Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEHIDUPAN ORANG KRISTEN

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama : RUSMAIDA SIBUEA
Kelas : X-Multimedia
Mata Pelajaran : Agama Kristen
Guru Pengajar : Ev. Wixon Pinem S.Th

PENCAWAN SCHOOL

TA 2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Kehidupan rang Kristen”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak/Ibu guru
mata pelajaran Agama Kristen yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Medan, 17 Febriuari 2024


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hidup yang menjadi berkat tentu merupakan idaman setiap orang percaya. Itu sebabnya tatkala
manusia pertama kali percaya Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, janji manusia adalah mau hidup serupa
dengan Kristus. Karena secara total kehidupanTuhan Yesus itu memang menjadi berkat bagi orang lain,
bahkan kematian Yesus di atas kayu salib telah menjadi berkat besar bagi semua orang.

Namun sejalan dengan waktu, ditambah berbagai pergumulan orang percaya di dalam hidup
kekristenan, sering kali justru hidup orang percaya yang semestinya menjadi berkat itu tidak kelihatan
berkatnya. Padahal Firman Tuhan berpesan di dalam Matius 5 : 13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam
itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Sedangkan Lukas 11:35 mencatat” Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan
menjadi kegelapan.

Oleh sebab itu jika hari ini hidup kita hendak menjadi berkat, maka kita harus meneladani apa
yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus dan memahami bahwa Yesuslah sumber berkat itu. Disini penulis
akan menulis sebagai orang percaya kita harus menjadi berkat bagi semua orang yaitu dengan mengasihi
sesama manusia dan terus belajar memberi yang terbaik bagi sekitar kita bahkan semua orang. Dan juga
hal tersebut adalah filsafat dari penulis sendir

B. Rumusan Masalah
1) apa itu menjadi berkat bagi orang lain?
2) Bagaimana caranya menjadi berkat bagi orang lain?
3) Bagaimana kita menerapkan menjadi berkat bagi orang lain?
BAB I
ISI

A. Hidup Menjadi Berkat


Berkat di dalam Perjanjian Lama berasal dari kata Ibrani: ‘berakha’ yang mempunyai arti: karunia benda
(material), lawan dari kata ‘kutuk’, dan pemberkatan. Sedangkan di dalam Perjanjian Baru kata itu berasal
dari kata Yunani: ‘eulogia’ yang berarti: terakhir, karunia rohani yang didatangkan oleh Injil, karunia
material, dan juga kemewahan.
Kata berkat tampil untuk pertama kalinya di awal kitab Kejadian, ketika Allah sedang
memperhatikan ciptaan-Nya di hari yang kelima: ‘Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
“Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-
burung di bumi bertambah banyak.” (Kejadian 1:22) Dan untuk terakhir kalinya kata itu tercantum di
dalam surat Petrus yang pertama. Tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati,karena untuk itulah
kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab : (1 Petrus 3:9b). Terbukti bahwa berkat memang
dianugerahkan oleh Tuhan kepada segenap ciptaan-Nya. Umatmanusia tak terkecualikan, baik yang ingin
diselamatkan, maupun yang menolaknya. Jadi segala sesuatu yang dari awalnya diciptakan oleh Bapa di
sorga, dunia dan segalaisinya, adalah berkat-berkat yang menjadi hak semua orang untuk dinikmati.

Sebagai orang percaya yang diberkati Tuhan harus selalu bersyukur dalam hidupnya karena
Banyak berkat-berkat Tuhan yang boleh ia rasakan dalam kehidupannya, dan itulah sebabnya Paulus
menyatakan: "Bersyukurlah dalam segala hal" (1 Tes. 5:18). Ada banyak kasih dan kebaikan Tuhan yang
telah diberikan kepadamanusia, dari hal-hal yang kita dapat rasakan sampai dengan hal-hal yang tidak kita
sadari bahwa kasih setia Tuhan turut bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia
(Roma 8: 28). Sehingga jangan membatasi berkat Allah hanya yang bersifat materi saja, supaya kita jangan
terjebak pada situasi dimana kedekatan kita kepada Tuhan justru hanya untuk memenuhi keinginan-
keinginan daging saja dan juga sikap yang hanya tahu meminta berkat namun tidak tahu mengucap syukur
atas berkat yang telah diberikan Tuhan. Maka berkat Tuhan jangan dibatasi dalam hal materi saja, sebab
banyak berkat-berkat Tuhan yang tidak dapat di pikirkan oleh manusia seperti nafas kehidupan dan juga
tatanan kehidupan yang dijadikan oleh Allah. Sehingga manusia tidak jatuh pada pemahaman yang salah
seperti contohnya: menganggap bahwa orang kaya adalah orang yang diberkati dan orang miskin adalah
orang yang tidak diberkati, sehingga berkat hanya dinilai dari segi materi saja.

W.S. Lasor menuliskan dalam bukunya, Jika kembali melihat perjalanan kehidupan Abraham yag dipanggil
oleh Tuhan keluar dari negerinya dan menuju negeri yang akan ditunjukkan oleh Allah kepadanya, bahwa
Abraham turut perintah menjadi orang yang diberkati dan menjadi berkat adalah karena iman kepada
Allah yang memanggilnya untuk menerima janji berkat tersebut (Gal. 3:8-9). Sebab jika bukan Tuhan yang
memanggilnya untuk menerima berkat tersebut apakah Abraham akan pergi? Menjadi orang yang
diberkati dan menjadi berkat adalah melalui iman kepada Tuhan.

Tuhan memanggil manusia keluar dari keinginan-keinginan duniawi dan mempercayakan


kehidupan kita kepada Tuhan sebagai sumber kehidupan dan sumber kebahagiaan kita. Jika manusia
mendekatkan diri kepada Tuhan hanya berorientasi pada berkatNya, maka manusia akan terjebak pada
sikap yang lebih mencintai pemberianNya daripada Sang pemberi, dan jika sudah seperti ini
keadaannya bagaimana seseorang dapat menjadi berkat kepada orang lain? Itulah sebabnya Tuhan Yesus
mengatakan: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu" (Mat. 6:33). Sehingga ketika seseorang mengutamakan Tuhan atau mencari Tuhan maka pasti
hidupnya akan menjadi berkat.
B. Sumber Berkat Adalah Yesus Sendiri
Berkat dari Tuhan itu bukan semata-mata kekayaan materi saja. Berkat Tuhan itu luas dan dalam tidak
dapat diukur dan dibatasi oleh pemikiran manusia. Bahkan ada sebuah berkat yang jarang dirasakan
sebagai berkat, bahkan oleh orang Kristen sekalipun, berkat itu adalah pemulihan hubungan antara
manusia dengan Allah, itu adalah “berkat sejati” yang seharusnya paling dikejar oleh umat manusia.
Berkat itu adalah Yesus Kristus sendiri. Berkat ini ironisnya adalah yang paling dihinakan bahkan dianggap
tidak bernilai dan tidak berguna oleh banyak orang. Mengapa orang tidak menghargai berkat yang berupa
pemulihan hubungan antara Allah dan manusia?Ini karena perbedaan pandangan antara Allah dan
manusia terhadap dosa. Manusia memandang dosa bukan hal yang fatal dalam hubungan dengan Allah.
Manusia mengira dosa seperti sebuah kesalahan biasa yang bisa mudah diperbaiki.
Penyelesaian masalah dosa dianggap seperti soal keliru biasa dalam perbuatankemudian diperbaiki
dengan gampang. Pengampunan dosa selalu Tuhan sediakan namun akibat dosa selalu harus ada
pertanggungan jawabanya, contohnya adalah dosayang dibuat oleh Daud, dia mendapat pengampunan,
namun ada akibat yang harus ditanggungnya. Konsep tanggung jawab terhadap dosa ini sering dilupakan
orang. pelayanannya banyak pasti lebih kudus dihadapan Tuhan. Jadi ketika sudah menjadi orang baik,
maka orang Kristen merasa pantas kalau Tuhan memberkati mereka dengan materi yang berkelimpahan.
Orang Kristen tidak merasa puas akan berkat penebusan dosa tapi minta lebih banyak berkat lagi yang
lain, karena apa? Sebab orang Kristen merasa layak dihadapan Tuhan. Niko Syukur Dister, OFM
mengatakan “Orang beriman harus juga menyelesaikan hidupnya dalam kegelapan sama seperti kristus.
Karena iman manusia mampu menyerahkan diri tetapi ia tetap tidak melihat kepada siapa ia menyerahkan
diri bdk 1 petrus 1:8 :1 Yoh 4 : 20.”

Segala hal yang dianggap perbuatan baik oleh manusia adalah sampah dihadapan Allah. Banyak
upaya manusia dilakukan untuk memperkenan hati Allah. Manusia mencari kebenaran akan tetapi selalu
tidak memperoleh kesimpulan akhir yang memuaskan. Jika akhirnya manusia berkesimpulan sudah
menemukan kebenaran, sebenarnya itu adalah kesimpulan yang salah, karena ketika manusia
berkesimpulan mereka tidak berdasarkan nilai-nilai yangditetapkan oleh Allah. Kesimpulan itu dibuat
berdasarkan apa yang dipandang benar oleh manusia tentang apa yang dikehendaki oleh Allah.

C. Berusaha Memberi Yang Terbaik


Memberi yang terbaik atau menjadi berkat bagi orang lain, tidak perlu harus dilakukan dengan sebuah
pemberian berupa barang yang mahal, atau aktivitas yang luar biasa. Memberi itu akan menjadi berkat
bagi orang lain, bisa dilakukan dengan saling menyapa, senyum yang tulus, hadir tanpa menghakimi.
Menjadi berkat juga berarti kata-kata kita tidak menimbulkan orang sakit hati, tidak menduga-duga
pikiran orang, tidak saling mencurigai dan saling memojokkan. Menjadi berkat berarti berusaha untuk
selalu mengatakan hal-hal yang baik bagi orang lain, seperti orang tua memberkati anak-anaknya, istri
memberkati suami, suami memberkati istri, orang tua selalu mengeluarkan kata-kata yang baik pada
anak-anaknya, meskipun terkadang anggota kluarga atau anak-anak dalam keluarga seakan tidak peduli
dengan apa yang dikatakan orang tua kepadanya. Di samping itu, menjadi berkat sangat berarti
mengerjakan pekerjaan dengan penuh tanggungjawab, jujur dalam bertindak, ramah dalam melayani
serta setia dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.

Berdasarkan struktur kalimat dalam Kejadian 12:1-3, kata “engkau akan menjadi berkat” lebih
tepat diterjemahkan dengan bentuk perintah sehingga terjemahannya menjadi : “jadilah berkat.” Jadi
fokus Abraham bukan kepada janji berkat Tuhan, tetapi kepada perintah untuk “pergi” dan “menjadi
berkat.” Selain itu, dalam tata bahasa Ibrani, kata “engkau akan menjadi berkat” mempunyai fungsi
menyatakan “tujuan” dari pemberian janji berkat itu. Jadi Tuhan menghendaki agar melalui berkatNya,
Abraham menjadi berkat dan saluran berkat Tuhan bagi yang lain.Dengan kata lain, tujuan berkat Tuhan
adalah untuk menjadi berkat bagi yang lain. Adapun berkat itu sendiri bukan semata-mata berkat jasmani,
tetapi juga berkat rohani(Kej. 12:3b)
Inilah sesungguhnya yang menjadi fokus Abraham pada waktu itu. Inilah juga yang seharusnya
menjadi fokus orang Kristen dengan berkat Tuhan. Memang melalui ketataan kita Tuhan akan
memberkati. Tetapi tidak berhenti sampai diberkati saja. Melalui berkat Tuhan itu, orang Kristen
diharapkan menjadi berkat dan saluran berkatTuhan bagi orang lain.

Hendri J.M Naowen menuliskan dalam bukunya “Memberkati adalah dalam bahasa latin
benedicere, secara harpiah bereti berbicara (=dicere) baik mengatakan sesuatu yang baik terhadap
seseorang, penjelasan ini penting bagi saya, saya perlu mendengar hal-hal yang baik yang dikatakan orang
mengenai diri saya, dan saya merasa. Kamu pun amat membutuhkan hal yang sama. Kita sering
mengatakan, kita saling meneguhkan, tanpa peneguhan hidup yang baik sangat berat. Memberikan berkat kepada
seseorang adalah peneguhan yang paling berarti yang dapat kita berikan. Berkat lebih dari sekedar kata-kata pujian atau
penghargaan, berkat lebih dari sekedar bakat-bakat yang ditunjukkan atau perbuatan baik, tetapai memberi berkat
meneguhkan dan mengatakan ‘ya’ atau mengakui bahwa seseorang itu adalah pribadi yang di kasihi Tuhan.”

Dalam masyarakat yang penuh dengan keegoisan ini, sebagai orang beriman harus memenuhi
setiap tempat yang ia masuki dengan berkat dan kebaikan kepada siapapun. Seseorang amat mudah lupa
bahwa ia adalah pribadi-pribadi yang dikasihi Allah dan pribadi yang terberkati. Sering kali seseorang itu
membiarkan segala kutuk di dunia ini menggelapkan hatinya, sehingga ia menjadi orang tidak peduli satu
dengan yang lain. Ingat, bahwa Allah telah memberikan kepada semua orang berkat yang sangat luar
biasa, yang hadir bersama kita, dan menyelamatkan kita melalui Yesus Putera-Nya. Yesus selalu
mengingatkan manusia agar selalu berbagi kasih dengan siapapun.
Kita adalah umat pilihan Allah dan anak-anak Allah. Kita dicintai dan diberkati oleh Allah dalam
dan melalui Yesus Putera-Nya. Inilah kebenaran yang seharusnya menjadi warta sukacita bagi kita, yang
selalu mengingatkan untuk hidup sebagai orang-orang terbekati dan memberkati. Memberi dengan tulus
adalah berkat. Hadir sebagai pribadi yang menyenangkan, membawa kegembiraan, adalah berkat. oleh
sebab itu setiap manusia harus sadar bahwa dalam dirinya seharusnya menjadi berkat bagi orang lain.
Pemberianya adalah berkat bagi semua orang

D. Mengasihi Sesama Manusia

Ketika seseorang mengaku bahwa ia mengasihi Tuhan, hal itu perlu ia buktikan dengan cara
bagaimana ia dapat menyenangkan hati-Nya, seperti yang kita lakukan terhadap orang-orang yang kita
kasihi. Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kasih, dan Ia telah membuktikannya melalui tindakkan-Nya.
Mengasihi sesama merupakan salah satu jawaban Yesus kepada orang yang bertanya soal “Hukum yang
Terutama”. Jawaban Yesus adalah “Hukum Kasih”, kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama, yang
merupakan pusat atau inti dari seluruh Hukum Taurat (Matius 22:40).

Seorang yang mengaku mengasihi Tuhan harus juga dapat mengasihi sesama, mengasihi sesama
adalah satu bukti dan wujud kasih kita kepada Tuhan, keduanya saling melengkapi dan tidak dapat
dipisahkan. Seseorang itu tidak dapat memenuhi hukum yang satu dan mengabaikan hukum yang
satunya, melakukan hukum yang satu berarti juga melakukan hukum yang lainnya, dan ia perlu melakukan
kedua hukum tersebut dengan segenap hati kita, segenap jiwa dan akal budi kita (Matius 22 : 37-39),
artinya kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan seluruh keberadaan kita.
Mother Theresa pernah berkata: “Tidak dicintai, tidak dipedulikan, diabaikan, dan dilupakan
merupakan kelaparan yang lebih menyakitkan daripada kelaparan karena tidak makan!” Kebutuhan dasar manusia
adalah cinta / dicintai , setiap orang akan merasa bahagia ketika dikasihi!

Dalam menikmati hidup ini, tidak jarang mengabaikan sesama kita, karena yang menjadi fokus
seseorang adalah “dirinya sendiri”. Saat seseorang benar-benar menghayati ajaran Kristus tentang kasih,
ia selalu disadarkan bahwa ia tidak hidup sendiri di tengah dunia ini. Hidup ini terlalu indah untuk dinikmati
sendiri. Seseorang ditantang untuk mempraktekan dan mereflksikan ajaran Tuhan tentang kasih. Hal
tersebuat tidak akan susah dilakukan karena didasari dari diri sendiri.

Hendra Rey menuliskan dalam bukunya “Oikodomos bearti saling peduliterhadap kebutuhan orang
lain, tujuannya supaya orang yang menerima kepeduliaan satu saat bisa juga terlibat dalam
mempedulikan kebutuhan orang lainnya lagi. Komunitas kristen akan kuat jika punya mental
salingmempedulikan kebetuhan orang lain.”

Dunia memang cenderung untuk terus membentuk manusia untuk bertambah egois dengan lebih
mementingkan diri sendiri di atas segalanya. Orang terus merasa kekurangan dan merasa perlu terus
menimbun. Mereka mengira bahwa kebahagiaan dan keamanan tergantung dari berapa besar harta yang
dimiliki. Maka tidak heran ketika seseorang mendengar banyak orang yang berkata dengan mudahnya:
“jangankan mengurusi orang lain dulu, untuk diri sendiri saja belum cukup.” Dunia boleh saja semakin
cenderung kepada gaya hidup individualis dan egois, tetapi lihatlah apa kata firman Tuhan yang berbicara
sebaliknya. “karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji- pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri.” (Filipi 2:2-3). Sehati, sepikir, satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan, itu menggambarkan
panggilan untuk bersatu dan bertindak bersama-sama seperti yang telah saya sampaikan dalam renungan
kemarin. Selanjutnya lihatlah bahwa kita pun diminta untuk bersikap rendahhati dengan mengedepankan
atau mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Sesungguhnya ini merupakan
hal penting yang harus dimilikioleh orang-orang percaya, karena kasih yang kita miliki seharusnya mampu
membuat kita untuk peduli kepada orang lain dan tidak berpusat kepada kepentingan diri sendiri. Ayat
selanjutnya kemudian berkata “dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” (ay 4).

Dengan demikian, jelas tidak pada tempatnya jika kita berharap Tuhan mencurahkan berkatNya
kepada kita tetapi kita tidak peka sama sekali dengan penderitaan orang lain. Kasih yang dicurahkan dari
Surga harusnya mampu membawakita untuk memiliki belas kasih kepada orang lain, bukan saja yang kita
kenal tetapi juga pada yang asing bagi kita

Iman dalam Kekristenan keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus Kristus, sehingga iman sangat
mempengaruhi kehidupan orang Kristen, karena imanlah syarat untuk masuk dalam kerajaan Allah. Tanpa
iman seseorang tidak mungkin berkenan kepada Allah atau tiket masuk dalam kerajaan sorga (Ibrani 11:6),
jadi iman adalah bagian yang memungkinkan manusia berhubungan dengan Tuhan, maka tanda-tanda
kerohanian yang terlihat di luar (eksternal) masih mungkin bersifat menipu atau tidak benar. Memang
iman itu harus berasal dari dalam diri manusia (hati), seterusnya dampak atau pengaruhnya bergerak ke
luar diri manusia itu sendiri (eksternal), bukan dari luar diri ke dalam.
Dalam kondisi beriman, remaja Kristen sering masih sebatas mengetahui iman dari yang didengar dari
gereja, yaitu sebatas pengakuan iman praktis iman percaya kepada Yesus Kristus. Tetapi belum ada bukti
bahwa mereka memiliki hubungan langsung secara pribadi dengan Tuhan. Bagaimana mereka
mempercayakan diri atau hidup mereka sepenuhnya kepada Tuhan sebagai orangpercaya masih belum
dapat diketahui dengan jelas. Pengakuan iman percaya Allah tidak mungkin datang dari iblis tetapi datang
dari Roh Allah (Matius 16:15-17).
Iman sangat dekat dengan firman Allah, sebab iman datang dari firman Allah (Ibrani 11:1). Firman
Allahpun memiliki kondisi yang sama dengan iman dalam kehidupan remaja Kristen, tidak banyak
dibicarakan, atau masih sangat kurang. Remaja Kristen terkesan seperti kehilangan minat untuk
mendengar, mengkaji dan mengerti firman Allah. Padahal dari sanalah iman berasal. Dalam praktik sehari-
hari firman Tuhan sering tidak dimasukkan menjadi agenda percakapan penting dalam kehidupan.
Pengakuan percaya kepada Tuhan yang didorong oleh Roh Allah, harus sejalan dengan pengakuan bahwa
seseorang beriman. Itu artinya orang beriman harus dekat dengan sumber iman itu sendiri (firman Allah).
Secara umum, iman adalah bahwa iman suatu dasar keselamatan bagi umat yang percaya kepada
Tuhan, karena Imanlah syarat masuk kerajaan sorga, tanpa memiliki iman seseorang tidak mungkin
berkenan kepada Allah (Ibrani 11:6). Dalam imanlah manusia bisa berhubungan dengan Tuhan, dan
membangun hubungan yang inti kepada Tuhan dengan kuat (Roma 10:17). Karena Iman juga yang
mendasarkan kita percaya kepada Tuhan, tanpa iman tidak ada pengertian percaya kepada Tuhan, secara
lebih khusus iman itu adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dann bukti tidak kita lihat.
(Ibrani 11:1).
Menurut (Eliyusu, 2020) Ada enam faktor yang mempengaruhi menyimpang iman sebagai berikut: (1)
berubahnya tujuan, (2) Dosa-dosa yang melekat, (3) rapuhnya fondasi iman, (4) hidup yang melimpah
materi, (5) ketakutan, (6) sibuk dengan hal-hal tidak berguna.
Pada zaman saat ini tidak banyak orang tua yang memberikan pengajaran iman kepada anak-anaknya,
akan tetapi tidak sedikit juga anak-anak yang mendapatkan pengajaran iman maka ia memiliki
pertumbuhan iman. Hal tersebut dapat terjadi, dikarenakan orang tua anak-anak tersebut sebenarnya
tidak memiliki iman yang diberikan oleh Kristus. (1 Korintus 13:2).

A. HIDUP KEKAL DAN PERBUATAN BAIK

Perbuatan baik merupakan suatu tindakan yangdiharapkan setiap orang. "arena tindakan ini sangat
menyentuhhati banyak orang, maka tidak mengherankan jika perbuatan baikdijadikan kelompok tertentu sebagai alat
untuk memperolehhidup kekal. Namun Alkitab tidak sependapat dengan keyakinansepert ini. Alkitab tidak
membenarkan dan mengajarkanpekerjaan baik sebagai sarana untuk memperole hidup kekal.

hidup kekal itu sepenuhnya anugerah Allah tidak serta merta diterima para teolog. Ada kelompok "risten
yang mempercayai bahwa ada partisipasi manusia dalam memperoleh hidup kekal, dan tanpa partisipasi itu nis$aya
manusia memperoleh hidup kekal. Pandangan ini pertama kali digagas oleh Arminius yang kemudian lima Pokok
Armenianisme dituliskan sebagai rangkuman ajarannya. Dalam rangkuman itu diuraikan bahwa karena manusia
memiliki partisipasi dalam memperoleh keselamatan, oleh karena itu keselamatan juga bergantung pada tiap-tiap
orang untuk memeliharanya. Dengan kata lain jika seseorang itu lalai, tidak setia dan taat, maka keselamatan itu bisa
hilang. Ajaran ini menitik beratkan tanggungjawab manusia
B.PERBUATAN BAIK SEBAGAI BUKTI KESELAMATAN

"etika Adam dan 3awa gagal menaati Allah di Taman 4den, yang akhirnya mereka jatuh ke dalam dosa (kej 3: 1-14)
sesungguh waktu itu Adam dan 3awa berada pada keadaan dimana mereka memiliki kehendak bebas untuk memilih
menaati Allah atau menolaknya (kej 2: 15-17). 9ika mereka menaat perintah Allah maka mereka memperoleh hidup
kekal, tetapi sebaliknya jika mereka gagal, mereka akan mati (kej 2:17), dan tidak memiliki hidup kekal. Dosa inil
dikenal dengan istilah teologis sebagai “dosa asal “ seejak kejatuhan Adam dan hawa, dosa telah menguasa manusia
dan menjadi sifat natur manusia yang diturunkan turun termurun. sebagai akibatnya, manusia tidak lagi memiliki
kehendak bebas seperti yang dimiliki Adam dan hawa sebelum jatuh ke dalam dosa. Tidak ada yang benar seorang
pun tidak, Tidak ada seorang pun yangberakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah, Semua orang telah
menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak(roma 3:10-12)
PENUTUP
KESIMPULAN

Sebagai seorang yang diberkati Tuhan, dalam hidupnya selagi masih ada kesempatan teruslah
menabuar Firman Tuhan terhadap orang-oarang yang belum mendengar. Firman Tuhan mengatakan
bahwa Tuhan akan membalas setiap orang yang sesuai perbuatannya. “yaitu hidup kekal kepada mereka
yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan
geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan
taat kepada kelaliman.” (Roma 2:7-8). Hidup kekal kepada yang tekun berbuat baik dan hidup dalam
kebenaran, tetapi murka dan geram kepada

orang-orang yang sibuk mementingkan diri sendiri dan tidak peduli kepada penderitaan orang
lain. Kerajaan Tuhan tidak akan bisa dinyatakan di dunia tanpa adanya kepedulian dari kita terhadap orang
lain. Ketika dunia mengarah kepada bentuk-bentuk individualis dan egoisme, janganlah kita malah
terseret ikut di dalam arusnya. Sebagai orang percaya harus bisa menunjukkan perbedaan sebagai anak-
anak Tuhan dan sahabat-sahabat Kristus, sehingga orang bisa melihat siapa Yesus itu secara benar.
Oleh sebab itu marilah kita bersatu dan bersama-sama memberi karya nyata didunia, keluar dari
batas-batas tembok gereja dan menjadi terang dan garam bagi sesama dan terus menyadari bahwa
Yesuslah sumber berkat itu dan menerapkannya dalam diri sendiri dan terhadap sesama. Hanya dengan
demikianlah kita bisa menyatakan besarnya kasih Tuhan kepada seluruh umat manusia

Anda mungkin juga menyukai