Anda di halaman 1dari 7

M IL

Z Z AM
-MU
AL
AL-MUZZAMMIL
Surat Ke-73
Surat al-Muzzammil bermakna orang yang
berselimut. Diturunkan di Makkah sesudah
surat al-Qalam, terdiri dari 20 ayat, 838 huruf,
dan 285 kalimat.
“barang siapa yang membaca surat al-
muzzamil maka akan diangkat kesusahan di
dunia dan akhirat.
KAITAN DENGAN
SURAT SEBELUMNYA
Persesuaian antara surat yang telah lalu (al-Jinn) dan surat
ini adalah:
Surat yang telah lalu disudahi dengan menerangkan para
rasul yang terdahulu. Sedangkan surat ini ditutup dengan
menjelaskan bahwa Muḥammad adalah rasul penghabisan.
Dalam surat yang telah lalu, Tuhan berfirman: “Ketika
hamba Allah berdiri menyeru-Nya.” Adapun dalam surat ini,
Tuhan berfirman: “Shalatlah pada malam hari, kecuali pada
sebagian kecil daripadanya.”
KANDUNGAN ISI
Surat ini mencakup beberapa petunjuk untuk Nabi s.a.w.
agar menguatkan tubuh dan jiwanya memikul beban
risalah dan perintah bersabar, serta tidak mempedulikan
ancaman-ancaman orang musyrik.
Tuhan memerintahkan Nabi shalat malam selama
sepertiga atau separo atau dua pertiga malam dan
membaca al-Qur’ān dengan perlahan-lahan dan sepenuh
hati untuk memahami makna dan maksudnya.
Tuhan juga menyuruh Nabi mengingat Allah, berlaku
ikhlas, serta bersabar. Tuhan memperingatkan penduduk
Makkah tentang bencana yang akan mereka alami, jika
mereka mendustakan Muḥammad.
Pada akhir surat ini Tuhan menjelaskan bahwa Dia
mengetahui tentang Nabi dan segolongan sahabat yang
shalat malam dan Allah telah menentukan saat-saat tertentu
pada malam dan siang hari untuk shalat. Oleh karena umat
tidak dapat menjaga waktu shalat dengan alat-alat penentu
yang ada pada mereka, Allah pun membolehkan mereka
shalat malam sekadar yang mudah mereka lakukan.
Akhirnya Tuhan memerintahkan umat Muḥammad
mendirikan shalat lima waktu dengan khusyū‘ dan membaca
al-Qur’ān sekadar yang mudah dibaca, menafkahkan harta
di jalan Allah, dan selalu beristighfar (meminta ampunan).
KESIMPULAN

Dalam ayat-ayat ini, Allah menjelaskan apa yang telah


dilakukan oleh orang-orang mu’min pada masa awal
Islam: beribadat dua pertiga malam, separonya atau
sepertiga malam. Mengingat keudzuran-keudzuran
yang menimpa para mu’min yang makin bertambah
jumlahnya tiap hari, maka Allah menyuruh mereka
shalat malam sebanyak yang mereka mampu lakukan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai