Juli 2023
Tema: Hidup Untuk Kerajaan Allah
TUJUAN:
1. Umat diajak menyadari takut akan Allah dalam kehidupan
keseharian
2. Umat di mampukan untuk mengakui dosa – dosanya dan
tunduk akan kuasa Allah
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 22:1-14
Tanggapan : Mazmur 13
Bacaan II : Roma 6:12-23
Bacaan Injil : Matius 10:40-42
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 2:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 275:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 158:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 348
Kidung Pangutusan : KPJ 445:1, 2
KETERANGAN BACAAN:
Kejadian 22:1-14
Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengambil dan
mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal, sebagai korban
bakaran di Gunung Moria (ay. 2). Keesokan harinya pagi-pagi
bangunlah Abraham, memanggil dua orang bujangnya dan Ishak,
anaknya; lalu berangkat menuju tempat yang dikatakan Allah (ay.
3). Ia langsung melakukan perintah Allah, tanpa bernegosiasi,
mengajukan pertanyaan atau keberatan atas perintah yang sangat
sulit, berat, dan bahkan tidak masuk akal itu. Abraham menaati
perintah Allah tanpa menunda-nunda.
Mazmur 13
Nyanyian Mazmur ini adalah doa atau ungkapan hati yang
jujur dari raja Daud yang bertolak dari pergumulan dan persoalan
hidupnya yang bertubi-tubi dan lama, sehingga ia mengungkapkan
keluhannya sampai 4 kali dengan kalimat: “Berapa Lama Lagi,
TUHAN,…”. Ay. 2 Ia merasa “dilupakan Tuhan terus-menerus” (dalam
4 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
waktu yang lama). Ia merasa “Tuhan diam/bersembunyi terhadap
persoalan perguumulan hidupnya”. Ay. 3 Ia merasa “Tuhan membiarkan
dia sedih dan kuatir” karena musuh dan persoalan lainnya. Ay. 4
Ia merasa “lama sekali Tuhan belum menjawab doanya”.
Dalam situasi dan kondisi yang berat itu, bagaimana
sebenarnya sikap dan iman Daud. Di jelaskan pada ayat 6 Ia tetap
percaya dan tetap berdoa kepada Tuhan. Ia tetap memelihara
relasi yang jujur, termasuk mengeluh kepada Tuhan. Ia tidak
pernah meragukan Tuhan. Tetap yakin akan kasih setia Tuhan.
Ay. 6 Ia tetap dapat melihat kebaikan Tuhan yang membuat dia
tetap dapat menyanyikan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Menghadapi situasi ini marilah kita belajar dari teladan raja
Daud, tetaplah percaya dan berdoa kepada Tuhan. Kita boleh
mengeluh dengan jujur di hadapan Tuhan, tapi jangan berhenti
pada keluhan, tetaplah pelihara relasi dengan Tuhan.
Jangan pernah meragukan kasih setia Tuhan. Persoalan dan
pergumulan hidup membuat kita makin bergantung kepada
Tuhan. Persoalan dan pergumulan hidup melatih dan membuat
iman kesetiaan kita kepada Tuhan makin teruji. Tetaplah lihat
kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Di tengah
pergumulan dan kesulitan hidup, masih lebih banyak kebaikan
Tuhan yang kita alami. Ini yang membuat kita tetap dapat
bersyukur dan memuji Tuhan.
Roma 6:12-23
Pada zaman Paulus, seorang hamba atau budak adalah orang
tidak mempunyai kemerdekaan. Ia adalah milik tuannya, ia
hidup untuk tuannya. Hidupnya dikontrol penuh oleh tuannya
itu. Itulah gambaran keterikatan manusia apabila berbuat dosa
atau menyerahkan diri kepada dosa. Namun Paulus
mengingatkan bahwa kita telah diselamatkan dan dibebaskan
dari perhambaan dosa. Kita bukan lagi hamba dosa, kita adalah
hamba Kristus yang hidup dalam kebenaran. Sebagai orang
Kristen perlu menyadari bahwa menjadi hamba itu bukan suatu
yang pasif menerima nasib saja. Menjadi hamba siapa kita,
tergantung pada sikap aktif kita menyerahkan diri kepada Allah
ataukah kepada dosa? (Ay. 18).
Matius 10:40-42
Sekilas tampak, perkataan Yesus membawa kontradiksi. Ia
yang adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya
bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Kedatangan
Kristus memang membawa damai, damai di antara manusia
dengan Allah dan damai di antara sesama manusia. Namun
demikian ada hal yang tidak dapat dielakkan, kedatangan Kristus
juga membawa pertentangan antara orang yang percaya kepada-
Nya dan yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini
dapat terjadi bahkan di antara orang–orang yang tinggal dalam
satu rumah atau di antara orang-orang yang memiliki pertalian
darah. Bila mengikut Yesus membuat orang terpisah dari
keluarganya, itulah harga yang harus ia tanggung. Yesus
menuntut orang percaya memprioritaskan Dia lebih daripada
sanak keluarganya (Ay. 37-38). Ini memang tidak mudah! Akan
tetapi Ia menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia–sia. Kristus
memberikan penghiburan kepada para murid. Pelayanan mereka
tidaklah sia-sia. Ada sukacita besar melebihi penderitaan
memikul salib (Ay. 40–42).
TEMA PERAYAAN
Pikullah Kuk dan Belajarlah Kepada-Nya
TUJUAN:
1. Mencintai sekaligus mentaati hukum Tuhan
2. Tuhan Mengajari kita untuk taat supaya manusia
dimerdekakan oleh Tuhan Allah
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 24:34-38, 42-49, 58-67
Tanggapan : Mazmur 45:11-18
Bacaan II : Roma 7:15-25a
Bacaan Injil : Matius 11:16-19, 25-30
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 69:1, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 155:1, 3
Kidung Kesanggeman : KPJ 103:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1–
Kidung Pangutusan : KPJ 77:1, 2
Keterangan Bacaan:
Kejadian 24:34-38, 42-49, 58-67
Kejadian pasal 24 ini menuturkan tentang Abraham yang
mencari pasangan untuk anaknya, Ishak. Ia mengutus hambanya
yang paling tua (yang terpercaya/yang telah lama bersamanya
dan mengenal serta tahu kehidupan/sejarah Abraham), untuk
menolongnya mencarikan istri bagi Ishak. Menariknya, Abraham
sebagai seorang ayah tentu menginginkan yang terbaik untuk
anaknya dan menurutnya perempuan tersebut mestilah dari
14 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
bangsa/negeri dari mana Abraham berada. Meskipun ia
mengharapkan perempuan yang baik yang berasal dari negeri
asalnya untuk anaknya, Abraham tetap memegang janji Tuhan
Allah. Tuhan Allah mengutusnya pergi dari negerinya dan tinggal
di tanah Kanaan. Oleh sebab itu, bilamana perempuan yang
dipikirnya adalah terbaik dari negeri asalnya tidak mau ikut
serta tinggal di tanah Kanaan. Maka, utusan Abraham pun tidak
boleh memaksa perempuan itu dan utusan Abraham itu pun juga
terbebas dari tugas tersebut. Sedangkan Ishak, anak Abraham
juga tidak diizinkan untuk keluar dari tanah Kanaan, sebagai
wujud ketaatan Abraham kepada Tuhan Allah yang
memanggilnya.
Abraham mengimani bahwa Tuhan akan menyertai utusan
Abraham berjumpa dengan perempuan yang akan menjadi
pasangan bagi Ishak. Utusannya pun bertemu dengan Ribka. Ia
tahu melalui cara perempuan ini memperlakukan orang asing
dengan keramahtamahan, bahwa perempuan inilah yang
diperkenan Tuhan bagi tuannya. Ribka ternyata bukan hanya
seorang perempuan dari negeri asal Abraham tetapi ia adalah
anak Betuel saudara Abraham. Dan ketika utusannya berjumpa
dengan keluarga Ribka dan menyampaikan maksudnya.
Kebaikan Tuhanlah yang diceritakan dulu sebagai dasar
kehidupan tuannya hingga saat ini, sebagaimana Abraham
mengimani dan menunjukkannya pada para hambanya. Dan
memang terjadilah seperti yang diimani oleh Abraham, seorang
perempuan dari bangsanya untuk Ishak, anaknya.
.
Mazmur 45:11-18
Mazmur ini berisi nasihat dan pujian kepada putri supaya
melepaskan ikatan dengan bangsa dan keluarganya (ay. 11.b)
Hal ini penting sebab beberapa kali raja Israel jatuh ke dalam
kekafiran atas pengaruh istri-istri mereka yang berasal dari luar
bangsanya (bnd I Raj.11:1-13). Raja sekarang adalah “tuannya”
yang berkuasa atasnya. Hendaknya putri menunjukkan
kerendahan hati untuk sujud kepadanya (ay. 12.b). Putri tidak
hanya diberi nasihat, tetapi juga disanjung (ay. 14-16). Ada
pernyataan yang mengandung janji dan membangkitkan harapan
Roma 7:15-25a
Pada pasal tujuh ini, Paulus menjelaskan tentang hukum
Taurat. Hukum Taurat itu suci, begitu pun dengan peraturan atau
perintah yang ada di dalamnya. Melalui hukum Taurat, umat
ditunjukkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak. Sehingga
secara sederhana dapat dikatakan bahwa melalui perintah yang
suci, umat jadi tahu apa itu dosa, yakni apa yang harus dilakukan:
haruslah dilakukan; apa yang dilarang dalam hukum Taurat itu:
tidak boleh dilakukan. Di luar itu adalah dosa.
Paulus menggunakan cara pandang yang secara kental
menunjukkan pemisahan antara tubuh dan roh. Misalnya, roh
ingin melakukan kebaikan tapi tidak bisa melakukan karena
tubuhnya justru ingin melakukan hal yang tidak baik. Seakan-
akan tubuh dan roh berpikir sendiri-sendiri dan tidak menjadi
satu kesatuan.
Bagi Paulus, perintah suci yang ada dalam hukum Taurat itu
adalah sesuatu yang rohani. Sedangkan Paulus merasa bahwa
dirinya tidaklah rohani. Sehingga seringkali ia merasa gagal
melakukan perintah dari hukum Taurat. Ia ingin melakukan yang
baik tetapi tidak mampu sebab ia tidak rohani. Ia dikuasai oleh
tubuhnya. Menurut pandangannya, tubuh adalah sesuatu yang
tidak rohani dan segala sesuatu yang tidak rohani dipandangnya
sebagai dosa. Maka bila ia tidak melakukan hukum Taurat, itu
karena ia terperangkap dalam tubuhnya dan itu dosa. Namun
dalam kesadarannya, ia menghayati bahwa satu-satunya yang
dapat menolongnya lepas dari dosa yang memerangkapnya
melalui tubuh yang fana ini adalah Tuhan Yesus Kristus. Untuk
itu ia sungguh percaya Tuhan menolongnya dan bersyukur ada
harapan untuk selamat.
TUJUAN:
1. Orang beriman sadar bahwa dirinya berada dalam pilihan
untuk mengikuti keinginan daging atau mewujudkan
kehendak Roh.
2. Orang beriman beroleh kesadaran tentang adeg iman dan
panggilannya sehingga beroleh kekuatan untuk terus
berjuang di tengah dunia.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 25:19-34
Mazmur Tanggapan : Mazmur 119:105-112
Bacaan II : Roma 8:1-11
Bacaan III : Matius 13:1-9, 18-23
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 11:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 46:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 59:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 120:1, 3
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 25:19-34
Cerita “makanan merah-merah” menunjukkan perbedaan
mendasar dalam diri Esau dan Yakub. Sekalipun mereka anak kembar,
namun secara fisik digambarkan sangat berbeda. Pun dalam hal
sifat dan karakternya. Esau yang bertubuh gagah dan berwatak
keras, namun memiliki cara pandang yang sempit. Sebaliknya,
Yakub dengan tubuh yang lebih kecil dan bersifat tenang,
ternyata mampu melihat lebih jauh ke depan. Hak kesulungan
mengandung banyak hal, di antaranya tentang pembagian materi,
kekuasaan, bahkan juga berkat-berkat dari orang tua. Kepemilikan
atas hak ini akan menentukan langkah kehidupan selanjutnya. Esau
memandang enteng hak kesulungan ini dan tidak mengelolanya
dengan baik. Ia bahkan rela menukarnya dengan sup kacang merah,
yang merupakan makanan yang sangat sederhana hanya demi
memuaskan keinginannya sesaat. Esau kalah dalam perjuangan
untuk mempertahankan hak kesulungannya. Sebagai orang beriman
kita dikaruniai hak sebagai anak-anak Tuhan. Kita diundang
untuk mempertahankannya dan ini adalah sebuah perjuangan.
Jangan sampai hanya karena hal-hal yang “remeh” menjadikan
kita kehilangan kepemilikan atas anugerah yang utama tersebut.
Mazmur 119:105-112
Hidup beriman adalah sebuah perjuangan, demikian
nampaknya Pemazmur memaknai perjalanannya Bersama
dengan Tuhan, Pemazmur menyadari bahwa hidup di tengah-
Roma 8:1-11
Keinginan daging memiliki kekuatan untuk mengarahkan
hidup manusia menjauh dari Allah. Buahnya adalah perlawanan
kepada Allah yang menuju kepada maut. Sedangkan karya Allah
yang memerdekakan hadir dalam iman kepada Yesus Kristus.
Masalahnya adalah kesadaran akan karya Allah ini seringkali
tersamarkan oleh kuasa daging yang masih dihidupi oleh
manusia. Kuatnya keinginan daging menjerat manusia sehingga
tidak dapat memahami bahwa kemerdekaan dalam Kristus
seharusnya membawa kepada kehidupan yang dipimpin oleh
Roh, bukan lagi tunduk pada keinginan daging. Bagian surat ini
hendak membangun kesadaran pembacanya bahwa keinginan
daging sudah dikalahkan oleh karya Kristus, sehingga tidak ada
ruang bagi orang beriman untuk tetap tunduk pada kuasa
kedagingan itu. Sebaliknya, orang beriman diajak untuk
menyadari bahwa Allah yang memanggil kepada keselamatan
juga menghendaki untuk hidup dalam pimpinan roh. Ini adalah
sebuah kesadaran yang memampukan untuk berjuang.
Kesadaran bahwa Roh Kristus ada dalam setiap orang beriman
dan memberi daya untuk mewujudkan hidup yang dipimpin oleh
Roh.
TUJUAN:
1. Orang beriman sadar dirinya dikenal oleh Tuhan dengan
sangat baik, sehingga dimampukan merasakan
pemeliharaan Tuhan dalam seluruh hidupnya.
2. Dengan kesadaran bahwa Tuhan mengenal dan memelihara
kehidupannya, orang beriman dimampukan hidup dalam
kehendak Tuhan dengan cara yang baru serta dikuatkan
dalam perjuangan iman di tengah dunia.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 28:10-19a
Tanggapan : Mazmur 139:1-2, 23-24
Bacaan II : Roma 8:12-25
Bacaan Injil : Matius 13:24-30, 36-43
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 26 :1, 2, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 55 :1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 67 :1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 161 :1 -
Kidung Pangutusan : KPJ 452 :1, 2
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 28:10-19a
Pasca “penipuan” yang dilakukan Yakub kepada Ishak, ia
harus kabur ke Padan-Aram untuk berlindung di rumah Laban,
pamannya. Kemarahan dan kegeraman Esau yang mengancam akan
membunuh Yakub bisa jadi mendatangkan ketakutan baginya.
Perjalanan ke Padan-Aram tentu bukanlah perjalanan yang santai
dan menyenangkan, tetapi sebuah pelarian yang menegangkan bagi
Yakub. Di tengah ketakutan itu, Yakub mendapatkan peneguhan dari
Tuhan tentang janji penyertaan kepadanya dan kepada keturunannya.
Di sini Tuhan menyatakan pengenalan-Nya kepada Yakub sebagai
penerus janji kepada Abraham. Hal ini memberikan kekuatan kepada
Yakub untuk tetap beriman kepada Tuhan di tengah pelariannya,
juga menjadi landasan iman bagi Yakub dalam langkah kehidupan
selanjutnya. Betel menjadi penanda bagi Yakub dan kelak bagi
keturunannya untuk yakin bahwa Tuhan mengenal umat-Nya dan
akan pengenalan itu membuahkan karya pemeliharaan yang nyata.
Roma 8:12-25
Allah sendiri mengenal kita dan berkenan menyelamatkan
kita melalui karya Kristus. Roh Kudus memberikan kesaksian
dalam hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah yang diberi
keberanian untuk menyapa Allah sebagai Bapa kita. Kedekatan
relasi inilah yang mendorong kita untuk hidup dalam cara yang
baru, yakni di bawah kepemimpinan Roh Kudus. Kesadaran
bahwa kita dikenal oleh Allah memampukan kita untuk tidak lagi
tunduk kepada daging, yang artinya kita hidup dalam kehendak
Allah. Pun kesadaran itu menguatkan kita untuk berjuang
sebagai orang-orang yang berpengharapan sekalipun
berhadapan dengan keadaan dunia yang tidak menyenangkan.
Melalui kesadaran ini, Paulus ingin mengajak pembaca suratnya
untuk memiliki keberanian hidup dengan identitas sebagai anak-
anak Allah, yang mengenal dan dikenal oleh Bapanya.
“Wiu..wiu..wiu..thot..thot..thot..wiu..wiu..wiu..!!!”
(Pengkhotbah bisa menyuarakan seperti sirine mobil)
Apa yang ada di benak kita ketika mendengar suara seperti
ini, khususnya ketika kita sedang berkendara..? Sebagian dari
kita akan menduga bahwa ada kendaraan prioritas yang akan
melintas, seperti pemadam kebakaran, ambulan, iring-iringan
jenazah, dll. Akhirnya kita meminggirkan kendaraan sejenak dalam
rangka memberikan jalan. Namun jujur saja sebagian dari kita
mungkin saat ini sudah mulai apatis ketika mendengar suara sirine,
karena pengalaman di jalan raya seringkali justru kendaraan-
kendaraan non prioritas dengan plat sipil yang membunyikan
sirine memekakkan telinga. Mereka memaksa pengguna jalan lain
memberikan jalan sekalipun bukan dengan alasan yang darurat.
Mungkin hanya ingin melaju cepat, mungkin kebelet, atau mungkin
hanya ingin menampakkan arogansi di jalan raya. Rotator strobo
dan sirine memang boleh dipasang serta dibunyikan oleh
kendaraan tertentu. Hal ini bertujuan agar mereka diketahui dan
mendapat perhatian dari pengendara lain serta mendapatkan
prioritas di jalan raya.
Tentu tujuannya bukan sekadar agar bebas melenggang,
namun ada tujuan yang lebih utama. Pemadam kebakaran segera
mencapai lokasi kebakaran dan memadamkan, ambulan segera
tiba di rumah sakit dan pasien mendapat pertolongan, dan lain-
lainnya. Masalahnya adalah ada oknum-oknum tidak bertanggung
jawab yang turut memasang rotator strobo dan sirine di
kendaraannya, lalu dibunyikan hanya demi kepentingannya sendiri.
Orang-orang seperti ini mempergunakan pengenalan masyarakat
akan rotator strobo dan sirine secara keliru, berakibat tergerusnya
empati masyarakat bahkan pada kendaraan prioritas yang
berhak menggunakannya. Semoga di kalangan warga gereja
tidak ada orang-orang caper (cari perhatian) dengan cara seperti
ini. Jika ada dan hadir dalam ibadah ini, segeralah bertobat!!!
TUJUAN:
Jemaat menyadari bahwa untuk memperoleh kerajaan Allah
dibutuhkan perjuangan dan komitmen yang tinggi.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 29:15-28
Tanggapan : Mazmur 105:1-11, 45b
Bacaan II : Roma 8:26-39
Bacaan Injil : Matius 13:31-33, 44-52
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 17:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 98:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 122:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 186:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 124:1, 2
KETERANGAN BACAAN
Kejadian 29:15-28
Kitab kejadian dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
pertama dimulai pasal 1-11 mengisahkan tentang penciptaan
dunia dan keluarga manusia pertama, air bah dan munculnya
bahasa-bahasa yang berbeda. Sedangkan pasal 12-50
mengisahkan kehidupan para leluhur umat Israel dan
perjuangan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Kejadian
29:15-28 mengisahkan perjuangan Yakub di rumah Laban.
Dituliskan diayat sebelumnya bahwa Yakub masih mempunyai
hubungan darah dengan Laban itulah awal mula Laban
menerima Yakub untuk tinggal di rumahnya selama satu bulan
dengan bekerja padanya. Yakub tidak meminta upah kepada
Laban. Hal ini dipertegas di ayat 15: ”masakan karena engkau
adalah sanak saudaraku, engkau bekerja untuk ku dengan Cuma-
Cuma? Katakanlah kepada ku apa yang patut menjadi upahmu”.
Yakub ingin bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel
anak Laban yang mempunyai sikap elok dan paras cantik.
Waktu tujuh tahun bekerja di rumah Laban dirasakan sangat
cepat oleh Yakub karena ia sangat mencintai Rahel. Tetapi
ketika kesepakatan waktu selesai Yakub meminta upah sesuai
kesepakatan: ”berikanlah bakal istri ku, sebab jangka waktuku
Mazmur 105:1-11
Kitab Mazmur berisi nyanyian pujian, doa untuk pertolongan
Allah dan juga berbagai perasaan yang dialami oleh manusia,
sukacita dan dukacita, keraguan dan kepercayaan, keputusasaan
dan pengharapan, balas dendam dan mengampuni, kemarahan
dan ketenangan. Mazmur 105:1-11 merupakan mazmur pujian
yang dinaikkan umat kepada Tuhan karena segala perbuatan
yang telah dilakukanNya. Daud menyuruh Asaf dan saudara-
saudaranya menaikan yanyian syukur kepada Tuhan karena
semua perbuatan yang telah dilakukan pada masa yang telah
dilaluinya. Pada ayat 1 pada kalimat bersyukurlah kepada Tuhan,
serukanlah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya diantara
bangsa-bangsa. Pada ayat ini Daud menyerukan sekaligus
mengajak anak cucu Abraham, Yakub, orang-orang pilihan Allah
untuk menyatakan syukur kepada Allah karena perbuatan dan
karya Allah disepanjang kehidupan yang telah mereka lewati.
Ungkapan syukur tersebut dapat berupa:
1. Nyanyian syukur dan mempercakapkan segala
perbuatanNya yang ajaib (ay. 2). Segala perbuatan Allah
yang ajaib dalam kehidupan ini perlu dibagikan kepada
orang lain supaya nama Tuhan diagungkan
46 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
2. Mencari Tuhan dan kekuatanNya (4) supaya dapat
merasakan suka cita
3. Mengingat perbuatan-perbuatan ajaib, mujizat-mujizat serta
penghukuman-penghukuman yang diberikan kepada
umatNya. Dengan demikian umat pilihanNya akan hidup
setia karena ada hukuman yang diterima ketika tidak
menaati perintah dan suka cita ketika merasakan mujizat
dan mengingat perbuatan-perbuatan ajaib yang telah
dilakukan Tuhan. Dengan demikian Allah memberikan tanah
kanaan yang menjadi impian tempat yang didambakan
sebagai milik pusaka yang ditentukan bagi para pemimpin
atau umat pilihanNya.
Roma 8:26-39
Jemaat Roma terdiri dari sekelompok orang yang beriman
kepada Yesus, hidup di Roma jauh sebelum Paulus
merencanakan kunjungannya ke sana. Terdiri dari orang Kristen
Yahudi yang menaati taurat dan kembali ke Roma setelah
dibuang beberapa tahun sebelumnya dan non Yahudi yang
menaati taurat dan baru mengimani Kristus. Roma 8 merupakan
bagian dari pembagian garis besar menjalankan hidup beriman
yang baru. Kemugkinan kehidupan beriman baru ini terjadi
setelah Paulus mengadakan kunjungannya ke Roma. Dalam
suratnya pada jemaat Roma kususnya pasal 8 ini Paulus menulis
tentang pengharapan anak-anak Allah dalam penderitaan,
perjuangan zaman sekarang. Meskipun saat ini kita telah
terbebas dari hukum taurat tetapi masih tetap berjuang untuk
hidup yang sekarang dijalani. Hal itu juga yang dirasakan oleh
jemaat di Roma yang berjuang untuk iman mereka. Bukan
sebuah pekerjaan yang mudah untuk beralih dari iman lama
pada iman yang baru, untuk itu Paulus mengunjungi dan
memberikan pengajaran-pengajaran yang sesuai dengan injil
Kristus mengenai janji-janji Allah untuk memberi penolong telah
digenapi dalam Yoh 14:16 yaitu Roh kebenaran yg selalu
menyertai dalam setiap perjuangan hidup yang dijalani termasuk
yang diungkapkan melalui doa (ay. 26).