PRINSIPNYA
KELOMPOK 4
1. Cassandra Dealova Sitepu (2301030052)
2. Dyvia Cahyani Saragih (2301030060)
3. Kevin Alfredo Pakpahan (2301030063)
4. Femy Chandra Winata (2301030072)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Dasar-
dasar Etika dan Moral Kristen serta Prinsip-prinsipnya”. Adapun tujuan penulisan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Kristen.
Kami berterima kasih kepada Ibu Pdt. Esther Sitorus,S.Th,M.Th selaku dosen mata kuliah
Etika Kristen yang memberikan arahan dan bimbingannya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, teknis penulisan dan materi, untuk itu kami
mohon maaf dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan
wawasan serta pengetahuan bagi pembaca serta memberikan manfaat, wawasan dan
pengetahuan bagi penulis pada khususnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
A. Dasar-Dasar Etika dan Moral Kristen....................................................................................6
B. Prinsip-Prinsip Etika dan Moral Kristen................................................................................6
C. Penerapan Etika dan Moral Kristen Dalam Kehidupan.......................................................8
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna Etika Kristen sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Etika Kristen sebagai
ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yaitu perannya sebagai
petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus
mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan.
Khusus bagi kehidupan umat Kristen haruslah berpedoman pada ketentuan Etika Kristiani
yang mencakup setiap aspek kehidupan dalam ruang lingkup individu, keluarga, kelompok
sosial maupun dalam bernegara.
Bicara tanggung jawab berarti bicara kewajiban menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut). Iman dan Etika Kristen haruslah berjalan bersamaan, tindakan
etis dan tanggung jawab melibatkan kepercayaan yang dipertaruhkan. Alkitab menjelaskan
dan memberikan petunjuk sebagai standard bagi umat Kristen sebagai pola berfikir dan
perbuatan sebagai norma yang berlaku dalam kehidupan umat Kristen. Dalam penulisan
makalah ini penulis khusus membahas bagaimana memahami Etika yang meresponi Firman
Tuhan dengan penuh tanggung jawab secara Pribadi.
Maka dari itu kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dapat
memahami hal – hal apa yang harus kita hindari, dan apa pula yang seharusnya kita lakukan
untuk dapat menciptakan suasana damai dan tanpa adanya perkelahian dikehidupan
berkeluarga, masyarakat, sekolah, atau dimanapun kita berada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari Etika Kristen?
2. Apa saja tugas-tugas dari Etika Kristen?
3. Siapa yang menjadi Objek Etika Kristen?
4. Apa-apa saja Metode dari Etika Kristen?
5. Apa itu Sistem Etika Filosofis serta contohnya?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari Etika Kristen.
2. Mengetahui tugas-tugas dari Etika Kristen.
3. Mengetahui Siapa yang menjadi Objek Etika Kristen.
4. Mengetahui Apa saja yang menjadi Metode dari Etika Kristen.
5. Mengetahui Sistem Etika Filosofis dan Contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu fondasi utama dari etika Kristen adalah perintah Yesus Kristus untuk
mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran, serta mengasihi sesama seperti diri
sendiri. Prinsip ini mencakup pentingnya kasih sayang, perdamaian, dan pengampunan dalam
hubungan manusia. Selain itu, etika Kristen juga menekankan pentingnya moralitas dalam
segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, politik, dan lingkungan.
Etika Kristen sering kali mempertimbangkan konteks budaya dan situasional dalam
mengambil keputusan moral, tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang dinyatakan
dalam Alkitab sebagai pedoman utama. Ini termasuk penghormatan terhadap kehidupan,
keadilan sosial, dan integritas pribadi. Dengan demikian, etika Kristen bertujuan untuk
membentuk karakter yang sesuai dengan ajaran moral Kristus dan mendorong umat Kristen
untuk hidup dengan integritas moral dan kasih terhadap sesama.
Selanjutnya, kesetiaan dan integritas menjadi tugas penting dalam etika Kristen. Ini
berarti menjaga janji, menghormati komitmen, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab. Pengampunan juga merupakan aspek penting dari
etika Kristen. Mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita adalah
panggilan utama dalam ajaran Kristen, seperti yang ditekankan dalam doa Yesus dan kisah
tentang pelaku dosa yang diampuni.
Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip ini, para penganut etika Kristen diharapkan untuk
menjadi saksi-saksi kasih dan kebenaran dalam dunia ini, merefleksikan cinta dan belas
kasihan Tuhan kepada semua ciptaan-Nya.
1. Mengasihi Allah di atas Segala Sesuatu: "Yesus menjawab: 'Cinta Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu.'" (Matius 22:37)
2. Mengasihi Sesama seperti Diri Sendiri: "Dan perintah yang kedua, yang sama
pentingnya, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius
22:39)
5. Memelihara Keadilan dan Belas Kasihan: "Berbuatlah adil dan berlakulah belas
kasihan dan sederajatlah dengan Allahmu." (Mikha 6:8)
6. Menjaga Kebenaran: "Maka hendaklah kau berseru-nyerulah kepadanya: Inilah
kebenaran TUHAN semesta alam, hendaklah kau bertindak jujur di dalam berbicara.
Biarlah mulutmu berserah kepada kebenaran itu, dan biarlah kecuranganmu sendiri
dikalahkan." (Zakharia 8:16)
7. Menghindari Dosa: "Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi
jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan daging, kamu akan hidup."
(Roma 8:13)
9. Menjaga Kemurnian Diri: "Hormatilah Allah dengan harta kekayaanmu dan dengan
hasil bumi dari segala hasil bumi yang ada di negerimu; maka padi-padianmu akan
melimpah-limpah dan anggurmu akan menyaring." (Amsal 3:9-10)
Dalam kerangka ini, etika Kristen sering diasosiasikan dengan konsep moralitas yang
didasarkan pada ajaran Alkitab, khususnya pada ajaran Yesus Kristus. Etika Kristen
mengajarkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral untuk hidup dalam ketaatan
terhadap perintah-perintah Allah, mencintai sesama manusia, dan mengasihi Tuhan dengan
sepenuh hati.
Dalam konteks ini, moralitas Kristen melibatkan prinsip-prinsip seperti kasih, keadilan,
kesetiaan, kerendahan hati, kesalehan, dan integritas. Manusia dipandang sebagai makhluk
yang memiliki martabat dan nilai intrinsik karena mereka diciptakan menurut citra Allah.
Oleh karena itu, dalam etika Kristen, manusia memiliki kewajiban moral untuk
memperlakukan sesama manusia dengan penghormatan, menyediakan keadilan,
mempromosikan kebaikan, dan menghindari kejahatan.
Dalam rangka memahami dan mengamalkan etika Kristen, individu Kristen juga
mengacu pada ajaran gereja dan tradisi Kristen yang berkaitan dengan etika dan moralitas.
Pendeta, teolog, dan pemimpin gereja Kristen sering berperan sebagai otoritas moral yang
membimbing umat dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika Kristen dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Sumber Etika Kristen: Etika Kristen didasarkan pada Alkitab, terutama pada ajaran
Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Injil-injil dan tulisan-tulisan rasul menjadi panduan
utama dalam memahami prinsip-prinsip etika Kristen. Selain itu, doktrin dan ajaran
gereja juga memberikan pedoman penting dalam merumuskan prinsip-prinsip etika
Kristen.
2. Kasih Sebagai Prinsip Utama: Pada intinya, etika Kristen ditekankan pada kasih sebagai
prinsip utama. Yesus mengajarkan untuk mengasihi Allah di atas segalanya dan
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Prinsip kasih ini melibatkan kepedulian
terhadap kebutuhan orang lain, berbagi kebaikan, memberi pengampunan, dan
menunjukkan belas kasihan.
3. Penekanan pada Perbuatan dan Niat: Etika Kristen tidak hanya mempertimbangkan
perbuatan luar, tetapi juga memerhatikan niat dan motivasi di balik perbuatan tersebut.
Yesus mengajarkan bahwa hati yang murni dan niat yang tulus penting dalam
melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu, dalam etika Kristen, penting untuk tidak
hanya mematuhi perintah-perintah Allah secara harfiah, tetapi juga untuk memperhatikan
niat dan motivasi yang benar.
5. Pertobatan dan Pengampunan: Etika Kristen juga membahas pentingnya pertobatan dan
pengampunan. Pertobatan melibatkan pengakuan dosa, penyesalan, dan niat untuk
berubah. Pengampunan, baik yang diberikan oleh Allah maupun oleh sesama manusia,
menjadi elemen penting dalam etika Kristen. Yesus mengajarkan untuk mengampuni
orang lain sebagaimana kita juga telah diampuni oleh Allah.
6. Pemuliaan Tuhan: Tujuan akhir dari etika Kristen adalah untuk memuliakan Allah dalam
segala hal. Manusia dipanggil untuk hidup yang menghormati dan menyenangkan Allah,
mengikuti perintah-perintah-Nya, dan menjalani hidup yang saleh. Etika Kristen
mengajarkan bahwa semua aspek kehidupan manusia, baik dalam tindakan sehari-hari
maupun dalam pengambilan keputusan yang lebih besar, harus didasarkan pada
kehendak dan kepuasan Allah.
1. Metode Deontologis
Menurut Eka Darmaputera, metode Deontologis yaitu cara berfikir etis yang
mendasar kan diri kepada prinsip,hukum dan norma yang di anggap harus berlaku
melakukan situasi dan kondisi apapun. Didalam metode etika kristen, cara berpikir
deontologis adalah cara melakukan penilaian etis yang meletakan Hukum Allah sebagai
satu-satunya norma yang tidak dapat ditawar-tawar. Cara berfikir seperti itu memberi
pegangan etis yang tegas dan jelas. Orang tidak perlu bingung tentang apa yang benar dan
apa yang salah, asal hukumnya jelas.Kadang-kadang lupa untuk melihat kompleksitas
permasalahan yang terjadi hidup manusia tidaklah hanya hitam putih,dan ada banyak hal
yang membuat pilihan, dan terkadang orang melakukannya untuk dapat menguntungkan
dirinya sendiri (tergantung situasi).Contohnya dalam Alkitab Allah berkata “jangan
membunuh”. Itu berarti, didalam situasi dankondisi apapun membunuh adalah salah.
2. Metode Teleologis
Menurut Malcolm Brownlee, Teleologis berasal dari kata teleos = tujuan,akibat; logos
= pengetahuan. Menurut aliran metode etika Kristen manusia adalah seorang pencipta,
seorang tukang atau seorang pembangun. Perbuatannya yang pokok adalah menciptakan
sesuatu demi suatu tujuan. Kehidupan etis sama dengan proses membuat sesuatu. Suatu
tindakan dianggap benar apabila mengakibatkan hasil baik yang lebih besar daripada hasil
buruk. Suatu tindakan dianggap salah apabila mengakibatkan hasil buruk yang lebih besar
daripada hasil baik. Suatu tindakan harus dilaksanakan apabila akan mengakibatkan hasil
baik yang lebih besar daripada tindakan-tindakan lain yang ada sebagai alternatif. Metode
Etika Kristen menekankan hal akibat atau tujuan. Pertama, ada pertanyaan-pertanyaan
umum mengenai tujuan untuk kehidupan. Kedua,memperhatikan konsekuensi perbuatan-
perbuatan dan melaksanakan perbuatan-perbuatannya mengakibatkan hasil baik. Ketiga,
kita harus membentuk kehidupan kita sendiri lebih selaras dengan tujuan-tujuan metode
etika Kristen. Keempat, kita harus membentuk masyarakat yang lebih selaras dengan
kehendak Allah. Dalam Teleologis ini apapun yang dilakukan yang penting memiliki hasil
yang baik.
Menurut Verne H. Fletcher Eka Darmaputera, metode Etika Situasi sederhana untuk
semua: Perkenalan pertama.Metode Etika situasi (atau terkadang “moralitas baru”).
Metode Etika situasi membantah seperlunya aturan-aturan dan prinsip-prinsip moral,
karena setiap situasi yang kita hadapi mengandung ciri-ciri khas dan unik. Metode etika
situasi mengakui adanya satu prinsip yang patut diterima secara mutlak, yaitu “kasih”.
Etika situasi merupakan jalan buntu dalam usaha mencari pendekatan yang bermanfaat
bagi penyusunan suatu etika Kristen.
Menurut R. Bultmann, mengatakan “lakukanlah dalam setiap situasi apa yang dituntut
oleh kasih”. Dalam kehidupan Moral Kristen, kita boleh mengandalkan pengampunan
ilahi yang membebaskan dari kekhawatiran sehingga kita dapat hidup dengan hati yang
tenang. Di samping itu, kita boleh juga mengandalkan bimbingan Roh Kristus. Dalam
metode etika Kristen bertitik tolak dari apa yang dikaruniakan kepada kita oleh Allah
dalam Kristus. Didalam Etika situasi mengatakan bahwa apa yang wajib dilakukan
seseorang dalam situasi konkret,tidak dapat disimpulkan dari suatu hukum moral umum,
melainkan harus diputuskan secara bebas oleh orang yang bersangkutan. Etika situasi
menjunjung tinggi otonomi moral individu dan menolak ketaatan begitu saja terhadap
suatu hukum moral sebagai heteronomi. Tidak ada perbuatan yang pada dirinya yang baik
atau yang jahat, semuanya tergantung pada situasi.
Pada metode etika situasi ini semua peraturan tidak berguna sebab dalam situasinya,
kita melakukan apa yang harus dilakukan pada situasi itu, dan apa yang terjadi di
lapangan itulah aturannya.
Kontekstual adalah apabila kita memikirkan “Metode etika kontekstual”, kita perlu
mengindahkan paling sedikit dua: bukan hanya konteks situasi konkret yang sedang
dihadapi tetapi juga kontekstualisasi baru yang telah diciptakan Allah dalam Kristus.
Kedua konteks ini harus dipegang dan diselami sekaligus. Dengan demikian, kehidupan
masa kini dapat diterangkan oleh pandangan hidup dan dunia yang bersumber pada
Kristus. Konsep kontekstualisasi dalam karangan Singgit membicarakan tentang 3
konteks, yaitu konteks Alkitab, konteks tradisi-tradisi, dan konteks setempat masa kini.
Pendekatan kita juga beranggapan bahwa Alkitab dan teologi menyediakan bukan hanya
kategori-kategori formal, seperti dalam pandangan Bultmann danetika situasi, tetapi juga
isi yang cukup padat dan subtansial. Paul Lehmann menekankan persekutuan Kristen
(koinonia) sebagai wadah bagi pemikiran metode etika Kristen.
Selain kasih, konsep belas kasihan juga menjadi pilar utama dalam etika Kristen. Yesus
Kristus seringkali menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang menderita, sakit, atau
terpinggirkan dalam masyarakat. Contohnya adalah dalam perumpamaan tentang Anak yang
Hilang (Lukas 15:11-32), di mana Yesus menggambarkan Allah sebagai Bapa yang penuh
kasih dan pengampunan kepada anak yang kembali.
Keadilan juga merupakan prinsip penting dalam etika Kristen. Konsep keadilan sering
kali dihubungkan dengan penghakiman yang adil dan perlakuan yang setara bagi semua
orang di hadapan Tuhan. Dalam Injil Matius, Yesus mengkritik para pemimpin agama pada
zamannya karena kekurangan keadilan.
Pengampunan juga menjadi bagian integral dari sistem etika Kristen. Yesus Kristus
mengajarkan agar kita memberi pengampunan kepada mereka yang telah melakukan
kesalahan terhadap kita, sebagaimana kita juga diampuni oleh Tuhan atas dosa-dosa kita.
Pengampunan merupakan bentuk penting dalam membangun hubungan yang sehat antara
manusia dan dengan Tuhan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah studi kritis dari moralitas manusia. Moralitas bergantung pada standar yang
dimiliki seorang manusia yang mempengaruhi hal baik dan buruk yang dibuatnya, dan gol
nilai yang ideal dari prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang sebagai landasan dimana ia
mengklaim dan mengevaluasi kebenaran.
Etika Kristen di dasarkan pada Alkitab, dan yang menjadi titik tolak utamanya adalah
karya Yesus Kristus di dunia. Untuk itu, kita harus mau seperti Yesus. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan asas-asas yang sudah di paparkan diatas supaya kita dikatakan beretika.
DAFTAR PUSTAKA
Robert P. Borrong, Etika Politik Kristen (Jakarta: UPI & PSE Sekolah Tinggi Teologi,
2006).
The Moral Vision of the New Testament: Community, Cross, New Creation. Richard B.
Hays (HarperOne, 1996)
PERTANYAAN & JAWABAN:
1. Marlina Elisa Panjaitan, dari Kelompok 6.
Bagaimana Etika Filosofi dapat membantu dalam memecahkan masalah etika dalam
kehidupan sehari – hari?
Jawaban:
Etika filosofi dapat membantu dalam memecahkan masalah etika dalam kehidupan sehari-
hari melalui beberapa cara:
1) Pendekatan Pemikiran Kritis: Etika filosofi mengajarkan individu untuk
mempertimbangkan secara kritis nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang terlibat
dalam situasi tertentu.
2) Penggunaan Metode Etis: Etika filosofi menyediakan berbagai metode dan
pendekatan untuk menganalisis masalah etika, seperti deontologi, teleologi, atau etika
situasi.
3) Pertimbangan Prinsip-Prinsip Etis: Etika filosofi memungkinkan individu untuk
mempertimbangkan prinsip-prinsip etis yang mendasari keputusan moral, seperti
kasih, keadilan, kesetiaan, dan integritas.
4) Menganalisa Konsekuensi: Salah satu aspek penting dari etika filosofi adalah
mempertimbangkan konsekuensi moral dari berbagai tindakan. Dengan melakukan
analisis yang cermat terhadap konsekuensi yang mungkin saja terjadi, individu dapat
memilih tindakan yang paling sesuai dengan prinsip-prinsip etis dan tujuan moral
yang diinginkan.
1) Landasan Agama: Sistem Filosofi Kristen didasarkan pada keyakinan akan adanya
Tuhan yang diungkapkan melalui ajaran Alkitab dan tradisi Kristen. Ini berarti bahwa
prinsip-prinsip dan nilai-nilai dalam sistem ini berasal dari otoritas ilahi, yang
memberikan fondasi yang kuat untuk pandangan moral dan ontologis.
2) Teladan Kristus: Dalam Filosofi Kristen, teladan dan ajaran Yesus Kristus menjadi
pusat dari sistem ini. Konsep kasih tanpa syarat, pengampunan, dan belas kasihan
yang diajarkan oleh Kristus menjadi landasan moral yang utama dalam memandu
perilaku dan keputusan etis.
3) Martabat Manusia: Filosofi Kristen mengakui martabat manusia sebagai makhluk
yang diciptakan menurut citra Allah. Hal ini mengarah pada penghormatan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perlakuan yang adil terhadap semua orang.
4) Pemahaman Terhadap Dosa dan Pengampunan: Konsep dosa, pertobatan, dan
pengampunan merupakan elemen penting dalam Filosofi Kristen. Pengampunan yang
diberikan oleh Tuhan kepada manusia menjadi landasan bagi individu untuk
memberikan pengampunan kepada sesama manusia, menciptakan lingkungan yang
penuh dengan belas kasihan dan pengampunan.
5) Fondasi Teologis: Filosofi Kristen tidak hanya berfokus pada pertimbangan moral,
tetapi juga mengintegrasikan aspek teologis dalam pemikirannya. Ini mencakup
konsep tentang keberadaan Tuhan, kehendak-Nya, dan tujuan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan.
6) Harapan dan Tujuan Akhir: Filosofi Kristen menawarkan pandangan tentang tujuan
akhir manusia, yaitu pemulihan hubungan yang rusak dengan Tuhan dan kehidupan
yang abadi di hadapan-Nya. Hal ini memberikan perspektif unik dalam memahami
makna hidup dan tujuan eksistensial manusia.
1) Kasih: Kasih adalah prinsip utama dalam moralitas Kristen karena Yesus Kristus
mengajarkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri. Kasih tanpa syarat adalah inti dari ajaran Kristus dan
menjadi fondasi bagi hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.
2) Keadilan: Keadilan adalah prinsip yang menuntut perlakuan yang adil dan setara bagi
semua orang. Dalam moralitas Kristen, keadilan mencerminkan kehendak Allah untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan menyelaraskan tindakan manusia dengan
keadilan-Nya.
3) Kesetiaan: Kesetiaan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap Allah dan prinsip-
prinsip-Nya. Dalam moralitas Kristen, kesetiaan mencerminkan hubungan yang erat
antara manusia dengan Tuhan dan pentingnya mematuhi perintah-perintah-Nya serta
menjaga komitmen terhadap-Nya.
4) Kerendahan Hati: Kerendahan hati merupakan sikap yang memungkinkan seseorang
untuk mengakui keterbatasan dan kelemahan diri sendiri serta bergantung sepenuhnya
pada kehendak Allah. Dalam moralitas Kristen, kerendahan hati adalah sikap yang
memungkinkan seseorang untuk melayani sesama dengan rendah hati dan mengakui
bahwa segala yang baik berasal dari Allah.
5) Kesalehan: Kesalehan mencerminkan ketundukan dan pengabdian kepada Allah
dalam segala hal. Dalam moralitas Kristen, kesalehan mencakup ketaatan terhadap
ajaran Alkitab, ibadah yang tulus, dan hidup yang konsisten dengan kehendak Allah.
6) Integritas: Integritas adalah konsistensi antara nilai-nilai yang dianut dan tindakan
yang dilakukan. Dalam moralitas Kristen, integritas mencerminkan kesesuaian antara
kepercayaan yang diyakini dan praktek yang dijalankan, serta kesetiaan terhadap
kebenaran dan keadilan.
Etika Keadilan: Sistem ini fokus pada prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan hak dan
kewajiban di antara individu-individu dalam masyarakat. Etika keadilan menekankan
perlunya perlakuan yang sama dan adil bagi semua orang tanpa memandang perbedaan
status sosial, ekonomi, atau lainnya. Contoh aplikasi: Dalam konteks keadilan, pemerintah
diharapkan untuk memberlakukan hukum yang adil dan memberikan perlindungan yang
setara bagi semua warganya tanpa memandang latar belakang mereka. Sebagai contoh,
pengadilan yang memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan tanpa
memandang status sosial atau ekonomi mereka adalah contoh penerapan etika keadilan.
Sumber Otoritas:
-Etika Kristen: Etika Kristen memiliki sumber otoritas yang jelas dalam ajaran Alkitab
dan tradisi Kristen. Prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang diterapkan berasal dari
ajaran Yesus Kristus dan kitab suci Kristen.
-Etika Filosofis: Etika Filosofis tidak bergantung pada otoritas agama tertentu.
Sebaliknya, ia mengandalkan pemikiran rasional dan analisis filosofis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip moral yang universal dan berlaku bagi semua individu,
terlepas dari kepercayaan agama mereka.
Landasan Filosofis:
-Etika Kristen: Landasan filosofis Etika Kristen didasarkan pada teologi Kristen, yang
mempertimbangkan hubungan manusia dengan Allah dan ajaran moral yang terdapat
dalam kitab suci Kristen. Prinsip-prinsip moral diturunkan dari ajaran Alkitab dan
teladan kehidupan Kristus.
-Etika Filosofis: Etika Filosofis mengandalkan pemikiran rasional dan analisis filosofis
untuk memahami sifat moralitas, prinsip-prinsip moral, dan tindakan yang baik. Ini
melibatkan pemikiran tentang hak, keadilan, kewajiban, dan konsekuensi etis tanpa
terikat pada ajaran agama tertentu.
Sebagai mahasiswa Kristen, penerapan konsep Imago Dei Allah dalam proses
kemahasiswaan dapat mencakup beberapa aspek:
1) Penghargaan terhadap Martabat Manusia: Kami akan berusaha untuk menghargai
martabat setiap individu di lingkungan kampus, termasuk dosen, staf, dan sesama
mahasiswa, karena mereka semua mencerminkan citra Allah. Ini berarti kami akan
memperlakukan orang lain dengan hormat, menghargai perbedaan, dan tidak
melakukan diskriminasi.
2) Pelayanan dan Pemimpinan: Sebagai cerminan dari citra Allah, kami akan berusaha
untuk melayani sesama mahasiswa dan masyarakat sekitar dengan kasih dan penuh
perhatian. Kami juga akan berusaha untuk menjadi pemimpin yang bertanggung
jawab dan memperjuangkan keadilan serta kesetaraan bagi semua orang.
3) Kecerdasan dan Pembelajaran: Kami akan mengembangkan potensi intelektual saya
sebagai bagian dari refleksi citra Allah. Dengan belajar dan berkembang secara
akademik, kami akan berusaha untuk menjadi seseorang yang dapat memberikan
dampak positif dalam masyarakat dan menghormati kecerdasan yang dianugerahkan
Allah kepada manusia.
4) Etika dalam bekerja: Kami akan menerapkan etika kerja yang baik dalam semua aspek
kehidupan kampus, baik dalam studi maupun dalam kolaborasi dengan sesama
mahasiswa dan dosen. Ini termasuk konsistensi, kejujuran, dan tanggung jawab dalam
segala hal yang saya lakukan.
5) Pengembangan Karakter: Kami akan berusaha untuk mengembangkan karakter yang
sesuai dengan ajaran Kristen, seperti kasih, keadilan, kesetiaan, dan kerendahan hati.
Hal ini akan tercermin dalam interaksi sehari-hari, keputusan-keputusan yang kami
ambil, dan tanggung jawab yang kami emban sebagai mahasiswa.
1) Dasar Filosofis yang Dalam: Etika Kristen tidak hanya didasarkan pada ajaran agama,
tetapi juga memiliki dasar filosofis yang dalam. Hal ini melibatkan penerapan
pemikiran kritis terhadap nilai-nilai moral yang terkandung dalam Kitab Suci dan
tradisi Kristen, serta refleksi tentang bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pertentangan Moral dalam Masyarakat: Dalam masyarakat modern yang pluralistik,
terdapat berbagai pandangan dan nilai moral yang bertentangan. Etika Kristen
mencoba untuk mengatasi konflik moral ini dengan memberikan panduan yang jelas
berdasarkan ajaran Alkitab dan tradisi Kristen.
3) Penerapan Prinsip-prinsip Universal: Etika Kristen mencoba untuk menerapkan
prinsip-prinsip moral yang bersifat universal, yang berlaku bagi semua orang di
semua waktu dan tempat. Namun, dalam menghadapi situasi moral yang kompleks
dan beragam, seringkali diperlukan kajian yang mendalam dan pemikiran kritis untuk
mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip ini dengan tepat.
4) Tantangan Kontemporer: Tantangan-tantangan moral kontemporer seperti kemajuan
teknologi, isu-isu sosial, dan perkembangan budaya seringkali memerlukan
penyesuaian dan refleksi ulang terhadap prinsip-prinsip moral Kristen. Hal ini
mendorong Etika Kristen untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan zaman.
Contoh penerapan konsep ini, di mana seseorang dihadapkan pada pilihan antara
melakukan yang benar atau yang salah, terlepas dari apakah ada orang lain yang melihat
atau tidak.
1) Pembebasan dari Dosa: Konsep penebusan melalui karya Yesus Kristus memberikan
keyakinan bahwa manusia dapat dipulihkan dari dosa-dosa mereka dan dibebaskan
dari konsekuensi moralnya. Ini memengaruhi pandangan Kristen tentang tanggung
jawab moral individu dengan menekankan pentingnya pengampunan dan pemulihan
rohani sebagai bagian dari perjalanan moral.
2) Tanggung Jawab Kepada Tuhan: Meskipun keselamatan dapat dilihat sebagai
anugerah, individu Kristen tetap memegang tanggung jawab moral terhadap Tuhan
atas kasih dan pengampunan yang diterima. Mereka percaya bahwa hidup yang benar
dan konsisten dengan ajaran Tuhan adalah respons yang tepat atas anugerah
keselamatan.
3) Panggilan untuk Hidup yang Saleh: Konsep keselamatan tidak hanya menghapus
dosa-dosa masa lalu, tetapi juga memanggil individu untuk hidup sesuai dengan
standar moral yang ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan ini memengaruhi tanggung
jawab moral individu dengan mendorong mereka untuk menjalani hidup yang saleh
dan menghindari dosa dalam penghargaan terhadap karya penebusan Kristus.
4) Pengampunan dan Pengampunan Orang Lain: Konsep penebusan Kristus juga
mengajarkan pentingnya pengampunan dan pengampunan terhadap orang lain. Ini
memengaruhi tanggung jawab moral individu dengan mendorong mereka untuk
mempraktikkan kasih dan pengampunan, serta menjaga hubungan yang sehat dengan
sesama manusia.