PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Mukjizat Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits
Nabi Muhammad SAW diutus di zaman orang-orang yang ahli dalam hal kefasihan
berbahasa, ahli dalam hal berparamasastra, dan ahli dalam bersyair secara alami. Maka
Nabi SAW datang kepada mereka dengan membawa Al-Qur'an yang seandainya
berkumpul manusia dan jin untuk mendatangkan hal yang semisal atau sepuluh surat
yang semisal atau sebuah surat yang semisal dengannya, niscaya mereka tidak akan
mampu melakukannya untuk selama-lamanya, sekalipun sebagian dari mereka
membantu sebagian yang lainnya.
{]ربِ ٍّي
َ ]ان َعٍ ] ) بِلِ َس194( َك لِتَ ُكونَ ِمنَ ْال ُم ْن ِذ ِرين
َ ِ) َعلَى قَ ْلب193( ُ) نز َل بِ ِه الرُّ و ُح األ ِمين192( َوَِإنَّهُ لَتَنزي ُل َربِّ ْال َعالَ ِمين
)195( ين ٍ ِ} ُمب
“Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia
dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa
Arab yang jelas.” (QS. Asy-Syuara: 192-195)
2. Bulan Terbelah 2
Bulan terbelah dua merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW sebagai bukti
kenabian. Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan bahwa ayat tersebut mengisahkan sikap kaum kafir
Quraisy yang terus mendustakan dakwah Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya telah
datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari
kekafiran).
2
Imam Bukhari mengatakan dari Anas ibnu Malik, bahwa penduduk Mekah pernah
meminta kepada Rasulullah Saw. untuk memperlihatkan kepada mereka suatu mukjizat
yang membenarkan kenabiannya, maka Nabi Saw. memperlihatkan kepada mereka
rembulan terbelah menjadi dua bagian sehingga mereka melihat kekosongan di antara
keduanya.
Kala melakukan hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW yang ditemani sahabat Abu
Bakar Ash Shiddiq sempat bersembunyidi Goa Tsur. Persembunyian Nabi SAW dan
Abu Bakar di Goa Tsur tersebut nyaris diketahui para musuhnya yang terus mengejar
Rasulullah SAW. Namun, dengan pertolongan Allah SWT, Rasulullah dan Abu Bakar
selamat.
َك اَوْ ي ُْخ ِرجُوْ ۗكَ َويَ ْم ُكرُوْ نَ َويَ ْم ُك ُر هّٰللا ُ ۗ َوهّٰللا ُ خَ ْي ُر ْال َما ِك ِر ْين ]َ ْك الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا ِلي ُْثبِتُو
َ ْك اَوْ يَ ْقتُلُو َ َِواِ ْذ يَ ْم ُك ُر ب
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Qurais) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfal: 30)
2.2 Dalil naqli irhas Nabi Muhammad, Nabi Isa, Nabi Musa
1. Nabi Muhammad
2. Nabi Isa
Saat Nabi Isa AS dilahirkan, ia langsung dapat berbicara selayaknya orang dewasa yang
lancar dalam berbicara. Irhas tersebut untuk melindungi ibunya yang saat itu terkena
fitnah karena melahirkan Nabi Isa AS tanpa ayah.
3
هّٰللا
َ ال ِانِّ ْي َع ْب ُد ِ ٰۗا ٰتنِ َي ْال ِك ٰت
ب َو َج َعلَنِ ْي نَبِيًّا َ َۙ ق
“Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan
Dia menjadikan aku seorang Nabi.” (QS. Maryam : 30)
3. Nabi Musa
Sewaktu masih bayi, ibunda Nabi Musa diperintahkan oleh Allah SWT untuk
menghanyutkan bayinya (Musa) dalam sebuah peti ke Sungai Nil.
ص ]نَ َعْ ُك َم َحبَّةً ِّمنِّى َولِت ُ َّاح ِل يَْأ ُخ ْذهُ َع] ُد ٌّو لِّى َو َع] ُد ٌّو لَّهۥُ ۚ َوَأ ْلقَي
َ ]ْت َعلَ ْي ِ ت فَٱ ْق ِذفِي ِه فِى ْٱليَ ِّم فَ ْلي ُْلقِ ِه ْٱليَ ُّم بِٱلس
ِ َأ ِن ٱ ْق ِذفِي ِه فِى ٱلتَّابُو
َعلَ ٰى َع ْينِ ٓى
2.3 Dalil Naqli karomah dari Abu bakar dan waliyullah lainnya
Sang istri menjawab, “Aku telah bersiap-siap menunggu engkau datang.” Abu Bakar
berkata, “Demi Allah, aku tidak akan bisa menjamu mereka selamanya.” Abu Bakar
mempersilakan para tamunya makan. Salah seorang tamunya berujar, “Demi Allah,
setiap kami mengambil sesuap makanan, makanan itu menjadi bertambah banyak.
Kami merasa kenyang, tetapi makanan itu justru menjadi lebih banyak dari
sebelumnya.”
Sayyidina Abu Bakar melihat makanan itu tetap seperti semula, bahkan jadi lebih
banyak, lalu beliau bertanya kepada istrinya, “Hai ukhti Bani Firas, apa yang terjadi?”
Sang istri menjawab, “Mataku tidak salah melihat, makanan ini menjadi tiga kali lebih
banyak dari sebelumnya.” Abu Bakar menyantap makanan itu, lalu berkata, “Ini pasti
ulah setan.”
Akhirnya Abu Bakar membawa makanan itu kepada Rasulullah dan meletakkannya di
hadapan beliau. Ketika itu sedang ada pertemuan antara kaum muslimin dan satu kaum.
Mereka dibagi menjadi 12 kelompok, hanya Allah Yang Maha Tahu berapa jumlah
keseluruhan hadirin. Beliau menyuruh mereka menikmati makanan itu, dan mereka
semua menikmati makanan yang dibawa Abu Bakar . (HR Al-Bukhari dan Muslim)
4
2. Umar Bin Khattab
Yahya bin Ayyub al-Khaza'i menceritakan bahwa Umar bin Khattab mendatangi
makam seorang pemuda lalu memanggilnya, "Hai Fulan! Dan orang yang takut akan
saat menghadap Tuhannya, akan mendapat dua surga (QS Al-Ralunan [55]: 46). Dari
dalam kubur pemuda itu, terdengar suara: "Hai Umar, Tuhanku telah memberikan dua
surga itu kepadaku dua kali di dalam surga". (Riwayat Ibnu 'Asakir)
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Jahjah al-Ghifari mendekati Utsman yang sedang
berkhutbah, merebut tongkat dari tangan Utsman, dan meletakkan di atas lututnya, lalu
mematahkannya. Orang-orang menjerit. Allah Ta’ala lalu menimpakan penyakit pada
lutut Jahjah dan tidak sampai setahun ia meninggal. (Riwayat Ibnu Sakan dari Falih bin
Sulaiman yang saya kemukakan dalam Kitab Hujjatullah ‘ala al-Alamin).
Sid bin Musayyab menceritakan bahwa ia dan para sahabat menziarahi makam-makam
di Madinah bersama Sayyidina Ali . Ali berseru, "Wahai para penghuni kubur, semoga
dan rahmat dari Allah senantiasa tercurah kepada kalian, beritahukanlah keadaan kalian
kepada kami atau kami akan memberitahukan keadaan kami kepada kalian." Lalu
terdengar jawaban, "Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah senantiasa
tercurah untukmu, wahai Amirul Mukminin. Kabarkan kepada kami tentang hal-hal
yang terjadi setelah kami". Ali berkata, "Istri-istri kalian sudah menikah lagi, kekayaan
kalian sudah dibagi, anak-anak kalian berkumpul dalam kelompok anak-anak yatim,
bangunan-bangunan yang kalian dirikan sudah ditempati musuh-musuh kalian. Inilah
kabar dari kami, lalu bagaimana kabar kalian?" Salah satu mayat menjawab, "Kain
kafan telah koyak, rambut telah rontok, kulit mengelupas, biji mata terlepas di atas pipi,
5
hidung mengalirkan darah dan nanah. Kami mendapatkan pahala atas kebaikan yang
kami lakukan dan mendapatkan kerugian atas kewajiban yang yang kami tinggalkan.
Kami bertanggung jawab atas perbuatan kami". (Riwayat Al-Baihaqi)
Urwah mengisahkan bahwa ketika orang-orang yang pergi ke Bi’r Ma’unah terbunuh
dan Amr bin Umayyah al-Dhamri ditawan, Amir bin Thufail bertanya kepada Amr
bin Umayyah, “Siapa orang ini?” sambil menunjuk kepada salah scorang yang
terbunuh. Amr bin Umayyah menjawab, “Ini Amir bin Fuhairah.” Amir bin Thufail
berkata, “Setelah ia terbunuh, aku melihatnya diangkat ke atas, sehingga berada di
antara langit dan bumi. Kemudian diletakkan kembali ke bumi.” Berita tentang
mereka sampai kepada Nabi Saw, lalu beliau mengabarkan kematian mereka kepada
para sahabat. Beliau berkata, “Sahabat-sahabat kalian telah gugur dan mereka telah
berdoa kepada Allah, ‘Ya Tuhan kami, beritahukanlah kepada saudara-saudara kami
bahwa kami ridha kepada-Mu dan Engkau ridha kepada kami.” Maka Rasulullah Saw.
mengabarkan hal terscbut kepada para sahabat. (Riwayat Bukhari dari jalur
Hisyam bin `Urwah)
6. Maryam
Para pakar tafsir mengatakan, “Zakariya menempatkan Maryam di tempat yang mulia
yang terletak di dalam masjid. Tidak ada yang dapat menemuinya selain Zakariya.
Maryam beribadah kepada Allah di tempat itu dan ia pun melakukan kewajibannya. Ia
senantiasa melaksanakan ibadah siang ataupun malam hari. Maryam pun dijadikan
permisalan oleh Bani Israil karena ibadahnya. Ia dikenal memiliki kondisi yang mulia
dan sifat yang baik. Ketika Nabi Zakariya masuk di tempat ibadahnya (disebut:
mihrab), ia mendapati di sisi Maryam ada rezeki yang di luar dari kebiasaan. Ia dapati
buah yang seharusnya ada pada musim panas, ternyata ada pada musim dingin.
Sebaliknya ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim dingin, ternyata ada pada
musim panas.” (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2:422-423)
An-Naml : 40
ض] ِل َرب ۗ ِّْي ْ َ]ال ٰه] َذا ِم ْن ف َ َ]كَ فَلَ َّما َر ٰاهُ ُم ْس]تَقِ ًّرا ِع ْن]د َٗه ق ۗ ]ُك طَرْ ف َ ب اَن َ۠ا ٰاتِ ْي
َ ك بِ ٖه قَ ْب َل اَ ْن يَّرْ تَ َّد اِلَ ْي ِ قَا َل الَّ ِذيْ ِع ْند َٗه ِع ْل ٌم ِّمنَ ْال ِك ٰت
ۗ
لِيَ ْبلُ َونِ ْٓي َءاَ ْش ُك ُر اَ ْم اَ ْكفُ ُر َو َم ْن َش َك َر فَاِنَّ َما يَ ْش ُك ُر لِنَ ْف ِس ٖ ۚه َو َم ْن َكفَ َر فَا ِ َّن َرب ِّْي َغنِ ٌّي َك ِر ْي ٌم
6
“Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia
Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya).
Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya,
Mahamulia.” Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas
Bahasa Indonesia ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita
tahu“Pendidikan Karakter” itu sangat berarti untuk anak bangsa dari mulai dini.
Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Pendidikan Karakter itu sangat
diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran”. (QS. An-Naml : 40)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mukjizat merupakan kejadian luar biasa yang diberikan kepada Rasul Allah SWT, yang
bertujuan untuk membuktikan kebenaran kenabian seorang nabi/kerasulan seorang rasul, juga
melemahkan lawan/musuh yang meragukan kebenarannya serta menebalkan kepercayaan dan
meneguhkan keyakinan orang-orang yang telah percaya.
Irhas merupakan kejadian luar biasa yang Allah berikan kepada calon Nabi dan Rasul.
Karomah ialah kejadian luarbiasa yang diberikan Allah SWT kepada para aulia Allah (wali
Allah)
2. Semua kejadian luar biasa tersebut bersumber dari Allah, tidak dapat dipelajari, dan
datangnya tiba-tiba sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba yang dicinta.
B. Saran
Inilah yang dapat saya paparkan dalam makalah ini, yang tentunya pembahasan tentang
Akidah Akhlak, dan pengetahuan di sini masih sangat sedikit, serta perlu diperdalam dan
diperluas lagi. Dan untuk memperluas serta mendalaminya itu butuh waktu yang lama dan
pembimbing yang benar-benar paham dan mengerti tentang materi ini. Dan membutuhkan
referensi yang banyak pula.