Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Teologi Pastoral

Dosen : Perobahan Nainggolan, M.Th


Tugas : Kunjungan Kepada Orang Rawat Inap di Rumah Sakit
Nama/NIM : Annual Frenly Saragih/1910062, Helenda Yulianti Hotang/1910084,
Pinpin Sinamo/1910096, Septuaginta Rumahorbo/1910105, Sonny
Sinaga/1910106.

I. Pendahuluan

Teologi pastoral merupakan ilmu yang yang berfokus kepada perspektif pengembalaan
pada semua kegiatan dan fungsi gereja serta pendeta, pastoral bukan hanya di butuhkan
oleh orang yang mengalami masalah dalam rumah tangga, masalah gagal menikah atau
masalah lainnya, namun pastoral juga di butuhkan bagi mereka yang mengalami sakit
penyakit. Baik itu sakit ringan ataupun sakit keras. Ada yang mengalami perawatan secara
intensif ada juga sakit yang hanya menerima perawatan dirumah saja. Dalam konteks
penyelesaian untuk pelayanan kesehatan bagi orang-orang sakit, selama ini yang
memegang peranan penting adalah tenaga kesehatan seperti dokter. Pada kenyataannya,
perlu ada tambahan pelayanan yang dapat membantu penyelesaian masalah para pasien
dengan pendekatan spiritual, penguatan spiritual yang membantu para pasien untuk
memahami makna kehidupan secara komprehensif dan utuh, tentunya penguatan spiritual
akan membantu para pasien dalam menjalani proses penyembuhan di rumah sakit. Di
sinilah peran konseling pastoral sangat dibutuhkan dikarenakan menggunakan pendekatan
psiko spiritual.

Seperti telah dikatakan di atas, untuk pelayanan kepada orang-orang sakit selain para
dokter dan perawat serta tenaga medis, seringkali dibutuhkan juga bantuan dari pelayan
pastoral konseling karena seringkali mereka yang mengalami sakit perlu penguatan dalam
menjalani proses penyembuhan mereka, bahkan pelayanan inipun bisa berkembang untuk
membantu keluarga pasien terutama saat penyakit yang dialami sangat berat bahkan bisa
membawa pada kematian. Seringkali dijumpai penyakit yang diderita para pasien di rumah
sakit dikarenakan karena faktor pikiran, kecemasan, stress, dan tekanan kejiwaan lainnya
atau psikis yang disebut dengan psikosomatis. Dikarenakan pelayanan pastoral konseling
digunakan untuk menolong orang sakit maka, sebelum membahas lebih lanjut tentang
pelayanan pastoral konseling perlu dibahas tentang hal-hal mengenai penyakit dan sakit.

Orang sakit sangat membutuhkan pertolongan orang lain. misalnya orang yang sakit
dirumah sakit merasa kesepian, maka mereka memerlukan teman untuk menjenguk, orang
yang sakit keras dan tidak dapat makan sendiri memerlukan orang lain untuk
menyuapinya. Dalam Makala kelompok penyaji akan menjelaskan apa tujuan dalam
melakukan konseling pastoral terhadap orang rawat inap dirumah sakit, model-model
kunjungan, mengapa pentingnya, apa saja yang harus dilakukan didalam melakukan
konseling pastoral tersebut

II. Pembahasan
II.1 Pengertian Kunjungan Patoral

Kunjungan pastoral adalah kunjungan yang berkata-kata tentang teori dan praktek
pelayanan. Juga tentang pelayanan yang dijalankan oleh gereja atau jemaat dalam arti
umum dan oleh pendeta secara khusus. Isi kunjungan pastoral pertama-tama berkata-kata
tentang Allah dan pemeliharaanNya akan manusia, lalu tentang manusia yang menerima
atau mengalami pemeliharaan Allah itu. Manusia seutuhnya adalah manusia dari tubuh dan
jiwa.1 Kunjungan Patoral juga dimaksud dengan kunjungan pastoral adalah kunjungan
pribadi/ kelompok, sukarela dengan tujuan pendampingan terhadap saudara seiman
dalam rangka membangun iman.2

II.2 Pengertian Sakit Dan Penyakit

Pembahasan mengenai pengertian sakit adalah hal yang penting dalam pelayanan
pastoral konseling terhadap orang sakit atau pasien. Sakit adalah perasaan yang dialami
oleh manusia sebagai penderita akibat yang ditimbulkan oleh penyakit. Maka pengertian
sakit dan penyakit seringkali muncul bergantian namun bagi penulis tidak terlalu
membedakan keduanya, karena kedua pengertian tersebut saling berkaitan erat satu sama
lain. Sedangkan usaha manusia untuk mengalami penyembuhan atau pengobatan bagi rasa

1
J.L.Ch. Abineno, Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), hal.1-18
2
Al. Budyapranata, Pr, Kunjungan Membangun Persaudaraan, (Kanisius), h. 16-18
sakit dan penyakit adalah suatu bentuk usaha agar manusia memperoleh kondisi yang
sehat dan sejahtera.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sakit adalah berasa
tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut,
dan sebagainya). Sedangkan pengertian penyakit adalah:

1. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup;


2. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem
faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup);
3. Kebiasaan yang buruk; sesuatu yang mendatangkan keburukan. 3
II.3 Tujuan dan Maksud dari Kunjungan

Adapun tujuan layanan pastoral dalam mengunjungi orang yang rawat inap
dirumah sakit iyalah sebagai bentuk penggembalaan atau kepedulian untuk menuntun
orang kepada suatu keputusan-keputusan secara holistik. Sehingga dapat menuntun orang
kepada relasi yang baik dengan Tuhan. Akan tetapi, dalam hal ini seorang tugas pastoral
harus melihat manusia atau pasien yang rawat inap itu sebagai manusia yang utuh. 4
Kunjungan kerumah sakit juga dapat membantu pasien pada kondisi tertentu, karna pasien
membutuhkan pendampingan dan doa seperti pada saat menghadapi operasi, masa kritis
dan perawatan. Sehingga selama pendampingn pasien dapat mengutarakan segala
pergumulan yang dialaminya dan pasien dapat merasa lega dan juga memiliki
kepercayaaan dan keterbukaan ketika mengutaraakan tentang pergumulan seperti
kekuatiran, ketakutan yanag dihadapi dalm menjalani hari-hari tertentu 5 Fungsi dari
layanan pastoral dapat juga diketahui dengan melihat kepentingan-kepentingan
didalamnya. Sehubungan dengan fungsinya, layanan pastoral merupakan kata sifat dari
pastor, yaitu seorang yang bersifat gembala, yang bersedia merawat, melindungi,
memelihara dan menolong orang lain.6 Ada beberapa bagian juga menjadi tujuan dalam
melakukan kenseling pastoral.

3
http://kbbi.web.id/sakit. Diakses pada tanggal4 Oktober 2021 jam 12.30 WIB
4
Van Beek, Aart, Konseling Pastoral, (Semarang: Satya Wacana, 1987), hlm 7
5
Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Yogyakarta: ircisod, 2012), hlm 19
6
Van Beek, Aart, Konseling Pastoral, (Semarang: Satya Wacana, 1987), hlm 6
1. Pertumbuhan rohani.

Tanpa pengalaman pribadi yang mendalam dengan Allah, maka kunjungan tidak
akan bermakna. Itu sebabnya persiapan rohani sebelum mengunjungi itu sangat penting.
Sebab Tanpa persekutuan dengan Tuhan, kunjungan itu hanya sekedar kegiatan sosial saja.
Interaksi dua arah antara pendeta dan anggota akan membangkitkan keinginan untuk
saling mengenal dengan baik. Dan itu akan meningkatkan pengetahuan yang lebih baik
tentang Tuhan dan mereka sendiri.

2. Hubungan.

Kunjungan Pastoral mempererat hubungan dengan orang yang sakit. Karena dalam
pelayanan Kristen, hubungan itu sangat penting, kunjungan ini juga membantu kita
mengenali dan ikut memberikan semangat dengan kehadiran kita.

3. Pemeliharaan.

Kunjungan pastoral adalah mencakup pemeliharaan. Dengan datang lebih dekat


kepada mereka, mereka bisa terpelihara. Setiap hari pikiran mereka diprnuhi dengan
banyak hal-hal yang mungkin tidak baik. Maka kunjungan pastoral dapat menjadi sarana
penyembuhan, mempertahankan serta memberikan bimbingan kepada mereka.

II.4 Kepada Siapa Kunjungan Dilakukan

Pada masa sekarang begitu banya orang yang di perhadapkan dengan berbagai
persoalan-persoalan dalam kehidupannya termasuk didalamnya adalah gereja Tuhan.
Persoalan yang dihadapi begitu komplit, yang akhirnya dapat mengganggu persekutuan
dengan Tuhan. Dalam keadan sulit semua orang berhak menerima pelayanan pastoral, baik
yang memiliki persoalan dengan keluarga, dengan sahabat, dengan orang terdekat, atau
mereka yang mengalami trauma, yang mengalami penganiyayaan, atau mereka yang
melakukan kesalahan bahkan mereka yang mengalmi sakit penyakit, baik tua atau muda
semua berhak menerima kunjungan dan pelayanan pastoral7

7
Https://pentingnyakunjunganpastoralbagian –wordpress-com
Pelayanan pastoral di hubungkan dengan pekerjaan sending yang ditegaskan oleh
Yesus kepada murid-muridnya “Sembuhkanlah orang sakit, tahirkanlah orang kusta dan
usirlah setan-setan (matius18:8)8

II.5 Rancang Bangun atau Model Pelayanan Pastoral Konseling Terhadap


Pasien Berdasarkan Lukas 10:33-35

Berdasarkan hasil eksegesa teks Lukas 10:33-37 di atas, maka dihasilkan


prinsipprinsip pelayanan pastoral, maka disusunlah beberapa model pastoral terhadap
pasien rawat inap berdasarkan Lukas 10:25-37 yang adalah sebagai berikut:

1. Model Pelayanan yang Memandang Pasien Sebagai Subjek

Dalam pelayanan terhadap pasien para pelayan kesehatan harus memandang pasien
bukan sebagai objek, justru subjek. Mengapa demikian? Karena baik para pelayan maupun
yang dilayani adalah subjek, adalah manusia yang saling membutuhkan, perjumpaan antara
mereka adalah perjumpamaan timbal balik dimana pasien membutuhkan pelayanan
kesehatan. Tetapi bisa saja suatu ketika ketika kitapun sakit, pastilah kita pun
membutuhkan pertolongan dari orang lain. Memandang pasien hanya sebagai objek akan
berakibat buruk, karena justru kita memanfaatkan keadaan pasien yang lemah untuk
kepentingan diri kita sendiri, hal ini tidak boleh dilakukan. Seperti contoh penyimpangan
pelayanan kesehatan yang dijelaskan oleh peneliti di dalam bab satu, pasien dijadikan alat
pemenuhan ekonomi, praktek seperti tersebut tentunya dilarang untuk dilakukan. Pada
intinya pasien bukan objek, melainkan subjek seperti kita semua, hal inilah yang disebut
sesama manusia, dimana hakekat manusia adalah makhluk yang mulia, independen, namun
diciptakan untuk saling bekerja sama, saling memperdulikan, saling mengasihi, sehingga
diharapkan tercipta kedamaian. Seperti yang dijelaskan dalam teks Lukas 10:33-35 di atas
memperlakukan manusia sebagai subyek akan mengakibatkan dampak positif bagi mereka
atau bagi pasien, tindakan perawatan kesehatan akan menjadi maksimal, namun
sebaliknya apabila memandang pasien hanya sebagai objek pemenuhan

2. Model Pelayanan yang Proaktif

8
J.L.Ch. Abinemo, Pedoman Praktis untuk pelayana Pastoral (Jakarta: Gunung Mulia,2006)hlm.36
Model pelayanan proaktif adalah model pelayanan yang penuh inisiatif, kreatif,
inovatif dan terus-menerus dikembangkan sesuai kebutuhan pasien dan sesuai zamannya
di mana dalam era pelayanan kesehatan modern, alat-alat kesehatan yang canggih berbasih
teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi
kesembuhan pasien. Pelayanan yang cepat, tanggap, ramah, modern adalah hasil dari
model pelayanan proaktif, tidak ada lagi para pelayan kesehatan yang malas, kurang
tanggap, menunggu perintah atasan dan lain sebagainya. Model pelayanan proaktif ini
terjadi saat para pelayan kesehatan hatinya digerakkan oleh belas kasihan.

3. Model Pelayanan Totalitas

Model pelayanan totalitas adalah pelayanan komprehensif, tersistem dengan baik,


pelayana yang utuh mulai dari awal sampai akhir. Model pelayanan yang lengkap. Di dalam
teks Lukas 10:33-35 seperti telah dijelaskan bahwa pelayanan totalitas dimulai dari awal
ketika ada niat baik, motivasi yang baik untuk menolong sesame manusia, atau menolong
pasien. Lalu pasien dibalut lukanya, diolesi dengan minyak, dituangkan anggur, lalu
membawanya ke tempat penginapan, mendampingi pasien untuk dirawat. Lalu membiayai
semua kebutuhan perawatan. Bukan hanya di situ saja, apabila ada kekurangan-
kekurangan lain maka semua kebutuhan akan dicukupi. Itulah pelayanan totalitas yang
saat ini bisa diterapkan untuk pelayanan pasien yaitu melayani pasien mulai dari awal
datang ke rumah sakit, proses pendaftaran, bertemu dengan dokter, penggunaan alat
kesehatan, pemberian obat, penggunaan fasilitas, perawatan yang dilakukan oleh tenaga
paramedis, sampai pasien pulang dari rumah sakit, dan bahkan pelayan pasca atau lanjutan
seperti kontrol ke dokter dan pelayanan pembiayaan kesehatan yang baik lancar harusnya
menjadi dijalankan dengan massif dan tersistem/terpola sehingga menjadi pelayanan yang
totalitas. Itulah yang dimaksud model pelayanan totalitas.

4. Model Pelayanan Holistik

Dari hasil eksegesa di atas jelas terlihat pelayanan holistik dan totalitas dari orang
Samaria yang murah hati. Pelayanan Holistik berasal dari dua kata yaitu wholeness dan
holiness. Kata holiness berasal dari kata holy atau kudus/suci. dosa untuk mengalami
kekudusan dan kesembuhan. Kekudusan dan kesembuhan menjadi suatu paket yang tidak
dapat dipisahkan, hal ini terlihat dalam contohcontoh di Alkitab. Kekudusan dan
kesembuhan berkaitan erat hal ini dialami Yesaya, dalam pemanggilan sebagai nabi, dimna
perlu pengudusan dalam hidupnya. Juga dialami Petrus yang awalnya penakut sehingga
menyangkal Yesus sebanyak tiga kali, namun melalui kebangkitan Yesus terjadi perubahan
dalam dirinya, terjadi pengudusan dan pemulihan, penyembuhan sehingga Petrus menjadi
pelayan Tuhan yang sangat pemberani, setia, sampai akhir hayat, pernah dimasukkan
penjara ia tidak gentar sedikitpun, bahkan matinya pun rela di salib terbalik. 9

II.6 Fungsi Pelayanan Pastoral orang yang di Rawat inap di Rumah sakit

Menurut Yakkum yaitu Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum yang memiliki
belasan rumah-rumah sakit di Indonesia, dalam buku yang merupakan suatu suatu modul
pelayanan pastoral dijelaskan fungsi pelayanan pastoral terhadap orang sakit sebenarnya
meliputi dua hal yaitu pendampingan pastoral (care giving) dan pelayanan lebih khusus
yaitu konseling. Di dalamnya dibutuhkan kesungguhan dari para pelayan pastoral atau
konselor untuk melibatkan semua yang ada di dalam tubuh para pelayan pastoral tersebut,
seperti telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, namun yang terpenting
menggunakan telinga dan mata batin kita untuk melayani dengan sepenuh hati kita. 10

Di bawah ini, penulis menyatakan lima fungsi pelayanan kesembuhan secara umum
seperti yang dikemukakan oleh Yakkum, mengutip dari pendapat dari William A Clebsch
dan Charles R Jaekle.11 Namun mengingat lima fungsi tersebut belum menyentuh fungsi
utama yaitu Amanat Agung, maka penulis menambahkan fungsi ke enam yaitu fungsi untuk
melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus. Sebenarnya satu fungsi tersebut adalah fungsi
yang sangat penting yang tidak boleh dilupakan, yang tidak tercatat di dalam buku
tersebut, yaitu pelayanan pastoral adalah alat untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus
Kristus.12

9
Morris Maddocks, The Christian Healing Ministry. (London: SPCK Holy Trinity Church, 1981)

10
Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Ed.), Mendampingi Dengan Hati: Modul Pendampingan
Pastoral. Hal 10
11
Ibid……….hal 11-17
12
Julianto Simanjuntak (Ed.), Konseling dan Amanat Agung, (Tangerang: Yayasan Pelikan/Peduli
Konseling Nusantara, 2010), p.16-17.
Beberapa pakar pastoral konseling turut mendukung juga bahwa pelayanan
pastoral terhadap orang sakit adalah sebagai alat pelaksanaan Amanat Agung mereka
adalah sebagai berikut: Julianto Simanjuntak, Yakub Susabda dan lainnya untuk
diIndonesia, sedangkan di luar negeri seperti di Amerika terdapat Jay Adam, John
MacArthur Jr., dan lain-lain. Berikut ini adalah enam fungsi pelayanan pastoral terhadap
orang sakit tersebut.

1. Fungsi Menyembuhkan atau Healing

Fungsi penyembuhan dalam pelayanan pastoral tidak hanya menyembuhkan secara


fisik-biologis semata, melainkan menyentuh aspek mental, emosional, dan spiritual. Pada
dasarnya pelayan pastoral tidak dapat menyembuhkan penyakit seseorang, namun
pelayanan kesembuhan ini adalah ikut sertanya dan kepedulian akan hadirnya proses
penyembuhan yang datang dari Allah sendiri. Kesembuhan yang diharapkan tentunya
kesembuhan yang seluas-luasnya yaitu yang menyentuh semua aspek kehidupan manusia,
baik tubuhnya, jiwanya dan rohnya. Juga relasinya dengan Tuhan dan sesama, relasinya
dengan lingkungan dan sekitarnyapun menjadi perhatian dalam pelayanan kesembuhan
ini.

2. Fungsi Menyokong atau Mendukung (Sustaining)

Ketika seorang sakit, apalagi penyakit terminal yaitu penyakit yang membawa
kepada kematian, mereka mengalami putus pengharapan maka para pelayan pastoral perlu
melakukan dukungan. Saat mereka mengalami penderitaan yang sangat dalam seperti
bingung, putus asa, shock, berontak dan sebagainya, kadang keberadaan pelayan cukup
hadir atau ada disamping mereka tanpa harus mengeluarkan banyak perkataan apalagi
nasihat. Bentuk dukungan, sokongan, topangan adalah pemberian semangat atau
penguatan kembali kepada orang yang digembalakan.

3. Fungsi Membimbing atau Guiding

Fungsi pembimbingan ini adalah untuk membantu pasien dan keluarganya dalam
pengambilan keputusan, misalnya ketika ada kasus amputasi kaki/tangan, pasien perokok
berat harus menghentikan kebiasaan merokoknya, atau ketika ada pasien yang harus
memilih alat kontrasepsi (KB) dan lain-lain. Pada dasarnya pengambil keputusan adalah
pasien, pelayan pastoral adalah pendamping, pembimbingan diperlukan karena seringkali
pengambilan keputusan sangat berhubungan dengan masalah etika.

4. Fungsi Memperbaiki Hubungan atau Reconciling

Tiga fungsi di awal lebih berfokus pada diri orang yang ditolong, namun fungsi
keempat ini adalah untuk memperbaiki hubungan orang yang ditolong tersebut dengan
orang lain bisa orang tuanya, pasangannya, temannya, kekasihnya, atasannya, bahkan bisa
juga dengan Tuhannya. Fungsi ini dilaksanakan apabila terjadi konflik atau ketegangan
dengan pihak lain, pelayan pastoral akan berfungsi sebagai mediator, penengah di antara
pihak-pihak yang bersitegang/berkonflik. Hal ini telah diteladani oleh Tuhan Yesus yang
telah menjadi Mediator buat umat manusia.

5. Fungsi Mengasuh/Mendidik atau Nurturing.

Fungsi ini adalah penambahan atau lanjutan dari fungsi membimbing, dimana
diharapkan orang yang ditolong dapat mengerti informasi-informasi terbaru tentang
kehidupan yang lebih baik, dan dapat mengembangkan potensi yang ada untuk dapat
memperoleh kedewasaan dengan kasih dan disiplin. Seperti Allah memberi penghargaan
kepada setiap orang, demikian juga para pelayan pastoral, hendaknya dengan kasih
memberikan pengasuhan/pendidikan tentang segala seluk beluk tentang penyakit yang
diderita pasien dengan sejelas-jelasnya. Begitu pula yang diharapkan dalam lingkup yang
lebih luas, masyarakat dapat mendukung kualitas kesehatan untuk hidup mereka sendiri,
maka fungsi ini sangat berkaitan erat dengan tindakan preventif dan promotif dari rumah
sakit atau unit pelayanan kesehatan.

6. Fungsi Penggenapan Amanat Agung

Menyikapi pelayanan pastoral terhadap orang sakit yang selama ini ada,
mengingatkan gereja-gereja di Indonesia untuk peduli terhadap pelayanan pastoral
mengingat data bahwa banyaknya penderita sakit depresi, kecemasan, dan gangguan jiwa
lainnya.

II.7 Apa yang Harus dilakukan dalam Melakukan Kunjungan yang Baik
1. Patuhi Jam Berkunjung yang di Tetapkan oleh Rumah Sakit

Hal ini adalah hal yang paling utama harus di perhatikan. Setiap rumah sakit pasti
menetapkan jam berkunjung sesuai kebijakan masing-masing, biasanya di siang dan malam
hari. Jam berkunjung dibatasi agar pasien dapat istirahat supaya lekas pulih. Jadi sebaiknya
pergi berkunjung hanya pada jam yang ditentukan ini supaya kunjungan yang di lakukan
tidak malah mengganggu pasien yang sedang sakit.

2. Pastikan Informasi yang Benar Mengenai Rumah Sakit Serta Nomor Kamar
Tempat dirawat

Walaupun kelihatannya sepele, tapi salah tujuan rumah sakit bisa saja terjadi, Oleh
karena itu, pastikan kembali lokasi rumah sakit yang Anda tuju. Tak lupa juga, pastikan
nomor kamar dan bangsal perawatan yang ingin Anda kunjungi, Suatu rumah sakit bisa
berukuran sangat besar, hingga memuat seribu tempat tidur pasien, Maka dari itu penting
untuk mengetahui cara menjenguk pasien yang satu ini.

3. Sebaiknya Masuk ke Kamar Pasien dalam Kelompok Kecil, Bukan Satu Grup Besar

Jika menjenguk dalam suatu grup besar, ketika masuk ke kamar perawatan pasien
sebaiknya diatur agar masuk secara bergantian dalam kelompok-kelompok kecil berisi 2
hingga 3 orang. Pertama, karena ruang perawatan di rumah sakit itu biasanya ukurannya
tidak besar, sehingga akan sulit untuk menampung banyak orang. Kedua, agar
perbincangan Anda dengan pasien atau keluarga pasien pun menjadi lebih terfokus.

4. Perhatikan Ketenangan Penghuni Tempat Tidur Sebelah

Kalau pasien yang Anda jenguk menempati satu ruangan perawatan untuknya
sendiri, pembicaraan mungkin dapat dilakukan secara lebih leluasa. Namun, jika ia
menempati kamar perawatan yang berisi dua orang atau lebih pasien, ada baiknya Anda
menjaga betul ketenangan, dan terutama volume suara dalam berbicara.

5. Jangan Terlalu Banyak Memberondong Pasien dengan Pertanyaan

Stop jadi orang yang kepo kepada pasien yang sedang sakit. Kecuali memang pasien
sendiri yang cerita keadaanya, sebaiknya jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan
kepada pasien. Pertama, ia pasti lelah menceritakan hal yang sama pada setiap orang yang
mengunjunginya. Kedua, beberapa pasien tidak suka jika orang lain mengetahui terlalu
banyak tentang penyakitnya, apalagi jika penyakit tersebut tergolong berat.

6. Selalu Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Masuk Kamar Perawatan

Saat masuk ke kamar perawatan pasien, bisa jadi kita membawa kuman-kuman dari
luar rumah sakit. Sebaliknya, saat keluar dari kamar perawatan, ada kemungkinan kita
akan membawa kuman-kuman yang berdiam di rumah sakit. Oleh karena itu, wajib untuk
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung. Setiap rumah sakit pasti
mempunyai fasilitas wastafel yang juga bisa diakses pengunjung, atau juga bisa
menggunakan cairan antiseptik yang juga disediakan rumah sakit (biasanya menempel di
dekat pintu masuk ruang rawat).

7. Jangan Duduk atau Tidur di Tempat Tidur Pasien

Setelah melakukan apapun saat sedang menengok pasien, jangan pernah duduk di
tempat tidur pasien, Debu dan kotoran yang menempel di pakaian yang Anda pakai dapat
berpindah ke tempat tidur pasien dan menjadikannya kotor.

8. Jauhi Kalimat Bernada Negatif

Dokter, perawat, dan apoteker selalu berjuang keras untuk memotivasi pasien agar
cepat sembuh, agar fight dengan kondisinya. Percayalah, orang yang sedang sakit itu sudah
cukup ‘menderita’ jiwa dan raga karena penyakitnya, sehingga ia hanya butuh penghiburan
dan semangat, bukan kata-kata negatif yang membuatnya makin pening!

9. Sebaiknya Tidak Pergi Menjenguk Jika Sedang Tidak Fit

Hal ini terutama berlaku jika Anda sendiri sebagai penjenguk sedang mengalami
penyakit yang sifatnya infeksius, misalnya flu, karena bisa jadi malah menular kepada
pasien yang sedang sakit. Selain itu, saat Anda sedang kurang sehat, daya imunitas Anda
cenderung akan turun. Sehingga tidak tertutup kemungkinan Anda malah akan membawa
pulang ‘oleh-oleh’ bibit penyakit dari rumah sakit!

10. Perhatikan Buah Tangan yang Anda Bawa


Adalah suatu kebiasaan di masyarakat kita untuk membawa buah tangan saat
menjenguk yang sedang sakit., sebaiknya apa yang kita bawa disesuaikan dengan
kebutuhan pasien. Kebanyakan buah tangan berupa makanan, ada baiknya kita cek dahulu
apakah pasien sedang pantang makanan tertentu. Selain untuk pasien, ada baiknya kita
juga memperhatikan kebutuhan penunggu pasien.13

Syarat utama agar kita dapat menjalankan pastoral care adalah kemampuan
mendengarkan pasien/klien. Ada 6 syarat untuk dapat mendengarkan secara efektif, yaitu:

1. Menatap wajah lawan berbicara sebaik-baiknya. Perlu melakukan kontak mata


supaya orang yang diajak bicara merasa yakin sungguh didengarkan.
2. Menunjukkan minat. Maksudnya kita nampak antusias terhadap persoalan yang
tengah diceriterakannya.
3. Memberi perhatian terhadap lawan bicara, tidak sibuk sendiri dengan HP atau
kegiatan lain. Singkatnya menyingkirkan segenap gangguan yang kemungkinan ada.
4. Memahami segenap gejolak perasaan yang dialami oleh lawan bicara.
5. Empati: keinginan dan kemauan pendengar untuk berada atau masuk dalam
situasi/kondisi yang dialami lawan bicara.
6. Bersikap sabar, tenang dan ramah saat memberikan masukan/umpan balik. 14
III. Manfaat Praktis

Pelayanan Pastoral bukanlah pelayanan pelengkap dirumah sakit, melainkan bagian


dari pelayanan untuk kesembuhan pasien. Bentuk pendampinganny juga bukan hanya
dirumah sakit saja, terkadang paska rawat inap, pasien juga masih memerlukan pelayanan
ini. Pelayanan pastoral yang diperlukan untuk mendukung kesembuhan pasien memiliki 5
fungsi yaitu: Fungsi Membimbing, Fungsi mendamaikan/memperbaik hubungan, Fungsi
menopang/menyokong, fungsi menyembuhkan, dan Fungsi mengasuh. Sehingga, dari
kelima fungsi tersebut jika difungsikan dengan tepat akan menghasilkan satu proses
kondisi kesembuhan yang utuh.

13
https://www-guesehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.guesehat.com/amp/10-cara-menjenguk-pasien-di-
rumah- diakses pada tanggal 2 Oktober 2021, jam 18.45 WIB
14
Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling Pastoral, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 55-56
Hasil dari tujuan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis, adapun perinciannya sebagai berikut:

1. Secara teoritis
a. Dalam bidang akademik, diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
dan perluasan wacana dalam bimbingan pastorali berupa wawasan
mengenai pelaksanaan yang dilakukan oleh konseling pastoral. Serta mampu
memperbaiki kompetensi lulusan dari program studi pastoral agar lebih
memperdalam keahlian dalamnya.
b. Dalam bidang keilmuan, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
dan pemahaman bagi pemakalahi selanjutnya. Pada kajian yang sama tetapi
ruang lingkup yang lebih luas dan membantu mendalam tentang hal-hal yang
proses layanan bimbingan rohani bagi pasien rawat .
2. Secara Praktis
a. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
pengelola rumah sakit dan petugas bina rohani dalam memberikan
bimbingan rawat inap serta menyelesaikan kendala yang dialami.
b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kontribusi
membantu dalam awal penelitian dan menambah pemahaman serta
meningkatkan pelayanan bimbingan rohani bagi pasien di rumah sakit pada
umumnya.
3. Untuk konselor kita
a. Dalam melakukan konseling kita dapat membantu konselor kita untuk
menumbuhkan semangat Nya agar tidak putus asa atas apa yang dialami
b. Dalam melakukan konseling kita dapat sebagai sarana untuk konselor kita
dalam berbagai kisah atau cerita yang mungkin orang lain tidak mau
dengarkan.
IV. Tinjauan Teologis

Pelayanan yang memandang manusia sebagai subyek adalah fondasi yang penting
bagi perilaku antar manusia, karena manusia diciptakan untuk saling menghargai,
menolong, menguatkan. Allah mengunjungi dan menebus umat-Nya (Luk 1:68), Seperti
Tuhan sebagai Gembala yang baik mau meninggalkan sembilan puluh sembilan dan
mencari satu domba yang hilang, maka kita harus mau meninggalkan kenyamanan jemaat
dan mencari satu jiwa yang terhilang (Mat18:12). Kunjungan pastoral adalah cara untuk
menunjukkan kemuliaan Allah yang telah mengunjungi manusia sebagai manusia dalam
Kristus.
Akar kata Ibrani untuk visit atau kunjungan adalah pagad, dalam Yunani adalah episkopeo
dan dalam Latin adalah visitare, mempunyai dua pengertian:

1. Memeriksa atau membuktikan dengan menguji.


2. Melihat bahwa semuanya berjalan sesuai perintah

Kunjungan pastoral mencakup kedua hal ini yaitu untuk melihat apakah iman orang
yang dikunjungi bertumbuh dan memeriksa apakah saat ini iman itu berkembang. Visitasi
adalah tugas pengembalaan yang tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat di
gereja, tetapi diteruskan, disinilah akan terjadi hubungan yang dalam. Oleh karena itu
pengembalaan tidak dapat dilakukan dengan mesin penjawab telepon, pesan lewat
komputer (e-mail) atau surat yang tidak pribadi dan Ini bukan pembicaraan umum tetapi
antar pribadi.

V. Kesimpulan

Rumah sakit merupakan tempat layanan pastoral guna pemenuhan kebutuhan dalam
aspek-aspek kehidupan pasien. Disini layanan pastoral care hadir untuk menguatkan,
menopang dan membimbing pasien dalam menghadapi dan memecahkan pergumulan
yang dihadapi.

Pelayanan konseling pastoral adalah pelayanan yang mendukung kesembuhan bagi


pasien terutama yang menjalani perawatan kesehatan di rumah-rumah sakit, terutama bisa
dikolaborasikan dengan pelayanan yang dilakukan oleh para tenaga medis seperti para
dokter, perawat, dan tenaga- tenaga medis lainnya. Kelebihan dari pelayanan pastoral
konseling adalah adanya gabungan antara kebutuhan psikis dan spiritual dari para pasien;
pelayanan ini memperlengkapi pelayanan yang diberikan tenaga-tenaga medis sehingga
bisa melihat manusia secara utuh dan lengkap atau holistik. Dari hasil kolaborasi ini akan
membuat para pasien lebih memahami makna sakit dan penyakit, dan juga makna
kehidupan keseluruhan, sehingga para pasien tersebut memahami makna kesembuhan
sejati justru bukan hanya dari sudut pandang manusia, melainkan memandangnya dari
sudut pandang Tuhan Sang Pencipta yang selalu merencanakan kebaikan dan
kesejahteraan bagi setiap manusia.

VI. Daftar Pustaka

Al. Budyapranata, Pr, 1990. Kunjungan Membangun Persaudaraan, Kanisius.


Farid Mashudi, 2012. Psikologi Konseling, Yogyakarta: ircisod.
J.L.Ch. Abineno, 1999. Pedoman Praktis Untuk Pelayanan Pastoral, Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Julianto Simanjuntak (Ed.), 2010. Konseling dan Amanat Agung, Tangerang: Yayasan
Pelikan/Peduli Konseli Nusantara.

Morris Maddocks, 1981. The Christian Healing Ministr, (London: SPCK Holy Trinity Church.

Tulus Tu’u,2007. Dasar-dasar Konseling Pastoral, Yogyakarta: Andi Offset.


Van Beek, Aart, 1987. Konseling Pastoral, Semarang: Satya Wacana..
Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Ed.), Mendampingi Dengan Hati: Modul
Pendampingan pastoral.

Sumber Lain

http://kbbi.web.id/sakit

Https://pentingnyakunjunganpastoralbagian–wordpress.com

https://www-guesehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.guesehat.com/amp/10-cara-
menjenguk-pasien-di-rumah-

Anda mungkin juga menyukai