Anda di halaman 1dari 1

Saya mengartikan ibadah dengan setia ini dalam tiga pengertian, yaitu : Ibadah dengan

komitmen, ibadah dengan tekun atau terus menerus, dan ibadah yang menjadi gaya hidup kita.
Kesetiaan diawali dari sebuah komitmen (keputusan) yang kuat. Komitmen adalah sebuah
penyerahan yang total. Komitmen yang setengah-setengah tidak dapat disebut komitmen.
(contoh raja Saul). Komitmen dimulai dari sikap hati. Selanjutnya komitmen itu harus dilakukan,
sebab sebuah komitmen tidak dapat disebut komitmen jika tidak dilakukan. Dan ibadah ini
akhirnya harus menjadi gaya hidup yang dilaksanakan tanpa paksaan tetapi dengan sukacita
dan karena kasih kepada Tuhan.

Keempat, Peranan Seorang Ayah (Pria) Untuk Membawa Seluruh Keluarga Beribadah Kepada
Tuhan Tidak Dapat Ditawar-Tawar.

Inilah yang dilakukan Yosua terhadap keluarganya. Ia mendemonstrasikan peran ini. Peranan
orang tua terutama, seorang ayah (pria) untuk membawa seluruh keluarga beribadah kepada
Tuhan berlaku dalam Perjanjian Lama dan tidak dibatalkan dalam Perjanjian Baru. Dari sekian
banyak peranan ayah dalam Alkitab, saya membagikan dua hal kepada kita, yaitu : (1) Peranan
ayah sebagai kepala rumah tangga, (Efesus 5:22-29). Yaitu: Pemimpin keluarga dan pengambil
keputusan; Pengayom bagi semua anggota keluarga; Pelindung yang melindungi dan
bertanggung jawab; Mendidik, menegor dan menasihati (Efesus 6:4); Memberi contoh dan
teladan yang baik bagi keluarga. Ada yang mengatakan “anak adalah blue print dari orang tua”.
(2) Peranan ayah sebagai imam, yaitu: Sebagai imam Ia harus memimpin dan mengatur ibadah
dalam keluarga; Berdoa setiap waktu kepada Allah bagi seluruh anggota keluarganya dan juga
bagi dirinya sendiri.

IBADAH KELUARGA

Perhatikan ketegasan Yosua dalam kalimat terakhir di ayat 15, ia berkata “ Tetapi aku dan seisi
rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:14-15). Pernyataan tersebut
diucapkan Yosua didepan seluruh orang Israel, sebagai tekad dan kemantapan imannya yang
tidak bisa ditawar-tawar. Yosua, sebagai seorang kepala keluarga mengetahui dengan jelas
tanggung jawabnya untuk memimpin seisi keluarganya untuk setia beribadah kepada Tuhan
yang hidup, yang sudah menyelamatkan, memelihara, dan memberkati hidupnya.

Ketegasan dan komitmen Yosua seharusnya menjadi teladan bagi orang tua Kristen, khusus
setiap kepala keluarga untuk memimpin seisi keluarganya mengenal Kristus sebagai
Juruselamat dan Tuhan. Hal ini penting sebab keselamatan dan kehidupan kekal hanya ada
dalam Kristus. Selain itu, kepala keluarga juga perlu atas semua kebutuhan seluruh isi
keluarganya termasuk kebutuhan rohani. Ia perlu memimpin seisi keluarganya bertumbuh
dewasa dalam iman, kebenaran, kasih, dan pelayanan yang setia. Salah satu cara untuk
mencapai pertumbuhan dan kedewasaan rohani adalah melalui ibadah keluarga yang disebut
dengan istilah “mezbah keluarga” atau “family altar”.

Istilah ibadah keluarga yang disebut dengan “mezbah keluarga” hendaknya tidak disamakan
dengan istilah ibadah keluarga dalam pengertian “kebaktian keluarga”. Ibadah keluarga dalam
pengertian kebaktian keluarga adalah ibadah yang dilakukan di dalam keluarga oleh gereja
(jemaat) tertentu kepada keluarga Kristen. Secara teknis, pelaksanaan kebaktian keluarga diatur
oleh gereja (jemaat) secara bergilir di rumah keluarga Kristen, khususnya anggota jemaat.
Sedangkan yang dimaksud dengan mezbah keluarga adalah ibadah khusus secara rutin yang
yang dilaksanakan oleh suatu keluarga dengan melibatkan semua anggota keluarga. Secara
teknis, mezbah keluarga diatur oleh kepala keluarga. Melalui mezbah keluarga, sebuah keluarga
menyediakan waktu khusus secara rutin untuk bersama dalam keluarga dengan membaca
Alkitab, renungan singkat, memuji Tuhan, berdoa, dan belajar membangun relasi yang akrab
secara vertikal dan horizontal.

Anda mungkin juga menyukai