Anda di halaman 1dari 12

ETIKA KRISTEN

MENGASIHI TUHAN SEBAGAI WUJUD MENANAMKAN NILAI ETIKA KRISTIANI


DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

DISUSUN OLEH :
NAMA : AURELIA DAPA NGARA
NIM : 1.04..2022.0022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KRISTEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini Saya membahas “ Mengasihi
Tuhan sebagai wujud menanamkan nilai etika kristiani dalam kehidupan sehari - hari” sebagai
Orang Kristen pengikut kristus kita wajib menerapkan dan melakukan nilai etika kristen dalam
kehidupan kita sehari – hari, agar banyak orang yang mengikuti dan melakukan nilai nilai
tersebut dalam hidupNya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman wujud nikai – nilai etika dalam
kehidupan kita sebagai orang Kristen pengikut kristus. Dan sekaligus melakukan apa yang
menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “ Etika Kristen”.
Dalam proses pendalaman materi iini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi,
dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam – dalamnya kami sampaikan” : Bapak Dosen
Misael Boineno, M pd. selaku dosen mata kuliah “ Etika Kristen”, rekan – rekan mahasiswa
yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini Saya buat semoga bermanfaat,

Kupang, 06 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN……………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….…...... 4
C, Tujuan Masalah ……………………………………………………………….…..… 4
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………...….. 5
1. Etika Kristen dalam Kehidupan Sehari – hari ……………………………...….. 5
2. Menanamkan Nilai – nilai Kristiani pada Anak dan Remaja ………………...... 6
3. Peran Nilai – nilai Kristiani di Kehidupan Modern ………………………….... 7
4. Manakah Nilai – nilai Kristiani Dapat kita Peroleh …………………………… 9
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………… 11
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 11
B. Saran ………………………………………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari – hari kita melakukan aktivitas. Dan kita juga sering menemukan
adanya masalah yang berkaitan dengan etika. Etika ini muncul ketika manusia dihadapkan pada
sebuah masalah. Saat menghadapi masalah, kita diwajibkan harus mengambil sebuah keputusan.
Namun, keputusan yang diambil sering melanggar etika atau tata cara yang seharusnya. Misalnya
berbohong demi kebaikan.
Kita juga sebagai umat kristen harus mecerminkan dalam kehidupan kita sehari – hari kita,
bahwa Kita Mengasihi Tuhan Lewat Nilai – nilai Kristiani, diman hal pertama kali kita perbuat
adalah mengasihi Tuhan dengan caranya mengasihi sesama kita namun, tidak hanya kepada
orang yang kita kenal tetapi juga kepada semua orang tanpa memandang ras, suku, agama, kulit,
dan fisik. Mengapa ? karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita dengan Tulus, dan
tanpa Batas. Tuhan relakan tubuhNya disalibkan untuk menebus kita orang – orang berdosa yang
tidak memiliki hubungan saudara / teman.
Namun, Tuhan sudah Menganggap kita semua ini adalah Anak – anakNya, saudara -saudara
bahkan sahabat. Dalam hidupNya Tuhan menunjukkan kasihNya kepada kita semua lewat setiap
perbuatan dan perkataan. Kasih Tuhan itu Luas dan Tidak Terbatas. Oleh karena itu Tuhan
mengiginkan kita juga Anak- anakNya melakukan hal yang sama yaitu Mengasihi sesama kita
dengan ajaran – ajaran nilai Kristiani.
Oleh karena itu kita sama – sama belajar Mengasihi Tuhan dengan Nilai – nilai Kristiani yang
diwujudkan dalam kehidupan kita sehari – hari.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana caranya kita Dapat Mengasihi sesama kita Tanpa memandang fisik, suku, ras
dan agama?
2. Apa sajakah yang termasuk Didalam Nilai Kristiani?
3. Bagaimana Nilai Kristiani dapat kita terapakan dalam kehidupan kita?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui nilai – nilai Kristiani
2. Dapat Mengetahui wujud Mengasihi Tuhan dalam Kehidupan sehari – sehari
3. Dapat Menagtahui penerapan nilai Kristiani dalam Kehidupan sehari – hari

4
BAB II
PEMBAHASAN

1) Etika Kristen Dalam Kehidupan Sehari – hari


Sebelum kita lebih dalam lagi dalam penjelesan tentang Etika Kristen, terlebih dahulu kita
akan membahas tentang Moral dan Etika. Moral yaitu ajaran tentang baik buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila.
Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi
hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan. Ajaran kesusilaan yang
dapat ditarik dari suatu cerita.
Sedangkan Etika yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Jadi, moral adalah bahan
kajian yang dipelajari didalam etika. 
Etika akan menentukan beberapa prinsip atau asas apakah suatu tingkah laku baik atau buruk,
apakah tingkah laku tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak yang berkaitan dengan
kemanusiaan. Etika dapat berupa peraturan dan ketetapan secara lisan maupun tertulis mengenai
bagaimana menusia bertindak agar menjadi manusia yang baik, sehingga tercipta perdamaian di
dunia. Sebagai contoh, membuang sampa ke sungai. 
Jika kita manusia bermoral tentunya kita tidak akan melakukan hal tersebut karena merugikan
banyak pihak, sesama manusia dan ekosistem alam. Karena banyak manusia yang tidak bermoral
dan tidak mengetahui dampak membuang sampah ke sungai itu buruk, maka diperlukan
ketetapan baik secara tertulis maupun lisan bahwa membuang sampah ke sungai merugikan
orang lain dan ekosistem.
Kita sebagai orang Kristen seharusnya bersyukur ketika kita boleh lahir dalam keluarga
Kristen. Kenapa, karena umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru Selamat
umat manusia yang datang sebagai Mesias (Kristus) sebagaimana yang dinubuatkan dalam
Alkitab. 
Kita diciptakan segambar dan serupa Allah (Imma-Godei) tentunya harus mempunyai etika
dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Apalagi status kita sudah diselamatkan. Lewat
ajaran firman Tuhan kita pasti akan tahu mana  yang baik dan yang buruk dan yang berkenan
kepada Allah.
Akan tetapi yang kita temui saat ini adalah banyak orang Kristen yang tidak lagi menggunakan
etika dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan bahkan masih lengket dengan dosa: pesta miras,
irih hati, penyembahan berhala, sex bebas, kepentingan diri sendiri, roh pemecah  dan lain
sebagainya. Ketika Etika Kristen sudah tidak diterapkan maka dunia juga akan semakin hari
semakin jahat.

5
2) Menanamkan Nilai – nilai Kristiani Pada Anak dan Remaja
Menanamkan nilai-nilai kristiani dengan dasar Alkitab pada anak-anak dan remaja merupakan
suatu hal yang sangat penting. Amsal 22:6 berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Proses pendidikan ini menuntut harga yang sangat mahal yang harus dibayar, khususnya oleh
pihak orang tua. Jika tidak, penyesalan akan terus dibawa hingga napas terakhir.
Apa yang disebut dengan nilai-nilai kristiani dan bagaimana menanamkannya dalam kehidupan
anak-anak dan remaja akan bersama-sama kita renungkan.

- Nilai – nilai Kristiani

Iman dalam Tuhan Yesus Kristus seharusnya merupakan iman yang hidup, yang diwujudkan
dalam sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Iman tanpa perbuatan adalah mati
(Yakobus 2:17). Sikap dan tindakan tersebut disebut dengan nilai-nilai (values) yang merupakan
standar yang ditetapkan Allah sendiri dalam firman-Nya, dan bukan standar yang ditetapkan oleh
manusia. Beberapa nilai kristiani yang harus ditanamkan pada generasi berikutnya:

a. Kebenaran (Truth) – kita harus memegang kebenaran dan mengajarkannya, yaitu


kebenaran berdasar pada Alkitab. Dalam kebenaran ini juga terletak integritas dan
kejujuran, yaitu adanya keselarasan antara apa yang dikatakan dan dilakukan (Matius
5:37).
b. Kesalehan (Righteousness) – di sini, setiap orang percaya harus hidup berfokus dan
berpusat pada Allah Bapa dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kesalehan berbicara tentang
hubungan atau relasi kita dengan Allah dan kesederhanaan hidup. Ayub telah hidup
dalam kesalehan, bergaul karib dengan Allah, sejak dia berusia remaja (Ayub 29:4).
c. Kekudusan (Holiness) – ini merupakan syarat seseorang dapat melihat Allah dan masuk
menghadap hadirat-Nya (Matius 5:8). Orang Kristen telah dipisahkan dari dunia yang
gelap ini untuk tujuan khusus, yaitu sebagai garam dan terang. Kekudusan mencakup
baik pikiran, perkataan, maupun perbuatan.
d. Kesetiaan (Faithfulness) – sifat setia sangat diharapkan dimiliki oleh setiap orang
percaya. Kesetiaan orang Kristen harus didasarkan pada kesetiaan Allah sendiri, yang
dengan senantiasa menyertai kita. Hanya orang yang setia sampai mati yang akan
memperoleh mahkota kehidupan (Wahyu 2:10b). Kesetiaan kepada Tuhan ini juga harus
ditunjukkan dengan kesetiaan atau loyalitas dalam gereja lokal, kepada pasangan, dan
hal lain yang dikehendaki Tuhan.
e. Keutamaan (Excellency) – semangat untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan dan
sesama tentunya diilhami oleh Allah sendiri yang telah memberikan pemberian yang
terbaik, yaitu Anak-Nya Yang Tunggal, bagi dunia (Yakobus 1:17). Kaidah Emas
(Golden Rule) yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri harus terus kita pegang.
f. Kasih (Love) – ini merupakan ciri kehidupan umat kristiani yang selalu dinantikan oleh
orang-orang di sekitar kita. Kasih agape yang dinyatakan dengan kesediaan untuk
menerima orang lain, mengampuni yang bersalah, dan menyalurkan berkat Tuhan bagi
mereka yang membutuhkan. Semua orang percaya diperintahkan untuk menyatakan kasih
ini, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama (Matius 22:37-39).

6
- Kiat-Kiat Menanamkan Nilai-Nilai Kristiani pada Anak dan Remaja

Berikut ini adalah kiat-kiat menanamkan nilai-nilai kristiani pada anak dan remaja.

1. Anak (0 -- 12 tahun)

- Memberikan teladan tentang nilai-nilai iman kristiani di atas.


- Menyediakan bahan-bahan cerita dalam media cetak atau elektronik.
- Menetapkan aturan-aturan dengan prinsip punishment and reward.
- Menyediakan diri untuk menjadi ‘sumber’ jawaban atas pelbagai pertanyaan mereka,
dengan terus belajar dan menyederhanakan jawaban sesuai tingkat pemahaman anak-
anak.
- Mengajak dan melibatkan anak-anak dalam pelbagai program pelayanan di gereja atau
masyarakat sesuai dengan kemampuan mereka.

2. Remaja (12 tahun -- remaja lanjut)


- Memaparkan segala sesuatu secara terbuka, termasuk mengakui kesalahan dan mencoba
memperbaikinya.
- Menyediakan bahan-bahan pembinaan rohani, seperti buku renungan remaja, dsb..
- Mengizinkan mereka bergabung dengan kelompok pergaulan yang baik dan terarah.
- Menyediakan diri untuk menjadi tempat curhat mereka.
- Memberikan argumentasi yang jelas terhadap segala hal yang diperbolehkan atau
dilarang.
- Mengizinkan Tuhan sendiri "mengajar" mereka.

3) Peran – peran Nilai Kristiani Di Kehidupan Modern


1. Kasih
Peran Nilai Kristiani yang pertama adalah buah roh, ini juga menjadi hukum utama dalam
Alkitab ( 1 korintus 13: 13, Matius 22: 37 – 39 ). Alkitab menyarankan kita untuk
mengasihi Tuhan bersama segenap hati, jiwa, dan akal budi serta mengasihi orang lain
seperti diri sendiri. Mengasihi seseorang bermakna menekankan orang tersebut.
Sudahkah Anda lebih menekankan Tuhan dan Orang lain dibandingkan diri sendirr?
2. Sukacita
Dalam kondisi tidak mungkin kita harus bergembira, inilah yang dinamakan sukacita.
(Habakuk 3:17-19). Kata sukacita didalam bahasa aslinya adalah chara yang bermakna
sukacita yang berasal berasal dari dalam, bukan terpengaruh oleh kondisi dan kondisi.
Sukacita inilah yang perlu menjadi pegangan bagi kita didalam merintis hari. Di setiap
situasi, baik itu menggembirakan atau tidak, belajarlah untuk bersukacita.
3. Damai Sejahtera
Pada dasarnya kita tinggal di zaman penuh peluang, namun juga kekhawatiran. Harga
bahan pangan yang tetap naik, kriminalitas, dan kesulitan hidup lainnya tidak mampu
dipungkiri mempengaruhi hati kita untuk menjadi kuatir.

7
Cara kita melihat seluruh masalah akan menentukan damai sejahtera dalam hidup.
Melihat yang benar bakal sebabkan kita berpikir secara benar lantas bakal sebabkan kita
yakin bakal kebenaran. Inilah iman yang bakal membangkitkan damai sejahtera.
4. Kesabaran
Pada kehidupan masa kini segalanya berubah begitu cepat, namun firman Tuhan
menyuruh kita untuk memiliki kesabaran. Sabar bukan bermakna lamban, kompromi,
bahkan menyerah, tapi tenang, tidak terburu-buru dan tahan hadapi segala sesuatu.
Misalnya, maukah kita bersabar untuk tidak melakukan hubungan badan sebelum
menikah, terutama bagi anak muda? Sebagai pekerja, maukah kita belajar bersabar
hadapi bos yang kerap memperlakukan kita secara semena-mena?
Dengan segala akses di dunia modern yang ada, kita mampu saja melakukan hal-hal
instan seperti orang-orang lain, tapi dikala kita berkomitmen untuk bersabar, maka bakal
ada hadiah besar untuk kesabaran kita di era yang bakal datang.
5. Kemurahan
Masyarakat modern memiliki penyakit umum yakni cuek, fenomena ini sangat terlihat
ketika kita naik kendaraan umum di perkotaan. Kebanyakan orang bakal cuek kalau lihat
ibu hamil, orang tua, ataupun orang cacat yang tidak kebagian tempat duduk.
Bagaimana kalau kita lihat perihal tersebut? Disinilah Tuhan mengajarkan kita sebagai
orang Kristen untuk bermurah hati bersama tidak membeda-bedakan dan juga tidak
menunda kebaikan itu.
6. Kebaikan
Kebaikan datang dari keikhlasan, juga menjadi hal yang sangat jarang dimiliki oleh
orang-orang pada masa sekarang. Bahkan, keliru satu normalitas tidak baik umat Kristen
adalah cuma berbuat baik pada orang-orang seagama saja.
Namun, bukan seperti itu kebaikan yang Tuhan ajarkan. Tuhan mengajarkan kebaikan
tanpa pamrih yang mampu sebabkan orang lain merasakan kasih Allah.
7. Kesetiaan
Amsal 20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tapi orang yang setia, siapakah
menemukannya? Begitu langkanya orang yang setia sehingga Alkitab mencatat perihal
ini, tidak kalau juga di dunia modern. Perceraian, perselingkuhan, dan pengkhianatan
telah benar-benar kerap kita dengar pemberitaannya melalui media.
Di sini lah kita sebagai orang Kristen perlu menunjukkan perbedaan selanjutnya gara-
gara nilai kristiani ada didalam diri kita. Tunjukkan bersama teladan untuk tidak bercerai,
bahkan ketahui juga apa itu poligami menurut Alkitab.
8. Kelemahlembutan

8
Sikap dan perbuatan kita harus menunjukkan kesejukan serta kedamaian di hati orang
lain, inilah yang dinamakan dengan kelemahlembutan. Saat kita belajar untuk
mempunyai kelemahlembutan, maka kita sedang belajar menjadi seseorang yang kuat.
9. Penguasaan Diri
Hidup kita jelas akan hancur bila kita tidak bisa menguasai diri sendiri. Nilai ini yang
perlu kita tanamkan dan praktekkan didalam seluruh tempat hidup.
Mungkin kita akan berpikir benar-benar mustahil untuk memiliki seluruh nilai kristiani.
Terkadang bahkan kita menjadi bahwa nilai-nilai selanjutnya membatasi kebebasan hidup
kita. Untuk apa perlu mempunyai nilai-nilai tersebut? Jawabannya ada pada ayat
selanjutnya ini.
5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan
daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga
kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 5:18 Akan tetapi jikalau
kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum
Taurat.
Pada zaman ini memang benar kita diberi kebebasan. Namun, satu perihal yang perlu kita
tanamkan didalam hati, bahwa kebebasan selanjutnya perlu dimotivasi oleh Tuhan. Di
situlah kita bakal secara otomatis memilih untuk melakukan nilai kristiani selanjutnya
didalam kehidupan yang menjadi ukuran perkembangan rohani kita.

4) Manakah Nilai – nilai Kristiani Dapat Kita Peroleh


Menanamkan nilai-nilai kristiani dengan dasar Alkitab pada anak-anak dan remaja merupakan
suatu hal yang sangat penting. Amsal 22:6 berkata, �Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.�
Proses pendidikan ini menuntut harga yang sangat mahal yang harus dibayar, khususnya oleh
pihak orang tua. Jika tidak, penyesalan akan terus dibawa hingga napas terakhir.
Untuk dapat menanamkan semua nilai di atas, aspek-aspek perkembangan yang dimiliki oleh
anak dan remaja perlu dipahami. Ada aspek perkembangan fisik, moral (Lawrence Kohlberg),
mental (Jean Piaget), psiko-sosial (Erik Erickson), dan iman (James Fawler).
Untuk perkembangan iman, James Fawler telah mengelompokkan tahapan perkembangan
dengan baik. Jika kita memahaminya, proses penanaman nilai tersebut akan menjadi lebih
mudah.

1. Intuitive Projective Organized religion


(0 — half dozen tahun)

9
Iman diperoleh dari orang tua; berpikir tentang Allah; penuh imajinasi dan fantasi; meniru iman
orang lain; gambaran tentang Allah diserupakan dengan orang tuanya; mewarisi tradisi tentang
Allah dan iman.
2. Mythic Literal Organized religion
(6 — 12 tahun)
Iman diperoleh dari cerita-cerita; pentingnya keanggotaan kelompok untuk identitas diri;
berpegang pada cerita, aturan dan nilai otoritas, cerita diserap secara harafiah dan faktual; figur
otoritas mengendalikan perspektif pribadi.
3. Synthetic Conventional Organized religion
(12 — remaja lanjut)
Iman diperoleh dari kelompok; gerakan pertama menuju iman pribadi; memilih kepercayaan,
nilai, dan sifat-sifat bagi diri sendiri; pilihan tidak diambil secara reflektif/kritis; pemulihan tidak
berasal dari norma komunitas; figur otoritas tetap penting.
4. Individuative Reflective Faith
(remaja lanjut — dewasa)
Membentuk imannya sendiri; komitmen pribadi akan iman, nilai-nilai dan tindakan; menjadi
reflektif/kritis terhadap iman komunitas; diri sendiri menjadi sumber otoritas kepemilikan; tidak
menyukai ketegangan antariman — memilih satu untuk menyelesaikan ketegangan.

5. Conjunctive Faith
(dewasa)
Iman yang dewasa dan terbuka; mampu menggandeng perspektif yang berbeda; mampu
memandang kebenaran dari berbagai sudut; terbuka terhadap berbagai pandangan yang masih
misteri; terbuka untuk kebenaran dan tradisi lain.

Universalizing
(dewasa lanjut)
Iman yang dalam dan konsisten; tidak lagi berpusat pada diri sendiri; memandang dunia melalui
pengalaman dan iman orang lain; menghargai orang lain dengan kasih Tuhan Pencipta; minat
transendental terhadap satu komunitas.

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Nilai adalah asas yang akan kita pegang ketika kita menghadapi berbagai pilihan di dunia,
sementara norma adalah aturan yang jelas untuk mengaturnya. Contohnya adalah ketika kita
melihat seorang teman yang memiliki mobil baru, ada perbedaan dalam nilai dan norma dalam
kekristenan mencapai keinginan di dalam hati untuk juga memiliki mobi baru karena mobil tua
sudah ketinggalan jaman. Disinilah nilai kristiani dan norma Kristiani akan mendukung
kehidupan kita. Kita ingat bahwa Firman Allah mengajarkan utuk dapat mengendalikan diri dan
aturan juga ada dalam perintah Allah. Ini mungkin bahwa maka Anda harus belajar untuk
bersabar, karena jika tidak, mungkin dengan kondisi keuangan Anda saat ini akan membuat
Anda sulit untuk membayar angsuran kredit mobil di kemudian hari.
B. Saran
Mungkin cukup sampai di sini pembahasan mengenai peran nilai nilai kristiani dalam
kehidupan. Semoga hal tersebut dapat menjadi renungan dan wawasan tentang rohani
Kristen agar kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://bersamakristus.org/peran-nilai-nilai-kristiani/
https://remaja.sabda.org/menanamkan-nilai-nilai-kristiani-pada-anak-dan-remaja
https://www.kompasiana.com/mamahani/5d1237d9097f3651ff639102/etika-kristen-dalam-
kehidupan-sehari-hari

12

Anda mungkin juga menyukai