelihara 1 - 2 malai bunga, selebihnya dibuang (dipangkas).Ini
dimaksudkan agar nantinya buah anggur yang dihasilkan bermutu tinggi.
- Tunas-tunas yang tumbuh pada ruas yang sama sebaiknya diwiwil.

Nah setelah tanaman anggur dipangkas dan mengelurkan bunga dan buah, selanjutnya kita
tinggal merawatnya dengan melakukan penjarangan buah anggur. Penjarangan buah anggur ini
dimaksudkan agar buah yang dihasilkan berukuran besar dan berkualitas tinggi. Penjarangan
buah anggur sendiri dilakukan sebanyak 40 % - 60% pada saat anggur seukuran kedelai.
Selanjutnya bisa dikurangi lagi sebesar 10%15 % pada saat butiran anggur sebesar jagung.
Dengan demikian buah anggur yang dihasilkan bisa seragam dan berkualitas bagus.
Related Posts Widget

Anda mungkin juga menyukai