Anda di halaman 1dari 1

Ketika itu anak saya baru satu. Setiap malam saya menemani anak saya tidur.

Kesempatan itu
adalah kesempatan emas. Saya memperdengarkan dia ayat Firman Tuhan. Satu ayat diulang-
ulang sampai beberapa malam. Akhirnya dia dapat menghafal satu ayat. Berikutnya saya ganti
dengan ayat yang lain. Di lain kesempatan saya menggunakan satu pasal. Jadi ayat hafalannya
bersambung dari satu frasa ke frasa berikutnya sampai membentuk satu pasal. Pasal apa
itu? Mazmur 23. Jikalau anak usia belasan bulan dan bisa menghafalkan Mazmur 23 waw...itu
terlihat dan terasa lucu sekali.
Saya tidak bertanya apakah Anda menghafal atau tidak Mazmur 23 itu. Tetapi, apakah Anda
punya pengalaman dengan Mazmur 23?
Satu dua orang Kristen tidak punya banyak ayat hafalan, tetapi mereka tahu dan
menghafal Mazmur 23. Sehingga ketika ada sesuatu yang mendesak dan darurat yang dia bisa
ucapkan adalah Mazmur 23 sebagai landasan imannya sekaligus sebagai penghiburan yang
ampuh.
Saya hendak mencatat kembali apa yang pernah saya dengar atau bahkan saya kotbahkan dari
Mazmur 23.

Mazmur 23 ini diapit oleh Mazmur 22 dan Mazmur 24. Anda tahu bagaimana dan apa Mazmur
22 dan Mazmur 24?
Mazmur 22 dijuluki sebagai mazmur salib.
"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Mazmur 22:2). Frasa ini dikutip oleh
Tuhan Yesus ketika Dia di atas kayu salib.
Apa yang dicatat dalam ayat 8, ayat 9, dan ayat 19 dari Mazmur 22 ini digenapi pada peristiwa
penyaliban Tuhan Yesus.

Dan bagaimana dengan Mazmur 24? Mazmur 24 dijuluki sebagai mazmur Raja Kemuliaan.
Mazmur ini adalah sebuah Mazmur yang ditulis Daud yang mengungkapkan pengakuan
imannya bahwa Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya (ayat 1) adalah Raja
Kemuliaan (ayat 7, 8,9,10). Ada pengulangan frasa yang bisa kita simpulkan bahwa itu adalah
sebuah penegasan bahwa Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.
Mazmur 23 diapit oleh mazmur salib dan mazmur Raja Kemuliaan. Seakan memberitahu kita
bahwa salib bukanlah akhir segalanya bagi orang yang beriman. Belum titik. Masih ada
lanjutannya, yaitu Mazmur 23. Bahkan Mazmur 23 ini pun akan mengalami klimaksnya pada
Mazmur 24.
Dan jikalau Anda teliti membacanya, baik Mazmur 22, maupun Mazmur 23, dan Mazmur
24 ditulis oleh satu orang saja yaitu Daud. Jangan bertanya berapa banyak asam garam yang
dikecap Daud. Saya yakin bahwa Daud bukan hanya mengecap asam garam saja. Dia juga
mengecap susu dan madu di dalam perjalanan imannya.
Baiklah, berikut ini adalah pembahasan detil dari Mazmur 23, hanya sampai ayat 3a saja.
Ayat 1, TUHAN adalah gembalaku,
Kata Tuhan ditulis dengan huruf kapital semua. Itu menunjuk kepada Yahwe. Tuhan yang tidak
berubah. Apanya yang tidak berubah? KuasaNya dan kasihNya juga janjiNya.
Satu dekade yang lalu di mana-mana ada WARTEL (konteks kota Malang). Dengan
menyediakan sedikit ruangan disertai satu pesawat telpon maka WARTEL menjadi usaha yang
menjanjikan. Apakah benar? Tidak. Itu sungguh tidak benar. Masa berganti masa. HP adalah
pesawat yang banyak dimiliki orang sehingga boleh dikatakan semua WARTEL sekarang tutup.
Bumi berputar dan dunia ini sungguh berubah amat cepat, bahkan perubahannya tidak dapat
kita prediksi.

Tetapi syukurlah bahwa ada TUHAN yang tidak berubah kuasaNya dan kasihNya yang bisa dan
yang patut kita andalkan di segala masa dan di setiap musim.

Saya pernah opname di rumah sakit sebanyak tiga kali. Ketiganya kasusnya sama yaitu operasi
caesar. Tiga anak dilahirkan di rumah sakit yang berbeda. Dengan pertolongan tiga dokter yang
berbeda. Dengan kondisi kantong yang berbeda. Tetapi saya bersyukur bahwa Tuhan yang
sama selalu hadir di masa yang berbeda dan musim yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai