Anda di halaman 1dari 56

Renungan APP untuk Sekolah SMP

Rabu, 17 Februari 2021: Hari Rabu Abu


PF Tujuh Saudara Suci Pendiri Tarekat Hamba-Hamba SP Maria
Bacaan : Yl 2:12-18; Mzm 51:3-4.5-6a.12-13.14.17; 2Kor 5:20-6:2;Mat 6:1-6.16-18

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat
mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 6:2 Jadi apabila
engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik
di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah
diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. 6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan
dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu. "6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya. 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah
kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi . Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu. 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang
munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:17 Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa
engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

HANYA TUHANLAH YANG TAHU


Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu. (Mat 6: 17)

Suster, Bapak /Ibu guru dan taman-teman yang dikasihi Tuhan,


Perayaan Rabu Abu selalu dirayakan oleh Gereja Katolik. Sebagai tanda bahwa umat telah
memasuki masa pertobatan yang ditandai dengan penerimaan abu di dahi. Kita selalu diingatkan akan
keberadaan kita sebagai manusia yang memiliki kelemahan. Namun Allah selalu memberikan kesempatan
kepada kita untuk bertobat. Membina kembali hubungan yang baik dengan Allah dan sesama agar
manusia kembali merasakan kebahagiaan dan kedamaian.
Dalam bacaan Injil, Yesus Kristus menunjukkan agar kita dapat melakukan doa, puasa, dan
sedekah semata-mata bukan sekedar untuk dipamerkan kepada orang lain. Tetapi merupakan
permenungan diri untuk lebih merasakan kehadiran Allah dalam kehidupannya sehingga mengalami
perubahan sikap hidup yang lebih baik. Kerena itu Tuhan ingin agar kita melakukan semuanya secara
tersembunyi dan tidak diketahui orang lain. Biarlah hanya Tuhan saja yang mengetahui dan
membalasnya.

Refleksi:
Apakah kita sudah menjalani masa tobat ini dengan baik?

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas segala berkat-Mu. Bantulah kami agar dapat menjalani masa tobat ini
dengan baik.

Aksi:
Melakukan pantang dan puasa dengan baik.
=====================================================================================

1
Kamis, 18 Februari 2021 : Sesudah Rabu Abu
St. Flavianus ; B. Fransisikus Regis Clat. St. Regis.
Bacaan : UL 30:15-20 ; Mzm 1:1-2.3.4.6 ; Luk 9:22-25

9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. " 9:23 Kata-Nya
kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
menyelamatkannya. 9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau
merugikan dirinya sendiri.

SYARAT YANG HARUS DIPENUHI


Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (Luk 9: 23)

Suster, Bapak/Ibu guru serta teman-taman yang dikasihi Tuhan,


Menjadi seorang siswa yang memiliki potensi yang bagus dan bermutu tentu dituntut adanya
sikap disiplin, setia, dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugasnya. Hal ini diwujudka dengan
cara seperti : kehadiran seratus persen di sekolah untuk belajar. Kemudian mengikuti seluruh ragkaian
kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. Tidak ada embel-embel lain seperti bolos, main-main,
permisi tiap sebentar dan berperilaku menyimpang di sekolah.
Kehadiran, sikap dan tingkah laku siswa di sekolah menjadi salah satu dasar pertimbangan bagi guru
dalam penilaian dan kenaikan kelas. Namun kehadiran belaka tanpa mengikuti pembelajaran dengan baik
belum banyak artinya bagi siswa.
Allah sangat mengasihi bangsa Israel. Melalui Musa, Allah ingin Israel menjadi bangsa yang patuh
, setia, dan mau mendengarkan suara-Nya. Yesus pun menuntut kesempurnaan kualitas dari setiap murid-
Nya. Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan berjalan
bersama Yesus setiap hari dan mengikut Aku. Dengan menyangkal diri , seseorang diajak untuk
meninggalkan sifat egois dan lebih memperhatikan kepentingan bersama. Memikul salib artinya
menyatukan penderitaan dan kebahagiaan dengan salib Yesus, berjalan bersama Yesus, selalu
melibatkan Yesus dalam segala hal, dan akhirnya kita menjadi pengikut Yesus.
Dalam masa Prapaskah ini, kita diajak oleh Yesus untuk bersikap peduli , menanggalkan sikap
egois, dan meningkatkan sikap solisaritas kita terhadap saudara-saudara yang membutuhkan. Masa
pandemi ini kiranya dapat menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih peka akan kebutuhan sesama,
khususnya mereka yang membutuhkan.

Refleksi:
Apakah kita sudah menunjukkan sikap peduli pada orang lain di sekitar kita, khususnya yang
membutuhkan?

Doa:
Tuhan, bantulah aku agar menjadi pribadi yang baik. Mau menunjukkan sikap peduli pada orang lain di
sekitarku. Amin.

Aksi:
Berbagi makanan kepada orang-orang di sekitarku yang sangat membutuhkan .
=====================================================================================
Jumat, 19 Februari 2021 : Sesudah Rabu Abu

2
Bacaan: Yes 58:1-9a ; Mzm 51:3-4.5-6a.18-19; Mat 9:14-15

9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang
Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-
sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan
datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa

PANDAI MENYESUAIKAN DIRI


Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama
mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan
pada waktu itulah mereka akan berpuasa
(Mat 9:15)

Suster, Bapak /Ibu guru serta teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Mendengar kata puasa yang terlintas dalam pikiran banyak orang adalah tidak makan dan tidak
minum dalam jangka waktu tertentu. Apabila ada orang yang makan di tempat yang terlihat maka
dianggap mengganggu. Bahkan pernah terjadi, adanya sweeping di warung-warung atau rumah makan
yang buka pada jam puasa.
Berpuasa yang sesungguhnya pada dasarnya bukan terutama soal jasmani , bukan soal tidak
makan, melainkan soal niat dan komitmen untuk berhenti berbuat dosa dan pelanggaran terhadap apa
pun. Berusaha untuk mengendalikan diri terhadap hal-hal yang menyenangkan diri kita. Dalam masa
pandemi saat ini, proses belajar mengajar dilakukan dari rumah masing-masing baik guru ataupun siswa.
Bagi para siswa hendaknya bisa mengikuti pembelajaran daring ini dengan sikap penuh tanggung jawab,
membuka kamera, dan belajar dengan baik. Dan siswa dapat melakukan pamtang dan puasa dan punya
berkomitmen untuk berhenti berbuat dosa sambil mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dari rumah.
Yesus mengajak kita melakukan puasa dan pantang dengan cara menunjukkan sikap peduli pada
orang lain dan mau berbagi kepada sesama di sekitar kita. Ikut mendoakan orang-orang yang menderita
dan menjaga protokol kesehatan juga merupakan bentuk sikap peduli kita pada masa sekarang ini.
Berpuasa dengan cara menanggalkan sikap egois dan melebarkan sayap dengan menunjukkan sikap
peduli dan solider kepada orang lain merupakan cara agar puasa menjadi lebih bermakna .

Refleksi:
Sudahkah aku menunjukkan sikap peduli pada orang-orang di sekitarku yang membutuhkan?

Doa:
Tuhan , terima kasih atas segala kebaikan-Mu. Mampukan aku dalam masa prapaskah ini untuk membuka
diri pada sesamaku terutama bagi mereka yang membutuhkan.

Aksi:
Berbagi makanan kepada sesama yang membutuhkan berkat dan manfaat bagi orang banyak.
=====================================================================================
Sabtu, 20 Februari 2021: Sesudah Rabu Abu
Bacaan: Yes 58:9b-14; Mzm 86:1-2.3-4.5-6; Luk 5:27-32

5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi,
sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku! " 5:28 Maka berdirilah Lewi dan
meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar
untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-
sama dengan Dia. 5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid

3
Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa 1 ? " 5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan
tabib, tetapi orang sakit; 5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,
supaya mereka bertobat ".

KEPUTUSAN YANG TERBAIK


Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang
sakit"
(Luk 5:31)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Ketika kita merasakan kondisi badan kita tidak nyaman maka kita akan melakukan hal-hal seperti
misalnya beristirahat atau makan teratur. Jika sudah melakukan itu semua masih tidak sembuh maka yang
dilakukan adalah pergi ke dokter untuk berobat agar segera sembuh dari sakitnya.
Masa Prapaskah adalah saat yang baik bagi kita untuk kita menyembuhkan diri kita secara rohani.
Melalui puasa , pantang ,doa , dan amal bakti menciptakan suatu hubungan yang harmonis dengan
antara kita dengan Allah dan sesama.
Kesiapsiagaan orang Lewi dalam mengikuti Yesus dan menerima Yesus membawa perubahan
dalam hidupnya. Yesus memberikan sindiran bagi orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena merasa diri suci
dan tidak berdosa tetapi dalam praktik hidupnya tidak sunggu-sungguh bertobat. Dalam masa prapaskah
ini marilah kita lebih bersikap terbuka kepada Allah dan sesama agar pertobatan kita lebih memiliki arti .

Refleksi:
Sudahkah kita menerima Allah dengan sikap terbuka dan selalu siap saat Allah memberikan kita tugas?

Doa:
Tuhan berikan aku keberanian dan kemantapan hati dalam menjawab ajakan untuk mengikuti-Mu.

Aksi:
Melakukan puasa dan pantang dengan kesungguhan hati.
=====================================================================================
Minggu, 21 Februari 2021 : Pekan PraPaskah I
Bacaan : Kej 9:8-15; 1Ptr 3:18-22; Mrk 1:12-15.

1:12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. 1:13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat
puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis . Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-
malaikat melayani Dia. 1 :14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil
Allah 1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan
percayalah kepada Injil!

AJAKAN TUHAN YANG MEMBAHAGIAKAN


kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!
(Mrk 1:15)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Sejak awal mula bumi diciptakan oleh Allah semua baik adanya. Semuanya akan diberikan untuk
kebahagiaan manusia. Namun karena manusia tidak setia dan patuh pada Allah akhirnya manusia jatuh
ke dalam dosa. Janji Allah untuk menyelamatkan manusia terus diperbaharui. Nuh bersama dengan
keluarganya dan seluruh hewan peliharaannya terpilih untuk memulai kehidupan baru. Allah berfirman :

4
“ Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh
air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi “. ( Kej.9:11 ). Walaupun manusia
sering kali tidak setia apada janjinya, Allah tetap bermurah hati untuk selalu memberi kesempatan kepada
manusia untuk bertobat.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kepada kita semua untuk mempercayai akan kabar
gembira yang diwartakan-Nya yakni bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Sebagai persiapan akan tugas
pewartaan yang akan dijalani-Nya, Yesus berpuasa di padang gurun. Godaan datang kepada Yesus. Sikap
Yesus dalam menghadapi godaan tentunya memberikan inspirasi kepada kita untuk berani melawan
godaan dengan tegas dan menghalau godaan tersebut. Kita pun sering menghadapi godaan dalam
kehidupan kita. Hendaknya kita dapat menghalau godaan tersebut dan selalu bersandar pada kemurahan
Tuhann. Pada masa Prapaskah ini marilah kita wujudkan Kerajaan Allah melalui Kebaikan dan kebenaran
sikap kita sebagai perwujudan sikap tobat kita.

Refleksi:
Apakah kita sudah mewujudkan Kerajaan Allah dalam hidup kita?

Doa:
Tuhan, berikanlah aku keberanian dalam menghadapi berbagai cobaan dalam hidupku. Bantulah aku
untuk selalu mengandalkan-Mu. Amin.

Aksi:
Berpuasa dan bersikap sabar kepada orang lain.
=====================================================================================
Senin, 22 Februari 2021 Pekan Prapaskah I (U). Pesta Tahta St. Petrus (P)
Bacaan I: 1 Ptr. 5: 1-4; Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5,6; Mat. 16:13-19.

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang,
siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga
yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 16:15
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16:16 Maka jawab Simon
Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah
engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang
di sorga. 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci
Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di sorga."

MENJADI GEMBALA YANG BAIK


“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16Maka jawab Simon
Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat. 16:15)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus memberikan nasehat kepada para penatua sebagai saksi
penderitaan Kristus. Ia menegaskan tiga spirit dalam menggembalakan kawanan domba Allah. Pertama,
sukarela dan bukan paksaan. Kedua, dengan penuh pengabdian, bukan mencari keuntungan. Ketiga,
keteladanan, bukan perintah (1 Ptr. 5:2-3). Paulus menegaskan kepada mereka, apabila hal ini dilakukan
maka mereka akan menerima mahkota kemulian yang tidak dapat layu.
Pada hari ini juga, Gereja Katolik memperingati Pesta Tahta Santo Petrus. Momen yang sangat baik bagi
siapa saja yang dipanggil sebagai gembala untuk merefleksikan perkataan Santo Paulus dalam proses
perjalanan panggilan serta tugas perutusan selama ini. Spirit yang disampaikan oleh Santo Paulus
diharapkan menjadi bagian hidup darai para gembala Gereja masa kini. Sukarela dalam pelayanan,
5
memberikan teladan yang baik, serta semangat dalam pengabdian yang tulus dan ikhlas bagi kawanan
domba.
Dalam kehidupan sehari-hari, para gembala juga hendaknya mampu memberikan kesaksian
tentang Yesus dengan benar. Sebagaimana yang telah kita dengar dalam bacaan Injil hari ini, Petrus
dengan lantang dan tegas memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias. Pengenalan yang tepat
terhadap Yesus akan memberikan pemahaman yang tepat pula kepada umat. Oleh karena itu, kehadiran
para gembala sungguh-sungguh dapat dirasakan oleh umat ditengah perkembangan dunia yang sangat
pesat ini. Para gembala memberikan rasa aman, nyaman, dan menyejukkan sehingga kebutuhan rohani
terpenuhi.

Refleksi:
Apakah aku sudah mewartakan kesaksian tentang Yesus dalam kehidupan sehari-hari?

Doa:
Ya Tuhan Yesus, bantulah aku untuk mengenal Engkau sebagai Mesias Sang Juru Selamat didalam
hidupku. Berikanlah aku keberanian untuk terus-menerus mewartakan kebaikan yang berasal dari mu
bagi setiap orang yang aku jumpai. Amin

Aksi:
Menjadi siswa yang baik terutama dalam sikap dan perkataan.
=====================================================================================
Selasa, 23 Februari 2021 Pekan Prapaskah I (U). Pw. St. Polikarpurs, Uskup Martir (M)
Bacaan I: Yes. 55:10-11 ; Mzm. 34:4-5,6-7. 18-19 ;R: 18b ; Mat. 6: 7-15.

6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal
Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi janganlah
kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya.6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 6:10
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami;6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

JANGANLAH BERTELE-TELE JIKA BERDOA


“Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal
Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan” (Mat.6: 7).

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Lewat bacaan hari ini kita diajak bagaimana selama ini kita berdoa, dan Yesus mengajarkan kita
berdoa yakni doa Bapa Kami. Yesus mengatakan, dalam doa mu itu janganlah bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Dari sabda ini kita langsung bisa menangkap, bahwa kalau
kita berdoa kita tidak perlu banyak omong, berdoa yang panjang-panjang, doa itu secukupnya apa yang
kita kehendaki itu saja dikatakana dengan kalimat yang sederhana.
Mengapa Yesus mengajari kita demikian? Karena, pertama-tama Tuhan sudah mengetahui apa
yang kita kehendaki. Sebelum kita mengucapkan, Tuhan sudah mengetahui apa yang kita kehendaki, apa

6
yang kita mohon. Jadi kita belum mengucapkan segala sesuatu saja Tuhan sudah tahu, karena kita ini
orang beriman.
Biasanya dalam keluarga kita masing-masing, ibu kita memiliki rasa peka terhadap setiap kebutuhan
dalam keluarga. Biasanya ibu, selalu memahami kebutuhan anak-anaknya. Kalau manusia seorang ibu
saja tahu kebutuhan anaknya, lebih-lebih Tuhan kita, Tuhan itu sangat mengenal kita. Justru Yesus
mengajak kita untuk berdoa Bapa Kami. Doa yang singkat dan sederhana. Pada masa prapaskah ini kita
diajak untuk terbuka pada sabda Tuhan dan menerima siraman sabda Tuhan yang menyuburkan iman
kita.

Refleksi:
Apakah aku termasuk orang yang bertele-tele dalam berdoa?

Doa:
Ya Tuhan, bukalah mata hatiku untuk selalu terbuka pada sabda-Mu. Siramilah hatiku yang gersang
dengan sabda-Mu agar menjadi lahan yang subur dan bertumbuh dalam terang iman. Amin

Aksi:
Memiliki sikap peka terutama membantu sesama yang membutuhkan bantaun
=====================================================================================
Rabu, 24 Februari 2021 Pekan Prapaskah I (U). St. Montanus dan Lucius
Bacaan I: Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4. 12-13. 18-19; Luk. 11:29-32.

11:29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang
jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda
nabi Yunus. 11:30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak
Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 11: 31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu
akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Salomo! 11:32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan
mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"

PERCAYA YESUS ATAU TANDA


“Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan
menjadi tanda untuk angkatan ini” (Luk. 11: 30)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam bacaan tadi kita telah mendengar, bahwa Yesus menegaskan kepada orang banyak yang
mengerumuni-Nya, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda."
(ayt.29). Mengapa? Padahal mereka telah melihat mukjizat yang dilakukan Yesus seperti menyembuhkan
orang sakit, mengusir setan, bahkan membangkitkan orang mati. Mereka juga telah mendengar
perkataan Yesus yang penuh hikmat Ilahi dan yang menuntun pada jalan keselamatan. Semua tanda itu
tidak cukup bagi mereka.
Yesus tidak akan memberikan mereka tanda karena pelajaran dari kisah nabi Yunus seharusnya
telah mereka pahami. Yunus datang kepada Niniwe untuk mengadakan penghakiman Allah. Allah
memberikan keselamatan kepada Niniwe karena mereka bertobat setelah mendengarkan Yunus.
Peringatan keras Yesus berlaku juga bagi kita pada masa kini. Orang yang tidak mendengar firman Allah
dan tidak bertobat akan dihukum. Orang yang bertobat akan hidup dalam iman dan kelak akan
menghakimi bersama-sama Yesus; menghakimi orang yang menolak Yesus.Iman Kristen tidak

7
berdasarkan tanda. Apakah artinya iman bila harus bergantung pada tanda? Mari pada masa Prapaskah
ini kita melandaskan iman kita hanya pada firman Allah!

Refleksi:
Apakah selama ini aku sudah membuka diri terhadap kehadiran Allah lewat Firman Tuhan?

Doa:
Ya Tuhan, bantulah aku untuk semakin peka melihat tanda-tanda kehadiran-Mu dalam hidupku, sehingga
aku memperoleh pengampunan dan keselamatan. Amin

Aksi:
Mendengarkan sabda Tuhan dengan rajin membaca Kitab Suci selama masa Prapaskah ini.
=====================================================================================
Kamis, 25 Februari 2021 Pekan Prapaskah I (U). Sta. Walburga
Bacaan I: T. Est. 4: 10a. 11c-12. 17-19; Mzm. 138: 1-12a.2bc-3. 7c-8; Mat. 7: 7-12.

7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu. 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 7:9 Adakah seorang dari
padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 7;10 atau memberi ular, jika ia
meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-
Nya." 7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

MINTALAH KEPADA ALLAH


"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu” (Mat.7:7)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Meminta adalah hal yang mudah. Hal itu menjadi sebaliknya bagi sebagian orang yang merasa itu
tidak perlu dan selalu berkecukupan. Tapi tidakkah kita sadar, bahwa dalam hidup ini ada saat di mana
kita harus meminta, dan sebaliknya, memberi?
Ada beberapa tipe orang yang meminta. Pertama adalah orang yang malu atau enggan meminta. Bisa
jadi hal semacam ini dikarenakan si peminta merasa gengsi, putus asa karena sering meminta tetapi tidak
terkabul, atau bahkan tidak tahu cara meminta. Tipe kedua adalah orang yang dengan rendah hati mau
meminta. Orang yang demikian ini secara tulus meminta sesuai apa yang ia butuhkan, dan kebanyakan
dari mereka akan merasa mudah memahami jika permintaan mereka tidak kunjung terkabul. Tipe yang
ketiga adalah pemaksa dan marah jika tidak terkabul permintaannya.
Kalau kita termasuk tipe yang mana?
Allah menghendaki kita meminta kepada-Nya. Ia menghendaki agar kita meminta kepada-Nya dan
hendaklah kita meminta dengan rendah hati, termasuk untuk menerima jika permintaan itu tidak terkabul
sesuai dengan apa yang diminta. Ingat, Tuhan tahu yang baik bagi kita . Mungkin kita berpikir: tanpa
berkata pun sebenarnya Tuhan tahu apa yang kita butuhkan. Hanya saja, Ia ingin kita meminta pada-Nya
agar relasi kita makin dekat dengan-Nya. Ia menghendaki inisiatif kita. Maka, mari berani meminta dan
berani menerima apa yang Tuhan berikan pada kita. Dengan senantiasa bersyukur atas apa yang kita
terima dari Tuhan, kita telah menghimpun keberanian untuk selalu meminta hanya kepada-Nya.

Refleksi:

8
Karakter manakah yang menonjol didalam diriku selama ini ; pemalu, rendah hati atau pemaksa?

Doa:
Ya Tuhan yang penuh belaskasih, semoga sabda-Mu hari ini semakin meneguhkan iman kami untuk
semakin mendekatkan diri pada-Mu, terlebih di masa Prapaska ini. Tuntunlah kami agar kami semakin
terpaut pada-Mu, dan mampukanlah kami untuk senantiasa berani meminta hanya kepada-Mu. Amin

Aksi:
Membantu segenap anggota keluarga di rumah yang membutuhkan bantuan; orang tua, kakak, dan adik
dengan hati yang tulus dan ikhlas.
=====================================================================================
Jumat, 26 Februari 2021 Pekan Prapaskah I (U). St. Alexandra; St. Didakus
Bacaan I. Yeh. 18:21-28; Mzm. 130: 1-2. 3-4ab. 4c-6-7-8; Mat. 5: 20-26.

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup
keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang
yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan
engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali
untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama
engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau
kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke
dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum
engkau membayar hutangmu sampai lunas.

HIDUP KEAGAMAAN YANG BENAR


“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”
(Mat. 5:20) “

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Perikop ini mengatakan kepada para murid dan juga kepada kita sebagai murid Yesus. Yesus
mengatakan, kita para murid bisa masuk dalam Kerajaan Surga bila kehidupan kita lebih benar daripada
kaum Farisi dan Ahli Taurat. Artinya, kita harus bertobat agar kehidupan kita semakin hari semakin
menjadi baik, sehingga kita sendiri mampu mewartakan Kerajaan Allah dimanapun kita berada. Kalau
mendengar kata tobat atau pertobatan, yang ada dalam benak saya adalah sebuah perjuangan yang terus
menerus, karena untuk hidup menjadi lebih baik itu tidak mudah namun harus diperjuangkan.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Misalnya, kita berdoa kepada Tuhan mohon kepada-Nya
mohon rahmat pertobatan, tetapi berdoa saja tidak cukup jika tidak mau bekerjasama dengan Tuhan.
Contoh konkrit, misalnya saya hari ini berniat untuk sabar. Justru pengalaman hidup hari ini juga orang-
orang yang saya jumpai memberi tantangan bagi saya untuk lebih sabar. Kalau dalam hal ini saya tidak
melibatkan Tuhan, maka saya tidak mendapat rahmat pertobatan dalam hidup saya untuk mengubah
hidup saya menjadi lebih baik.
Kalau kita menyadari kehadiran Allah dalam setiap hidup kita, dengan mudah kita menemukan nilai-nilai
dari pengalaman hidup yang kita jumpai sehingga kita pun bisa menjadi baik. Seperti seorang anak yang

9
bersama bapanya terus menerus dia tidak akan masuk dalam kesulitan hidupnya. Dari sini kita dapat
memperoleh kerajaan Allah di dalam kehidupan kita sejak sekarang ini, sehingga kita mampu mewartakan
kehadiran Kerajaan Allah dimana pun kita berada.

Refleksi :
Apakah selama ini aku sudah mengendalikan diri terhadap keinginan kelemahan-kelemahan ku?

Doa :
Ya Tuhan yang berbelas kasih, ajarilah aku untuk mampu menyelami firman-Mu dalam kehidupan ku
sehar-hari, terlebih mampu menemukan nilai-nilai Kerajaan-Mu. Bimbinglah setiap langkah ku agar aku
sungguh mampu menjadi pembawa kabar baik bagi sesamaku. Amin

Aksi:
Menyisihkan uang jajan untuk aksi puasa.
=====================================================================================
Sabtu, 27 Februari 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah I
Bacaan: UL. 26: 16-19; Mzm 119: 1-2.4-5.7-8; Mat.5: 43-48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 5:44 Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar. 5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi
salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang
yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 5”48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. "

KASIH YANG SEMPURNA


“ Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. " (Mat.5:
48)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam injil hari ini, Yesus hendak mengajarkan para murid-Nya hakekat cinta dan mengejar
kesempurnaan cinta tersebut. Sama seperti cinta Bapa yang sempurna, cinta para murid pun harus
sempurna baik kepada Allah maupun kepada sesama.
Nilai yang perlu diperjuangkan adalah kesempurnaan cinta atau cinta sejati sebagai ciri khas sebagai anak
Allah. Maksud Yesus adalah cinta yang tulus, tidak menuntut balasan, tanpa membeda-bedakan termasuk
cinta kepada orang yang membenci kita. Sebagai seorang remaja, kita pun ditantang untuk mencintai
sesama baik teman maupun bukan teman, termasuk orang yang tidak kita kenal, atau yang pernah
menyakitkan hati kita meskipun mereka tidak peduli dengan kita. Kasih bukan hanya melalui sikap dan
perbuatan tetapi juga melalui doa.

Refleksi:
Apakah kita sudah mencintai keluarga, teman, tetangga dengan tulus tanpa membeda-bedakan dan
berdoa bagi mereka?

Doa:
Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan para murid untuk mencintai sesama tanpa membedakan termasuk
mengasihi musuh. Bimbinglah kami agar semakin menjadi berkat bagi orang lain melalui tutur kata dan
10
perbuatan kami yang penuh kasih tanpa membeda-bedakan. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Mengampuni orang lain yang bersalah dan berdoa baginya.
=====================================================================================
Minggu, 28 Februari 2021: Hari Minggu Prapaskah II
Bacaan: Kej. 22: 1-2.9a.10-13.15-18; Mzm 116: 10.15.16-17.18-19; Rom.8: 31b-34; Mrk.9: 2-10

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan
mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di
depan mata mereka, 9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan
Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 9:5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa
bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk
Musa dan satu untuk Elia." 9:6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena
mereka sangat ketakutan. 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu
terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia. " 9:8 Dan sekonyong-konyong waktu
mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali
Yesus seorang diri. 9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya
mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak
Manusia bangkit dari antara orang mati. 9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di
antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."

ANAK YANG KUKASIHI


Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia. " (Mrk.9: 7)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Kehadiran Allah dapat kita rasakan dan alami dalam hidup kita setiap hari melalui alam yang indah,
dan sesama manusia. Wujud nyata kehadiran Allah secara sempurna kita rasakan dalam diri Yesus.
Namun, apakah kita menyadari hal tersebut? Apakah kita dapat merasakan kehadiran Yesus dan
mendengarkan-Nya? Tuhan Yesus selalu hadir bersama kita dalam peristiwa-peristiwa hidup kita, dalam
Sabda-Nya terlebih lagi dalam Ekaristi kudus.
Melalui bacaan injil hari ini kita mendengar bahwa Petrus, Yakobus dan Yohanes menyaksikan Yesus yang
berubah rupa dan hadirnya Elia dan Musa bersama Yesus. Pada saat itu Yesus dipermuliakan sebagai Anak
Allah atau Putera Allah yang dikasihi sekaligus penegasan untuk mendengarkan-Nya. Peristiwa tersebut
membuat Petrus, Yakobus dan Yohanes sangat bahagia berada bersama Yesus dan meneguhkan iman
mereka akan Yesus sebagai Putra Allah. Mereka mengalami kegembiraan bersama Yesus.
Sebagai seorang pelajar, kita pun diajak oleh Yesus untuk merasakan kehadiran dan
mendengarkan-Nya. Sadarlah selalu bahwa nilai kegembiraan iman yaitu kehadiran Kristus di tengah-
tengah kita untuk menuntun, meneguhkan, bahkan menantang kita agar semakin pasti melangkah. Kita
berusaha untuk mendengarkan sabda-Nya dan melaksanakannya dengan hati. Dalam situasi pandemi dan
pembelajaran online, kita tetap menjalaninya dengan gembira karena kita percaya Kristus selalu hadir
bersama kita, sehingga kita pun melihat semua ini sebagai berkat dan bukan beban.

Refleksi:
Apakah kita sudah menyadari kehadiran Tuhan dan mendengarkan-Nya?

Doa:

11
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk mendengarkan Firman-Mu dan melaksanakannya dalam sikap hidup
kami setiap hari, agar kami dapat merasakan kehadiran-Mu yang membahagiakan kami. Bimbinglah kami
agar dapat menjadi berkat bagi orang lain melalui tutur kata dan perbuatan kami sehingga orang lain pun
merasakan kehadiran-Mu, karena Engkaulah Allah kami yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang
segala abad. Amin

Aksi:
Berusaha membaca dan mendengarkan kitab suci setiap hari untuk merasakan kehadiran Allah.
=====================================================================================
Senin, 1 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
Bacaan: Dan.9: 4b-10; Mzm 79: 8.9.11.13; Luk.6: 36-38

6:36 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti
Bapamu adalah murah hati." 6:37 "Janganlah kamu menghakimi , maka kamupun tidak akan
dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu
akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang
digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai
untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. "

MURAH HATI
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. “(Luk. 6: 36)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam hidup sehari-hari, pada umumnya kita sulit mengampuni orang lain. Kita lebih cenderung
main hakim sendiri tanpa peduli dengan sesama. Kita menyalahkan orang lain, situasi, lingkungan, dan
hal lain yang berada di luar kontrol hati kita.
Hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap murah hati. Murah hati adalah sebuah
tindakan berdasarkan kasih yang tulus untuk berbuat baik kepada orang lain. Misalnya mengampuni
orang lain dengan tulus, mengalah demi kebaikan orang lain, berbagi makanan dengan orang lain yang
membutuhkan, mengunjungi orang sakit, menolong orang yang sedang kesulitan, dan masih banyak hal
lainnya.
Kita mampu mengampuni dan tidak menghakimi orang lain jika kita memiliki sikap murah hati.
Sikap murah hati bersumber dari Allah. Allah sudah lebih dahulu bermurah hati kepada kita manusia
dengan selalu mengampuni kesalahan dan dosa kita, oleh karena itu kita pun harus bermurah hati kepada
sesama kita. Yesus menghendaki agar kita murah hati sama seperti Allah adalah murah hati. Dalam masa
puasa ini kita berjuang untuk murah hati dengan cara menolong orang lain atas dasar kasih dan dengan
tulus hati mengampuni sesama yang bersalah kepada kita.

Refleksi:
Apakah saya sudah berusaha mengampuni kesalahan orang lain dengan tulus hati?

Doa:
Tuhan Yesus, berkatilah kami dan anugerahilah kami sikap murah hati seperti Bapa-Mu yang murah hati
kepada kami. Bentuklah diri kami untuk memiliki hati yang penuh kasih dan pengampunan, demi
kebahagiaan sesama dan kemuliaan nama-Mu yang kudus, sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin

Aksi:
Memberi pengampunan kepada sesama yang bersalah tanpa menuntut balas

12
=====================================================================================
Selasa, 2 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
Bacaan: Yes.1: 10.16-20; Mzm.50: 8-9.16bc-17.21.23; Mat.23: 1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah
segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-
beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau
menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang;
mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka
menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut
Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut
siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula
kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

MELAYANI DEMI KEMULIAAN TUHAN


Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.
(Mat. 23: 12)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Orang Farisi menempati posisi strategi dalam masyarakat pada zaman Yesus. Mereka
dikategorikan sebagai pemimpin agama dan pemimpin politik. Namun posisi itu menyebabkan mereka
menjadi sombong, menganggap dirinya kudus atau suci, menyalahgunakan kekuasaan untuk menindas,
mencari hormat dan pujian.
Tuhan Yesus tidak menyetujui sikap mereka yang demikian. Bagi Yesus, kekuasaan dimaknai
sebagai pelayanan kasih tanpa pamrih untuk saling menyelamatkan. Siapa yang menjadi pemimpin
harusnya merendahkan diri dengan menjadi hamba yang siap melayani orang lain. Tuhan Yesus
mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap rendah hati, selalu bersedia melayani sesama tanpa
memegahkan diri sendiri. Semoga dengan sikap rendah hati yang penuh kasih, kita semakin menjadi
berkat bagi orang lain.

Refleksi:
Apakah kita sudah melayani sesama dengan rendah hati dan penuh kasih?

Doa:
Tuhan Yesus, Engkau adalah sumber kasih kami yang rela mengosongkan diri-Mu, menjadi hamba, taat
sampai wafat di kayu salib demi menyelamatkan kami. Karuniakanlah kami kerendahan hati untuk mau
melayani sesama kami dengan tulus ikhlas, sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.

Aksi:
Berbagi makanan kepada saudara yang kekurangan tanpa diketahui oleh orang lain.
=====================================================================================
Rabu, 3 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II

13
Bacaan: Yer 18:18-20; Mzm 31:5-6.14.15-16; Mat 20:17-28

20 :17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata
kepada mereka di tengah jalan: 20 :18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman
mati. 20 :19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. "
20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di
hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 20 :21 Kata Yesus: "Apa yang
kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam
Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 21 :22 Tetapi
Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum
cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 20:23 Yesus berkata kepada
mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku
telah menyediakannya." 20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua
saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-
pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu . Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 20:27 dan barangsiapa ingin
menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28 sama seperti Anak
Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang ."

TUHAN YESUS DATANG UNTUK MELAYANI


Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang ." (Mat.20: 28)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Yesus membuat suatu revolusi mental dalam diri para murid-Nya dengan berkata “Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi
terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” Hal ini menegaskan bahwa mental bos, atau
ningrat’ harus dihapus jika menjadi pengikut Yesus atau murid Yesus.
Mental bos, atau ningrat’ pada zaman sekarang ini pun masih ada dalam diri kita, terutama jika seseorang
menduduki suatu jabatan. Pada umumnya hanya memberi perintah dan peraturan tanpa ikut melakukan
apa yang diperintahkan atau biasanya disebut dengan istilah, hanya duduk di belakang meja, tidak ikut
bekerja bersama bawahannya. Menurut pandangan kita, bahwa orang yang sudah digaji atau dibayar
untuk bekerja, wajib melaksanakan pekerjaannya, dan dengan demikian kita sewenang-wenang terhadap
orang tersebut.
Dalam injil hari ini, kita ditantang untuk menjadi pelayan seperti seorang hamba dan yang rela
mengorbankan segala-galanya demi keselamatan dan kebahagiaan banyak orang atau orang lain. Untuk
bisa melayani dengan kasih, kita harus memiliki mental seperti Yesus yang mau melayani bahkan
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Kita dituntut untuk memiliki sikap melayani
dengan rendah hati dan penuh pengorbanan.

Refleksi:
Apakah kita sudah berkorban dan melayani demi kebaikan dan keselamatan orang lain?

Doa:

14
Tuhan Yesus, kasih-Mu sangat besar bagi kami, Engkau mau melayani dan mengorbankan nyawa-Mu demi
keselamatan kami orang yang berdosa ini. Ampunilah dosa kami dan bentuklah kami menjadi pelayan
kasih-Mu bagi orang lain yang ada di sekitarku. Doa ini kami haturkan kepada-Mu, sebab Engkaulah
pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Memberi perhatian kepada saudara yang berkekurangan baik dalam bentuk makanan mau pun barang.
=====================================================================================
Kamis, 4 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
PF S. Kasimirus
Bacaan: Yer 17:5-10; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 16:19-31

16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria
dalam kemewahan. 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok,
berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang
jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 16:22 Kemudian
matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 16:23 Orang kaya itu
juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan
dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa
Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 16:25 Tetapi Abraham berkata:
Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 16:26 Selain dari pada
itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat
menyeberang. 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau
menyuruh dia ke rumah ayahku, 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati
mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan
ini. 16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu. 16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang
datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 16:31 Kata Abraham kepadanya:
Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan,
sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

PEDULI
Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
(Luk.16: 29)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam kehidupan di zaman modern ini, banyak orang yang kaya namun tidak sedikit juga orang
yang menderita. Yesus dalam injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa kekayaan dan kemapanan
dapat membutakan mata hati orang sehingga tidak peduli pada kesusahan orang lain. Lazarus merupakan
gambaran banyak orang yang kesusahan dalam hidupnya karena kemiskinan, kekurangan kasih sayang,
makanan, pakaian dan tidak memiliki tempat tinggal.
Yesus menyadarkan kita untuk peduli, mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan agar
dapat meringankan penderitaan mereka. Kita dipanggil untuk memiliki hati yang berbelarasa untuk
menolong orang yang menderita dalam bentuk tindakan nyata. Kita berusaha dengan tulus hati
membagikan apa yang kita miliki dan tidak menyimpan atau menggunakannya hanya untuk kebahagiaan

15
atau kenikmatan diri sendiri. Dalam masa sulit seperti sekarang ini banyak orang kehilangan pekerjaan
karena pandemi yang berdampak pada sulitnya untuk makan. Mari kita berbagi dengan sukacita.

Refleksi:
Apakah kita sudah berbagi dengan sesama yang menderita?

Doa:
Tuhan Yesus, anugerahkanlah kami hati yang penuh kasih kepada sesama yang menderita agar kami mau
peduli dan berbagi dengan mereka. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Membagikan apa yang dimiliki kepada saudara yang berkekurangan.
=====================================================================================
Jumat, 5 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
Bacaan: Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Mat 21:33-43.45-46

21:33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun
anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan
menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu
berangkat ke negeri lain. 21 :34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada
penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 21 :35 Tetapi penggarap-
penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang
lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 21 :36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba
yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-
kawan mereka. 21 :37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka
segani. 21 :38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang
kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik
kita. 21 :39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu
membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya
dengan penggarap-penggarap itu?" 21:41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-
orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan
menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah
kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu
penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata
kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa
yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi
mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang
dimaksudkan-Nya. 21:46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang
banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

AHLI WARIS KERAJAAN ALLAH


Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (21: 43)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Betapa besar kasih Allah sehingga Ia menciptakan manusia secitra dengan-Nya. Sebagai citra Allah,
kita memiliki keutamaan-keutamaan dasar yang tidak dimiliki ciptaan lainnya yakni akal budi, hati nurani
dan kebebasan. Sebagai rasa syukur atas kasih Allah tersebut, sudah sepatutnya kita menggunakan
kebebasan secara bertanggung jawab dengan kemampuan akal budi dan hati nurani yang jernih, menjalin
relasi yang baik dengan Allah dan sesama. Dengan demikian, kita tetap setia akan Allah yang telah lebih
dahulu mengasihi kita.
16
Dalam injil hari ini kita diingatkan tentang kasih Allah yang telah memberikan kita kebebasan
tersebut. Seringkali kita tidak bertanggungjawab atas kebebasan tersebut, kita bahkan menggunakannya
sewenang-wenang seperti para penggarap dalam injil tadi. Sikap egois dan serakah sudah membutakan
hati dan akal budi mereka sehingga mereka tidak mampu melihat kasih dari tuannya. Mari kita berjuang
untuk tetap setia kepada kasih Allah dengan menggunakan kebebasan secara bertanggungjawab sehingga
hubungan kita dengan Allah tetap erat dan kuat dalam iman dan cinta kasih yang abadi. Sebagai pelajar
kita dapat mengikuti pembelajaran secara online dengan penuh semangat dan bertanggungjawab.

Refleksi:
Apakah kita sudah menggunakan kebebasan secara bertanggunjawab demi keselamatan dan
kebahagiaan sesama?

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas kasih-Mu yang memberikan kami kebebasan. Semoga kami dapat
menggunakan kebebasan tersebut secara bertanggungjawab demi kebahagiaan sesama dan kemuliaan
nama-Mu yang kudus. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, amin.

Aksi:
Menggunakan perangkat pembelajaran online secara bertanggungjawab untuk belajar, dan menghindari
bermain game online.
====================================================================================
Sabtu, 6 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah II
Bacaan: Mi 7:14-15.18-20; Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Luk 15:1-3.11-32

15 :1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk
mendengarkan Dia. 15 :2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia
menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. t " 15:3 Lalu Ia mengatakan
perumpamaan ini kepada mereka:15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-
laki. 15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 15:13 Beberapa
hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh . Di sana ia
memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 15:14 Setelah dihabiskannya semuanya,
timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15:15 Lalu ia pergi dan bekerja
pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 15:16 Lalu
ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang
memberikannya kepadanya. 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya , katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 15:18 Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, 15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang
upahan bapa. 15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh , ayahnya telah
melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan . Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu
merangkul dan mencium dia. 15 :21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 15 :22 Tetapi ayah itu berkata kepada
hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah
cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 15 :23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah
dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup
kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 15:25 Tetapi anaknya
yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan
nyanyian tari-tarian. 15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti

17
semuanya itu. 15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu
tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. 15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia
tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. 15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya,
katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-
sahabatku. 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa
bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk
dia. 15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu. 15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah
mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. "

BERTOBAT
“Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
(Luk.15: 24)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Pada masa puasa ini, kita diajak untuk bertobat. Bertobat merupakan suatu proses yang harus
dilalui untuk memperoleh pengampunan dari Allah. Bertobat artinya mengetahui, menyadari dan
mengakui dosa kita, kemudian berniat untuk berubah dengan tidak berbuat dosa lagi. Pertobatan harus
dinyatakan dalam tindakan nyata.
Anak bungsu dalam injil hari ini menunjukkan sikap tobat yang benar. Ia menyadari kesalahan dan
dosanya, mengakui bahwa ia telah berdosa, membuat niat untuk kembali kepada Bapaknya dan akhirnya
ia benar-benar kembali kepada Bapaknya. Mengapa ia berani kembali kepada Bapaknya? Karena ia sangat
percaya akan kasih Bapaknya yang luar biasa, yang pasti mengampuninya.
Bapak dalam perumpamaan ini merupakan gambaran tentang Allah sebagai Bapa yang Maha
Rahim yang selalu mengampuni dosa kita jika kita bertobat. Mari kita berusaha menyadari kesalahan dan
dosa kita dan berniat untuk tidak mengulanginya. Kita kembali ke jalan yang benar dengan penuh iman
bahwa Allah pasti mengampuni dosa kita.

Refleksi:
Apakah kita sudah siap mengakui dosa dan kesalahan kita kepada Allah yang Maha Rahim?

Doa:
Ya Allah buatlah kami mampu menyadari kesalahan dan dosa kami untuk kembali kepada-Mu sehingga
kami boleh memeroleh pengampunan, karena Engkaulah Allah yang Maha Rahim yang hidup dan
berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Berusaha bertobat dengan cara mengikuti Sakramen Tobat.
=====================================================================================
Minggu, 7 Maret 2021: Hari Minggu Prapaskah III
Bacaan: Kel 20:1-17; Mzm 19:8.9.10.11; 1Kor 1:22-25: Yoh 2:13-25

2:13 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. 2:14 Dalam Bait
Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar
uang duduk di situ. 2:15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan
semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-
meja mereka dibalikkan-Nya. 2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini
dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." 2:17 Maka teringatlah

18
murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku. " 2:18 Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau
berhak bertindak demikian? r " 2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga
hari Aku akan mendirikannya kembali." 2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam
tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" 2:21 Tetapi
yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. 2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit
dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan
merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 2:23 Dan
sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena
mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. 2:24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan
diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, 2:25 dan karena tidak perlu seorangpun
memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

TANDA YANG DIBUAT YESUS


"Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yoh.2: 19)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Setiap orang beriman pasti berusaha merawat dan menghormati tempat ibadahnya masing-
masing, misalnya Masjid, Wihara, Pure, Gereja. Hal itu dilakukan karena tempat tersebut adalah tempat
untuk berdoa menyembah Allah yang kudus. Bait Allah juga adalah pusat keagamaan bangsa Yahudi,
sehingga menjadi tempat berdoa dan melakukan semua kegiatan keagamaan Yahudi.
Dalam injil hari ini Yesus marah karena Bait Allah yang adalah tempat berdoa, dijadikan tempat
berjualan atau bisnis. Para pedagang tersebut tidak menghormati Bait Allah sebagai ‘rumah doa’ yang
kudus. Yesus menghendaki agar mereka selalu menghormati dan menjaga Bait Allah untuk berdoa dan
bukan menyalahgunakannya.
Bait Allah bagi kita adalah tubuh kita sendiri. Tubuh kita adalah Bait Allah karena kita diciptakan secitra
atau segambar dengan Allah. Sebagai citra Allah tubuh kita memiliki martabat yang luhur, yang harus
dijunjung tinggi. Yesus menekankan pentingnya menjaga kesucian tubuh kita yang merupakan sarana
kehadiran Allah yang menyelamatkan. Allah hadir dalam diri setiap orang melalui suara hati atau hati
nurani. Kita berjuang menjaga tubuh kita yang adalah Bait Allah dengan selalu melakukan kehendak Allah
tanpa terpengaruh dengan hal-hal duniawi, agar menjadi tempat yang layak bagi Allah untuk berdiam di
dalamnya.

Refleksi:
Apakah kita sudah menjaga tubuh kita sebagai Bait Allah yang kudus melalui perbuatan kasih bagi
sesama?

Doa:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, berkatilah kami agar mampu menjaga tubuh kami sebagai Bait Allah yang
kudus. Ampunilah segala dosa kami dan teguhkanlah iman kami kepada-Mu, karena Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

Aksi:
Berusaha menjaga kesucian diri dengan cara merawat tubuh melalui perbuatan baik setiap hari dan tekun
berdoa.
=====================================================================================
Senin, 8 Maret 2021: Hari Biasa Pekan Prapaskah III
PF S. Yohanes a Deo, Biarawan
Bacaan: 2Raj 5:1-15a; Mzm 42:2.3;43:3.4; Luk 4:24-30

19
4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat
asalnya. 4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak
perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya
kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari
mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 4:27 Dan pada zaman
nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari
pada Naaman, orang Siria itu. " 4 :28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat
itu. 4 :29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung,
tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-
tengah mereka, lalu pergi.

YESUS DITOLAK
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” (Luk.4: 24)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Semua agama pasti ada nabi. Nabi adalah utusan Allah yang menyampaikan pesan Allah kepada
manusia lewat nubuat, mujizat atau tanda lainnya. Oleh karena itu nabi sering diartikan sebagai
perpanjangan lidah Allah. Seorang nabi dapat melakukan hal-hal tersebut karena diberi kuasa oleh Allah.
Dalam injil hari ini kita mendengar bagaimana Yesus ditolak di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Mengapa
Yesus ditolak justru oleh orang-orang yang mengenal keluarga-Nya? Pada zaman itu orang Nazareth
hanya melihat latar belakang keluarga Yesus bahwa Yesus hanya seorang anak tukang kayu yang
sederhana, orangtua-Nya Yusuf dan Maria. Mereka tidak melihat sikap dan hal-hal yang diperbuat Yesus,
sehingga mereka tidak percaya dan menolak Yesus sebagai nabi. Oleh karena itu mereka tidak mampu
melihat bahwa Yesus nabi bahkan sungguh Allah yang mengungkapkan kasih Allah kepada manusia.
Kita pun adalah nabi. Mengapa? Karena dengan Sakramen Baptis kita menerima kuasa dari Allah
menjadi anak-anak Allah untuk mewartakan kasih Allah kepada semua orang. Mari kita berjuang
mewartakan dan mengungkapkan kasih Allah di tengah masa pandemi ini meskipun banyak tantangan
atau ditolak. Kita dapat melakukannya melalui tutur kata dan perbuatan kita yang menunjukkan kebaikan
dan kasih Allah.

Refleksi:
Apakah kita sudah mengungkapkan kasih Allah melalui tutur kata dan perbuatan kita setiap hari?

Doa:
Tuhan Yesus yang penuh kasih, kami percaya bahwa Engkau sungguh Allah. Berkatilah kami agar semakin
mampu mewartakan kasih-Mu melalui tutur kata dan perbuatan kami setiap hari. Sebab Engkaulah Allah
kami yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Berusaha mewartakan kasih Allah dengan lebih tekun belajar, berdoa, dan berbuat kasih kepada sesama.
=====================================================================================
Selasa, 9 Maret 2021: Pekan prapaskah III
Bacaan: Dan. 3:25.34-43; Mzm 25:4b-5b.6.7c.8-9; R:6a; Mat. 18:21-35

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus
mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18 :22 Yesus berkata
kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali
tujuh kali. 18 :23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan

20
perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu,
dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu
tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan
segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya:
Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan
akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 18:28 Tetapi ketika hamba
itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap
dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon
kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan
kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-kawannya
yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 18:32 Raja itu
menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah
kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani
kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya
kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan
berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."

MENGAMPUNI
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan
menghapuskan hutangnya. (Mat.18:27)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Apabila hati kita disakiti, luka itu akan membekas dan sulit akan disembuhkan. Sakit hati akan
terus berakar dan menjadikan dendam. Tatkala dendam sudah merajai hati kita maka kata dan tindakan
mengampuni akan jauh dalam kehidupan kita. Sadarkah kita bahwa dalam hidup sehari-hari, kita
terkadang sulit untuk memaafkan dan mengasihi sesama dengan tulus?
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus memberikan perumpamaan yang menyadarkan kita betapa
kita sulit untuk mengampuni kesalahan sesama kita. Yesus telah mengorbankan diri-Nya sampai wafat di
kayu salib untuk menebus dosa dan kesalahan kita. Dosa kita telah ditebus oleh Yesus tetapi mengapa
kita menjadi sulit untuk memberikan maaf pada orang yang bersalah pada kita. Tuhan Yesus
menginginkan supaya kita tak membatasi berapa kali kita harus mengampuni dan mengasihi sesama.
Lakukanlah itu setiap kali agar Allah Bapa di surga juga mau mengasihi dan mengampuni dosa yang kita
lakukan.

Refleksi:
Apakah aku sudah mengampuni kesalahan di sekitarku?

Doa:
Allah Bapa, mampukanlah aku untuk senantiasa tulus hati memaafkan kesalahan yang dilakukan orang
lain terhadapku. Semoga aku semakin berbesar hati dan akhirnya mampu menjadi anak-anak-Mu yang
penuh pengampunan dan kasih. Amin.

Aksi:
Aku akan mengawali hari ini dengan mengirim pesan singkat kepada teman yang selama ini kurang aku
perhatikan!
=====================================================================================
Rabu, 10 Maret 2021: Pekan prapaskah III
Bacaan: Ul 4:1.5-9; Mzm 147: 12-13.15-16.19-20; R: 12a; Mat 5:17-19

21
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipunyang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam
Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat,
ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

HUKUM KASIH
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Mat. 5:17)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Hukum atau peraturan ada di mana-mana. Dalam setiap setiap ruang gerak kita dalam hidup
bersama ada banyak sekali peraturan hingga kita tidak dapat lagi menghafal satu persatu. Dalam hidup
bersama peraturan dibuat dengan tujuan salah satunya menciptakan ketertiban dalam hidup bersama.
Aturan di buat bukan untuk memasung atau membatasi kebebasan dalam hidup bersama. Apa bila aturan
yang belaku dijalankan dengan baik kehidupa bersama akan damai dan tentram.
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan sabadaNya bahwa Ia datang untuk
menggenapi Hukum Taurat, itu berarti segala peraturan yang pernah ada adalah baik untuk dilaksanakan.
Mentaati hukum taurat bagi kita orang Kristiani berarti, mengikuti tindakan Yesus yaitu berbuat kasih
terhadap sesama terutama mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Ini hukum utama bagi kita yaitu
mengasihi Allah dan sesama dengan melaksanakan 10 perintah Allah.

Refleksi:
Sudahkah aku melaksanakan 10 perintah Allah?

Doa:
Bapa, terima kasih atas sabda-Mu yang boleh kami dengarkan hari ini. Semoga kami dapat menjalankan
seluruh perintah-Mu dengan penuh tanggungjawab dan menjadikan-Mu tujuan akhir hidup kami di dunia.
Amin.

Aksi:
Aku akan melaksanakan perintah Allah yang ke 8 dengan selalu berkata jujur.
=====================================================================================
Kamis, 11 Maret 2021: Pekan prapaskah III
Bacaan: Yer. 7:23-28; Mzm 95:1-2.6-7.8.9; R:8; Luk.11:14-23

11:14 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar,
orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. 11:15 Tetapi ada di antara mereka yang
berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." 11:16 Ada pula yang meminta
suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. 11:17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka
lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah- pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-
pecah, pasti runtuh. 11:18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah
kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
11:19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut- pengikutmu
mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan
dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 11:21 Apabila seorang
yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 11:22
22
Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan
merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 11:23
Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-
beraikan."

MENGHIDUPI KASIH DALAM HIDUP


"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti
runtuh” (Luk. 11:17)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Dalam hidup sehari-hari, kita pasti pernah marah. Misalnya saja, Guru Sekolah marah kepada
siswa-siswanya karena lalai melaksanakan tugas belajarnya. Seorang ayah marah pada anaknya laki-laki
karena berkelahi dengan temannya. Seorang ibu marah pada anak perempuannya karena lupa mencuci
piring setelah makan malam. Atau, seorang teman marah pada sahabatnya karena menceritakan
rahasianya pada orang lain. Marah adalah salah satu cara kita mengungkapkan rasa kecewa. Namun,
sadarkah kita bahwa ungkapan marah yang berlebihan dapat merusak hubungan kerja, kekeluargaan, dan
pertemanan.
Dalam bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan, Yesus mengingatkan kita untuk senantiasa
menjaga Iman kita kepada Allah. Jika kita ingin Allah selalu menjadi Raja dan Tuan atas diri kita, maka kita
harus mampu melawan godaan-godaan iblis dalam diri kita. Salah satunya adalah godaan untuk
mengungkapkan amarah kepada orang lain secara berlebihan. Karena, jika demikian, maka hubungan kita
dengan sesama akan runtuh, sama seperti yang dikatakan oleh Yesus, “Setiap kerajaan yang terpecah-
pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh”. Mari kita gunakan
KASIH sebagai dasar hubungan kita sehari-hari. Dengan kasih, maka hubungan kita dengan sesama dan
Allah akan tetap utuh.

Refleksi:
Apakah selama ini aku gampang marah kepada orang tua, teman, dan kepada ibu/bapak guru?

Doa:
Bapa yang Maha Baik, aku syukur atas sabdaMu yang boleh kami dengarkan hari ini. Bantulah kami supaya
selalu mampu menghidupkan sikap saling mengasihi sehingga hubungan kami dengan Dikau dan sesama
dapat selalu utuh dan tak tercerai-beraikan. Amin.

Aksi:
Hari ini aku akan mendoakan setiap orang yang berbuat salah kepadaku
=====================================================================================
Jumat, 12 Maret 2021: Pekan prapaskah III
Bacaan: Hos. 14:2-10; Mzm 81:6c-8a.8b-9.10-11b.14.17;R:11.9a; Mrk. 12:28b-34

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu,
bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada- Nya dan bertanya:
"Hukum manakah yang paling utama?" 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan
hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang
lebih utama dari pada kedua hukum ini." 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 12:33 Memang mengasihi
Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga

23
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran
dan korban sembelihan." 12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata
kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan
sesuatu kepada Yesus.

LEMAH LEMBUT
”Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Tidak ada hukum lain
yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." (Mrk. 12:31)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Masih ingatkan kita dengan Kisah hidup Bunda Teresa dari Calcuta? Sepanjang sisa hidupnya,
Bunda Teresa dari Calcuta melayani orang-orang miskin dan sakit kusta di Calcuta, India. Dengan
penuh kasih ia memberi makan orang-orang miskin yang hidup kelaparan. Ia juga merawat orang-orang
yang terkena penyakit kusta dengan penuh kelemah lembutan. Tanpa merasa jijik dan takut, semuanya
dilakukan oleh Bunda Terasa.
Dalam bacaan yang kita dengar hari ini Tuhan Yesus menyampaikan ajarannya yang paling utama
yaitu kasih. Ajaran kasih tersebut telah dijalankan oleh Bunda Theresa dari Calcuta. Kita semua juga
dituntut untuk berbuat kasih kepada sesama. Dengan kelembutan dan sikap yang peduli kepada sesama
kita dapat menjalankan ajaran Yesus tersebut. Mari kita meneladani sikap Bunda Teresa yang sudah lebih
dahulu melaksanakan ajaran Yesus, melayani sesama yang membutuhkan. Misalnya, memberi bantuan
untuk berdiri kepada teman yang terjatuh, mengunjungi teman yang sakit, dan berbicara lembut pada
orangtua, guru, dan sesama.

Refleksi:
Apakah aku melaksanakan hukum kasih dalam hidupku?

Doa:
Bapa yang baik, bantulah aku agar setiap saat mampu membagikan kasih kepada siapa saja yang aku
jumpai dalam hidupku. Ajarilah aku untuk menjadikan kasih-Mu nyata dalam diriku dan sesama. Amin.

Aksi:
Aku akan berbagi makanan dengan teman petugas kebersihan di daerah tempat tinggalku.
=====================================================================================
Sabtu, 13 Maret 2021: Pekan prapaskah III
Bacaan: Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-19.20-21b; R: Hos 6:6; Luk. 18: 9-14

18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang
lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang
seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam
hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada- Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang
lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi
pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia
memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu:
Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab
barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan."

RENDAH HATI
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan." (Luk. 18:14)
24
Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,
Kita sering melihat contoh dalam kehidupan orang yang sukses dalam hidupnya dan hal tersebut
menjadikanya sombong. Karena kesombongannya maka kesuksesannya kian meredup, orang tidak lagi
simpati padanya. Berbanding terbalik dengan orang yang rendah hati, ia akan dikelilingi dan disukai oleh
banyak orang. Kerendahan hati menjadikan orang-orang disekitarnya nyaman serta keberadaanya
dihargai. Kerendahan hati salah satu ungkapan bahwa meskipun kita hebat pasti ada yang lebih hebat.
Dalam bacaan injil hari ini Yesus mengingatkan kita supaya kita rendah hati. Kita harus selalu ingat
dalam hati dan pikiran bahwa kerendahan
hati tidak berarti bahwa dirimu lebih rendah dari orang lain, tidak juga berarti kita memiliki gambaran
yang rendah atas kemampuan diri sendiri. Tetapi sebaliknya, kerendahan hati berarti suatu kebebasan
dari berpikir tentang diri sendiri. Bersikaplah rendah hati agar kita ditinggikan oleh Allah.

Refleksi:
Sikap apakah yang lebih sering aku tunjukkan jika mencapai keberhasilan?

Doa:
Bapa yang baik bantulah aku agar dapat menerima segala keberhasilan dalam hidupku sebagai
pemberian dari-Mu. Semoga setiap keberhasilan yang aku peroleh semakin membuatku bersyukur
kepada-Mu sehingga aku terhindar dari sikap sombong. Amin.

Aksi:
Aku akan belajar untuk rendah hati untuk setiap keberhasilan yang aku dapatkan.
=====================================================================================
Minggu, 14 Maret 2021: Minggu Laetare
Bacaan: 2 Taw.36:14-16.19-23; Mzm 137:1-2.3.4-5.6; R:6a; Ef. 2:4-10; Yoh 3: 14-21

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, 3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 3:16 Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17 Sebab Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia. 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa
tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. 3:20 Sebab barangsiapa berbuat
jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat
itu tidak nampak; 3:21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya
menjadi nyata, bahwa perbuatan- perbuatannya dilakukan dalam Allah."

PERCAYA PADA ALLAH


Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di
bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. (Yoh. 3:18)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Pernakah kita mendengar kisah hidup orang-orang yang disembuhkan dari sakit parah hanya
karena dia tekun berdoa dan percaya pada kuasa Allah? Ada banyak sekali kisah inspiratif tentang kuasa
Allah yang dapat kita baca di koran, media online, ataupun novel.
Dalam bacaan injil hari ini Yesus mengajak kita supaya kita pecaya kepadaNya: Barangsiapa
percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah

25
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Pertanyaannya, bagaimana seseorang
dapat begitu percaya pada Allah? Jawabannya adalah karena Iman mereka. Beriman kepada Allah
berarti kita menyatakan sikap percaya kepada Allah 100%. Allah menuntut kita untuk percaya. Percaya
bahwa Yesus adalah anak Allah, percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat kita, dan percaya bahwa segala
perbuatan yang dilakukan oleh Yesus adalah dalam Allah. Maka, sudah sepantasnya kita sebagai anak-
anak Allah percaya kepada Yesus. Segala sesuatu yang kita harapkan untuk terjadi dalam hidup, mari kita
persembahkan dalam doa-doa kita.

Refleksi:
Pernakah aku meragukan kuasa Allah dalam hidupku?

Doa:
Allah Bapa, terima kasih karena Engkau memilihku untuk menjadi anak-Mu. Sertailah selalu langkah
hidupku agar senantiasa terarah kepada-Mu. Kuatkanlah imanku dalam setiap pencobaan dan
kesusahanku. Bantulah aku untuk semakin percaya bahwa hanya Engkaulah penolong dan
penyelamatku. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Sang Juruselamat kami. Amin.

Aksi:
Mulai hari ini aku akan lebih rajin berdoa.
=====================================================================================

Senin, 15 Maret 2021


Bacaan: Mzm 30:2.4.5-6.11-12a.13b; R:2a; Yoh.4:43-54

4:43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 4: 44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi,
bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 4:45 Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-
orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya
di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. 4:46 Maka Yesus kembali lagi
ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai
istana, anaknya sedang sakit. 4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea,
pergilah ia kepada- Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya
itu hampir mati. 4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu
tidak percaya." 4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku
mati." 4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang
dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang
kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu
mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." 4:53 Maka teringatlah ayah
itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh
keluarganya. 4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

IMAN YANG MENYELAMATKAN


Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia
pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. (Yoh. 4: 53)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Sakit merupakan pengalaman yang ingin dihindari oleh setiap orang. Dengan sakit yang dialami
seseorang tidak dapat berbuat banyak, segala sesuatu serba terbatas. Tak jarang orang yang mengalami
sakit sampai pada titik putus asa atau tak punya harapan lagi, orang tersebut menjadi pemurung,

26
menutup diri bahkan menghentikan pengobatan dan tidak mau minum obat yang dapat membantu
kesembuhannya.
Dalam bacaan Injil yang kita baca hari ini kita dihadapkan pada kisah seorang ayah memiliki anak
yang sedang sakit dan hampir mati. Jika dalam posisi ayah dalam kisah tersebut mungkin kita sudah
berputus asa. Namun iman yang dimiliki ayah tersebut mengantarkannya pada kesembuhan anaknya.
Dengan iman yang kuat Ia menjumpai Yesus dan menyampaikan kegelisahan hatinya karena anaknya yang
sedang sakit. Iman itulah yang akhirnya membawa keselamatan bagi anaknya.
Dalam situasi kesulitan apapun juga dalam keadaan sakit hendaknya kita hanya berharap kepada Tuhan.
Dengan iman yang penuh Tuhan akan mememberikan Rahmat kesembuhan kepada kita.

Refleksi:
Apakah aku sudah mengucap syukur atas anugerah kesehatan yang aku miliki?

Doa:
Allah Bapa, teguhkanlah imanku agar selalu percaya pada kuasa-Mu. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Sang
Juruselamat kami. Amin.

Aksi:
Jika aku sakit, aku akan berdoa untuk meminta kesembuhan dari Allah
=====================================================================================
Selasa, 16 Maret 2021
Bacaan: Yeh. 47:1-9.12; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; R: 8; Yoh 5:1-16

5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 5:2 Di Yerusalem dekat
Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang
timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 5:4 Sebab sewaktu-waktu
turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke
dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. 5:5 Di situ ada seorang
yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ
dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau
sembuh?" 5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam
kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun
mendahului aku." 5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 5:9 Dan
pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari
Sabat. 5:10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari
Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." 5:11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang
telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." 5:12
Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan
berjalanlah?" 5:13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah
menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia
dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya
padamu jangan terjadi yang lebih buruk." 5:15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang
Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 5:16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha
menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

MENJADI LEBIH BAIK


Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh;
jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yoh. 5:14)

27
Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,
Pernakah kita melalukan kesalahan dan meminta maaf serta berjanji tidak akan mengulanginya
kembali, tetapi beberapa waktu kemudian kita melakukan kembali kesalahan itu? Misalnya, kita bersalah
pada orangtua karena malas belajar dan mendapatkan nilai yang rendah. Dengan kerendahan hati, kita
meminta maaf kepada orangtua dan berjanji akan lebih rajin belajar, mengurangi waktu bermain, dan
berjanji tidak akan menonton televisi. Akan tetapi, pada semester berikutnya, nilai yang diperoleh
kembali rendah dan kita mengulang kembali permohonan maaf dan janji-janji manis kita. Pengalaman
seperti ini seringkali terjadi dalam hidup kita. Tetapi, sadarkah kita bahwa jika kebiasaan buruk diulang
terus menerus, maka kehidupan kita akan semakin menjadi lebih buruk lagi.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berpesan kepada orang lumpuh yang disembuhkan supaya
dia jangan berbuat dosa lagi dan supaya jangan terjadi hal yang lebih buruk pada dirinya. Pada zaman
Yesus, orang yang menderita sakit dianggap sebagai orang berdosa. Maka dari itu, Yesus memberikan
nasihat demikian kepada orang lumpuh itu. Lewat injil hari ini kita diajak agar selalu berusaha berbuat
baik dan mengulangi kesalahan yang sama.

Refleksi:
Beranikah kita mengubah diri berhenti melakukan kesalahan yang sama terus menerus?

Doa:
Bapa yang Baik, jadikanlah aku anak-Mu yang selalu membaharui diri dengan sikap-sikap yang terpuji.
Tuntunlah langkah hidupku agar terhindar dari kesalahan yang sama. Anugerahkanlah kepadaku sikap
yang bijakasana agar dari hari ke hari hidupku semakin berkenan di hadapan-Mu. Amin.

Aksi:
Aku akan meminta bantuan orang tua untuk mengingatkanku agar tidak mengulangi kesalahan terus
menerus.
=====================================================================================
Rabu, 17 Maret 2021
Bacaan: Yes. 49: 8-15; Mzm 145:8-9.13cd-14.17-18; R;8a; Yoh. 5: 17-30

5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia
meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan
dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan
Anak. 5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-
Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari
pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 5:21 Sebab sama seperti Bapa
membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan
barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 5:22 Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 5:23 supaya semua orang menghormati Anak
sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak
menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 5:25 Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar
suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 5:26 Sebab sama seperti Bapa

28
mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam
diri-Nya sendiri. 5:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah
Anak Manusia. 5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang
yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar
dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku
dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak
Dia yang mengutus Aku.

KATAKAN STOP UNTUK KEMALASAN


Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh.
5: 17)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Mengikuti ajakan teman bermain bersama adalah hal yang sangat menyenangkan. Pada saat kita
asyik bermain bersama teman terkadang kita lupa bahwa ada tanggung jawab yang harus kita kerjakan.
Menolak ajakan teman seolah-olah menjadi hal yang pantang kita lakukan jika berhadapan dengan
kenyataan kita akan dijauhi teman, atau menjadi tidak memiliki teman. Tanggung jawab kita sebagai
pelajar adalah belajar, namun entah berapa persen kemalasan yang menguasai diri kita sehingga
tanggung jawab tersebut sering kita abaikan. Kemalasan terjadi dan mengalir begitu saja dalam diri kita,
“mager” (malas gerak) sering terucap dari mulut kita saat kita diingatkan untuk untuk mengejakan tugas
bahkan ketika diminta bantuan oleh orang tua kita.
Dalam bacaan Injil yang kita baca hari ini Tuhan Yesus mengatakan dan mengerjakan apa yang
menjadi tugaNya. Bapa di Surga senantiasa bekerja demi kita yang dicintaiNya. Tuhan Yesus
mencontohkan bekerja dan membuang sisi kemanusiaan yang namanya kemalasan. Tuhan Yesus setia
dengan pekerjaan yang diberikan BapaNya hingga akhir hidupNya. Dengan kesetiaanNya terhadap tugas
dari BapaNya maka karya penyelamatan Allah terwujud dalam diri Yesus Kristus Tuhan kita.
Kita bersama belajar dari sang Guru Sejati Tuhan Yesus untuk berkata dan bertindak “katakan Stop untuk
kemalasan” kita berusaha menjalankan setiap tanggung jawab yang diberikan kepada kita dengan sebaik-
baiknya. Sebagai seorang pelajar kita berusaha mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru
dengan sebaik-baiknya.

Refleksi:
Apakah aku masih malas untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah?

Doa:
Bapa yang Baik, terima kasih atas sabdaMu yang kami dengarkan hari ini. Terima kasih juga atas teladan
hidupMu yang dapat menjadi semangat hidup kami untuk semakin beriman kepadaMu. Jadikanlah
kami pengikutMu yang setia. Doa ini kami sampaikan kepadaMu dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan
Sang Juruselamat kami. Amin.

Aksi:
Aku akan mengerjakan tugas sekolah dengan rajin.
=====================================================================================
Kamis, 18 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah IV
PF S. Sirilus dari Yerusalem, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan: Kel 32:7-14; Mzm 106: 19-20.21-22.23; Yoh 5: 31-47

29
5:31 Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 5:32 ada yang lain
yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 5:34 tetapi
Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu
diselamatkan. 5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati
seketika saja cahayanya itu. 5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada
kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku
melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian
tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi
tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 5:38 dan
firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. 5:39
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup
yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 5:40 namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
5:42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan
Allah. 5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas
namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang
menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
5:45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu
adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 5:46 Sebab jikalau kamu
percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.5:47
Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa
yang Kukatakan?”

SANTO SIRILUS DARI YERUSALEM, USKUP DAN PUJANGGA GEREJA


Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya,
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat (Yoh 5: 37)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Hari ini pada pekan Prapaskah yang ke IV, gereja Katolik merayakan pesta Santo Sirilus dari
Yerusalem, Uskup dan pujangga Gereja. Santo Sirilus lahir sekitar tahun 315 pada saat dimulainya suatu
masa bara bagi umat Kristiani. Ia dipilih menjadi Uskup Yerusalem mengagntikan Santo Maximus yang
wafat. St. Sirilus menjadi Uskup selama tiga puluh lima tahun. Enam belas tahun dari masa pengabdiannya
itu dilewatkannya dalam pengasingan serta pembuangan. Tiga kali ia diusir dari kota oleh orang-orang
berpengaruh yang tidak menghendaki kehadirannya. Mereka berusaha memaksa Sirilus untuk menerima
ajaran-ajaran sesat tentang Yesus dan Gereja. Tetapi Sirilus pantang menyerah.
St. Sirilus wafat pada tahun 386 ketika usianya sekitar tujuh puluh tahun. Uskup yang lemah lembut serta
baik hati ini harus mengalami masa-masa penuh pergolakan serta penderitaan selama hidupnya. Tetapi,
ia tidak pernah kehilangan semangat oleh karena semua itu demi Yesus. Ia senantiasa setia kepada Kristus
sepanjang hidupnya. Santo Sirilus seorang yang gagah berani dalam mengajarkan kebenaran tentang
Yesus dan Gereja-Nya.
Dalam Injil hari ini kita mendengar tentang sabda Yesus, bahwa Ia diutus Bapa yang tidak pernah
kita lihat dan dengar. Tugas perutusan yang Yesus terima dari Bapa, Ia jalani sampai selesai, dengan
maksud agar manusia terselamatkan dan percaya kepada Bapa. Sebagai manusia kita memang tidak
pernah melihat dan mendengar Allah Bapa, tetapi iman kita meyakini dan percaya kepada Allah. Inilah
juga yang diyakini oleh St. Sirilus, walaupun ia tidak pernah melihat dan mendengar Yesus, ia tetap
percaya dan mengimani-Nya. Sampai akhir hayatnya St. Sirilus mengajarkan kebenaran tentang Yesus,
dengan harapan banyak orang percaya dan mengimani Yesus.

30
Refleksi :
Apakah kita sudah percaya dan mengimani Tuhan serta berani mewartakan kasih?

Doa :
Tuhan Yesus, Engkau memilih St. Sirilus untuk memberi teladan kepada kami agar selalu mengimani
Engkau Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Bantulah kami agar tetap setia kepada-Mu dan semakin
berani untuk mewartakan kasih kepada sesama. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.

Aksi :
Membantu pekerjaan orang tua di rumah sebagai tindakan kasih kepada mereka
=====================================================================================
Jumat 19 Maret 2021: HR St. Yusuf, suami Santa Perawan Maria
Bacaan : 2 Sam 7:4-5a. 12-14a.16, Mzm 89:2-3.4-5.27.29, Rom 4: 13.16-18.22, Mat 1:16.18-21.24a

1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. 1: 18
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf,
ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 1:19 Karena Yusuf
suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia
bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 1:24a Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti
yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

SANTO YUSUF SUAMI SANTA PERAWAN MARIA


Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya
(Mat 1:24a)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Hari ini Gereja merayakan St. Yusuf suami St. Perawan Maria. Santo Yusuf menjadi pilihan Allah
selain sebagai keturunan Daud juga karena ia seorang yang sederhana dan taat kepada kehendak Allah,
juga tidak kalah penting ia adalah tunangan dari Maria seorang wanita yang dipilih Allah menjadi ibu dari
Mesias. Sikap taat kepada kehendak Allah dari St, Yusuf dapat kita lihat pada bacaan Injil yang kita
dengarkan hari ini. Sikap ini menjadi jelas ditunjukkan St. Yusuf dengan mengikuti perintah dari malaikat
Allah.
Sikap taat kepada Allah juga diteladankan oleh Bunda Maria saat menerima kabar gembira. dan Yesus
saat berdoa di taman Getsemani. Hal ini menjadi dasar bagi umat Katolik dalam membina hubungan
dengan Allah. Allah membutuhkan ketaatan dari kita agar setiap rencanaNya dapat berjalan dengan
lancar.
Dalam kehidupan keseharian, seringkali atau kadang-kadang kita melupakan Allah dan tidak
mengingatNya. Padahal seperti yang kita ketahui Allah tidak membutuhkan harta atau sanjungan, yang Ia
harapkan dari kita adalah sikap taat dan pasrah. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan
siap taat dan berserah, misalnya berdoa dan beribadah. Kedua hal ini menjadi kewajiban bagi semua
pemeluk agama jika ingin membina hubungan yang erat dengan Allah.

Refleksi :
Apakah kita sudah taat dan berserah kepada Allah dalam hidup keseharian?

31
Doa :
Allah yang penuh kasih, kami bersyukur telah Kau tunjukkan keteladanan dalam diri St. Yususf untuk taat
dan berserah kepadaMu. Tuntunlah kami agar dapat selalu berserah diri dalam setiap langkah hidup kami,
bantulah kami agar tetap setia, taat dan berserah kepadaMu sehingga menjadi cermin bagi sesama agar
mereka juga memiliki sikap yang sama kepadaMu. Amin.

Aksi :
Berdoa dan beribadah secara rutin kepada Allah
=====================================================================================
Sabtu, 20 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan Prapaskah IV
Bacaan : Yer 1118-20; Mzm 7:2-3.9b-10.11-12; Yoh 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia
ini benar-benar nabi yang akan datang." 7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi
berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias
berasal dari keturunan Daud l dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 7:43 Maka
timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 7:44 Beberapa orang di antara mereka mau
menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. 7:45 Maka penjaga-penjaga
itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu tidak membawa-Nya?" 7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata
seperti orang itu! " 7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga
disesatkan? 7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau
seorang di antara orang-orang Farisi? 7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat,
terkutuklah mereka!" 7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya,
berkata kepada mereka: 7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar
dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga
orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari
Galilea. " 7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya.

MESIAS TELAH DATANG


Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu, berkata: "Dia ini
benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." (Yoh 7: 40)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Bacaan hari ini berbicara pertentangan tentang Yesus. Banyak orang mengatakan Yesus adalah
nabi, bahkan ada pula yang mengatakan Mesias. Hal ini semakin membuat orang-orang dan kelompok
yang tidak menyukai Yesus ingin menangkap dan membunuhNya. Mereka yang tidak menyukai Yesus
diantaranya orang Farisi. Mereka meminta para penjaga untuk menangkap Yesus. Julukan yang diberikan
kepada Yesus oleh masyarakat semakin membuat mereka marah.
Iri hati, yah itulah yang membuat beberapa kelompok tidak menyukai Yesus. Kepekaan dan
kepedulian Yesus kepada orang miskin dan menderita membuat Ia disukai banyak orang. Masyarakat
menganggap Yesus sebagai Nabi bahkan Mesias yang akan memimpin mereka keluar dari penjajahan
bangsa Romawi. Pertentangan tentang Yesus di masyarakat Yahudi saat itu semakin memanas dengan
bertambahnya pengikut Yesus. Yesus sendiri tidak terlalu memikirkan hal ini, bagi Dia yang penting adalah
tugas perutusanNya.
Sikap iri hati banyak membuat orang jatuh kedalam dosa. Sebagai manusia kita memang tidak dapat lepas
dari dosa. Tuhan memberikan pilihan bebas kepada setiap manusia untuk memilih. Jatuh kedalam dosa
karena iri hati adalah pilihan. Seperti orang Farisi yang iri hati kepada Yesus karena itu adalah pilihan

32
mereka. Untuk menentukan pilihan tersebut kita membutuhkan bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus akan
mendampingi Kita untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Refleksi :
Sudahkah kita mengikuti bimbingan Roh Kudus untuk tidak iri hati?

Doa :
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memberi teladan kepada kami untuk peduli dan memperhatikan
mereka yang kekurangan. Bantulah kami untuk selalu mengikuti bimibngan Roh Kudus untuk lebih peduli
kepada sesama dan tidak iri hati. Amin.

Aksi :
Berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar lebih peduli kepada sesama dam tidak iri hati
=====================================================================================
Minggu, 21 Maret 2021: Hari Minggu Prapaskah V
Bacaan : Yer 31: 31-34; Mzm 51:3-4.12-13.14-15; Ibr 5:7-9; Yoh 12:20-33

12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang
Yunani. 12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata
kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus, 12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada
Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. 12:23 Tetapi Yesus menjawab
mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan . 12:24 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika
ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini , ia akan memeliharanya untuk
hidup yang kekal. 12:26 Barangsiapa melayani Aku , ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. 12:27 Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab
untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. 12:28 Bapa, muliakanlah nama-Mu! Maka terdengarlah suara
dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!" 12:29 Orang banyak yang
berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang
malaikat telah berbicara dengan Dia." 12:30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena
Aku, melainkan oleh karena kamu. 12:31 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang
juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar ; 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari
bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku . 12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana caranya Ia akan mati.

CINTA TUHAN
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai
nyawanya di dunia ini , ia akan memeliharanya untuk hidup yang (kekal Yoh 12:25)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Bacaan hari ini tentang pemberitahuan tentang wafat Yesus. Seperti yang kita ketahui bahwa
puncak kasih Yesus adalah wafat di kayu salib. Inilah karya keselamatan Allah untuk menyelamatkan
umatNya. Cinta Tuhan kepada umatNya tidak terbatas, seperti yang ditunjukkan Yesus dalam hidupNya.
Seluruh hidup Yesus dipersembahkan untuk keselamatan manusia karena kasih dan cintaNya. Hal ini jelas
dalam firmanNya “ Barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk
hidup yang kekal.
Gereja ada karena Kristus telah wafat dan bangkit. Kalimat ini tidak salah, karena sesuai dengan kenyataan
dan perisitiwa yang terjadi. Gereja mendapat tugas untuk mewartakan Kerajaan Allah, terutama adalah

33
mewartakan cinta kasih Tuhan. Tugas ini masih berlanjut hingga sekarang dan sampai akhir jaman. Untuk
mewartakan cinta kasih Tuhan dibutuhkan kerja sama dari semua pihak didalam Gereja.
Kita sebagai pengikut Kristus juga memiliki kewajiban mewartakan cinta kasih Tuhan. Pada zaman
sekarang ini tidak perlu kita mewartakan dengan pergi ke tempat keramaian. Kita perlu mewartakan
melalui sikap, perkataan, dan perbautan sehari-hari kepada sesama yang mencerminkan cinta Tuhan.
Tugas ini bukan hanaya kewajiban bagi kita, tetapi juga cara untuk membalas cinta yang Tuhan berikan
dalam kehidupan kita.

Refleksi :
Sudahkan aku mewartakan kasih Tuhan kepada sesama?

Doa :
Tuhan Yesus Kristus, kami berterima kasih atas cinta-Mu yang luar biasa kepada kami. Bimbinglah kami
dengan Roh Kudus agar dapat mewartakan kasih dan cinta Mu kepada sesama, agar mereka juga dapat
merasakan kasihMu. Amin.

Aksi :
Mendoakan mereka yang positif covid 19
=====================================================================================
Senin, 22 Maret 2021: Hari Biasa Pekan Prapaskah V
Bacaan : T. Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Mzm 23: 1-3a.3b-4.5.6; Yoh 8: 1-11

8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat
datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar v mereka. 8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 8:4 Mereka menempatkan
perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika
ia sedang berbuat zinah. 8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 8:6 Mereka mengatakan
hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus
membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa , hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. " 8:8 Lalu Ia
membungkuk pula dan menulis di tanah. 8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan
perempuan itu yang tetap di tempatnya. 8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai
perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 8:11 Jawabnya:
"Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau . Pergilah, dan jangan berbuat
dosa lagi mulai dari sekarang."

MEMAFKAN DENGAN IKHLAS


Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau . Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang." (Yoh 8:11)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Bacaan hari bicara tentang mengampuni. Kita sering dengar atau membaca “mengampuni”,
memang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Dalam Injil hari ini Yesus mengajarkan kita untuk
melihat diri kita sendiri sebelum menghakimi orang lain. Tanpa kita sadari hal ini sering kita lakukan dalam
keseharian. Misalnya dengan mengejek teman bodoh atau jelek. Yesus meminta kita untuk melihat
terlebih dahulu apakah kita lebih baik dari mereka yang kita tuduh?

34
Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau . Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari.sekarang." (Yoh 8:11). Inilah yang Yesus katakan kepada perempuan yang berdosa. Apabila Yesus
sendiri tidak menghukum orang berdosa, lalu apakah kita layak? Ayat ini mengingatkan kita untuk
memaafkan sesama tanpa pamrih dan ikhlas. Bukan tugas yang mudah, tetapi itulah yang Yesus harapkan
untuk kita lakukan.
Mengampuni seseorang yang menyakiti hati dan membuat menderita butuh “keberanian”. Berani
untuk menerima peristiwa yang menyakiti tersebut sebagai cara Tuhan mendewasakan pribadi dan iman.
Berani untuk menjadikan peristiwa tersebut sebagai motivasi dalam membina hubungan yang lebih baik
dengan sesama, terutama mereka yang menyakiti kita. Inilah tantangan kita sebagai orang beriman
kepada Yesus, untuk mengikuti kehendak dan teladanNya.

Refleksi :
Sudahkah kita mengampuni sesama dengan ikhlas?

Doa :
Tuhan Yesus, engkau telah memberikan teladan untuk mengampuni sesama dengan ikhlas. Tuntunlah
kami untuk selalu mengikuti teladanMu, terutama memaafkan mereka yang bersalah kepada kami.
Semoga berkatMu selalu memotivasi kami untuk memaafkan. Amin.

Aksi :
Mendoakan mereka yang pernah menyakiti dan membuatmu menderita.
=====================================================================================
Selasa, 23 Maret 2021: Hari Biasa Pekan Prapaskah V
PF S. Tubirius dari Mongrovejo, Uskup
Bacaan : Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3. 16-18.19-21; Yoh 8:21-30

8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi
kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang. " 8:22 Maka kata
orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi,
tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari
atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa
kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati
dalam dosamu." 8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada
mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan
Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari
pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia. " 8:27 Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada
mereka tentang Bapa. 8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah
kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku
berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. 8:29 Dan Ia, yang telah mengutus
Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang
berkenan kepada-Nya. “ 8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-
Nya.

YESUS BUKAN DARI DUNIA INI


Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan
dari dunia ini (Yoh 8:23).

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Bacaan hari ini sungguh menarik, karena Yesus menyatakan diri Nya bukan dari dunia ini. Hal ini
dikatakan Yesus kepada masyarakat Yahudi saat itu, dan mereka tidak mengerti maksud dari ucapan
Yesus. Dalam hal ini Yesus menyatakan ke-Allahan Nya, yang memiliki perbedaan dengan manusia. Dapat
35
kita lihat dengan jelas dari ucapan Yesus sendiri “ Aku bukan berasal dari dunia ini.” Ketika seseorang
mengakui Yesus sebagai Mesias, baru ia memahami pribadi Yesus sebagai Allah Putera.
Yesus yang pertama kali memanggil Allah sebagai Bapa, menunjukkan kedekatan Yesus sebagai Putera
kepada Bapa. Ke-Allahan Yesus juga ditunjukkan dengan berbagai mukjizat yang diperbuat Nya. Yesus
sebagai Allah Putera terdapat dalam tanda salib dan doa syahadat para rasul, artinya sudah sejak lama
Gereja mengakui ke-Allahan Yesus. Dan seperti kita ketahui dalam setiap doa umat beriman sering
menyebut Yesus sebagai Tuhan. Iman umat kristiani mengakui Yesus 100% manusia dan 100% Allah.
Sebagai murid Yesus, pengakuan akan ke-AllahanNya wajib kita amalkan dalam hidup keseharian.
Misalnya dengan membuat tanda salib atau berdoa kepadaNya. Bersikap berserah dan taat kepadaNya
adalah tanda iman kita kepada Yesus. Sikap berserah dapat kita tunjukkan misalnya dengan berdoa
kepadaNya sebelum melakukan aktivitas.

Refleksi :
Sudahkah kita taat dan dapat berserah kepada Tuhan?

Doa :
Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas berkatMu kepada kami. Bantulah kami untuk selalu taat dan
dapat berserah kepadaMu dalam hidup sehari-hari. Semoga kami semakin mengimani Engkau sebagai
Juru Selamat dan Tuhan. Amin,

Aksi :
Daraskanlah doa “Aku percaya” secara perlahan-lahan dan temukan maknanya bagi dirimu.
=====================================================================================
Rabu, 24 Maret 2021: Hari Biasa Pekan Prapaskah V
Bacaan : Dan 3:14-20.24.25.28; T. Dan 3:52.53.54.55.56; Yoh 8:31-42

8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam
firman-Ku , kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu ." 8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan
tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan
merdeka?" 8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa , adalah hamba dosa. 8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap
tinggal dalam rumah. 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar
merdeka.8:37 "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk
membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. 8:38 Apa yang Kulihat pada
Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari
bapamu. " 8;39 Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada
mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang
dikerjakan oleh Abraham. 8:40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang
yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang
demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. 8:41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab
mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah. r " 8:42 Kata Yesus kepada
mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu , kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari
Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.

UTUSAN ALLAH BAPA


Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu , kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar
dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang
mengutus Aku (Yoh 8:42)

36
Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,
Utusan Bapa untuk keselamatan manusia dimulai dari para nabi, mencapai puncaknya dalam diri
Yesus. Yesus adalah utusan Allah Bapa untuk menyelamatkan kita dari dosa. Sebagai seorang utusan,
Yesus menjalankan setiap rencana dan keinginan Bapa dengan sebaik-baiknya. Tidak pernah sekalipun Ia
melanggar perintah Bapa-Nya. Bahkan ketika Ia diberikan pilihan yang sulit sebelum ditangkap, Ia tetep
setia pada kehendak Bapa.
Gereja diutus Tuhan untuk melanjutkan karya dan tugasNya. Maka sebagai anggota Gereja
menjadi kewajiban kita untuk melaksanakannya. Tugas dan perutusan ini adalah untuk mewartakan
Kerajaan Allah yang adalah kasih. Jadi kita diutus untuk mewartakan kasih kepada sesama. Terutama
adalah agar mereka mengasihi Allah dan mengasihi sesamanya.
Melaksanakan tugas perutusan, kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tugas ini menjadi
tantangan bagi setiap umat beriman. Tantangannya adalah kita diharapkan terlebih dahulu melaksanakan
hukum kasih sebelum meminta orang lain melaksanakannya. Sama seperti Yesus yang melaksanakan
tugas perutusanNya, kita diharapkan melaksanakan tugas ini dengan baik. Kepada siapakah kita
mewartakan Kerajaan Allah? Terutama adalah kepada mereka yang ada disekitar kita.

Refleksi :
Sudahkan kita mewartakan kasih setiap hari?

Doa :
Allah Bapa yang maha kuasa, Engkau telah mengutus Yesus untuk mewartakan kasih kepada kami.
Bantulah kami agar dapat turut berperan serta dalam tugas perutusan ini kepada sesama, terutama
mereka yang dekat dengan kami. Semoga kami diberikan ketekunan dalam melaksanakannya. Amin.

Aksi :
Wartakanlah kasih kepada keluargamu dalam sikap dan perbuatan
=====================================================================================
Kamis, 25 Maret 2021: Hari Raya Kabar Sukacita
Bacaan : Yes 7:10-14.8:10; Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11; Ibr 10:4-10; Luk 1:26-38

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama
Nazaret, 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga
Daud; nama perawan itu Maria. 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai
engkau yang dikaruniai , Tuhan menyertai engkau." 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu
bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai
Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 1:31 Sesungguhnya engkau akan
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia
Yesus. 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. " 1:34 Kata Maria
kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 1:35 Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan
menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, t Anak Allah. 1:36 Dan
sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya
dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil." 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu 3 ." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

MARIA MENERIMA KABAR SUKACITA DARI MALAIKAT GABRIEL

37
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah
engkau menamai Dia Yesus (Luk 1:31)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Bacaan Kitab Suci pada hari ini meningatkan kita untuk melihat Yesus Kristus dalam diri Bunda
Maria. Yesus telah memilih Maria menajdi BundaNya. Kita juga melihat Bunda Maria bersedia untuk
menerima Yesus di dalam rahimnya. Melalui kelahiranNya dari rahim Maria, Yesus mencurahkan rahmat
dan berkat Allah kepada manusia. Maka bunda Maria menjadi figur yang dapat mengantar kita untuk
menjadi dekat dengan Yesus Anaknya dan menikmati penebusan berlimpah. Bunda Maria ikut terlibat
dengan mengalami penderitaan selama ia mengikuti Yesus.
Kita melihat figur Bunda Maria sebagai pribadi yang taat kepada Tuhan dengan
berkata: “Sesungguhnya, aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku, menurut perkataanmu itu” (Luk
1: 38). Maria memiliki ketataan yang mirip dengan puteranya Yesus. Dia merupakan wanita pilihan Allah
yang datang untuk melakukan kehendak Nya.
kali ini kita belajar dari Bunda Maria sebagai pribadi yang taat kepada kehendak Allah. Ketaatan
Bunda Maria dibuktikan dengan selalu menemani Yesus dan pasrah akan kehendak Bapa. Kita juga belajar
Bunda Maria sebagai pribadi yang murni, ia selalu menyimpan setiap peristiwa yang dialami dalam
tugasnya sebagai Bunda Yesus. Marilah kita belajar dari Bunda Maria untuk selalu taat kepada Allah dan
memiliki hati yang murni dalam menjalankan tugas kita.

Refleksi :
Sudahkan aku taat kepada Allah dan memiliki hati yang murni dalam menjalankan tugasku?

Doa :
Tuhan Yesus, Engkau telah memilih Bunda Maria untuk menjadi BundaMu dan Gereja. Tuntunlah kami
untuk selalu taat kepada kehendakMu dan menjalankan tugas kami dengan sebaik-baiknya. Semoga kami
selalu bersandar dan berserah kepadaMu. Amin.

Aksi :
Taat akan nasihat orang tua yang berguna untuk masa depanku
=====================================================================================
Jumat , 26 Maret 2021: Hari Biasa Pekan Prapaskah V
Bacaan : Yer 20:10-13; Mzm 18:2-3a.3bc.4.5.6.7; Yoh 10:31-42

10:31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. 10:32 Kata Yesus kepada
mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan
manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" 10:33 Jawab orang-orang Yahudi
itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau
menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan
Allah. " 10:34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah
berfirman: Kamu adalah allah ? 10:35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut
allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan , 10:36 masihkah kamu berkata kepada Dia yang
dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku
telah berkata: Aku Anak Allah? 10:37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku,
janganlah percaya kepada-Ku, 10:38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya
kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti,
bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa. " 10:39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap
Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. 10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat
Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. 10:41 Dan banyak orang datang kepada-Nya dan

38
berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes
tentang orang ini adalah benar. " 10:42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.

HAMBATAN DALAM PEKERJAAN


Tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-
pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di
dalam Bapa (Yoh 10:38).

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Yesus berkarya selama tiga tahun. Dalam tugasNya ini, Ia sering mengalami pertentangan
terutama dari kaum Farisi dan Imam. Mereka menentang Yesus karena membela kepentingannya sendiri.
Kehadiran Yesus merupakan gangguan bagi kemapanan mereka. Karena itulah mereka berusaha
menjatuhkan dan menyebarkan tuduhan yang tidak benar tentang Yesus. Yesus menjawab tantangan dan
hambatan dalam tugasNya dengan terus berbuat baik.
Gereja dalam perkembangannya juga mengalami banyak tantangan dan hambatan. Banyak para
pengikutnya yang harus berkorban nyawa untuk mempertahan iman kepada Yesus. Gereja terus berjuang
dan melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam menjalankan tugasnya sampai sekarang. Terus berjuang
dalam menjalankan tugas, itulah yang diteladankan Gereja dari Yesus.
Dari teladan Yesus dalam bacaan ini, kita diajak untuk terus berjuang dan tidak mudah putus asa.
Terutama dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Setiap hambatan yang terjadi dalam pekerjaan
merupakan tantangan bagi kita untuk dihadapi. Selalu melakukan perbuatan baik ditengah kesibukan
melaksanakan tugas itulah yang inginkan Tuhan bagi kita. Satu hal yang perlu diingat bahwa Tuhan tidak
akan pernah meninggalkan kita dalam kehidupan yang kita jalani.

Refleksi :
Sudahkah aku melaksanakan tugasku sebagai seorang pelajar ?

Doa :
Tuhan Yesus Kristus, kamu sungguh bersyukur telah Kau beri teladan untuk melaksanakan setiap tugas
dengan sebaik-baiknya. Bimbinglah kami, agar dapat senantiasa menjalankan setiap tugas dengan baik
dan tetap bersandar kepadaMu. Semoga kami tidak lupa untuk berbuat baik ditengah kesibukan, amin.

Aksi :
Belajar dengan rajin sebagai tugasku sebagai pelajar
=====================================================================================
Sabtu, 27 Maret 2021: Hari Biasa, Pekan PraPaskah V
Bacaan: Yeh 37: 21 - 28; Yer 31:10.11-12ab.13; Yoh 11:45-56

11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri
apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. 11:46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi
dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. 11:47 Lalu imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang
harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. 11:48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua
orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita
serta bangsa kita." 11:49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu,
berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa, 11:50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna
bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa." 11:51 Hal itu
dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa
Yesus akan mati untuk bangsa itu, 11:52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk
mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. 11:53 Mulai dari hari itu
mereka sepakat untuk membunuh Dia. 11:54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara
39
orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama
Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya. 11:55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang
Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri
sebelum Paskah itu. 11:56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata
seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"

YESUS AKAN MATI UNTUK SELURUH BANGSA


Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat,
bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu. (Yoh 11 : 51)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Iri hati sering sekali menjadi penyebab utama dalam masalah kita dengan sesama. Sadar atau tidak
sadar, kita sulit untuk mengakui keunggulan orang lain; kita bahkan rela untuk menyingkirkan orang lain
yang kita pikir lebih baik dari kita. Semua itu kita lakukan karena kita lebih memilih untuk mempercayai
bahwa kita adalah individu yang paling spesial.
Penginjil Yohanes sangat tepat dalam menggambarkan suasana batin orang Farisi ketika
menghadapi Yesus. Mereka mengira bahwa kehadiran Yesus adalah ancaman bagi kedudukan mereka.
Mengapa? Karena Yesus hadir dengan penuh kuasa: ajaranNya tentang kerajaan Allah dapat dimengerti
bahkan oleh orang kecil sekalipun dan mujizat-mujizat yang dilakukanNya memberi harapan bagi semua
orang. Mereka bahkan putus asa saat mencoba mencari alasan yang tepat untuk membunuh Yesus.
Karena mereka tidak menemukan kesalahan sekecil apapun pada Yesus, mereka akhirnya menyimpulkan
bahwa alasan membunuh Yesus adalah alasan politis (bangsa Roma akan menyerang bangsa mereka) dan
bukan karena kesalahan yang dilakukan Yesus sendiri.
Dalam injil yang kita dengar hari ini, kita diajak untuk merefleksikan kembali sikap kita dalam
berhubungan dengan sesama kita. Bercermin dari orang Farisi, kita tidak boleh seperti mereka yang
hidupnya dikuasai oleh iri hati, kedengkian, dan ketamakan. Kita harus menjadi orang yang memiliki
kerendahan hati dan mau mengakui kelebihan dan kelemahan orang lain.

Refleksi:
Apakah kita pernah iri terhadap teman atau sesama kita? Apakah kita mengakui kelebihan teman dan
sesama kita?

Doa:
Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar bisa mengakui kelebihan-kelebihan orang lain, ajarlah kami untuk
menjauhkan sikap iri hati dari hati kami masing-masing. Sehingga cinta kasihMu kepada kami menjadi
landasan bagi hubungan kami dengan sesama kami. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini dan
sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan lebih melihat kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh teman saya.
=====================================================================================
Minggu, 28 Maret 2021: Hari Minggu Palma (Mengenangkan Sengsara Tuhan)
Bacaan: Yes 50:4-7; Mzm 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; Flp 2:6-11; Mrk 14:1-15:47

14:1 Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, 14:2 sebab
mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." 14:3
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang
perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya.
Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. 14:4 Ada orang
40
yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?
14:5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang
miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. 14:6 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa
kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 14:7 Karena orang-
orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya,
tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 14:8 Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. 14:9 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga
untuk mengingat dia." 14:10 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada
imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. 14:11 Mereka sangat
gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia
mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 14:12 Pada hari pertama dari hari raya Roti
Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya:
"Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"
14:13 Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan
bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia 14:14 dan katakanlah kepada
pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan
Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? 14:15 Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah
ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan
perjamuan Paskah untuk kita!" 14:16 Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati
mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. 14:17
Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 14:18 Ketika mereka
duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku." 14:19 Maka sedihlah hati mereka dan
seorang demi seorang berkata kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 14:20 Ia menjawab: "Orang itu ialah
salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan
Aku. 14:21 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi
celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia
tidak dilahirkan." 14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah,
inilah tubuh-Ku ." 14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. 14:24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. 14:25 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu
yang baru, dalam Kerajaan Allah." 14:26 Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka
ke Bukit Zaitun. 14:27 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab
ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai. 14:28 Akan tetapi
sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea." 14:29 Kata Petrus kepada-Nya: "Biarpun
mereka semua tergoncang imannya, aku tidak." 14:30 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah
menyangkal Aku tiga kali." 14:31 Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku
harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua yang lainpun berkata
demikian juga. 14:32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama
Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa." 14:33 Dan Ia
membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 14:34 lalu kata-Nya kepada
mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." 14:35 Ia
maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-
Nya. 14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-
Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." 14:37 Setelah itu

41
Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang
tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? 14:38 Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." 14:39 Lalu
Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. 14:40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka
sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka
berikan kepada-Nya. 14:41 Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka:
"Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke
tangan orang-orang berdosa. 14:42 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah
dekat." 14:43 Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu,
dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-
imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. 14:44 Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan
tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan
selamat." 14:45 Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Rabi," lalu
mencium Dia. 14:46 Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. 14:47 Salah seorang dari
mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga
putus telinganya. 14:48 Kata Yesus kepada mereka: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang
lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? 14:49 Padahal tiap-tiap hari Aku ada di
tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi
yang tertulis dalam Kitab Suci." 14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. 14:51
Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya,
mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, 14:52 tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan
telanjang. 14:53 Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan
ahli Taurat berkumpul di situ. 14:54 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam
Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api. 14:55 Imam-imam
kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum
mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. 14:56 Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu
terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain. 14:57 Lalu beberapa
orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini: 14:58 "Kami sudah mendengar orang ini berkata:
Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain,
yang bukan buatan tangan manusia." 14:59 Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu
dengan yang lain. 14:60 Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada
Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau?" 14:61 Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya
sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" 14:62 Jawab Yesus: "Akulah Dia,
dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-
tengah awan-awan di langit." 14:63 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Untuk
apa kita perlu saksi lagi? 14:64 Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat
kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati. 14:65 Lalu
mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-
Nya: "Hai nabi, cobalah terka!" Malah para pengawalpun memukul Dia. 14:66 Pada waktu itu Petrus masih
ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar, 14:67 dan ketika
perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: "Engkau juga selalu
bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." 14:68 Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: "Aku tidak
tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud." Lalu ia pergi ke serambi muka (dan berkokoklah
ayam). 14:69 Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang
yang ada di situ: "Orang ini adalah salah seorang dari mereka." 14:70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula.
Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah
seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!" 14:71 Maka mulailah Petrus mengutuk dan
bersumpah : "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!" 14:72 Dan pada saat itu berkokoklah

42
ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: "Sebelum
ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu menangislah ia tersedu-sedu.

15:1 Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah
Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya
kepada Pilatus. 15:2 Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau
sendiri mengatakannya." 15:3 Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. 15:4
Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa
banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!" 15:5 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi,
sehingga Pilatus merasa heran. 15:6 Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman
pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. 15:7 Dan pada waktu itu adalah seorang
yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka
telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. 15:8 Maka datanglah orang banyak dan meminta
supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. 15:9 Pilatus menjawab mereka dan bertanya: "Apakah kamu
menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?" 15:10 Ia memang mengetahui, bahwa imam-
imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. 15:11 Tetapi imam-imam kepala menghasut orang
banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. 15:12 Pilatus sekali lagi
menjawab dan bertanya kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang
kamu sebut raja orang Yahudi ini?" 15:13 Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!" 15:14
Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun
mereka makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!" 15:15 Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati
orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya 15 lalu diserahkannya
untuk disalibkan. 15:16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung
pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. 15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-
Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. 15:18 Kemudian mereka
mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" 15:19 Mereka memukul
kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. 15:20 Sesudah mengolok-
olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya
kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 15:21 Pada waktu itu lewat seorang yang
bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu
mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 15:22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama
Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 15:23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-
Nya, tetapi Ia menolaknya. 15:24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya
dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 15:25 Hari jam sembilan
ketika Ia disalibkan. 15:26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ:
"Raja orang Yahudi". 15:27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah
kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. 15:28 (Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan
terhitung di antara orang-orang durhaka.") 15:29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan
sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, 15:30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!" 15:31
Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka
sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
15:32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua
orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. 15:33 Pada jam dua belas, kegelapan
meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus
dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku ? 15:35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Lihat, Ia
memanggil Elia." 15:36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur
asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: "Baiklah kita

43
tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia." 15:37 Lalu berserulah Yesus dengan
suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. 15:38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai
ke bawah. 15:39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian,
berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!" 15:40 Ada juga beberapa perempuan yang melihat
dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. 15:41
Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak
perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus. 15:42 Sementara itu hari
mulai malam, dan hari itu adalah hari persiapan, yaitu hari menjelang Sabat. 15:43 Karena itu Yusuf, orang
Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah,
memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. 15:44 Pilatus heran waktu mendengar
bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus
sudah mati. 15:45 Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu
kepada Yusuf. 15:46 Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan
mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit
batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. 15:47 Maria Magdalena dan Maria ibu
Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan.

BERATNYA PENDERITAAN YESUS


Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti:
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?
(Markus 15 : 34)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Hari ini kita mulai memasuki Pekan Suci dan Hari Minggu Palma dimana kita diajak untuk
mengenang kembali sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Injil Markus mencatat bahwa ada 2 kali Yesus
dengan jelas mengungkapkan beratnya penderitaan yang ditanggungNya. Yang pertama adalah ketika
Yesus berdoa di Taman Getsemani. Disana Ia sangat takut dan gentar, hati-Nya sangat sedih. Ia
merebahkan diri ke tanah lalu berdoa, “Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu,
ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau
kehendaki." (Markus 14 : 36). Yang kedua adalah ketika Yesus sudah disalibkan. Bukan hanya kesakitan
fisik akibat salib yang saat itu sedang ditahan Yesus, melainkan juga olok-olok dari orang lain, belum lagi
perasaan ditinggalkan akibat pengkhianatan murid-muridNya. Pada saat itu, Yesus berseru kepada Allah,
KataNya, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?” (Markus 15 : 34).
Kedua pernyataan di atas yang menunjukkan dalamnya penderitaan yang dialami Yesus, selalu
diikuti dengan penyerahan diriNya kepada Allah Bapa. Kisah sengsara Yesus seharusnya menguatkan kita
untuk tetap setia dalam setiap kepahitan dan penderitaan yang kita alami. Kita tidak boleh sama dengan
murid-muridNya yang lari dan meninggalkanNya saat ancaman mendekati mereka.
Minggu Palma ini adalah saat yang tepat untuk merenungkan ketaatan kita sebagai murid Yesus. Sebagai
murid Yesus, kita harus meneladani kesetiaanNya dalam perilaku kita sehari-hari: kita tidak boleh
mencontek dan harus tetap setia untuk terus belajar seberat atau sesusah apapun, kita harus berani
menyuarakan kebenaran walaupun terkadang hal itu akan melukai perasaan teman kita. karya
keselamatan Yesus dalam penderitaanNya di kayu salib akan semakin nyata ketika kita sanggup
menunjukkan kesetiaan kita di dalam perilaku kita sehari-hari.

Refleksi:
Dapatkah kita tetap setia seperti Tuhan Yesus, dalam penderitaan yang kita hadapi? Sangupkah kita
mempertahankan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kejujuran dalam perilaku kita sehari-hari?

44
Doa:
Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar kami sanggup untuk tetap setia dalam kesulitan dan penderitaan yang
kami hadapi. Ajarlah kami untuk dapat menunjukkan jati diri kami sebagai muridMu dalam perilaku kami
sehari-hari. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh mempertahankan identitas saya sebagai Murid Yesus.
=====================================================================================
Senin, 29 Maret 2021: Hari Senin Dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 42:1-7; Mzm 27:1.2.3.13-14; Yoh 12:1-11

12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus
dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah
seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati
minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan
rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari
murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini
tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya
bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri;
ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah
dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada
kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu." 12:9 Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa
Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus,
yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. 12:10 Lalu imam-imam kepala bermupakat untuk
membunuh Lazarus juga, 12:11 sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya
kepada Yesus.

MENGASIHI TUHAN
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki
kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.(Yoh 12
: 3)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Kita sering memberikan hadiah kepada seseorang dengan harapan bahwa suatu saat nanti, orang
tersebut juga akan memberikan kita hadiah. Misalnya, saat teman kita sedang ulang tahun, kita
memberikannya hadiah dengan harapan bahwa saat kita ulang tahun nanti, dia juga memberikan kita
hadiah. Alhasil, kita sering merasa kecewa jika yang terjadi adalah kebalikannya: ternyata teman kita tidak
memberikan kita hadiah atau bahkan lupa dengan hari ulang tahun kita.
Kita dapat membayangkan bahwa untuk membeli minyak yang mahal itu, Maria telah
mengorbankan sebagian besar hartanya. Walaupun demikian, Maria tidak melakukannya dengan
harapan agar suatu saat nanti Yesus akan membalasnya. Maria sangat mengasihi Yesus karena Yesus telah
terlebih dahulu mengasihinya. Inilah yang tidak dapat dimengerti oleh Yudas. Yudas menilai perbuatan
Maria adalah menghambur-hamburkan minyak mahal; Yudas masih menimbang-nimbang sesuatu yang
akan diberikan kepada Tuhan. Padahal ketika kita sudah mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh,
maka satu-satunya yang ada di dalam pikiran kita adalah kita harus memberikan segalanya kepada Tuhan.
Dalam injil yang kita dengar hari ini, kita diajak untuk merefleksikan kembali kesungguhan kita
dalam mengasihi Tuhan. Kita harus seperti Maria yang memberikan segala hidupnya kepada Tuhan. Bukan
karena kita berharap bahwa Tuhan akan membalas perbuatan kita, melainkan karena kita merasakan

45
bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita. Dia bahkan rela turun dari singgasanaNya, mengambil
rupa manusia, disalibkan, dan mati untuk menebus dosa kita.

Refleksi:
Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Atau apakah kita justru seperti Yudas yang masih
menimbang-menimbang saat memberikan sesuatu kepada Tuhan?

Doa:
Tuhan Yesus, bukakanlah hati dan pikiran kami untuk memahami betapa besarnya kasihMu kepada kami.
Sehingga kami dapat mengasihiMu dengan lebih sungguh-sungguh dan mau berkorban untukMu. Sebab,
Engkaulah pengantara kami, kini, dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya harus dapat menyisihkan uang jajan saya setiap hari untuk persembahan saya kepada Tuhan.
=====================================================================================
Selasa, 30 Maret 2021: Hari Selasa Dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 49:1-6; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6b.15.17; Yoh 13:21-33.36-38

13:21 Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 13:22 Murid-murid itu memandang
seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. 13:23 Seorang di antara murid
Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. 13:24 Kepada
murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" 13:25
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 13:26 Jawab
Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah
berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon
Iskariot. 13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya:
"Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera." 13:28 Tetapi tidak ada seorangpun dari
antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. 13:29
Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang
perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. 13:30 Yudas menerima roti itu lalu
segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. 13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang
Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di
dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan
segera. 13:33 Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku,
dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu
datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. 13:36 Simon Petrus berkata
kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak
dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." 13:37 Kata Petrus kepada-Nya:
"Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
13:38 Jawab Yesus: "Nyawamu akan kau berikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:
Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."

TEGUH DALAM MENJALANI PANGGILAN


Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." (Yoh13 : 21)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Kita pasti sering mendengar kisah-kisah pengorbanan orang tua dalam merawat anaknya. Tetapi
pernahkah kita berpikir apa sebenarnya yang dirasakan oleh orangtua ketika merawat anaknya? ketika
46
anaknya beranjak dewasa dan memilih untuk berumah-tangga, anak tersebut pasti akan meninggalkan
orangtuanya. Pun ketika anak tersebut memutuskan untuk pergi merantau entah karena alasan sekolah
atau pekerjaan, dia juga akan meninggalkan orangtuanya. Dengan demikian, setiap orangtua yang dengan
cinta-kasih merawat anaknya pasti memiliki kesadaran bahwa anaknya kelak pasti akan meninggalkan
dia. Dan kasih-sayang orangtua yang tertinggi berlangsung setelahnya, yaitu ketika orangtua tersebut
yakin bahwa saat anaknya meninggalkannya, anak tersebut akan memegang teguh nilai-nilai yang sudah
diajarkannya.
Kita dapat menggambarkan besarnya kasih Allah kepada manusia lewat penjelasan di atas. Allah
rela merendahkan diriNya, datang ke dunia, untuk menebus dosa umat manusia. Dan ketika Yesus pergi?
Dia tidak hanya percaya bahwa kita akan memegang teguh ajaran cinta-kasihNya, bahkan memberikan
kita roh kudus untuk menolong kita dalam perjuangan iman kita setiap hari. Yudas gagal dalam hal ini
bahkan sebelum Yesus pergi. Rasul Petrus tidak gagal tetapi telat dalam memahami bahwa panggilan
besarnya adalah setelah kepergian Yesus.
Pekan suci ini adalah saat yang tepat untuk memahami apa sebenarnya panggilan Allah bagi kita di dalam
dunia ini. Kita sebagai murid Kristus, tidak boleh seperti Yudas yang gagal bahkan sebelum saatnya.
Mungkin kebanyakan dari kita adalah seperti Rasul Petrus yang sering salah memahami apa sebenarnya
panggilan kita berada di dunia. Dan hendaknya juga kita semua dapat seperti Rasul Petrus yang dengan
kerendahan hati mengakui kesalahannya lalu menjalankan panggilannya dengan sungguh-sungguh.

Refleksi:
Apakah kita sudah memahami panggilan kita di dunia ini?

Doa:
Tuhan Yesus, berikanlah hikmat dan kebijaksanaan kepada kami untuk memahami panggilanMu di dalam
diri kami masig-masing. Tuntunlah kami untuk tetap teguh di dalam cinta-kasihMu, sehingga kami dapat
menjalankan panggilan kami dengan sungguh-sungguh. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini, dan
sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan mulai dengan sungguh-sungguh mendoakan cita-cita saya.
=====================================================================================
Rabu, 31 Maret 2021: Hari Rabu Dalam Pekan Suci
Bacaan: Yes 50:4-9a; Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34; Mat 26:14-25

26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-
imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia
kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari
kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan
perjamuan Paskah bagi-Mu?" 26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya:
Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama
dengan murid-murid-Ku." 26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada
mereka dan mempersiapkan Paskah. 26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama
dengan kedua belas murid itu. 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 26:22 Dan dengan hati yang
sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 26:23 Ia
menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah
yang akan menyerahkan Aku. 26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis
47
tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik
bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab,
katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

MENGAKUI DOSA
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus
kepadanya: "Engkau telah mengatakannya." (Mat26 : 25)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


‘Lempar batu sembunyi tangan’ pepatah ini sangat tepat dalam menggambarkan kecenderungan
kita ketika kita menghadapi kesalahan yang sedang kita lakukan. Misalnya, ketika kita ditegur oleh guru
karena membuat nangis teman sekelas kita, kita akan membela diri dengan mengatakan, ‘bukan aku yang
buat.’ Mungkin kita mengatakan pembelaan tersebut karena kita takut dijauhi oleh teman-teman kita
apabila kita mengatakan yang sesungguhnya.
Kita dapat mengelabui manusia dengan pembelaan-pembelaan seperti itu tetapi kita tidak dapat
mengelabui Allah. Allah melihat hati kita dan sudah mengetahui dosa-dosa kita sebelum kita melakukan
dosa tersebut. Ketakutan kita akan dijauhi oleh teman-teman kita jika kita ketahuan berbuat kesalahan
sangat mungkin terjadi. Tetapi tidak demikian dengan Allah: walaupun Allah sudah mengetahui dosa-dosa
kita, Dia tetap mengundang kita untuk ikut dalam perjamuan kasihNya. Sama seperti Yesus yang tetap
mengikutsertakan Yudas dalam perjamuan makan dengan murid lain, walaupun sudah mengetahui
rencana jahat Yudas yang akan menjualNya. Tidak ada yang tertutup dihadapan Allah; ketika kita
mengakui dosa kita dihadapan Allah, Kita mengakui dosa kita karena Allah sendiri dan Allah mengampuni
dosa kita. Dia bahkan mengundang kita, orang yang berdosa dan sungguh tidak layak, untuk ikut di dalam
perjamuan kasihNya.
Dalam injil yang kita dengar hari ini, kita diingatkan akan cinta kasih Allah yang begitu besar bagi
kita. Kita tidak boleh seperti Yudas yang ingin mengelabui Yesus dengan mengatakan, ‘Bukan aku, ya
Rabi?’. Kita harus terbuk atau jujur dihadapan Tuhan, menyesali dan mengakui segala dosa-dosa kita
dihadapanNya. Datanglah kepada Tuhan dengan hati yang tulus, dan berhenti untuk berbuat dosa. Dia
selalu menanti kita untuk kembali.

Refleksi:
Apakah kita sudah terbuka dihadapan Tuhan ketika mengakui dosa-dosa kita?

Doa:
Tuhan Yesus, tuntunlah kami untuk selalu setia dihadapanMu. Berikanlah kepada kami pengertian yang
benar sehingga kami dapat mengakui dan menyesali dosa-dosa kami di hadapanMu. Sebab, Engkaulah
pengantara kami, kini, dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan mengikuti pengakuan dosa dengan sungguh-sungguh.
=====================================================================================
Kamis, 01 April 2021: Hari Kamis Putih (Misa Sore)
Bacaan: Kel 12:1-8.11-14; Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15

13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk
beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah
sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. 13:2 Mereka sedang makan bersama, dan
Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. 13:3
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari

48
Allah dan kembali kepada Allah. 13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil
sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, 13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam
sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu. 13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau
hendak membasuh kakiku?" 13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu
sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan
membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau
tidak mendapat bagian dalam Aku." 13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku
saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak
usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah
bersih, hanya tidak semua." 13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata:
"Tidak semua kamu bersih." 13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan
kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat
kepadamu? 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan. 13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamupun wajib saling membasuh kakimu; 13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada
kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

IDENTITAS SEBAGAI MURID YESUS


Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling
membasuh kakimu; (Yoh 13 : 14)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Suatu ketika murid-murid Yesus berselisih soal siapa yang terbesar diantara mereka. Yesus
menjawab mereka dengan mengatakan bahwa yang terbesar di antara mereka adalah yang terkecil di
antara mereka (Kisah ini dapat kita baca pada Lukas 9 : 46 – 48). Kita dapat membayangkan kisah
selanjutnya: suatu ketika setelah membaca ayat tersebut, seorang anak bertanya kepada Tuhan, ‘Tuhan,
bukankah Kau yang mengatakan bahwa untuk menjadi yang terbesar, maka kita harus rela menjadi
hamba, menjadi pelayan, menjadi yang terkecil dahulu? Aku sudah melakukannya tapi sampai sekarang
belum menjadi yang terbesar.’ Bagaimana kita menanggapi hal tersebut?
Kita keliru jika kita memaksudkan ‘yang terbesar’ yang dimaksud oleh Yesus adalah yang menerima
kekuasan, popularitas, atau kekayaan. Coba kita renungkan, ‘apa yang lebih besar dari menjadi murid
Kristus?’. Ketika kita sudah menyadari betapa tak ternilainya status kita sebagai murid Kristus, kita pasti
tidak akan tergoda lagi dengan kebesaran yang ditawarkan oleh dunia ini. Inilah yang coba dikatakan
Yesus kepada murid-muridNya, ‘mengapa kalian bertengkar soal hal yang terbesar, padahal yang terbesar
itu sendiri adalah menjadi muridKu’.
Bacaan Injil kita hari ini, menguatkan kita untuk tetap teguh sebagai murid Kristus: jika menjadi murid
Kristus adalah hal yang terbesar, maka apa lagi yang perlu kita kejar? Tidak ada. Dan justru karena itu lah
kita harus saling melayani. Kita tidak melayani untuk mengejar menjadi yang terbesar, kita pun tidak
melayani karena kita berharap suatu saat kita akan dilayani. Kamis putih ini adalah saat yang tepat untuk
merenungkan bahwa Kita saling melayani hanya karena kita sudah menjadi yang terbesar: menjadi murid
Kristus.

Refleksi:
Apakah kita sudah sungguh-sungguh memahami besarnya arti saling melayani sebagai murid Kristus?

Doa:

49
Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar kami sanggup menjadi muridMu yang saling melayani. Berikanlah
kepada hati yang tulus agar pelayanan kami, kami lakukan hanya untik menunjukkan cinta kasih kami
kepadamu. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini, dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Mendoakan teman yang sedang sakit dan kesusahan.
=====================================================================================
Jumat, 02 April 2021: Hari Jumat Agung
PF S. Fransiskus dari Paola, Pertapa
Bacaan: Yes 52:13-53:12; Mzm 31:2.6.12-13.15-16.17.25; Ibr 4:14-16;5:7-9; Yoh 18:1-19:42

18:1 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-
Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu
bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 18:2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu,
karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ
dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. 18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang
akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" 18:5
Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati
Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. 18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia,"
mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. 18:7 Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata
mereka: "Yesus dari Nazaret." 18:8 Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang
kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." 18:9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah
dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa."
18:10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba
Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. 18:11 Kata Yesus kepada
Petrus: "Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"
18:12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu
menangkap Yesus dan membelenggu Dia. 18:13 Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas,
karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; 18:14 dan Kayafaslah
yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh
bangsa." 18:15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar
dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, 18:16 tetapi Petrus tinggal di
luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap
dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. 18:17 Maka kata hamba perempuan
penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!" 18:18
Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa
dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan
mereka. 18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-
Nya. 18:20 Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di
rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah
berbicara sembunyi-sembunyi. 18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan." 18:22
Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata:
"Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" 18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah,
tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" 18:24
Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu. 18:25 Simon Petrus masih berdiri
berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?" 18:26 Ia
menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang

50
telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?" 18:27
Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam. 18:28 Maka mereka membawa Yesus
dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung
pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. 18:29 Sebab itu
Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" 18:30
Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!"
18:31 Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata
orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." 18:32 Demikian hendaknya
supaya genaplah firman Yesus, yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
18:33 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-
Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" 18:34 Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu
sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" 18:35 Kata Pilatus:
"Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau
kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" 18:36 Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini;
jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan
kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." 18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi
Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir
dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap
orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." 18:38 Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah
kebenaran itu?" Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi
dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. 18:39 Tetapi pada kamu
ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku
membebaskan raja orang Yahudi bagimu?" 18:40 Mereka berteriak pula: "Jangan Dia, melainkan
Barabas!" Barabas adalah seorang penyamun.
19:1 Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. 19:2 Prajurit-prajurit
menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah
ungu, 19:3 dan sambil maju ke depan mereka berkata: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Lalu mereka
menampar muka-Nya. 19:4 Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia
ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." 19:5
Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah
manusia itu!" 19:6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka:
"Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak
mendapati kesalahan apapun pada-Nya." 19:7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami
mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak
Allah." 19:8 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, 19:9 lalu ia masuk pula ke
dalam gedung pengadilan dan berkata kepada Yesus: "Dari manakah asal-Mu?" Tetapi Yesus tidak
memberi jawab kepadanya. 19:10 Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan
aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk
menyalibkan Engkau?" 19:11 Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku,
jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu,
lebih besar dosanya." 19:12 Sejak itu Pilatus berusaha untuk membebaskan Dia, tetapi orang-orang
Yahudi berteriak: "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang
menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar." 19:13 Ketika Pilatus mendengar perkataan itu, ia
menyuruh membawa Yesus ke luar, dan ia duduk di kursi pengadilan, di tempat yang bernama Litostrotos,
dalam bahasa Ibrani Gabata. 19:14 Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata
Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" 19:15 Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia!
Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab
imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" 19:16 Akhirnya Pilatus
menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. 19:17 Sambil memikul

51
salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
19:18 Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain,
sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. 19:19 Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas
kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." 19:20 Banyak orang Yahudi yang
membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis
dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. 19:21 Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi
kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja
orang Yahudi." 19:22 Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis." 19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu
menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-
tiap prajurit satu bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah
hanya satu tenunan saja. 19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita
membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa
yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu
telah dilakukan prajurit-prajurit itu. 19:25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya,
Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 19:26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-
Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 19:27 Kemudian kata-Nya
kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
19:28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah
yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!" 19:29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam.
Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang
hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah
Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. 19:31 Karena hari itu
hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--
sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta
kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 19:32 Maka
datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang
disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 19:33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat
bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 19:34 tetapi seorang dari antara prajurit itu
menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 19:35 Dan orang yang
melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia
mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. 19:36 Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang
tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." 19:37 Dan ada pula nas yang
mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam." 19:38 Sesudah itu Yusuf
dari Arimatea--ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi--
meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan
permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. 19:39 Juga Nikodemus datang ke situ.
Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan
minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. 19:40 Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya
dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat. 19:41 Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman
itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. 19:42 Karena hari itu
hari persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat Yesus
ke situ.

MENANGGAPI KESELAMATAN YANG ALLAH BERIKAN


Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-
Nya dan menyerahkan nyawa-Nya (Yoh 19 : 30)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


52
Santo Fransiskus dari Paola lahir di Italia Selatan pada tahun 1416. Orangtuanya memberikan
namanya Fransiskus sebagai pernyataan iman bahwa Fransiskus adalah jawaban Allah ketika mereka
berdoa untuk meminta kehadiran seorang anak lewat perantaraan Santo Fransiskus dari Asisi. Pada usia
13 tahun, Santo Fransiskus bersekolah di sekolah milik para imam-imam Fransiskan. Di usia yang begitu
muda, Santo Fransiskus sudah menjalani kehidupan dengan disiplin rohani yang sangat ketat.
Sekembalinya ke Paola, Santo Fransiskus memilih untuk bertapa di suatu goa dan melewatkan hidupnya
hanya Bersama Tuhan saja. Seiring bertambahnya waktu, pengikut Santo Fransiskus semakin bertambah
dan dia memberikan sebutan bagi komunitasnya dengan nama ‘Minims’ (artinya, yang terkecil dari
semuanya). Santo Fransiskus terkenal karena kelemahlembutannya, kerendahan hatinya, dan
ketegasannya. Selain itu, Santo Fransiskus sangat mengerti penderitaan yang dirasakan oleh orang-orang.
Pernah suatu ketika seorang raja yang sedang sakit parah mengundangnya untuk datang ke istananya.
Raja tersebut melakukannya karena dia sangat takut dengan kematian, sehingga berharap Santo
Fransiskus akan menyembuhkannya. Santo Fransiskus sangat mengerti ketakutan raja tersebut, dia lalu
menenangkannya dari ketakutannya. Akhirnya, raja tersebut meninggal dengan damai di dalam Tuhan.
Kita sering mendengar bahwa ‘Manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan’. Mungkin
peribahasa tersebut kurang tepat dalam menggambarkan Kasih Allah yang begitu agung bagi dunia: Allah
sudah menentukan, Dia sudah menyelamatkan, pilihan dan rencana ada pada kita. Kita dapat
menganalogikannya dengan perumpamaan cek: kita tidak sedang mengisi cek lalu menunggu Allah untuk
menandatangani cek kita. Allah sudah menandatangani cek tersebut, sekarang tinggal kita yang ingin
mengisinya bagaimana. Inilah kebebasan dan keselamatan yang sejati yang telah diberikan Allah kepada
kita.
Dengan apa kita merespon keselamatan yang telah diberikan oleh Allah? Dengan mengerti
penderitaan orang lain. Sebab Kristus benar-benar telah menderita untuk kita. Oleh sebab itu, selayaknya
kita tidak meremehkan penderitaan, karena Kristus hadir dalam penderitaan mereka sebaiknya kita umat
Kristiani mau menolong dan memberikan Kasih kita kepada mereka, karena kita mencintai Kristus yang
hadir didalam diri mereka yang menderita. Kita harus menghidupkan empati di dalam diri kita untuk
mengerti penderitaan orang lain. Sama seperti Santo Fransiskus yang sangat mengerti ketakutan raja
tersebut dan berhasil menenangkannya.

Refleksi:
Apakah kita sudah menolong teman kita yang kesusahan karena kita mengerti betapa beratnya kesusahan
tersebut?

Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah kami agar kami mengerti betapa besar dan agungnya keselamatan yang Engkau
berikan kepada kami. Berikanlah kepada kami kekuatan dan pengertian agar kami tidak menyia-nyiakan
kebebasan dan keselamatan yang Engkau berikan kepada kami. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini,
dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan berusaha untuk tidak menolak orang yang ingin meminta tolong kepada saya.
=====================================================================================
Sabtu, 03 April 2021: Hari Sabtu Suci (Pagi) - Vigili Paskah (Malam)
Bacaan: Kej 1:1-2:2; Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c; Kej 22:1-18; Mat 28:1-10

28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah
Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat
sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk
di atasnya. 28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 28:4 Dan penjaga-penjaga
itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada
53
perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan
itu. 28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah
tempat Ia berbaring. 28:7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah
bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.
Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." 28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan
takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-
murid Yesus. 28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka
mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 28:10 Maka kata Yesus kepada mereka:
"Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di
sanalah mereka akan melihat Aku."

KEHADIRAN YESUS MEMBERIKAN KEKUATAN


Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku,
supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Yoh 28 : 10)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Seketika setelah Yesus disalibkan, para murid hidup dalam situasi yang sangat menyeramkan,
mereka dikejar-kejar oleh para penguasa Yahudi (Yohanes 20:19). Hal ini membuat para murid tercerai-
berai dan hidup dengan sembunyi-sembunyi. Para murid perempuan pun harus pergi pada subuh hari
agar tidak diketahui oleh orang yang ingin menangkap mereka. Betapapun demikian, ketika para murid
perempuan ingin melihat makam Yesus, mereka tidak melihat Yesus ada disitu. Dan pada akhirnya, Yesus
sendirilah yang menemukan mereka dan memberikan mereka kekuatan untuk menyampaikan kepada
murid-murid lain agar berkumpul di Galilea.
Kita pun sering mengalami hal yang sama: hidup dalam ketakutan. Kita takut akan masa depan
kita, kita takut tidak disayangi lagi oleh orang tua kita, kita takut dijauhi oleh teman-teman kita. Tetapi
pernahkah kita melakukan hal yang sama seperti murid perempuan Yesus? Walaupun mereka takut
karena ancaman orang-orang yang ingin menangkap mereka, mereka tetap gigih untuk datang melihat
Yesus. Yesus melihat kegigihan iman mereka dan menemui mereka. Seketika ketakutan yang menghantui
perjalanan mereka pada awalnya berganti dengan sukacita, putus asa berganti dengan harapan baru,
kesedihan akibat ditinggalkan oleh orang yang sangat mereka sayangi berganti dengan sorak-sorai karena
Tuhan telah bangkit. Inilah realitas Paskah yang harus kita pahami
Bacaan Injil kita hari ini, mengajarkan kita untuk selalu mencari Tuhan di dalam perjuangan iman
kita setiap hari. Tangan Tuhan selalu terbuka bagi orang-orang yang mencariNya. Tuhan akan menemui
kita di dalam perjumpaan kasih yang paling agung. Dan seketika setelah kita menerima kehadiranNya di
dalam kehidupan kita, maka kekuatan baru, harapan baru, dan sukacita yang baru akan menggantikan
ketakutan-ketakutan kita yang lama.

Refleksi:
Apakah kita sudah datang ke hadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh saat kita menghadapi ketakutan-
ketakutan kita?

Doa:
Tuhan Yesus, bukakanlah hati dan pikiran kami agar kami selalu datang ke hadapanMu di saat kami
menghadapi ketakutan-ketakutan kami. Celikkanlah mata hati kami agar kami dapat selalu melihat
kehadiranMu di dalam kehidupan kami. Sehingga kami beroleh kekuatan, harapan, dan sukacita yang
daripadaMu. Sebab, Engkaulah pengantara kami, kini, dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:

54
Saya harus memiliki waktu khusus setiap hari untuk berdoa kepada Tuhan mengenai pergumulan-
pergumulan saya setiap hari
=====================================================================================
Minggu, 04 April 2021: Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan
Bacaan: Kis 10:34a.37-43; Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9

20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke
kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon
Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang
dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang
lain itu ke kubur. 20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari
pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan
terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul
dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 20:7 sedang kain peluh yang
tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain
dan sudah tergulung. 20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu
dan ia melihatnya dan percaya. 20:9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang
mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.

MENGHADAPI HIDUP DENGAN KETENANGAN


Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan
percaya
(Yoh 20 : 8)

Suster, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,


Pada saat pandemi virus corona pertama kali melanda Wuhan di China, beberapa dari antara kita
menganggap hal itu sebagai hal yang tidak serius. Anehnya, setelah bangsa kita sendiri pada akhirnya ikut
terkena pandemi virus corona, kita menanggapinya dengan panik. Sikap yang pada awalnya menganggap
remeh tiba-tiba berubah dengan cepat menjadi panik. Tetapi siapa bilang bahwa panik adalah bukti
bahwa kita sudah menganggap sesuatu secara serius?
Melihat batu makam Yesus telah diambil, Maria Magdalena panik dan dengan segera dia
mengambil keputusan bahwa ‘mayat Yesus telah dicuri’. Lalu dia berlari untuk memberitahu
kesimpulannya tersebut kepada Rasul Petrus dan seorang murid kesayangan Yesus (Menurut tradisi,
murid tersebut adalah Rasul Yohanes). Sesampai disana, hanya murid kesayangan Yesus itulah yang tidak
panik. Dia melihat dengan tenang dan menghubungkannya dengan kitab suci sehingga akhirnya dia
mengerti apa sebenarnya arti dibalik tergeletaknya kain kafan Yesus: Yesus telah bangkit.
Seperti Maria Magdalena, kita sering sekali mengambil keputusan saat dalam keadaan panik.
Hasilnya keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang buru-buru. Tidak jarang dalam keputusan kita
itu, kita menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Lagipula panik adalah tanda bahwa kita
hanya mengandalkan diri sendiri. Paskah ini seharusnya menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk
merenungkan bahwa kita tidak memiliki alasan lagi untuk panik. Mengapa? Karena kematian yang
merupakan sumber ketakutan setiap orang telah dikalahkan oleh Yesus. Kita harus mulai belajar untuk
melihat segala sesuatu dengan tenang. Kita juga harus mulai belajar untuk menghubungkan kitab suci
dengan pengalaman kita sehari-hari, seperti murid kesayangan Yesus dalam bacaan injil kita hari ini.

Refleksi:
Apakah kita sudah mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah-masalah yang kita hadapi?

Doa:

55
Tuhan Yesus, berikanlah kepada kami hikmat yang daripadaMu agar kami sanggup untuk melihat rencana-
rencanaMu di dalam kehidupan kami. Tuntunlah kami agar kami setia dalam mempelajari kitab suci.
Sehingga kami memiliki ketenangan dalam menghadapi masalah kami. Sebab, Engkaulah pengantara
kami, kini, dan sepanjang masa. Amin.

Aksi:
Saya akan menghubungkan pengalaman-pengalaman sehari-hari saya dengan kitab suci saat saya sedang
membaca dan merenungkan kitab suci.
=====================================================================================

56

Anda mungkin juga menyukai