Anda di halaman 1dari 6

Jovianto Reynold Andika Hidayat NIM 102012313 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

A. Nama

: Jovianto Reynold Andika Hidayat (NIM 102012313)

B. Judul Makalah : Peranan Etika Kristen Dalam Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian. C. Halaman D. Kata Kunci E. Isi : VI + 2012 : Etika Kristen, Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian : Kata Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Kata Moral berasal dari bahasa Latin mos atau mores yang berarti adat kebiasaan Etika Kristen lebih bersifat spesifik karena berdasarkan pada kehendak Allah dan berdasarkan Wahyu dari Allah itu sendiri. Etika Kristen itu bersifat Mutlak, Menentukan, dan Kewajiban. Hubungan antara Etika dan Theologika adalah Thelogika lebih kepada orang-orang filsuf yang memikirkan tentang kehidupan manusia yang berlangsung pada perilaku, kelakukan, dan aktifitas. Disamping itu para orang-orang yang mempelajari ilmu filsafat ini juga memikirkan bagaimana cara untuk mengembangkan kehidupan manusia agar lebih teratur dan lebih baik dalam dalam berperilaku atau bertindak. Akhirnya lahirlah yang namanya Etika yang berfungsi sebagai pengatur perilaku, norma-norma, moralmoral, dan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat. Moral dapat dikembangkan lagi menjadi tiga yaitu : F. Penulis Tandatangan Jovianto Reynold Andika Hidayat PRA KONVENSIONAL. KONVENSIONAL. PURNA KONVENSIONAL.

A. Pendahuluan Agama merupakan landasan iman bagi setiap umat manusia di seluruh dunia. Agama adalah jati diri seseorang yang menunjukkan kepada siapa dia beriman. Namun seiring dengan berkembangnnya zaman agama pun menjadi salah satu kekuatan utama bagi umat manusia untuk melakukan sesuatu, karena berkembangnnya zaman telah membuat perubahan-perubahan dari segi-segi dimensi kehidupan tak terkecuali agama. Agama mengalami perubahan yang signifikan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian. Dari situ agama pun melahirkan beberapa nilai-nilai, norma-norma, dan moral-moral yang berlaku di masyarakat yang biasa kita sebut sebagai etika. Etika yang beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus dinamakan Etika Kristen. Etika Kristen inilah yang menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian bagi umat-umat Kristiani sampai sekarang ini.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan ditunagkan dalam makalah ini adalah Pembentukan dan Pengembangan Kepribadian berdasarkan Etika Kristen.

C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini ialah, agar mahasiswa/i UKRIDA dapat mengetahui apa saja yang terkandung dalam Etika Kristen dan dapat membentuk dan mengembangkan kepribadian masing-masing.

D. Isi Kata Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Kata Moral berasal dari bahasa Latin mos atau mores yang berarti adat kebiasaan. Emil Bruner berpendapat bahwa Etika adalah : Pengetahuan tentang tingkah laku manusia.

Yongeneel berpendapat bahwa Etika adalah : Ajaran baik dan buruk,, dalam pikiran dan perkataan menyangkut individu dan kelompok.

Eka Dharmaputra berpendapat bahwa Etika adalah : Ilmu/Study tentang norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia berpendapat bahwa Etika adalah : Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Bertens berpendapat bahwa Etika adalah : Kumpulan nilai yang berkenan dengan akhlak.

Etika Kristen lebih bersifat spesifik karena berdasarkan pada kehendak Allah dan berdasarkan Wahyu dari Allah itu sendiri. Etika Kristen itu bersifat Mutlak, Menentukan, dan Kewajiban. Hubungan antara Etika dan Theologika adalah Thelogika lebih kepada orang-orang filsuf yang memikirkan tentang kehidupan manusia yang berlangsung pada perilaku, kelakukan, dan aktifitas. Disamping itu para orang-orang yang mempelajari ilmu filsafat ini juga memikirkan bagaimana cara untuk mengembangkan kehidupan manusia agar lebih teratur dan lebih baik dalam dalam berperilaku atau bertindak. Akhirnya lahirlah yang namanya Etika yang berfungsi sebagai pengatur perilaku, norma-norma, moralmoral, dan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat. Moral dapat dikembangkan lagi menjadi tiga yaitu : PRA KONVENSIONAL. KONVENSIONAL. PURNA KONVENSIONAL.

Pra Konvensional Jenjang 1 : a. Seseorang bertindak/tidak bertindak melakukan sesuatu bukan karena tidak mengetahui tentang yang baik atau jahat, namun seseorang takut dampaknya/akibatnya dari tindakannya itu. b. Orientasi pada hukuman .

Pra Konvensional Jenjang 2 : a. Seseorang bertindak/tidak bertindak berdasarkan hitungan untung dan rugi. b. Bila tindakan moral yang dilakukannya menguntungkan dalam hitungannya maka akan dilakukannya,

c. Tindakan moral adalah instrumen untuk mencari kepuasan/keuntungan yang sebesar-besarnya Pertimbangan pokok bukan pada apa yang benar dan salah secara objektif, namun masih sibjektif berpusat pada untung rugi secara pribadi. Konvensional : a. Bertindak menjadi orang yang baik. b. Berusaha menjadi anak yang patuh dan taat c. Berusaha menyenangkan orang lain. Dengan melakukan yang benar dan baik. Saya mencintai ibu orang tua saya, karena dia adalah ibu saya, dan bukan karena alasan yang lain. d. Berusaha juga menjadi anggota kelompok yang baik, sekalipun dia sendiri tidak terlibat dalam menentukan norma kelompok, namun ia tetap ingin menjadi bagian dari kelompok. Purna Konvensional Jenjang 1 : a. Kesadaran etis melihat hukum berdimensi universal b. Sebagai sebuah keputusan etis yang mendasari pilihan dan keputusan seseorang. c. Oleh karena hukum itu bersifat universal maka orang yang bersangkutan akan menghargai dan memperhitungkan hak dan kepentingan banyak orang. d. Kewajiban kita melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu bukan hanya agar diterima orang lain namun karena itu adalah kewajibanku. e. Ketaatan pada hukum yang objektif mengeluarkan seseorang dari kungkungan kelompok yang sempit. f. Seseorang bisa menilai apakah norma/ketetapan didalam kelompok sudah benar atau salah. Purna Konvensional Jenjang 2 : a. Orang menyadari bahwa hukum yang ada merupakan kesepakatan antar manusia oleh karena itu kesepakatan antar manusialah yang dapat mengubahnya. b. Bila hukum tidak lagi memenuhi fungsinya ia harus diubah. c. Akal manusia mempunyai fungsi kritis dan kreatif untuk menilai apakah hukum ini sudah berfungsi baik, benar atau salah ?

Purna Konvensional Jenjang 3 : a. Jenjang ini perkembangan moral seseorang mencapai puncaknya. b. Tindakan moral yang pantangmenghianati suara hati nurani dan keyakinan tentang apa yang benar dan baik. c. Kesadaran etis yang diwujudkan dengan memiliki visi dan misi yang jelas. d. Visi dan misi ini demi tegaknya harkat dan martabat seluruh umat manusia.

E. Kesimpulan Etika adalah landasan dan aturan yang harus dipatuhi bagi setiap orang di muka bumi ini dalam bertindak dan berperilaku dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan oleh ketiga aspek yaitu Pra Konvensional, Konvensional, dan Purna konvensinoal. Sedangkan Etika Kristen itu sendiri adalah selain Etika yang mengandung Pra Konvensional, Konvensional, dan Purna konvensinoal juga berdasarkan kepada kehendak Allah dan Wahyu dari Allah itu sendiri. Etika Kristen itu bersifat Mutlak, Menentukan, dan Kewajiban. Yang berarti mutlak dalam hukum Taurat Yakni 10 Perintah Allah yang ditentukan oleh Allah sendiri dan kita sebagai umat Kristiani berkewajiban untuk mematuhinya.

F. Daftar Pustaka 1. Sopacua, Willem. 2012. Modul Etika Kristen. Jakarta. UKRIDA.

Anda mungkin juga menyukai