Februari 2023
Tema: Hidup Di Atas Rata-Rata
TUJUAN:
1. Umat senantiasa dapat menjadi orang yang berintegritas dan
berdampak secara nyata dan positip bagi lingkungannya di dunia.
2. Umat dapat menjalani hidupnya secara benar, jujur dan utuh
menurut nilai-nilai kerajaan Allah, bukan sekedar formalitas
tetapi integritas!
DAFTAR BACAAN:
Daftar Bacaan:
Bacaan I : Yesaya 58:1-9a (9b-12)
Tanggapan : Mazmur 112:1-9 (10)
Bacaan II : 1 Korintus 2:1-12 (13-16)
Bacaan Injil : Matius 5:13-20
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 7:1, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 56:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 123:1, 2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1, 3
Kidung Pangutusan : KPJ 431:1-3
KETERANGAN BACAAN
Yesaya 58:1-9a (9b-12)
Bagian terakhir dari Yesaya ini, yang dikenal sebagai “Yesaya
Ketiga” (Yesaya 56-66), ditulis untuk penduduk Yerusalem selama
dan setelah kembalinya Israel dari pembuangan di Babilonia pada
tahun 539 SM. Yesaya 58 ditulis selama masa ketidakpastian yang
mendalam bagi Israel. Pembuangan Babilonia telah mendeportasi
sejumlah pemimpin penting. Namun kini sebagian dari mereka
sudah kembali ke tanah air. Institusi keagamaan dan kerajaan
telah dihancurkan. Namun harapan tentang kepulangan mereka
juga mulai bersinar.
48 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
Yesaya 58 memperlihatkan percakapan antara Tuhan dan
umat. Ayat 1-9a dapat dibagi sebagai berikut: pertama, kita
mendengar perintah dari Tuhan kepada nabi pasca pembuangan
ini untuk menyampaikan pemberitahuan tentang pelanggaran
dan dosa umat (ay. 1-2); kemudian, kita mendengar jawaban,
keluhan, dari umat (ay. 3a); akhirnya, Tuhan memberikan dua
jawaban (ay. 3b-4, 5-9a). Kita akan fokus pada keluhan umat dan
respon Tuhan. Keluhan mereka itu singkat: "Mengapa kami
berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga?, Mengapa
kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya
juga?" (58:3a). Puasa tentu saja diasosiasikan dalam Perjanjian
Lama dengan aktivitas saleh serta penyesalan dan perkabungan.
Ini bukanlah kegiatan yang sia-sia. Mereka pada dasarnya tidak
legalistik atau sia-sia. Persoalannya, umat mengeluh karena
Tuhan mengabaikan mereka ketika mereka berpuasa.
Tuhan menanggapi dua kali keluhan ini. Pertama, Tuhan
tahu bahwa puasa tidak membawa mereka kepada perilaku yang
lebih baik (ay. 3b-4). Itu tidak membuat mereka memperlakukan
sesama atau pekerja mereka dengan baik. Faktanya, puasa
mereka egois dan menindas. Ini adalah kekerasan. Jadi, Tuhan
memanggil umat untuk melihat perilaku mereka. Tindakan
ibadah ini tidak menghasilkan perlakuan etis terhadap sesama.
Tindakan puasa mereka tidak terintegrasi ke dalam bidang lain
dari kehidupan umat. Tanggapan Tuhan yang kedua (ay. 5-9a)
dimulai dengan serangkaian pertanyaan retoris. Tuhan seolah
mengolok-olok puasa umat. Kedua, Tuhan, secara mengejutkan,
mengubah puasa! Perilaku ibadah tidak lagi dikaitkan secara
sempit dengan tindakan tubuh sesorang seperti menundukkan
kepala. Tuhan peduli dengan kemakmuran masyarakat, dengan
pembebasan dari ketidakadilan. Jenis puasa Tuhan adalah
memecahkan roti dengan orang yang lapar, dan kepedulian sosial
yang lain.
Tuhan memang akan menjawab umat Tuhan ketika puasa
jenis ini terjadi. Ini adalah cara untuk mendapatkan perhatian
Tuhan. Orang-orang mengeluh bahwa Tuhan tidak
memperhatikan mereka sehingga Tuhan memberi tahu mereka
dengan tepat bagaimana mendapatkan perhatian Tuhan. Tidak
Matius 5:13-20
Ajaran Yesus tentang garam dan terang (Matius 5:13-16)
tentu sangat familiar bagi kita. Garam dan terang keduanya
merupakan komoditas yang berharga pada zaman Yesus.
Keduanya menopang kehidupan. Keduanya tidak dapat
diproduksi sendiri dengan mudah. Keduanya adalah karunia
ciptaan yang membutuhkan kecerdikan dan kecermatan dalam
mengakses dan melestarikannya. Dan keduanya sungguh
membuat semua perbedaan. Penggunaan present tense saat
Yesus mengatakan kepada para murid bahwa mereka adalah
garam dan terang sekarang ini, bukan di masa depan yang jauh.
Ajaran Yesus bukan hanya tentang apa Kerajaan Allah itu, tetapi
TUJUAN:
Agar peserta ibadat lebih berhikmat, mengerti konsekuensi
kehidupan yang penuh dinamika, dengan tetap mengandalkan
Tuhan dalam menjalin relasi dengan sesama.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Ulangan 30:15-20
Tanggapan : Mazmur 119:1-8
Bacaan II : 1 Korintus 3:1-9
Bacaan Injil : Matius 5:21-37
Bahasa Jawa
Pamuji : KPJ 14 :1, 3, 4
Pangakening Dosa : KPJ 54:1-3
Kesanggeman : KPK 318:1-3
Pisungsung : KPK 161:1-
Panutup : KPK 343:1, 2
KETERANGAN BACAAN
Bacaan kita merupakan sabda ucapan bahagia dari Tuhan
Yesus Kristus, khusus membahas dengan cerdas, relasi
manusiawi dengan berdasarkan firman Tuhan yang telah
diwariskan nenek moyang bangsa Yahudi, yang mesthi
diterjemahkan ulang sesuai dengan situasi dan kondisi di
lapangan dengan segala keadaan dan perubahan yang terjadi dan
terkini, tetapi harus tetap di sinari terang ilahi.
MEMILIH HIDUP
MILIH GESANG
TUJUAN:
Agar peserta ibadat mengakui kemuliaan Tuhan dengan cara
tetap mendengarkan suara Tuhan di tengah suara-suara di dunia
yang menggoda.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Keluaran 24:12-18
Tanggapan : Mazmur 2 (99)
Bacaan II : 2 Petrus 1:16-21
Bacaan Injil : Matius 17:1-9
KETERANGAN BACAAN
Bacaan kita, menceritakan Tuhan Yesus dimuliakan di Gunung
Tabor, tempat yang saat ini menjadi salah satu lokasi wisata
rohani ke tanah suci. Di sana didirikan tiga bangunan gereja
berdampingan: Gereja Musa, Gereja Yesus Kristus, dan Gereja
Elia, Gereja Yesus Kristus ada di tengah dan paling megah. Ini
bertujuan memotivasi supaya kita mengutamakan Tuhan dalam
perjalanan pelayanan, bukan terpesona pada manusia juga
sarana dunia yang tak sempurna dan hanya semen ra saja, maka
kuncinya hanyalah: dengarkan Tuhan.
DENGARKANLAH DIA
TUJUAN: -
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Yesaya 58:1-12
Tanggapan : Mazmur 51:3-19
Bacaan II : 2 Korintus 5:20b-6:10
Bacaan Injil : Matius 6:1-6, 16-21
KETERANGAN:
Bahan Khotbah Jangkep ada di dalam buku masa Paskah 2023
yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah Jawa
Tengah
TUJUAN: -
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 2:15-17; 3:1-7
Tanggapan : Mazmur 32
Bacaan II : Roma 5:12-19
Bacaan Injil : Matius 4:1-11
KETERANGAN:
Bahan Khotbah Jangkep ada di dalam buku masa Paskah 2023
yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah Jawa
Tengah