PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna moral / etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen.
Manusia sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan
Perilaku manusia dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu
mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni petunjuk dan
penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil
keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan. Etika
Kristen adalah Ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia
dengan memakai norma kehendak dan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam
Yesus Kristus.
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat
memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan moralitas, dan etika
Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Kristen.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan moral ?
Apa pengertian etika ?
Bagaimana pandangan moral dan hukum secara luas ?
Bagaimana moral dan etika umat Kristen ?
Bagaimana aplikasi moral mahasiswa dalam lingkungan masyarakat ?
Bagaimana moralitas di sekitar kita ?
C. Tujuan
Memahami dengan baik apa itu moralitas dan pengaplikasiannya dalam lingkungan
masyarakat.
D. Manfaat
Dengan mempelajari moralitas, kita akan menjadi manusia yang memiliki etika social
yang baik, sehingga kita dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar dengan perilaku yang
santun.
BAB II
PEMBAHASAN
MORAL
A. Definisi Moral
Menurut Para Ahli
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti
adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu
rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral
dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu
dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau
suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki
moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan
interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan,
perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan
hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa
hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria
mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga
makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan
pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral
tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
sangat identik dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari
‘khulqun’ yang berarti budi pekerti.
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu
kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–perbuatan
tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk
bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap
sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan.
Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai
intelektualitas dengan nilai – nilai moral.
Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau
salah; Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan
kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat
atau tidak tepat.
Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.
Menurut Pandangan Iman Kristen
Seperti yang telah dibahas tadi, dalam setiap agama pasti manusia diajarkan bagaimana
menggunakan moral dalam kehidupannya. Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan
berbagai firman dan hukum yang sudah di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya
Tuhan mengajarkan tentang bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara
mendapatkan jalan keselamatan. Dengan bermoral dan memiliki moral yang baik kita akan
mejalankan setiap hukum Tuhan yang ada dengan penuh rasa tanggung jawab, dan itu
menjadi salah satu jalan mendapatkan keselamatan. Oleh iman kepada Tuhan dan
mengarahkan hati serta pandangan kita kepada Tuhan kita dengan sendirinya akan
membangun moral yang baik didalam hidup kita.
Akan tetapi cobaan akan selalu menghampiri setiap manusia, untuk mencobai iman kita.
Secara tidak langsung setiap cobaan yang ada selain menguji iman kita hal tersebutpun akan
mencobai pertumbuhan moral kita. Maka dengan iman yang baik, moral yang kita miliki
akan tetap terjaga dan tetap bertumbuh terutama didalam Tuhan. Selain itu dengan iman yang
baik, moral kita yang ada tetap terjaga dari cobaan yang datang baik dari keluarga,
lingkungan, dan lain-lain. Dengan iman yang ada manusia harus belajar untuk menumbuhkan
moralnya.
Dalam firmannya, Tuhan selalu mengajarkan tentang bagaimana agar kita tetap memiliki
moral yang baik. Salah satunya dengan menjalankan 10 hukum Tuhan. Pada hukum yang ke-
5 samapai dengan yang ke-10 Tuhan menekankan agar kita menjaga moral kita dari cobaan
seperti yang ada tertulis :
Hormatilah Ayah dan Ibumu.
Jangan membunuh.
Jangan berzinah.
Jangan mencuri
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu
Dari beberapa Hukum Tuhan tadi dapat kita jabarkan dan kita pelajari bersama
bagaimana dan dengan apakah kita dapat menjaga dan tetap memiliki moral yang baik. Dan
dengan hal ini kita dapat mengetahui sejauh mana moral kita berada dan sebaik apakah moral
kita, Yaitu dengan tetap bercermin pada hukum dan firman yang sudah Tuhan berikan bagi
kita melalui para nabi yang dipercayai-Nya
Pada hukum yang ini, sudah cukup jelas bahwa, jika kita melakukan hal ini kita dapat disebut
sebagai manusia Amoral. Membunuh sudah sangat menggambarakan bahwa seseorang
melakukan hal ini dikarenakan miskin moral bahkan tidak bermoral. Dengan hukum Tuhan
yang ke-6 ini sekali lagi mengajarkan kita untuk belajar menggunakan moral kita bagi sesama
kita.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa iblis tidak akan tinggal diam. Dengan berbagai cara
dia ingin mencobai dan menggoyangkan iman percaya kita. Hukum Tuhan ini akan selalu
menuntun kita untuk tetap beriman kepada Tuhan dan tetap menjaga moral hidup kita.
3. Jangan Berzinah
Berzinah, berarti melakukan hal diluar kehendak Tuhan. Dan dengan berzinah seseorang
menunjukan bahwa dia tidak bermoral dan kehilangan iman percayanya serta, jatuh kedalam
cobaan iblis. Berzinah berarti melakukan hal diluar waktu yang sudah di tentukan, yaitu
berhubungan intim diluar dari wkatunya. Dan hal ini sudah menjadi maslah dalam kaum
muda dan tidak sedikit kaum muda Kristen. Secara tidak disadari berzinah sudah mengarah
pada hukum yang ke-6. Jika terjadi kecelakaan pada saat berzinah seseorang akan kehilangan
moralnya dan cenderung membunuh. Dengan demikian Tuhan sudah meningatkan kita agar
tetap menjaga moral kita dengan tidak berzinah.
Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati
oleh sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit
manusia yang kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan
demikian hal-hal tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di
zaman sekarang. Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang
ada. Dalam perkembangannya, moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam
kehidupan manusia antara lain ;
· > Keluarga
· >Lingkungan
· >Teknologi
Ø Keluarga
Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam)
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa
demikian ? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi
setiap manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar
bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan moral
yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian tanpa disadari pertumbuhan
moral seseorang sangat tergantung pada pendidikan atau pengajaran dalam keluarga, baik
dirumah bahkan dimanapun dia berada. Sebab itu, baiklah sebuah keluarga menjadi wacana
bagi setiap manusia dalam mempelajari dan mengembangkan moralnya. Bacalah kutipan ayat
ini “jangalah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu
( 1 petrus 5 : 3 ). Dengan membaca ayat diatas sudah cukup jelas bahwa keluarga menjadi
tempat perkembangan moral yang diajari melalui kehadiran orang tua. Dalam hal ini dan
sesuai dengan kutipan ayat tadi Tuhan berkehendak untuk setiap orang tua dapat menjadi
teladan dalam kehidupan sehari-hari baik perilakunya bahkan cara hidupnya. Tuhan
menginkan agar setiap orang tua dapat mengajari anak-anaknya yang sudah dipercayai hadir
dalam kehidupan mereka dengan penuh rasa tanggung jawab. Bukan, berhak dalam
melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai, seperti melakukan kekerasan, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu sudah cukup jelas bahwa pertumbuhan moral seseorang sangat
berpengaruh dari keluarganya. Karena dari keluargalah seorang Manusia bertumbuh.
Ø Llingkungan
Ø Teknologi
Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang
teknologi yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang
sering digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah
setiap pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam
mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena itu
terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang amoral (tidak memiliki moral)
untuk melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan. Dengan adanya
orang-orang amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya untuk
melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian teknologi menjadi
salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan moral seseorang. Sehingga, kiranya
setiap manusia yang ada dan hidup di jaman moderen ini dapat mempertimbangkan setiap
tawaran teknologi yang ada ini dengan penuh kesadaran akan hal-hal yang akan dihadapi
nantinya dan harus menggunakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Banyak contoh
yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini, seperti penggunaan jaringan internet dan social
yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya kejahatan-kejahatan yang ada. Selain internet,
televisi yang juga adalah salah satu sarana komunikasi secara tidak langsung ini marak
disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan sebab itu kita sebagai mahkluk yang
moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan mempergunakan teknologi dengan
semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan penuh rasa bertanggung jawab.
Dengan berbagai cara iblis akan melakukan caranya untuk menjatuhkan manusia dalam dosa,
bahkan melalui teknologi yang sering dianggap sebagai gaya hidup. Ada tertulis ”banyak
orang yang akan mengikuti cara hidup mereka dan dikuasai hawa nafsu, dank arena mereke
jalan kebenaran akan dihujat (2 petrus 2 :2 ).
C. Moral Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari moral manusia akan di tempa dan diuji setiap saat
dimanapun berada. Moral banyak terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari dan selalu
dituntut untuk menggunakan moral untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dengan
menggunakan moralnya, seseorang akan dihormati dan akan timbul rasa saling menghormati
satu sama lain. Oleh dan sebab itu, moral akan sering kita jumpai dalam kehidupan kita baik
kita sebagai pelakunya atau sebaliknya. Dengan demikian moral dapat kita bagi dalam 2
jenis.
Dalam adatistiadat, sering kita jumpai keberadaan moral. Manusia akan dituntut
moralnya dan dinilai moralnya oleh manusia lain dengan adatistiadat atau kebiasan yang
sudah ditanamkan dalam kehidupan bersosial. Banyak contoh yang sering dijumpai bahwa
dalam hari lepas hari dan dalam lingkungannya, manusia sering menggunakan moral dalam
mejalankan adatistiadatnya. Manusia akan akan dituntut jika memasuki sebuah lingkungan
atau tempat dengan adat istiadatnya. Seseorang harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
dengan segala tata aturan yang sudah berlaku didalamnya. Sebagai contoh kecil jika kita
memasuki sebuah gedung kantor kita wajib untuk melaporkan diri kepada security, agar kita
dapat dilayani dengan sopan. Dan masih banyak contoh lainya yang sering kita jumpai setiap
saat. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa moral yang ada didalam diri seseorang
akan selalu dituntut keberadaannya setiap saat, dimanapun kita berada.
Pada zaman kini, generasi muda yang masih mencari jati dirinya kerap kali jatuh
kedalam cobaan iblis dan kehilangan moralitasnya sebagai orang Kristen. Hal seperti ini
biasanya terjadi karena beberapa hal yang sudah kita baca tadi, yakni “Keluarga, Lingkungan,
dan Teknologi” serta masih banyak lagi. Pada massa muda seseorang rentan pada masalah
yang sering mencobai keberadaan moral seseorang. Dengan demikian baiknya seseorang
dapat mengatasi hal ini dengan melakukan 10 hukum Tuhan yang ada. 10 hukum Tuhan tadi
akan mengajarkan seseorang untuk jauh dari cobaan iblis, dan akan memiliki moral yang baik
sejatinya generasi muda Kristen yang baik. Generasi muda Kristen sangat berarti, karena
merekalah pilar gereja di zaman akhir ini. Dan Tuhanpun berfirman “jangan seorangpun
menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkalakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan
dalam kesucianmu ( 1 tim 4 : 12)” dari firman ini sudah cukup jelas Tuhan apa yang Tuhan
mau agar kita sebagai generasi muda selalu menjaga moralitas kita dengan beriman kepada
Tuhan Yesus Kristus.
ETIKA
A. Definisi Etika
Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu sendiri.
Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti
kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati seseorang melaksanakan sesuatu
perbuatan.
Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Karena itu juga Etika bukanlah ilmu yang
pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan
dan kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa( antropologi kultural),
yang menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa.
Etika merupakan Ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Etika berbicara tentang keharusan yang di lakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar
dan tepat.
Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu maupun
kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan dengan segi lahiriah seperti
kelakuan dan tindakan, tetapi juga berurusan dengan segi batiniah seperti sikap, motif,
karakter atau tabiat.
a. Etika Dalam Perjanjian Lama
Ada beberapa persamaan etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
dan perangai yang baik.
etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
etika
dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan,
dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.
Hal tersebut, menurut saya adalah keunggulan dari etika Kristen. Mahasiswa tidak
akan menjadi orang yang munafik di kampus. Jika dosen tidak masuk kelas atau berhalangan,
akan merasa senang dan tidak belajar; tetapi jika dosen berada di kelas bertindak seolah-olah
memperhatikan dengan seksama. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen.
Tetapi, bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkelkan? Orang yang
galak, kejam dan “killer”? Bolehkah kita tidak menghormatinya? Jawaban Alkitab sangat
tegas, yaitu TIDAK. Dalam 1 Petrus 2:18 dikatakan, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah
dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi
juga kepada yang bengis.” Lihat, betapa jelasnya Tuhan meminta untuk taat kepada orang
yang mempunyai posisi di atas kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat, dan perangai yang baik.
Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang
atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Dengan perkembangan zaman saat ini, moral masyarakat sudah mulai bobrok. Pergaulan
yang semakin bebas, dan kurangnya rasa sopan serta santun.
B. Saran
Sebagaimana pembahasan tentang moral, sdah sehharusnya kita menjaga moral kita agar
dapat tercermin dengan gambar ang baik. Sama seperti yang dikatan oleh narasumber (bpk
John) bahwa sebagai umat Kristiani, hal yang paling perlu kita lakukan untuk mejaga moral
tetap baik yaitu dengan berpeggang teguh dan landaskan setiap perilaku kita berdasarkan
Firman Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Abineno Dr.J.L.Ch. (1996), Sekitar Etika dan Soal-Soal Etis”, PT. BPK Gunung Mulia,
Jakarta.
Sirait, Drs. Jerry. R.H. dkk (1993), ”Diktat mata kuliah pendidikan Etika (Kristen)”,
Departemen Mata Kuliah Dasar Umum Universitas Kristen Indonesia.
http://linajuntak.blogspot.com/2014/04/makalah-etika-kristen.html
http://prisiliamondigir.blogspot.com/2013/03/makalah-moral-dan-etika_5.html
http://tha-yunitasari.blogspot.com/2013/05/makalah-perkembangan-moralitas-dan.html