Anda di halaman 1dari 58

KHOTBAH JANGKEP

Panduan Merayakan Liturgi Gereja

Juli 2023
Tema: Hidup Untuk Kerajaan Allah

Khotbah Jangkep Juli 2023 1


DAFTAR TEMA PERAYAAN IMAN
BULAN JULI 2023

Minggu, 2 Juli 2023 .............................................................................. 3


Minggu Biasa IX-Minggu ke-5 setelah Pentakosta (Hijau)
Takut akan Allah atau Takut akan Dosa?

Minggu, 9 Juli 2023 ........................................................................... 12


Minggu Biasa X-Minggu ke-6 setelah Pentakosta (Hijau)
Pikullah Kuk dan Belajarlah Kepada-Nya

Minggu, 16 Juli 2023 ........................................................................ 24


Minggu Biasa XI-Minggu ke-7 setelah Pentakosta (Hijau)
Keinginan Roh versus Keinginan Daging

Minggu, 23 Juli 2023 ........................................................................ 34


Minggu Biasa XII-Minggu ke-8 setelah Pentakosta (Hijau)
Allah Mengenal Umat-Nya

Minggu, 30 Juli 2023 ........................................................................ 44


Minggu Biasa XIII- Minggu ke-9 setelah Pentakosta (Hijau)
Berjuang untuk Harta yang Paling Berharga

2 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 2 Juli 2023
Minggu Biasa IX - Minggu ke-5 setelah Pentakosta (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Takut akan Allah atau Takut akan Dosa?

TUJUAN:
1. Umat diajak menyadari takut akan Allah dalam kehidupan
keseharian
2. Umat di mampukan untuk mengakui dosa – dosanya dan
tunduk akan kuasa Allah

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 22:1-14
Tanggapan : Mazmur 13
Bacaan II : Roma 6:12-23
Bacaan Injil : Matius 10:40-42

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anugerah : Roma 6:14
Petunjuk Hidup Baru : Roma 6:19
Persembahan : Ulangan 14:23

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : PKJ 184:1, 2
Nyanyian Penyesalan : KJ 144B:1-3
Nyanyian Kesanggupan : PKJ 264:1, 2
Nyanyian Persembahan : PKJ 271
Nyanyian Pengutusan : PKJ 183:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 2:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 275:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 158:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 348
Kidung Pangutusan : KPJ 445:1, 2

Pdt. Maranatha Aji Kusuma, S.Pd.K (GKJ Bangsa, Cilacap)


Khotbah Jangkep Juli 2023 3
DASAR PEMIKIRAN
Kalender Liturgi, Hari Biasa, Minggu Biasa IX, “Hukum Yang
Paling Utama”. Bagi orang percaya, takut akan Allah lebih memaknai
bagaimana rasa takut adalah rasa hormat kepada Allah. Marilah
kita sebagai umat Tuhan yang takut akan Tuhan hendaknya
selalu mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut
cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Rasa hormat dan takjub inilah arti dari “takut akan Allah”
bagi orang-orang Kristen. Inilah faktor yang memotivasi kita untuk
berserah pada sang Pencipta alam semesta. Amsal 1:7 mengatakan,
“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ….” Dengan
kita mengembangkan rasa takut yang penuh hormat kepadaNya,
kita tidak akan memiliki kebijaksanaan yang sejati. Takut akan
Allah adalah dasar bagi kita untuk mengikuti jalanNya, melayani
Dia, dan, terutama, mengasihi Dia. Takut akan Allah berarti
memiliki rasa hormat hingga berdampak kepada cara hidup kita.
Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk
kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub.

KETERANGAN BACAAN:
Kejadian 22:1-14
Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengambil dan
mempersembahkan Ishak, anaknya yang tunggal, sebagai korban
bakaran di Gunung Moria (ay. 2). Keesokan harinya pagi-pagi
bangunlah Abraham, memanggil dua orang bujangnya dan Ishak,
anaknya; lalu berangkat menuju tempat yang dikatakan Allah (ay.
3). Ia langsung melakukan perintah Allah, tanpa bernegosiasi,
mengajukan pertanyaan atau keberatan atas perintah yang sangat
sulit, berat, dan bahkan tidak masuk akal itu. Abraham menaati
perintah Allah tanpa menunda-nunda.

Mazmur 13
Nyanyian Mazmur ini adalah doa atau ungkapan hati yang
jujur dari raja Daud yang bertolak dari pergumulan dan persoalan
hidupnya yang bertubi-tubi dan lama, sehingga ia mengungkapkan
keluhannya sampai 4 kali dengan kalimat: “Berapa Lama Lagi,
TUHAN,…”. Ay. 2 Ia merasa “dilupakan Tuhan terus-menerus” (dalam
4 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
waktu yang lama). Ia merasa “Tuhan diam/bersembunyi terhadap
persoalan perguumulan hidupnya”. Ay. 3 Ia merasa “Tuhan membiarkan
dia sedih dan kuatir” karena musuh dan persoalan lainnya. Ay. 4
Ia merasa “lama sekali Tuhan belum menjawab doanya”.
Dalam situasi dan kondisi yang berat itu, bagaimana
sebenarnya sikap dan iman Daud. Di jelaskan pada ayat 6 Ia tetap
percaya dan tetap berdoa kepada Tuhan. Ia tetap memelihara
relasi yang jujur, termasuk mengeluh kepada Tuhan. Ia tidak
pernah meragukan Tuhan. Tetap yakin akan kasih setia Tuhan.
Ay. 6 Ia tetap dapat melihat kebaikan Tuhan yang membuat dia
tetap dapat menyanyikan syukur dan pujian kepada Tuhan.
Menghadapi situasi ini marilah kita belajar dari teladan raja
Daud, tetaplah percaya dan berdoa kepada Tuhan. Kita boleh
mengeluh dengan jujur di hadapan Tuhan, tapi jangan berhenti
pada keluhan, tetaplah pelihara relasi dengan Tuhan.
Jangan pernah meragukan kasih setia Tuhan. Persoalan dan
pergumulan hidup membuat kita makin bergantung kepada
Tuhan. Persoalan dan pergumulan hidup melatih dan membuat
iman kesetiaan kita kepada Tuhan makin teruji. Tetaplah lihat
kebaikan Tuhan yang telah menyelamatkan kita. Di tengah
pergumulan dan kesulitan hidup, masih lebih banyak kebaikan
Tuhan yang kita alami. Ini yang membuat kita tetap dapat
bersyukur dan memuji Tuhan.

Roma 6:12-23
Pada zaman Paulus, seorang hamba atau budak adalah orang
tidak mempunyai kemerdekaan. Ia adalah milik tuannya, ia
hidup untuk tuannya. Hidupnya dikontrol penuh oleh tuannya
itu. Itulah gambaran keterikatan manusia apabila berbuat dosa
atau menyerahkan diri kepada dosa. Namun Paulus
mengingatkan bahwa kita telah diselamatkan dan dibebaskan
dari perhambaan dosa. Kita bukan lagi hamba dosa, kita adalah
hamba Kristus yang hidup dalam kebenaran. Sebagai orang
Kristen perlu menyadari bahwa menjadi hamba itu bukan suatu
yang pasif menerima nasib saja. Menjadi hamba siapa kita,
tergantung pada sikap aktif kita menyerahkan diri kepada Allah
ataukah kepada dosa? (Ay. 18).

Khotbah Jangkep Juli 2023 5


Hanya karena kasih karunia Allah, Yesus Kristus telah
menebus dan membebaskan kita dari dosa dan membuat kita
menjadi hamba kebenaran. Pengorbanan Yesus Kristus
membayar seluruh hutang dosa manusia. Dalam pandangan
Paulus, manusia menjadi sangat berharga bagi Allah. Kita
dijadikan orang-orang yang merdeka dari dosa, menjadi hamba
Kristus dan kebenaran. Hidup kita bagi Dia! Hidup dalam
kekudusan dan kemuliaanNya! Sekali lagi Paulus mengingatkan
kepatuhan pada dosa akan membuat hidup kita tidak berbuah,
memalukan dan berujung maut. Tetapi ketaatan pada kebenaran
dan hidup kudus akan membawa pada hidup kekal.

Matius 10:40-42
Sekilas tampak, perkataan Yesus membawa kontradiksi. Ia
yang adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya
bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Kedatangan
Kristus memang membawa damai, damai di antara manusia
dengan Allah dan damai di antara sesama manusia. Namun
demikian ada hal yang tidak dapat dielakkan, kedatangan Kristus
juga membawa pertentangan antara orang yang percaya kepada-
Nya dan yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini
dapat terjadi bahkan di antara orang–orang yang tinggal dalam
satu rumah atau di antara orang-orang yang memiliki pertalian
darah. Bila mengikut Yesus membuat orang terpisah dari
keluarganya, itulah harga yang harus ia tanggung. Yesus
menuntut orang percaya memprioritaskan Dia lebih daripada
sanak keluarganya (Ay. 37-38). Ini memang tidak mudah! Akan
tetapi Ia menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia–sia. Kristus
memberikan penghiburan kepada para murid. Pelayanan mereka
tidaklah sia-sia. Ada sukacita besar melebihi penderitaan
memikul salib (Ay. 40–42).

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Tuhan Allah memberikan firman-Nya supaya manusia
mengetahui akan apa yang menjadi kehendak dan perintahNya.
Melalui ketetapan firman-Nya yang disampaikan itu, Allah
menghendaki agar umat-Nya beroleh keselamatan dan hidup.
6 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
Sehingga setiap orang percaya dituntut untuk mematuhi firman
dan kehendak Allah itu. Karena setiap orang hendaknya Takut
Akan Allah sebagai wujud nyata bagaimana kita sebagai umatnya
harus taat dan melakukan firman Allah dan kehendakNya, Kita
sebagai orang percaya Ketika takut akan Tuhan serta taat akan
mendapatkan kemuliaan dan hidup bersama Allah. Sekalipun
harus mengalami penderitaan, pencobaan, tantangan dan
pergumulan dalam hidup di dunia.

Khotbah Jangkep Juli 2023 7


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA

TAKUT AKAN ALLAH ATAU TAKUT AKAN DOSA?

Dalam kehidupan bersama di masyarakat tentunya ada


peraturan, norma-norma dan etika yang harus ditaati untuk
kebaikan bersama.
Juga berlaku dalam kehidupan keluarga, setiap keluarga
tentunya mempunyai aturan-aturan yang mengikat setiap
anggota keluarga. Aturan yang dibuat dan disepakati menuntut
ketaatan setiap anggota keluarga di dalamnya. peraturan dibuat
dan disepakati dengan tujuan menciptakan ketertiban,
kedisiplinan dan kenyamanan bersama.
Dalam Rasul Paulus menasehati jemaat Roma agar mereka
hidup menurut kehendak Allah. Hendaknya jemaat Roma
menjadi hamba Kristus dan tidak lagi menjadi hamba dosa yang
diperbudak dengan keinginan kedagingan. Dalam suratnya
Paulus mengingatkan jemaat Roma akan aturan Allah agar setiap
orang yang percaya tidak menyerahkan anggota tubuh mereka
kepada dosa tetapi menyerahkan diri kepada Allah (Ay. 13).
Paulus menegaskan kembali di dalam Kristus, umat yang percaya
tidak lagi hidup di dalam bayang-bayang Hukum Taurat tetapi
mereka hidup dalam kasih karunia Allah. Mereka bukan hamba
dosa melainkan hamba Kristus yang hidup dalam kebenaran dan
pengudusan. Janji Allah bagi mereka yang hidup dalam
kebenaran adalah hidup kekal di dalam Kristus Yesus, sebaliknya
mereka yang tidak setia dan hidup dalam dosa mendapatkan
upahnya yaitu maut/mati.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan pada para murid dan
orang-orang Yahudi waktu itu akan penganiayaan dan
penderitaan yang akan terjadi sebagai konsekuensi mengikut
Dia. Perkataan Tuhan Yesus, Ia datang bukan membawa damai
melainkan pedang, harus kita pahami bahwa kedatangan Kristus
memang membawa damai, damai di antara manusia dengan
Allah dan damai di antara sesama manusia. Namun demikian ada
hal yang tidak dapat dielakkan, kedatangan Kristus membawa
pertentangan antara orang yang percaya kepada-Nya dan yang
8 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini dapat terjadi
bahkan di antara orang-orang yang tinggal dalam satu rumah
atau di antara orang-orang yang memiliki pertalian darah. Bila
mengikut Yesus membuat orang terpisah dari keluarganya,
itulah harga yang harus ia tanggung. Yesus menuntut orang
percaya memprioritaskan Dia lebih daripada sanak keluarganya
(Ay. 37-38). Ini memang tidak mudah! Akan tetapi Ia
menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia-sia. Disinilah Tuhan
Yesus memberikan aturan dalam hal mengikut Dia, yaitu
1. Janganlah takut dengan penganiayaan maupun penderitaan
yang akan terjadi. (Mat. 10:26)
2. Mau dan tidak malu mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat (Mat. 10:32)
3. Mau memikul salibnya dan terus setia mengikut Yesus (Mat.
10:38).

Hidup dalam persekutuan dengan Allah, setiap orang


percaya hendaknya merasakan penyertaan, pertolongan dan
keselamatan dari Allah. Keluarga yang selalu marasa bahwa
Allah tidak pernah membiarkan mereka berjalan seorang diri.
Allah selalu ada di sisi mereka melewati setiap perjalanan hidup
yang berliku. Keluarga yang hidup dalam penyerahan penuh
kepada pemeliharaan Allah atas hidupnya. Orang percaya yang
percaya akan kasih setia dan kasih karunia Allah yang ada dalam
hidup mereka. Oleh karena itu, kita mau hidup dalam peraturan
Allah senantiasa memperkatakan kebenaran. Hendaknya
membangun dengan dasar Kasih Kristus, dimana setiap anggota
di dalamnya dapat saling terbuka, jujur, dan saling mengasihi.
Dan hidup menjadi hamba Kristus yang senantiasa menyatakan
kebenaran dalam hidupnya.
Kini marilah kita mulai melangkah menapaki setiap langkah
kehidupan kita didalam ketaatan akan peraturan Tuhan Allah.
Kiranya keluarga kita mampu untuk terus setia melakukan
kebenaran dan kehendak Allah di dalam hidup keluarga kita
masing-masing. Tuhan menyertai dan memberkati keluarga kita
semua. Amin.

Khotbah Jangkep Juli 2023 9


KHOTBAH JANGKEP BAHASA JAWA

AJRIH DHATENG ALLAH UTAWI DHATENG DOSA?

Ing satengahing masyarakat tamtu wonten aturan, norma-


norma lan etika ingkang kedah dipun ugemi kangge kasaenan
sesarengan.
Mekaten ugi kaliyan gesang bebrayatan, saben brayat tamtunipun
nggadhahi aturan-aturan ingkang ngiket saben anggotaning
brayat. Aturan ingkang dipun damel lan dipun sarujuki punika,
ngajak sedaya anggotaning brayat supados purun mbangun
turut. Tujuanipun supados saben anggota brayat nggadhahi
tanggel jawab lan supados nglairaken katertiban, disiplin lan
kasaenaning anggotanin brayat sedayanipun.
Kadosdene Rasul Paulus ingkang ngengetaken pasamuwan
ing Rum supados gesang miturut karsanipun Gusti Allah.
Pasamuwan ing Rum kedah dados abdinipun Sang Kristus, boten
dados abdinipun dosa malih ingkang gesang nuruti pepenginaning
daging. Ing seratipun Paulus, ngengetaken pasamuwan ing Rum
dhateng pranatanipun Gusti Allah supados tiyang kang pitados
boten masrahaken badanipun dateng dosa nanging masrahaken
gesang dumateng Gusti Allah (Ay. 13). Paulus nandhesaken
malih, Ing Sang Kristus, para umat pitados lan boten gesang
malih wonten ayang-ayanging Toret ananging gesang ing sih
rahmating Allah. Tiyang-tiyang punika sanes abdi dosa malih
ananging abdipun Sang Kristus ingkang gesang wonten kaleresan
lan kasucen. Prasetyanipun Gusti Allah kanggenipun tiyang
ingkang gesang ing kaleresan lan kasucen inggih punika gesang
langgeng wonten ing Kristus Yesus. Kosokwangsulipun tiyang
ingkang boten setya dateng Gusti lan gesang ing dosa badhe
nampi upahipun inggih punika pati.
Gusti Yesus piyambak ingkang mucal dhateng para sakabat
lan tiyang-tiyang Yahudi nalika semanten, badhe nandhang
aniaya lan kasangsaran nalika dados panderekipun Gusti Yesus.
Pangandikanipun Gusti Yesus, sambet kaliyan tetembungan
Panjenenganipun rawuh boten mbeta tentrem ananging pedang,
kedah kita mangertosi bilih rawuhipun Gusti Yesus Kristus
10 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
dadosaken tentrem, tentrem ing antawisipun manungsa kaliyan
Gusti Allah lan tentrem ing antawisipun sesami manungsa. Senajan
mekaten wonten perkawis ingkang boten saged dipun selaki bilih
rawuhipun Gusti Yesus mbeta pasulayan antawis tiyang ingkang
pitados dhateng Gusti kaliyan tiyang ingkang boten pitados,
antawisipun peteng lan pepadhang. Pasulayan punika saged
kedadosan ing antawisipun tiyang-tiyang ingkang manggen ing
setunggal griya utawi ing antawisipun tiyang-tiyang ingkang
gadhahi sesambetan pasedherekan. Bilih tiyang ndherek Gusti
dadosaken tiyang punika pisah saking brayatipun, punika
satunggaling regi ingkang kedah dipuntanggel. Gusti Yesus
ngersaaken tiyang pitados ngutamekaken Panjenganipun langkung
inggil tinimbang sanak sabrayatipun (Ay. 37-38). Punika panci
boten gampil! Nanging Gusti sampun prajanji bilih pilihan punika
boten badhe muspra. Ing ngriki Gusti Yesus maringi paugeran
bab perkawis ndherek Panjenenganipun, inggih punika:
1. Sampun ngantos ajrih ngadhepi panganiaya utawi
kasangsaran ingkang badhe kelampahan (Mat. 10:26).
2. Purun lan boten isin ngakeni Gusti Yesus minangka Gusti lan
Juru Wilujeng (Mat. 10:32).
3. Purun manggul salibipun piyambak lan tansah setya
ndherek Gusti Yesus (Mat.10:38).
Gesang ing patunggilaning Allah, saben brayat tansah
ngraosaken panganthi, pitulungan lan kawilujengan saking Gusti
Allah. Brayat ingkang tansah ngraosaken bilih Gusti Allah boten
nate nilar kita lumampah piyambakan. Gusti Allah tansah wonten ing
sisih kita nglangkungi gesang ingkang kebak reribet. Brayat ingkang
gesang kanthi masrahaken gesangipun ing pangrimatanipun
Gusti Allah. Brayat ingkang pitados dhateng sih katresnan lan sih
rahmatipun Allah ing salebeting gesangipun. Karana punika
saben brayat Kristen kedah gesang ing pranatanipun Gusti Allah
inggih punika tansah ngaturaken pangucap ingkang leres. Gesang
ingkang kabangun kanthi dhasar katresnaning Gusti Yesus
Kristus lan gesang suci. Umatipun dipun timbali gesang suci,
dados abdinipun Gusti Yesus Kristus ingkang tansah nedahaken
kaleresan ing salebeting gesangipun.

Khotbah Jangkep Juli 2023 11


Kita tansah nggadhahi pangajeng-ajeng dhateng Gusti Allah
karana Panjenenganipun ingkang nuntun kita. Wonten
prasetyanipun Gusti Allah ingkang kapringaken dhateng kita
menawi kita sumadya gesang suci ing patunggilanipun, inggih
punika gesang langgeng ing Gusti. Sapunika mangga kita
nglampahi gesang srana manut dateng pranataning Gusti Allah.
Mugi brayat kita saged tansah setya tuhu nindakaken kaleresan
lan karsanipun Gusti Allah ing satengahing brayat kita piyambak-
piyambak. Gusti Allah tansah nganthi lan mberkahi kita sedaya.
Amin.

12 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 09 Juli 2023
Minggu Biasa X - Minggu ke-6 setelah Pentakosta (Hijau)

TEMA PERAYAAN
Pikullah Kuk dan Belajarlah Kepada-Nya

TUJUAN:
1. Mencintai sekaligus mentaati hukum Tuhan
2. Tuhan Mengajari kita untuk taat supaya manusia
dimerdekakan oleh Tuhan Allah

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 24:34-38, 42-49, 58-67
Tanggapan : Mazmur 45:11-18
Bacaan II : Roma 7:15-25a
Bacaan Injil : Matius 11:16-19, 25-30

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anuggerah : Mazmur 19:8-12
Petunjuk Hidup Baru : Amsal 3:11-12
Persembahan : Amsal 3:9-10

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 21:1, 4
Nyanyian Penyesalan : KJ 26:1, 3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 370:1, 4
Nyanyian Persembahan : KJ 302:1-
Nyanyian Pengutusan : KJ 400:1, 3

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 69:1, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 155:1, 3
Kidung Kesanggeman : KPJ 103:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1–
Kidung Pangutusan : KPJ 77:1, 2

Pdt. Maranatha Aji Kusuma, S.Pd.K (GKJ Bangsa, Cilacap)


Khotbah Jangkep Juli 2023 13
DASAR PEMIKIRAN
Tema hari ini adalah memikul Kuk Kristus? Apa arti memikul
Kuk Kristus? Mengapa bukan memikul salib Kristus? Paul W.
Powel dalam bukunya yang berjudul ‘Murid Sejati’ mengatakan:
Yesus memakai dua lambang yang besar bagi penyerahan diri.
Yang pertama adalah salib dan yang kedua adalah Kuk.
Tuhan Yesus berkata: Markus 8:34: “Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
dan mengikut Aku”, dan dalam Matius 11:29: “Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Jadi ada
dua keharusan, maka yang harus dilakukan oleh orang percaya,
yang pertama adalah memikul salib dan yang kedua memikul
kuk Kristus. Mau tidak mau dan merupakan keharusan.
Salib merupakan alat kematian; kuk merupakan alat untuk
bekerja keras. Salib merupakan lambang kematian, kuk
merupakan lambang pelayanan. Salib mengingatkan kita kepada
darah; kuk mengingatkan kita kepada keringat. Kedua hal ini
merupakan lambang dari penyerahan diri, ketaatan dan
pelayanan kita.
Dalam rangka meresponi undangan Perjamuan Kudus
Tuhan, bahwa Khotbah minggu ini mengajak kita untuk kembali
mengintrospeksi diri sampai sejauh mana bentuk penyerahan
diri, ketaatan dan pelayanan kita kepada-Nya. Karena Kristus
sendiri telah menyerahkan diri, telah taat bahkan sampai mati di
atas kayu salib demi kita yang berdosa. KiranyaTuhan menolong
kita.

Keterangan Bacaan:
Kejadian 24:34-38, 42-49, 58-67
Kejadian pasal 24 ini menuturkan tentang Abraham yang
mencari pasangan untuk anaknya, Ishak. Ia mengutus hambanya
yang paling tua (yang terpercaya/yang telah lama bersamanya
dan mengenal serta tahu kehidupan/sejarah Abraham), untuk
menolongnya mencarikan istri bagi Ishak. Menariknya, Abraham
sebagai seorang ayah tentu menginginkan yang terbaik untuk
anaknya dan menurutnya perempuan tersebut mestilah dari
14 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
bangsa/negeri dari mana Abraham berada. Meskipun ia
mengharapkan perempuan yang baik yang berasal dari negeri
asalnya untuk anaknya, Abraham tetap memegang janji Tuhan
Allah. Tuhan Allah mengutusnya pergi dari negerinya dan tinggal
di tanah Kanaan. Oleh sebab itu, bilamana perempuan yang
dipikirnya adalah terbaik dari negeri asalnya tidak mau ikut
serta tinggal di tanah Kanaan. Maka, utusan Abraham pun tidak
boleh memaksa perempuan itu dan utusan Abraham itu pun juga
terbebas dari tugas tersebut. Sedangkan Ishak, anak Abraham
juga tidak diizinkan untuk keluar dari tanah Kanaan, sebagai
wujud ketaatan Abraham kepada Tuhan Allah yang
memanggilnya.
Abraham mengimani bahwa Tuhan akan menyertai utusan
Abraham berjumpa dengan perempuan yang akan menjadi
pasangan bagi Ishak. Utusannya pun bertemu dengan Ribka. Ia
tahu melalui cara perempuan ini memperlakukan orang asing
dengan keramahtamahan, bahwa perempuan inilah yang
diperkenan Tuhan bagi tuannya. Ribka ternyata bukan hanya
seorang perempuan dari negeri asal Abraham tetapi ia adalah
anak Betuel saudara Abraham. Dan ketika utusannya berjumpa
dengan keluarga Ribka dan menyampaikan maksudnya.
Kebaikan Tuhanlah yang diceritakan dulu sebagai dasar
kehidupan tuannya hingga saat ini, sebagaimana Abraham
mengimani dan menunjukkannya pada para hambanya. Dan
memang terjadilah seperti yang diimani oleh Abraham, seorang
perempuan dari bangsanya untuk Ishak, anaknya.
.
Mazmur 45:11-18
Mazmur ini berisi nasihat dan pujian kepada putri supaya
melepaskan ikatan dengan bangsa dan keluarganya (ay. 11.b)
Hal ini penting sebab beberapa kali raja Israel jatuh ke dalam
kekafiran atas pengaruh istri-istri mereka yang berasal dari luar
bangsanya (bnd I Raj.11:1-13). Raja sekarang adalah “tuannya”
yang berkuasa atasnya. Hendaknya putri menunjukkan
kerendahan hati untuk sujud kepadanya (ay. 12.b). Putri tidak
hanya diberi nasihat, tetapi juga disanjung (ay. 14-16). Ada
pernyataan yang mengandung janji dan membangkitkan harapan

Khotbah Jangkep Juli 2023 15


calon permaisuri untuk mengambil bagian dalam kehormatan
yang diberikan kepada raja; baik dari luar negeri maupun dari
dalam negeri (ay. 13). Orang-orang akan datang membawa
persembahan kepada raja baik berupa pengakuan maupun untuk
mengambil muka. Mazmur ini menggambarkan Kristus sebagai
Raja dan putri adalah umat TUHAN yang setia.

Roma 7:15-25a
Pada pasal tujuh ini, Paulus menjelaskan tentang hukum
Taurat. Hukum Taurat itu suci, begitu pun dengan peraturan atau
perintah yang ada di dalamnya. Melalui hukum Taurat, umat
ditunjukkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak. Sehingga
secara sederhana dapat dikatakan bahwa melalui perintah yang
suci, umat jadi tahu apa itu dosa, yakni apa yang harus dilakukan:
haruslah dilakukan; apa yang dilarang dalam hukum Taurat itu:
tidak boleh dilakukan. Di luar itu adalah dosa.
Paulus menggunakan cara pandang yang secara kental
menunjukkan pemisahan antara tubuh dan roh. Misalnya, roh
ingin melakukan kebaikan tapi tidak bisa melakukan karena
tubuhnya justru ingin melakukan hal yang tidak baik. Seakan-
akan tubuh dan roh berpikir sendiri-sendiri dan tidak menjadi
satu kesatuan.
Bagi Paulus, perintah suci yang ada dalam hukum Taurat itu
adalah sesuatu yang rohani. Sedangkan Paulus merasa bahwa
dirinya tidaklah rohani. Sehingga seringkali ia merasa gagal
melakukan perintah dari hukum Taurat. Ia ingin melakukan yang
baik tetapi tidak mampu sebab ia tidak rohani. Ia dikuasai oleh
tubuhnya. Menurut pandangannya, tubuh adalah sesuatu yang
tidak rohani dan segala sesuatu yang tidak rohani dipandangnya
sebagai dosa. Maka bila ia tidak melakukan hukum Taurat, itu
karena ia terperangkap dalam tubuhnya dan itu dosa. Namun
dalam kesadarannya, ia menghayati bahwa satu-satunya yang
dapat menolongnya lepas dari dosa yang memerangkapnya
melalui tubuh yang fana ini adalah Tuhan Yesus Kristus. Untuk
itu ia sungguh percaya Tuhan menolongnya dan bersyukur ada
harapan untuk selamat.

16 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Matius 11:16-19, 25-30
Yesus telah melakukan panggilan pelayanannya. Karya-
karya-Nya membebaskan dan memberi kelegaan bagi banyak
orang. Meski banyak karya pembebasan yang telah dilakukan
oleh Yesus, baik melalui mujizat atau pengajaran-pengajaran-
Nya. Tetapi hal itu tidak mudah membuat orang percaya pada
Yesus. Bahkan Yohanes Pembaptis yang dipakai oleh Allah untuk
mewartakan kedatangan Sang Mesias pun juga banyak tidak
didengarkan oleh orang-orang. Hal tersebut tampak pada saat
Yohanes Pembaptis menghayati hidup dengan memilih hidup di
padang gurun, bertarak: tidak makan seperti orang lain dan
minum anggur serta tekun mewartakan firman Tuhan. Ia justru
dicela, dipandang sebagai orang kerasukan setan: hidup dengan
cara tidak wajar seperti kebanyakan orang. Begitu Yesus
melakukan pelayannya dengan memilih cara yang berbeda
dengan Yohanes Pembaptis. Yesus memilih untuk duduk dan
makan bersama siapa saja. Yesus pun juga dicela.
Memang ada orang-orang yang berniat untuk tidak percaya,
tidak peduli siapa dan apa yang dilakukan oleh orang pilihan
Tuhan. Bisa jadi kebaikan yang telah dinyatakan oleh siapa saja yang
diutus oleh Tuhan (bahkan oleh Yohanes Pembaptis, kemudian
Yesus Kristus sendiri) memang tidak dapat dimengerti sebab
lebih mengandalkan kepandaian dan kebijaksanaannya sendiri.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Karya penyelamatan terus dilakukan Allah di sepanjang
hidup manusia. Caranya pun beragam dan terus menerus ada di
tengah dunia ini dan berlaku bagi siapa saja. Namun tidak selalu
bisa dirasakan oleh semua orang. Hanya orang yang memang
memiliki niatan penuh untuk percaya pada Tuhan saja yang bisa
merasakan bagaimana Tuhan berkarya, sekalipun berat
tantangan atau pergumulannya tentu tetap dapat merasakan
karya Tuhan menyertainya seperti yang terjadi pada Abraham
dan Paulus. Sedangkan orang yang memang tidak berniat untuk
percaya, akan sulit pula merasakan karya Tuhan. Bahkan bila itu
dikerjakan sendiri oleh Tuhan yang datang ke dunia sebab
hatinya memang tidak percaya.

Khotbah Jangkep Juli 2023 17


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA

PIKULLAH KUK DAN BELAJARLAH KEPADA-NYA

Saudara yang terkasih, tidak jarang kita ingin segala sesuatu


bisa berjalan dengan pasti dalam hidup ini. Kita ingin masa
depan kita pasti, permohonan yang kita lakukan pasti membawa
kesembuhan, Pekerjaan, studi serta makanan yang akan kita
makan besok pasti ada, kebutuhan untuk besok pasti tercukupi,
sampai doa yang kita panjatkan juga terkabul secara pasti persis
dengan yang kita minta.
Saudara yang terkasih, saat Abraham diutus oleh Tuhan
keluar dari bangsanya menuju pada tanah yang dijanjikan,
Abraham tidak tahu pasti kemana tujuannnya. Tetapi Abraham
dan keluarga beserta para hambanya tetap berangkat, hingga
sampai di Kanaan dengan selamat. Ketika di tanah Kanaan,
Abraham berpikir untuk mencarikan istri bagi Ishak, anaknya.
Perempuan mana? Perempuan dari bangsanya sendiri, bukan
perempuan tanah Kanaan. Pastinya perempuan yang mana? Ia
pun belum tahu. Abraham meyakini Tuhan akan menolong
utusannya berjumpa dengan perempuan yang ia imani
diperkenan Tuhan akan menjadi istri bagi Ishak. Iman yang
demikian dicontoh dan dilakukan oleh utusan Abraham. Bahwa
Tuhan akan menolongnya berjumpa dengan perempuan bagi Ishak.
Keyakinan kepada Tuhan sedari awal sudah menjadi laku
hidup dalam keluarga Abraham hingga semua hambanya. Sehingga
segala sesuatu yang dilakukan, didasari penuh pada iman: Tuhan
akan menolongnya. Oleh sebab itu, ketika perjalanan sampai di
dekat mata air, tempat para perempuan mengambil air, terjadi
sebagaimana tanda yang diminta pada Tuhan.
Tentu tanda bukan satu-satunya bukti dari sebuah iman.
Tanda pun dapat berubah-ubah. Poinnya adalah bahwa niatan
untuk percaya kepada Tuhan bukan sekedar dilakukan ketika
ada sesuatu yang hendak dicapai. Percaya kepada Tuhan
dilakukan sebagai jalan hidup: ketika jalan di depan tampak
benderang dan pasti atau penuh tanda tanya dan misteri. Juga
ketika melakukan kegiatan sehari-hari atau untuk sebuah

18 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


perencanaan beberapa hari, bulan atau tahun ke depan. Ketika
iman telah menjadi jalan hidupnya, yakni karena telah niatkan
untuk selalu percaya pada Tuhan di setiap saat. Tanda apapun
yang diberikan oleh Tuhan, tampak persis seperti yang kita
minta atau berbeda, tampak menakjubkan atau tampak biasa
saja. Maka orang beriman akan mengerti bahwa itu adalah karya
Tuhan. Sederhananya, yang beriman akan mengerti bahwa
Tuhan menjawab doanya melalui cara apapun.
Tetapi bila iman bukan sebagai jalan hidup, percaya kepada
Tuhan tidak diniatkan sejak awal, maka apapun yang ditunjukkan
Tuhan untuk menyayangi, menolong, menjawab doa pun akan
berlalu begitu saja. Bahkan bila Tuhan sendiri pun yang datang
menjumpai dan menolong, akan berlalu begitu saja. Sebab
memang sedari awal tidak berniat untuk percaya sepenuhnya
kepada Tuhan. Misalnya saja, ingin hidup dalam kebenaran. Tetapi
ketika ditunjukkan oleh Yohanes pembaptis melalui cara hidupnya
yang bertarak; malah dianggap kerasukan setan. Dan ketika
Yesus sendiri datang, menunjukkan cara hidup yang mau makan
bersama, malah dicela. Jadi poinnya bukan sekedar tentang tanda,
bukan tentang siapa yang datang, tetapi tentang iman, bagaimana
tetap percaya kepada Tuhan dalam segala kondisi.
Beriman kepada Tuhan artinya meniatkan diri untuk percaya
penuh pada Tuhan. Dan hal itu tidak selalu mudah dijalani. Paulus
merasakan itu sulit untuk dilakukan. Ada banyak hal yang bisa
membuat kita tidak sungguh-sungguh percaya pada Tuhan. Sebab
beriman itu tidak sekedar melaksanakan aturan Taurat tetapi
ada atau tidak ada aturan tetap percaya kepada Tuhan. Dan bagi
Paulus, satu-satunya yang dapat menolongnya untuk tetap percaya
dan selamat hanyalah Tuhan sendiri.
Saudara-saudara yang terkasih, kita menyadari bahwa dalam
dunia tidak ada yang pasti. Cara Tuhan menjawab kita, tanda
yang diberikan, siapa yang dipakaiNya semua itu juga tidak bisa
kita pastikan. Bagaimana hidup kita beberapa jam lagi dan
bagaimana masa depan anak cucu kita, semua serba tidak pasti.
Namun, dari ketiga bacaan hari ini kita bisa belajar bahwa beriman
kepada Tuhan adalah meniatkan dan melakukannya. Melatih diri
untuk memiliki niatan yang sungguh percaya pada Tuhan dan
tetap melangkah dengan percaya pada Tuhan.
Khotbah Jangkep Juli 2023 19
Sekalipun Abraham tidak tahu bagaimana perempuan bagi
Ishak, tetapi melalui imannya, Abraham percaya Tuhan akan
menolongnya. Itu diteladankan pada anak dan hamba-hambanya.
Sekalipun Paulus merasa dirinya lemah, tetapi melalui iman, ia
percaya Tuhan menolongnya. Dan itu dibagikan melalui suratnya
kepada jemaat-jemaat. Dan setiap orang yang berbeban berat
pun disilakan untuk merasakan kelegaan melalui percaya kepada
Tuhan yang berkarya dengan banyak cara atau melalui siapa
saja.
Percaya dengan sepenuh hati kepada Tuhan itu mestilah
diajarkan sejak dini kepada anak cucu kita, supaya percaya itu
tidak pernah berhenti dan iman itu menjadi jalan hidupnya.
Maka saudara yang terkasih, apapun tandanya, siapapun yang
dipakai-Nya, bagaimanapun kondisinya, karya kasih Tuhan yang
melegakan dapat dirasakan.

20 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


KHOTBAH JANGKEP BAHASA JAWA

MANGGUL PASANGAN LAN NGANGSU KAWRUH DHATENG


GUSTI

Para kekasihipun Gusti, asring kita punika kepingin punapa


kemawon ing gesang kita sarwa pinesthi. Mangsa ing ngajeng
pinesthi saged kelampahan lan sae, panyuwnan ingkang kita
tindakaken saged ndadosaken kita saras malih, tetedhan kangge
benjing cumawis, kabetahan punapa kemawon mesthi kacekapan,
ngantos pandonga ingkang kita aturaken dhumateng Gusti,
dipunsembadani lan mesthi sami kados ingkang kita pikajengaken.
Sedherek ingkang kinasih, nalika Abraham dipunutus dening
Gusti Allah medal saking nagarinipun tumuju panggenan ingkang
kaprasetyaaken. Abraham enggal nindakaken ingkang dipunkersakaken
Gusti Allah, sanajan mboten mangertos wonten ing pundi panggenan
punika. Ing kasunyatanipun Abraham saha brayat lan para
abdinipun, saged mlebet ing tanah prajanjian inggih punika tanah
Kanaan kanthi tentrem rahayu. Nalika mapan ing tanah Kanaan
punika, Abraham kepingin Ishak, putranipun, saged pikantuk semah
ingkang sae. Nanging semah kagem Ishak mesthi kapendhet
saking bangsa saking papan dunungipun Abraham. Mboten
kepareng tiyang estri saking bangsa Kanaan. Lajeng tiyang estri
ingkang pundi ingkang nedahaken saged dados semah ingkang
sae kangge Ishak? Abraham mboten mangertos. Ananging
Abraham pitados kanthi gumolonging manah, bilih Gusti Allah
badhe nuntun abdinipun lan mitulungi supados saged kepanggih
kaliyan tiyang estri ingkang badhe dados semahipun Ishak.
Kapitadosanipun dhumateng Gusti, sampun dados lampah
gesangipun Abraham sabrayat lan dipunwulangaken ugi dhateng
para abdinipun. Punapa kemawon ingkang badhe dipuntindakaken,
mesthi dipunlandhesi pitados dhumateng Gusti: bilih Gusti paring
pitulungan. Pramila, nalika abdinipun sampun celak sumur
ingkang adat saben para estri mendhet toya, ing ngriku sang abdi
kepanggih kaliyan tiyang estri kados tandha ingkang dipunsuwun
dhumateng Gusti. Punika keyakinanipun abdi punika minangka
salah satunggaling cara Gusti Allah mitulungi.

Khotbah Jangkep Juli 2023 21


Tamtu, tanda punika sanes bukti iman. Tanda ugi saged
benten, saged gantos. Nanging wosipun niat pitados dhumateng
Gusti Allah punika mboten namung katindakaken nalika wonten
pepinginan ingkang badhe dipuntuju. Pitados dhumateng Gusti
Allah kedah dados lakuning gesang saben dinten: nalika
margining gesang kebak ing pepadhang utawi nalika ngadhepi
pepeteng, nalika nindakaken pandamelan pandintenan ugi nalika
ndamel rancangan kangge mbenjingipun, wulan ngajeng utawi
kangge taun-taun ingkang badhe kalampahan. Nalika kapitadosan
dhumateng Gusti sampun dados lakuning gesangipun, mila tanda
punapa kemawon ingkang kaparingaken dening Gusti: sami
kados ingkang kita suwun, ingkang ngeram-eramaken utawi
ingkang biasa kemawon mboten dados perkawis. Sacara ringkes,
tiyang ingkang pitados kanthi tumemen badhe mangertos lan
saged ngraosaken kanthi cara punapa kemawon Gusti makarya
ing gesangipun.
Ananging, menawi kapitadosan dhumateng Gusti Allah
mboten dados lakuning gesangipun, punapa kemawon caranipun
Gusti Allah paring pitedah, paring wangsulan tumrap pandonga-
pandonga kita, paring pitulungan, sedaya punika mboten saged
karaosaken amargi pancen mboten niat pitados. Contonipun,
kepingin gesang leres. Gusti Allah ngutus Yokanan Pambaptis,
lumantar cara gesangipun miji gesang ing pasamuwan, pasa
gesang miyambakan; ananging malah kadakwa kerasukan
dhemit. Lajeng Gusti Yesus piyambak ingkang rawuh, nedahaken
cara gesang kersa dhahar sesarengan tiyang dosa, nanging nggih
tetep dipunpaido.
Sejatosipun pakaryanipun Gusti Allah sampun wonten ing
satengahing gesang, lumantar Yokanan utawi Yesus sacara
langsung. Amargi mboten niat pitados, sedaya punika namung
nglaha. Nanging kangge tiyang ingkang pitados kanthi tumemen
saged dados margining berkat. ringkesipun sanes tanda punapa
ingkang kaparingaken dening Gusti, ugi sinten ingkang rawuh,
nanging ingkang wigati inggih punika bab kapitadosan, kados
pundi kita pitados dhumateng Gusti ing satengahing kahanan
ingkang sarwa mboten mesthi punika.
22 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
Pitados dhumateng Gusti Allah punika legawa masrahaken
gesang ing pangrimatipun. Awit pitados punika mboten namung
nindakaken bab ingkang sampun kaserat dados paugeraning
Torat. Pancen mboten gampil dipunlampahi, kathah prekawis
ingkang dadosaken kita awrat kangge pitados. Ananging Iman
punika, wonten punapa mboten wonten aturan tetep pitados
dhumateng Gusti. Miturut pamanggihipun Paulus, namung Gusti
Allah piyambak ingkang saged mitulungi kita kangge tetep
pitados dhumateng Panjeneganipun.
Para sedherek ingkang kinasih, kita ngrumaosi bilih ing
donya punika keawontenanipun sarwi mboten mesthi. Caranipun
Gusti paring wangsulan, tanda ingkang dipunparingaken, sinten
ingkang dipunutus, sedaya punika mboten mangertosi. Kados
pundi gesang kita, gesangipun anak putu kita, sedaya sarwi
mboten mngaertos. Nanging, saking tiga waosan dinten punika,
kita saged sinau supados tetep pitados ing kawontenan punapa
kemawon.
Sanajan Abraham mboten mangertos tiyang estri ingkang
dados semahipun Ishak, nanging lumantar pitados dhateng Gusti,
mesthi Panjenenganipun badhe paring pitulungan. Punika
ingkang ugi kawulangaken dening Abraham dhateng putra lan
abdinipun. Mekaten ugi Paulus, sanajan rumaos mboten gadhah
daya lan kuwasa, nanging lumantar kapitadosanipun, Gusti Allah
kersa paring pitulungan lan dados sarana martosaken dhateng
pasamuwan-pasamuwan. Dene kangge sinten kemawon ingkang
ngalami prekawis entheng utawi awrat, Gusti marengaken sinten
kemawon ngraosaken pitulungan ingkang dipunagem Gusti.
Pitados kanthi gumolonging manah, jiwa raga prayoginipun
dipunwucalaken dhateng para putra lan wayah, supados kapitadosan
kita mboten mandheg, kepara saged dados margining gesang.
Pramila para sedherek ingkang kinasih, punapa kemawon
tandhanipun lan ing kawontenan punapa kemawon, pitulunganipun
Gusti ingkang njalari bingah ing manah mugi tansah saged
karaosaken. Amin

Khotbah Jangkep Juli 2023 23


Minggu, 16 Juli 2023
Minggu Biasa XI - Minggu ke-7 setelah Pentakosta (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Keingingan Roh versus Keinginan Daging

TUJUAN:
1. Orang beriman sadar bahwa dirinya berada dalam pilihan
untuk mengikuti keinginan daging atau mewujudkan
kehendak Roh.
2. Orang beriman beroleh kesadaran tentang adeg iman dan
panggilannya sehingga beroleh kekuatan untuk terus
berjuang di tengah dunia.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 25:19-34
Mazmur Tanggapan : Mazmur 119:105-112
Bacaan II : Roma 8:1-11
Bacaan III : Matius 13:1-9, 18-23

DAFTAR AYAT PENDUKUNG LITURGIS


Berita Anugerah : Yohanes 14:26
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 3:17
Persembahan : Roma 12:1-2

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 10:1, 3
Nyanyian Penyesalan : KJ 39:1, 3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 389:1, 3
Nyanyian Persembahan : KJ 299
Nyanyian Pengutusan : KJ 436:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 11:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 46:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 59:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 120:1, 3

Pdt. Nicolaus Satriyo Nugroho, S.Si (GKJ Kabluk, Semarang)

24 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


DASAR PEMIKIRAN
Selama hidup di dunia, orang beriman berada dalam dua
kondisi yang beririsan. Keadaan sebagai manusia daging yang masih
berjumpa dengan keinginan-keinginannya, namun juga keadaan
sebagai manusia rohani yang sudah diselamatkan Tuhan. Kontradiksi
antara keinginan daging dan keinginan roh ini menempatkan
orang beriman dalam posisi untuk menentukan sikapnya. Inilah
perjuangan iman yang sesungguhnya, yakni ketika orang beriman
harus memilih kepada sisi mana ia mencondongkan hidupnya.

KETERANGAN BACAAN
Kejadian 25:19-34
Cerita “makanan merah-merah” menunjukkan perbedaan
mendasar dalam diri Esau dan Yakub. Sekalipun mereka anak kembar,
namun secara fisik digambarkan sangat berbeda. Pun dalam hal
sifat dan karakternya. Esau yang bertubuh gagah dan berwatak
keras, namun memiliki cara pandang yang sempit. Sebaliknya,
Yakub dengan tubuh yang lebih kecil dan bersifat tenang,
ternyata mampu melihat lebih jauh ke depan. Hak kesulungan
mengandung banyak hal, di antaranya tentang pembagian materi,
kekuasaan, bahkan juga berkat-berkat dari orang tua. Kepemilikan
atas hak ini akan menentukan langkah kehidupan selanjutnya. Esau
memandang enteng hak kesulungan ini dan tidak mengelolanya
dengan baik. Ia bahkan rela menukarnya dengan sup kacang merah,
yang merupakan makanan yang sangat sederhana hanya demi
memuaskan keinginannya sesaat. Esau kalah dalam perjuangan
untuk mempertahankan hak kesulungannya. Sebagai orang beriman
kita dikaruniai hak sebagai anak-anak Tuhan. Kita diundang
untuk mempertahankannya dan ini adalah sebuah perjuangan.
Jangan sampai hanya karena hal-hal yang “remeh” menjadikan
kita kehilangan kepemilikan atas anugerah yang utama tersebut.

Mazmur 119:105-112
Hidup beriman adalah sebuah perjuangan, demikian
nampaknya Pemazmur memaknai perjalanannya Bersama
dengan Tuhan, Pemazmur menyadari bahwa hidup di tengah-

Khotbah Jangkep Juli 2023 25


tengah dunia sarat dengan tantangan. Namun kesadaran untuk
mendekat kepada Tuhan melalui olah firman dan olah iman
memampukannya untuk bertahan. Pemazmur mengolah firman
dan menjadikannya tuntunan untuk melangkah dalam
kehidupan. Pun Pemazmur berolah iman melalui laku kehidupan
yang tertuntun oleh firman. Dalam dua hal ini Pemazmur
menemukan kekuatan untuk melalui segala tantangan
kehidupan.

Roma 8:1-11
Keinginan daging memiliki kekuatan untuk mengarahkan
hidup manusia menjauh dari Allah. Buahnya adalah perlawanan
kepada Allah yang menuju kepada maut. Sedangkan karya Allah
yang memerdekakan hadir dalam iman kepada Yesus Kristus.
Masalahnya adalah kesadaran akan karya Allah ini seringkali
tersamarkan oleh kuasa daging yang masih dihidupi oleh
manusia. Kuatnya keinginan daging menjerat manusia sehingga
tidak dapat memahami bahwa kemerdekaan dalam Kristus
seharusnya membawa kepada kehidupan yang dipimpin oleh
Roh, bukan lagi tunduk pada keinginan daging. Bagian surat ini
hendak membangun kesadaran pembacanya bahwa keinginan
daging sudah dikalahkan oleh karya Kristus, sehingga tidak ada
ruang bagi orang beriman untuk tetap tunduk pada kuasa
kedagingan itu. Sebaliknya, orang beriman diajak untuk
menyadari bahwa Allah yang memanggil kepada keselamatan
juga menghendaki untuk hidup dalam pimpinan roh. Ini adalah
sebuah kesadaran yang memampukan untuk berjuang.
Kesadaran bahwa Roh Kristus ada dalam setiap orang beriman
dan memberi daya untuk mewujudkan hidup yang dipimpin oleh
Roh.

Matius 13:1-9, 18-23


Keempat jenis tanah dalam perumpamaan seorang penabur
merupakan kelaziman di Israel. Yang menjadikan berbeda adalah
pengolahan atas tanah-tanah tersebut. Tanah yang baik
mengalami proses yang berbeda dibandingkan tanah-tanah yang

26 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


lainnya. Sekalipun bisa jadi berasal dari tanah yang lebih
berkualitas, namun tanah yang baik juga harus diolah secara
khusus. Hal-hal yang mungkin bisa mempengaruhi kualitas tanah
harus dikelola supaya tidak memberikan dampak buruk bagi
tanah tersebut. Sedangkan tanah-tanah yang lain tidak
mengalami proses yang sama, sehingga burung, bebatuan, dan
semak berduri akhirnya membuat produktivitas tanah tersebut
menurun dan tidak menghasilkan sesuai dengan harapan.
Pengolahan secara khusus ini menggambarkan proses yang tidak
mudah disertai dengan “kesediaan” tanah tersebut
mengalaminya. Ini bukan proses yang sekali jadi, sehingga dalam
padanan bacaan ini di Lukas 8 muncul kata “ketekunan” yang
menunjuk kepada kesediaan untuk berproses terus menerus. Di
masa sekarang kita diundang untuk bersedia berproses bersama
dengan Tuhan agar menjadi tanah yang baik bagi pertumbuhan
benih firman yang ditaburkan. Ada kesediaan untuk taat pada
pengelolaan Tuhan atas kita, termasuk untuk mengelola hal-hal
yang bisa mendatangkan keburukan bagi pertumbuhan benih
firman. Kesediaan itulah yang akan membuat kita menghasilkan
buah-buah iman yang selaras dengan kehendak Tuhan.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Perjuangan iman untuk mengarahkan diri kepada kehendak
Roh bukanlah perjuangan yang mudah. Ada proses dan
tantangan yang dihadapi oleh orang beriman. Terlebih dalam
keadaannya sebagai manusia yang masih hidup di tengah dunia
Bersama dengan segala macam tawaran yang lebih menarik. Di
sinilah diperlukan kesadaran yang melandasi perjuangan iman
sehingga orang beriman sadar akan identitasnya dan sadar akan
panggilannya. Kesadaran akan kedua hal itu akan memberi daya
untuk berjuang mempertahankan kehendak Roh yang sudah
dikaruniakan Tuhan.

Khotbah Jangkep Juli 2023 27


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA

KEINGINAN ROH VERSUS KEINGINAN DAGING

Seorang pria tua merasa tidak enak badan dan memutuskan


untuk memanggil dokter karena ia hanya bisa terbaring lemah di
Kasur. Datanglah dokter yang diundang, kemudian berbagai
pemeriksaan dan prosedur dijalani untuk menemukan metode
perawatan yang tepat bagi pria tersebut. Setelah menganalisa
hasil pemeriksaan, dokter menyampaikan beberapa saran
berkait dengan gaya hidup yang salah satunya menyarankan pria
tua itu untuk mengurangi konsumsi daging merah. Pria tua itu
bertanya pada dokter, “Dokter, lalu apa yang bisa saya makan..?
Saya sangat menyukai daging, apalagi daging kambing.” Dokter
itu menjawab dengan bijak, “Bapak tetap bisa makan daging,
tetapi yang berasal dari binatang yang berenang di air ya. Sebulan
lagi saya akan datang lagi untuk memeriksa kesehatan bapak.
Oiya, jangan lupa olahraga, ya pak.” Maka pulanglah dokter itu.
Sebulan kemudian, dokter kembali datang, tapi dia tidak
menjumpai bapak itu di kamarnya. Dokter itu merasa senang
karena bapak itu sudah bisa kembali beraktivitas. Setelah
diberitahu bahwa bapak itu ada di kolam renang, berjalanlah ia
ke sana. Namun dokter itu heran karena ia menjumpai sang
bapak sedang berenang bersama seekor kambing. Bertanyalah
ia kepada pembantu yang ada di situ tentang apa yang sedang
dilakukan bapak itu. Jawab pembantu, “Oh, itu bapak sedang
mengajari kambing berenang. Kalau sudah, nanti akan disembelih
dan dimasak seperti pesan dokter kalau bapak disarankan makan
daging dari binatang yang berenang di air. Bukan begitu,
Dokter..?” Maka pingsanlah dokter itu. Cerita fiksi ini hendak
menunjukkan bahwa manusia mudah sekali untuk menyerah
pada hal-hal yang menjadi kesukaannya. Alih-alih berusaha
untuk menjalani proses menjadi lebih baik, manusia merasa
lebih mudah mencari cara untuk tetap memenuhi hawa
nafsunya.

28 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Bacaan kita menunjukkan bagaimana Esau yang terkenal
dengan kegagahan tubuh dan kemampuan berburunya ternyata
lemah ketika berhadapan dengan “makanan merah-merah” yang
dimasak oleh adiknya. Demi semangkuk makanan sederhana
yang mungkin hanya bisa mengenyangkan perut untuk
sementara, ia rela menukar dengan hak kesulungan. Padahal hak
kesulungan mengandung banyak makna, berkait dengan berkat,
materi, kuasa, dsb. Esau kalah oleh keinginannya sendiri. Ia gagal
merawat apa yang seharusnya menjadi miliknya yang utama.
Pemazmur menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah
perjuangan, apalagi kehidupan beriman juga menjadi salah satu
medan laga perjuangan untuk mempertahankan iman kepada
Tuhan. Maka pemazmur membangun pemahaman dalam dirinya
bahwa cara untuk bisa bertahan dalam perjuangan ini adalah
dengan mendekat kepada Tuhan. Manusia yang penuh dengan
kelemahan akan beroleh kekuatan jika bersedia untuk berolah
iman dan berolah firman bersama dengan Tuhan. Hasil dari olah
diri itulah yang kemudian digambarkan oleh perumpamaan
Yesus sebagai tanah yang subur, yakni tanah yang bersedia
untuk ditempa dan diolah sehingga memiliki kualitas yang baik.
Tanah yang baik tidak mau kalah terhadap serangan hal-hal di
luar dirinya yang memberikan dampak buruk, seperti burung,
bebatuan dan semak berduri. Tanah yang baik ini, yang didapat
dari olah diri bersama Tuhan, yang akan mengeluarkan hasil
yang baik pula.
Maka perlulah orang beriman memiliki kesadaran yang
benar, yakni bahwa kehidupan sebagai anak-anak Tuhan
merupakan kehidupan yang sudah dimerdekakan oleh Kristus.
Paulus dalam suratnya kepada orang beriman di Roma
mengajarkan bahwa kehidupan orang beriman bukan lagi
kehidupan yang tunduk pada keinginan dan godaan dunia,
namun dalam ketundukan kepada Tuhan yang membawa kepada
kebaikan. Memang godaan dan tawaran hal-hal duniawi masih
akan selalu mewarnai kehidupan kita selama kita hidup. Pun
berbagai cara untuk mendapatkan hal-hal tersebut juga
dirasakan mudah, bahkan kadang tersamarkan sehingga seolah
tidak berlawanan dengan kehendak Tuhan. Namun jika

Khotbah Jangkep Juli 2023 29


kesadaran tentang kehidupan anak-anak Tuhan sudah terbangun
dalam pikiran kita, maka kita tidak lagi mencoba untuk mencuri-
curi kesempatan apalagi sampai mengelabui Tuhan. Sebaliknya
kita akan mengusahakan diri untuk senantiasa mendekat
kepada-Nya dan membangun kehidupan yang sesuai dengan
dengan panggilan-Nya. Mari menjadi pribadi-pribadi yang sadar
tentang adeg sebagai orang-orang yang sudah dimerdekakan
Tuhan, maka kita akan siap untuk berjuang mempertahankan
anugerah yang sudah kita terima. Jangan mudah kalah oleh
tawaran dan godaan dunia, tetapi jadilah pribadi yang tangguh
dalam memperjuangkan hidup yang beriman kepada Kristus.
Salam rahayu. Amin.

30 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


KHOTBAH JANGKEP BASA JAWI

KARSANIPUN SANG ROH ABEN AJENG KALIYAN


PIKAJENGIPUN DAGING

Wonten piyantun kakung ingkang sampun sepuh lan ngraosaken


kawontenan badan ingkang mboten sekeca, mila lajeng ngaturi
dokter supados rawuh lan mriksa piyambakipun amargi mboten
saged wungu saking patilemanipun. Dokter ingkang dipunaturi
lajeng rawuh lan mriksa piyantun kalawau kangge nemtokaken
pangrimat medis ingkang trep. Sesampunipun katitipriksa,
dokter lajeng paring pangandikan bab kadospundi ngrimati dhiri
kangge mbudidaya kasarasan badan, salah satunggalipun awujud
ngirangi dhahar daging abrit. Piyantun kalawau lajeng matur
dhateng dokter, “Wadhuh, dokter. Kula remen sanget nedha
daging, punapa malih daging menda. Lajeng kula kedah nedha
punapa..?” Paring wangsulaning dokter, “Bapak taksih pareng
dhahar daging, nanging daging saking kewan ingkang nglangi
wonten ing toya nggih. Mangke sewulan malih kula sowan kangge
ningali kawontenan Bapak.” Dokter lajeng kondur.
Sesampunipun sewulan, dokter lajeng rawuh malih, nanging
bapak punika mboten wonten ing patileman ing kamaripun.
Dokter rumaos bingah awit pasienipun sampun saged
nindakaken pakaryan malih. Rencangipun bapak ngaturi pirsa
bilih bapak wonten ing kolam renang. Nanging dumugi kolam
renang, dokter rumaos bingung awit bapak nembe renang
sesarengan kaliyan menda. Rencangipun bapak lajeng matur,
“Bapak nembe ngajari mendanipun renang, mangke lajeng
dipunbeleh lan dipunolah kagem dhahar bapak. Lak punika kados
pangandikanipun dokter, bilih bapak pareng dhahar daging
kewan ingkang nglangi ing toya.” Dokter kalawau lajeng semaput.
Cariyos damelan (fiksi) punika paring gegambaran dhateng kita
bilih manungsa asring lan gampil kawon dhateng bab-bab
ingkang dados remenanipun. Tinimbang mbudidaya cara gesang
anyar ingkang langkung sae, manungsa asring langkung milih
pados cara supados tetep pikantuk pikajeng lan remenanipun.

Khotbah Jangkep Juli 2023 31


Waosan dinten punika nedahaken bilih Esap ingkang gagah
prakosa lan misuwur ing kasagedanipun pados kewan jebul
saged kawon kaliyan tetedhan ingkang dipunmasak dening
rayinipun. Tetedhan ingkang mbok bilih namung saged damel
tuwuk sawetawis wekdal dipunlintoni kaliyan bab ingkang
langkung adi, inggih punika wewenang putra pambajeng.
Kamangka wewenang putra pambajeng nggadhahi kathah
berkah bab panguwaos, bab raja brana, bab berkahing Gusti, lsp.
Esap kawon kaliyan pepenginanipun piyambak lan mboten saged
ngrimati peparing ingkang langkung adi. Juru Mazmur
nglenggana bilih gesang ing jagad punika kadosdene paprangan
lan gesang ing salebeting kapitadosan ugi kalebet pambudidaya
ngrimati iman dhumateng Gusti. Mila Juru Mazmur mbangun
pamawas bilih namung rumaket dhumateng Gusti ingkang dados
sarana saged unggul ing paprangan iman punika. Manungsa
ingkang kebak ing karingkihan badhe pinaringan kekiyatan saha
kasagedan menawi purun ngolah dhirinipun ngarah dhumateng
Gusti. Punika ingkang samangke ngasilaken siti ingkang sae
miturut pasemon Juru Sebar Winih. Siti ingkang sae kedah purun
kaolah kan kabudidaya miturut caranipun Gusti. Kanthi mekaten
prekawis saking sakjawining siti ingkang ndhatengaken bab
ingkang awon badhe saged dipun tampik lan malah
dipunkawonaken. Siti ingkang sae, purun kabudidaya dening
Gusti, samangke ugi ngedalaken woh ingkang sae ugi.
Mila perlu sanget tumrap tiyang pitados mbangun pamawas
ingkang trep bilih gesang minangka para putranipun Gusti
punika nggesangi kamardikan ingkang sampun kaparingaken
dhateng kita. Rasul Paul wonten ing seratipun dhateng
pasamuwan ing kitha Rum paring piwucal bilih gesangipun
tiyang pitados mboten pareng kawon lan manut kaliyan
pepenginan saha panggodhaning donya, nanging kedah mbangun
turut kaliyan karsanipun Gusti ingkang nuntun dhateng
kasaenan. Pancen panggodhaning donya taksih tansah kita
raosaken sedangunipun gesang ing jagad punika. Ugi cara-cara
kangge nggayuh bab-bab punika ketingal gampil lan
nengsemaken, malah kadangkala ketingal mboten nerak
dhawuhipun Gusti. Nanging menawi pamawas ingkang trep bab
32 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
gesangipun para putranipun Gusti sampun kabangun, kita
mboten badhe nyobi bab-bab ingkang nglawan dhumateng Gusti.
Kosokwangsulipun, kita badhe mbereg dhiri mbangun
sesambetan ingkang rumaket dhumateng Gusti, saha mbudidaya
gesang miturut timbalanipun Gusti. Sumangga dados pribadi
ingkang sadhar saestu bab adeg minangka tiyang-tiyang ingkang
sampun kamardikaken dening Gusti, supados kita sumadya
nyepengi kapitadosan minangka peparingipun Gusti. Sampun
ngantos kawon kaliyan godhaning donya, nanging sami dadosa
pribadi ingkang kiyat ing salebetipun ndherek Gusti. Salam
rahayu. Amin.

Khotbah Jangkep Juli 2023 33


Minggu, 23 Juli 2023
Minggu Biasa XII - Minggu ke-8 setelah Pentakosta (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Allah Mengenal Umat-Nya

TUJUAN:
1. Orang beriman sadar dirinya dikenal oleh Tuhan dengan
sangat baik, sehingga dimampukan merasakan
pemeliharaan Tuhan dalam seluruh hidupnya.
2. Dengan kesadaran bahwa Tuhan mengenal dan memelihara
kehidupannya, orang beriman dimampukan hidup dalam
kehendak Tuhan dengan cara yang baru serta dikuatkan
dalam perjuangan iman di tengah dunia.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 28:10-19a
Tanggapan : Mazmur 139:1-2, 23-24
Bacaan II : Roma 8:12-25
Bacaan Injil : Matius 13:24-30, 36-43

DAFTAR AYAT PENDUKUNG LITURGIS


Berita Anugerah : Yohanes 10:14-15
Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 14:21
Persembahan : 1 Tawarikh 16:29

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 5 :1, 6
Nyanyian Penyesalan : KJ 28 :1, 3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 379 :1, 3
Nyanyian Persembahan : KJ 289 :1 -
Nyanyian Pengutusan : KJ 389 :1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 26 :1, 2, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 55 :1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 67 :1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 161 :1 -
Kidung Pangutusan : KPJ 452 :1, 2

Pdt. Nicolaus Satriyo Nugroho, S.Si (GKJ Kabluk, Semarang)


34 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
DASAR PEMIKIRAN
Setiap orang tentu merasa bangga ketika mengetahui dirinya
dikenal oleh pribadi yang penting dan berkuasa, apalagi ketika
ada kekhususan yang didapatkan dari pengenalan tersebut. Banyak
hal dilakukan untuk mendapatkan privilege, yang sayangnya
seringkali berorientasi pada pemenuhan keinginan diri sendiri.
Pun demikian dengan relasi bersama Tuhan. Tuhan yang mengenal
umat menjadi kekuatan orang beriman menjalani kehidupan di
dunia ini yang harus dikelola dengan bijak untuk menumbuhkan
kesadaran tentang identitas diri dan semangat untuk bertindak
sebagaimana kehendak Tuhan. Orang beriman harus memiliki
kesadaran yang benar dan bertindak dengan bijak agar pemahaman
tentang pengenalan Tuhan atas dirinya membuahkan hidup yang
berkenan kepada-Nya dan berguna bagi sesama.

KETERANGAN BACAAN
Kejadian 28:10-19a
Pasca “penipuan” yang dilakukan Yakub kepada Ishak, ia
harus kabur ke Padan-Aram untuk berlindung di rumah Laban,
pamannya. Kemarahan dan kegeraman Esau yang mengancam akan
membunuh Yakub bisa jadi mendatangkan ketakutan baginya.
Perjalanan ke Padan-Aram tentu bukanlah perjalanan yang santai
dan menyenangkan, tetapi sebuah pelarian yang menegangkan bagi
Yakub. Di tengah ketakutan itu, Yakub mendapatkan peneguhan dari
Tuhan tentang janji penyertaan kepadanya dan kepada keturunannya.
Di sini Tuhan menyatakan pengenalan-Nya kepada Yakub sebagai
penerus janji kepada Abraham. Hal ini memberikan kekuatan kepada
Yakub untuk tetap beriman kepada Tuhan di tengah pelariannya,
juga menjadi landasan iman bagi Yakub dalam langkah kehidupan
selanjutnya. Betel menjadi penanda bagi Yakub dan kelak bagi
keturunannya untuk yakin bahwa Tuhan mengenal umat-Nya dan
akan pengenalan itu membuahkan karya pemeliharaan yang nyata.

Mazmur 139:1-2, 23-24


Tuhan yang Mahatahu, adalah tema dari Mazmur 139 ini.
Kesadaran Pemazmur bahwa Tuhan mengenal dirinya dengan
sangat baik dan mengetahui apapun yang ada padanya
ditanggapi dengan kesediaan untuk diselidiki senantiasa oleh
Khotbah Jangkep Juli 2023 35
Tuhan. Pemazmur melihat kemahatahuan Tuhan bukan sebagai
ancaman yang bisa menjatuhkannya ke dalam penghukuman jika
ditemukan pelanggaran atau dosa, tetapi Pemazmur dengan
bijak menempatkan kemahatahuan Tuhan sebagai sarana
senantiasa mawas diri disertai kesediaan untuk diingatkan
Tuhan jika ia bertindak salah. Kesadaran yang disertai olah diri
yang tepat seperti inilah yang menolong Pemazmur menjaga
kehidupannya.

Roma 8:12-25
Allah sendiri mengenal kita dan berkenan menyelamatkan
kita melalui karya Kristus. Roh Kudus memberikan kesaksian
dalam hati kita bahwa kita adalah anak-anak Allah yang diberi
keberanian untuk menyapa Allah sebagai Bapa kita. Kedekatan
relasi inilah yang mendorong kita untuk hidup dalam cara yang
baru, yakni di bawah kepemimpinan Roh Kudus. Kesadaran
bahwa kita dikenal oleh Allah memampukan kita untuk tidak lagi
tunduk kepada daging, yang artinya kita hidup dalam kehendak
Allah. Pun kesadaran itu menguatkan kita untuk berjuang
sebagai orang-orang yang berpengharapan sekalipun
berhadapan dengan keadaan dunia yang tidak menyenangkan.
Melalui kesadaran ini, Paulus ingin mengajak pembaca suratnya
untuk memiliki keberanian hidup dengan identitas sebagai anak-
anak Allah, yang mengenal dan dikenal oleh Bapanya.

Matius 13:24-30, 36-43


Perumpamaan tentang ilalang dan gandum menunjukkan
realitas kehidupan manusia di tengah-tengah dunia. Setelah
diselamatkan oleh Tuhan, orang beriman tidak lantas berpindah
ke situasi berbeda sama sekali melainkan tetap ditempatkan oleh
Tuhan di dunia bersama dengan orang-orang lain. Kehidupan
yang dijalani dan tantangan yang dihadapi pun juga bisa jadi
sama. Keadaan ini perlu diwaspadai karena bisa membuat orang
beriman terlena sehingga memiliki cara pandang dan cara hidup
yang sama dengan orang-orang lain yang tidak percaya pada
Yesus. Maka di sini diperlukan pemahaman bahwa:

36 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


1. Orang beriman adalah orang-orang yang sudah menerima
anugerah dari Tuhan. Gandum memang berbeda dari ilalang.
Orang beriman perlu menyadari dirinya “berbeda” dengan
orang-orang lain oleh karena kasih karunia Tuhan yang sudah
diberikan kepadanya.
2. Dengan kesadaran bahwa dirinya “berbeda”, orang beriman
diundang untuk menghasilkan buah yang “berbeda” pula.
Buah-buah yang dihasilkan merupakan wujud hadirnya kasih
Tuhan dalam dirinya, yang nampak dalam kehidupan
kesehariannya.
Dengan dua hal ini, orang beriman diharapkan senantiasa sadar
bahwa dirinya dikenali oleh Tuhan serta disemangati agar
mampu mewujudkan identitas (adeg) di tengah dunia.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Setelah menjadi anak-anak Tuhan, orang beriman tidak
lantas dipisahkan dari dunia. Kehidupan yang penuh tantangan
dan tawaran dunia masih harus dihadapi sebagai medan
perjuangan iman. Pun orang beriman hidup dalam kebersamaan
dengan orang-orang lain pada “wadah” yang sama, yakni dunia
ini. Secara kasat mata, orang beriman tidaklah berbeda dengan
orang-orang kebanyakan. Meski demikian, orang beriman perlu
membangun kesadaran bahwa Tuhan sudah memanggilnya dan
menjadikannya sebagai anak-anak Tuhan, yang tentu
memberikan perbedaan dibandingkan orang-orang lain. Orang
beriman perlu menyadari bahwa Tuhan mengenal dirinya
dengan utuh dan penuh. Hal ini seharusnya tidak dipandang
sebagai ancaman yang menakut-nakuti, namun dikelola dengan
bijak untuk menghasilkan kehidupan yang sepadan dengan
anugerah Tuhan. Berbekal pemahaman ini, orang beriman
didorong untuk memiliki ketangguhan dalam menjalani
perjuangan iman dan menghasilkan buah kehidupan yang
berbeda. Dengan demikian, orang beriman akan dimampukan
menghidupi identitasnya di tengah-tengah kebersamaan dengan
orang-orang lain.

Khotbah Jangkep Juli 2023 37


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA

ALLAH MENGENAL UMAT-NYA

“Wiu..wiu..wiu..thot..thot..thot..wiu..wiu..wiu..!!!”
(Pengkhotbah bisa menyuarakan seperti sirine mobil)
Apa yang ada di benak kita ketika mendengar suara seperti
ini, khususnya ketika kita sedang berkendara..? Sebagian dari
kita akan menduga bahwa ada kendaraan prioritas yang akan
melintas, seperti pemadam kebakaran, ambulan, iring-iringan
jenazah, dll. Akhirnya kita meminggirkan kendaraan sejenak dalam
rangka memberikan jalan. Namun jujur saja sebagian dari kita
mungkin saat ini sudah mulai apatis ketika mendengar suara sirine,
karena pengalaman di jalan raya seringkali justru kendaraan-
kendaraan non prioritas dengan plat sipil yang membunyikan
sirine memekakkan telinga. Mereka memaksa pengguna jalan lain
memberikan jalan sekalipun bukan dengan alasan yang darurat.
Mungkin hanya ingin melaju cepat, mungkin kebelet, atau mungkin
hanya ingin menampakkan arogansi di jalan raya. Rotator strobo
dan sirine memang boleh dipasang serta dibunyikan oleh
kendaraan tertentu. Hal ini bertujuan agar mereka diketahui dan
mendapat perhatian dari pengendara lain serta mendapatkan
prioritas di jalan raya.
Tentu tujuannya bukan sekadar agar bebas melenggang,
namun ada tujuan yang lebih utama. Pemadam kebakaran segera
mencapai lokasi kebakaran dan memadamkan, ambulan segera
tiba di rumah sakit dan pasien mendapat pertolongan, dan lain-
lainnya. Masalahnya adalah ada oknum-oknum tidak bertanggung
jawab yang turut memasang rotator strobo dan sirine di
kendaraannya, lalu dibunyikan hanya demi kepentingannya sendiri.
Orang-orang seperti ini mempergunakan pengenalan masyarakat
akan rotator strobo dan sirine secara keliru, berakibat tergerusnya
empati masyarakat bahkan pada kendaraan prioritas yang
berhak menggunakannya. Semoga di kalangan warga gereja
tidak ada orang-orang caper (cari perhatian) dengan cara seperti
ini. Jika ada dan hadir dalam ibadah ini, segeralah bertobat!!!

38 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Allah Mengenal Umat-Nya, merupakan tema ibadah hari ini.
Kita tentu mengamini tema ini dan yakin bahwa Allah sangat
mengenal kita. Namun apa yang harus kita pahami dari hal ini..?
1. Dari bacaan pertama kita belajar bahwa pengenalan Tuhan
terhadap umat-Nya mengandung janji penyertaan dan
pemeliharaan. Yakub dalam pelariannya dari Esau berjumpa
dengan Tuhan dan mendapatkan penglihatan yang
meneguhkan imannya. Dalam pelarian itu tentu Yakub
merasakan ketakutan, kekuatiran, dan ketidakpastian. Apalagi
yang ia hadapi adalah kakaknya sendiri yang merasa
“dikerjai” dengan hilangnya berkat kesulungan akibat dicuri
Yakub, walau sebenarnya itu juga akibat kesalahan Esau
sendiri. Peristiwa Betel menguatkan iman Yakub bahwa
Tuhan mengenalnya dan menyertai langkah kehidupannya.
2. Pemazmur juga mengamini apa yang diimani oleh Yakub
dengan yakin bahwa Tuhan Mahatahu. Ke-mahatahu-an Tuhan
perlu ditanggapi secara tepat dan bijak. Di tengah kehidupan
di dunia ini dengan segala godanya, ke-mahatahu-an Tuhan
bisa jadi dimaknai sebagai ancaman. Seolah Tuhan selalu
mengawasi umat-Nya dan membuat umat hidup dalam
ketakutan akan hukuman jika ditemukan bersalah. Sebaliknya
Pemazmur justru mempersilakan Tuhan untuk menyelidiki
hidupnya dan menegur dia jika langkahnya keliru. Pemazmur
senantiasa mawas diri untuk menyadari bahwa dirinya
dikenal oleh Tuhan, sehingga ia berolah diri untuk
menyesuaikan hidupnya dengan kehendak Tuhan.
3. Perumpamaan Ilalang dan Gandum menegaskan bahwa Tuhan
tahu betul jika anak-anak Tuhan pada dasarnya berbeda dengan
anak-anak dunia, sekalipun ditempatkan di “wadah” yang
sama yakni kehidupan di dunia ini. Perbedaan ini harus
disadari oleh anak-anak Tuhan untuk mengusahakan hidupnya
menghasilkan buah yang sepadan dengan identitasnya. Anak-
anak Tuhan tidak boleh menjadi sama atau malah larut dan
hanyut dengan arus dunia sehingga menjadikan mereka kehilangan
kemampuan menghasilkan buah. Sebaliknya kesadaran identitas
sebagai anak-anak Tuhan yang dikenal oleh Pemilik kehidupan
seharusnya menyemangati kita untuk semakin berbuah bagi Tuhan.

Khotbah Jangkep Juli 2023 39


4. Buah-buah kehidupan yang kita hasilkan bukan untuk
memuaskan keinginan kita, tetapi dalam ketundukan kepada
Roh yang memiliki dan menyertai hidup kita. Paulus dalam
suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa
pengenalan Tuhan kepada kita memberikan kewenangan
(privilege) untuk kita berelasi intim dengan Tuhan.
Kekhususan ini harus kita kelola dengan benar dalam rangka
mewujudkan kehendak Tuhan, bukan malah kita pakai untuk
memenuhi keinginan kita sendiri. Dibutuhkan kesadaran dan
usaha untuk berbuah bagi Tuhan yang dirasakan oleh sesama.

Rangkaian bacaan dan tema hari ini mengajak kita untuk


menyadari bahwa Tuhan yang mengenal kita juga adalah Tuhan
menyertai kita dan menghendaki kita memberi buah bagi
kehidupan bersama yang memuliakan nama Tuhan. Kita tidak
perlu caper (cari perhatian) kepada dunia, apalagi kepada Tuhan,
jika tujuannya hanya untuk kepentingan dan keinginan kita
sendiri. Sebaliknya kita perlu mengolah iman dan diri kita agar
menghasilkan buah kehidupan yang nyata terasa bagi Tuhan dan
sesama. Allah yang mengenal umat-Nya memberi kita
kekhususan, namun juga memberi kita tanggung jawab untuk
dilaksanakan. Mari kita sadari dan hidupi agar kita benar-benar
merasakan kehidupan yang disertai Tuhan dan mewujudkan
kehidupan yang berdampak positif bagi sesama serta
memuliakan nama Tuhan. Amin.

40 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


KHOTBAH JANGKEP BASA JAWI

GUSTI ALLAH TEPANG KALIYAN UMAT KAGUNGANIPUN

“Wiu..wiu..wiu..thot..thot..thot..wiu..wiu..wiu..!!!” (Juru khutbah


sanget ngungelaken kadosdene suwanten sirine)
Punapa ingkang kita raosaken nalika mireng suwanten kados
punika nalika nembe lumampah ing margi..? Saperangan saking
kita lajeng minggir awit rumaos wonten kendaraan prioritas
ingkang kedah dipunutamekaken wonten ing margi, kadosdene
pemadam kebakaran, ambulan, iring-iringan jenazah, lsp. Nanging
asring damel anyel nalika sampun minggir jebul ingkang lewat
namung kendaraan sipil sanes prioritas nanging ngginakaken
rotator strobo lan sirine, ingkang meksa tiyang sanes supados
paring margi kanthi alesan saha ancas ingkang mboten wigati.
Saged namung kepengin cepet, mbok bilih kebelet, utawi pancen
kepengin ketingal menawi piyambakipun rumaos langkung
kuwaos tinimbang tiyang-tiyang sanes.
Rotator strobo lan sirine pareng kaginakaken dening kendaraan-
kendaraan prioritas, ingkang ancasipun supados dipunmangertosi
dening tiyang-tiyang sanes menawi kendaraan punika nembe
nindakaken tugasipun, kanthi makaten tiyang sanes badhe asung
kautaman ing margi. Pemadam kebakaran ingkang tumuju dhateng
papan ingkang kobongan, ambulan ingkang mbekta tiyang saking
dhateng griya sakit, lsp. Nanging wonten tiyang-tiyang ingkang
tanpa tanggel jawab ngginakaken rotator strobo lan sirine,
namung kangge pepenginan lan pikajengipun piyambak. Tiyang-
tiyang punika lepat anggenipun ngginakaken pamawasipun
masyarakat bab rotator strobo lan sirine, ingkang ndadosaken
kirangipun empati dhateng kendaraan prioritas ingkang saestu
nggadhahi wewengan ing bab punika. Mugi-mugi ing satengahing
pasamuwan ingkang ndherek ngibadah mboten wonten ingkang
kados mekaten. Menawi wonten, enggal-enggal mratobat..!!!
“Gusti Allah Tepang Kaliyan Umat Kagunganipun” dados jejer
pangibadah ing dinten punika. Kita temtu mangertos lan yakin saestu
bilih Gusti Allah pirsa saha tepang kaliyan umatipun. Nanging punapa
ingkang kedah kita ugemi lan tindakaken ing bab punika..?

Khotbah Jangkep Juli 2023 41


1. Saking waosan sepisan kita sinau bilih tepangipun Gusti Allah
dhateng umat kagunganipun ugi ngemu prasetya bab
panuntun lan pangrimat. Yakub ingkang nembe mlajar saking
Esau pinanggih kaliyan Gusti Allah lan pikantuk gegambaran
ingkang ngiyataken kapitadosanipun. Wonten ing salebeting
mlajar, Yakub temtu ngraosaken ajrih, kuwatos, lan kecalan
pepesthening gesang. Punapa malih kedah ngadhepi Esap,
kangmasipun piyambak, ingkang rumaos kuciwa awit Yakub
sampun ngrebut berkah pambajeng saking ramanipun,
sanadyan punika ugi awit kalepatanipun Esap. Lelampahan
Betel ngiyataken Yakub bilih Gusti Allah badhe tansah
ngrimati ugi nuntun lan nyarengi gesangipun.
2. Juru Mazmur wonten ing seratanipun ugi nyarujuki punapa
ingkang kawartosaken dhateng Yakub, inggih punika bab
Gusti Allah ingkang Mahapirsa dhateng umatipun lan kedah
dipuntanggepi kanthi trep. Wonten ing satengahing gesang
ing jagad ingkang kebak panggodha, Gusti ingkang Mahapirsa
saged kaangep minangka pangancam ingkang ndadosaken
manungsa ajrih nglampahi gesang. Ajrih awit paukuman
ingkang badhe kaparingaken menawi mboten nindakaken
dhawuhipun Gusti. Kosokwangsulipun, Juru Mazmur malah
ngaturi Gusti Allah njajagi dan nitipriksa gesangipun, ugi
melehaken menawi pinanggil lepat. Juru Mazmur ugi tansah
sadhar bilih piyambakipun dipuntepangi dening Gusti Allah,
mila ugi tansah mbudidaya gesang kados ingkang
dipunkersakaken dening Gusti.
3. Pasemon bab alang-alang ing satengahing gandum nedahaken
bilih Gusti Allah pirsa menawi putranipun Gusti beda kaliyan
anak-anakipun jagad, sanadyan mapan ing jagad ingkang
sami. Bab punika kedah dipunsadhari dening tiyang pitados
kangge mbereg dhirinipun supados ngedalaken woh ingkang
imbang kaliyan adegipun. Para putranipun Gusti mboten
pareng sami utawi malah katut cara gesangipun anak-anaking
jagad ingkang njalari mboten saged ngedalaken wohing
gesang. Sadhar bab adeg minangka putranipun Gusti mbereg
kita langkung semangat mbudidaya dhiri ngasilaken woh
kagem kamulyanipun Gusti.
42 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
4. Wohing gesang ingkang kita asilaken sanes kangge nuruti
pepenginan kita piyambak, nanging wonten ing salebeting
mbangun turut dhumateng Sang Roh ingkang ngreksa gesang
kita. Rasul Paul wonten ing seratipun dhateng pasamuwan ing
kitha Rum nedahaken bilih pitepangan kaliyan Gusti paring
wewengan dhateng kita mbangun sesambetan ingkang raket
kaliyan Gusti Allah. Wewengan punika kedah kita tata kanthi
trep kangge mujudaken karsanipun Gusti, sanes kangge
nuruti pikajeng kita piyambak. Mbetahaken pamawasing dhiri
saha pambudidaya supados saged ngedalaken woh kagem
Gusti ingkang ugi karaosaken dening sesami.

Sadaya waosan lan tema ing pangibadah dinten punika


mucal kita supados sadhar bilih Gusti Allah ingkang tepang
kaliyan kita ugi Gusti Allah ingkang tansah ngrimati kita lan
ngersakaken supados kita ngedalaken woh ing satengahing
gesang sesarengan kagem kamulyanipun Gusti. Kita mboten
prelu caper (pados perhatian) dhateng jagad punika, punapa
malih dhumateng Gusti Allah, menawi ancasipun namung kangge
nuruti pepenginan kita piyambak. Kosokwangsulipun kita kedah
mbudidaya dhiri supados saged ngasilaken wohing gesang
ingkang saged karaosaken dening Gusti lan sesami. Gusti ingkang
tepang dhateng kita paring wewengan nanging ugi tanggel jawab
ingkang kedah kita tanggapi. Sumangga kita sadhari ugi kita
gesangi supados saged ngraosaken gesang ingkang estu-estu
dipunsarengi dening Gusti lan mujudaken gesang ingkang andum
kasaenan tumrap sesami. Amin.

Khotbah Jangkep Juli 2023 43


Minggu, 30 Juli 2023
Minggu Biasa XIII - Minggu ke-9 setelah Pentakosta (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Berjuang untuk Harta yang Paling Berharga

TUJUAN:
Jemaat menyadari bahwa untuk memperoleh kerajaan Allah
dibutuhkan perjuangan dan komitmen yang tinggi.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 29:15-28
Tanggapan : Mazmur 105:1-11, 45b
Bacaan II : Roma 8:26-39
Bacaan Injil : Matius 13:31-33, 44-52

DAFTAR AYAT PENDUKUNG LITURGIS


Berita Anugerah : Roma 8:28
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 105:4
Persembahan : Amsal 22:9

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 3:1, 3, 4
Nyanyian Penyesalan : KJ 157:1, 2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 284:1, 2
Nyanyian Persembahan : KJ 450:1-3
Nyanyian Pengutusan : KJ 332:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 17:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 98:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 122:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 186:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 124:1, 2

Pdt. Sri Yuliati, S.Si (GKJ Sidorejo)


44 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
DASAR PEMIKIRAN
Tema perayaan iman bulan ini adalah Hidup Untuk Kerajaan
Allah. Yang dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang kita
kerjakan, seluruh hidup kita mempunyai tujuan untuk kerajaan
Allah. Kerajaan Allah adalah harta terpenting dan sangat
berharga bagi orang-orang percaya dan mengasihi Dia. Sekalipun
ada sebagian orang yang tidak menganggap bahwa mencari atau
mendapatkan kerajaan Allah bukanlah hal utama dalam
hidupnya bahkan tidak mendapat perhatian kusus sehingga
disepelekan serta tidak diupayakan dengan serius.
Dan Minggu ini kita diajak menyadari bahwa untuk
memperoleh kerajaan Allah, harta yang berharga dibutuhkan
perjuangan, waktu, kesiapan jasmani dan rohani serta komitmen
yang tinggi.

KETERANGAN BACAAN
Kejadian 29:15-28
Kitab kejadian dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
pertama dimulai pasal 1-11 mengisahkan tentang penciptaan
dunia dan keluarga manusia pertama, air bah dan munculnya
bahasa-bahasa yang berbeda. Sedangkan pasal 12-50
mengisahkan kehidupan para leluhur umat Israel dan
perjuangan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Kejadian
29:15-28 mengisahkan perjuangan Yakub di rumah Laban.
Dituliskan diayat sebelumnya bahwa Yakub masih mempunyai
hubungan darah dengan Laban itulah awal mula Laban
menerima Yakub untuk tinggal di rumahnya selama satu bulan
dengan bekerja padanya. Yakub tidak meminta upah kepada
Laban. Hal ini dipertegas di ayat 15: ”masakan karena engkau
adalah sanak saudaraku, engkau bekerja untuk ku dengan Cuma-
Cuma? Katakanlah kepada ku apa yang patut menjadi upahmu”.
Yakub ingin bekerja tujuh tahun lagi untuk mendapatkan Rahel
anak Laban yang mempunyai sikap elok dan paras cantik.
Waktu tujuh tahun bekerja di rumah Laban dirasakan sangat
cepat oleh Yakub karena ia sangat mencintai Rahel. Tetapi
ketika kesepakatan waktu selesai Yakub meminta upah sesuai
kesepakatan: ”berikanlah bakal istri ku, sebab jangka waktuku

Khotbah Jangkep Juli 2023 45


telah genap supaya aku akan kawin dengan dia.” Di luar
kesepakatan yang telah dilakukan, Laban menipu Yakub tidak
memberikan Rahel melainkan Lea anak pertamanya.
Kemungkinan pada waktu itu para perempuan memakai cadar
sehingga baru pada pagi harinya Yakub melihat bahwa yang
dibawa padanya bukanlah Rahel. Yakub mengingkari
kesepakatan yang sudah dibuat bersama Yakub karena tradisi
waktu itu yang harus dikawinkan adalah anak tertua terlebih
dahulu baru adik-adiknya dan nampaknya hal ini diluar
sepengetahuan Yakub. Dia harus mengenapi tujuh hari
menghidupi perkawinannya bersama Lea dan baru membuat
kesepakatan kembali bersama Laban bahwa untuk mendapatkan
Rahel, Yakub harus bekerja selama tujuh tahun lagi. Sehingga
untuk mendapatkan Rahel, Yakub bekerja untuk Laban selama
empat belas tahun.

Mazmur 105:1-11
Kitab Mazmur berisi nyanyian pujian, doa untuk pertolongan
Allah dan juga berbagai perasaan yang dialami oleh manusia,
sukacita dan dukacita, keraguan dan kepercayaan, keputusasaan
dan pengharapan, balas dendam dan mengampuni, kemarahan
dan ketenangan. Mazmur 105:1-11 merupakan mazmur pujian
yang dinaikkan umat kepada Tuhan karena segala perbuatan
yang telah dilakukanNya. Daud menyuruh Asaf dan saudara-
saudaranya menaikan yanyian syukur kepada Tuhan karena
semua perbuatan yang telah dilakukan pada masa yang telah
dilaluinya. Pada ayat 1 pada kalimat bersyukurlah kepada Tuhan,
serukanlah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya diantara
bangsa-bangsa. Pada ayat ini Daud menyerukan sekaligus
mengajak anak cucu Abraham, Yakub, orang-orang pilihan Allah
untuk menyatakan syukur kepada Allah karena perbuatan dan
karya Allah disepanjang kehidupan yang telah mereka lewati.
Ungkapan syukur tersebut dapat berupa:
1. Nyanyian syukur dan mempercakapkan segala
perbuatanNya yang ajaib (ay. 2). Segala perbuatan Allah
yang ajaib dalam kehidupan ini perlu dibagikan kepada
orang lain supaya nama Tuhan diagungkan
46 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
2. Mencari Tuhan dan kekuatanNya (4) supaya dapat
merasakan suka cita
3. Mengingat perbuatan-perbuatan ajaib, mujizat-mujizat serta
penghukuman-penghukuman yang diberikan kepada
umatNya. Dengan demikian umat pilihanNya akan hidup
setia karena ada hukuman yang diterima ketika tidak
menaati perintah dan suka cita ketika merasakan mujizat
dan mengingat perbuatan-perbuatan ajaib yang telah
dilakukan Tuhan. Dengan demikian Allah memberikan tanah
kanaan yang menjadi impian tempat yang didambakan
sebagai milik pusaka yang ditentukan bagi para pemimpin
atau umat pilihanNya.

Roma 8:26-39
Jemaat Roma terdiri dari sekelompok orang yang beriman
kepada Yesus, hidup di Roma jauh sebelum Paulus
merencanakan kunjungannya ke sana. Terdiri dari orang Kristen
Yahudi yang menaati taurat dan kembali ke Roma setelah
dibuang beberapa tahun sebelumnya dan non Yahudi yang
menaati taurat dan baru mengimani Kristus. Roma 8 merupakan
bagian dari pembagian garis besar menjalankan hidup beriman
yang baru. Kemugkinan kehidupan beriman baru ini terjadi
setelah Paulus mengadakan kunjungannya ke Roma. Dalam
suratnya pada jemaat Roma kususnya pasal 8 ini Paulus menulis
tentang pengharapan anak-anak Allah dalam penderitaan,
perjuangan zaman sekarang. Meskipun saat ini kita telah
terbebas dari hukum taurat tetapi masih tetap berjuang untuk
hidup yang sekarang dijalani. Hal itu juga yang dirasakan oleh
jemaat di Roma yang berjuang untuk iman mereka. Bukan
sebuah pekerjaan yang mudah untuk beralih dari iman lama
pada iman yang baru, untuk itu Paulus mengunjungi dan
memberikan pengajaran-pengajaran yang sesuai dengan injil
Kristus mengenai janji-janji Allah untuk memberi penolong telah
digenapi dalam Yoh 14:16 yaitu Roh kebenaran yg selalu
menyertai dalam setiap perjuangan hidup yang dijalani termasuk
yang diungkapkan melalui doa (ay. 26).

Khotbah Jangkep Juli 2023 47


Ketika seseorang berada dalam perjuangan iman atau
perjuangan hidup yang berat Roh kudus yang disebut dalam
Yohanes Roh kebenaran akan menolong dalam kelemahan
bahkan berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan
yang tidak dapat diucapkan. Dalam setiap perjuangan iman yang
dialami oleh Jemaat di Roma, Paulus menegaskan pada ayat 28:”
bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Allah menjaga dan
melindungi hidup kita sedemikian hebatnya dengan
menyerahkan anakNya bagi kita dan pasti mengaruniakan segala
sesuatu sehingga segala kuasa, baik yang di atas, maupun bawah,
atau suatu mahluk lain termasuk setiap perjuangan hidup yang
dialami oleh Jemaat Roma tidak akan dapat memmisahkan dari
kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Matius 13:31-33, 44-52


Injil Matius berbicara tentang hidup yang sesuai dengan
ajaran-ajaran dan kehendak Allah. Pada perikop ini Yesus
membentangkan perumpamaan tentang kerajaan Sorga
seumpama biji sesawi yang diambil orang dan ditaburkan di
ladangnya. Ay 31-32: ‘biji sesawi’ biji yang ukurannya kecil
berwarna hitam dapat dipakai untuk memberi cita rasa serta
membuat makanan tetap segar. Sekalipun berasal dari biji yang
kecil tetapi dapat menjadi pohon setinggi 10-15 kaki (3 - 4½
meter) mempunyai dahan-dahan yang dapat dipakai oleh
burung-burung untuk bersarang, bernaung dan berlindung.
Membicarakan bahkan meraih serta mengupayakan
kerajaan Allah kelihatannya sederhana dan remeh bagi sebagian
orang tetapi bagi sebagian orang merupakan hal besar dan
sangat berharga karena dapat menyelamatkan serta mengubah
hidup seseorang. Dua perumpamaan yang ditulis dalam Matius
13 memiliki arti yang sama, tetapi William Hendriksen seorang
sarjana Perjanjian Baru dan penulis komentar Alkitab
mengatakan bahwa perumpamaan tentang biji sesawi
menekankan outward growth (= pertumbuhan di luar/lahiriah),
sedangkan perumpamaan tentang ragi menekankan inward
48 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
growth (=pertumbuhan di dalam). Ke dua perumpamaan yaitu
biji sesawi dan ragi membuat kedua perumpamaan ini saling
menyempurnakan bahwa hal kerajaan Allah tidak dapat
diperoleh hanya dengan mengutamakan hal-hal lahiriah atau
mengutamakan hal-hal rohani/iman tanpa memperhatikan
pertumbuhan lahiriah. Keduannya (lahiriah dan rohani) harus
saling mendukung bertumbuh secara bersama untuk
memperoleh kerajaan Allah. Pada ayat 44-51 menulis bahwa hal
kerajaan Allah seumpama harta yang terpendam di ladang dan
seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara indah,
setelah menemukannya semua harta miliknya dijual untuk
membeli mutiara itu. Perumpamaan tentang harta terpendam
dan mutiara mengajarkan dua kebenaran:
1) Kerajaan Allah merupakan harta yang tak ternilai harganya,
yang patut diinginkan dan dimilik melebihi segala sesuatu.
2) Kerajaan Allah hanya dapat diperoleh dengan
mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi kita
menjadi anggota Kerajaan itu. "Menjual seluruh miliknya"
berarti bahwa kita harus mengalihkan dengan segenap hati
dan memusatkan seluruh hidup kita kepada Kristus (Roma
12:1).

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Pada masa-masa sekarang kecenderungan sebagian orang
mudah putus asa ketika perjuangannya sulit dan tidak segera
dapat terwujud. Sebagian orang memakai segala cara untuk
mewujudkan keinginan dan harapannya. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan supaya tetap mempunyai komitmen dalam
memperjuangkan harta yang paling berharga dalam hidup kita
dan mewujudkan keinginan serta harapan dengan tetap fokus
hidup tetap tertuju pada pada Kristus, diantaranya selalu
mengingat penyertaan dan kasih Allah serta mujizat-mujizat
yang sudah dinyatakan dalam hidup kita, baik yang sudah
terlewati maupun yang sedang berlangsung serta selalu mencari
Allah dan kekuatanNya.

Khotbah Jangkep Juli 2023 49


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA

BERJUANG UNTUK HARTA YANG PALING BERHARGA

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,


Apakah harta yang paling berharga bagi saudara? Bagaimana
cara saudara memperjuangkannya?
Menurut Laura A. King (2010) dalam perkembangan ilmu
psikologi pandangan yang lebih menekankan pada keberhasilan
disebut pandangan apresiatif. Dalam berbagai fenomena
kehidupan yang banyak menampilkan pesimisme sekarang ini
diperlukan keseimbangan sikap dan contoh kehidupan yang
penuh optimisme. Orang yang sukses dalam perjuangannya
harus selalu mau belajar dari semua hal, termasuk belajar dari
kegagalan yang pernah dialaminya. Disiplin, kerja keras, ulet, dan
pantang menyerah tidak hanya sebatas wacana serta retorika
tetapi sudah menjadi sikap dan tindakan seseorang yang
memperjuangkan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,


Bacaan leksionari dari Kejadian 29:15-28 mengisahkan
perjuangan Yakub di rumah Laban. Dituliskan diayat sebelumnya
bahwa Yakub masih mempunyai hubungan darah dengan Laban
itulah awal mula Laban menerima Yakub untuk tinggal di
rumahnya selama satu bulan dengan bekerja padanya. Yakub
tidak meminta upah kepada Laban. Hal ini dipertegas di ayat 15:
”masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau
bekerja untuk ku dengan Cuma-Cuma? Katakanlah kepadaku apa
yang patut menjadi upahmu”. Yakub ingin bekerja tujuh tahun
lagi untuk mendapatkan Rahel anak Laban yang mempunyai
sikap elok dan paras cantik.
Waktu tujuh tahun bekerja di rumah Laban dirasakan sangat
cepat oleh Yakub karena ia sangat mencintai Rahel. Tetapi ketika
kesepakatan waktu selesai Yakub meminta upah sesuai
kesepakatan yaitu memperistri Rahel: ”berikanlah bakal istri ku,
sebab jangka waktuku telah genap supaya aku akan kawin
dengan dia.” Di luar kesepakatan yang telah dilakukan, Laban
50 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
menipu Yakub tidak memberikan Rahel melainkan Lea anak
pertamanya. Kemungkinan pada waktu itu para perempuan
memakai cadar sehingga baru pada pagi harinya Yakub melihat
bahwa yang dibawa padanya bukanlah Rahel melainkan Lea.
Laban mengingkari kesepakatan yang sudah dibuat bersama
Yakub karena tradisi waktu itu yang harus dikawinkan adalah
anak tertua terlebih dahulu baru adik-adiknya dan nampaknya
hal ini diluar sepengetahuan Yakub. Dia harus mengenapi tujuh
hari menghidupi perkawinannya bersama Lea terlebih dahulu
dan baru membuat kesepakatan kembali bersama Laban bahwa
untuk mendapatkan Rahel, Yakub harus bekerja selama tujuh
tahun lagi. Sehingga untuk mendapatkan Rahel, Yakub bekerja
untuk Laban selama empat belas tahun.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,


Yakub adalah contoh sosok yang apresiatif dan penuh
optimis mewujudkan perjuangannya dalam mendapatkan Rahel.
Yakub membutuhkan total waktu 14th (empat belas tahun),
mempunyai semangat yang berkobar-kobar karena waktu 7 th
(tujuh tahun) sebagai waktu tambahan dirasakan sangat cepat,
sabar ketika diperhadapkan pada situasi di mana Laban tidak
menepati kesepakatan yang dibuat bersama.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,


Supaya semangat memperjuangkan harta yang paling
berharga dalam hidup kita dapat tetap terpelihara dan sikap
optimis Yakub juga dapat kita miliki bacaan Mazmur
mengajarkan kepada kita untuk hidup:
1. Menyanyikan nyanyian syukur dan mempercakapkan segala
perbuatan Tuhan yang ajaib (ay. 2). Segala perbuatan Allah
yang ajaib dalam hidup kita perlu dibagikan kepada orang
lain supaya nama Tuhan diagungkan
2. Selalu mencari Tuhan dan kekuatanNya (4) supaya dapat
merasakan sukacita
3. Mengingat perbuatan-perbuatan ajaib, mujizat-mujizat serta
penghukuman-penghukuman yang diberikan kepada
umatNya.

Khotbah Jangkep Juli 2023 51


Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Perjuangan juga dirasakan oleh jemaat di Roma, mereka
berjuang untuk iman mereka. Beralih dari iman lama pada iman
yang baru bukanlah perkara yang mudah untuk itu Paulus
mengunjungi dan memberikan pengajaran-pengajaran yang
sesuai dengan injil Kristus yaitu pengajaran mengenai janji-janji
Allah. Dan salah satu janji Allah untuk memberi penolong telah
digenapi dalam Yoh 14:16 yaitu Roh kebenaran yg selalu
menyertai dalam setiap perjuangan hidup yang dijalani termasuk
yang diungkapkan melalui doa (ay. 26). Dalam setiap perjuangan
iman yang dialami oleh Jemaat di Roma, Paulus menegaskan
pada ayat 28:” bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
Kedua perumpamaan yang terdapat dalam bacaan Injil
Matius hari ini yaitu biji sesawi dan ragi saling menyempurnakan
bahwa hal kerajaan Allah tidak dapat diperoleh hanya dengan
mengutamakan hal-hal lahiriah atau mengutamakan hal-hal
rohani/iman tanpa memperhatikan pertumbuhan lahiriah.
Keduannya (lahiriah dan rohani) harus saling mendukung
bertumbuh secara bersama dalam memperoleh kerajaan Allah.
Pada ayat 44-51 menulis bahwa hal kerajaan Allah seumpama
harta yang terpendam di ladang dan seumpama seorang
pedagang yang mencari mutiara indah, setelah menemukannya
semua harta miliknya dijual untuk membeli mutiara tersebut.
Perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara
mengajarkan dua kebenaran:
1) Kerajaan Allah merupakan harta yang tak ternilai harganya
(paling berharga) dalam kehidupan orang-orang yang
percaya pada Allah untuk itu patut diperjuangkan supaya
dapat dimiliki.
2) Kerajaan Allah hanya dapat diperoleh dengan
mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi kita
menjadi anggota Kerajaan itu. "Menjual seluruh miliknya"
berarti bahwa dengan segenap hati memusatkan seluruh
hidup kita kepada Kristus (Rom 12:1).

52 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Mari kita miliki jiwa seperti Yakub dalam memperjuangkan
Rahel menjadi istrinya, seperti jemaat di Roma dalam
menghidupi iman mereka serta serta seperti pemazmur yang
selalu bersyukur atas segala mujizat yang telah dirasakannya,
seperti para pedagang yang menjual segala miliknya untuk
membeli mutiara. Jika dalam memperoleh harta di dunia
mencukupi kebutuhan seseorang mau kerjakeras, banting tulang
mengorbankan waktu bersama keluarga segala macam cara
dipakainya apalagi untuk memperoleh kerajaan surga harta yang
paling berharga dan menjadi tujuan akhir kita, maka sudah
selayaknya kita kerjakan dengan sepenuh hati dan fokus
memusatkan hidup pada Kristus supaya tetap memiliki sikap
apresiatif dan optimis. Tuhan memberkati kita.

Khotbah Jangkep Juli 2023 53


KHOTBAH JANGKEP BAHASA JAWA

PAMBUDIDAYA KANGGÈ BANDHA INGKANG AJI

Pasamuan ingkang kinasih,


Miturut panjenengan punapa bandha ingkang aji ing gesang
punika? Kados pundi anggenipun mbudidaya mujudaken?
Miturut Laura A. King (2010) ing ilmu psikologi wonten
perangan ingkang kasebat apresiatif inggih punika pamawas
ingkang nengenaken “keberhasilan”. Wonten ing pagesangan kita
sakpunika, kathah tiyang ingkang nggadahi sikap “pesimis” utawi
gampil nglokro. Kanthi kawontenan ingkang mekaten, mila
kabetahaken sikap lan tuladha gesang ingkang kebak ing
pangajeng-ajeng. Tiyang saged nggayuh idam-idamanipun
punika kedah tansah purun sinau ing kawontenan punapa
kemawon ing gesangipun dadosa nalika begja punapa nalika
cilaka.
Kuncinipun inggih punika kedah nggadahi sikap disiplin,
purun nyambutdamel, wekel lan kebak ing pangajeng-ajeng; lan
punika kedah estu katindakaken mboten namung dados
pangangen-angen.

Pasamuan ingkang kinasih,


Waosan leksionari ingkang kapendhet saking Purwaning
Dumadi 29:15-28 nyariosaken bab pambudidayanipun Yakub
nalika wonten ing griyanipun Laban. Kados ingkang kaserat ing
ayat sakderengipun; bilih antawisipun Rama Yakub lan Rama
Laban punika taksih wonten sesambetan pasedherekan, pramila
Laban purun nampi Yakub nyambutdamel ing griyanipun
watawis setunggal wulan lan Yakub mboten purun nampi
bayaran.
Perangan punika dipun tandesaken ing ayat 15: ”Apa dupeh
kowe iku isih sanak karo aku, anggonmu nyambut gawe ana ing
kene iki tanpa bayaran? Bok tutura aku, kowe njaluk apa?”. Atur
wangsulanipun Yakub, piyambakipun ngadahi pepinginan
kangge nyambut damel 7 ton (pitung tahun) malih supados

54 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


pikantuk Rahel ingkang pancen langkung dipuntresnani lan
sulistya ing warni saha sikepipun.
Nanging nalika dungkap wekdalipun kados ingkang sampun
dados prajanji kekalihipun, kanyatan Rama Laban malah
blenjani; mboten Rakhel ingkang kaparingaken dhateng Yakub
ananging Lea mbakyunipun Rakhel, inggih putri pambajengipun
Rama Laban.
Pancen ing wekdal semanten, adatipun para pawestri nalika
neningkahan kawontenaken kedah ngangge cadar, pramila
Yakub mboten saged nitik punika estu Rakhel punapa sanesipun.
Nalika pista neningkahan rampung, lan ing wanci enjangipun,
Yakub nembe mangertos bilih ingkang dipun paringaken
dhateng piyambakipun punika Lea sanes Rakhel.
Temtu Yakub lajeng nepsu dhateng marasepuhipun awit
sampun mblenjani janjinipun. Namung ngengeti adat ugi, Laban
kedah ningkahaken anak pambajengipun rumiyin kanthi cara
ingkang mekaten. Kanthi mekaten, Yakub kedah nyambutdamel
dangunipun 7 taon malih nembe saged sesarengan gesang
kaliyan Rahel dados semahipun. Menawi dipungunggung
anggenipun Yakub nggayuh Rahel dados semahipun mbetahaken
wekdal 14 taon (sekawan welas tahun)

Pasamuan ingkang kinasih,


Lumantar perkawis punika, Yakub saged dados tuladha
tumrap kita, kadospundhi anggenipun nglampahi ingkang dados
gegayuhanipun. Tansah kebak ing pengajeng-ajeng lan semangat
nggayuh senajan ngraosaken manah ingkang kuciwa.
Pasamuan ingkang kinasih, supados kita nggadahi semangat
mbudidaya mujudaken gegayuhaning gesang ingkang aji; mila
kita kedah nggadahi sikap ingkang kebak ing pangajeng-ajeng,
kados ingkang katedahaken dening Rama Yakub, lumantar Juru
Mazmur kita sami winulang ingkang mekaten:
1. Tansah ngaturaken pamuji sokur lan purun dados
seksinipun Gusti awit Panjenenganipun tansah nindakaken
pakaryan ingkang ngedap-edapi (ay. 2) kanthi mekaten
asmanipun Gusti tansah linuhuraken.

Khotbah Jangkep Juli 2023 55


2. Tansah ngupadi Gusti Allah lan kakiyatanipun (ay. 4) temah
saged ngraosaken katentreman lan kabingahan
3. Tansah enget pakaryanipun Gusti ingkang ngedhap-edhapi,
mujizat-mujizatipun lan paukumanipun.

Pasamuan ingkang kinasih,


Pambudidaya kangge nggayuh bandha ingkang aji ugi
katedahaken dening pasamuwan ing Rum. Pasamuwan tansah
mbudidaya ing imanipun. Saking iman ingkang dereng tepang
kaliyan Gusti utawi iman ingkang lami tumuju ing iman ingkang
enggal inggih punika iman ingkang manembah dhumateng Gusti.
Pambudidaya ingkang mekaten temtu mboten perkawis ingkang
gampil pramila Rasul Paulus rawuh lan nggelaraken piwulang
kados ingkang sinerat ing Injilipun Sang Kristus inggih punika
piwulang ingkang sambet kaliyan prasetyanipun Gusti Allah.
Satunggaling prasetyanipun Gusti Allah ingkang sampun kebabar
lan dipunjangkepi kados ingkang kaserat ing Injil Yokanan 14:16
inggih punika Roh kayekten badhe tansah nyarengi angken kita
mbudidaya ing gesang punika kalebet ingkang kaunjukaken
lumantar pandonga (ay. 26).
Ing saben pambudidayaning iman ingkang katindakaken
dening pasamuwan ing Rum, Rasul Paul nandhesaken ing ayat
ingkang 28: “saiki kita padha sumurup, yen Gusti Allah uga
makarya ana ing samubarang kabeh, njalari becike wong kang
padha tresna marang Panjenengane, yaiku para kang tinimbalan
miturut ing pepesthening Allah.”
Kados ingkang sambet kaliyan kalih pasemon ingkang
kaserat ing waosan Injil Matius inggih punika bab wiji sesawi lan
ragi, kekalihipun sami njangkepi lan nyampurnakaken bab
kratoning Allah. Kratoning Allah mboten saged kagayuh namung
ngutamekaken ingkang tata lair lajeng nglirwakaken ingkang
karohanen kosokwangsulipun namung ngutamekaken tata
karohanen tanpa nggatosaken tuwuhing tata lair. Kekalihipun
kedah sesarengan tuwuh ing salebeting nggayuh kratoning Allah.
Dene pasemon setunggalipun, kados ingkang kaserat ing ayat 44-
51, bilih Kratoning Allah kadosdene rajabrana ingkang
kapendhem lan kadosdene tiyang dagang ingkang pados
56 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
mutyara adi. Saksampunipun manggihaken rajabrana ingkang
kapendhem lajeng dipunsade lajeng katumbasaken mutyara adi
punika. Pasemon bab raja brana ingkang kapendhem lan
mutyara adi punika, mulang kalih kayekten dhumateng kita
inggih punika:
1. Kratoning Allah minangka raja-brana ingkang aji tumrap
tiyang-tiyang ingkang pitados lan nresnani Gusti Allah
pramila kedhah dipun budidaya supados kita gesang ing
kratonipun.
2. Kratoning Allah namung saged dipun wujudaken ing gesang
punika kanthi pangorbanan ingkang ageng. Wantun nyade
sedaya ingkang kita gadhahi tegesipun kanthi gumolonging
manah gesang tumuju dhumateng Sang Kristus. Nyaosaken
badan minangka korban kang urip lan suci (Rum 12:1)

Pasamuan ingkang kinasih,


Sumangga kita nggadhahi gesang kadosdene Yakub rikala
mbudidaya kangge pikantuk Rahel, kadosdene pasamuwan ing
Rum anggenipun nggesangi kapitadossanipun lan ugi kadosdene
Juru Mazmur ingkang tansah saos sokur dhumateng Gusti Allah
awit sedaya katresnan lan mujizat ingkang dipun paringaken ing
gesangipun. Semanten ugi, kadosdene tiyang dagang ingkang
pados mutyara kang aji banjur kesah nyadeni sedaya barang
darbekipun.
Menawi nalika kita gesang ing jagad. kangge pikantuk banda
ing donya lan nyekapi kabetahan, kita sami mempeng ing
panyumdamel. Punapa malih nalika kita gesang kangge nggayuh
mujudaken kratoning Allah, minangka bandha ingkang langkung
aji lan dados acasing gesang kita. Sampun samestinipun kita
ngupadi kanthi temen lan kanthi gumolonging manah gesang
tumuju dhumateng Gusti Allah. Gusti Allah mberkahi lan
nyagetaken kita. Amin

Khotbah Jangkep Juli 2023 57


58 Panduan Merayakan Liturgi Gereja

Anda mungkin juga menyukai