Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman KD 1.2 dan KD 2.

Nama: Aloysius Andre N.H.M


Kelas: XI MM 1

PERAN ALLAH DALAM KELUARGA KRISTEN

Penjelasan

Keluarga sebagai gereja kecil atau seperti kata St.Yohanes Christotomus sebagai gereja rumah tangga
adalah tempat Yesus Kristus hidup dan berkarya untuk keselamatan manusia dan berkembangnya
kerajaan Allah.

Keluarga sebagai gereja mini diharapkan menjadi tempat yang baik bagi setiap orang untuk mengalami
kehangatan cinta yang tak mementingkan diri sendiri, kesetiaan, sikap saling menghormati dan
mempertahankan kehidupan.

1. Apa tugas dan perannya

Membangun persekutuan cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga.

Dasar persekutuan hidup bersama suami-isteri adalah cintakasih, bukan harta atau tubuh, pangkat,
kedudukan, jabatan atau hobby dst.

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan, suami dan isteri menjadi daya tarik untuk saling bersatu dan
mengasihi.

Persekutuan cinta suami isteri menemukan puncaknya yang luar biasa dalam persetubuMasalah-
masalah yang muncul dalam hidup bersama/berdua merupakan kesempatan untuk semakin mengasihi
atau memperdalam kasih.

Persekutuan cinta suami isteri menemukan puncaknya yang luar biasa dalam persetubuhan yang
kemudian membuahkan kehidupan baru.

Memberikan pendidikan iman yang baik kepada anak-anak

Di tengah dunia dewasa ini yang begitu sekular, pendidikan iman merupakan bekal penting untuk
menjaga anak-anak agar tidak terbawa arus kemajuan zaman.

Konsili Vatikan II dalam pernyataan tentang pendidikan Kristen (Gravissium Educationis) mengatakan
bahwa orang tua yang telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat kewajiban amat berat
untuk mendidik mereka.

Sejak dini, anak-anak harus diberikan bekal kehidupan rohani yang baik.
Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran apostoliknya Familiaris Consortio mengatakan bahwa pendidikan
iman itu adalah usaha orang tua untuk memberikan semua pokok yang anak butuhkan untuk
pencapaian kedewasaan pribadi secara Kristiani.

Melalui pelayanan pendidikan dan melalui kesaksian pribadi, orang tua bagi anak-anaknya adalah
bentara pesan cinta Injil yang pertama.

Orang tua Kristen harus berusaha memperkenalkan kepada anak-anaknya bagaimana berdoa dan
praktek kehidupan liturgi.

Mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai panggilan yang ditumbuhkan Allah.

Setiap keluarga Kristen juga dipanggil untuk mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai
panggilan yang ditumbuhkan Allah dalam keluarganya.

Keluarga harus memperkaya diri sendiri dan seluruh keluarga dengan nilai-nilai rohani dan moral.

Banyak orang Kristen tidak memahami benar arti panggilan ini, sehingga jangan heran banyak anak dan
orangtuanya tidak merelakan diri dan anaknya menjadi imam, biarawan dan biarawati.

Paus Yohanes Paulus II dalam Theology Of The Body menekankan arti dari hidup selibat menjadi imam,
biarawan-biarawati adalah suatu bentuk hidup yang diambil secara sukarela dan dengan keinginannya
sendiri demi kerajaan surga

Berperan serta dalam kehidupan dan misi gereja

Pertama-tama setiap anggota keluarga perlu menyadari dan menghayati bahwa relasi atau komunikasi
antar anggota keluarga merupakan komunikasi iman dan kiranya di dalam keluarga perlu juga
diselenggarakan kegiatan doa atau pendalaman iman bersama.

“Jadikanlah semua bangsa muridKu”. Menjadi murid Yesus berarti menjadi sahabat-sahabat Yesus alias
menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara bertindakNya.

“Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”. Dibaptis berarti dibersihkan atau
disisihkan seutuhnya bagi Tuhan, maka membaptis berarti menyisihkan seutuhnya kepada Tuhan. Kita
semua diciptakan dan dikasihi oleh Tuhan, dan karena dosa dan kelemahan kita menjauh dari Tuhan.

“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”. Perintah utama dan
pertama dari Yesus adalah ‘saling mengasihi’, maka kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup saling
mengasihi serta mengingatkan orang lain atau sesama kita untuk menyadari dan menghayati diri sebagai
‘yang terkasih’ dan kemudian saling mengasihi satu sama lain.

Apa peranan suami istri dan anak dalam keluarga?

Suami harus mengepalai keluarga (1 Korintus 11:3; Efesus 5:23).


“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-
Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air
dan firman” (Ef 5:25-26).

Demikian pula suami harus mencintai istri.

Istri harus tunduk pada otoritas suami mereka

Meskipun perempuan harus tunduk kepada suami mereka, Alkitab juga berkali-kali memberitahu laki-
laki bagaimana seharusnya memperlakukan istri mereka.

Kenyataannya, Efesus 5:28-29 menasihati laki-laki untuk mencintai istri mereka sama seperti mereka
mencintai tubuh sendiri, memberi makan dan merawatnya.

“Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-
suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Kol 3:18-19). “Demikian juga kamu,
hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah
mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang”
(1Pet 3:7).

Dari ayat-ayat ini, kita melihat bahwa kasih dan rasa hormat mewarnai peranan suami istri.

Dalam kaitan dengan pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga, Alkitab memerintahkan suami
untuk menyediakan nafkah bagi keluarganya.

“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu
murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman” (1 Tim 5:8).

Tidak berarti istri tidak bisa membantu menghidupi keluarga – Amsal 31 menunjukkan bahwa istri yang
rohani jelas melakukan itu – namun mencukupi kebutuhan keluarga bukanlah tanggung jawab
utamanya; itu adalah tanggung jawab suaminya.

Sekalipun suami sepatutnya membantu mengurusi anak-anak dan pekerjaan rumah tangga (sehingga
memenuhi kewajibannya untuk mencintai istrinya), Amsal 31 juga menyatakan dengan jelas bahwa
rumah tangga adalah wilayah tanggung jawab utama perempuan.

Ini bukanlah gaya hidup yang mudah bagi banyak perempuan – khususnya di negara Barat yang maju.

Konflik mengenai pembagian tugas dalam pernikahan pasti akan terjadi.

Kalau satu pasangan sering ribut dan panas dalam soal ini, ataupun ketika perselisihan terlihat mewarnai
pernikahan, akar masalahnya biasanya bersifat rohani.

Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah “Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu” (Keluaran 20:12). Sebenarnya apakah makna “hormat”
di sini?
1. Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orangtua.
2. Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orangtua.

Namun kita juga harus memahami batas hormat kepada orangtua sebab perintah ini diberikan bukan
tanpa batas.

1. Kendati kita harus patuh kepada orangtua namun kepatuhan kita tidak boleh melebihi
kepatuhan kepada Tuhan sendiri.
2. Walaupun keluarga jasmaniah adalah penting namun bagi Tuhan terpenting adalah keluarga
rohaniah.
3. Tanggung jawab kepada orangtua lebih bersifat fisik ketimbang emosional.
4. Setelah kita menikah, kita harus mengutamakan keluarga sendiri tanpa harus melepaskan
tanggung jawab kita sebagai anak kepada orangtua.

Anda mungkin juga menyukai