Anda di halaman 1dari 3

MKWU4103

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Pendidikan Agama Kristen


MKWU4103
No. Soal Skor
1 Manusia sebagai citra Allah memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan ciptaan-Nya. 20
Berdasarkan hal ini, kemukakanlah bentuk-bentuk tanggung jawab dalam tindakan praktis
terhadap:

a. Diri sendiri sebagai bentuk penghargaan terhadap diri dan penyembahan kepada Allah.
(1 Kor. 6:20; Roma 12: 1-2)
b. Masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi dalam masyarakat (bdg. Yak. 2: 1, 15,
17, 26)
c. Krisis lingkungan hidup yang terjadi akhir-akhir ini (Kej. 1:28).

2 Perubahan sosial dan modernisasi yang begitu cepat berpotensi untuk menimbulkan berbagai 20
keresahan dan ketegangan sosial yang berdampak terhadap praktik penyimpangan hukum.
Hukum dapat diatur dengan uang dan kekuasaan, proses peradilan yang diskriminatif, sehingga
terjadi krisis kepercayaan terhadap penegak hukum.

a. Menurut saudara apa faktor-faktor penyebabnya? Jelaskan!


b. Bagaimanakah sikap dan tindakan yang patut diterapkan sesuai ajaran Kristen terhadap
pelanggaran dan penyalahgunaan hukum/undang-undang? Jelaskan!

3 Kemajuan teknologi sangat menolong dan mempermudah manusia dalam setiap segi 25
kehidupannya. Namun sebagai seorang mahasiswa Kristen, dalam mengembangkan teknologi,
harus mampu untuk menelaahnya dengan baik sesuai prinsip-prinsip firman Tuhan.

Bagaimana sikap Anda dalam menelaah teknologi berdasarkan prinsip-prinsip Firman Tuhan?
Jelaskan!

4 Bangsa Indonesia adalah bangsa yang pluralis baik suku, budaya dan agamanya. Ini merupakan 35
kekayaan bangsa yang patut disyukuri. Tentu hal ini membutuhkan tingkat toleransi dan
solidaritas yang tinggi dari seluruh masyarakat Indonesia. Dalam hubungannya dengan
keragaman tersebut, dikenal 3 (tiga) model-model teologi agama.

a. Jelaskan 3 (tiga) model teologi agama dalam hubungan dengan iman Kristen, agama dan
kepercayaan lain yang ada di Indonesia!
b. Sesuai dengan konteks bangsa Indonesia yang beragam, menurut Anda, manakah di
antara 3 model teologi agama ini yang tepat diterapkan di Indonesia? Jelaskan
pandangan Anda!

Skor Total 100

1 dari 1

JAWABAN
1. Bentuk-bentuk tanggung jawab dalam tindakan praktis terhadap:

a. Diri sendiri sebagai bentuk penghargaan terhadap diri dan penyembahan kepada Allah. (1 Kor. 6:20;
Roma 12: 1-2)
- Harus Menampilkan Konsep Diri Yang Sehat
Allah menciptakan setiap kita dengan unik dan khas. Setiap kita dikenal-Nya dengan baik. Tidak
ada satu manusia pun di dunia ini yang sama, bahkan untuk manusia kembar sekalipun.
Penghargaan diri yang sehat membuat kita sanggup mengenal dan menerima seluruh keberadaan
diri, kekurangan dan kelebihannya. Konsep diri yang baik merupakan nilai hidup yang perlu
dibangun dan dipelihara. Ada banyak manfaat dengan memiliki konsep diri yang benar dan sehat.
Pertama, kita dapat menghargai diri sendiri. Jika kita dapat menghargai diri sendiri maka kita
mampu mencapai sukses dalam membina hubungan dengan orang lain. Kita akan dapat bergaul
dengan siapa saja, tanpa merasa lebih tinggi derajatnya ataupun lebih rendah derajatnya.
Dengan menghargai diri sendiri kita dapat melakukan segala seuatu dengan keyakinan sehingga
hasil yang didapat pun menjadi maksimal. Allah ingin kita maksimal dalam dan bagi Tubuh Kristus
sebagaimana dikatakan Alkitab, “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk
kepentingan bersama...semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang
memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”(1 Kor.
12:7,11). Berdasarkan ayat ini maka dengan penuh keyakinan kita dapat mengatakan bahwa setiap
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, kepadanya diberikan minimal satu karunia khusus
seperti yang dikehendaki Allah supaya kita dapat memperkaya Tubuh Kristus.
Allah tahu dan mengerti kesanggupan kita masing-masing. Dengan demikian setiap kita
dimampukan untuk hidup secara bertanggung jawab, baik itu terhadap diri sendiri maupun terhadap
orang lain. Terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Terhadap diri sendiri, kita dapat
mengerjakan bagian yang Allah percayakan kepada kita dengan penuh tanggung jawab dan
maksimal. Sementara bagi orang lain, kita dimampukan untuk memberi dampak yang positif
dengan boleh menolong dan mendorong orang lain untuk maju dan maksimal. Sementara bagi
orang lain, kita dimampukan untuk memberi dampak yang positif dengan boleh menolong dan
mendorong orang lain untuk maju dan maksimal sebagaimana yang Allah kehendaki dalam
kehidupan orang tersebut.
Kedua, dengan konsep diri yang benar dan sehat kita dapat dimampukan untuk menerima
kenyataan meskipun terkait dengan kelemahan, kekurangan ataupun ketidaknormalan jasmani.
Ketika kita memiliki konsep diri yang benar dan sehat, maka kita tidak akan mempersalahkan
keluarga, orang-orang disekitar ataupun Tuhan. Kita juga tidak menghukum diri dengan
menganggap tengah berada dibawah murka Allah.
Ketiga, dengan konsep diri dan sehat yang benar kita dimampukan keluar dari akar ahit,
kekecewaan, dendam dan perasaan cemas atau takut. Kita dapat memandang dan meyakini
maksud yang beik dan berguna bagi masa kini masa depan, terkait dengan pengalaman masa lalu
yang dialami.
- Kita Patut Mengarahkan Diri Kepada Tujuan Hidup yang Jelas
Allah menciptakan kita ke dunia ini dengan tujuan yang jelas. Rencana-Nya selalu indah dan mulia.
Jika kita menyimak dengan baik arti kata Imago Dei maka terlihat bahwa tujuan utama Allah
menciptakan manusia adalah untuk memiliki persekutuan dengan Dia. Dosa memang telah
menyebabkan persekutuan tersebut menjadi rusak dan terputus. Namun kasih Allah yang besar
melalui Yesus Kristus, manusia berdosa dapat dipulihkan persekutuannya denga Allah. (Yoh. 3:16;
1 Yoh. 4:8-10). Melalui Tuhan Yesus, hakikat dan keberadaan manusia dapat dipulihkan. Dengan
persekutuan yang telah pulih, m,aka kita pun memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu melakukan
kehendak Allah dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.
Setiap manusia memang tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi dalam hidupnya. Namun
dalam ketidaktahuan tersebut, kita dapat berharap kepada Allah yang mengetahui akan hari-hari
yang akan dijalani. Anak-anak Allah dapat memercayakan masa depan sepenuhnya kepada Dia,
dengan setia mendengarkan suara-Nya serta melakukan firman-Nya.
- Kita Patut Memelihara Tubuh
Sebuah slogan lama dalam bahasa latin mensana in corporesano. Slogan ini mengandung makna
didalam tubuh yang sehat, terdapat tubuh yang sehat. Jelas slogan ini mengingatkan kita tentang
perlunya menjaga tubuh dengan baik supaya jiwa yang sehat pun dapat terpelihara dengan baik.
Matius 22:37 mengatakan, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akl budimu dan segenap kekuatanmu. Dalam perkataan itu
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap kehidupan.
Kita tidak dapat mengasihi Allah hanya dengan jiwa atau roh. Kita juga memerlukan tubuh untuk
dapat mengasihi, menyembah dan melayani Allah. Untuk itu kita perlu menjaga tubuh kita dengan
baik supaya kasih, penyembahan dan pelayanan kita kepada Allah dapat dilakukan dengan
maksimal bagi kemuliaan Allah. Kitab 2 Korintus 6:12-20 dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita
untuk menjaga kesehatan fisik dan moral tubuh. Pencabulan, pelacuran, perzinahan dan pornografi
tidak patut mencemarkan tubuh. Karena telah ditebus dan dibenarkan oleh Kristus, tubuh kita
adalah tempat kediaman Roh Allah. Karena itu ditekankan, “muliakanlah Allah dnegan tubuhmu” (2
Kor. 6:20).
b. Masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi dalam masyarakat (bdg. Yak. 2: 1,
15, 17, 26)
c. Krisis lingkungan hidup yang terjadi akhir-akhir ini (Kej. 1:28).

Anda mungkin juga menyukai