Anda di halaman 1dari 72

KATA PENGANTAR

Keuskupan Agung Jakarta sebagai persekutuan dan gerakan umat Allah


bercita-cita menjadi pembawa sukacita dalam mewujudkan Kerajaan Allah
yang ingin mendalami dan mengamalkan Ajaran Sosial Gereja. Itulah yang
ingin didalami oleh umat di Keuskupan Agung Jakarta pada tahun 2024 ini.
Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “Memperkuat Solidaritas dan
Subsidiaritas untuk Mewujudkan Kesejahteraan Bersama.” Tema ini terkait
erta dengan dengan tema Arah Dasar (ARDAS) KAJ tahun-tahun
sebelumnya, yakni penghormatan terhadap Martabat Manusia, (2022) dan
Kesejahteraan Bersama (2023). Tema ini dianggap penting untuk
menciptakan kesejahteraan bersama, berdasar pada nilai-nilai penghormatan
martabat manusia yang luhur (Kej. 1:26-27).

Dalam rangka mendalami dan mengamalkan tema ini, Komisi Kateketik


Keuskupan agung Jakarta berusaha membuat renungan harian untuk TK,
SD, SMP dan SMA/K dengan harapan agar peserta didik dapat memperkuat
solidaritas dan subsidiaritas dalam kehidupan bersama di sekolah dan
masyarakat. Komisi Kateketik berharap agar peserta didik dan juga
pendidik yang ada di sekolah-sekolah tidak hanya menjadikan tema ini tidak
hanya sebagai sebuah slogan saja tetapi sebuah tindakan nyata untuk
membangun solider kepada orang-orang yang lemah, miskin, dan tersingkir.

Untuk membuat bahan berupa renungan ini, Komisi Kateketik mengundang


Bapak dan Ibu guru serta para mahasiswa Teologi Atmajaya yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk menulis renungan ini.
Diharapakan renungan ini dapat membantu peserta didik untuk menghayati
tema Prapaskah tahun ini dengan baik. Oleh karena itu, Komisi Kateketik
mengucapkan terima kasih kepada penyusun renungan harian yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk membuat renungan. Para penyusun
tersebuat ialah: Pak Krismas, Ka, Ancella Lioktriani Rante, Bapak Antonius
Sinaga, Pak Pankrasius Niksan, Pak Markus Masan, Ibu Deslita, dan teman-
teman Mahasiswa Atmajaya: Dion, Yoga, Agung dan Juan.

Semoga renungan masa Pra Paskah ini mampu mengantar peserta didik dan
pendidik untuk lebih bersolider dengan sesama yang lemah, kecil, miskin
dan tersingkir untuk menghdarikan Kerajaan Allah. Tuhan Yesus
memberkati.

R.D. Carolus Putranto


Ketua Komisi Kateketik KAJ

1
RENUNGAN PRAPASKAH 2024
KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Rabu, 14 Februari 2024


Hari Rabu Abu
Pantang dan Puasa
Bacaan: Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20-6:2; Mat. 6:1-6,16-18

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang


supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di sorga.6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah
ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.6:3 Tetapi jika engkau memberi
sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan
kananmu.6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."6:5 "Dan
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.6:6 Tetapi jika engkau
berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada
2
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa,
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.6:17 Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,6:18 supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu."

RABU ABU : PANTANG DAN PUASA

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat
mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah
dari Bapamu yang di sorga”(Mat 6:1)

Bapak/Ibu dan teman-teman yang dikasihi Yesus


Siapa diantara kita yang suka memposting sesuatu yang baru, sesuatu yang
terlihat keren, unik, wow dan luar biasa? Mungkin jawabannya kita pernah atau
sering melakukannya. Lalu apa tujuan kita memposting sesuatu yang terlihat
keren, unik, wow dan luar biasa? Tujuannya bisa untuk pamer atau kadang untuk
menyindir pihak lain atau sarana mempromosi suatu produk. Selainitu, kadang
ada orang yang suka memposting sesuatu yang bersifat rohani. Sekilas mungkin
terlihat bagus, baik dan suci. Tetapi bisa juga hanya sekedar pamer. Dengan tujuan
agar kita dikagumi orang.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengoreksi tindakan pamer rohani karena
kesombongan dan keegoisan. Yesus kurang menghendaki kegiatan rohani, seperti
berdoa, berpuasa, dan berderma dipamerkan. Yesus bersabda: “Ingatlah, jangan
kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka,
karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga”. Bagi
Yesus, kegiatan rohani haruslah didasari dengan ketulusan dan motivasi yang baik,
yakni untuk memuliakan Tuhan. Tentu Tuhan sudah terlebih dahulu tahu, akan
segala kebaikan kita, tanpa orang lain tahu. Yesus ingin agar segala kebaikan dan
tindakan yang paling rohani sekalipun seperti berdoa, berpuasa dan berderma
dilakukan dengan diam-diam tanpa diketahui orang lain apalagi sampai
dipamerkan atau diposting.
Hari ini adalah hari Rabu Abu. Menurut aturan Gereja Katolik hari Rabu
Abu menjadi awal dari masa Pra Paskah, masa retret agung dimana kita umat
beriman disadarkan bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang perlu bertobat.
Wujud pertobatan kita terlihat dalam doa, puasa dan derma kita. Kita
menggakrabkan komunikasi dengan Tuhan lewat doa. Lewat berderma kita
menunjukkan solidaritas atau keberpihakan kita kepada sesama, terutama yang
berkekurangan. Dengan berpantang dan berpuasa, kita mengurangi keegoisan kita
dan memberi ruang lebih banyak bagi Roh Tuhan untuk berkarya atas hidup kita.

3
Doa, puasa, dan derma yang dilakukan dengan ketulusan pasti lebih
menyenangkan Tuhan, tanpa kita harus memamerkannya.

REFLEKSI
Apakah kita menjalankan kehidupan rohani untuk dipuji atau sungguh-sungguh
untuk memuliakan Tuhan?

DOA
Tuhan terima kasih atas segala berkat-Mu yang selalu Engkau sediakan bagi kami.
Ya Bapa utuslah Roh Kudus-Mu agar kami dapat melakukan Doa, Puasa dan
Derma dengan penuh ketulusan. Karena kami yakin, ketulusan adalah sikap orang
yang sudah sungguh bertobat. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku mau berpuasa, berderma dan berdoa dengan tulus.

Kamis, 15 Februari 2024


Hari Kamis sesudah Rabu Abu
Bacaan: Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25.

22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap
hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan menyelamatkannya. 25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia,
tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri.

YESUS SUMBER KESELAMATAN


Kata Yesus: “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” (Lukas 9:24)

Bapak, Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Sejak munculnya agama Kristen Katolik lebih dari dua ribu tahun yang lalu,
sudah ada upaya yang bertujuan untuk melenyapkan dan menghancurkan para
pengikut Yesus. Setelah sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga,
kebencian dan permusuhan terhadap para pengikut Yesus tidak luntur. Yang
terjadi justru sebaliknya. Para pengikut Yesus dikejar-kejar, dipenjara bahkan
dibunuh. Maka banyak martir dalam Gereja Katolik. Martir adalah orang yang rela
menderita sampai mati demi mempertahankan iman mereka kepada Yesus.
Penderitaan para martir ini kemudian menjadi awal mula dari
perkembangan iman Kristiani ke seluruh dunia. Sepertinya para martir ini
4
menjalankan nasihat Yesus. “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku, ia akan menyelamatkannya. Nasihat Yesus ini tidak hanya berlaku untuk para
martir. Nasihat Yesus ini juga berlaku untuk para pengikut Yesus yaitu kita yang
beragama Kristiani. Mengikuti Yesus Kristus penuh dengan tantangan dan tidak
mudah. Banyak sekali hinaan yang kita alami karena mengikuti Yesus. Tetapi kita
harus yakin dan percaya bahwa Yesus adalah jalan keselamatan kita. Jika kita
sungguh-sungguh melaksanakan nasihat Yesus kita pun akan mendapatkan
keselamatan.
Nasihat Yesus hari ini mengajak kita untuk tidak malu-malu mengakui Yesus
sebagai Tuhan. Kita diharapkan berani menyatakan bahwa Yesus adalah
penyelamat kita. Kita tidak perlu takut karena Yesus telah menjamin keselamatan
kita. Misalnya, kita berani membuat tanda salib di muka umum ketika berdoa.

REFLEKSI
Apakah aku sudah menyadari bahwa Yesus menjadi satu-satunya sumber
keselamatan?

DOA
Allah Bapa, kami bersyukur kepada-Mu karena Yesus Kristus telah mengajarkan
kepada kami jalan keselamatan. Bantulah kami agar dapat melaksanakan nasihat
Yesus mewartakan sukacita keselamatan kepada teman-teman dan orang yang
kami jumpai setiap hari. Demi KristusTuhan dan pengantara kami. Amin.

AKSI
Aku akan dengan berani berdoa dengan cara Katolik di depan umum.

Jumat, 16 Februari 2024


Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Bacaan Kitab Suci : Yes. 58:1-9a; Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19; Mat. 9:14-15

Mat. 9:14-15
9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata:
"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 9:15
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki
berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang
mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

BERPUASA DAN BERPANTANG

Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada
waktu itulah mereka akan berpuasa. (Mat 9:15)

5
Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,
Berpuasa dalam gereja katolik berbeda dengan puasa agama lain, walaupun
secara spesifik Yesus tidak menganjurkan kita untuk berpuasa, puasa bukan
sekedar tidak makan dan tidak minum. Menurut Yesus puasa bukan sekedar
melakukan apa yang tertulis dan melaksanakan apa yang tertulis Hukum Taurat
namun makna terdalam dari puasa itu sendiri. Dengan puasa manusia menahan
diri terhadap segala hal yang bersifat negatif dan belajar mengarahkan diri sesuai
dengan rencana Allah.
Dari Injil hari ini mengajarkan kita tentang hal berpuasa : kemudian
datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan
orang Farisi berpuasa, tetapi murid- murid-Mu tidak? "Dapatkah sahabat-sahabat
mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi
waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah
mereka akan berpuasa.
Dalam masa prapaskah ini Gereja mengajak kita untuk berpuasa selama 40
hari. Dalam gereja katolik puasa yang utama dan pertama adalah menahan diri dai
berbagai macam cobaan. Percuma kita puasa makan dan minum tetapi kita marah-
marah terhadap sesama. Puasa itu latihan mengendalikan diri. Pengedalian diri
inilah paling utama dalam puasa itu. kalau itu yang terjadi dalam diri kita, pasti
ketika merayakan paskah kita tidak hanya merayakan kebangkitan Yesus secara
lahiriah tetapi kebangkitan dalam diri kita karena kita mengalami perubahan
dalam tingkah laku kita.

REFLEKSI
Apakah selama ini saya menyadari sungguh-sungguh hakikat puasa itu dan
menjalankanya atau masa puasa itu lewat begitu saja tanpa bekas?.

DOA
Tuhan terima kasih atas segala kasihmu yang telah kau berikan kepada kami,
terima kasih kami hari ini telah diteguhkan dengan sabda Mu, sehingga kami dapat
melakukan hal-hal yang harus kami kerjakan sesuai dengan waktu dan kebutuhan
yang ada. Doa kami ini kami sampaikan kepadaMu dengan perantaraan Kristus
Tuhan kami, amin.

AKSI
Saya akan berusaha untuk menahan diri dalam amarah sebagai wujud puasa saya.

6
Sabtu, 17 Februari 2024
Hari Sabtu sesudah Rabu Abu
Bacaan: Yes. 58:9b-14; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Luk. 5:27-32.

5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai,
yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku!" 5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu
mengikut Dia. 5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di
rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan
bersama-sama dengan Dia. 5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-
sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum
bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 5:31 Lalu jawab Yesus
kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang
sakit; 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,
supaya mereka bertobat."

BERTOBAT
“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,
supaya mereka bertobat.” (Luk. 5:32)

Bapak, Ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Manusia tetap manusia, maka ia
tetap dapat berbuat salah. Kendati demikian, keberadaan kita sebagai manusia
bukan alasan untuk berbuat salah. Mau belajar dari kesalahan adalah manusia yang
tahu diri. Meskipun melakukan kesalahan itu manusiawi, yang paling
menyedihkan adalah, orang yang hanya sibuk melihat kesalahan orang lain.
Mungkin, tepat seperti pepatah yang berbunyi: “Gajah di pelupuk mata tak
tampak, semut diseberang lautan tampak.” Mudah melihat kesalahan orang lain,
tapi sulit melihat kesalahan diri sendiri.
Injil hari ini menyadarkan kita bahwa Yesus memilih pengikut-Nya, bukan
dari orang-orang baik. Tetapi dari orang-orang yang pernah melakukan kesalahan.
Yesus memanggil Lewi si Pemungut cukai yang kerap dicap sebagai
pendosa.Berbeda dengan kaum Farisi dan ahli Taurat, yang menolak para
pemungut cukai, Yesus justru menerima mereka, mengampuni dosanya dan makan
bersama mereka.Bagi Yesus bukan terutama perbuatannya, tetapi perubahannya.
Setiap orang yang mau menyadari kesalahan dan kedosaan serta mau berubah
menjadi manusia yang lebih baik adalah orang yang dipanggil Yesus, seperti sabda
Yesus hari ini: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat.”
Sebagai pelajar tentu kita punya kesalahan. Terhadap guru, teman, orang tua
juga lingkungan alam sekitar kita. Melakukan kesalahan itu menandakan bahwa
kita memiliki kekurangan dan perlu terus belajar memperbaiki diri. Selagi kita
membuka diri untuk bertobat, sudah pasti Tuhan menjadikan kita
pengikutNya.Dan lewat sakramen Tobat,Gereja mau membawa kita untuk kembali

7
kepada Allah yang maha kasih dan maha murah dengan bertobat dari dosa-dosa
kita.

REFLEKSI
Masa Prapaskah adalah masa untuk berubah. Apakah sudah terjadi perubahan
dalam hidupku dan apakah perubahan itu menyenangkan Tuhan?

DOA
Ya Tuhan, sabdaMu: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi
orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Bantu aku supaya selalu berusaha untuk
bertobat dan jadikanlah aku murid-Mu yang pantas. Demi Kristus Tuhan kami.
Amin.

AKSI
Saya mau menyadari kesalahan saya lewat sakramen tobat.

Minggu, 18 Februari 2024


Hari Minggu I Prapaskah
Bacaan: Kej. 9:8-15; Mzm. 25:4b-5ab,6-7bc,8-9; 1Ptr. 3:18-22; Mrk. 1:12-15.

Mrk. 1:12-15.
1:12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. 1:13 Di padang gurun
itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di
antara binatang- binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. 1:14 Sesudah
Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 1:15
kataNya: “Waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan
percayalah kepada Injil!”

ROH KEBENARAN
“Waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah
dan percayalah kepada Injil!” (Mrk 1:15)

Bapak, Ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus


Kehidupan ini memang tidak mudah untuk dijalani. Banyak tantangan dan
hambatan yang dihadapi dalam perjuangan untuk meraih impian dan harapan,
seperti kelulusan dengan nilai tinggi, mendapat sekolah favorit, mendapat
pekerjaan bergengsi dan lain-lain. Perjuangan yang berat itu sering pula diwarnai
dengan hadirnya godaan-godaan duniawi, harta, kedudukan dan kekuasaan, yang
menarik dan menggiurkan seperti memberi sogokan untuk mempermudah sebuah
proses, memperoleh harta dengan mudah, memiliki jabatan dengan wewenang
atau kekuasaan tinggi dan lain-lain. Kehadiran godaan-godaan itu, seringkali tak
mampu ditolak dengan berbagai alasan.

8
Injil hari ini terlihat memiliki koneksi dengan injil hari kemarin yang dapat
dijadikan tuntunan langkah berikutnya dalam membuat perubahan diri. Injil hari
ini mengingatkan kembali bagaimana Roh memimpin Yesus selama di padang
gurun. Godaan dan cobaan oleh iblis selama 40 hari menggambarkan juga tentang
kehidupan manusia yang singkat dan penuh godaan. Roh yang melindungi Yesus
hadir bersama dengan manusia dalam kelemahannya, sama seperti Allah bersama
Yesus. Yah, itulah Roh Kudus. Kehadiran Roh ini menunjukkan pula bahwa Roh
Allah dapat dimiliki oleh mereka yang mau membuka dirinya terhadap Yesus
dalam hidupnya. Dengan demikian, kita pun diberikan kesempatan yang sama
untuk dibimbing oleh Roh kepada Allah untuk menunjukkan kepada manusia
kebaikan Allah yang tak terkira. Roh yang membantu manusia menghadapi
kesulitan, melawan godaan dunia dan pada akhirnya membimbing jalan kita
kepada Allah.
Umat beriman termasuk para pelajar diharapkan mampu merasakan
kehadiran Roh dan menyambut kesempatan memiliki Roh dengan menyiapkan
tempat istimewa di dalam tiap-tiap pribadi. Ini berarti, kita bekerjasama dengan
Allah dan membiarkan diri untuk dipimpin dan dilindungi oleh Roh Allah seperti
yang diperbuatNya pada Yesus di gurun.

REFLEKSI
Apakah aku sudah hidup dalam bimbingan Roh Allah?

DOA
Allah yang Maharahim, bantulah aku merasakan kehadiran Roh-Mu dan
menyambut-Nya dengan menyediakan tempat istimewa dalam hatiku. Aku
bersedia Engkau pimpin dan lindungi sepanjang hidupku khususnya dalam
merancang masa depanku. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku ingin bertobat.

Senin, 19 Februari 2024


Bacaan: Im. 19:1-2,11-18; Mzm. 19:8,9,10,15; Mat. 25:31-46.

25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-
Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan
memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala
memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba
di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja
itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika

9
Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi
Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika
Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi
Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau
haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau
sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan
kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau
dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di
sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,
enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-
malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika
Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu
tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku
pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 25:44 Lalu
mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat
Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau
dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu
lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya
juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal,
tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

KEPEKAAN
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku. (Mat 25:40)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Kepekaan untuk membantu dan menolong orang yang kesulitan rasanya
bukan sesuatu yang biasa dan banyak dilakukan oleh orang muda dan pelajar. Pada
umumnya kita masih asik dengan kegiatan dan kesukaannya masing-masing.
Kadang dengan dalih belum punya penghasilan dan uang sendiri. Padahal di
sekitar kita tidak sulit untuk menemukan orang-orang yang hidupnya mengalami
kesulitan.
Melalui Injil hari ini, kita diingatkan akan perintah Yesus: “segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku.” Sabda Yesus cukup jelas, bahwa jika kita
melakukan sesuatu untuk seseorang yang paling hina, kita sudah melakukannya
untuk Yesus. Di sini Yesus mengajak kita untuk peduli pada orang di sekitar kita
yang menderita dan perlu dibantu.

10
Kepekaan dan kepedulian untuk membantu dan menolong orang lain yang
mengalami kesulitan/miskin sudah seharusnya dikembangkan dari usia pelajar,
sehingga ketika dewasa nanti hal tersebut sudah tertanam dan menjadi kebiasan
yang positif dalam membantu dan meringankan orang lain. Membantu itu tidak
hanya lewat materi tetapi juga bisa tenaga dan pemikirian.

REFLEKSI
Apakah selama ini kita peka dan peduli terhadap sesama kita atau kita masa bodoh
dengan lingkungan sekitar kita?.

DOA
Ya Tuhan bukalah mata hatiku, agar aku memiliki kepekaan dan kebaikan untuk
menolong sesama yang sungguh-sungguh membutuhkan perhatian dan bantuan
kami. Doa kami ini, kami sampaikan kepadaMu dengan perantaraan Kristus Tuhan
kami, amin

AKSI
Aku ingin belajar semakin peka.

Selasa, 20 Februari 2024


Bacaan: Yes. 55:10-11; Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19; Mat. 6:7-15.

6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang
yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyak kata-kata
doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka , karena Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebalum kamu meminta kepadaNya. 6:9
Karena itu berdoalah demikian : Bapa kami disurga , dikuduskanlah namaMu 6:10
Datanglah kerajaanMu jadilah kehendakMu dibumi seperti di sorga6:11 Berikanlah
kami rejeki pada hari ini makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami
akan kesalahan kami , seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam percobaan , tetapi bebaskanlah
kami dari pada yang jahat. [ Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selama-lamanya . Amin]6:14 Karena jikaulah kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu
juga. 6:15 Tetapi jikaulah kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu.”

DOA BAPA KAMI


Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum
kamu minta (Matius 6:7-15)

11
Bapak, Ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,
Situasi kehidupan yang tidak menentu dapat membuat kita putus asa dan
gelisah. Kadang kita merasa tidak mampu melakukan pekerjaan dan merasa tidak
memiliki jawaban atas pertanyaan yang mucul dalam kehidupan kita. Terkadang
kita lupa bahwa Tuhan memberikan banyak sarana dan jalan keluar untuk kita.
Pada kesempatan kali ini kita diajak untuk merenungkan sejauh mana relasi
kita dengan Allah melalui Doa Bapa Kami. Doa Bapa kami menjadi satu-satunya
doa yang Yesus ajarkan kepada kita para pengikut-Nya. Melalui doa Bapa Kami,
Yesus mengajak kita untuk membangun keintiman atau kedekatan dengan Allah,
seperti hubungan orang tua atau ayah dengan anak. Atau dalam bahasa sekarang,
Allah menjadi bestie, sahabat terbaik yang siap mendengarkan curhatan kita dan
siap sedia menolong kita. Bahkan ketika kita jatuh dalam dosa sampai berkali-kali,
Allah akan senantiasa menerima kita dengan kasih-Nya yang tidak berubah.
Dari doa Bapa kami ini, kita juga belajar untuk menjadi anak yang baik.
Menjadi anak yang baik, yang berkenan kepada Allah Bapa tentu tidak mudah.
Tetapi kita percaya bahwa Rahmat Allah sungguh memampukan kita untuk hidup
sebagai anak Allah dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

REFLEKSI
Apakah kita sudah membangun kedekatan dengan Allah Bapa.

DOA
Bapa kami yang ada di surga, Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu.
Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada
hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang
bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.

AKSI
Saya akan berdoa Bapa Kami setiap hari.

Rabu, 21 Februari 2024


Petrus Damianus
Bacaan: Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32, Luk 11:29-32.

11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini


adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada
mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 11:30 Sebab seperti
Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia
akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 11:31 Pada waktu penghakiman, ratu dari
Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum
mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat
Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 11:32 Pada

12
waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan
mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu
mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini
lebih dari pada Yunus!"

MEMINTA TANDA
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah
angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan
diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.(Luk 11:29)

Bapak, Ibu dan Teman-teman yang dikasihi Tuhan


Kita perlu bukti dan tanda bahwa pilihan kita adalah terbaik. Urusan pilihan
sekolah misalnya, kita perlu segudang bukti dan tanda bahwa sekolah yang akan
kita pilih adalah sesuai dengan kriteria pilihan kita. Untuk itu, kita biasanya
mengumpulkan bukti dari berbagai sumber. Baik para alumni, internet,dan
pengakuan dari siswa sekolah tersebut. Untuk lebih menyakinkan, biasanya kita
melakukan pengamatan dengan kunjungan ke sekolah yang bersangkutan. Bukti
dan pengamatan perlu, supaya kita lebih yakin akan pilihan kita.
Demikian juga dengan soal campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Kadang
kala, kita mungkin ragu. Kita mencari bukti lebih pasti, apakah Tuhan ikut campur
tangan dalam pengalaman kita. Bisa jadi, kita seperti para pendengar ajaran Yesus
seperti dikisahkan dalam Injil hari ini. Orang banyak menuntut suatu tanda kepada
Yesus sebelum mereka mempercayaiNya. Dengan blak-blakan, Yesus merespon
mereka. Katanya, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki
suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain nabi Yunus.”
Yesus kemudian menyamakan dirinya dengan Yunus. Yunus adalah tanda bagi
orang Niniwe, sedangkan Yesus adalah tanda bagi kita semua.
Saat keluarga kita ditimpa malapetaka, kegagalan dan kesedihan, kadang-
kadang kita meragukan tanda kehadiran Tuhan. Atau kita meminta tanda lebih
nyata bahwa Yesus hadir bersama kita. Injil hari ini mengingatkan kita supaya
hidup berdasarkan iman, dan bukan tergantung pada tanda-tanda dan keajaiban-
keajaiban.Yesus adalah tanda yang diberikan Tuhan kepada kita setiap hari.Yesus
juga hadir dalam Ekaristi, dalam suka-duka pengalaman hidup, juga lewat sesama
menolong kita.
.
REFLEKSI
Apakah kita meminta tanda untuk lebih percaya kepada Tuhan?

DOA
Tuhan Yesus, bantu kami untuk melihat kehadiranMu dalam setiap peristiwa
hidup kami lewat banyak tanda termasuk tanda-tanda yang sulit kami pahami.
Baik saat peristiwa hidup yang menggembirakan, dan terutama dalam peristiwa
hidup yang menyedihkan. Sebab kami yakin, Engkau hadir dalam semua peristiwa
hidup kami. Amin.

13
AKSI
Bersykur dan menyadari kehadiran Tuhan, dalam setiap peristiwa hidup.

Kamis, 22 Februari 2024


Pesta Takhta St. Petrus
Bacaan: 1Ptr 5:1-4; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat 16:13-19, Mat 16:13-19

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-
Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"16:14 Jawab mereka: "Ada yang
mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula
yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."16:15 Lalu Yesus
bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"16:16 Maka jawab
Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"16:17 Kata Yesus
kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan Aku pun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.16:19 Kepadamu
akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat
di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

PESTA TAKHTA ST. PETRUS


"Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu,
siapakah Aku ini?" (Mat.16:15)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Hari ini Gereja merayakan Pesta Takhta Santo Petrus. Gereja merayakan
masa kepemimpinan Rasul Petrus. Apa yang membedakan antara takhta yang
diduduki oleh Rasul Petrus dan takhta yang banyak diperebutkan oleh banyak
orang pada zaman ini? Perbedaannya ialah Petrus memperoleh takhta
kepemimpinan sebagai anugerah, pemberian Tuhan semata. Sedangkan tahkta
sekarang kebanyakan diperebutkan dengan menghalalkan banyak cara dan demi
kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.
Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan beberapa hal penting
tentang pengakuan iman. Salah satu diantaranya pengakuan harus bersifat pribadi.
Pada awal pembicaraan Yesus menanyakan pendapat publik tentang diri-Nya,
“kata orang siapakah Aku ini?” Dari informasi yang didengar murid-murid-Nya,
pandangan publik tentang Yesus sangat beragam. Yesus lalu memberikan
pertanyaan yang lebih pribadi: “tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Ini
menyiratkan bahwa Tuhan Yesus ingin menegaskan pentingnya pengakuan secara
pribadi.
Jika saat ini kita di tanya “Siapakah Yesus dalam hidupmu?” Bagaiamana
kita mengenal Yesus dalam kehidupan kita? Mungkin kita bisa memberi jawaban
yang tepat sebagaimana yang tertulis dalam Injil.Tetapi sudah sejauh mana

14
pengenalan kepada Yesus mempengaruhi kehidupan kita? Namun Tuhan Yesus
membutuhkan jawaban bukan hanya berdasarkan pengetahuan, tetapi pengenalan
yang benar-benar kita alami bersama Dia. Sehingga Yesus itu tidak hanya sekedar
nama untuk di puja dan di sembah, tetapi adalah Allah yang hidup yang membawa
keselamatan bagi kehidupan kita. Nama Yesus adalah Pribadi yang hidup yang
membawa kelepasan bagi kehidupan kita.

REFLEKSI
Apakah kita kita mengenal Yesus sebagai penyelamat kita?

DOA
Allah Tuhan, kami berterimakasih atas sapaan sabdaMu hari ini. Ajari kami agar
kami mampu mengalami kehadiraMu dalam diri kami, pribadi lepas pribadi. Demi
Kristus Tuhan dan mengantara kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang
masa. amin

AKSI
Saya akan berusaha mengenal dan mengalami kasih Yesus.

Jumat, 23 Februari 2024


Polikarpus
Bacaan: Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26, Mat. 5:20-26

20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21 Kamu telah mendengar yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang
membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang
berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala- nyala. 23 Sebab itu,
jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu
dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia
di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim
dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau
dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau
tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

15
HINDARI KEMARAHAN
Kata Yesus: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke
dalam neraka yang menyala-nyala.” (Matius 5:22)

Bapak dan Ibu guru serta teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Setiap orang pasti pernah marah. Marah karena diejek, marah karena
dikecewakan dan ditipu. Perasaan marah ini akan berkembang menjadi dosa jika
ada dendam dan ada keinginan untuk melakukan tindakan yang merusak
kehidupan. Untuk itu, ketika marah cepat-cepat sadar bahwa kemarahan dapat
membuat kita jatuh dalam dosa.
Hari ini dalam Injil Matius, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa,” Setiap
orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata
kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang
berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Yesus sendiri
tahu bahwa marah disertai dengan dendam akan membahayakan manusia itu
sendiri. Itu Yesus mengingatkan kita untuk tidak mudah marah dan menghakimi
orang lain.
Kemarahan itu adalah dosa jika disertai dengan dendam yang berlebihan
dan tindakan yang membahayakan kehidupan. Yesus mengajak kita untuk
berdamai dengan sesama, saudara, dan sahabat-sahabat kita. Beranikah kita mau
hidup damai dengan sesama kita?

REFLEKSI
Apakah kita mudah marah kepada orang lain?

DOA
Tuhan Yesus yang baik ajarilah untuk kami bersabar satu sama lain, serta berbaikan
dengan sesama, meski belum sepenuh hati atau sempurna. Semoga kami pun
semakin mengasihi Engkau dan sesama kami dari hari ke hari. Nama-Mu kami puji
kini dan sepanjang masa. Amin.

AKSI
Aku belajar sabar
_________________________________________________________________________

Sabtu, 24 Februari 2024


Bacaan: Ul. 26:16-19; Mzm. 119:1-2,4-5,7-8; Mat. 5:43-48, Mat. 5:43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah
musuhmu.5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah
bagi mereka yang menganiaya kamu.5:45 Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak- anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan
16
orang yang tidak benar.5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu,
apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan
apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah
lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal
Allah pun berbuat demikian?5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.

MENGASIHI
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu.” ( Mat 5:44)

Bapak, Ibu dan Teman-teman yang dikasihi Tuhan


Bersikap baik terhadap orang yang berbuat baik kepada kita, sangat wajar
dan sudah biasa kita lakukan. Tetapi apakah kita bisa bersikap baik terhadap orang
yang berbuat jahat kepada kita? Sebagai manusia mengasihi orang-orang yang
memusuhi tentunya bukan perkara gampang. Yang sering kita lakukan adalah
membalas dan memusuhinya kembali.
Sabda Yesus hari ini, menantang kita. Kita diajak mengasihi sesama, baik
yang berbuat baik kepada kita, maupun yang berbuat jahat. SabdaNya “Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Tentu tidak
mudah, tetapi Allah sudah selalu melaksanakannya. Allah memberi sinar matahari
dan hujan kepada semua orang, baik yang mencintai-Nya maupun yang menjauhi-
Nya. Allahsama sekali tak pandang bulu.
Mengasihi musuh berarti mendoakannya, bukan supaya musuh dihukum
Tuhan, melainkan supaya bertobat dan berubah. Melalui doa kita berharap supaya
Tuhan berbuat baik kepada musuh-musuh kita. Sekali lagi, mengasihi musuh
bukan perkara gampang. Kita membutuhkan rahmat Tuhan, yang kita bisa terima
lewat doa-doa kita kepadaNya.

REFLEKSI
Apakah kita sudah belajar mengasihi orang yang menyakiti kita?

DOA
Tuhan Yesus, bantulah kami menjadi manusia sempurna, sebagaimana Engkau
sempurna adanya. Tuntun kami, membagikan kesempurnaanMu kepada sesama,
terutama kepada mereka yang menjadi musuh dan yang memusuhi kami. Sebab
Engkaulah Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku akan memaafkan dan mendoakan orang yang menyakitiku.

17
Minggu, 25 Februari 2024
MINGGU PRAPASKAH II
Bacaan: Kej. 22:1-2,9a, 10-13,15-18; Mzm.116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34; Mrk.
9:2-10,

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ
mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 9:3 dan
pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang
dapat mengelantang pakaian seperti itu. 9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia
bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 9:5 Kata Petrus
kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami
dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 9:6
Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka
sangat ketakutan. 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam
awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." 9:8 Dan
sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak
melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9:9 Pada
waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya
mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 9:10 Mereka memegang
pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan
"bangkit dari antara orang mati."

BERUBAH
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-
kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat
mengelantang pakaian seperti itu. (Mrk 9:2c-3)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Menurut kamus bahasa Indonesia arti kata transfigurasi adalah perubahan
bentuk atau perubahan rupa/wajah. Ketiga Injil Sinoptik mencatat bahwa pada saat
berdoa, wajah dan pakaian Yesus berubah menjadi putih berkilauan. Transfigurasi
Kristus adalah peristiwa dimana Yesus dimuliakan di atas gunung menurut Origen
terjadi di gunung Tabor.
Dalam tradisi Perjanjian Lama, umat Tuhan percaya bahwa tokoh Musa dan
Elia termasuk tokoh yang sangat penting.Musa adalah nabi yang menerima hukum
Tuhan, dan Elia adalah nabi besar yang memperbarui komitmen umat pada hukum
Tuhan.Melalui Peristiwa ini Janji-Nya digenapi. Kebenaran bahwa Elia akan datang
sebelum Mesias datang, sesungguhnya sudah digenapi Allah. Elia yang dimaksud
bukan Elia yang sudah mati. Janji Allah pasti dan teguh! Apa yang Allah telah
katakan, Ia pun akan menggenapinya. Ini sesuai dengan sifat Allah.Allah adalah
setia, patut dipercaya.Kita tidak perlu meragukan janji-janji Allah yang dinyatakan

18
oleh-Nya di dalam Alkitab.Percaya, patuh, dan taat adalah sikap yang benar
seorang anggota keluarga Allah.
Kita dapat menempatkan pengharapan kita pada janji akan kebangkitan.
Selagi kita terus menempatkan kepercayaan kita pada Yesus dan menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Roh Kudus-Nya, kita pun akan mengalani transfigurasi.
Seperti Yesus dimuliakan di atas gunung itu, pada waktu kedatangan Yesus untuk
kedua kalinya kelak, kita pun akan dibangkitkan, tanpa cela dan memancarkan
cahaya. Selama kita hidup di dunia ini dan terus berjuang untuk hidup bagi Kristus,
kita bisa saja mengalami turun-naiknya iman dsb. Akan tetapi kita tidak pernah
boleh kehilangan rasa percaya kita. Ingatlah bahwa kita memegang janji Allah
untuk mengalami transfigurasi – dan kuasa Roh Kudus yang akan menolong kita –
menjaga kita!

REFLEKSI
Apakah selama ini kita sudah berusaha ke arah yang lebih baik?

DOA
Bapa surgawi, kami ingin sekali berada dekat dengan Yesus, khususnya pada hari
ini.Curahkanlah Roh Kudus-Mu ke atas Gereja yang adalah Tubuh Putera-Mu
sendiri.Doronglah dan semangatilah kami semua dan buatlah kami mengenal dan
mengalami betapa dalam kasih-Mu kepada kami semua dan betapa rindu Engkau
untuk mentransformasikan diri kami masing-masing.Amin.

AKSI
Saya akan selalu berusaha bertindak kasih seperti Yesus mengasihi semua orang.

Senin, 26 Februari 2024


Bacaan: Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38. BcO Kel 14:10-31, Luk. 6:36-
38

6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."6:37
"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan
janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah
dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang
baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan
ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu."

MENGHAKIMI ORANG LAIN


"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi.Dan janganlah kamu
menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum
ampunilah dan kamu akan diampuni”. (Luk. 6:37)

19
Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,
Sering kita melihat dan menilai orang lain dari apa yang kelihatan atau dari
tampilan. Kita pun mengenal peribahasa: “Dont Judge a Book by its Cover.”
Peribahasa ini memiliki makna bahwa kita sebaiknya jangan menilai seseorang dari
penampilan luarnya saja, tapi lihat juga bagaimana sisi-sisi lainnya yang mungkin
tak terlihat hanya dari penampilannya.
Dalam bacaan injil hari ini Yesus menasehati kita agar tidak terlalu gampang
menghakimi orang lain. Yesus berkata: "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu
pun tidak akan dihakimi.” Mengapa Yesus berkata demikian karena ketika kita
menghakimi orang lain tanpa tahu lebih dulu masalahnya bisa jadi kita salah.
Karena menilai orang lain tanpa tahu latar belakangnya, kita bisa memberikan
penilaian yang tidak sesuai.
Dalam hidup sehari-hari, kita sering kali lebih gampang menilai dan
menghakimi orang lain dari pada berefleksi tentang diri kita. Sering kali kita terlalu
sibuk menilai orang lain tetapi lupa menilai diri sendiri. Maka Yesus dalam injil
pernah berkata: “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” Lewat injil hari ini
Yesus mengajak kita untuk berani melihat diri kita sebelum menilai orang lain.

REFLEKSI
Apakah selama ini kita sudah menilai sesama dengan bijaksana?

DOA
Allah Tuhan kami, dalam menjalani hidup ini kami sering kali gampang
menjatuhkan ponis dan menghakimi orang lain. Kami mohon ingatkan kami selalu
agar dalam menjalani hidup ini kami pertama-tama melihat siapa diri kami
sebelum kami berani menilai dan menghakimi orang lain. Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami .Amin

AKSI
Aku belajar untuk tidak mudah menghakimi orang lain.

Selasa, 27 Februari 2024


Bacaan: Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12, Mat. 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi
Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena
mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.23:4 Mereka mengikat beban-
beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak
mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud
supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai

20
yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan
di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di
pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi;
karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah
kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia
yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu
Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah
ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI


“Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia
akan ditinggikan” (Mat. 23:11-120

Teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Ibu Teresa dari Calkuta, India sering menjadi perbincangan ketika kita
berbicara tentang pelayanan. Suster Teresa adalah seorang biarawati yang sangat
dekat dengfan orang-orang miskin, kecil dan menderita. Maka walaupun ibu
Teresa adalah seorang suster, beliau sering disapa sebagai seorang ibu. Ibu Teresa
melayani orang-orang miskin, kecil dan menderita dengan penuh kasih sayang.
Beliau menjadi sangat terkenal karena pelayanannya kepada orang-orang miskin,
kecil dan menderita.
Dalam bacaan hari ini Yesus berkata: “Barangsiapa terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”.Pelayanan
itu gampang diucapkan tetapi sulit dilaksanakan. Yesus sendiri tidak hanya
berteori soal pelayanan hal itu, tetapi benar-benar Dia wujudkan. Hal ini terlihat
jelas pada Kamis putih, Yesus yang adalah tuan dan guru memberi teladan kepada
muridNya dengan membasuh kaki muridNya. Dan Yesus berkata: “jikalau Aku
membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib
saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada
kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”.
Dalam hidup ini, apakah kita mau melayani dengan tulus? Atau malah
sebaliknya kita sering menuntut orang lain agar melayani kita. Kita ingin orang lain
menghormati kita sementera kita tidk mau menghormati orang tersebut. Dalam
melayani butuh kerendahan hati, tidak merasa diri paling besar tetapi merasa
bahwa kita ini rendah dan harus melayani sesama.

REFLEKSI
Apakah selama ini kita sudah melayani sesama dengan tulus dan penuh kasih?

DOA
Ya Tuhan ampunilah dosa hambamu ini, mungkin dalam setiap langkah hidup ini,
ada yang hamba buat untuk menyakiti hati-Mu. Berilah hamba kekuatan dan
21
ajarlah hamba selalu untuk hidup membagi berkat bagi sesama. Demi Kristus
Tuhan dan perantara kami. Amin.

AKSI
Saya akan melayani sesama dengan sepenuh hati

Rabu, 28 Februari 2024


Bacaan: Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28. BcO Kel 17:1-16, Mat.
20:17-28

20:17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya
tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 20:18 "Sekarang kita pergi ke
Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 20:19 Dan mereka
akan menyerahkan Dia kepada bangsa- bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya
Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan
dibangkitkan." 20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak- anaknya
itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya
kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di
sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 20:22 Tetapi Yesus
menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu
meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi
hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak
memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah
menyediakannya." 20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain
kepada kedua saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras
atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 20:27 dan barangsiapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

DIPANGGIL UNTUK MELAYANI


“Barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang." (Mat.20:27-28)

22
Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,
Kita sering mendengar pertengkaran beberapa organisasi ketika mereka
hendak memilih ketua yang baru. Mengapa bisa terjadi pertengkarang dan
perebutan kursi? Mungkin supaya dapat menguasai orang lain atau juga bisa
karena gengsi jika tidak menjabat apapun juga, atau bisa karena ada kepentingan
pribadi yang ingin dicapai dengan duduk sebagai orang tinggi. Bahkan orang bisa
menghalalka berbagai cara agar bisa menduduki suatu jabatan.
Dalam bacaan injil hari ini kita mendengar; Salome, Ibu Yohanes dan
Yakobus sebagai Ibu ingin memberikan yang terbaik untuk kedua anaknya, oleh
karenanya ia meminta kedua anaknya memangku jabatan dan duduk disebelah
kanan dan kiri Yesus. Orang sering terlalu ambisi untuk meraih kedudukan, jabatan
kekuasaan supaya naik derajatnya, bahkan dengan cara yang tak terpuji, dengan
jalan pintas, curang dan menghalalkan segala cara. Yang menyedihakan bila ada
orang berkedok pelayanan pada Tuhan untuk sesuatu tujuan guna meraih
keuntungan dan prestise.
Melalui Injil yang kita renungkan hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan kepada
kita “Barang siapa ingin menjadi besar diantara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu.” Seorang pelayan atau hamba, tidak pernah berfikir apakah
pekerjaannya akan mendapat penghargaan atau tidak dari majikannya. Dia hanya
melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Sebagai murid Yesus kita wajib
meneladan Sang guru yakni melayani bukan minta dilayani, mengayomi,
memberikan suasana damai, rela rugi, menderita, bahkan memberikan nyawa bagi
banyak orang. Itulah resiko menjadi pengikut Sang Anak Perdamaian, yang tak
tertandingi dalam hal penyerahan Diri dan Kasih.

REFLEKSI
Apakah selama ini kita berusaha untuk melayani atau ingin untuk dilayani?

DOA
Ya Tuhan, sering kali aku malas melayani dan tidak mau berkorban, tetapi ingin
mendapatkan posisi dan pelayanan maksimal dari sesama. Ampunilah dan
baruilah pola hidupku agar lebih berani melayani Dikau dan sesama dengan tulus.
Demi Kristus Tuhan dan pengatara kami.Amin.

AKSI
Saya akan berusaha melayani dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan

Kamis, 29 Februari 2024


Bacaan: Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31, Luk. 16:19-31

16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan
setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 16:20 Dan ada seorang pengemis
bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah

23
orang kaya itu, 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh
dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke
pangkuan Abraham. 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara
ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya
Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya:
Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung
jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini. 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah
menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang
buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 16:26 Selain
dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi,
supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau
datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 16:27 Kata orang itu: Kalau
demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah
ayahku, 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati
mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam
tempat penderitaan ini. 16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian
Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 16:30 Jawab
orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara
orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 16:31 Kata Abraham kepadanya:
Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga
akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

MENYESAL KEMUDIAN TAK BERGUNA


Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik
sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang
Ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita (Luk 16:25)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Terkadang kita melakukan kesalahan yang tidak kita sadari. Setelah terjadi,
barulah kita menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan. Adakalanya juga
kita sadar bahwa kita melakukan kesalahan, namun tetap melakukannya, entah
karena kita tidak bisa menghindarinya, atau kita tidak perduli bahwa yang kita
lakukan itu salah.
Orang kaya dalam cerita di Injil hari ini juga melakukan kesalahan.
Kesalahannya adalah hidup dalam kemewahan dan tidak peduli dengan
penderitaan orang disekitarnya, dalam hal ini Lazarus. Mungkin kita berpikir
bahwa tidak mungkin kita melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan
orang kaya tersebut. Namun salah satu pesan dari cerita ini adalah bagaimana
orang kaya tersebut bisa melakukan perbuatan yang jelas- jelas salah, namun
menutup mata, hingga akhirnya menyesal ketika meninggal, namun sudah
terlambat.
Cerita dalam Injil hari ini ingin mengajak kita untuk selalu waspada, untuk
selalu mendengarkan hati nurani ketika melakukan sesuatu, sehingga kita bisa
24
cepat sadar ketika melakukan kesalahan. Jangan sampai kita menjadi sama seperti
orang kaya dalam cerita Injil hari ini, ketika muncul penyesalan, semuanya sudah
terlambat.

REFLEKSI
Apakah kita sudah berusaha untuk merenungkan setiap Tindakan kita?

DOA
Ya Allah, ingatkanlah kami untuk selalu mendengarkan hati nurani kami, untuk
selalu bertindak sesuai dengan hati nurani kami, agar kami tidak mati rasa, agar
kami selalu bisa menyadari kesalahan kami dan cepat memperbaikinya. Semua ini
kami haturkan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

AKSI
Selalu mendengarkan hati nurani sebelum bertindak, dan melakukan koreksi diri
setiap hari agar tidak melakukan kesalahan yang melanggar perintah Tuhan

Jumat, 1 Maret 2024


Bacaan: Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46.
Matius 21:33-43, 45-46

21:33 “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang
tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu.
Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat
ke negeri lain. 21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-
hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi
bagiannya. 21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya
itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain
pula dengan batu. 21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang
lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama
seperti kawan-kawan mereka. 21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada
mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 21:38 Tetapi ketika penggarap-
penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia
adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 21:39
Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu
membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang
akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” 21:41 Kata mereka kepada-
Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan
disewakannya kepada penggarap-penggarap yang lain, yang akan menyerahkan
hasilnya kepadanya pada waktunya.” 21:42 Kata Yesus kepada mereka: “Belum
pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu

25
perbuatan ajaib di mata kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa
Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 21:45 Ketika imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi mendengar perumpamaan –perumpamaan Yesus, mereka
mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 21:46 Dan mereka berusaha
untuk mengangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang
banyak itu menganggap Dia nabi.

KEHILANGAN KEPERCAYAAN
Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan
akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan
menghasilkan buah Kerajaan itu. (Matius 21:43)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Kita baru saja melaksanakan pemilihan umum. Orang-orang yang memiliki
hak untuk memilih sesuai ketentuan undang-undang, diberikan kebebasan dan
kesempatan untuk memilih calon presiden dan wakilnya, aanggota DPR RI, DPRD
dan DPD. Yang menarik adalah bahwa setiap calon berlomba-lomba untuk
memperkenalkan diri mereka dengan berbagai cara. Ada yang terpilih dan ada
yang tidak terpilih. Orang yang pernah terpilih dalam pemilu sebelumnya tetapi
tingkah laku dan kinerjanya jelek tentu saja tidak akan terpilih kembali. Mereka
kehilangan kepercayaan dari rakyat yang pernah memilihnya.
Injil pada hari ini menceritakan bagaimana Allah marah dan kecewa dengan
sikap dan perilaku orang-orang israel. Orang-orang Israel mendapatkan
kepercayaan dari Allah sebagai umat pilihan-Nya. Tetapi dalam perjalanan waktu
orang-orang Israel tidak setia kepada Allah. Mereka gagal menjaga kepercayaan
yang Allah berikan kepada mereka. Dengan kata lain, Allah kehilangan
kepercayaan kepada orang-orang Israel. Oleh karena itu, Allah memilih bangsa lain
yang mampu menjalankan perintah Allah dengan baik dan benar.
Saat ini orang tua memberikan kepada kita kesempatan untuk sekolah.
Maka pergunakanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Jangan
menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu yang dapat merusak masa depan kita. Jangan
sampai orang tua kehilangan kepercayaan kepada kita. Akibatnya orang tua tidak
mau lagi mempedulikan kita dan tidak mau lagi membiayai kehidupan termasuk
keperluan sekolah kita.

REFLEKSI
Apakah kita sudah menjaga kepercayaan yang diberikan oleh orang tua, guru dan
sesama kepada kita dengan penuh tanggung jawab?

DOA
Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur untuk anugerah kehidupan yang Engkau
berikan kepada kami sampai saat ini. Bantulah kami untuk dapat menjaga
kepercayaan yang Engkau berikan dengan hidup sesuai rencana dan kehendak-
Mu. Sebab Egkaulah Tuhan kami. Amin
26
AKSI
Aku mau menjaga kepercayaan yang diberikan orang tua kepadaku

Sabtu, 2 Maret 2024


Bacaan: Mi. 7:14-15,18-20; Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk.15:1-3.11-32. Luk.15:1-
3.11-32
1.Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus
untuk mendengarkan Dia. 2. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-
sama dengan mereka." 3. Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12. Kata yang
bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka. 13. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya
itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu
dengan hidup berfoya-foya. 14. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah
bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15. Lalu ia pergi
dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang
untuk menjaga babinya. 16. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang
menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya
kepadanya. 17. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati
kelaparan.18. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19. aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20. Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari
mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21. Kata anak itu kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa. 22. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya:
Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan
kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23. Dan ambillah anak
lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.24.
Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat
kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 25. Tetapi anaknya yang sulung berada
di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling
dan nyanyian tari-tarian. 26. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya
kepadanya apa arti semuanya itu. 27. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan
ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali
dengan sehat.28. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu
ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 29. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya:
Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar

27
perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak
kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. 30. Tetapi baru saja datang
anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan
pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. 31.
Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan
segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 32. Kita patut bersukacita dan
bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang
dan didapat kembali."

BELAJAR MENGAMPUNI

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku
tidak layak lagi disebutkan anak bapa." ( Luk 15:21)

Bapak ibu dan temen temen yang terkasih dalam Yesus,


Kata mengampuni sering kita dengar. Sepertinya mudah untuk diucapkan,
namun sulit untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Lawan kata
mengampuni ialah mendendam. Namun seringkali sikap dendam lebih populer
dan mudah untuk dilakukan. Padahal sikap dendam mempunyai pengaruh kurang
baik untuk pertumbuhan kepribadian kita.
Dalam Injil hari ini Yesus memberi perumpamaan tentang anak yang hilang,
“Kita patut bersuka cita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali”. Ada gambaran tiga tokoh
dengan karakter yang berbeda. Ayah adalah gambaran Bapa kita yang ada di surga,
yang maha pengasih, penyayang, pemurah, dan memberi kebebasan kepada anak
anaknya untuk melakukan segala sesuatu yang dikehendaki. Buktinya Ia
mengabulkan permohonan di Bungsu yang meminta sebagian dari harta
kekayaannya, Si Bungsu adalah lambang orang yang bodoh dan lebih menyukai
jalan yang sesat, hidup berfoya-foya, bermabuk mabukan menghabiskan harta
untuk kesenangan yang bersifat sesaat dan tidak mempergunakan dengan benar
kurnia-kurnia Allah. si Sulung adalah lambang anak yang taat dan patuh pada
Bapa, tetapi ia memiliki rasa iri hati, dengki, dendam dan merasa berhak atas semua
harta ayahnya.
Pesan apa yang dapat dijadikan bahan pertumbuhan diri melalui bacaan Injil
hari ini? Melalui perumpamaan Anak yang Hilang ini kita diajak untuk selalu tak
henti-hentinya mengampuni sesama yang telah menyakiti kita. Kita juga belajar
untuk menyadari kesalahan kita dan berani meminta maaf dan memohon ampun
sehingga damai dan kasih Tuhan dapat kita rasakan.
.
REFLEKSI
Apakah selama ini kita sudah belajar untuk mengampuni dan memberi
ampun/maaf kepada orang lain?

28
DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur karena Engkau telah memilih kami menjadi anak-
anak-Mu oleh karena belas kasih-Mu. Ajarlah kami untuk mudah mengampuni
dan penuh semangat membagikan kasih kepada sesama. Sebab Engkaulah Tuhan
kami. Amin.

AKSI
Mengampuni dan memberi ampun kepada sesama

Minggu, 3 Maret 2024


MINGGU PRAPASKAH III
Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11; 1Kor. 1:22-25; Yoh. 2:13-25, Yoh. 2:13-25

13.Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke
Yerusalem. 14. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing
domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. 15. Ia membuat
cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua
kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke
tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. 16. Kepada pedagang-pedagang
merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah
Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." 17. Maka teringatlah murid-murid-Nya,
bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." 18. Orang-
orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan
kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" 19. Jawab Yesus kepada
mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya
kembali." 20. Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang
mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" 21.
Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. 22.
Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-
murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan
Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 23. Dan sementara Ia
di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya,
karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. 24. Tetapi Yesus
sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka
semua, 25. dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya
tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

MENJAGA KEKUDUSAN
“Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku
menjadi tempat berjualan."( Yohanes 2:16)

29
Bapak ibu serta teman teman yang terkasih dalam Kristus
Kita mengenal dua hal yang bertentangan atau berlawanan. Ada yang baik
dan ada yang buruk. Ada yang kudus dan ada yang kotor atau tidak kudus. Ada
hal-hal dunia dan ada hal-hal surgawi. Hal-hal surgawi tidak boleh dikotori oleh
hal-hal duniawi. Kalau kita mengotori hal-hal surgawi yang bersifat kudus, maka
secara tidak langsung kita tidak menghormati Allah, Sang Pencipta.
Bacaan Injil yang kita dengar hari ini, Yesus menunjukkan kemarahan-Nya
karena orang-orang yang berjulan di halam Bait Allah. Yesus tidak ingin Bait Allah
yang seharusnya menjadi tempat tempat yang kudus untuk beribadah dan berdoa
justru menjadi tempat berjualan. Akibatnya banyak orang terpecah konsentrasi
ketika orang berdoa. Yesus mengharapkan orang-orang bisa membedakan mana
hal-hal dunia dan mana hal-hal surgawi yang kudus. Bait Allah adalah symbol
kehadiran Allah. Maka Bait Allah menjadi benda yang kudus. Oleh karena itu, Bait
Allah harus dijaga kekudusannya.
Pesan apa yang dapat dijadikan bahan permenungan diri melalui bacaan
Injil hari ini? Dari injil hari ini kita belajar untuk membedakan mana hal-hal yang
kudus dan mana hal-hal duniawi. Ketika kita ke Gereja, belajarlah untuk menjaga
kekudusan Gereja, sebagai Rumah Allah. Caranya tidak ngobrol atau main HP
selama berada di Gereja apalagi saat mengikut misa.

REFLEKSI
Apakah kita sudah menjaga kekudusan Gereja sebagai Rumah Allah?

DOA
Tuhan Yesus, Engkau marah dengan orang-orang yang berjualan di halaman Bait
Allah. Bantulah kami umat-Mu untuk menghormati dan menjaga hal-hal yang
kudus termasuk Gereja sebagai Rumah-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku mau menjaga kekudusan Gereja sbeagai Rumah Allah.

Senin, 4 Maret 2024


Kasimirus
Bacaan: 2Raj. 5:1-15a; Mzm. 42:2,3; Mzm. 43:3,4; Luk. 4:24-30, Luk. 4:24-30

24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang
dihargai di tempat asalnya. 25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar:
Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup
selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat
menimpa seluruh negeri. 26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari
mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 27
Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun
dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." 28

30
Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 29 Mereka
bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung,
tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 30 Tetapi Ia
berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

MENGHARGAI SESAMA
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang
dihargai di tempat asalnya. (Luk 4:24)

Bapak dan Ibu guru serta teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Kita pasti pernah mendengar kata ‘Nabi’, entah kita baca dari buku pelajaran
di sekolah, pelajaran bina iman di Gereja, ataupun saat mendengar bacaan kitab
suci. Hayo, nabi siapa saja yang kamu ketahui, yang ada dalam kitab suci? Kita
sering mendengar nama nabi Musa, nabi Nuh, nabi Yeremia, dan sebagainya. Siapa
sih itu Nabi? Nabi adalah orang-orang yang diutus oleh Allah untuk menjadi
perpanjangan tangan dan mulut Allah. Mereka bertugas untuk menyampaikan
kabar, nubuat, nasihat, atau teguran, serta seruan pertobatan untuk bangsa yang
tidak setia kepada Allah. Para nabi yang dipilih oleh Allah banyak sekali
mengalami tantangan dalam hidupnya karena tugas berat.
Nabi-nabi yang diutus oleh Allah hampir semuanya pernah mengalami
penolakan dalam karya pewartaannya. Seperti yang dikatakan Yesus dalam bacaan
Injil hari ini. Yesus mengalami penolakan juga di kota-Nya saat Ia mengajar. Semua
orang di kota itu, termasuk para pemimpin agama, tidak terima saat Yesus
melakukan perbuatan- perbuatan besar di sana. Mereka menganggap bahwa
mereka sangat mengetahui latar belakang keluarga Yesus, sehingga mereka tidak
percaya pada segala yang diucapkan Yesus. Mereka menganggap bahwa Yesus
hanya seorang anak tukang kayu dan tidak pantas menganggap dirinya sejajar
dengan Allah.
Terkadang, kita mengikuti keinginan kita sendiri dan tidak menghargai
sesama kita, misalnya bermain dengan orang-orang yang kita sukai saja. Sebagai
anak-anak Allah, mari kita bersama-sama saling belajar untuk membantu dan
mengasihi sesama kita, sekalipun itu musuh kita atau orang yang tidak kita sukai.
Jangan sampai kita mengikuti tindakan orang-orang Farisi yang mengusir Yesus
dari kotanya sendiri.

REFLEKSI
Sudahkah aku mengasihi sesamaku manusia dengan baik?

DOA
Allah Bapa yang baik, kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau memberikan
kami banyak teman dan saudara di kehidupan ini. Kami mohon bantulah kami agar
kami dapat semakin menghargai dan mencintai sesama yang kami temui. Sebab
Engkulah Tuhan Pengantara kami. Amin.

31
AKSI:
Aku ingin menghormati dan menghargai teman-temanku setiap hari

Selasa, 5 Maret 2024


Bacaan: Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9; Mat. 18:21-35, Mat. 18:21-35

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai
berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata
kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba- hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan
perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu
talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk
pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya:
Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja
itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan
menghapuskan hutangnya. 18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu
dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia
menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka
sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu
akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke
dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-
kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada
tuan mereka. 18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata
kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkaupun harus
mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka
marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia
melunaskan seluruh hutangnya. 18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat
demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni
saudaramu dengan segenap hatimu."

MEMAAFKAN
Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni
saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata
kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Mat 18:21-22)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Mungkin saat ini ada diantara kita yang sedang sakit hati terhadap orang
lain. Sakit hati biasanya muncul karena orang lain melakukan hal yang

32
menyinggung perasaan. Sakit hati ada yang bisa bertahan lama sekali, ada pula
yang cepat hilangnya. Sakit hati juga bisa terakumulasi, yaitu ketika orang yang
sama menyinggung perasaan kita berulang kali, maka sakit hatinyapun bisa
bertumpuk.
Injil pada hari ini mengisahkan ketika Petrus bertanya kepada Yesus
mengenai berapa kali kita harus mengampuni orang yang berbuat dosa kepada
kita. Jawaban Yesus bahwa kita mengampuni dosa orang lain sebanyak tujuh puluh
kali tujuh kali bisa kita artikan bahwa kita harus senantiasa mengampuni orang lain
walaupun ia sudah banyak sekali melakukan kesalahan kepada kita, karena itu
pula yang dilakukan Tuhan kepada kita. Artinya pengampunan itu tanpa batas.
Kita tidak boleh membatasi pengampunan yang kita lakukan kepada sesama. Sebab
Allah sendiri mengampuni dosa-dosa kita tanpa batas.
Belajar dari ajaran Yesus, marilah kita mulai untuk belajar memaafkan orang
lain. Lawan sakit hati kita dengan ungkapan cinta kasih Yesus Kristus. Jangan
sampai hidup kita penuh dengan kedengkian karena dendam. Setiap kali orang
melakukan kesalahan, setiap kali pula kita berikan maaf dan pengampunan.
Karena itulah yang Tuhan inginkan kita untuk lakukan.

REFLEKSI
Apakah kita masih menyimpan dendam? Masih menyimpan sakit hati? Masih sulit
memaafkan orang lain?

DOA
Ya Bapa, bantulah kami untuk bisa belajar berjiwa besar, untuk mengikuti teladan-
Mu dalam menyebarkan kasih, dalam menyebarkana maaf kepada siapapun yang
pernah menyakiti hati kami. Semua ini kami haturkan dengan perantaraan Kristus
Tuhan kami. Amin.

AKSI
Memaafkan siapapun yang melakukan kesalahan kepada kita
==============================================================
Rabu, 6 Maret 2024
Bacaan: Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19, Mat. 5:17-19

Dalam khotbah dibukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya 5:17 "Janganlah


kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan
salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
33
YESUS MAHASEMPURNA
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Bapak ibu dan teman teman yang terkasih dalam Kristus,


Kalau kita nongkrong di kafe dengan teman-teman, tidak cukup hanya
dengan mengobrol. Obrolan kita akan menjadi asyik dan sempurna jikalau kita
pesan minum disertai dengan makanan berat atau makanan ringan. Atau kadang
ketika kita sedang berkumpul dengan teman-teman, ada salah satu teman kita tidak
hadir. Teman yang tidak hadir itu kebetulan bisa menghidupkan suasana dengan
joke-joke yang lucu dan menarik. Maka bisa kita katakan bahwa beberadaan
Kelompok kita kurang sempurna karena ada salah satu teman kita yang tidak
datang.
Dalam bacaan Injil yang kita dengar hari ini Yesus menegaskan bahwa Dia
datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab Para Nabi, tetapi Yesus
datang untuk menggenapi. Menggenapi artinya menyempurnakan. Jadi kehadiran
Yesus menyempurnakan hukum Taurat. Dari sini kita dapat melihat bahwa Yesus
itu sebagai pribadi yang sempurna bahkan mahasempurna. Yesus tidak hanya
mengajarkan Allah yang mahakuasa. Tetapi Yesus menghadirkan Allah yang maha
kuasa itu dengan menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, memberi makan
kepada lima ribu orang, dan lain sebagainya. Jadi pewartaan Yesus benar-benar
sempurna. Bukan dengan kata-kata saja.
Pesan apa yang dapat dijadikan bahan permenungan diri melalui bacaan
Injil hari ini? Tuhan Yesus mau menegaskan bahwa Yesus adaah pribadi
mahasempurna. Sementara kita adalah orang-orang berdosa dengan segala
kekurangan dan keterbatasan kita. Namun kehadiran Yesus dapat membawa kita
kepada kesempurnaan.

REFLEKSI
Apakah kita percaya bahwa Yesus yang mahasempurna mampu membuat hidup
kita menjadi sempurna?

DOA
Tuhan Yesus, Engkau datang ke dunia untuk menyempurnakan hukum Taurat
sekaligus menyempurnakan hidup kami umat manusia. Bantulah kami anak-anak-
Mu supaya kami bertumbuh dan berkembang menuju kesempurnaan. Sebab
Engkaulah Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku belajar menjadi lebih baik menuju kesempurnaan

34
Kamis, 7 Maret 2024
Perpetua dan Felisitas
Bacaan: Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2, 6-7, 8-9; Luk. 11:14-23

11:14 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan.
Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang
banyak. 11:15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul, penghulu setan." 11:16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari
sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. 11:17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran
mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap
rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. 11:18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-
bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?
Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 11:19
Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah
pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi
hakimmu. 11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 11:21 Apabila seorang
yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah
segala miliknya. 11:22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang
dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang
diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 11:23 Siapa tidak
bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan.

BEBAS DARI BELENGGU


"Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku; dan barangsiapa tidak mengumpulkan
bersama Aku, ia mencerai-beraikan." (Lukas 11:23)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Pernahkah kamu merasa terjebak dalam kebiasaan buruk atau tergoda
untuk melakukan hal-hal yang salah? Rasanya seperti ada kekuatan lain yang
mengendalikanmu, bukan dirimu sendiri. Mari kita belajar dari injil hari ini. Yesus
menunjukkan kepada kita bagaimana Dia dapat membebaskan kita dari belenggu
dosa dan roh jahat.
Dikisahkan bahwa Yesus baru saja mengusir roh jahat dari seorang yang
bisu. Orang-orang kagum dengan kuasa Yesus, tetapi ada juga yang menuduh-Nya
menggunakan kuasa Beelzebul, pemimpin roh jahat. Yesus kemudian menjelaskan
bahwa kerajaan Allah tidak mungkin terbagi dan bahwa mengusir roh jahat adalah
bukti bahwa kerajaan Allah telah datang.
Yesus mengatakan bahwa orang yang tidak bersama Dia, melawan Dia. Ini
bukan berarti bahwa semua orang yang tidak percaya kepada Yesus adalah orang
jahat. Namun, jika kita tidak mengikuti Yesus dan ajaran-Nya, kita akan mudah
tergoda untuk melakukan hal-hal yang salah. Yesus juga mengatakan bahwa orang

35
yang tidak mengumpulkan bersama Dia, berarti mencerai-beraikan. Ini berarti
bahwa kita harus berusaha untuk membawa orang lain kepada Yesus. Kita dapat
melakukannya dengan menjadi contoh yang baik, membagikan iman kita, dan
melayani orang lain.
Sebagai remaja, kita mungkin menghadapi banyak godaan, seperti
berbohong, mencontek, atau melakukan bullying. Seperti orang bisu yang terikat
oleh roh jahat, kita pun bisa terikat oleh berbagai hal negatif. Ketakutan, keraguan,
dan kebiasaan buruk seperti tali yang mengikat kita, membungkam suara hati kita,
dan menghalangi kita untuk berkembang. Kita juga mungkin terjebak dalam
kebiasaan buruk, seperti bermain game online berlebihan atau menghabiskan
waktu di media sosial. Yesus datang untuk membebaskan kita dari segala ikatan.
Dia menawarkan terang dan kehidupan yang berlimpah. Percayalah kepada-Nya
dan ijinkan kuasa-Nya bekerja dalam hidupmu. Ketika Yesus mengusir roh jahat
dari orang yang bisu, orang itu dapat berbicara kembali. Hal ini menunjukkan
bahwa Yesus dapat membebaskan kita dari belenggu dosa dan roh jahat. Kita dapat
mengalami kebebasan yang sama dengan mengikuti Yesus dan ajaran-Nya. Yesus
menawarkan kita kebebasan dari belenggu dosa dan roh jahat. Kita dapat
menerima kebebasan ini dengan mengikuti Yesus dan ajaran-Nya. Marilah kita
menjadi pengikut Yesus yang setia dan membawa orang lain kepada-Nya.
Kebebasan sejati bukan berarti bebas melakukan apa yang kita inginkan, tetapi
bebas dari kuasa dosa dan roh jahat.

REFLEKSI
1. Pernahkah kamu merasa terjebak dalam kebiasaan buruk atau tergoda untuk
melakukan hal-hal yang salah?
2. Apa yang dapat kamu lakukan untuk mengikuti Yesus dan ajaran-Nya?
3. Bagaimana kamu dapat membawa orang lain kepada Yesus?

DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kuasa-Mu yang dapat membebaskan kami dari
belenggu dosa dan roh jahat. Tolonglah kami untuk mengikuti-Mu dan ajaran-Mu
dengan setia. Berikan kami kekuatan untuk membawa orang lain kepada-Mu.
Amin.

AKSI
Aku akan berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus.
Aku akan berdoa untuk teman-temanku yang belum mengenal Yesus.
Aku akan mengajak teman-temanku untuk mengikuti kegiatan gereja.

36
Jumat, 8 Maret 2024
Yohanes a Deo
Bacaan: Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a, 8bc-9, 10-11ab, 14.17; Mrk. 12:28b-34

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki
bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-
orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling
utama?" 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang
Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama
dari pada kedua hukum ini." 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat
sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain
kecuali Dia. 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan
segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban
bakaran dan korban sembelihan." 12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya
jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan
Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

JUARA SEJATI
"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri."

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Bayangkan kamu sedang mengikuti pertandingan sepak bola antar sekolah.
Pertandingan berlangsung sengit, penuh dengan teriakan dan sorak sorai para
supporter. Di tengah pertandingan, kamu melakukan pelanggaran yang
menyebabkan lawanmu terluka. Wasit meniup peluit dan memberikan kartu merah
kepadamu. Kamu diusir keluar lapangan, akhirnya tujuanmu menjadi juara sejati
tidak terjadi.
Dari Injil hari ini kita akan mendapatkan tips menjadi juara sejati.
Diceritakan bahwa seorang ahli Taurat yang bertanya kepada Yesus tentang hukum
yang paling utama. Yesus menjawabnya dengan dua perintah: Kasihilah Tuhan dan
kasihilah sesama manusia. Dua perintah ini bukan hanya tentang agama, tapi juga
tentang kekuatan super yang bisa mengubah hidupmu. Kedua perintah ini saling
terkait. Kita tidak dapat mengasihi Tuhan tanpa mengasihi sesama manusia. Kasih
kepada Tuhan berarti kita menaati perintah-Nya, salah satunya adalah mengasihi
sesama. Kasih kepada Tuhan bukan hanya tentang pergi ke gereja atau berdoa.
Tapi, tentang hidup dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kita
menunjukkan kasih kepada Tuhan dengan mentaati perintah-Nya, hidup dengan
kasih dan kebaikan, dan selalu bersyukur kepada-Nya. Kasih kepada sesama bukan

37
hanya tentang tidak menyakiti orang lain. Tapi, tentang menunjukkan kepedulian,
membantu orang lain yang membutuhkan, dan memperlakukan semua orang
dengan hormat.
Dua perintah ini adalah dua kekuatan super yang bisa mengubah hidupmu.
Ketika kamu mengasihi Tuhan, kamu akan memiliki kekuatan untuk melawan
godaan dan melakukan apa yang benar. Ketika kamu mengasihi sesama, kamu
akan memiliki kekuatan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Sebagai remaja, mungkin kita sering tergoda untuk mementingkan diri sendiri. Kita
ingin menjadi yang terbaik, mendapatkan nilai tertinggi, dan menjadi populer.
Namun, menjadi juara sejati bukan hanya tentang menjadi yang terbaik di antara
yang terbaik. Menjadi juara sejati berarti kita memiliki kasih dalam hati kita. Kita
rela membantu orang lain, bahkan jika mereka berbeda dengan kita. Kita tidak iri
dengan kesuksesan orang lain, tetapi kita bersukacita bersama mereka. Menjadi
juara sejati adalah tentang mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Kita
menunjukkan kasih ini dengan tindakan kita, bukan hanya dengan kata-kata.
"Kemenangan sejati bukan tentang menjadi yang pertama, tetapi tentang menjadi
yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain." Kasih kepada Tuhan dan kasih
kepada sesama manusia adalah dua kekuatan super yang bisa mengubah dunia.
Kekuatan ini bisa membuat kita menjadi orang yang lebih baik, dan membantu kita
untuk membangun dunia yang lebih indah.

REFLEKSI
Apa yang kamu lakukan untuk menunjukkan kasih kepada Tuhan?
Bagaimana kamu menunjukkan kasih kepada sesama manusia?
Menurutmu, apa saja ciri-ciri juara sejati?

DOA
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk mengasihi Engkau dan sesama manusia.
Tolonglah kami untuk menjadi juara sejati dalam hidup kami. Amin.

AKSI
Hari ini, aku akan berusaha untuk menunjukkan kasih kepada orang lain dengan
cara...
Aku akan berdoa untuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
Aku akan berusaha untuk menjadi teman yang baik bagi semua orang.

Sabtu, 9 Maret 2024


Fransiska Romana
Bacaan: Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4, 18-19, 20-21ab; Luk. 18:9-14

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang
rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua
orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain
pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini:

38
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua
orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga
seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku
memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai
itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia
memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku
berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

JUJUR DAN RENDAH HATI


"Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan
Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan
dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." 18:14

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Pernahkah kalian merasa iri dengan pencapaian orang lain? Atau mungkin
kalian diam-diam membanggakan diri atas kelebihan yang kalian miliki
dibandingkan orang lain? Perasaan-perasaan ini wajar, tapi hati-hati!
Perumpamaan Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai dalam Lukas 18:9-
14 mengingatkan kita tentang bahaya kesombongan dan pentingnya kejujuran dan
kerendahan hati dalam perjalanan kita menuju surga.
Yesus menceritakan kisah tentang dua orang yang pergi ke Bait Allah untuk
berdoa. Orang pertama adalah seorang Farisi, yang dikenal sebagai orang yang taat
dan saleh. Ia berdoa dengan penuh rasa bangga, mencantumkan semua
kebaikannya dan membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang Farisi itu
berdiri tegak dan berdoa dengan sombong. Dia membanggakan diri atas semua hal
baik yang telah dia lakukan dan menghakimi orang lain. Dia merasa lebih suci dan
lebih baik daripada orang. Di sisi lain, ada seorang pemungut cukai, yang dikenal
sebagai orang berdosa dan dibenci masyarakat. Ia berdiri jauh-jauh, tidak berani
menatap langit, dan hanya bisa berdoa dengan penuh penyesalan dan kerendahan
hati, memohon ampunan dari Tuhan. Yesus tidak terkesan dengan doa orang Farisi
yang penuh kesombongan. Ia justru lebih berkenan dengan doa pemungut cukai
yang rendah hati dan penuh penyesalan. Yesus berkata bahwa pemungut cukai itu
pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedangkan orang Farisi
tidak.
Sebagai remaja, kita mungkin sering tergoda untuk bersikap sombong. Kita
mungkin membanggakan prestasi, harta benda, atau penampilan kita. Kita
mungkin juga suka membandingkan diri dengan orang lain dan merasa lebih
unggul. Injil hari ini mengingatkan kita bahwa kesombongan adalah racun yang
dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Mari kita belajar dari
pemungut cukai. Kita harus berani mengakui kekurangan dan kesalahan kita. Kita
harus rendah hati dan tidak membanggakan diri. Kita harus selalu ingat bahwa
semua yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan.

39
Kunci menuju surga adalah dengan memiliki hati yang jujur dan rendah
hati. Kita harus belajar untuk mengakui dosa dan kekurangan kita, dan memohon
ampunan dari Tuhan. Kita juga harus belajar untuk menghargai orang lain dan
tidak membandingkan diri dengan mereka. Allah tidak melihat penampilan luar,
tetapi Ia melihat hati kita. Ingatlah, orang yang sombong akan direndahkan, tetapi
orang yang rendah hati akan ditinggikan. "Rendahkanlah hatimu, maka Allah akan
meninggikanmu."

REFLEKSI
Apakah kamu pernah merasa sombong atas pencapaianmu?
Bagaimana kamu bisa belajar untuk rendah hati?
Apa yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain?

DOA
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk memiliki hati yang jujur dan rendah hati.
Ampunilah kami atas kesombongan kami dan ajari kami untuk selalu menghargai
orang lain. Amin.

AKSI
Aku akan berusaha untuk lebih jujur dan terbuka tentang diriku sendiri.
Aku akan membantu orang lain yang merasa rendah diri dengan memberikan
mereka semangat dan dukungan.
Aku akan belajar untuk menghargai diri sendiri dan orang lain.
Aku akan menunjukkan belas kasihan kepada orang lain dengan melakukan
perbuatan baik.
.

Minggu, 10 Maret 2024


Hari Minggu Prapaskah IV
Bacaan: 2Taw. 36:14-16, 19-23; Mzm. 137:1-2, 3, 4-5, 6; Ef. 2:4-10; Yoh. 3:14-21

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga
Anak Manusia harus ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-
Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 3:18 Barangsiapa percaya kepada-
Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. 3:19 Dan inilah
hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 3:20 Sebab
barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu,
supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; 3:21 tetapi

40
barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi
nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.

KASIH YANG TAK TERHINGGA


"Sebab begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal." (Yoh. 3:16)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Pernahkah kamu merasa sendirian atau tidak dicintai? Mungkin kamu
pernah merasa seperti tidak ada yang peduli padamu, atau bahwa kamu tidak
cukup baik. Jika ya, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang pernah merasakan
hal yang sama.
Pada hari ini, kita akan membahas tentang kasih Allah. Kita akan melihat
bagaimana kasih Allah yang tak terbatas dapat memenuhi kebutuhan kita akan
cinta dan penerimaan. Dalam Yohanes 3:14-21, kita melihat bagaimana Yesus
menjelaskan tentang kasih Allah. Dia mengatakan bahwa Allah begitu mengasihi
dunia ini, sehingga Dia telah mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus, untuk mati
bagi kita. Kematian Yesus adalah bukti kasih Allah yang tak terbatas. Yesus rela
mati untuk kita, meskipun kita adalah orang berdosa. Dia mati untuk
menyelamatkan kita dari dosa dan hukuman.
Kasih Allah yang tak terbatas juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ketika kita merasa sendirian atau tidak dicintai, kita dapat mengingat bahwa Allah
selalu ada untuk kita. Dia mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Misalnya,
ketika kamu merasa tidak cukup baik, kamu dapat mengingat bahwa Allah
melihatmu dengan kasih. Dia tidak melihat kesalahanmu, tetapi Dia melihat
potensimu. Dia percaya padamu.
Kasih Allah yang tak terbatas adalah hadiah yang luar biasa. Ini adalah
hadiah yang dapat mengubah hidup kita. Ketika kita menerima kasih Allah, kita
akan merasa dicintai dan diterima. Tetapi juga, Kasih Allah harus memotivasi kita
untuk menyebarkan kasih dan kebaikan kepada sesama, mencerminkan cinta yang
kita terima. Ketika kita memahami kasih-Nya, kita akan terdorong untuk
memberikan kasih tanpa syarat kepada orang di sekitar kita. Ingatlah bahwa ”Kasih
Allah adalah kasih yang tak terbatas, kasih yang tanpa syarat, kasih yang kekal
yang tak pernah berhenti kita terima dan tak pernah habis kendati kita bagikan
kepada orang lain.

REFLEKSI
Berpikirlah tentang bagaimana kasih Allah telah mengubah hidupmu.
Bagaimanakah kamu dapat menunjukkan kasih Allah kepada orang lain?

DOA
Tuhan, terima kasih atas kasih-Mu yang tak terbatas. Kami bersyukur bahwa
Engkau mengasihi kami dengan kasih yang tak bersyarat. Tolonglah kami untuk
menerima kasih-Mu dan menunjukkan kasih itu kepada orang lain.
41
AKSI
Saya akan berusaha untuk lebih sering mengingat kasih Allah yang tak terbatas.
Saya akan berdoa agar Tuhan menolong saya untuk menerima kasih-Nya dan
menunjukkan kasih itu kepada orang lain.

Senin, 11 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54

4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 4:44 sebab Yesus
sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia,
karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem
pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. 4:46 Maka Yesus
kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di
Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 4:47 Ketika ia
mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-
Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya
itu hampir mati. 4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda
dan mujizat, kamu tidak percaya." 4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya:
"Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." 4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah,
anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus
kepadanya, lalu pergi. 4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah
datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 4:52 Ia bertanya kepada
mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul
satu demamnya hilang." 4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah
Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh
keluarganya. 4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari
Yudea ke Galilea.

MUKJIZAT DI TENGAH KERAGUAN


"Tetapi jawabnya kepada mereka: "Percayalah, anakmu hidup!" (Yohanes 4:50)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Bayangkan kamu sedang dilanda kecemasan. Orang yang kamu sayangi
terbaring sakit, dan kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kamu mungkin
panik, putus asa, dan diliputi keraguan. Pernahkah kamu merasakannya?
Kisah dalam Yohanes 4:43-54 menceritakan tentang seorang pejabat istana
yang anaknya sedang sakit keras. Dia datang kepada Yesus dengan penuh harap,
memohon Yesus untuk menyembuhkan anaknya. Pejabat ini memiliki keraguan.
Dia ingin Yesus datang dan melihat anaknya secara langsung. Namun, Yesus tidak
42
melakukan itu. Yesus hanya berkata, "Percayalah, anakmu hidup!" Yesus tidak
perlu melihat anak itu untuk menyembuhkannya. Yesus memiliki kuasa untuk
menyembuhkan dari jarak jauh. Yang dibutuhkan hanyalah iman.
Seringkali, kita memiliki keraguan seperti pejabat istana ini. Kita meragukan
kuasa Tuhan dan merasa bahwa Dia tidak dapat membantu kita. Kita ingin melihat
bukti nyata sebelum kita percaya. Namun, kisah ini menunjukkan bahwa iman
yang sejati tidak membutuhkan bukti. Iman yang sejati percaya kepada Tuhan,
bahkan ketika kita tidak melihat bukti nyata. Seperti pejabat istana ini, kita semua
memiliki kesempatan untuk mengalami kuasa Tuhan yang luar biasa. Kita hanya
perlu percaya kepada-Nya, bahkan ketika kita dilanda keraguan.
"Iman adalah percaya pada apa yang tidak terlihat. Bukti adalah melihat apa yang
telah dipercayai."

REFLEKSI
Pernahkah kamu mengalami keraguan seperti pejabat istana ini?
Apa yang kamu lakukan untuk mengatasi keraguan tersebut?
Bagaimana kamu dapat memperkuat imanmu kepada Tuhan?

DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur untuk teladan iman yang Engkau berikan melalui
kisah pejabat istana. Ampunilah kami saat kami dilanda keraguan. Tolonglah kami
untuk tetap percaya pada-Mu, meskipun kami tidak melihat bukti nyata.
Berikanlah kami kekuatan untuk melangkah maju dengan iman, dan
mampukanlah kami untuk menunjukkan iman kami melalui perbuatan. Amin.

AKSI
Aku akan berusaha untuk lebih percaya kepada Tuhan, meskipun aku tidak melihat
bukti nyata.
Aku akan berdoa dan meminta Tuhan untuk memperkuat imanku.
Aku akan membantu orang lain yang sedang dilanda keraguan dengan
membagikan kisah ini kepada mereka.

Selasa, 12 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3, 5-6, 8-9; Yoh. 5:1-16

5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 5:2
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa
Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 5:3 dan di serambi-serambi itu
berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan
orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 5:4 Sebab
sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu;
barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu,

43
menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. 5:5 Di situ ada seorang yang sudah
tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia
telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan
aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju
ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 5:8 Kata Yesus kepadanya:
"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 5:9 Dan pada saat itu juga
sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari
Sabat. 5:10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh
itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." 5:11 Akan tetapi
ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan
kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." 5:12 Mereka bertanya kepadanya:
"Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
5:13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus
telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 5:14 Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah
sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
5:15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa
Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 5:16 Dan karena itu orang-orang Yahudi
berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

TEMUKAN MUKJIZATMU
5:8 "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!"

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Bayangkan kamu terbaring di tepi kolam Bethesda selama 38 tahun.
Tubuhmu lemah, harapanmu meredup, dan setiap hari terasa seperti kutukan. Di
sekelilingmu, orang-orang berebut untuk menceburkan diri saat air kolam
bergolak, berharap kesembuhan ajaib. Tapi kamu? Terjebak dalam keputusasaan,
hanya bisa menanti keajaiban yang tak kunjung datang.
Kisah dalam Yohanes 5:1-16 membawa kita ke kolam Bethesda, tempat Yesus
menemui seorang pria yang telah lama menderita. Pria ini bukan satu-satunya yang
sakit, tetapi dia berbeda. Dia terabaikan, terjebak dalam siklus keputusasaan tanpa
harapan. Yesus melihat penderitaan pria ini. Dia tidak acuh tak acuh. Dia bertanya,
"Maukah kau sembuh?" Pertanyaan ini bukan basa-basi, tetapi undangan untuk
membuka hati dan menerima mukjizat. Jawaban pria itu menunjukkan
kepasrahannya, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam
itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang
lain sudah turun mendahului aku." Yesus tidak terpaku pada alasan. Dia berkata,
"Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!". Kata-kata ini penuh kuasa dan
otoritas. Seketika, pria itu disembuhkan! Mukjizat terjadi bukan karena air kolam,
tetapi karena kuasa Yesus.
Sebagai remaja, kamu mungkin menghadapi berbagai "kolam Bethesda"
dalam hidupmu. Mungkin kamu terjebak dalam kebiasaan buruk, terbebani
44
masalah keluarga, atau merasa terasing dari teman-teman. Kamu mungkin merasa
seperti pria di kolam Bethesda, terperangkap dalam keputusasaan dan kehilangan
harapan. Yesus datang untuk menawarkan mukjizat, bukan hanya kesembuhan
fisik, tetapi juga pemulihan jiwa, kedamaian hati, dan kekuatan untuk bangkit dari
keterpurukan. Dia ingin kamu melepaskan diri dari belenggu dosa dan menjalani
hidup yang penuh makna. Mukjizat Yesus tidak hanya terjadi di masa lalu. Dia
masih bekerja hari ini, menawarkan kuasa dan kasih-Nya kepada semua yang
membutuhkan. Jangan biarkan keraguan dan keputusasaan membelenggu kamu.
Percayalah kepada Yesus, ikuti perintah-Nya, dan saksikan mukjizat-Nya dalam
hidupmu. "Mukjizat tidak datang kepada mereka yang pasrah, tetapi kepada
mereka yang memiliki iman dan berani melangkah."

REFLEKSI
Apa "kolam Bethesda" dalam hidupmu?
Apakah kamu percaya Yesus dapat melakukan mukjizat dalam hidupmu?
Bagaimana kamu akan membuka hati untuk menerima mukjizat dari Yesus?

DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kuasa dan kasih-Mu yang luar biasa. Tolong
bebaskan kami dari belenggu dosa dan berikan kami kekuatan untuk bangkit dari
keterpurukan. Kami percaya bahwa Engkau dapat melakukan mukjizat dalam
hidup kami. Amin.

AKSI

Minggu ini, aku akan meluangkan waktu untuk merenungkan "kolam Bethesda"
dalam hidupku.
Aku akan membuka hati dan berdoa kepada Yesus untuk memohon mukjizat
dalam hidupku.
Aku akan berani melangkah maju dengan iman dan percaya bahwa Yesus dapat
melakukan hal-hal luar biasa dalam hidupku.

Rabu, 13 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9, 13cd-14, 17-18;Yoh. 5:17-30

5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka
Aku pun bekerja juga." 5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk
membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia
mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian
menyamakan diri-Nya dengan Allah. 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-
Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab

45
apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 5:20 Sebab Bapa
mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-
Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan
menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya. 5:22 Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 5:23 supaya semua orang
menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak
menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 5:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 5:25
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang
mendengarnya, akan hidup. 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup
dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup
dalam diri-Nya sendiri. 5:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk
menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 5:28 Janganlah kamu heran akan hal
itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan
mendengar suara-Nya,
5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang
kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak
menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

PERCAYALAH
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak takut
dihukum...” (Yoh 5:24)

Bapak, ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus,


Di dalam setiap pengalaman kehidupan kita, pasti kita pernah merasakan
rasanya percaya dan tidak percaya pada orang lain. Percaya berarti mengakui atau
meyakini bahwa sesuatu itu benar, sedangkan tidak percaya berarti tidak meyakini
bahwa hal tersebut adalah benar. Sebagai seorang remaja, lebih mudah untuk
percaya atau tidak percaya kepada orang lain? Mungkin kebanyakan dari teman-
teman akan menjawab lebih mudah untuk tidak percaya kepada orang lain
daripada percaya. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan, misalnya, karena
tidak mengenal orang tersebut, tidak percaya diri, dan sebagainya. Kita juga dapat
percaya kepada seseorang karena beberapa faktor, misalnya memang orang
tersebut selalu berkata jujur, tidak pernah berbohong, dan tidak membuat kita
merasa terganggu atau terancam.
Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang bagaimana usaha para Imam
46
Besar Bait Allah mengecam Yesus karena banyaknya tindakan Yesus yang tidak
sesuai dengan Hukum Taurat. Mereka semakin membenci Yesus karena tindakan-
Nya yang tidak mereka pahami sama sekali. Walaupun Yesus membuat banyak
tanda-tanda yang berasal dari Allah, mereka tetap tidak memahaminya. Yesus
menjawab-Nya dengan berkata bahwa: Kalau kita berbuat baik, maka kita akan
hidup; tetapi jika kita berbuat jahat, kita akan binasa. Tidak ada seorangpun yang
dapat memungkiri dari pernyataan Yesus ini. Setiap manusia akan dihakimi oleh
Allah sesuai dengan tindakan yang sudah kita lakukan dalam kehidupan kita. Kita
sudah dapat memilih ingin melakukan tindakan yang baik atau yang buruk selama
hidup kita. Yesus memberikan pilihan kepada manusia, ingin percaya kepada
kehendak Allah atau ingin melakukan segala sesuatunya tanpa melibatkan Allah.
Dengan kita percaya kepada Allah, maka kita akan mendapat hidup yang kekal,
karena kita percaya bahwa memang Yesus adalah Putra Allah yang berasal dari
pada-Nya.
Sebagai remaja Kristiani, semangat dan pilihan hidup yang Yesus tawarkan
kepada kita hendaknya dapat kita putuskan dengan baik. Kepercayaan yang kita
miliki kepada Yesus hendaknya membuat kita lebih semangat dalam tindakan kita
sehari-hari. Dengan kita percaya kepada Yesus, kita akan bertumbuh dengan baik
seturut dengan kehendak-Nya. Hendaknya kita selalu berbuat baik dan menjauhi
tindakan yang tidak sesuai dengan perintah-Nya.

REFLEKSI
Sudahkah kita percaya kepada Allah dengan selalu berbuat baik kepada sesama?

DOA
Ya Tuhan Yesus, kami bersyukur atas segala kebaikan-Mu kepada kami. Bantulah
kami agar kami dapat memilih jalan hidup yang benar, yang sesuai dengan
kehendak-Mu. Bimbinglah kami anak-anak muda ini agar kami tidak jatuh ke
dalam dosa dan selalu percaya kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin.

AKSI
Berbuat baik setiap hari kepada orang-orang yang ada di sekitar kita dan menjauhi
segala tindakan yang tidak sesuai dengan perintah Allah.

Kamis, 14 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20, 21-22, 23; Yoh. 5:31-47

5:31 Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak
benar; 5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa
kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 5:33 Kamu telah
mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 5:34
tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal

47
ini, supaya kamu diselamatkan. 5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang
bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 5:36 Tetapi
Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes,
yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku
melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang
memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 5:37 Bapa yang
mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar
suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, 5:38 dan firman-Nya tidak
menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, 5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu. 5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 5:42
Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak
mempunyai kasih akan Allah. 5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu
tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan
menerima dia. 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima
hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari
Allah yang Esa? 5:45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu
di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang
kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 5:46 Sebab jikalau kamu percaya
kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis
tentang Aku. 5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya,
bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

BERSAKSI LEWAT TUGAS


Yesus berkata : Tetapi Aku mempunyai sesuatu kesaksian yang lebih penting daripada
kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku
melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. (Yoh. 5:36)

Bapak/Ibu dan teman-teman yang dikasihi Yesus.


Ada orang-orang atau kelompok tertentu dalam masyarakat yang sulit
untuk percaya kepada seseorang. Apapun yang dilakukan oleh orang tersebut akan
diselalu dianggap negatif atau dianggap tidak ada sama sekali. Dan biasanya
orang-orang yang sulit atau bahkan tidak mau percaya sudah menutup pintu
hatinya, sehingga membuat dunia mereka seakan-akan gelap dan sempit.
Dalam bacaan injil pada hari ini, kita mendengar bagaimana Yesus kecewa
dan marah dengan orang-orang Israel yang tidak mau percaya kepada-Nya.
Menghedapi orang-orang Israel yang sulit percaya itu, Yesus menegaskan bahwa
sesungguhnya Yesus tidak memerlukan kesaksian dari manusia bahwa Yesus itu
datang dari Allah. Sebab kesaksian Yesus yang paling utama adalah pekerjaan-
pekerjaan yang telah Yesus lakukan. Yesus telah banyak melakukan pekerjaan
hebat yang tidak mungkin dilakukan oleh orang yang datang dari Allah. Pekerjaan-
pekerjaan Yesus itu antara lain: membuat orang buta melihat, orang tuli
48
mendengar, orang lumpuh berjalan dan membangkitkan orang mati. Pekerjaan-
pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat yang ahli dalam
kitab Taurat. Artinya lewat pekerjaan-pekerjaan itu, orang-orang hendaknya
percaya bahwa Yesus memiliki kuasa yang sama persis dengan kuasa Allah.
Melalui injil hari ini, kita belajar untuk terbuka dengan orang lain. Ada orang
yang bicaranya besar dan banyak, tetapi pekerjaannya kecil atau bahkan tidak jelas.
Sementara ada orang yang biacaranya kecil dan sedikit, tetapi mampu melakukan
pekerjaan yang besar dan banyak. Maka kita hendaknya percaya kepada mereka
yang pekerjaannya jelas, bermanfaat, terbukti dan bukan hoax atau berbohong.

REFLEKSI
Apakah kita sudah memberikan kesaksian kepada sesama lewat pekerjaan dan
sikap kita?

DOA
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memberikan kesaksian bahwa Engkau adalah
utusan Allah dan bahkan Engkau sendiri adalah Allah lewat pekerjaan-pekerjaan
yang telah Engkau lakukan. Pekerjaan-pekerjaan yang telah Engkau lakukan itu
tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa. Bantulah kami untuk ikut memberikan
kesaksian lewat perbuatan kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami. Amin.

AKSI
Aku ingin menunjukkan siapa diri saya lewat perbuatanku.

Jumat, 15 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Keb. 2:1a, 12-22; Mzm. 34:17-18, 19-20, 21, 23; Yoh. 7:1-2,10, 25-30

7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di
Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 7:2
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. 7:10
Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke
situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
7:25 Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau
bunuh? 7:26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak
mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah
tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 7:27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana
asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari
mana asal-Nya." 7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku
kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas
kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu
kenal. 7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus
49
Aku." 7:30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorang pun yang
menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba

MENGENAL TUHAN
“Ia berseru: Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu darimana asal-Ku; namun Aku
datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak
kamu kenal.” (Yoh 7:28)
Bapak/Ibu dan teman-teman yang terkasih,
Apakah kalian mengenal dengan baik keluarga dan saudara-saudaramu?
Apakah kalian juga mengenal baik dengan guru dan teman-teman di sekolahmu?
Kamu lebih mengenal teman-teman yang dekat denganmu saja atau kamu
mengenali semua orang? Sebagai anak remaja SMP, kita lebih mengenal teman-
teman, guru atau orang yang kita anggap paling dekat dengan kita. Kita seringkali
hanya cukup mengenal orang-orang yang ada di sekeliling kita. Mengenali
seseorang pastinya membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak hanya sehari
ataupun dua hari.
Begitu juga dengan orang-orang dalam bacaan Injil hari ini. Beberapa orang
Yerusalem mempertanyakan tentang Yesus, karena orang-orang Yahudi sangat
berusaha sekali untuk menangkap-Nya. Pada waktu itu dekat dengan hari raya
orang Yahudi, yaitu Hari Raya Pondok Daun. Orang-orang Yahudi melihat bahwa
apa yang dilakukan Yesus bertentangan dengan ajaran dan hukum mereka.
Ketaatan mereka kepada Hukum Taurat membutakan mata hati mereka, sehingga
mereka menutup mata juga pada apa saja yang telah Yesus lakukan. Mereka merasa
begitu mengenali Yesus karena Ia dalam rupa manusia, yang dikandung dan
dilahirkan oleh seorang perempuan bernama Maria. Mungkin dalam pikiran dan
imajinasi mereka, Kristus akan datang kepada mereka dengan tidak diketahui
darimana asal-usulnya. Maka, pengenalan akan Tuhan begitu menjadi penting bagi
kita, apalagi jika pengenalan akan Tuhan, kita dapatkan sendiri melalui
pengalaman hidup kita sehari-hari, bukan dari omongan orang lain atau dari
pengajaran agama di sekolah.
Kita perlu lebih membuka diri untuk mengenal Tuhan dengan lebih
mendalam. Jika kita hanya mengetahui “fisik” Tuhan saja, maka iman kita kepada
Tuhan hanya sebatas di permukaan saja. Tetapi jika kita mengenal Tuhan seperti
kita mengenali orang tua kita dengan baik, pastilah kita akan mampu
mengembangkan iman kita menjadi iman yang lebih sempurna di hadapan Allah.
Dengan kita mengenal Tuhan, kita mampu juga untuk mengenal orang-orang baik
yang ada di sekitar kita. Kita tidak buta terhadap segala apapun yang terjadi di
depan kita.

REFLEKSI
Sudahkah aku mengenal Tuhan Yesus dengan baik?

DOA
Ya Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk dapat selalu bersyukur karena aku mempunyai
Tuhan seperti Engkau yang Maha pengasih bagiku. Ajarilah aku untuk mengenal
50
Engkau setiap harinya agar aku dapat menjadikan Engkau idolaku yang sejati.
Karena Engkaulah Tuhan kami, amin.

AKSI
Di masa Pra Paskah ini aku ingin menyediakan waktu untuk semakin mengenal
Yesus

Sabtu, 16 Maret 2024


Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
Bacaan: Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-


perkataan itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 7:41 Yang lain
berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang
dari Galilea! 7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari
keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 7:43
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada
seorang pun yang berani menyentuh-Nya. 7:45 Maka penjaga-penjaga itu pergi
kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum
pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 7:47 Jawab orang-orang Farisi
itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 7:48 Adakah seorang di antara
pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-
orang Farisi? 7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat,
terkutuklah mereka!" 7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah
datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 7:51 "Apakah hukum Taurat kita
menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa
yang telah dibuat-Nya?" 7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea?
Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari
Galilea." 7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya

TOKOH KONTROVERSI
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Yesus. (Yoh. 7:43)

Bapak/Ibu dan teman-teman yang terkasih,


Sering kita menjumpai tokoh-tokoh yang menimbulkan kontroversi atau
perdebatan dalam kehidupan masyarakat. Ada yang menimbulkan kontrovers
karena memang tkoh tersebut telah melakukan hal-hal yang jahat tetapi ada juga
tokoh yang menimbulkan kontroversi karena melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan yang dilakukannya bisa saja mengusik atau mengganggu kemapanan
dan struktur dalam masyarakat yang sudah dikuasai oleh segelintir orang.
Salah satu tokoh yang menimbulkan kontroversi atau perdebatan bagi

51
orang-orang Israel adalah Yesus. Banyak orang-orang di Israel yang hanya
mengenal Yesus sebagai orang Galilea. Galilea adalah wilayah yang abu-abu, yang
dianggap kalah pamor dibandingkan dengan daerah Yerusalem. Yerusalem
merupakan wilayah yang suci karena di sana terdpat Bait Allah. Orang-orang Israel
juga mengenal keluarga Yesus sebagai orang biasayan sederhana dan miskin. Maka
Yesus tidak mungkin seorang Nabi atau Mesias. Tetapi perkataan dan perbuatan
Yesus justru menunjukkan bahwa Yesus adalah seoran Mesias yang sudah
dijanjikan Allah. Akibatnya ada yang menerima adan percaya kepada Yesus dan
ada pula yang menolak dan tidak mengakui Yesus.
Dari bacaan injil pada hari ini, kita belajar untuk tidak takut menjadi remaja
yang kontroversial tetapi bukan karena melakukan sesuatu yang jahat, melainkan
karena kita melakukan sesuatu yang baik dan benar. Sesuatu yang baik dan benar
itu ukurannya adalah sesuai dengan sabda Allah. Memang harus kita akui bahwa
kebaikan itu kadang tidak sepenuhnya dapat diterma oleh semua orang. Namun
hal itu tidak membuat kita berhenti untuk berbuat baik.

REFLEKSI
Apakah aku siap menjadi tokoh kontroversial dengan melakukan kebaikan keapda
sesama yang membutuhkan?

DOA
Tuhan Yesus, Engkau tidak takut menjadi pribadi yang penuh kontroversi.
Semuanya itu Engkau lakukan semata-mata demi kebaikan dan keselamtan umat
manusia. Bantulah kami umat-Mu supaya kami terus-menerus berbuat baik,
meskipun hal itu kadang menimbulkan kontroversi bagi sesama.

AKSI
Aku tidak takut menjadi tokoh kontroversi demi kebaikan dan keselamatan bagi
sesama.

Minggu, 17 Maret 2024


Hari Minggu Prapaskah V
Bacaan: Yer. 31:31-34; Mzm. 51:3,4,12-13,14-15; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-33

12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu,
terdapat beberapa orang Yunani. 12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang
berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu
dengan Yesus." 12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas
dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 12:23 Tetapi Yesus menjawab
mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. 12:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah. 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi

52
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk
hidup yang kekal. 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di
mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku,
ia akan dihormati Bapa. 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan
Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku
datang ke dalam saat ini. 12:28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah
suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya
lagi!" 12:29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata,
bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara
dengan Dia." 12:30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku,
melainkan oleh karena kamu. 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia
ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; 12:32 dan Aku,
apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku." 12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia
akan mati

TUMBUH BAGAIKAN BIJI GANDUNG


12:24 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah."

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Pernahkah kamu melihat seorang petani menanam padi? Petani itu
menaburkan benih padi ke tanah. Benih itu kemudian terkubur di dalam tanah, dan
tidak terlihat lagi. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Benih itu mulai berkecambah,
tumbuh menjadi tunas, dan akhirnya menghasilkan banyak bulir padi.
Dalam Yohanes 12:20-33, Yesus berbicara tentang kematian-Nya yang akan
datang. Dia berkata bahwa Dia harus "ditinggikan dari bumi" . Dia tidak berbicara
tentang ketinggian fisik, tetapi tentang kematian-Nya di kayu salib. Yesus juga
berkata bahwa ketika Dia ditinggikan, Dia akan "menarik semua orang datang
kepada-Nya" . Ini berarti bahwa kematian Yesus akan menjadi jalan keselamatan
bagi semua orang. Seperti benih padi, Yesus juga harus "mati" sebelum Dia dapat
menghasilkan banyak buah. Dia harus disalibkan dan mati di kayu salib. Tapi
kematian Yesus bukan akhir. Dia bangkit dari kematian, dan sekarang Dia hidup
selamanya. Dan karena Yesus telah bangkit, kita juga memiliki harapan untuk
hidup kekal.
Sebagai remaja, kamu mungkin menghadapi banyak tantangan. Kamu
mungkin merasa tertekan oleh sekolah, teman, atau keluarga. Kamu mungkin
merasa seperti "biji gandum" yang terkubur di dalam tanah. Tapi ingatlah bahwa
Yesus juga pernah mengalami hal yang sama. Dia ditolak oleh orang-orang, dan
Dia bahkan dibunuh. Tapi Yesus tidak pernah menyerah. Dia terus melakukan
kehendak Allah, dan Dia akhirnya bangkit dari kematian. Ketika kamu
menghadapi tantangan, ingatlah kisah Yesus. Ingatlah bahwa Dia telah
mengalahkan maut, dan Dia dapat memberimu kekuatan untuk mengatasi segala
rintangan. Jangan takut untuk "mati" bagi diri sendiri dan mengikuti Yesus. Ketika
kamu melakukannya, kamu akan menghasilkan banyak buah dalam hidupmu.
53
Seperti benih padi yang bertumbuh menjadi banyak bulir padi, kita juga
dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah dalam hidup kita. Tapi untuk
bertumbuh, kita harus terlebih dahulu "mati" bagi diri sendiri dan mengikuti Yesus.
Ketika kita melakukannya, kita akan mengalami kehidupan yang kekal dan
berlimpah.

REFLEKSI
1. Apa saja tantangan yang kamu hadapi dalam hidupmu?
2. Bagaimana kamu dapat "mati" bagi diri sendiri dan mengikuti Yesus?
3. Apa yang kamu harapkan untuk hasilkan dalam hidupmu?

DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kematian dan kebangkitan-Mu. Terima kasih
atas kuasa-Mu yang memampukan kami untuk "mati" bagi diri sendiri dan
mengikuti-Mu. Tolonglah kami untuk bertumbuh dan menghasilkan banyak buah
dalam hidup kami. Amin.

AKSI
Aku akan membantu orang lain yang sedang menghadapi tantangan dalam hidup
mereka.

Senin, 18 Maret 2024


Sirillus dari Yerusalem
Bacaan: Dan. 13:1-9.15-17.19-30.33-62; atau Dan. 13:41c-62; Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6;
Yoh. 8:1-11

8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait
Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 8:3
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang
perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 8:4 Mereka menempatkan perempuan
itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap
basah ketika ia sedang berbuat zinah. 8:5 Musa dalam hukum Taurat
memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian.
Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk
mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya.
Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 8:7 Dan ketika
mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata
kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8:8 Lalu Ia membungkuk pula
dan menulis di tanah. 8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus
seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 8:10 Lalu Yesus
54
bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka?
Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 8:11 Jawabnya: "Tidak ada,
Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

PERGILAH DAN JANGAN BERBUAT DOSA LAGI


Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka?
Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu
kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau . Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi
mulai dari sekarang." (Yoh. 8:10-11)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Dalam keyakinan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, para pemungut
bea dan cukai, pelacur, gelandangan dianggap sebagai pendosa alias sampah
masyarakat yang harus disingkirkan. Mereka tidak layak bergaul dengan orang-
orang suci seperti kaum Farisi dan ahli Taurat. Bagi orang Farisi dan ahli Taurat,
bergaul dengan kaum gelandangan, orang kafir, pengemis, akan membuat mereka
ikut tercemar. Oleh karena itu, para pelacur, pemungut cukai dan pendosa harus
disingkirkan dalam pergaulan.
Maria Magdalena adalah salah satu orang yang mengalami hal yang sama.
Keberadaan dirinya sebagai pelacur membuat dirinya dianggap sebagai pendosa.
Menurut orang-orang Farisi dan ahli Taurat, Maria Magdalena patut dihukum
rajam, dilempar dengan batu sampai mati karena kedapatan berbuat zinah. Ketika
melihat peristiwa itu Yesus mengatakan: "Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa , hendaklah ia yang pertama melemparkan batu-batu kepada perempuan
itu. " Pernyataan Yesus ini mau menegaskan bahwa setiap manusia tidak luput dari
dosa dan kesalahan. Budaya pengampunan hendaknya dikedepankan dalam
pergaulan setiap hari. Dalam kehidupan harian kita, tentu pengalaman
menyingkirkan orang lain dari pergaulan kita karena kekurangannya terkadang
kita lakukan. Kita begitu mudah untuk menghakimi orang lain. Mengampuni
orang yang berbuat salah kepada kita masih jarang kita lakukan. Lebih parah lagi,
kita cenderung menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain, sementara kita sendiri
tidak pernah memeriksa diri tentang kekurangan yang kita miliki.
Mengampuni orang lain bukanlah perkara gampang, tidak segampang
membalikkan telapak tangan. Menerima orang lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya juga bukanlah perkara gampang. Hal yang dibutuhkan adalah
pengorbanan diri dan sikap rendah hati. Yesus tidak menghukum orang yang
berbuat salah tetapi menyadarkan orang tersebut akan kesalahan yang
dilakukannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

REFLEKSI:
Apakah selama ini aku sudah berusaha untuk mengampuni kesalahan orang lain,
karena menyadari bahwa aku sendiri orang berdosa yang membutuhkan
pengampunan dari Allah dan sesama?

55
DOA:
Allah yang Maha Rahim, Putera-MU Yesus Kristus telah menunjukkan keteladanan
kepadaku untuk mengampuni yang bersalah kepada-Nya. Ia bergaul dengan
semua orang tanpa memandang status orang. Ia mampu menerima kelebihan dan
kekurangan orang. Bantulah aku agar mampu menerima keberadaan orang lain
dengan penuh sukacita. Ajarilah juga aku untuk mampu mengampuni yang yang
bersalah kepadaku. Demi Kristus Tuhan dan pengantara Kami. Amin

AKSI:
Aku akan selalu beruhasa mengampuni yang bersalah keapda saya.

Selasa, 19 Maret 2024


Hari Raya St. Yosef, Suami SP. Maria
Bacaan: 2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Rm 4:13.16-18.22 ; Mat
1:16.18-21.24a

1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang
disebut Kristus. 1:18Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu
Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh
Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 1:19Karena Yusuf suaminya,
seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka
umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20Tetapi ketika ia
mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi
dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai
isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena
Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 1:24Sesudah
bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan
itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

KEBAIKAN YANG TULUS


”Inilah tandanya bagimu: kamu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki
dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan
umat-Nya dari dosa mereka." (Mat. 1:21)

Teman teman yang baik, pernahkah kamu melakukan sesuatu yang baik
untuk orang lain, tetapi orang itu tidak tahu bahwa itu kamu yang melakukannya?
Misalnya, kamu mungkin pernah membantu temanmu yang kesulitan dengan
tugas sekolahnya, atau kamu mungkin pernah memberikan uang kepada pengemis
di jalan. Ketika kamu melakukan hal-hal baik untuk orang lain tanpa
mengharapkan imbalan, itu disebut kebaikan yang tulus.
Pada hari ini, kita akan merenungkan tentang pentingnya kebaikan yang
tulus. Kita akan melihat bagaimana kebaikan yang tulus dapat mengubah dunia.
56
Dalam Matius 1:1-25, kita membaca tentang silsilah Yesus Kristus. Silsilah ini
dimulai dengan Abraham, bapa bangsa Israel. Abraham adalah orang yang saleh
dan murah hati. Dia dikenal karena kebaikannya yang tak terduga. Misalnya,
ketika Abraham mendengar bahwa Allah akan menghancurkan Sodom dan
Gomora, dia memohon kepada Allah untuk menyelamatkan kota-kota tersebut.
Abraham juga bersedia mengorbankan anaknya, Ishak, sebagai bukti imannya
kepada Allah. Kebaikan yang tulus dapat kita temukan dalam sosok Maria. Dalam
Matius 1:16-21, kita melihat bagaimana malaikat Gabriel menyampaikan kabar
kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Kabar ini tentu saja sangat mengejutkan bagi Maria, karena ia masih perawan.
Namun, malaikat Gabriel meyakinkan Maria bahwa ini adalah kehendak Allah.
Karena ketulusannya, ia bersedia melahirkan Mesias, yang akan menyelamatkan
umat manusia dari dosa.
Kebaikan Abraham dan Ketulusan Maria telah berdampak besar pada
dunia. Dia adalah contoh bagi kita semua tentang pentingnya berbuat baik kepada
orang lain, bahkan kepada orang-orang yang tidak kita kenal. Kita semua dapat
melakukan kebaikan yang tulus dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kamu bisa
memberikan makanan atau minuman kepada pengemis di jalan. Kamu juga bisa
membantu temanmu yang kesulitan dengan tugas sekolahnya.
Hal-hal kecil yang kamu lakukan dapat membuat perbedaan besar dalam hidup
orang lain. Kebaikan yang tulus adalah kekuatan yang dapat mengubah dunia.
Ketika kita melakukan hal-hal baik untuk orang lain tanpa mengharapkan imbalan,
kita membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

REFLEKSI
Kebaikan apa yang dapat kamu lakukan untuk membuat dunia menjadi tempat
yang lebih baik?

DOA
Tuhan, tolonglah kami untuk menjadi orang-orang yang murah hati dan penuh
kebaikan. Tolonglah kami untuk melakukan hal-hal baik untuk orang lain, bahkan
kepada orang-orang yang tidak kami kenal. Amin.

AKSI
Saya akan mulai dengan membantu temanku yang kesulitan dengan tugas
sekolahnya.

57
Rabu, 20 Maret 2024
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Bacaan: Dan. 3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42

8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya:


"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32
dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu." 8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah
menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan
merdeka?" 8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 8:35 Dan
hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
8:37 "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha
untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 8:38
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu
perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." 8:39 Jawab mereka kepada-
Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya
kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan
oleh Abraham. 8:40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku;
Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang
Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak
dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." 8:42 Kata Yesus kepada mereka:
"Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan
datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan
Dialah yang mengutus Aku.

KASIH MENGALAHKAN NAFSU JAHAT


"Jikalau Allah adalah Bapamu , kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang
dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang
mengutus Aku.”(Yoh. 8:42)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Pengakuan akan keberhasilan orang lain akan membawa dampak positif
bagi orang tersebut. Sebaliknya penolakan akan keberhasilan orang lain akan
memberikan dampak negatif bagi orang tersebut. Kita akan mengakui keberhasilan
orang lain manakala kita memiliki sikap rendah hati.
Bacaan injil yang kita dengar pada hari ini, menggambarkan sikap orang
yang tidak mau mengakui keberhasilan orang lain. Orang-orang Farisi dan Ahli-
ahli Taurat berdialog dengan Yesus tentang siapa diri Yesus dan darimana
datangnya Yesus. Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat tidak mengakui Yesus
sebagai keturunan Abraham dan berasal dari Allah. Orang-orang Farisi dan Ahli-
ahli Taurat merasa dirinya berasal dari keturunan Abraham dan anak Allah.

58
Namun perbuatan dan tindakan Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat tidak
menunjukan bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Orang-orang Farisi dan Ahli-
ahli Taurat justru ingin membunuh Yesus. Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat
ingin menyingkirkan Yesus yang sungguh-sungguh berasal dari Allah. Yesus
menantang Orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat dengan suatu pernyataan:
"Jikalau Allah adalah Bapamu , kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan
datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan
Dialah yang mengutus Aku.” Namun karena ketegaran hati mereka, mereka tidak
mampu untuk mengakui Yesus sebagai anak Allah.
Dalam kehidupan harian, terkadang kita tidak mengakui keberadaan orang
lain yang memiliki segudang kelebihan dibandingkan dengan kita. Kita dengan
mudah menghakimi orang lain dengan mengatakan bahwa orang tersebut tidak
punya kemampuan. Orang itu cacat fisiknya. Hal ini terjadi karena kita tidak
memiliki kasih. Sebab, kasih bisa mengalahkan nafsu jahat. Kasih bisa
menghancurkan kesombongan dan kedengkian yang melekat di dalam diri kita.
Kasih juga memampukan kita menerima kelebihan dan kekurangan orang lain.

REFLEKSI:
Apakah kita mau tetap bertahan dengan sikap egois atau cinta diri? Atau kita mau
merubah diri kita menjadi pribadi yang baik di hadapan Tuhan?

DOA:
Allah yang penuh kasih kami bersyukur dan berterimakasih karena Engkau
memberikan rasa talenta kepada kami. Kami mohon mampukanlah kami untuk
membagi kasih yang engkau berikan kepada sesama kami. Jauhkanlah kami dari
sikap egois, rasa sombong dan penuh dengki. Semoga kami semakin hari semakin
menjadi pribadi yang membawa kasih kepada sesama kami. Demi Kristus Tuhan
dan pengantara kami. Amin

AKSI:
Saya akan selalu menghargai kelebihan orang lain.

Kamis, 21 Maret 2024


Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Bacaan: Kej. 17:3-9; Mzm. 105:4-5, 6-7, 8-9; Yoh. 8:51-59

8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia


tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 8:52 Kata orang-orang
Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab
Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata:
Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-
lamanya. 8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah
mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?" 8:54

59
Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu
sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa
kamu berkata: Dia adalah Allah kami, 8:55 padahal kamu tidak mengenal Dia,
tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka
Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku
menuruti firman-Nya. 8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat
hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 8:57 Maka kata orang-orang
Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau
telah melihat Abraham?" 8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 8:59 Lalu mereka mengambil
batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah

BEBAS DARI BELENGGU PENILAIAN


8:51 "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak
akan pernah melihat kematian."

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Pernahkah kamu terjebak dalam situasi di mana perkataan orang lain
membuatmu merasa terluka, terhina, bahkan terbelenggu? Kata-kata memang
memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia bisa membangun, tapi juga bisa
meruntuhkan. Yesus pernah dihadapkan pada tuduhan-tuduhan dan cercaan
orang-orang Farisi. Namun, Yesus tidak terpengaruh oleh kata-kata mereka. Ia
tetap teguh pada pendiriannya dan menyatakan kebenaran dengan penuh
keberanian.
Dalam Injil hari ini, Dalam ayat 51, Yesus berkata, Sesungguhnya
barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan pernah melihat kematian." Kata
"kematian" di sini bukan hanya merujuk pada kematian fisik, tetapi juga kematian
rohani. Kematian rohani adalah keadaan di mana seseorang terpisah dari Allah.
Yesus mengatakan bahwa orang yang mengikuti firman-Nya akan terbebas dari
kematian rohani. Mereka akan hidup kekal bersama Allah. Kisah ini menunjukkan
kepada kita bagaimana Yesus membebaskan diri dari belenggu kata-kata. Ia tidak
membiarkan perkataan orang lain menentukan siapa dirinya. Yesus tahu siapa
dirinya dan apa yang harus dilakukannya. Ia hidup dalam ketaatan kepada Bapa
dan tidak terpengaruh oleh pendapat orang orang Farisi.
Sebagai remaja, kita sering dihadapkan dengan tekanan untuk
menyesuaikan diri dengan standar orang lain. Kita mungkin merasa perlu untuk
terlihat keren, populer, dan sukses di mata teman-teman. Namun, Yesus
mengingatkan kita bahwa nilai kita tidak ditentukan oleh orang lain, tetapi oleh
Tuhan yang menciptakan kita. Sebagai remaja, kita mungkin sering dihadapkan
pada berbagai komentar dan perkataan dari orang lain. Ada yang mungkin positif,
tapi ada juga yang mungkin negatif. Kita tidak boleh terpengaruh oleh kata-kata
negatif yang dapat membuat kita terluka dan terbelenggu. Kita harus fokus pada
apa yang Allah katakan tentang kita. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah (Kejadian 1:27). Kita berharga dan istimewa di mata-Nya. Percayalah kepada
Allah dan ikutilah firman-Nya. "Kata-kata manusia bisa menyakitkan, tapi firman
60
Allah membawa kehidupan. Bebaskan dirimu dari belenggu kata-kata dan ikutilah
firman-Nya."

REFLEKSI
1. Pernahkah kamu terluka oleh perkataan orang lain?
2. Bagaimana kamu mengatasinya?

DOA
Ya Allah, kami bersyukur untuk firman-Mu yang membawa kehidupan. Bebaskan
kami dari belenggu kata-kata dan bimbinglah kami untuk selalu mengikuti
firman-Mu. Amin.

AKSI
1. Aku akan berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata negatif orang lain.
2. Aku akan membaca firman Allah setiap hari dan merenungkannya.
3. Aku akan berusaha untuk hidup sesuai dengan firman Allah.

Jumat, 22 Maret 2024


Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Bacaan: Yer. 20:10-13; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,5-6,7; Yoh. 10:31-42

10:31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
10:32 Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-
Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang
menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 10:33 Jawab orang-orang Yahudi itu:
"Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau,
melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya
seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." 10:34 Kata Yesus
kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah
berfirman: Kamu adalah allah? 10:35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu
disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan --, 10:36
masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah
diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata:
Aku Anak Allah? 10:37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku,
janganlah percaya kepada-Ku, 10:38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu
tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya
kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di
dalam Bapa." 10:39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari
tangan mereka. 10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat
Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 10:41 Dan banyak orang datang
kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tanda pun, tetapi
semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." 10:42 Dan
banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

61
SUARA GEMBALA DI TENGAH KEBISINGAN DUNIA
10:27 "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku."

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Pernahkah kamu merasa tersesat? Bingung dengan jalan hidupmu? Atau
mungkin kamu merasa seperti tidak memiliki tempat di mana kamu benar-benar
diterima? Jika kamu merasakan hal itu, kamu tidak sendirian. Banyak remaja yang
mengalami hal yang sama. Namun, hari ini, Yesus ingin memberitahumu sesuatu
yang penting. Dia berkata, "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku."
Dalam Injil Yohanes 10:31-42, Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai
gembala yang baik. Dia berkata bahwa domba-domba-Nya mendengarkan suara-
Nya dan mengikuti-Nya. Yesus mengenal domba-domba-Nya. Dia tahu nama
mereka dan mereka mengenal suara-Nya. Yesus juga memberikan hidup-Nya
untuk domba-domba-Nya. Dia melindungi mereka dan membawa mereka ke
tempat yang aman. Yesus adalah satu-satunya suara yang perlu kamu dengarkan
di tengah kebisingan dunia.
Sebagai remaja, kamu mungkin menghadapi banyak pilihan dan keputusan
sulit. Mungkin kamu merasa tersesat dan tidak tahu harus ke mana. Di tengah
kebingungan itu, kamu dapat mendengarkan suara Yesus. Bagaimana cara
mendengarkan suaraNya? Pertama, kita perlu membaca Alkitab dan merenungkan
firman Tuhan. Doa dan meditasi juga membantu kita membuka hati untuk
mendengar suara-Nya. Kita juga dapat mendengarkan suara-Nya melalui suara
hati dan nasihat orang tua, guru, dan pembimbing rohani yang bijaksana.
Jangan biarkan suara dunia membingungkanmu. Dengarkan suara Yesus,
gembala yang baik. Dia akan membimbingmu ke tempat yang aman dan penuh
kedamaian. Yesus, Gembala yang Baik, selalu menyertai dan menuntun kita. Dia
mengundang kita untuk mendengarkan suara-Nya dan mengikuti teladannya.
Ketika kita hidup dalam ketaatan dan kasih kepada-Nya, kita akan menemukan
kedamaian dan kebahagiaan sejati. "Ikutilah Aku dan Aku akan memberikan hidup
yang berkelimpahan.",kataNya

REFLEKSI
1. Bagaimana kamu bisa membedakan suara Yesus dari suara-suara lain di
dunia?
2. Apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa tersesat dan tidak tahu harus ke
mana?
3. Bagaimana kamu dapat membantu orang lain mendengarkan suara Yesus?

DOA
Ya Bapa yang di surga, kami bersyukur atas kasih-Mu yang besar. Terima kasih
telah mengutus Anak-Mu, Yesus, untuk menjadi Gembala kami. Kami mohon

62
agar Engkau memimpin kami di jalan yang benar dan membantu kami untuk
selalu mengikuti Yesus. Amin.

AKSI
Aku akan membaca Alkitab setiap hari untuk belajar lebih banyak tentang Yesus.
Aku akan berdoa setiap hari untuk meminta bimbingan dan kekuatan dari Yesus.

Sabtu, 23 Maret 2024


Turibius dari Mogrovejo
Bacaan: Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56

11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang
menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 11:46
Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada
mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 11:47 Lalu imam-imam kepala dan orang-
orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata:
"Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 11:48
Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-
orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."
11:49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu,
berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 11:50 dan kamu tidak insaf,
bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada
seluruh bangsa kita ini binasa." 11:51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya
sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan
mati untuk bangsa itu, 11:52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk
mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 11:53
Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. 11:54 Karena itu Yesus
tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari
situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di
situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 11:55 Pada waktu itu hari raya
Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke
Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. 11:56 Mereka mencari Yesus
dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

KECEMBURUAN MENDATANGKAN KEJAHATAN


"Kamu tidak tahu apa-apa dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu
orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa. " (Yoh. 8:49b-50)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Cemburu, iri hati, dengki merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia.
Sifat-sifat ini seringkali menggagalkan persahabatan kita dengan orang lain. Kita
jatuh dalam situasi permusuhan dan tidak jarang mengarah kepada tindakan

63
kejahatan. Eksistensi kita merasa terancam kalau ada orang lain yang memiliki
kelebihan. Dia kita dianggap menjadi saingan kita. Kalau ini yang terjadi maka
segala macam cara bisa kita lakukan untuk menghancurkan orang yang
bersangkutan.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa eksistensinya terancam
oleh kehadiran Yesus ingin melakukan hal-hal yang jahat terhadap Yesus. Mereka
ingin membunuh Yesus karena banyak orang yang sebelumnya menjadi pengikut
mereka sekarang menjadi pengikut Yesus. Kekurangan pengikut tentu mengancam
keberadaan diri mereka sebagai kaum terpandang pada zaman itu. Satu-satunya
jalan keluar yang mereka pilih adalah membunuh Yesus. Dengan demikian mereka
menganggap persoalan selesai. Mereka sadar bahwa Yesus telah melakukan
banyak perbuatan baik dan mukjizat. Namun mereka sepakat untuk membunuh
Yesus. "Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna
bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini
binasa. " Mereka menganggap Yesus sebagai pembawa kebinasaan.
Hati dan batin mereka telah ditutupi niat-niat jahat. Rasa cemburu yang luar
biasa membuat mereka tidak sanggup menerima kebaikan yang dibuat Yesus. Hati
dan batin yang sudah tertutup oleh rasa cemburu dan benci terhadap seseorang
menutup segala kebaikan yang telah dilakukannya. Apalagi berbicara tentang
eksistensi dibidang politik, ekonomi, dan sosial. Persaingan di antara kita
memperoleh nilai ujian, kekasih, teman baru barangkali berujung pada niat-niat
jahat. Kita ingin menghancurkan orang lain yang dianggap menjadi saingan kita.
Kalau itu yang ada di dalam pikiran kita maka kita bukan lagi sebagai pengikut
Kristus. Kita yang sudah dibaptis tentunya diharapkan untuk berbuat dan
bertindak sesuai dengan ajaran Yesus. Menghargai dan mengakui kemampuan
orang lain hendaknya menjadi nilai hidup yang harus kita miliki. Rasa cemburu, iri
hati, benci harus dibuang jauh-jauh dari hidup kita

REFLEKSI:
Apakah kita pernah dan sedang merencanakan niat-niat jahat terhadap teman kita?

DOA:
Allah yang Maha Pengampun. Puji dan syukur kami haturkan kehadirat-Mu
karena kami boleh memiliki teman-teman yang baik terhadap kami. Mereka
memiliki kelebihan dan keunggulan yang tidak kami miliki. Namun kami
terkadang kurang mengakui kelebihan dan keunggulan mereka. kami seringkali
menganggap sesama sebagai saingan. Kami mohon, bukalah mata hati kami untuk
sanggup menerima kelebihan sesama kami untuk memperkaya diri kami. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin

AKSI:
Saya akan berusaha menerima kelebihan dan keunggulan orang lain!

64
Minggu, 24 Maret 2024
Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan
Bacaan: Mrk. 11:1-10. Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 2:6-11; Mrk.
15:1-39

15:1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan
seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus
lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus.15:2 Pilatus bertanya
kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri
mengatakannya." 15:3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan
terhadap Dia.15:4 Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau
memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!"
15:5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran.
15:6 Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-
tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 15:7 Dan pada waktu itu
adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa
orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam
pemberontakan. 15:8 Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang
kebiasaan itu diikuti juga. 15:9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya: "Apakah
kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?" 15:10
Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus
karena dengki. 15:11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk
meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 15:12 Pilatus sekali
lagi menjawab dan bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus
kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?" 15:13 Maka
mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!" 15:14 Lalu Pilatus berkata kepada
mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka
makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!" 15:15 Dan oleh karena Pilatus ingin
memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi
Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.15:16 Kemudian serdadu-
serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan
memanggil seluruh pasukan berkumpul. 15:17 Mereka mengenakan jubah ungu
kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-
Nya. 15:18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya:
"Salam, hai raja orang Yahudi!" 15:19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh,
dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 15:20 Sesudah mengolok-
olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan
pula pakaian-Nya kepada-Nya. (15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk
disalibkan. 15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene,
ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka
paksa untuk memikul salib Yesus. 15:22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang
bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 15:23 Lalu mereka memberi
anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 15:24 Kemudian
mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang

65
undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 15:25 Hari jam sembilan
ketika Ia disalibkan. 15:26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan
yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". 15:27 Bersama dengan Dia disalibkan
dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-
Nya. 15:28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di
antara orang-orang durhaka.") 15:29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat
Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau
merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 15:30
turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" 15:31Demikian juga imam-imam
kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri
dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat
Ia selamatkan! 15:32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita
lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia
mencela Dia juga. 15:33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu
dan berlangsung sampai jam tiga. 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan
suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku? 15:35 Mendengar itu, beberapa orang yang
berdiri di situ berkata: "Lihat, Ia memanggil Elia." 15:36 Maka datanglah seorang
dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu
mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata:
"Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia."
15:37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-
Nya.15:38Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 15: 39
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya
demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"

KASIH YANG TAK TERBATAS


"Yesus berseru dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-
Ku.' Dan sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawa-Nya."
(Markus 15:37)
Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.
Pernahkah kamu merasa seperti dibenci? Ditolak? Dihina? Jika pernah,
kamu mungkin bisa memahami apa yang dirasakan oleh Yesus Kristus saat Ia
disalibkan. Ia dibenci oleh orang-orang yang seharusnya mengasihi-Nya. Ia ditolak
oleh para pemimpin agama. Ia dihina oleh para prajurit. Yah, memang tidak mudah
untuk berbuat baik. Ada banyak tantangan yang harus kita hadapi. Namun, kita
harus berani untuk berbuat baik, walaupun harus menghadapi tantangan.
Di dalam Injil Markus 15:1-39, kita bisa melihat bagaimana Yesus mengalami
penderitaan dan penyaliban yang luar biasa. Dia diadili secara tidak adil, dihina,
dan dipermalukan. Bahkan, para murid-Nya sendiri meninggalkan Dia. Penyaliban
adalah hukuman yang sangat kejam dan menyakitkan. Yesus harus menanggung
rasa sakit fisik dan mental yang luar biasa. Namun, meskipun Ia menderita, Ia tetap
mengasihi orang-orang yang menganiaya-Nya. Ketika disalibkan, Yesus berseru
dengan suara nyaring: 'Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.' Dan
sesudah berkata demikian, Ia menyerahkan nyawa-Nya." Ucapan tersebut
66
menunjukkan bahwa Yesus menyerahkan nyawa-Nya dengan rela. Ia tidak mati
karena takut atau menyerah. Ia mati karena kasih. Ia mati untuk menebus dosa-
dosa kita.
Kasih Yesus yang tak terbatas dapat kita contoh dalam kehidupan sehari-
hari. Kita bisa mengasihi orang-orang yang membenci kita. Kita bisa mengasihi
orang-orang yang menolak kita. Kita bisa mengasihi orang-orang yang menghina
kita. Sebagai contoh, kita bisa mengasihi teman yang pernah menyakiti kita. Kita
bisa mengasihi orang tua yang tidak pernah memuji kita. Kita bisa mengasihi guru
yang selalu mengkritik kita.,Kasih Yesus yang tak terbatas adalah kekuatan yang
luar biasa. Kasih itu dapat mengubah dunia. Mari kita menghidupi kasih Yesus
dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingatlah, "Kasih itu adalah kekuatan yang paling
kuat di dunia. Ia dapat mengalahkan kebencian, penolakan, dan penghinaan." Dan
Kasih sejati dinyatakan dalam tindakan, bukan sekadar kata-kata."

REFLEKSI:
Apakah kamu pernah merasa seperti dibenci? Ditolak? Dihina? Bagaimana kamu
menanggapi orang-orang yang menganiayamu? Bagaimana kamu bisa
menunjukkan kasih Yesus dalam kehidupanmu sehari-hari?

DOA:
Tuhan, terima kasih atas kasih-Mu yang tak terbatas. Tolonglah kami untuk
mengasihi orang-orang yang membenci kami. Tolonglah kami untuk mengasihi
orang-orang yang menolak kami. Tolonglah kami untuk mengasihi orang-orang
yang menghina kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

AKSI:
Aku akan mengasihi orang yang membenciku dengan cara mendoakannya. Aku
akan mengasihi orang yang menolakku dengan cara tetap bersikap ramah
kepadanya. Aku akan mengasihi orang yang menghinaku dengan cara tidak
membalas penghinaan itu.

Senin, 25 Maret 2024


Hari Senin dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 42:1-7; Mzm 27:1.2.3.13-14; Yoh 12:1-11

12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus
yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan
untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan
Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu
murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan
rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi Yudas
Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia,
berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan
uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya bukan

67
karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah
seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang
dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat
hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi
Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 12:9 Sejumlah besar orang Yahudi
mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena
Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari
antara orang mati. 12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh
Lazarus juga, 12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka
dan percaya kepada Yesus.

MEWUJUDKAN KASIH
"Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu
meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Dan bau minyak itu semerbak
di seluruh rumah." (Yoh. 12:3)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Hai teman-teman remaja, pernah gak sih kalian merasa dicintai oleh
seseorang? Gimana rasanya? Pasti rasanya senang, bahagia, dan dihargai, kan?
Nah, kali ini kita mau belajar tentang kasih yang terungkap. Kasih yang terungkap
itu adalah kasih yang ditunjukkan dengan tindakan nyata.
Di dalam Injil Yohanes 12:1-11, kita bisa melihat bagaimana Maria, saudara
perempuan Marta dan Lazarus, mengungkapkan kasihnya kepada Yesus. Dia
mengambil minyak narwastu murni yang mahal harganya dan meminyaki kaki
Yesus. Minyak narwastu murni yang mahal harganya adalah simbol dari kasih yang
tulus dan tanpa pamrih. Maria dengan rela mengorbankan hartanya untuk
mengungkapkan kasihnya kepada Yesus. Minyak narwastu murni juga memiliki
aroma yang sangat harum. Aromanya semerbak di seluruh rumah itu. Hal ini
menunjukkan bahwa kasih Maria juga sangatlah indah dan harum. Tindakan Maria
ini juga menunjukkan bahwa dia menghormati Yesus sebagai Mesias. Dia
merendahkan diri untuk membasuh kaki Yesus, yang merupakan tindakan yang
biasanya dilakukan oleh budak.
Kita juga dapat mengungkapkan kasih dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sebagai contoh, pernah gak sih kalian melihat orang yang sedang kesusahan?
Kalian bisa membantu orang tersebut dengan memberikan makanan, pakaian, atau
uang. Kalian juga bisa menemani orang tersebut untuk berbicara atau
mendengarkan keluh kesahnya. Kasih yang tulus adalah kasih yang nyata dan
menyentuh hati. Kasih ini bisa menjadi berkat bagi orang lain dan juga bagi diri
kita sendiri. Ingatlah "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; kasih itu tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi bergembira
bersama dengan kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Kor. 13:4-7)

68
REFLEKSI:
Setelah kita merenungkan renungan ini, apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa
belajar untuk mengungkapkan kasih kita kepada orang lain dengan tindakan nyata.
Kita bisa berdoa kepada Tuhan untuk mengaruniakan kasih yang terungkap
kepada kita.

DOA
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kasih-Mu yang terungkap di dalam kehidupan
kami. Tolonglah kami untuk selalu mengungkapkan kasih kami kepada orang lain
dengan tindakan nyata. Amin.

AKSI
Aku akan berusaha untuk lebih sering menolong orang lain yang membutuhkan.
Aku akan lebih sering memberikan perhatian kepada orang yang aku sayangi.

Selasa, 26 Maret 2024


Hari Selasa dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 49:1-6; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17; Yoh 13:21-33.36-38

13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 13:22
Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa
yang dimaksudkan-Nya. 13:23 Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang
dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 13:24 Kepada
murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang
dimaksudkan-Nya!" 13:25 Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan
berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 13:26 Jawab Yesus: "Dialah itu, yang
kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah
berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada
Yudas, anak Simon Iskariot. 13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia
kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat,
perbuatlah dengan segera." 13:28 Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka
yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
13:29 Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh
dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada
orang miskin. 13:30 Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari
sudah malam.
13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia
dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 13:32 Jikalau Allah
dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-
Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. 13:33 Hai anak-anak-Ku,
hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan
seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi,

69
tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga
kepada kamu.
MEMAAFKAN
13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Teman teman yang baik, pernahkah kalian merasa dihianati oleh seseorang yang
kalian percayai? Bisa jadi orang yang berhianat itu adalah teman sekelas, sahabat,
atau mungkin keluarga dekat anda sendiri. Jika pernah terjadi, bagiamana perasaan
dan sikapmu?
Hari ini kita akan berbicara tentang sesuatu yang mungkin sulit dilakukan,
tapi sangat penting dalam hidup kita: memaafkan. Dalam Yohanes 13:21-33,36-38,
kita melihat momen sulit ketika Yesus mengungkap bahwa salah satu dari teman-
temannya akan mengkhianatinya. Bayangkan, Yesus, yang begitu baik, mengalami
pengkhianatan dari orang yang ia percayai. Yesus, yang tahu segalanya, sudah
mengetahui bahwa pengkhianatan itu akan terjadi. Namun, apa yang Dia pilih
untuk lakukan? Dia tetap memilih untuk mencintai dan memberikan kesempatan
kepada orang yang akan mengkhianatinya. Dia memilih untuk memaafkannya.
Dalam kehidupan kita, mungkin ada teman atau keluarga yang pernah
menyakiti perasaan kita. Bayangkan bila ada teman yang salah mengerti dan
berbuat tidak baik kepada kita. Apakah kita akan memilih untuk membenci atau
memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahpahaman tersebut? Dalam
menghadapi pengkhianatan, Yesus mengajarkan kepada kita untuk memaafkan.
Saat kita memilih memaafkan, kita mengikuti teladan-Nya. Memaafkan bukan
berarti mengesampingkan rasa sakit, tapi memilih untuk tidak membiarkan rasa
sakit itu menguasai hati kita. Memaafkan bukan berarti melupakan, tapi memilih
untuk tidak lagi terikat oleh masa lalu. Semoga kita bisa !

REFLEKSI:
Mampukah aku mengikuti contoh Yesus dalam memaafkan orang yang telah
menyakitiku?

DOA :
Tuhan, berikan kami kekuatan untuk memaafkan seperti Engkau telah memaafkan
kita. Bimbinglah hati kami agar tidak terjerat oleh kebencian. Amin.

AKSI:
Saya bertekad untuk memilih memaafkan ketika dihadapkan pada situasi sulit.
Saya akan berusaha memahami dan memberikan kesempatan bagi orang lain
untuk memperbaiki kesalahpahaman.

70
Rabu, 27 Maret 2024
Hari Rabu dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34; Mat 26:14-25

26: 14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas
Iskariot, kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu
berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka
membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari
kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 26:17 Pada hari pertama dari hari
raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di
mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 26:18
Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru:
waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah
bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan
seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 26:20
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid
itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 26:22 Dan dengan
hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya:
"Bukan aku, ya Tuhan?" 26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku
mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan
Aku. 26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis
tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu
diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 26:25
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya
Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya.

KESETIAAN
"Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini,
dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan
yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu
diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." (Matius 26:
23-24)

Bapak/ ibu dan teman-teman yang terkasih dalam Kristus.


Yang membuat pertemanan itu indah, salah satunya karena kesetiaan.
Kesetiaanlah yang menjadikan pertemanan berubah menjadi persahabatan. Tanpa
kesetiaan, maka pertemanan itu akan bubar dan bisa jadi berubah menjadi
permusuhan. Kesetiaan begitu mudah dikatakan, tetapi banyak yang
melanggarnya.
Mari kita belajar dari kisah yang terdapat dalam Injil hari ini. Dalam injil hari
ini, kita melihat bagaimana seorang sahabat Yesus, Yudas Iskariot, akhirnya
mengkhianati-Nya. Sepertinya sulit dipercaya, bukan? Bagaimana mungkin
seseorang yang begitu dekat dengan Guru besar bisa melakukan tindakan

71
pengkhianatan? Ini mengajarkan kita bahwa setiap orang, bahkan teman terdekat
kita, mungkin menghadapi godaan untuk membuat pilihan yang salah. Ini adalah
momen pahit dalam sejarah Yesus, di mana seorang sahabat mengkhianatinya.
Namun, di tengah semua ini, Yesus tetap teguh dalam kasih-Nya. Meskipun
pengkhianatan tersebut, Yesus tetap memilih memberikan diri-Nya sebagai korban
untuk menebus dosa-dosa kita. Ini adalah contoh nyata kasih dan pengampunan
yang luar biasa. Kasih tidak menghitung kesalahan. Kisah ini mengajak kita
bagaimana memperlakukan orang lain dan mengambil tindakan dalam mengikuti
teladan Kristus. Kita harus setia tetapi juga rela memberikan pengampunan,
sehingga kita dapat menjadi terang bagi dunia di sekitar kita. Sebagaimana Yesus
tetap setia dan siap memberikan pengampunan kepada setiap orang yang sungguh
sungguh meminta.

REFLEKSI
Apakah kita mengikut Yesus tanpa memperhitungkan untung dan rugi?

DOA
Allah yang berbelas kasih. Engkau senantiasa menganugerahkan kepada kami
kelembutan hati untuk mencintai-MU tanpa batas. Namun dalam praksis hidup
nyata, kami seringkali mengikuti keinginan kami sendiri bukan keinginan-MU.
Kami masih tergoda dengan hal-hal duniawi yang seringkalai mengaburkan
imanku kepada-MU. Aku mohon tambahkanlah imanku kepada-MU agar aku
memiliki komitmen yang utuh untuk mencintai Putera-MU Yesus Kristus. Demi
Kristus pengantara kami. Amin

AKSI
Belajarlah dari Pribadi Yesus yang setia pada Bapa-Nya samapai mati di Kayu
Salib!

SELAMAT MERENUNG

72

Anda mungkin juga menyukai