Anda di halaman 1dari 4

Nama : Johanes Feygthi Sandehang

Prodi/Semester : Teologi/III

Mata Kuliah : Teologi Moral Keluarga

Dosen Pengampuh : Dr. Albertus Sujoko, S.S., Lic. Th.

A. Pertanyaan

1. Bagaimana Kisah Penciptaan Manusia Pertama yang melukiskan persatuan pria dan
wanita yang kemudian menjadi awal dari pernikahan dan pembentukan keluarga?
2. Gereja menjadi wadah, pedoman, penuntun dan pengarah keluarga kristiani dalam
menjalani kehidupan, bagaimana Anjuran Apostolik Familiaris Consortio
menggambarkan keluarga di zaman sekarang?
3. Keluarga yang hidup di zaman modern dengan berbagai macam tantangan dan tuntutan
zaman yang perlu untuk dijalani. Apa yang menjadi harapan dan tantangan keluarga di
zaman ini?
4. Lembaga Keluarga dianggap sebagai lembaga yang sakral, Mengapa demikian?
5. Apa yang menjadi rencana Allah bagi keluarga menurut pewahyuan?
6. Bagaimana pendapat Anjuran Apostolik Familiaris Consortio No. 11 mengenai keluarga
yang mewujudkan cinta kasih?
7. Apa peranan keluarga kristiani menurut Anjuran Apostolik Familiaris Consortio?
8. Manusia adalah pribadi yang terarah kepada Tuhan. Bagaimana Relevansinya bagi
keluarga kristiani?
9. Apa yang menjadi tujuan pertama dari perkawinan menurut Anjuran Apostolik Familiaris
Consortio?
10. Apa yang diketahui mengenai Anjuran Apostolik Familiaris Consortio?
B. Jawaban
1. Dalam kisah penciptaan manusia pertama, pria dan wanita atau Adam dan Hawa yang
menjadi manusia ciptaan Allah yang pertama dipersatukan menjadi satu keluarga. Mereka
yang berlainan jenis kelamin itu membangun dan membentuk suatu relasi antara
keduanya, maka secara mitologis mereka menjadi awal mula keluarga. Keluarga ini
kemudian dalam prosesnuya setelah mengalami dosa karena godaan si ular, mereka diusir
dari Taman Eden dan akhirnya Hawa melahirkan anak-anak yakni Kain, Habel (yang
kemudian dibunuh Kain karena iri dengan kurban Habel yang diterima Tuhan sedangkan
dia tidak) dan Set. Mereka yang diusir dari Taman Eden ini terus berusaha keras dan
hidup daam kelaurga. Pada akhirnya dalam perjalanan waktu, lembaga keluarga ini terus
berkembang sampai kepada masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kisah
penciptaan dan masa awal ini menjadi asal mula keluarga walau secara mitologis
dilukiskan.
2. Gereja merupakan ibu yang senantiasa membawa putera-puterinya pada kebaikan dan
terus berupaya untuk memperhatikan keadaan maupun problematika yang sementara
dihadapi. Ensiklik Familia Consortio- sebuah ensiklik dari St. Yohanes Paulus II, Paus-
melukiskan keadaan yang sementara dihadapi oleh keluarga yang hidup di zaman modern.
Keluarga yang hidup di zaman modern yang jauh berbeda dengan keadaan yang dihadapi
keluarga pada zaman dahulu. Dalam Familiaris Consortio No. 1 dijelaskan bahwa
keluarga pada zaman modern mengalami krisis mendalam. Krisis tersebut yakni Ada
keluarga yang masih mampu menghayati nilai-nilai luhur perkawinan, ada keluarga yang
mengalami keraguan dan kebingungan tentang makna perkawinan karena pengaruh
praktek hidup yang meredahkan nilai-nilai kehidupan rumah tangga, dan ada pula
keluarga yang dihalangi atau dihambat oleh pelbagai situasi yang tidak adil sehingga
mereka tidak dapat menikmati hak-hak dasar mereka.
3. Zaman modern merupakan zaman yang menuntut banyak hal dalam perubahan. Keluarga
menjadi bagian zaman ini. Kelurga yang hidup zaman ini memperlihatkan tanda harapan
baru yakni semakin besarnya kesadaran dan kebebasan pribadi, perhatian yang intens bagi
pemeiharaan mutu perkawinan, respek yang tinggi terhadap martabat wanita, perhatian
terhadap pendidikan anak, dan kesadaran akan kegiatan sosial antar masayarakat dengan
salin menolong dan mengusahakan keadilan bersama. Sedangkan tantangan yang dihadapi
yaitu: adanya gejala-gejala yang merendahkan nilai-nilai dasar keluarga, dominasi antar
kedua belah pihak, dominasi suami terhadap istri, KDRT, banyaknya praktek perceraian,
niat untuk tidak memiliki anak, abortus, sterilisasi, mentalitas yang menggap anak sebagai
beban, kontrasepsif, dan kesulitan pewarisan moral kepada anak, permasalahan ekonomi
keluarga, komsumeristis, egoisme, individualisme, dan berbagai praktek yang keliru
dalam keuarga. Ini yang menjadi tantangan bagi keluarga di zaman sekarang.
4. Lembaga keluarga dianggap sebagai lembaga yang sacral. Hal itu dikarenakan darinyalah
muncul kehidupan baru anak-anak manusia. Tidak hanya itu, hidup manusia suci,
perakawinan itu sakral, kabar sukacita kehamilan, misteri kelahiran anak, proses
perkembangan dan pertumbuhan anak, dan semua proses yang terjadi dalam hidup
keluarga merupakan keajaiban dan rahmat Tuhan bagi manusia. Maka, keluarga menjadi
lembaga suci yang mana Tuhan yang maha kudus menyatakan karyaNya bagi manusia.
5. Allah yang menyatukan pria dan wanita kemudian menjadikan mereka keluarga dalam
ikatan suci perkawinan yang menjadi tempat kehidupan lahir melalui anak menjadi
pewahyuaan diriNya kepada dunia. Maka rencana yang ia buat kepada kelaurga yakni ia
menciptakan manusia segambar dan secitra denganNya atas dasar kasih, kasih
menyatukan manusia dan menjadikannya sebuah keluarga yang dipanggil untuk
mewujudkan cinta kasih yang berasal dari Allah, dan keluarga itu sendiri yang menjadi
perwujudan cinta kasih merupakan panggilan Allah sendiri.
6. Anjuran Apostolik Familiaris Consortio No. 11 menyatakan bahwa pewahyuan kristiani
mengenal dua bentuk khusus mewujudkan panggilan untuk mengasihi, yaitu: perkawinan
dan kemurnian atau selibat. Dengan caranya masing-masing keduanya adalah perwujudan
dari kebenaran manusia yang paling mendalam sebagai pribadi yang diciptakan secitra
dengan Allah. Cinta kasih berhubungan dengan rohani dan jasmani. Maka panggilan
untuk mengasihi itu dilaksanakan secara rohani dan jasmani oleh manusia. Tindakan nyata
yang dimaksud meranah dan memasuki jasmaniah. Jasmani merupakan jendela bagi
manusia dalam membangun relasi dengan sesama. Maka cinta kasih mengambil bentuk
hidup tertentu dan nyata. Gereja katolik dalam ajarannya menegaskan mengenai 2 bentuk
jasmaniah cinta kasih yakni perkawinan dan selibat. Jasmaniah atau tubuh menurut
pandangan teologi dari Paus Yohanes Paulus II adalah ekspresi dari roh dan sarana
pengungkapan cinta. Dengan demikian, cinta berhubungan dengan tubuh tidak hanya
emosiona atau persaan saja yang kemudian berkaitan dengan penggunaan tubuh secara
bermartabat sebagai citra Allah yang berkaitan dengan dua bentuk jasmaniah cinta kasih.
Keluarga menjadi perwujudan cinta kasih dan dipanggil untuk membawa cinta kasih itu
dalam kehidupan. Keluarga lahir dan melahirkan kehidupan dan cinta hasil dari persatuan
pria dan wanita dalam perkawinan suci,
7. Keluarga kristiani berperan sangat penting dalam kehidupan. Peran yang dimiliki dan
harus dilaksanakan oleh keluarga adalah membentuk kesatuan antar pribadi, melahirkan
dan mendidik anak-anak demi kebaikan masyarakat untuk mengembangkan iman.
8. Manusia adalah pribadi yang terarah kepada Tuhan. Relevansinya bagi keluarga kristiani
bahwa setiap pribadi yang mana anggotanya itu unik, istimewa dan khas, baik suami, istri
maupun anak. Anak yang lahir memiliki potensi dan bakat yang berbeda dan misteri.
Maka perlu ada penggalian dan pengembangan potensi anak demi masa depan.
Pengembangan ini dapat dilakukan melalui pendidikan dan pembinaan secara benar dan
baik. Tidak hanya pada anak, suami istri pun saling terbuka satu dengan yang lain dalam
perjalanan perkawinan yang dijalani. Maka ada pengembangan kepribadian keluarga
melalui pendidikan, konseling, pengembangan secara keluarga dan berbagai bentuk
pendidikan yang dilakukan dalam pemantapan kepribadian dalam keluarga. Hal ini pun
brkaitan dengan pendidikan iman. suami isteri perlu menghayati perkawinan atas dasar
iman dan bertekad membentuk keluarga kristiani. Anak-anak diajarkan pendidikan iman,
diajari dan diajak berdoa dan pergi ke Gereja dan ibadah-ibadah sejak usia dini dan
dipersiapkan dalam penerimaan sakramen-sakramen. Hal-hal tersebut perlu dilakukan
demi pengembangan kepribadian setiap anggota keluarga.
9. Tujuan pertama perkawinan menurut Anjuran Apostolik Familiaris Consortio ialah
membentuk kesatuan pribadi. Dengan kata lain, demi kebahagiaan suami istri atau demi
perkembangan pribadi dua orang yang menikah itu (bonum coniugum). Pribadi atau
persona (latin) yang mengarah pada pribadi yang Ilahi Tritunggal Mahakudus, Bapa,
Putera, dan Roh Kudus. Dengan demikian, kesatuan pribadi ini tidak hanya secara fisik
tetapi secara lahiriah juga merupakan usaha teologis untuk merumuskan Allah yang Esa
dalam tiga pribadi.
10. Familiaris Consortio adalah anjuran apostolik dari Paus Yohanes Paulus II kepada para
Uskup, imam, dan umat beriman seluruh Gereja katolik tentang peranan keluarga Kristen
di dunia modern yang menyimpulkan hasil-hasil sinode para uskup tentang keluarga di
Roma tanggal 26 September sampai 25 Oktober 1980.

Anda mungkin juga menyukai