Anda di halaman 1dari 27

DASAR-DASAR ETIKA DAN MORAL KRISTEN SERTA PRINSIP-

PRINSIPNYA

Dosen Pengajar : Pdt. Esther Sitorus,S.Th,M.Th

U239/3 April 2024/ R.34

KELOMPOK 4
1. Cassandra Dealova Sitepu (2301030052)
2. Dyvia Cahyani Saragih (2301030060)
3. Kevin Alfredo Pakpahan (2301030063)
4. Femy Chandra Winata (2301030072)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
PEMATANGSIANTAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Dasar-
dasar Etika dan Moral Kristen serta Prinsip-prinsipnya”. Adapun tujuan penulisan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Kristen.

Kami berterima kasih kepada Ibu Pdt. Esther Sitorus,S.Th,M.Th selaku dosen mata kuliah
Etika Kristen yang memberikan arahan dan bimbingannya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, teknis penulisan dan materi, untuk itu kami
mohon maaf dan mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam memberikan
wawasan serta pengetahuan bagi pembaca serta memberikan manfaat, wawasan dan
pengetahuan bagi penulis pada khususnya.

Pematangsiantar, 03 Maret 2024

Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................................6
A. Dasar-Dasar Etika dan Moral Kristen....................................................................................6
B. Prinsip-Prinsip Etika dan Moral Kristen................................................................................6
C. Penerapan Etika dan Moral Kristen Dalam Kehidupan.......................................................8
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makna Etika Kristen sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Etika Kristen sebagai
ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yaitu perannya sebagai
petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus
mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan.
Khusus bagi kehidupan umat Kristen haruslah berpedoman pada ketentuan Etika Kristiani
yang mencakup setiap aspek kehidupan dalam ruang lingkup individu, keluarga, kelompok
sosial maupun dalam bernegara.

Bicara tanggung jawab berarti bicara kewajiban menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut). Iman dan Etika Kristen haruslah berjalan bersamaan, tindakan
etis dan tanggung jawab melibatkan kepercayaan yang dipertaruhkan. Alkitab menjelaskan
dan memberikan petunjuk sebagai standard bagi umat Kristen sebagai pola berfikir dan
perbuatan sebagai norma yang berlaku dalam kehidupan umat Kristen. Dalam penulisan
makalah ini penulis khusus membahas bagaimana memahami Etika yang meresponi Firman
Tuhan dengan penuh tanggung jawab secara Pribadi.

Maka dari itu kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dapat
memahami hal – hal apa yang harus kita hindari, dan apa pula yang seharusnya kita lakukan
untuk dapat menciptakan suasana damai dan tanpa adanya perkelahian dikehidupan
berkeluarga, masyarakat, sekolah, atau dimanapun kita berada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari Etika Kristen?
2. Apa saja tugas-tugas dari Etika Kristen?
3. Siapa yang menjadi Objek Etika Kristen?
4. Apa-apa saja Metode dari Etika Kristen?
5. Apa itu Sistem Etika Filosofis serta contohnya?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari Etika Kristen.
2. Mengetahui tugas-tugas dari Etika Kristen.
3. Mengetahui Siapa yang menjadi Objek Etika Kristen.
4. Mengetahui Apa saja yang menjadi Metode dari Etika Kristen.
5. Mengetahui Sistem Etika Filosofis dan Contohnya.
BAB II

PEMBAHASAN

D. Defenisi Etika Kristen


Etika Kristen adalah cabang dari teologi Kristen yang mempelajari prinsip-prinsip moral
dan nilai-nilai yang diambil dari ajaran Alkitab dan tradisi Kristen untuk membimbing
perilaku dan tindakan manusia agar sesuai dengan kehendak Allah serta mencerminkan kasih,
keadilan, dan belas kasihan Kristus. Etika Kristen mendasarkan diri pada keyakinan bahwa
manusia diciptakan menurut gambar Allah dan memiliki tanggung jawab moral untuk hidup
sesuai dengan kehendak-Nya. Prinsip-prinsip etika Kristen mencakup kasih, keadilan,
kesetiaan, dan kerendahan hati.

Salah satu fondasi utama dari etika Kristen adalah perintah Yesus Kristus untuk
mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran, serta mengasihi sesama seperti diri
sendiri. Prinsip ini mencakup pentingnya kasih sayang, perdamaian, dan pengampunan dalam
hubungan manusia. Selain itu, etika Kristen juga menekankan pentingnya moralitas dalam
segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, politik, dan lingkungan.

Etika Kristen sering kali mempertimbangkan konteks budaya dan situasional dalam
mengambil keputusan moral, tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang dinyatakan
dalam Alkitab sebagai pedoman utama. Ini termasuk penghormatan terhadap kehidupan,
keadilan sosial, dan integritas pribadi. Dengan demikian, etika Kristen bertujuan untuk
membentuk karakter yang sesuai dengan ajaran moral Kristus dan mendorong umat Kristen
untuk hidup dengan integritas moral dan kasih terhadap sesama.

E. Tugas dari Etika Kristen


Tugas dari etika Kristen melibatkan penerapan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang
diilhami oleh ajaran-ajaran Yesus Kristus dan kitab suci Kristen. Salah satu tugas utamanya
adalah mempraktikkan kasih dan belas kasihan terhadap sesama manusia, seperti yang
diajarkan oleh Yesus dalam perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Ini berarti
menghormati martabat dan nilai setiap individu, memberikan pertolongan kepada yang
membutuhkan, dan berbagi dengan yang kurang beruntung. Selain itu, etika Kristen
menekankan pentingnya keadilan sosial. Ini mencakup memberantas ketidakadilan, melawan
penindasan, dan memperjuangkan hak asasi manusia untuk semua orang, sebagaimana yang
diajarkan oleh Yesus dalam khotbahnya di bukit.

Selanjutnya, kesetiaan dan integritas menjadi tugas penting dalam etika Kristen. Ini
berarti menjaga janji, menghormati komitmen, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab. Pengampunan juga merupakan aspek penting dari
etika Kristen. Mengampuni orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita adalah
panggilan utama dalam ajaran Kristen, seperti yang ditekankan dalam doa Yesus dan kisah
tentang pelaku dosa yang diampuni.

Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip ini, para penganut etika Kristen diharapkan untuk
menjadi saksi-saksi kasih dan kebenaran dalam dunia ini, merefleksikan cinta dan belas
kasihan Tuhan kepada semua ciptaan-Nya.

Tugas etika Kristen:

1. Mengasihi Allah di atas Segala Sesuatu: "Yesus menjawab: 'Cinta Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu.'" (Matius 22:37)

2. Mengasihi Sesama seperti Diri Sendiri: "Dan perintah yang kedua, yang sama
pentingnya, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius
22:39)

3. Mengampuni Orang Lain: "Dan apabila kamu berdiri mengerjakan sembahyang,


jika kamu mempunyai sesuatu yang diambil dari orang lain, ampunilah dia." (Markus
11:25)

4. Menjaga Kesetiaan dalam Perkawinan: "Karena itu seorang akan meninggalkan


ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, dan keduanya itu menjadi satu
daging." (Kejadian 2:24)

5. Memelihara Keadilan dan Belas Kasihan: "Berbuatlah adil dan berlakulah belas
kasihan dan sederajatlah dengan Allahmu." (Mikha 6:8)
6. Menjaga Kebenaran: "Maka hendaklah kau berseru-nyerulah kepadanya: Inilah
kebenaran TUHAN semesta alam, hendaklah kau bertindak jujur di dalam berbicara.
Biarlah mulutmu berserah kepada kebenaran itu, dan biarlah kecuranganmu sendiri
dikalahkan." (Zakharia 8:16)

7. Menghindari Dosa: "Sebab jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi
jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan daging, kamu akan hidup."
(Roma 8:13)

8. Membantu Orang Miskin dan yang membutuhkan: "Berbicaralah kebenaran, dan


berilah keputusan yang adil, berbuatlah keadilan kepada orang yang tertindas dan
kepada anak yatim serta janda, dan janganlah kamu merampas hak orang asing, anak
yatim, atau janda; jangan pula kamu mencurinya." (Yeremia 22:3)

9. Menjaga Kemurnian Diri: "Hormatilah Allah dengan harta kekayaanmu dan dengan
hasil bumi dari segala hasil bumi yang ada di negerimu; maka padi-padianmu akan
melimpah-limpah dan anggurmu akan menyaring." (Amsal 3:9-10)

10. Menyebarkan Injil dan Pengajaran Kristus: "Pergilah ke seluruh dunia,


beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15)

F. Objek Etika Kristen


Dalam perspektif agama Kristen, objek etika adalah manusia. Etika Kristen menekankan
pentingnya perilaku manusia yang sesuai dengan ajaran dan kehendak Allah. Tujuan utama
etika Kristen adalah untuk memandu manusia dalam hidup yang benar dan yang
menyenangkan Allah.

Dalam kerangka ini, etika Kristen sering diasosiasikan dengan konsep moralitas yang
didasarkan pada ajaran Alkitab, khususnya pada ajaran Yesus Kristus. Etika Kristen
mengajarkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral untuk hidup dalam ketaatan
terhadap perintah-perintah Allah, mencintai sesama manusia, dan mengasihi Tuhan dengan
sepenuh hati.
Dalam konteks ini, moralitas Kristen melibatkan prinsip-prinsip seperti kasih, keadilan,
kesetiaan, kerendahan hati, kesalehan, dan integritas. Manusia dipandang sebagai makhluk
yang memiliki martabat dan nilai intrinsik karena mereka diciptakan menurut citra Allah.
Oleh karena itu, dalam etika Kristen, manusia memiliki kewajiban moral untuk
memperlakukan sesama manusia dengan penghormatan, menyediakan keadilan,
mempromosikan kebaikan, dan menghindari kejahatan.

Dalam rangka memahami dan mengamalkan etika Kristen, individu Kristen juga
mengacu pada ajaran gereja dan tradisi Kristen yang berkaitan dengan etika dan moralitas.
Pendeta, teolog, dan pemimpin gereja Kristen sering berperan sebagai otoritas moral yang
membimbing umat dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip etika Kristen dalam
kehidupan sehari-hari.

1. Sumber Etika Kristen: Etika Kristen didasarkan pada Alkitab, terutama pada ajaran
Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Injil-injil dan tulisan-tulisan rasul menjadi panduan
utama dalam memahami prinsip-prinsip etika Kristen. Selain itu, doktrin dan ajaran
gereja juga memberikan pedoman penting dalam merumuskan prinsip-prinsip etika
Kristen.

2. Kasih Sebagai Prinsip Utama: Pada intinya, etika Kristen ditekankan pada kasih sebagai
prinsip utama. Yesus mengajarkan untuk mengasihi Allah di atas segalanya dan
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Prinsip kasih ini melibatkan kepedulian
terhadap kebutuhan orang lain, berbagi kebaikan, memberi pengampunan, dan
menunjukkan belas kasihan.

3. Penekanan pada Perbuatan dan Niat: Etika Kristen tidak hanya mempertimbangkan
perbuatan luar, tetapi juga memerhatikan niat dan motivasi di balik perbuatan tersebut.
Yesus mengajarkan bahwa hati yang murni dan niat yang tulus penting dalam
melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu, dalam etika Kristen, penting untuk tidak
hanya mematuhi perintah-perintah Allah secara harfiah, tetapi juga untuk memperhatikan
niat dan motivasi yang benar.

4. Pemeliharaan Martabat Manusia: Etika Kristen mengakui martabat manusia sebagai


makhluk yang diciptakan menurut citra Allah. Oleh karena itu, manusia dihormati dan
dianggap bernilai, dan memiliki hak-hak yang harus dihormati dan dilindungi. Etika
Kristen menekankan pentingnya menghormati kehidupan dan martabat manusia,
termasuk menghormati hak asasi manusia, mempromosikan keadilan sosial, dan
melindungi yang lemah dan rentan.

5. Pertobatan dan Pengampunan: Etika Kristen juga membahas pentingnya pertobatan dan
pengampunan. Pertobatan melibatkan pengakuan dosa, penyesalan, dan niat untuk
berubah. Pengampunan, baik yang diberikan oleh Allah maupun oleh sesama manusia,
menjadi elemen penting dalam etika Kristen. Yesus mengajarkan untuk mengampuni
orang lain sebagaimana kita juga telah diampuni oleh Allah.

6. Pemuliaan Tuhan: Tujuan akhir dari etika Kristen adalah untuk memuliakan Allah dalam
segala hal. Manusia dipanggil untuk hidup yang menghormati dan menyenangkan Allah,
mengikuti perintah-perintah-Nya, dan menjalani hidup yang saleh. Etika Kristen
mengajarkan bahwa semua aspek kehidupan manusia, baik dalam tindakan sehari-hari
maupun dalam pengambilan keputusan yang lebih besar, harus didasarkan pada
kehendak dan kepuasan Allah.

G. Metode Etika Kristen


Ada beberapa metode dalam etika Kristen & berikut penjelasan nya:

1. Metode Deontologis

Menurut Eka Darmaputera, metode Deontologis yaitu cara berfikir etis yang
mendasar kan diri kepada prinsip,hukum dan norma yang di anggap harus berlaku
melakukan situasi dan kondisi apapun. Didalam metode etika kristen, cara berpikir
deontologis adalah cara melakukan penilaian etis yang meletakan Hukum Allah sebagai
satu-satunya norma yang tidak dapat ditawar-tawar. Cara berfikir seperti itu memberi
pegangan etis yang tegas dan jelas. Orang tidak perlu bingung tentang apa yang benar dan
apa yang salah, asal hukumnya jelas.Kadang-kadang lupa untuk melihat kompleksitas
permasalahan yang terjadi hidup manusia tidaklah hanya hitam putih,dan ada banyak hal
yang membuat pilihan, dan terkadang orang melakukannya untuk dapat menguntungkan
dirinya sendiri (tergantung situasi).Contohnya dalam Alkitab Allah berkata “jangan
membunuh”. Itu berarti, didalam situasi dankondisi apapun membunuh adalah salah.
2. Metode Teleologis

Menurut Malcolm Brownlee, Teleologis berasal dari kata teleos = tujuan,akibat; logos
= pengetahuan. Menurut aliran metode etika Kristen manusia adalah seorang pencipta,
seorang tukang atau seorang pembangun. Perbuatannya yang pokok adalah menciptakan
sesuatu demi suatu tujuan. Kehidupan etis sama dengan proses membuat sesuatu. Suatu
tindakan dianggap benar apabila mengakibatkan hasil baik yang lebih besar daripada hasil
buruk. Suatu tindakan dianggap salah apabila mengakibatkan hasil buruk yang lebih besar
daripada hasil baik. Suatu tindakan harus dilaksanakan apabila akan mengakibatkan hasil
baik yang lebih besar daripada tindakan-tindakan lain yang ada sebagai alternatif. Metode
Etika Kristen menekankan hal akibat atau tujuan. Pertama, ada pertanyaan-pertanyaan
umum mengenai tujuan untuk kehidupan. Kedua,memperhatikan konsekuensi perbuatan-
perbuatan dan melaksanakan perbuatan-perbuatannya mengakibatkan hasil baik. Ketiga,
kita harus membentuk kehidupan kita sendiri lebih selaras dengan tujuan-tujuan metode
etika Kristen. Keempat, kita harus membentuk masyarakat yang lebih selaras dengan
kehendak Allah. Dalam Teleologis ini apapun yang dilakukan yang penting memiliki hasil
yang baik.

3. Metode Etika Situasi

Menurut Verne H. Fletcher Eka Darmaputera, metode Etika Situasi sederhana untuk
semua: Perkenalan pertama.Metode Etika situasi (atau terkadang “moralitas baru”).
Metode Etika situasi membantah seperlunya aturan-aturan dan prinsip-prinsip moral,
karena setiap situasi yang kita hadapi mengandung ciri-ciri khas dan unik. Metode etika
situasi mengakui adanya satu prinsip yang patut diterima secara mutlak, yaitu “kasih”.
Etika situasi merupakan jalan buntu dalam usaha mencari pendekatan yang bermanfaat
bagi penyusunan suatu etika Kristen.

Menurut R. Bultmann, mengatakan “lakukanlah dalam setiap situasi apa yang dituntut
oleh kasih”. Dalam kehidupan Moral Kristen, kita boleh mengandalkan pengampunan
ilahi yang membebaskan dari kekhawatiran sehingga kita dapat hidup dengan hati yang
tenang. Di samping itu, kita boleh juga mengandalkan bimbingan Roh Kristus. Dalam
metode etika Kristen bertitik tolak dari apa yang dikaruniakan kepada kita oleh Allah
dalam Kristus. Didalam Etika situasi mengatakan bahwa apa yang wajib dilakukan
seseorang dalam situasi konkret,tidak dapat disimpulkan dari suatu hukum moral umum,
melainkan harus diputuskan secara bebas oleh orang yang bersangkutan. Etika situasi
menjunjung tinggi otonomi moral individu dan menolak ketaatan begitu saja terhadap
suatu hukum moral sebagai heteronomi. Tidak ada perbuatan yang pada dirinya yang baik
atau yang jahat, semuanya tergantung pada situasi.

Pada metode etika situasi ini semua peraturan tidak berguna sebab dalam situasinya,
kita melakukan apa yang harus dilakukan pada situasi itu, dan apa yang terjadi di
lapangan itulah aturannya.

4. Metode Etika Kontekstual

Kontekstual adalah apabila kita memikirkan “Metode etika kontekstual”, kita perlu
mengindahkan paling sedikit dua: bukan hanya konteks situasi konkret yang sedang
dihadapi tetapi juga kontekstualisasi baru yang telah diciptakan Allah dalam Kristus.
Kedua konteks ini harus dipegang dan diselami sekaligus. Dengan demikian, kehidupan
masa kini dapat diterangkan oleh pandangan hidup dan dunia yang bersumber pada
Kristus. Konsep kontekstualisasi dalam karangan Singgit membicarakan tentang 3
konteks, yaitu konteks Alkitab, konteks tradisi-tradisi, dan konteks setempat masa kini.
Pendekatan kita juga beranggapan bahwa Alkitab dan teologi menyediakan bukan hanya
kategori-kategori formal, seperti dalam pandangan Bultmann danetika situasi, tetapi juga
isi yang cukup padat dan subtansial. Paul Lehmann menekankan persekutuan Kristen
(koinonia) sebagai wadah bagi pemikiran metode etika Kristen.

H. Sistem Etika Filosofis & Contohnya


Sistem etika Kristen merupakan kerangka pemikiran moral yang didasarkan pada ajaran
dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Kitab Suci, terutama dalam ajaran dan teladan Yesus
Kristus. Filosofi dasarnya berakar pada keyakinan akan keberadaan Tuhan sebagai sumber
segala moralitas, serta martabat manusia yang diberikan oleh Tuhan sebagai pencipta. Dalam
pandangan ini, moralitas dipandang sebagai tanggung jawab manusia untuk menghormati
martabat tersebut dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.
Salah satu konsep utama dalam etika Kristen adalah kasih, yang dianggap sebagai prinsip
dasar yang menggerakkan tindakan moral. Ajaran Yesus Kristus menekankan pentingnya
kasih tanpa syarat terhadap Tuhan dan sesama manusia. Konsep kasih ini diterjemahkan
dalam praktik nyata seperti memberi makan lapar, memberi minum yang haus, dan merawat
orang sakit.

Selain kasih, konsep belas kasihan juga menjadi pilar utama dalam etika Kristen. Yesus
Kristus seringkali menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang menderita, sakit, atau
terpinggirkan dalam masyarakat. Contohnya adalah dalam perumpamaan tentang Anak yang
Hilang (Lukas 15:11-32), di mana Yesus menggambarkan Allah sebagai Bapa yang penuh
kasih dan pengampunan kepada anak yang kembali.

Keadilan juga merupakan prinsip penting dalam etika Kristen. Konsep keadilan sering
kali dihubungkan dengan penghakiman yang adil dan perlakuan yang setara bagi semua
orang di hadapan Tuhan. Dalam Injil Matius, Yesus mengkritik para pemimpin agama pada
zamannya karena kekurangan keadilan.

Pengampunan juga menjadi bagian integral dari sistem etika Kristen. Yesus Kristus
mengajarkan agar kita memberi pengampunan kepada mereka yang telah melakukan
kesalahan terhadap kita, sebagaimana kita juga diampuni oleh Tuhan atas dosa-dosa kita.
Pengampunan merupakan bentuk penting dalam membangun hubungan yang sehat antara
manusia dan dengan Tuhan.

Dalam praktiknya, sistem etika Kristen mengarahkan individu untuk memperhatikan


ajaran moral yang ditemukan dalam Alkitab dan mengikuti contoh Kristus sebagai teladan
moral.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika adalah studi kritis dari moralitas manusia. Moralitas bergantung pada standar yang
dimiliki seorang manusia yang mempengaruhi hal baik dan buruk yang dibuatnya, dan gol
nilai yang ideal dari prinsip-prinsip yang dimiliki seseorang sebagai landasan dimana ia
mengklaim dan mengevaluasi kebenaran.

Etika Kristen di dasarkan pada Alkitab, dan yang menjadi titik tolak utamanya adalah
karya Yesus Kristus di dunia. Untuk itu, kita harus mau seperti Yesus. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan asas-asas yang sudah di paparkan diatas supaya kita dikatakan beretika.
DAFTAR PUSTAKA

Ethics: Approaching Moral Decisions. Arthur F. Holmes (InterVarsity Press, 1984)

M. Drie S. Brotosudarmo, Etika Kristen untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: ANDI,


2007).

Mere Christianity. C.S. Lewis (HarperOne, 2001)

R. M. Drie S. Brotosudarmo, Etika Kristen untuk PerguruanTinggi (Yogyakarta:


ANDI, 2007).

Robert P. Borrong, Etika Politik Kristen (Jakarta: UPI & PSE Sekolah Tinggi Teologi,
2006).

The Imitation of Christ oleh Thomas à Kempis. (Dover Publications, 2003)

The Moral Vision of the New Testament: Community, Cross, New Creation. Richard B.
Hays (HarperOne, 1996)
PERTANYAAN & JAWABAN:
1. Marlina Elisa Panjaitan, dari Kelompok 6.
Bagaimana Etika Filosofi dapat membantu dalam memecahkan masalah etika dalam
kehidupan sehari – hari?
Jawaban:
Etika filosofi dapat membantu dalam memecahkan masalah etika dalam kehidupan sehari-
hari melalui beberapa cara:
1) Pendekatan Pemikiran Kritis: Etika filosofi mengajarkan individu untuk
mempertimbangkan secara kritis nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang terlibat
dalam situasi tertentu.
2) Penggunaan Metode Etis: Etika filosofi menyediakan berbagai metode dan
pendekatan untuk menganalisis masalah etika, seperti deontologi, teleologi, atau etika
situasi.
3) Pertimbangan Prinsip-Prinsip Etis: Etika filosofi memungkinkan individu untuk
mempertimbangkan prinsip-prinsip etis yang mendasari keputusan moral, seperti
kasih, keadilan, kesetiaan, dan integritas.
4) Menganalisa Konsekuensi: Salah satu aspek penting dari etika filosofi adalah
mempertimbangkan konsekuensi moral dari berbagai tindakan. Dengan melakukan
analisis yang cermat terhadap konsekuensi yang mungkin saja terjadi, individu dapat
memilih tindakan yang paling sesuai dengan prinsip-prinsip etis dan tujuan moral
yang diinginkan.

2. Febriani Manihuruk, dari Kelompok 7.


Menurut Kelompok 2, apa yang membuat Sistem Filosofi Kristen unik dibandingkan
dengan sistem filosofi lainnya?
Jawaban:
Sistem Filosofi Kristen memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari sistem
filosofi lainnya:

1) Landasan Agama: Sistem Filosofi Kristen didasarkan pada keyakinan akan adanya
Tuhan yang diungkapkan melalui ajaran Alkitab dan tradisi Kristen. Ini berarti bahwa
prinsip-prinsip dan nilai-nilai dalam sistem ini berasal dari otoritas ilahi, yang
memberikan fondasi yang kuat untuk pandangan moral dan ontologis.
2) Teladan Kristus: Dalam Filosofi Kristen, teladan dan ajaran Yesus Kristus menjadi
pusat dari sistem ini. Konsep kasih tanpa syarat, pengampunan, dan belas kasihan
yang diajarkan oleh Kristus menjadi landasan moral yang utama dalam memandu
perilaku dan keputusan etis.
3) Martabat Manusia: Filosofi Kristen mengakui martabat manusia sebagai makhluk
yang diciptakan menurut citra Allah. Hal ini mengarah pada penghormatan terhadap
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perlakuan yang adil terhadap semua orang.
4) Pemahaman Terhadap Dosa dan Pengampunan: Konsep dosa, pertobatan, dan
pengampunan merupakan elemen penting dalam Filosofi Kristen. Pengampunan yang
diberikan oleh Tuhan kepada manusia menjadi landasan bagi individu untuk
memberikan pengampunan kepada sesama manusia, menciptakan lingkungan yang
penuh dengan belas kasihan dan pengampunan.
5) Fondasi Teologis: Filosofi Kristen tidak hanya berfokus pada pertimbangan moral,
tetapi juga mengintegrasikan aspek teologis dalam pemikirannya. Ini mencakup
konsep tentang keberadaan Tuhan, kehendak-Nya, dan tujuan manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan.
6) Harapan dan Tujuan Akhir: Filosofi Kristen menawarkan pandangan tentang tujuan
akhir manusia, yaitu pemulihan hubungan yang rusak dengan Tuhan dan kehidupan
yang abadi di hadapan-Nya. Hal ini memberikan perspektif unik dalam memahami
makna hidup dan tujuan eksistensial manusia.

3. Nicholas Simbolon, dari Kelompok 5.


Apa objek kajian utama dari Etika Kristen dan bagaimana hal itu mempengaruhi
pandangan terhadap tindakan moral?
Jawaban:
Objek kajian utama dari Etika Kristen adalah Manusia dan perilakunya dalam konteks
moralitas, yang dilihat dari perspektif ajaran Alkitab dan teladan Kristus. Hal ini
mempengaruhi pandangan terhadap tindakan moral karena Etika Kristen menempatkan
ajaran Alkitab, terutama Perjanjian Baru yang berisi ajaran Yesus Kristus, sebagai otoritas
tertinggi dalam menentukan apa yang benar dan salah secara moral.
Dalam Etika Kristen, tindakan moral dievaluasi berdasarkan prinsip-prinsip yang
ditemukan dalam Alkitab, seperti kasih, keadilan, kesetiaan, dan pengampunan. Misalnya,
ketika menghadapi situasi moral, individu Kristen akan merujuk pada ajaran-ajaran Yesus
tentang kasih tanpa syarat, seperti yang tergambar dalam perumpamaan orang Samaria
yang baik hati atau perintah untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Pandangan terhadap tindakan moral dalam Etika Kristen juga dipengaruhi oleh
konsep tanggung jawab moral terhadap Allah dan sesama manusia. Manusia dipandang
sebagai ciptaan menurut gambar Allah, sehingga memiliki tanggung jawab moral untuk
hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh karena itu, Etika Kristen menekankan
pentingnya integritas pribadi dan kesetiaan terhadap ajaran Allah dalam segala aspek
kehidupan.
Selain itu, Etika Kristen juga mempertimbangkan konteks budaya dan situasional
dalam mengambil keputusan moral, namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang
dinyatakan dalam Alkitab sebagai pedoman utama. Dengan demikian, pandangan terhadap
tindakan moral dalam Etika Kristen sangat dipengaruhi oleh ajaran Alkitab dan teladan
Kristus, dengan fokus pada hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia serta
prinsip-prinsip kasih dan kebenaran yang terkandung dalamnya.

4. Kristina Natalia Sidauruk, dari Kelompok 11.


Jelaskan mengapa dalam moralitas Kristen melibatkan prinsip – prinsip seperti kasih,
keadilan, kesetiaan, kerendahan hati, kesalehan, dan integritas!
Jawaban:
Dalam moralitas Kristen, prinsip-prinsip seperti kasih, keadilan, kesetiaan, kerendahan
hati, kesalehan, dan integritas dianggap sangat penting karena mereka mencerminkan
ajaran dan teladan Yesus Kristus serta nilai-nilai yang terkandung dalam Alkitab. Berikut
adalah penjelasan mengapa prinsip-prinsip tersebut penting dalam moralitas Kristen:

1) Kasih: Kasih adalah prinsip utama dalam moralitas Kristen karena Yesus Kristus
mengajarkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama
manusia seperti diri sendiri. Kasih tanpa syarat adalah inti dari ajaran Kristus dan
menjadi fondasi bagi hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama manusia.
2) Keadilan: Keadilan adalah prinsip yang menuntut perlakuan yang adil dan setara bagi
semua orang. Dalam moralitas Kristen, keadilan mencerminkan kehendak Allah untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan menyelaraskan tindakan manusia dengan
keadilan-Nya.
3) Kesetiaan: Kesetiaan menunjukkan komitmen yang kuat terhadap Allah dan prinsip-
prinsip-Nya. Dalam moralitas Kristen, kesetiaan mencerminkan hubungan yang erat
antara manusia dengan Tuhan dan pentingnya mematuhi perintah-perintah-Nya serta
menjaga komitmen terhadap-Nya.
4) Kerendahan Hati: Kerendahan hati merupakan sikap yang memungkinkan seseorang
untuk mengakui keterbatasan dan kelemahan diri sendiri serta bergantung sepenuhnya
pada kehendak Allah. Dalam moralitas Kristen, kerendahan hati adalah sikap yang
memungkinkan seseorang untuk melayani sesama dengan rendah hati dan mengakui
bahwa segala yang baik berasal dari Allah.
5) Kesalehan: Kesalehan mencerminkan ketundukan dan pengabdian kepada Allah
dalam segala hal. Dalam moralitas Kristen, kesalehan mencakup ketaatan terhadap
ajaran Alkitab, ibadah yang tulus, dan hidup yang konsisten dengan kehendak Allah.
6) Integritas: Integritas adalah konsistensi antara nilai-nilai yang dianut dan tindakan
yang dilakukan. Dalam moralitas Kristen, integritas mencerminkan kesesuaian antara
kepercayaan yang diyakini dan praktek yang dijalankan, serta kesetiaan terhadap
kebenaran dan keadilan.

5. Brian Sinaga, dari Kelompok 13.


Bagaimana Etika Kristen berinteraksi dengan budaya dan nilai – nilai sosial yang ada
didalam masyarakat saat ini?
Jawaban:
Etika Kristen berinteraksi dengan budaya dan nilai-nilai sosial dengan pendekatan yang
sensitif dan kontekstual. Ini melibatkan penghayatan nilai-nilai Kristen dalam konteks
budaya, dialog dengan nilai-nilai sosial yang ada, upaya untuk mempengaruhi budaya
dengan nilai-nilai Kristen, menanggapi tantangan budaya, dan melakukan penyesuaian dan
pertimbangan kontekstual dalam menghadapi isu-isu moral kompleks. Tujuannya adalah
untuk hidup konsisten dengan prinsip-prinsip moral Kristen sambil memberikan kontribusi
positif dalam transformasi budaya menuju nilai-nilai yang lebih sejalan dengan ajaran
Kristus.
6. Sumi Naharani Hutabarat, dari Kelompok 6.
Bagaimana terapan etika Kristen dalam kehidupan sehari – hari?
Jawaban:
1) Mengasihi Sesama: Mengeluarkan waktu dan sumber daya untuk membantu orang
lain, menunjukkan perhatian, empati, dan kepedulian terhadap kebutuhan mereka.
2) Kesetiaan dalam Hubungan: Memelihara komitmen dalam hubungan personal,
termasuk perkawinan, persahabatan, dan kerja sama, serta menjaga kepercayaan dan
integritas dalam interaksi sosial.
3) Pengampunan: Memaafkan mereka yang melakukan kesalahan terhadap kita, tanpa
memandang seberapa besar kesalahan tersebut, sebagaimana kita juga diampuni oleh
Tuhan.
4) Keadilan: Bertindak secara adil dan setara dalam memperlakukan orang lain, serta
memperjuangkan hak asasi manusia dan menghadapi ketidakadilan di sekitar kita.
5) Kerendahan Hati: Mengakui keterbatasan dan kelemahan diri sendiri, serta bersedia
melayani orang lain dengan rendah hati tanpa mengharapkan imbalan.
6) Kesalehan: Melaksanakan ibadah dengan tulus dan konsisten, serta menjalani hidup
yang mencerminkan nilai-nilai moral Kristen dalam segala aspek kehidupan.
7) Integritas: Bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang diyakini, menjaga
konsistensi antara keyakinan dan praktek, serta menjauhi segala bentuk kecurangan
dan kebohongan.
8) Pembelaan Terhadap yang Lemah: Memberikan suara bagi mereka yang tertindas dan
terpinggirkan, serta membantu mereka yang membutuhkan bantuan dan perlindungan.
9) Menyebarkan Injil: Berbagi ajaran-ajaran Yesus Kristus dan mendorong orang lain
untuk mengenal dan mengikuti-Nya.
10) Penyertaan dalam Masyarakat: Terlibat aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bagi individu dan komunitas.

7. Revalina Sihombing, dari Kelompok 5.


Apa perbedaan antara Sistem Etika berorientasi Masyarakat dan Etika keadilan, dan apa
contoh aplikasinya dalam kehidupan?
Jawaban:
Etika Berorientasi Masyarakat: Sistem ini menitikberatkan pada nilai-nilai dan norma-
norma yang diakui dan dihormati oleh masyarakat dalam keseluruhan. Etika berorientasi
masyarakat menekankan pentingnya mematuhi norma sosial dan mengutamakan
kepentingan kolektif daripada kepentingan individu. Contoh aplikasi: Ketika sebuah
komunitas menetapkan aturan tentang penggunaan lahan bersama, individu-individu di
dalam komunitas diharapkan untuk mematuhi aturan tersebut demi kesejahteraan bersama.
Sebagai contoh, larangan merokok di tempat umum adalah sebuah norma sosial yang
diakui dan dihormati oleh masyarakat yang memperhatikan kesehatan bersama.

Etika Keadilan: Sistem ini fokus pada prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan hak dan
kewajiban di antara individu-individu dalam masyarakat. Etika keadilan menekankan
perlunya perlakuan yang sama dan adil bagi semua orang tanpa memandang perbedaan
status sosial, ekonomi, atau lainnya. Contoh aplikasi: Dalam konteks keadilan, pemerintah
diharapkan untuk memberlakukan hukum yang adil dan memberikan perlindungan yang
setara bagi semua warganya tanpa memandang latar belakang mereka. Sebagai contoh,
pengadilan yang memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku kejahatan tanpa
memandang status sosial atau ekonomi mereka adalah contoh penerapan etika keadilan.

8. Devi Triana, dari Kelompok 13.


Bagaimana pentingnya membantu orang miskin dan yang membutuhkan sesuai ajaran
Kristen, dan bagaimana hal ini dapat mencerminkan kasih Tuhan yang Maha Esa kepada
sesama manusia?
Jawaban:
1) Mencerminkan Kasih dan Belas Kasihan Tuhan: Allah dalam ajaran Kristen adalah
Allah yang penuh kasih dan belas kasihan. Ketika kita membantu orang miskin dan
membutuhkan, kita mencerminkan karakter Allah yang penuh kasih tersebut kepada
sesama manusia.
2) Menyatakan Kepedulian Terhadap Sesama: Membantu orang miskin dan yang
membutuhkan adalah tindakan konkret yang menunjukkan rasa peduli dan empati
terhadap penderitaan sesama manusia. Ini merupakan wujud nyata dari cinta sesama
yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
3) Melaksanakan Perintah Yesus Kristus: Yesus Kristus secara eksplisit memerintahkan
pengikut-Nya untuk mengasihi dan membantu orang yang membutuhkan. Dalam Injil
Matius 25:35-40, Yesus mengatakan bahwa ketika kita memberi makan, memberi
minum, mengunjungi orang yang sakit, atau memberi bantuan kepada orang miskin,
kita melakukan hal tersebut kepada-Nya sendiri.
4) Menghadapi Tantangan Ketidakadilan Sosial: Membantu orang miskin juga
merupakan upaya untuk melawan ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi yang
ada dalam masyarakat. Dengan memberikan bantuan kepada mereka yang kurang
beruntung, kita turut berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
merata.
5) Memberikan Harapan dan Penghiburan: Bagi banyak orang miskin dan yang
membutuhkan, bantuan yang diberikan dapat menjadi sumber harapan dan
penghiburan dalam situasi kesulitan mereka. Ini dapat memberi mereka kekuatan
untuk terus maju dan percaya bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan hidup
mereka.

9. Kristin Permata Sari Manalu, dari Kelompok 10.


Apakah Sistem Etika Filosofis dapat mempengaruhi keputusan seseorang berdasarkan
konsep atau prinsip – prinsip kitab suci seperti yang sudah dijelaskan?
Jawaban:
Ya, Sistem Etika Filosofis dapat mempengaruhi keputusan seseorang berdasarkan konsep
atau prinsip-prinsip kitab suci seperti yang telah dijelaskan dalam Etika Kristen. Meskipun
Etika Kristen memiliki dasar agama yang jelas dalam Alkitab, pendekatan filosofis juga
dapat digunakan untuk memahami, menganalisis, dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut
dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Maka, Sistem Etika Filosofis dapat berperan dalam membantu individu untuk
merenungkan dan memahami implikasi moral dari tindakan mereka, serta membimbing
mereka dalam mengambil keputusan yang konsisten dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang terdapat dalam kitab suci, seperti yang diajarkan dalam Etika Kristen.

10. Josayna Virgines Trilaksono, dari Kelompok 11.


Apa perbedaan mendasar antara Etika Kristen dan Etika Filosofis?
Jawaban:
Perbedaan mendasar antara Etika Kristen dan Etika Filosofis terletak pada sumber otoritas
dan landasan filosofis yang mereka gunakan:

Sumber Otoritas:
-Etika Kristen: Etika Kristen memiliki sumber otoritas yang jelas dalam ajaran Alkitab
dan tradisi Kristen. Prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang diterapkan berasal dari
ajaran Yesus Kristus dan kitab suci Kristen.
-Etika Filosofis: Etika Filosofis tidak bergantung pada otoritas agama tertentu.
Sebaliknya, ia mengandalkan pemikiran rasional dan analisis filosofis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip moral yang universal dan berlaku bagi semua individu,
terlepas dari kepercayaan agama mereka.

Landasan Filosofis:
-Etika Kristen: Landasan filosofis Etika Kristen didasarkan pada teologi Kristen, yang
mempertimbangkan hubungan manusia dengan Allah dan ajaran moral yang terdapat
dalam kitab suci Kristen. Prinsip-prinsip moral diturunkan dari ajaran Alkitab dan
teladan kehidupan Kristus.
-Etika Filosofis: Etika Filosofis mengandalkan pemikiran rasional dan analisis filosofis
untuk memahami sifat moralitas, prinsip-prinsip moral, dan tindakan yang baik. Ini
melibatkan pemikiran tentang hak, keadilan, kewajiban, dan konsekuensi etis tanpa
terikat pada ajaran agama tertentu.

Universalitas vs. Partikularitas:


-Etika Kristen: Etika Kristen sering kali bersifat partikular karena didasarkan pada
keyakinan dan ajaran agama tertentu. Prinsip-prinsipnya mungkin tidak selalu diterima
atau relevan bagi individu atau kelompok yang berbeda keyakinan.
-Etika Filosofis: Etika Filosofis cenderung mengedepankan universalitas, yaitu prinsip-
prinsip moral yang dapat diterima dan berlaku bagi semua individu tanpa memandang
latar belakang agama atau budaya mereka.

11. Refi Verolika Napitupulu, dari Kelompok 6.


Landasan Etika Kristen adalah Firman Tuhan yaitu tertulis di Kej. 1: 26 – 28, bahwa
manusia adalah Imago Dei. Sebagai mahasiswa Kristen, bagaimanakah anda menerapkan
Imago Dei Allah dalam proses kemahasiswaan anda?
Jawaban:

Sebagai mahasiswa Kristen, penerapan konsep Imago Dei Allah dalam proses
kemahasiswaan dapat mencakup beberapa aspek:
1) Penghargaan terhadap Martabat Manusia: Kami akan berusaha untuk menghargai
martabat setiap individu di lingkungan kampus, termasuk dosen, staf, dan sesama
mahasiswa, karena mereka semua mencerminkan citra Allah. Ini berarti kami akan
memperlakukan orang lain dengan hormat, menghargai perbedaan, dan tidak
melakukan diskriminasi.
2) Pelayanan dan Pemimpinan: Sebagai cerminan dari citra Allah, kami akan berusaha
untuk melayani sesama mahasiswa dan masyarakat sekitar dengan kasih dan penuh
perhatian. Kami juga akan berusaha untuk menjadi pemimpin yang bertanggung
jawab dan memperjuangkan keadilan serta kesetaraan bagi semua orang.
3) Kecerdasan dan Pembelajaran: Kami akan mengembangkan potensi intelektual saya
sebagai bagian dari refleksi citra Allah. Dengan belajar dan berkembang secara
akademik, kami akan berusaha untuk menjadi seseorang yang dapat memberikan
dampak positif dalam masyarakat dan menghormati kecerdasan yang dianugerahkan
Allah kepada manusia.
4) Etika dalam bekerja: Kami akan menerapkan etika kerja yang baik dalam semua aspek
kehidupan kampus, baik dalam studi maupun dalam kolaborasi dengan sesama
mahasiswa dan dosen. Ini termasuk konsistensi, kejujuran, dan tanggung jawab dalam
segala hal yang saya lakukan.
5) Pengembangan Karakter: Kami akan berusaha untuk mengembangkan karakter yang
sesuai dengan ajaran Kristen, seperti kasih, keadilan, kesetiaan, dan kerendahan hati.
Hal ini akan tercermin dalam interaksi sehari-hari, keputusan-keputusan yang kami
ambil, dan tanggung jawab yang kami emban sebagai mahasiswa.

12. Via Mei Lia Purba, dari Kelompok 12.


Bagaimana anda mampu menerapkan nilai Etika Kristen dan etikat baik dalam kehidupan
bermasyarakat?
Jawaban:
Untuk menerapkan nilai Etika Kristen dan etikat baik dalam kehidupan bermasyarakat,
kita bisa melakukan hal-hal berikut:
1) Kasih dan Empati: Memperlakukan orang lain dengan kasih dan empati,
mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan dukungan kepada mereka
yang membutuhkan.
2) Keadilan dan Kesetaraan: Memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan bagi
semua orang, tanpa memandang perbedaan latar belakang atau status sosial.
3) Kesetiaan dan Integritas: Saya akan bertindak dengan kesetiaan terhadap nilai-nilai
Etika Kristen dan menjaga integritas dalam segala situasi, menghindari perilaku yang
tidak etis.
4) Kerendahan Hati dan Pengampunan: Menjalani kehidupan dengan kerendahan hati,
menyadari kelemahan dan kesalahan sendiri, serta mempraktikkan pengampunan
terhadap mereka yang telah menyakiti.
5) Pelayanan dan Kontribusi: Berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan masyarakat dan
mencari cara untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar, baik
melalui aksi langsung maupun dukungan terhadap kegiatan amal.

13. Berkat Kasih Situmorang, dari Kelompok 3.


Pada bagian kesimpulan dikatakan bahwa Etika Kristen adalah studi krisis dari moralitas.
Tolong jelaskan serta berikan penyebab mengapa Etika Kristen dapat dikatakan studi
krisis dari moralitas!
Jawaban:
Penyebab Etika Kristen dapat dikatakan sebagai studi kritis dari moralitas karena:

1) Dasar Filosofis yang Dalam: Etika Kristen tidak hanya didasarkan pada ajaran agama,
tetapi juga memiliki dasar filosofis yang dalam. Hal ini melibatkan penerapan
pemikiran kritis terhadap nilai-nilai moral yang terkandung dalam Kitab Suci dan
tradisi Kristen, serta refleksi tentang bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pertentangan Moral dalam Masyarakat: Dalam masyarakat modern yang pluralistik,
terdapat berbagai pandangan dan nilai moral yang bertentangan. Etika Kristen
mencoba untuk mengatasi konflik moral ini dengan memberikan panduan yang jelas
berdasarkan ajaran Alkitab dan tradisi Kristen.
3) Penerapan Prinsip-prinsip Universal: Etika Kristen mencoba untuk menerapkan
prinsip-prinsip moral yang bersifat universal, yang berlaku bagi semua orang di
semua waktu dan tempat. Namun, dalam menghadapi situasi moral yang kompleks
dan beragam, seringkali diperlukan kajian yang mendalam dan pemikiran kritis untuk
mengidentifikasi penerapan prinsip-prinsip ini dengan tepat.
4) Tantangan Kontemporer: Tantangan-tantangan moral kontemporer seperti kemajuan
teknologi, isu-isu sosial, dan perkembangan budaya seringkali memerlukan
penyesuaian dan refleksi ulang terhadap prinsip-prinsip moral Kristen. Hal ini
mendorong Etika Kristen untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan zaman.

14. Anggre Febriani Manihuruk, dari Kelompok 7.


Apa yang menjadi fokus utama dalam Sistem Filosofis Kristen?
Jawaban:
Fokus utama dalam Sistem Filosofis Kristen adalah integrasi antara pemikiran filosofis
dengan keyakinan agama Kristen. Ini mencakup eksplorasi dan pengembangan gagasan-
gagasan filosofis yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Kristen, serta upaya untuk
memahami dan menjelaskan hubungan antara iman Kristen dengan pertanyaan-pertanyaan
filosofis yang mendasar, seperti hakikat Tuhan, kebenaran, keadilan, moralitas, dan
eksistensi manusia. Sistem Filosofis Kristen juga mencoba menyelaraskan pemikiran
filosofis dengan teologi Kristen, mencari keselarasan antara pemahaman rasional dan iman
religius.

15. Rani Br. Surbakti, dari Kelompok 7.


Siapakah yang menyatakan bahwa etika adalah pemikiran filosofis mengenai segala
sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia dan berikan 1 contohnya!
Jawaban:
Pernyataan tersebut umumnya dikaitkan dengan filsuf Yunani kuno bernama Socrates.
Socrates mengemukakan bahwa etika adalah pemikiran filosofis mengenai apa yang baik
dan buruk dalam perilaku manusia, serta bagaimana manusia seharusnya bertindak.

Contoh penerapan konsep ini, di mana seseorang dihadapkan pada pilihan antara
melakukan yang benar atau yang salah, terlepas dari apakah ada orang lain yang melihat
atau tidak.

16. Julia Sianipar, dari Kelompok 5.


Didalam makalah Kelompok 2, ada kalimat “Salah satu konsep utama dalam Etika Kristen
adalah Kasih, yang dianggap sebagai prinsip dasar yang menggerakkan tindakan moral.
Ajaran Yesus Kristus menekankan pentingnya kasih tanpa syarat terhadap Tuhan dan
sesama manusia.”
Selain dari Etika Kristen, apakah ajaran kasih juga dapat berperan besar dalam Etika
Filosofis? Jika iya, tolong berikan penjelasan, prinsip, dan contohnya!
Jawaban:
Ya, ajaran kasih juga memiliki peran besar dalam Etika Filosofis. Dalam konteks ini, kasih
sering kali dianggap sebagai prinsip moral yang universal yang mendorong tindakan yang
baik dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain. Beberapa filosof dan aliran etika
mengakui pentingnya kasih sebagai fondasi moralitas manusia. Berikut adalah penjelasan,
prinsip, dan contoh ajaran kasih dalam Etika Filosofis:
Penjelasan: Dalam Etika Filosofis, kasih sering dipandang sebagai kekuatan moral yang
mendorong individu untuk bertindak dengan empati, belas kasih, dan kebaikan terhadap
sesama manusia.
Prinsip: Prinsip kasih dalam Etika Filosofis menekankan pentingnya memperlakukan
orang lain dengan mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan mereka, tanpa
memandang perbedaan agama, ras, atau status sosial.
Contoh: Ketika situasi pandemi COVID-19, prinsip kasih dapat diterapkan dengan cara
mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Misalnya,
dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan secara teratur,
seseorang tidak hanya melindungi dirinya sendiri dari penularan virus, tetapi juga
menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan orang lain di
sekitarnya. Dengan bertindak sesuai dengan prinsip kasih ini, individu secara aktif
berkontribusi dalam memutus rantai penularan virus dan memperlihatkan perhatian
terhadap kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Dengan demikian, ajaran kasih tidak hanya terbatas pada Etika Kristen, tetapi juga
merupakan prinsip yang penting dalam Etika Filosofis yang menekankan pentingnya
empati, belas kasih, dan kebaikan terhadap sesama manusia sebagai landasan moralitas
yang mendasar.

17. Palti Simanjuntak, dari Kelompok 1.


Didunia sekarang ini, banyak sekali tindakan kriminal yang tidak berprikemanusiaan dan
berprikeadilan. Bagaimana tugas Etika Kristen menghadapi masalah ini dan apa saja
contoh tindakan yang dilakukan?
Jawaban:
Tugas Etika Kristen dalam menghadapi tindakan kriminal yang tidak berprikemanusiaan
dan tidak berprikeadilan adalah memberikan respons moral yang sesuai dengan prinsip-
prinsip ajaran Kristus. Berikut adalah beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan
dalam konteks Etika Kristen:

1) Mendorong Pengampunan dan Pemulihan: Etika Kristen mendorong praktik


pengampunan dan pemulihan bagi para pelaku kejahatan. Hal ini mencerminkan
ajaran Yesus Kristus tentang memberikan kesempatan kedua dan mengasihi musuh.
Contohnya adalah dengan mendukung program-program rehabilitasi bagi narapidana,
serta memberikan dukungan moral dan spiritual bagi mereka yang ingin memperbaiki
perilaku mereka.
2) Mengadvokasi Keadilan Sosial: Etika Kristen menganjurkan untuk memperjuangkan
keadilan sosial, terutama bagi korban kejahatan yang seringkali merupakan kelompok
yang rentan. Ini termasuk mendukung sistem peradilan yang adil, memberikan
bantuan kepada korban kejahatan, dan melawan ketidaksetaraan dalam hukum dan
sistem keadilan.
3) Mengajarkan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas: Etika Kristen mengajarkan
pentingnya tanggung jawab dan akuntabilitas atas tindakan-tindakan kita. Ini berarti
mengajak individu untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri dan
memperhitungkan dampaknya terhadap orang lain. Dalam konteks kriminalitas, ini
dapat mencakup mendidik individu untuk memahami konsekuensi dari tindakan
kriminal dan mengambil tanggung jawab penuh atas perbuatan mereka.
4) Membangun Masyarakat yang Berdasarkan Kasih: Etika Kristen mendorong
pembangunan masyarakat yang didasarkan pada prinsip kasih, saling mengasihi, dan
kepedulian terhadap sesama. Dengan memperkuat hubungan sosial yang positif dan
mempromosikan nilai-nilai moral, masyarakat dapat menjadi lebih inklusif, aman, dan
memperhatikan kesejahteraan bersama.

18. Yena Jorena Sembiring, dari Kelompok_.


Bagaimana praktik Sistem Etika Kristen mempengaruhi perilaku individu dalam
membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia?
Jawaban:
Praktik Sistem Etika Kristen mempengaruhi perilaku individu dalam membangun
hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia melalui beberapa cara:
1) Kasih dan Pengampunan: Prinsip kasih dan pengampunan dalam Etika Kristen
menginspirasi individu untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan Tuhan
dan sesama manusia. Dengan mengasihi Tuhan di atas segalanya dan mengasihi
sesama seperti diri sendiri, individu menggambarkan hubungan yang penuh dengan
kasih dan belas kasihan.
2) Kesetiaan dan Integritas: Etika Kristen mendorong kesetiaan dan integritas dalam
perilaku individu. Dengan menjaga kesetiaan terhadap ajaran-ajaran dan prinsip-
prinsip moral yang diajarkan oleh Tuhan, serta hidup dengan integritas dalam segala
aspek kehidupan, individu membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan dan
menunjukkan kepercayaan yang kokoh.
3) Pertobatan dan Pertumbuhan Rohani: Konsep pertobatan dan pertumbuhan rohani
dalam Etika Kristen memungkinkan individu untuk terus memperbaiki hubungan
mereka dengan Tuhan dan sesama manusia. Melalui proses pertobatan, individu
mengakui dosa-dosa mereka, bertobat, dan mencari perbaikan dalam hubungan
dengan Tuhan dan sesama.
4) Keadilan dan Belas Kasihan: Etika Kristen menekankan pentingnya keadilan sosial
dan belas kasihan terhadap sesama manusia. Dengan memperjuangkan keadilan bagi
yang tertindas dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan, individu
membangun hubungan yang inklusif dan peduli dengan sesama manusia,
mencerminkan kasih dan keadilan Tuhan.
5) Doa dan Pengabdian: Praktik doa dan pengabdian dalam Etika Kristen memperkuat
hubungan individu dengan Tuhan. Melalui doa, individu berkomunikasi dengan
Tuhan dan mencari bimbingan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Pengabdian kepada
Tuhan dan sesama manusia merupakan cara nyata untuk menunjukkan cinta dan
kesetiaan kepada-Nya.

19. Jelita Gultom, dari Kelompok 1.


Menurut Kelompok Penyaji, apakah yang menjadi dasar Etika Kristen dan dasar etika bagi
setiap agama dan mengapa itu yang menjadi dasar dalam etika tersebut?
Jawaban:
Dasar Etika Kristen, serta dasar etika bagi setiap agama, adalah kepercayaan akan suatu
otoritas ilahi atau spiritual yang menentukan standar moral dan nilai-nilai yang harus
diikuti oleh umatnya. Dalam konteks Kristen, dasar Etika Kristen adalah Firman Tuhan
yang terdapat dalam Alkitab, yang dianggap sebagai wahyu ilahi yang memberikan
pedoman moral bagi umat manusia.
Alasan mengapa hal ini menjadi dasar dalam etika agama adalah karena kepercayaan akan
otoritas ilahi memberikan legitimasi moral yang tinggi dan universal bagi prinsip-prinsip
yang diajarkan. Keyakinan akan keberadaan Tuhan atau entitas ilahi sering kali dianggap
sebagai sumber segala moralitas dan martabat manusia, sehingga prinsip-prinsip etika
yang berasal dari-Nya dianggap sebagai pedoman yang mutlak dan tidak bisa diganggu
gugat.
20. Santa Regina Sihombing, dari Kelompok_.
Bagaimana konsep keselamatan dan penebusan dalam agama Kristen memengaruhi
pandangan mereka tentang tanggung jawab moral individu?
Jawaban: Konsep keselamatan dan penebusan dalam agama Kristen memengaruhi
pandangan mereka tentang tanggung jawab moral individu dalam beberapa cara:

1) Pembebasan dari Dosa: Konsep penebusan melalui karya Yesus Kristus memberikan
keyakinan bahwa manusia dapat dipulihkan dari dosa-dosa mereka dan dibebaskan
dari konsekuensi moralnya. Ini memengaruhi pandangan Kristen tentang tanggung
jawab moral individu dengan menekankan pentingnya pengampunan dan pemulihan
rohani sebagai bagian dari perjalanan moral.
2) Tanggung Jawab Kepada Tuhan: Meskipun keselamatan dapat dilihat sebagai
anugerah, individu Kristen tetap memegang tanggung jawab moral terhadap Tuhan
atas kasih dan pengampunan yang diterima. Mereka percaya bahwa hidup yang benar
dan konsisten dengan ajaran Tuhan adalah respons yang tepat atas anugerah
keselamatan.
3) Panggilan untuk Hidup yang Saleh: Konsep keselamatan tidak hanya menghapus
dosa-dosa masa lalu, tetapi juga memanggil individu untuk hidup sesuai dengan
standar moral yang ditetapkan oleh Tuhan. Pandangan ini memengaruhi tanggung
jawab moral individu dengan mendorong mereka untuk menjalani hidup yang saleh
dan menghindari dosa dalam penghargaan terhadap karya penebusan Kristus.
4) Pengampunan dan Pengampunan Orang Lain: Konsep penebusan Kristus juga
mengajarkan pentingnya pengampunan dan pengampunan terhadap orang lain. Ini
memengaruhi tanggung jawab moral individu dengan mendorong mereka untuk
mempraktikkan kasih dan pengampunan, serta menjaga hubungan yang sehat dengan
sesama manusia.

Anda mungkin juga menyukai