TUJUAN
Umat merasakan kemurahan Allah atas hidupnya dan umat terdorong
untuk mewujudkan kemurahan bagi sesama
NYANYIAN LITURGIS
Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 292:1-3
Nyanyian Penyesalan : KJ 23:1-2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 424:1-3
Nyanyian Persembahan : KJ 387:1-4
Nyanyian Pengutusan : KJ 425:1-2
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 26:1-3
Kidung Panelangsa : KPJ 46:1,2
Kidung Kesanggeman : KPJ 159:1-3
Kidung Pisungsung : KPJ 165:1-3
Kidung Pangutusan : KPJ 202:1,2
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 32:22-31
Yakub sangat ketakutan untuk berjumpa kembali dengan
kakaknya, Esau, setelah sekian tahun melarikan diri dari keluarganya.
Ketakutan Yakub adalah buah dari perbuatan masa lalunya, yaitu
menipu orang tuanya (Ishak) untuk mendapatkan berkat kesulungan
yang menjadi jatah Esau, walau sudah terjadi jual beli hak kesulungan
antara Esau dan Yakub. Yakub berusaha melunakkan hati Esau
dengan menyiapkan berbagai persembahan dan mengirim keluarganya
lebih dulu. Sementara itu, Yakub berjalan di tempat paling belakang
untuk menghindari segala kemungkinan dan menentramkan hati.
Mazmur 17:1-7,15
Mazmur ini sebuah ratapan dan doa dari Daud yang mendapat
perlakuan tidak adil. Daud mencari perlindungan kepada Tuhan
untuk menantikan keputusan ilahi. Ayat 1-2 adalah doa agar Tuhan
menghakimi dengan adil. Ayat 3-5 berisi pernyataan tidak bersalah.
Ayat 6-7 berisi permohonan dan keyakinan akan pertolongan
Tuhan bagi setiap orang yang berlindung kepada Tuhan. Ayat 15
berisi kepuasan yang akan dirasakan oleh setiap orang yang
berlindung kepada Tuhan.
Roma 9: 1-5
Rasul Paulus sangat mengasihi bangsanya. Ia ingin supaya
bangsanya juga menerima anugerah Allah sebagaimana pengalamannya
yang telah merasakan kasih karunia Allah. Dahulu Rasul Paulus
melawan dan menganiaya jemaat dengan pemikiran bahwa hal itu
adalah pengabdian kepada Allah. Pemahaman tersebut ternyata
keliru besar. Setelah berjumpa dan menerima anugerah Tuhan
Yesus, yang dulu dianggapnya berfaedah ternyata sia-sia.
TUJUAN
Umat percaya bahwa Allah memiliki rancangan indah dalam hidup
setiap orang sehingga terdorong untuk hidup dengan keyakinan, bukan
kekuatiran.
NYANYIAN
Bahasa Indonesia:
Nyanyian Pujian : KJ 21:1,2
Nyanyian Penyesalan : KJ 37b:1,2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 334:1-3
Nyanyian Persembahan : KJ 349: 1-4
Nyanyian Pengutusan : KJ 440:1-2
Bahasa Jawa:
Kidung Pamuji : KPJ 13:1-3
Kidung Panelangsa : KPJ 52:1,2
Kidung Kasanggeman : KPJ 35 (3X)
Kidung Pisungsung : KPJ 112:1,3,5
Kidung Pangutusan : KPJ 123:1,2
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 37:1-4,12-28
Yusuf menjadi anak kesayangan Israel dari semua anaknya
karena lahir pada masa tua Israel dan dari istri yang sangat
dicintai, yaitu Rachel. Yusuf diperlakukan khusus oleh orang tuanya,
sehingga menimbulkan rasa iri, yang berkembang menjadi kebencian
saudara-saudaranya yang lain, sampai mereka tidak mau menyapa.
Ditambah lagi, Yusuf sering menceritakan kejahatan saudara-
saudaranya kepada ayahnya.
Mazmur 105:1-6,16-22,45b
Mazmur ini merupakan madah kepada Tuhan, yang telah
menjanjikan tanah Kanaan kepada umat. Tuhan itu dapat ditemui
di segala tempat dan setiap waktu dan janji-Nya terlaksana di
mana-mana. Dalam ayat 1-6, Israel diundang untuk memuji dan
mencari kehadiran Allah. Ayat 16-22 menceritakan tentang Yusuf,
yang dijual sebagai budak, menjadi penyelamat bagi Mesir yang
dilanda kelaparan. Semua itu sudah direncanakan oleh Tuhan.
Dari keseluruhan Mazmur ini terungkap bahwa Allah Israel setia
kepada janji untuk memberikan kepada Israel tanah Kanaan. Oleh
karena itu, umat diminta untuk memegang segala ketetapan dan
pengajaran-Nya.
Roma 10:5-15
Di satu sisi, Paulus menyitir tulisan Musa tentang kebenaran
karena hukum Taurat. Di sisi lain, Paulus menyatakan tentang
kebenaran karena iman. Keduanya seolah bertentangan. Maksudnya,
jaminan pembenaran manusia oleh Allah karena manusia
melakukan hukum Taurat merupakan sesuatu yang tidak
mungkin. Sama seperti membawa Yesus turun atau membawa
Kristus naik dari antara orang mati. Namun, yang tidak mungkin
dilakukan manusia sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah
Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan”. Hal ini berlaku bagi
semua orang yang berseru kepada-Nya. Oleh karena itu, betapa
indahnya kedatangan orang yang membawa kabar baik ini.
MENGAPA TAKUT?
Bagaimana cara agar kita terbebas dari rasa takut dan kuatir?
Firman Tuhan hari ini menunjukkan kepada kita tiga tahapan yang
seringkali dialami oleh manusia, sampai ia dapat menikmati hidup
tanpa rasa kuatir dan takut.
1) Tidak percaya pada Tuhan
Semua orang pasti memiliki rasa takut dan kuatir. Perasaan
tersebut membuat hidup tidak bahagia, tidak bisajenak tidur,
dan tidak nyaman. Semua orang ingin hidup bahagia, tenteram,
bebas dari rasa takut dan kuatir. Pertanyaannya, ”Mengapa manusia
masih juga kuatir dan takut?” Manusia takut dan kuatir menghadapi
masalah, khususnya jika masalah yang dihadapi dirasa terlalu
besar. Ada perasaan tidak mampu. Ditambah lagi, tidak ada yang
membantu serta tidak ada jaminan. Rasa takut dan kuatir muncul
ketika manusia ingin menghadapi masalah dengan kekuatannya
sendiri. Hal yang demikian pernah dialami oleh Petrus ketika
ia berjalan di atas air. Terlebih, ketika ia mulai merasakan
tiupan angin yang menjadikannya takut dan mulai tenggelam.
Kepada Petrus, Yesus berkata: “Hai orang yang kurang percaya”.
TUJUAN
1. Jemaat menyadari bahwa rencana Allah tak terselami
2. Jemaat memahami bahwa kasih Allah diberikan kepada seluruh
umat manusia
3. Jemaat terdorong untuk beriman pada Allah dan taat pada jalan
Allah
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Kejadian 45:1-15
Mazmur Tanggapan : Mazmur 133
Bacaan II : Roma 11:1-2a, 29-32
Bacaan III : Matius 15:21-28
NYANYIAN LITURGIS
Bahasa Indonesia
1. Nyanyian Pujian : KJ 389:1-4
2. Nyanyian Penyesalan : KJ 33:1,3,4
3. Nyanyian Kesanggupan : KJ 352:1,2
4. Nyanyian Persembahan : KJ 292:1-3
5. Nyanyian Pengutusan : KJ 416:1,2
Bahasa Jawa
1. Nyanyian Pujian : KPJ 89:1,2,3
2. Nyanyian Penyesalan : KPJ 57:1,2
3. Nyanyian Kesanggupan : KPJ 69:1,2,3
4. Nyanyian Persembahan : KPJ 181:1-3
5. Nyanyian Pengutusan : KPJ 155:1,2,3
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 45:1-15
Hidup sebagai orang yang terbuang dan terasing dari keluarga
tentu tidaklah menyenangkan. Belum lagi harus menjalani hidup
dengan penuh cobaan dan penderitaan. Nasib seperti ini dialami
oleh Yusuf. Ketika masih tinggal bersama keluarganya, Yusuf tidak
disukai oleh saudara-saudaranya. Kebencian mereka memuncak
ketika Yusuf dijual sebagai budak kepada orang Midian. Ibarat seperti
Mazmur 133
Hidup dalam persekutuan memberi kekuatan bagi manusia
untuk menjalani proses kehidupan. Manusia tidak mampu
berjalan seorang diri dalam menelusuri rencana kasih Allah di
tengah hidupnya. Manusia selalu memerlukan sesama yang
menjadi penopang. Pemazmur menuturkan tentang kehidupan
bersama umat yang diberkati oleh Allah. Kebersamaan itu
mendatangkan kebahagiaan. Bukan sekadar asal bersama saja,
melainkan kebersamaan yang diikat oleh kasih persaudaraan.
Dengan tali pengikat itu tentunya suasana menjadi penuh dengan
kerukunan. Jika satu dengan yang lain saling terikat dan hidup
rukun, tentu masing-masing akan memiliki rasa simpati bahkan
empati satu dengan yang lain. Terlebih ketika salah satu saudara
mengalami pergumulan berat. Setiap orang bisa saling
menasihati, mengingatkan, dan menopang agar mampu untuk
setia dan taat pada jalan Allah. Di situlah letak berkat Tuhan yang
sejati, yaitu kehidupan yang damai dan bahagia.
Matius 15:21-28
Kisah tentang perempuan Kanaan yang merengek-rengek
meminta belas kasih Yesus ini menarik untuk disimak. Sepintas,
teks ini memperlihatkan perjuangan seorang ibu demi keselamatan
anaknya. Namun, di sisi lain, sikap Yesus dalam menanggapi
permintaan perempuan Kanaan ini terkesan bertolak belakang
dengan sosok-Nya yang welas asih. Hal serupa juga ditunjukkan
para murid yang merasa risih dengan kehadiran perempuan
Kanaan yang mengikuti sambil berteriak-teriak. Meski ditolak dan
mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, perempuan
Melalui kisah Yusuf ini, kita dapat belajar bahwa rencana dan
cara Allah terkadang menyakitkan di mata manusia. Namun, jika
kita mampu berdamai dengan diri sendiri dan dengan keadaan
yang menimpa kita, maka perjalanan yang begitu berat itu dapat
kita lalui. Menerima keadaan yang buruk sekalipun tanpa harus
menyalahkan diri sendiri maupun pihak-pihak di luar diri kita
menjadi kunci untuk bisa melalui pengalaman buruk. Di sisi lain,
kita tetap harus menjalani kehidupan dengan melakukan hal-hal
yang baik. Sama seperti Yusuf yang setia kepada jalan kebenaran
Tuhan dan tetap bersikap baik kepada siapapun, termasuk orang-
orang yang pernah menyakiti hatinya.
TUJUAN
4. Jemaat mensyukuri karya Allah yang memerdekakan
5. Jemaat terdorong untuk memerdekakan orang lain yang hidup
dalam belenggu
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yesaya 66:18-23
Mazmur Tanggapan : Mazmur 130
Bacaan II : Galatia 5:13-15
Bacaan III : Matius 8:1-3
NYANYIAN LITURGIS
Bahasa Indonesia
6. Nyanyian Pujian : KJ 336:1-4
7. Nyanyian Penyesalan : KJ 25:1-3
8. Nyanyian Kesanggupan : KJ 249:1,3
9. Nyanyian Persembahan : KJ 337:1-3
10. Nyanyian Pengutusan : PKJ 176:1,2
Bahasa Jawa
6. Nyanyian Pujian : KPJ 356:1,2
7. Nyanyian Penyesalan : KPJ 97:1,2
8. Nyanyian Kesanggupan : KPJ 360:1-4
9. Nyanyian Persembahan : KPJ 182:1-3
10. Nyanyian Pengutusan : KPJ 359:1,2,3
KETERANGAN BACAAN
Yesaya 66:18-23
Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Ini adalah
peribahasa untuk menunjukkan bahwa setiap masyarakat memiliki
kultur atau budayanya masing-masing. Masyarakat yang beragam
itu memiliki alam pikir masing-masing yang melahirkan norma-
Agustus 2020 – Berkarya bersama Allah yang Memerdekakan 97
norma kehidupan yang dipakai untuk mengatur tata tertib
pergaulan dan kehidupan masyarakat itu sesuai keberadaan
mereka di daerahnya masing-masing. Masyarakat Yahudi atau
umat Israel pun memiliki kultur atau budaya atau norma-norma
kehidupan yang menjadi ”langit dan bumi” mereka. Namun, pada
masa pembuangan, umat Israel kehilangan ”langit dan bumi”
tempat mereka hidup. Mereka menjadi bangsa yang dijajah yang
hidup di bawah aturan bangsa lain, bahkan mereka telah tercerabut
dari tanah pusaka mereka karena dipaksa hidup di tanah
pembuangan. Bangsa Yahudi telah menjadi budak atau bangsa
terjajah di tanah pusaka bangsa lain. Kehidupan semacam itu pasti
penuh penderitaan.
Mazmur 130
Ada saja orang yang memiliki gambaran akan Tuhan seperti
seorang tua yang kaku, yang suka duduk di singgasana-Nya
dengan tongkat kekuasaan-Nya, mengawasi manusia dan selalu
98 Khotbah Jangkep – Panduan Merayakan Liturgi Gereja
bersiap untuk memberikan hukuman kepada manusia yang melakukan
kesalahan. Tuhan digambarkan sebagai seorang pemarah yang tak
kenal ampun kepada mereka yang berbuat salah. Penggambaran
seperti ini memperkenalkan wajah Tuhan yang penuh amarah
dan angkara murka.
Galatia 5:13-15
Kemerdekaan Kristen dicapai hanya semata berdasarkan
kesadaran kita akan anugerah kasih Allah sebagaimana telah
dinyatakan-Nya dalam karya pelayanan Yesus yang penuh
totalitas. Anugerah kasih Allah itu membebaskan manusia dari
dosa dan rupa-rupa perhambaan. Manusia tidak lagi diikat oleh
aneka rupa aturan seperti Taurat untuk memperoleh keselamatan
hidupnya. Manusia tidak lagi hidup dalam aneka rupa perhambaan,
termasuk menghamba pada kehendaknya sendiri. Anugerah dari
Agustus 2020 – Berkarya bersama Allah yang Memerdekakan 99
Allah dan imanlah yang memampukan manusia untuk tetap
tinggal dalam kasih dan hidup dengan digerakan oleh kasih. Dapat
dikatakan bahwa kasih Allahlah yang memerdekakan kehidupan
orang beriman agar mereka dibebaskan dari belenggu dosa,
belenggu perhambaan, dan belenggu aturan duniawi sehingga
kasih Allah dapat dinyatakan dengan bebas melalui kehidupan
manusia dengan sesamanya.
Matius 8:1-13
Untuk memperlihatkan kuasa Yesus, penulis Injil Matius
sering memberikan cerita mengenai Yesus yang berhadapan
dengan kekuasaan, baik itu kuasa duniawi/jasmani (Romawi,
penyakit) maupun kuasa rohani (pemuka agama Yahudi, roh
jahat). Melalui aneka rupa cerita itu, kita bisa melihat betapa
100 Khotbah Jangkep – Panduan Merayakan Liturgi Gereja
kuasa yang dimiliki Yesus demikian besar sehingga memiliki
pengaruh kuat, dapat mengalahkan kuasa-kuasa lain, sehingga
banyak pihak dibebaskan dari aneka rupa penyakit, roh jahat,
pandangan yang diskriminatif, beban sejarah maupun moral, dsb.
Yesus digambarkan sedemikian rupa berpihak kepada orang yang
secara sosial politis berada dalam posisi marginal. Keberpihakan
Yesus selalu ditunjukkkan dengan aksi nyata yang mendatangkan
keadilan, kesembuhan, dan pembebasan bagi orang yang tertindas.
TUJUAN
Umat memiliki pengakuan iman yang mewujud dalam tindakan nyata
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Keluaran 1:8-2:10
Tanggapan : Mazmur 124
Bacaan II : Roma 12:1-8
Bacaan III : Matius 16:13-20
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 23:1-3
Kidung Panelangsa : KPJ 64:1,3
Kidung Kesanggeman : KPJ 106:1-3
Kidung Pisungsung : KPJ 89:1-3
Kidung Pangutusan : KPJ 113:1,3
KETERANGAN BACAAN
Keluaran 1:8-2:10
Bacaan ini merupakan kisah yang menghantar pembaca
untuk mengetahui perubahan situasi yang dialami oleh keluarga
besar Yakub setelah mereka diboyong ke Mesir oleh Yusuf, yang saat
itu menjadi kepercayaan raja Mesir, dibandingkan dengan kondisi
Keluarga Yakub (dibaca: Orang Ibrani) pada zaman Firaun yang
kemudian. Pada zaman Yusuf, orang Ibrani hidup dalam masa keemasan.
Mazmur 124
Keterangan yang diberikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia
untuk mazmur ini adalah “nyanyian ziarah Daud”. Sedangkan teks
Masoret menyebutkan bahwa mazmur ini merupakan mazmur
untuk naik ke (kota) Daud. Dengan kata lain, mazmur ini merupakan
mazmur yang biasanya dinyanyikan dalam konteks liturgis. Isinya
menceritakan tentang kesaksian bangsa Israel akan tokoh utama
yang memungkinkan mereka merasakan hal-hal yang luar biasa.
Roma 12:1-8
Mulai dari pasal 12, Rasul Paulus hendak menjelaskan tentang
respons iman yang mestinya diperlihatkan oleh orang yang
memiliki pengakuan: “Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia,
dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”.
Bentuk-bentuk dari respons iman yang mestinya diperlihatkan
diantaranya:
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup,
kudus, dan berkenan kepada Allah, karena itu ibadah yang sejati.
Menunjukkan pembaharuan budi, yaitu menyelaraskan seluruh
kehidupannya kepada kehendak Allah, sebab kehendak Allah
itu baik, berkenan dan sempurna.
Harus menempatkan dan menerima diri dengan tepat, serta
dapat menguasai diri. Orang Jawa mengatakan,bisa rumangsa,
aja rumangsa bisa.
Menyadari bahwa Allah memberikan karunia yang berbeda
kepada setiap orang, sehingga dimampukan untuk menerima,
mensyukuri, dan menghargai.
Matius 16:13-20
Kisah tentang pengakuan Petrus tidak hanya ditemukan dalam
Injil Matius, tetapi juga dalam Injil Markus dan Lukas. Betapapun
demikian, gelar Yesus yang dicatat oleh ketiga penginjil sinoptis
tersebut berbeda. Matius mencatat: “Engkau adalah Mesias, Anak
Sio Mama
TUJUAN
Umat memiliki keberanian untuk berkarya sebagai pengikut Kristus
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Keluaran 3:1-15
Tanggapan : Mazmur 105:1-6,23-26,45b
Bacaan II : Roma 12:9-21
Bacaan III : Matius 16:21-28
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 19:1-3
Kidung Panelangsa : KPJ 44:1-3
Kidung Kesanggeman : KPJ 103:1,2
Kidung Pisungsung : KPJ 172:1-3
Kidung Pangutusan : KPJ 126:1,3
KETERANGAN BACAAN
Keluaran 3:1-15
Bacaan ini merupakan bagian dari Kisah Musa dipanggil oleh
Tuhan untuk memimpin Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.
Ada respons menarik yang diperlihatkan Musa saat mendapatkan
panggilan tersebut, terlebih jika dibanding dengan respons nabi-
nabi lain saat dipanggil oleh Tuhan.
Mazmur 105:1-6,23-26,45b
Bagi bangsa Israel, isi syair dalam Mazmur ini, terutama ayat
1-6, sebenarnya bukan lagi hal yang asing. Dalam 1 Tawarikh
16:7-36, tercatat bahwa Daud meminta kepada Asaf dan saudara-
saudaranya untukmenyanyikannya pada saat Tabut Tuhan berhasil
diletakkan di Yerusalem. Tujuannya adalah untuk mengajak orang
Israel senantiasa bersyukur kepada Allah. Alasannya, sejak masa
lampau, sejak zaman nenek moyang mereka, Allah senantiasa
menunjukkan belas kasihan dan pertolongan-Nya. Salah satu
contohnya adalah ketika Tuhan memilih dan mengutus Musa
untuk memimpin umat-Nya keluar dari tanah perbudakan di
Mesir menuju ke tanah perjanjian.
Roma 12:9-21
Setelah di perikop sebelumnya Paulus menjelasakan bahwa
mempersembahkan tubuh dan perubahan budi merupakan konsekuensi
dari pengakuan bahwa: “Segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia,
dan kepada Dia; bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”, maka
dalam perikop ini Paulus melanjutkannya dengan memberikan
berbagai nasihat tentang hidup dalam kasih. Ada banyak tindakan
konkrit yang Paulus contohkan terkait dengan hidup dalam kasih
itu. Namun,semuanya bermuara pada prinsip proaktif (belajar
untuk selalu mendahului dalam memberi hormat, mengasihi, dan
memberi) dan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
POKOK PEWARTAAN
Panggilan untuk terlibat menjadi mitra kerja Allah
sebenarnya merupakan keniscayaan bagi setiap umat yang
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Sekalipun
demikian, ketika kesempatan untuk ikut terlibat itu datang, tidak
sedikit dari umat Tuhan yang menolaknya. Ada berbagai alasan
yang melatarbelakanginya. Bisa jadi kesibukan dalam bekerja,
nyaman dengan “zona” yang sedang dirasakannya, tidak mendapati
ada keuntungan yang akan diperoleh dari tugas tersebut, atau
ketidaksiapan untuk meninggalkan segala sesuatu demi mengikuti
Yesus. Terlebih jikalau panggilan itu konsekuensinya besar, seperti
hilangnya rasa aman atau nyawa. Namun, apapun alasannya,
Yesus sendiri menyatakan bahwa: “siapa yang menyelamatkan
nyawanya akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa yang kehilangan
nyawanya karena Aku dan karena Injil, dia akan menyelamatkannya”.