KRISTIANI
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Pendidikan Agama Kristen yang
diampu oleh Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd.
Disusun oleh :
2021
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas kasih dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah berjudul Etika dan Pembangunan
Karakter Kristus ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin
berterimakasih kepada pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam penbuatan makalah ini. Namun,
kami memiliki berbagai kekurang dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami meminta sumbang
kritik dan saran yang membangun, agar selanjutnya dapat menjadi pembelajaran kami. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA...................................................................................................................................................... i
BAB I ........................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN............................................................................................................................................. 2
PENUTUP .................................................................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di tengah dunia yang semakin parah, kita sebagai anak Allah kita, juga sebagai umat
kristiani, yaitu pengikut Kristus harus tetap setia dengan mengikuti teladanNya. Salah
satu caranya yaitu memiliki karakter Kristus. Karakter tersebut tidak kita dapatkan
secara instan, tetapi melalui beberapa proses yang panjang, serta dalam proses tersebut
kita membutuhkan bantuan agar dapat memiliki karakter Kristus.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari etika dan karakter kristen
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos,
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan,
sikap, dan cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Jadi, dapat
disimpulkan etika adalah suatu ajaran tentang baik dan buruk yang menjadi ukuran
sesuatu, atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama
manusia, dan alam.
Di dalam etika Kristen, pada dasarnya berbeda dengan pengertian etika secara umum.
Etika Kristen memiliki nilai moral yang bersumber dari Tuhan Yesus sendiri,
sedangkan etika dalam pengertian filosofis umum meyakini nilai moral yang
bersumber dari hasil penalaran manusia dan rekonstruksi budaya. Etika Kristen pada
hakekatnya di dasari pada standar kebenaran akan Firman Tuhan, yang ada dalam
Alkitab, sebagai titik acuan yang pasti. Pada dasarnya, etika Kristen diartikan sebagai
respons atau tanggapan manusia kepada tindakan anugerah Allah yang menebus
kehidupan manusia dari dosa.
Terdapat beberapa pengertian etika dalam kristen. Etika yaitu suatu cabang ilmu yang
membahas tata cara atau penyelesaian masalah dari sudut pandang Kristen. Dapat
pula dikatakan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang moral manusia secara
kritis. Menurut Hukum Taurat, Etika dalam Kristen adalah segala perbuatan yang
2
dikehendaki oleh Allah untuk selalu melakukan perbuatan baik. Hal itu sesuai dengan
ajaran Yesus yang tertulis dalam Efesus 2:10 “Karena kita ini buatan Allah,
diciptakan dalam Kristus Yesus, untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya”. Jika diambil dari
terjemahan Bahasa Indonesia masa kini, “Kita adalah ciptaan Allah, dan melalui
Kristus Yesus, Allah membentuk kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang
sudah dipersiapkan Allah untuk kita.”
Secara praktik, etika Kristen berfungsi untuk menyatakan karya penebusan Kristus
serta pemulihan gambar dan rupa Allah dalam diri manusia. Hal ini menekankan
bahwa etika Kristen bukanlah seperangkat aturan moral seperti yang didefinisikan
oleh dunia sekuler, melainkan sebuah indikator yang bertujuan untuk membawa
pemulihan pada diri manusia agar mampu menyatakan karakter Kristus dalam segala
aspek hidupnya.
Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter bisa diartikan sebagai
sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, akhlak yang dipunyai seseorang, yang nantinya
akan memisahkan seseorang itu dengan orang lainnya. Sedangkan, menurut
Kemedikbud, karakter merupakan format cara beranggapan serta berperilaku
seseorang yang nantinya bakal menjadi ciri khasnya.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to mark” yaitu
menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
3
Karakter adalah istilah psikologis yang menunjuk kepada “sifat khas yang dimiliki
oleh individu yang membedakannya dari individu lainnya”. Jadi, pada dasarnya
karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada kepribadian seseorang. Sedangkan
Kristen adalah sebutan bagi seseorang yang telah menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaranNya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, karakter Kristen disebut juga
sifatsifat Kristus, yaitu kualitas rohani yang dimiliki seorang Kristen. Tujuan kita
memiliki karakter Kristus ialah agar kita semakin menjadi serupa dengan Kristus.
Orang beretika belum tentu memiliki karakter yang baik, sedangkan orang
yangberkarakter baik pasti beretika. Karakter mencirikan kepribadian seseorang,
orang yang berakhlak baik sudah tentu berkarakter baik. Orang yang berkarakter
kurang baik mempunyai sifat yang kurang baik.
Beberapa bentuk karakter Allah dari kasih adalah sabar, murah hati, tidak cemburu.
Tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak
mencari keuntungan sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain,
tidak bersukacita karena karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, menutupi
segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar
menanggung segala sesuatu.
Kasih itu sabar. Contohnya yaitu ketika kita menghadapi seseorang yang sikapnya
menjengkelkan, kita harus mendoakan dia karena kita punya kasih. Bukan malah
menuntut orang lain yang harus begini dan begitu, tetapi menuntut diri kita sendiri
4
untuk sabar dalam keadaan apapun. Tuhan saja panjang sabar, maka kita sebagai
anaknya harus meniru karakterNya, yaitu sabar.
Kasih itu murah hati. Bukan hanya dalam arti orang yang suka memberi saja, tetapi
murah hati yang dimaksud adalah murah dalam mengampuni, murah menerima
ampun, murah untuk memaafkan. Itulah yang dimaksud Tuhan, tidak hanya memberi
barang dan lain sebagainya. Jika secara umum, anak-anak pada umumnya pun bisa
memberi, tetapi kita yang adalah anak-anak Allah, harus murah dalam mengampuni,
seperti karakter Allah.
Kasih itu tidak cemburu. Yang dimaksud cemburu bukanlah “jealous”, melainkan
“envy” yaitu iri hati. Kita tidak boleh iri terhadap saudara kita. Ingat bahwa Tuhan
memberi kita dengan porsi yang adil, dan juga sudah menetapkan segalanya sesuai
dengan rencanaNya. Jika belum saatnya kita menerima yang diterima orang lain,
tetap mengucap syukur.
Kasih itu tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Memegahkan diri yang
dimaksud adalah ketika orang yang memiliki keakuan paling besar, merasa bahwa
dirinya yang paling benar, sedangkan orang lain yang salah. Kalau memegahkan diri
pasti pada akhirnya akan sombong. Seharusnya kita meniru karakter Allah. Kalau ada
apa-apa, tidak menyalahkan orang lain, tetapi menyalahkan dirinya sendiri,
introspeksi, sadari kesalahan dalam diri, kemudian perbaiki diri terlebih dahulu,
bukan sebaliknya, malah memperbaiki orang lain. Kita semua adalah orang berdosa
yang memiliki salah, tidak ada seorangpun yang benar. Hanya Tuhan saja yang benar.
Tetapi karena kasihNya, kita yang berdosa ini dibenarkan oleh Dia. Jadi jangan suka
merasa bahwa dirinya sudah paling benar.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Contohnya ketika kita berada di rumah
Tuhan memakai pakaian mini yang pusarnya kelihatan, atau ketika di restoran
kakinya naik ke kursi, dan lain sebagainya. Itu semua tidak mencerminkan karakter
Allah. Sebaliknya, kita harus melakukan semua yang indah, yang sopan, dan enak
dilihat mata.
5
Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ada banyak orang yang kerja hanya
mencari keuntungan untuk diri sendiri, sampai ada orang yang meminta pertolongan
dianggap utang. Seharusnya kita mencari keuntungan yang dari Tuhan, misalnya
ketika kita dapat untung 5000 saja, mengucap syukurlah, karena itu berkat, daripada
untung lima juta tetapi itu kutuk. Keuntungan dari dunia ini tidak abadi, keuntungan
dari Allah lah yang dapat menguntungkan kita.
Kasih menutupi segala sesuatu, artinya kita menutupi kejelekan orang lain. Bukan
dibuka, dikasih lihat atau disebar-sebarkan kepada orang lain. Di doakan saja, karena
kasih Allah menutupi segala sesuatu. Sesuatu yang ditutupi adalah yang jelek-jelek,
seperti dosa-dosa yang dilakukan orang lain. Bukan malah membongkar-bongkar
kesalahan orang lain, dan mencari teman untuk membenci. Jangan menyimpen
kesalahan orang, karena kasih Allah tidak seperti itu. Ia bahkan menutupi dosa kita
dengan menanggungnya diatas kayu salib.
Kasih tidak pemarah. Bisa marah, tetapi tidak pemarah. Marah ada waktunya, tetapi
kalau pemarah bisa sewaktu-waktu. Tuhan tidak suka orang yang pemarah.
Disinggung sedikit, langsung marah. Bukan itu yang Tuhan inginkan. Karakter Allah
yaitu mau menerima setiap kritik dan saran yang dilontarkan orang lain, bukan malah
menolaknya.
6
Kasih tidak menyimpan kesalahan orang. Ketika ada orang yang melakukan
kesalahan pada kita, harus dilupakan, bukan diungkit-ungkit terus. Lihat kebaikannya,
karena kalau kesalahan setiap orang pasti melakukannya.
Percaya segala sesuatu. Ketika kita merasa dijahati, tidak mendapat keadilan,
mendapat yang tidak enak. Ingat dan percaya bahwa yang kita alami saat itu adalah
yang terbaik untuk kita saat itu. Maka mengucap syukurlah dalam segala hal, karena
Allah selalu memberikan kepada kita yang terbaik, sekalipun dimata kita tidak baik.
Apapun yang datang dari Tuhan pasti baik, karena Allah turut bekerja untuk
mendatangkan kebaikan.
Kasih mengharapkan segala sesuatu, yaitu agar semua janji Tuhan digenapi. Jangan
hanya ingin untuk berhasil, tetapi harapkan apa yang diminta Tuhan pada kita, supaya
kita berhasil. Minta yang dari Allah, sesuai kehendak Allah, bukan dari kehendak kita
sendiri.
Kasih itu sabar menanggung segala sesuatu, yang dimaksud disini adalah sabar untuk
memikul salib. Salib yang kita pikul saat ini, berapapun beratnya, tetap jalani dengam
sabar. Ketika kita diproses oleh Tuhan, kita harus sabar, bukannya memberontak.
Maka dengan perlahan karakter Allah itu akan membentuk kita semakin serupa
denganNya.
Sifat-sifat tersebut yang mengikat kita, yaitu Kasih Allah. Itu lah yang membuat kita
tetap kuat, tidak mempan ketika di adu domba, sehingga tidak terpisahkan. Kasih
Allah itu tidak berkesudahan, berbeda dengan kasih manusia yang terbatas. Ketika
sudah sampai pada batasnya, maka akan turun. Begitu kita mau ditekan dengan
kasihNya Allah, kita akan berjalan menuju Kerajaan Sorga, Kasih ini tidak akan
berakhir. Orang yang mau membaca Alkitab setiap hari dan mau melakukannya,
kasih itu ada dalam dirinya, yaitu firman itu sendiri. Firman itu tinggal dalam diri
kita, dan kita tinggal di dalam Dia. Oleh karena itu, kasih Allah yang mengikat,
mempersatukan, dan menyempurnakan kepribadian kita agar serupa dengan citraNya.
7
2.3 Pembangunan Karakter Kristus
Setiap pribadi dikenali melalui sifat-sifat (karakter) yang khas. Karakter tidak
otomatis ada dalam diri seseorang. Sesuai dengan definisinya, dan sesuai dengan
keterangan Alkitab, karakter itu dibentuk. Setiap manusia terlahir dengan pembawaan
karakter dari orang tuanya. Seperti dosa asal dari adam dan hawa yang turun hingga
ke keturunannya, atau semua manusia yang belum dibasuh dengan darah Yesus.
Namun, setelah kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat melalui
baptisan, kita menjadi ciptaan yang baru. Otomatis kita menerima kepribadian dan
hati yang baru. Tentunya kepribadian yang sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Pembangunan karakter Kristus dapat kita lakukan dari yang paling dasar, yaitu
membaca Alkitab. Setelah kita mengetahui firmannya, agar tidak lupa, kita harus
selalu merenungkannya, yang kemudian kita terapkan dalam kehidupan kita.
Penerapan tersebut juga dilengkapi dengan doa, puasa, dan komunitas yang benar.
Komunitas sangatlah penting, karena jika kita masuk dalam komunitas yang salah,
maka kita akan memiliki kepribadian atau karakter yang buruk atau jauh dari karakter
Kristus. Hal itu sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Galatia 5:9 “Sedikit
ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan”, yang artinya komunitas yang buruk
dapat merusak seluruh kepribadian atau karakter Kristus dalam hidup kita. Dalam
pembentukan karakter Kristus, kita tidak dapat membangunnya sendiri tanpa
bimbingan dari luar. Pembimbing atau penolong yang sudah diberikan Yesus kepada
kita yaitu Roh Kudus. Membangun karakter bukan tanggung jawab Roh Kudus, tetapi
tanggung jawab kita terhadap masing-masing pribadi
Roh kudus sangat berperan dalam pembangunan karakter Kristus. Roh kudus disini,
berperan untuk memampukan kita dalam membangun karakter Kristus. Sesuai yang
tertulis dalam Yohanes 14:16 “Aku akan meminta kepada Bapa, dan ia akan
memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu
selama-lamanya”. Ia memberikan kita seorang penolong yang setia untuk membantu
dan memampukan kita dalam mengikuti teladanNya. Selain itu, Roh Kudus juga
berperan sebagai penghibur kita, tertulis dalam Yohanes 15:26 “Jikalau Penghibur
8
yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia
akan bersaksi tentang Aku”. Juga ada dalam Yohanes 16:7-11, ayat tersebut
mengatakan bahwa Roh Kudus yang akan mengisafkan dunia dalam membentuk
karakter manusia kristen, yaitu dengan menyadarkan kita akan dosa atau karakter
yang jahat, kebenaran dan penghakiman. Dalam hal ini, Roh Kudus mengingatkan
kita akan kehendak Allah; apa yang baik dan sempurna, yang berkenan kepada Allah
(Rom. 12: 2). Dan peran Roh Kudus memberikan kita kekuatan untuk menaatinya.
Karakter dibentuk oleh orang-orang lain yang menjadi model yang kita ikuti. Untuk
memiliki karakter Kristus, maka kita harus menjadikan Yesus sebagai model atau
teladan bagi kita turut membentuk karakter kita. Dengan dituntun Roh Kudus dan
meneladani Yesus, secara bertahap kita pasti akan mampu untuk menjadi serupa
dengan gambaranNya.
9
BAB III
PENUTUP
1.2 Kesimpulan
Etika merupakan suatu ajaran tentang baik dan buruk yang menjadi ukuran sesuatu, atau
dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
Karakter Allah Nampak di kehidupan kita dengan wujud kasih seperti tertulis dalam 1
Korintus 13:4-7. Karakter Kristus tidak ada otomatis dalam diri manusia, dengan begitu
kita perlu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita sehingga kita menjadi
ciptaan baru yang tentunya sesuai dengan gambar Allah yang mampu membangun
karakter Kristus.
1.3 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
dkk, A. a. (2020, Maret 24). Etika Dan Pembentukan Karakter Kristiani. Diambil kembali dari
pdfcoffee.com:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://pdfcoffee.com/download/et
ika-dan-pembentukan-karakter-kristiani-3-
pdffree.html&ved=2ahUKEwjtpNa_jJPzAhUimuYKHaYOACYQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw0xcf0X
Qa 5CpZeuxKz1V8CQ&cshid=1632332000680
Maitimu, R. (2019, November 04). MEMBANGUN KARAKTER KRISTEN YANG KUAT. Diambil kembali dari
kemenag.go.id: https://maluku.kemenag.go.id/berita/membangun-karakter-kristen-yang-kuat
Materi ETIKA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER KRISTIANI. (t.thn.). Diambil kembali dari Course Hero:
https://www.coursehero.com/file/67896307/Materi-ETIKA-DAN-PEMBENTUKAN-
KARAKTERKRISTIANIdocx/
11