Anda di halaman 1dari 2

“Berbuat Baik”

Hari Biasa (H). BcE. Kol 1:24-2:3; Mzm. 62:6-7,9; Luk. 6:6-11.

“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?” ini
merupakan pertanyaaan Yesus kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang mencari-
cari kesalahan Yesus. Pertanyaan ini menjadi inti dari permenungan ini yakni jika suatu
aturan membatasi saya untuk melakukan yang baik sekalipun itu merupakan sebuah tuntutan
apakah saya tidak akan berbuat baik. Ataukanh karena takut untuk berbuat baik atau diamati
oleh pemimpin dan semacamnya, akhirnya saya memilih melakukann hal yang sebaliknya.
Pilihan untuk berbuat baik ataukah berbuat jahat dijawab Yesus melalui apa yang diberbuat
oleh-Nya. Ia menunjukkan suatu aturan baru yang tidak bisa membatasi dirinya untuk
melakukan kebaikan. Ia menunjukkan sebuah tindakan baik dan benar yang melampaui
batasan apa pun. Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Hari Sabat yang dalam tradisi
bahkan aturan bangsa Yahudi merupakan hari yang dikuduskan bagi Tuhan dan tidak boleh
melakukan pekerjaan, tapi tidak berlaku bagi Yesus. Bukan karena Ia ingin melanggarnya
tetapi menyembuhkan orang dan melakukan kebaikan itu sama seperti umat beriman
menghormati Allahnya. Hal itu pula yang dilakukan oleh Paulus. Paulus melakukan banyak
kebaikan bagi banyak jemaat. Walau diterpa banyak tantangan namun Ia tetap teguh. Karena
bukan dirinya yang diwartakan tetapi misteri keselamatan Allah yang nyata dalam diri Yesus
Kristus.

Berbuat baik di tengah banyak rintangan menuntut sebuah pengorbanan, tekad, niat,
dan semangat berkurban. Yesus mengorbankan diri-Nya untuk menjadi tebusan dan kebaikan
serta keselamatan banyak orang. Paulus melakukan apa yang dilakukan Yesus yakni
berkorban dan berjuang serta mendoakan siapa saja. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah
saya akan memilih berbuat baik karena hal itu harus dan utama dilakukan? Ataukah
melakukan kejahatan karena tuntutan pemimpin, egoisme dan tinggi hati? Semoga kita
belajar dari Paulus dan Yesus sendiri bahwa berbuat baik di waktu apa pun dan kapan pun,
juga belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik. Dengan demikian, pantaslah kita
menyebut Dia sebagai keselamatan dan kemuliaan bagi umat beriman.

(Fr. Stevan Lerebulan)

“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat?” (Luk. 6:9)

Marilah berdoa:
Ya Tuhan, kuatkanlah kami agar mampu berkata dan bertindak baik demi kemuliaan nama-
Mu. Amin.

Anda mungkin juga menyukai