1. Orang tua adalah wakil Al-lah yang bertugas menjaga, menghidupi dan mendidik
anak-anak hingga menjadi manusia.
2. Perintah keempat dalam Sepuluh Perintah Al-lah berbunyi : Hormatilah ibu bapamu.
3. Jasa ibu dan ayah sangat besar bagi kita.
4. Jasa Ibu :
Ibu mengandung kita selama 9 bulan.
Ibu mengurus dan membesarkan kita
Ibu membimbing dan mendidik kita.
Ibu membantu ayah bekerja untuk menghidupi keluarga.
5. Jasa Ayah :
Ayah menjadi tulang punggung kehidupan keluarga.
Ayah bekerja untuk menghidupi kita.
Ayah menjamin rasa aman.
Ayah mengupayakan dan menjamin pendidikan kita.
6. Sikap dan kewajiban kita terhadap orang tua, antara lain :
Cinta kasih merupakan hukum yang utama. Hukum yang diberikan Yesus bagi kita
adalah hukum kasih.
Bunyi hukum kasih :
Pertama : Kasihilah Tuhan Al-lahmu dengan segenap hatimu, dengan
segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan segenap kekuatanmu.
Kedua : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Hukum kasih merupakan dasar hidup bagi umat kristiani, yaitu selalu mengasihi Al-
lah dan sesama.
Yesus memberikan contoh kepada kita agar selalu mengasihi sesama. Misalnya :
Kisah orang Samaria yang murah hati ( Lukas 10 : 25-37 ); Yesus menyembuhkan
orang kusta (Markus 1 : 40-45).
Orang Samaria yang murah hati ;
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru,
apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus
kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Al-lahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus
kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah
sesamaku manusia?” Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya
habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi
meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan
itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga
seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan. 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan,
ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan
minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai
tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya:
Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku
kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama
manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 10:37 Jawab orang itu:
“Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya:
“Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Markus 1 : 40-45 – Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta.
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya
ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan
aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya,
menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia
menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau
memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu
persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi
orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana,
sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di
luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari
segala penjuru.
C. MENGHORMATI HIDUP.
Menghormati milik orang lain berhubungan dengan Sepuluh Perintah Allah yang ke-7
(Jangan mencuri) dan ke-10 ( Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil).
Memiliki sesuatu adalah hak seseorang. Kita wajib menghormati milik orang lain.
Mencuri adalah perbuatan yang tidak baik karena dengan mencuri kita :
merampas milik atau barang orang lain.
berbuat tidak adil.
Tidak menghormati dan menghargai barang atau milik orang lain.
Perintah ke-7 dan ke-10 menjamin keadilan. Keadilan berarti memberikan kepada
setiap orang, apa yang menjadi haknya. Keadilan adalah hak setiap orang.
Perbuatan-buatan yang termasuk mencuri atau merampas hak milik orang lain
misalnya :
Mencuri uang atau barang orang lain.
memeras sesama.
makan riba (memeras sesama yang kurang mampu atau miskin).
Tidak membayar hutang dan,
Korupsi uang dan waktu.
Kitab suci berbicara tentang menghormati hak milik orang lain, antara lain :
Efesus 4:28,
Tesalonika 3:10-12,
Kolose 4:1.
Santo Paulus mengatakan :
Orang yang mencuri, janganlah mencuri lagi, bekerjalah dengan baik supaya
dapat berbagi dengan orang yang berkekurangan (Efesus 4:28).
Jika orang tidak mau bekerja, janganlah ia makan ( 2 Tesalonika 3:10-12).
Tuan-tuan berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu karena kamu juga
mempunyai tuan disurga. (Kolose 4:1).