Anda di halaman 1dari 3

3.

Pikirkan Masalah dan Kesulitan Nyata dalam


Perenunganmu

Untuk mencapai hasil dalam kehidupan rohani kita, kita harus memikul
tanggung jawab dalam makan dan minum firman Tuhan, dan kita harus
belajar untuk menghubungkannya dengan keadaan kita yang sebenarnya
dan mencari kebenaran. Ini sangat penting. Sebagaimana firman Tuhan
katakan: "Ketika engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau
harus mengukur realitas keadaanmu sendiri berdasarkan firman
Tuhan. Artinya, ketika engkau menemukan kekurangan dalam
perjalanan pengalaman nyatamu, engkau harus mampu menemukan
jalan penerapan, mampu berpaling dari motivasi dan pemahamanmu
yang salah. Jika engkau selalu berupaya melakukan hal-hal ini dan
mencurahkan hatimu untuk mencapainya, engkau akan memiliki jalan
untuk kauikuti, engkau tidak akan merasa hampa, dan dengan
demikian engkau akan mampu mempertahankan keadaan yang
normal. Hanya setelah itulah, engkau akan menjadi seseorang yang
menanggung beban dalam hidupmu sendiri, seseorang yang memiliki
iman" ("Penerapan (7)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa
Manusia").

"Karena engkau datang ke hadapan Tuhan dengan membawa beban,


dan karena engkau selalu merasa banyak sekali kekuranganmu, bahwa
ada banyak kebenaran yang perlu kauketahui, banyak realitas yang
perlu kaualami, dan bahwa engkau seharusnya memusatkan
perhatianmu seluruhnya pada kehendak Tuhan—hal-hal ini selalu ada
dalam pikiranmu. Seolah-olah semua itu menekanmu begitu kuat
sampai engkau merasa sulit bernapas, dan karenanya engkau
merasakan beban berat di hatimu (meskipun engkau tidak berada
dalam keadaan negatif). Hanya orang-orang seperti inilah yang
memenuhi syarat untuk menerima pencerahan dari firman Tuhan dan
digerakkan oleh Roh Tuhan" ("Sangatlah Penting untuk Membangun
Hubungan yang Normal dengan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri
dalam Rupa Manusia"). Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk berurusan
dengan kekurangan dan kebutuhan umat manusia, jadi ketika kita
membaca firman Tuhan, kita harus mencari kebenaran untuk menyelesaikan
masalah aktual kita. Kita harus memandang masalah dan kesulitan aktual
kita dalam terang firman Tuhan sehingga kita bisa mendapatkan
pencerahan Roh Kudus. Misalnya, jika kita mendapati bahwa, ketika kita
sedang bersama saudara-saudari atau bekerja sama dengan seseorang
dalam tugas kita, kita selalu menunjukkan kecongkakan, berpegang teguh
pada pendapat kita sendiri, meminta orang lain mendengarkan kita, dan
mungkin bahkan menceramahi dan menindas orang lain, kita harus
memikirkan masalah ini dengan cermat dalam perenungan kita. Mengapa
kita selalu menunjukkan jenis kerusakan ini dan sepertinya tidak pernah
bisa berubah? Mengapa kita tidak bisa lepas dari ikatan dosa dan berhenti
berbuat dosa? Dan kita sering kali tak mampu menahan diri untuk tidak
berbohong dan menipu demi melindungi reputasi dan status kita sendiri—
mengapa demikian? Mengapa begitu sulit untuk menjadi orang yang
jujur? Dosa kita telah diampuni Tuhan Yesus, jadi mengapa kita terus-
menerus berbuat dosa? Dapatkah orang-orang seperti kita, yang selalu
berbuat dosa, benar-benar masuk ke dalam kerajaan surga? Ajukan
pertanyaan ini dan ajukan lebih banyak lagi. Khususnya sekarang di mana
pandemi sedang melanda dunia dan bencana menimpa kita, kita masih
belum melihat Tuhan datang di atas awan, jadi cepat atau lambat kita pasti
akan menyerah pada bencana. Kita tidak bisa membuang-buang waktu
berdoa kepada Tuhan dan mencari apa yang menjadi kehendak-Nya
sekarang setelah bencana telah datang. Kita harus sepenuhnya
merenungkan beberapa pertanyaan praktis: di manakah Tuhan akan
menampakkan diri dan bekerja ketika Dia datang pada akhir zaman?  Di
mana Roh Kudus akan berbicara kepada gereja-gereja? Bagaimana kita bisa
menjadi gadis bijaksana dan menyambut Tuhan? Gereja macam apakah
gereja Filadelfia yang akan diangkat itu? Dengan membawa pertanyaan-
pertanyaan praktis ini ke dalam perenungan kita dan membaca firman
Tuhan, serta mencari kehendak Tuhan yang sebenarnya, kita dapat lebih
dengan mudah mendapatkan pencerahan dan bimbingan Tuhan. Ini dapat
menyelesaikan masalah dan kesulitan kita, memberi kita jalan penerapan.
Jika kita hanya membaca Alkitab dan berdoa secara agamawi,
memperlakukan perenungan kita hanya sebagai tugas belaka,
melakukannya dengan asal-asalan, tanpa antusiasme atau komitmen apa
pun, kehidupan rohani kita akan mengalami kerugian dan itu tidak akan
menjadi apa pun selain ritual keagamaan, sebuah kebiasaan agamawi.

Inilah tiga prinsip penerapan yang harus kita pahami untuk perenungan
rohani kita. Asalkan kita menggunakan prinsip-prinsip ini dan
menerapkannya dalam renungan harian kita, kita akan memperoleh lebih
banyak pencerahan dari Roh Kudus, kita akan melihat peningkatan yang
terus-menerus dalam kehidupan rohani kita, dan secara berangsur-angsur
kita akan mengalami pertumbuhan dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai