Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Makna  moral  /  etika   Kristiani  sangat  penting  bagi  kehidupan  orang  Kristen. 
Manusia  sebagai ciptaan  Allah  berimplikasi  pada  eratnya hubungan antara Iman dan
Perilaku  manusia dalam  rangka tanggung jawab  pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu
mempunyai fungsi dan  misi  yang khusus  dalam hidup  manusia  yakni petunjuk  dan
penuntun  tentang  bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil
keputusan tentang apa yang seharusnya  berdasarkan kehendak  dan Firman Tuhan. Etika
Kristen adalah Ilmu yang meneliti, menilai dan  mengatur tabiat  dan  tingkah   laku  manusia 
dengan  memakai  norma  kehendak  dan perintah  Allah sebagaimana  dinyatakan  dalam 
Yesus  Kristus.
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat
memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan moralitas, dan etika
Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Kristen.
B.        Rumusan Masalah
         Apa yang dimaksud dengan moral ?
         Apa pengertian etika ?
         Bagaimana pandangan moral dan hukum secara luas ?
         Bagaimana moral dan etika umat Kristen ?
         Bagaimana aplikasi moral mahasiswa dalam lingkungan masyarakat ?
         Bagaimana moralitas di sekitar kita ?
C.     Tujuan
Memahami dengan baik apa itu moralitas dan pengaplikasiannya dalam lingkungan
masyarakat.
D.    Manfaat
Dengan mempelajari moralitas, kita akan menjadi manusia yang memiliki etika social
yang baik, sehingga kita dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar dengan perilaku yang
santun.

BAB II
PEMBAHASAN
MORAL
A.    Definisi Moral
Menurut Para Ahli
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti
adat kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu
rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral
dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu
dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau
suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki
moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.
Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap
moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan
interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan,
perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.
Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan
hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa
hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria
mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga
makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan
pribadi semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral
tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
sangat identik dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari
‘khulqun’ yang berarti budi pekerti.
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu
kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–perbuatan
tertentu yang dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa suatu kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk
bersikap bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap
sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan.
Disini terdapat kesadaran akan sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai
intelektualitas dengan nilai – nilai moral.
Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
 Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau
salah; Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan
kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
 Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
 Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat
atau tidak tepat.
 Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.
Menurut Pandangan Iman Kristen
Seperti yang telah dibahas tadi, dalam setiap agama pasti manusia diajarkan bagaimana
menggunakan moral dalam kehidupannya. Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan
berbagai firman dan hukum yang sudah di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya
Tuhan mengajarkan tentang bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara
mendapatkan jalan keselamatan. Dengan bermoral dan memiliki moral yang baik kita akan
mejalankan setiap hukum Tuhan yang ada dengan penuh rasa tanggung jawab, dan itu
menjadi salah satu jalan mendapatkan keselamatan.  Oleh iman kepada Tuhan dan
mengarahkan hati serta pandangan kita kepada Tuhan kita dengan sendirinya akan
membangun moral yang baik didalam hidup kita.
Akan tetapi cobaan akan selalu menghampiri setiap manusia, untuk mencobai iman kita.
Secara tidak langsung setiap cobaan yang ada selain menguji iman kita hal tersebutpun akan
mencobai pertumbuhan moral kita. Maka dengan iman yang baik, moral yang kita miliki
akan tetap terjaga dan tetap bertumbuh terutama didalam Tuhan. Selain itu dengan iman yang
baik, moral kita yang ada tetap terjaga dari cobaan yang datang baik dari keluarga,
lingkungan, dan lain-lain. Dengan iman yang ada manusia harus belajar untuk menumbuhkan
moralnya.
Dalam firmannya, Tuhan selalu mengajarkan tentang bagaimana agar kita tetap memiliki
moral yang baik. Salah satunya dengan menjalankan 10 hukum Tuhan. Pada hukum yang ke-
5 samapai dengan yang ke-10 Tuhan menekankan agar kita menjaga moral kita dari cobaan
seperti yang ada tertulis :
         Hormatilah Ayah dan Ibumu.
         Jangan membunuh.
         Jangan berzinah.
         Jangan mencuri
         Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu 
Dari beberapa Hukum Tuhan tadi dapat kita jabarkan dan kita pelajari bersama
bagaimana dan dengan apakah kita dapat menjaga dan tetap  memiliki moral yang baik. Dan
dengan hal ini kita dapat mengetahui sejauh mana moral kita berada dan sebaik apakah moral
kita, Yaitu dengan tetap bercermin pada hukum dan firman yang sudah Tuhan berikan bagi
kita melalui para nabi yang dipercayai-Nya

   1.     Hormatilah Ayahmu dan Ibumu


“Hormatilah ayahmu dan ibumu” dengan kutipan ayat ini yang terambil dari hukum Tuhan
yang ke 5 cukup  jelas mengajarkan kepada kita, bahwa dengan cara menghormati orang tua
kita sudah menggunakan moral hidup kita. Dengan menghormati Mereka kita sudah secara
langsung menjauhkan diri kita dari setiap cobaan yang datang sebab kita mengasihi dan
menghormati orang tua kita. Menghormati mereka maka apapun yang akan kita perbuat kita
akan selalu ingat akan mereka. Dan selalu berhati-hati dalam mengambil langkah serta
keputusan kita.

       2.     Jangan Membunuh

Pada hukum yang ini, sudah cukup jelas bahwa, jika kita melakukan hal ini kita dapat disebut
sebagai manusia Amoral. Membunuh sudah sangat menggambarakan bahwa seseorang
melakukan hal ini dikarenakan miskin moral bahkan tidak bermoral. Dengan hukum Tuhan
yang ke-6 ini sekali lagi mengajarkan kita untuk belajar menggunakan moral kita bagi sesama
kita.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa iblis tidak akan tinggal diam. Dengan berbagai cara
dia ingin mencobai dan menggoyangkan iman percaya kita. Hukum Tuhan ini akan selalu
menuntun kita untuk tetap beriman kepada Tuhan dan tetap menjaga moral hidup kita.

 3.     Jangan Berzinah

Berzinah, berarti melakukan hal diluar kehendak Tuhan. Dan dengan berzinah seseorang
menunjukan bahwa dia tidak bermoral dan kehilangan iman percayanya serta, jatuh kedalam
cobaan iblis. Berzinah berarti melakukan hal diluar waktu yang sudah di tentukan, yaitu
berhubungan intim diluar dari wkatunya. Dan hal ini sudah menjadi maslah dalam kaum
muda dan tidak sedikit kaum muda Kristen. Secara tidak disadari berzinah sudah mengarah
pada hukum yang ke-6. Jika terjadi kecelakaan pada saat berzinah seseorang akan kehilangan
moralnya dan cenderung membunuh. Dengan demikian Tuhan sudah meningatkan kita agar
tetap menjaga moral kita dengan tidak berzinah.

                  B.   Pertumbuhan Moral

Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati
oleh sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit
manusia yang kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan
demikian hal-hal tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di
zaman sekarang. Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang
ada. Dalam perkembangannya, moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam
kehidupan manusia antara lain ;
·         > Keluarga

·          >Lingkungan

·          >Teknologi

         Ø  Keluarga

Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam)
yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa
demikian ? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi
setiap manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar
bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan moral
yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian tanpa disadari pertumbuhan
moral seseorang sangat tergantung pada pendidikan atau pengajaran dalam keluarga, baik
dirumah bahkan dimanapun dia berada. Sebab itu, baiklah sebuah keluarga menjadi wacana
bagi setiap manusia dalam mempelajari dan mengembangkan moralnya. Bacalah kutipan ayat
ini “jangalah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu
( 1 petrus 5 : 3 ). Dengan membaca ayat diatas sudah cukup jelas bahwa keluarga menjadi
tempat perkembangan moral yang diajari melalui kehadiran orang tua. Dalam hal ini dan
sesuai dengan kutipan ayat tadi Tuhan berkehendak untuk setiap orang tua dapat menjadi
teladan dalam kehidupan sehari-hari baik perilakunya bahkan cara hidupnya. Tuhan
menginkan agar setiap orang tua dapat mengajari anak-anaknya yang sudah dipercayai hadir
dalam kehidupan mereka dengan penuh rasa tanggung jawab. Bukan, berhak dalam
melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai, seperti melakukan kekerasan, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu sudah cukup jelas bahwa pertumbuhan moral seseorang sangat
berpengaruh dari keluarganya. Karena dari keluargalah seorang Manusia bertumbuh.

         Ø  Llingkungan

Selain keluarga, pertumbuhan moralitas seseorang sangat di pengaruhi oleh


lingkungan sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam membangun moral
seseorang, karena dalam lingkunganlah manusia berkembang dan bertumbuh serta
berinteraksi dengan manusia lainnya. Oleh dan sebab itu baiknya setiap pribadi manusia
kiranya pintar dalam menempatkan diri disebuah lingkungan. Baca kutipan ayat ini ”siapa
bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal
menjadi malang (amsal 13 : 20 ),dengan demikian sudah ditekankan dalam alkitab bahwa
pergaulan cukup berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang termasuk moralitasnya.
Dengan memilih dan menempatakan diri kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan
moral kita ke arah yang positif akan sangat terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah
dalam hal ini maka pertumbuhan moral yang ada akan mengarah ke arah yang negative dan
cenderung merusak moralitas kita. Sekalipun dalam keluarga pertumbuhan moral kita sudah
dibina dengan baik namun, dalam bergaul kita salah menempatkan posisi kita, maka hal itu
akan sangat mempengaruhi moral atau sifat positif kita dan cenderung melakukan hal yang
kurang baik. Ayat ini akan cukup jelas menerangkan kepada kita bahwa “jangalah kamu
sesat: pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan yang baik ( 1 kor 15 : 3 ). Ayat tadi
mengajarkan bahwa pergaulan yang buruk akan merusak setiap sisi kebaikan yang ada dalam
diri kita, hanya karena salah dalam memilih orang untuk berinteraksi dalam lingkungan
sehari-hari. Jadi, baiknya setiap manusia dapat memilih dan menempatakan diri pada posisi
yang tepat dalam sebuah lingkungan. Oleh karenanya, lingkungan sangat berperan penting
dalam pertumbuhan moral seseorang karena dari lingkungan juga manusia berinteraksi dan
memenuhi hasratnya sebagai mahkluk social yang membutuhkan manusia lainya.

         Ø Teknologi

Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang
teknologi yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang
sering digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah
setiap pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam
mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena itu
terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang  amoral (tidak memiliki moral)
untuk melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan. Dengan adanya
orang-orang amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di sekitarnya untuk
melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian teknologi menjadi
salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan moral seseorang. Sehingga, kiranya
setiap manusia yang ada dan hidup di jaman moderen ini dapat mempertimbangkan setiap
tawaran teknologi yang ada ini dengan penuh kesadaran akan hal-hal yang akan dihadapi
nantinya dan harus menggunakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Banyak contoh
yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini, seperti penggunaan jaringan internet dan social
yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya kejahatan-kejahatan yang ada. Selain internet,
televisi yang juga adalah salah satu sarana komunikasi secara tidak langsung ini marak
disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan sebab itu kita sebagai mahkluk yang
moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan mempergunakan teknologi dengan
semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan penuh rasa bertanggung jawab.
Dengan berbagai cara iblis akan melakukan caranya untuk menjatuhkan manusia dalam dosa,
bahkan melalui teknologi yang sering dianggap sebagai gaya hidup. Ada tertulis ”banyak
orang yang akan mengikuti cara hidup mereka dan dikuasai hawa nafsu, dank arena mereke
jalan kebenaran akan dihujat (2 petrus 2 :2 ).
C.   Moral Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari moral manusia akan di tempa dan diuji setiap saat
dimanapun berada. Moral banyak terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari dan selalu
dituntut untuk menggunakan moral untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dengan
menggunakan moralnya, seseorang akan dihormati dan akan timbul rasa saling menghormati
satu sama lain. Oleh dan sebab itu, moral akan sering kita jumpai dalam kehidupan kita baik
kita sebagai pelakunya atau sebaliknya. Dengan demikian moral dapat kita bagi dalam 2
jenis.

1.      Moral Dalam Adatistiadat

Dalam adatistiadat, sering kita jumpai keberadaan moral. Manusia akan dituntut
moralnya dan dinilai moralnya oleh manusia lain dengan adatistiadat atau kebiasan yang
sudah ditanamkan dalam kehidupan bersosial. Banyak contoh yang sering dijumpai bahwa
dalam hari lepas hari dan dalam lingkungannya, manusia sering menggunakan moral dalam
mejalankan adatistiadatnya. Manusia akan akan dituntut jika memasuki sebuah lingkungan
atau tempat dengan adat istiadatnya. Seseorang harus mampu beradaptasi dengan lingkungan
dengan segala tata aturan yang sudah berlaku didalamnya. Sebagai contoh kecil jika kita
memasuki sebuah gedung kantor kita wajib untuk melaporkan diri kepada security, agar kita
dapat dilayani dengan sopan. Dan masih banyak contoh lainya yang sering kita jumpai setiap
saat. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa moral yang ada didalam diri seseorang
akan selalu dituntut keberadaannya setiap saat, dimanapun kita berada.

2.      Moral dan Hukum


Sebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara
moral dan hukum. Kita mulai saja dengan memandang hubungan ini dari segi hukum. Hukum
membutuhkan moral. Dalam kekaisaran Roma sudah terdapat pepatah Quid leges sine
moribus?” Apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan moralitas?”Hukum tidak
berarti banyak, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas, hukum akan kosong.
Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu
diatur dengan norma moral. Di sisi lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan
mengawang-awang saja, kalau tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Dengan demikian hukum bisa meningkatkan dampak sosial dan moralitas.
Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.
Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
D.     Moral Generasi Muda Kristen Masa Kini.

Pada zaman kini, generasi muda yang masih mencari jati dirinya kerap kali jatuh
kedalam cobaan iblis dan kehilangan moralitasnya sebagai orang Kristen. Hal seperti ini
biasanya terjadi karena beberapa hal yang sudah kita baca tadi, yakni “Keluarga, Lingkungan,
dan Teknologi” serta masih banyak lagi. Pada massa muda seseorang rentan pada masalah
yang sering mencobai keberadaan moral seseorang. Dengan demikian baiknya seseorang
dapat mengatasi hal ini dengan melakukan 10 hukum Tuhan yang ada. 10 hukum Tuhan tadi
akan mengajarkan seseorang untuk jauh dari cobaan iblis, dan akan memiliki moral yang baik
sejatinya generasi muda Kristen yang baik. Generasi muda Kristen sangat berarti, karena
merekalah pilar gereja di zaman akhir ini. Dan Tuhanpun berfirman “jangan seorangpun
menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkalakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan
dalam kesucianmu ( 1 tim 4 : 12)” dari firman ini sudah cukup jelas Tuhan apa yang Tuhan
mau agar kita sebagai generasi muda selalu menjaga moralitas kita dengan beriman kepada
Tuhan Yesus Kristus.

ETIKA

A.    Definisi Etika

Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu sendiri.
Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti
kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati seseorang melaksanakan sesuatu
perbuatan.
Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Karena itu juga Etika bukanlah ilmu yang
pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan
dan kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa( antropologi kultural),
yang menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa.
Etika merupakan Ilmu yang mempelajari  norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia.
Etika berbicara tentang keharusan yang di lakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar
dan tepat.
Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu maupun
kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan dengan segi lahiriah seperti
kelakuan dan tindakan, tetapi juga berurusan dengan  segi batiniah seperti sikap, motif,
karakter atau tabiat.
a.      Etika Dalam Perjanjian Lama

Etika  dan moral  Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya


yang ke 75.Pada saat itu, ia bersama dengan istrinya Sarai beserta keponakannya Lot menuju
Kanaan melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091 SM (Kej 12:1-5). Abraham yang  pada
waktu itu bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman kepada Tuhan dan ia sendiri
tidak mengetahui bagaimana sebetulnya daerah Kanaan tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan,
ternyata negri itu sedang mengalami bencana kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan
keluarganya pergi ke Mesir melalui Negep. Peristiwa Abraham yang menuruti perintah Allah
memperlihatkan beberapa sikap iman dan moralnya, antara lain:
1.Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang belum diketahui
keadaannya.
2.Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka duka serta
ancaman bahaya.
3.Ketika Abraham mencapai tempat  yang ia tuju, ada bencana  kelaparan disana, namun
Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan setia pada Tuhan.
4.Percaya bahwa  Tuhan  pasti akan  memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi hingga
Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa.
Selain dari sikap iman dan moral yang ditunjukkan Abraham, ada juga moral buruk yang ia
tunjukkan ketika menghadapi permasalahan hidupnya, yaitu:
1.Ketika ia berada di Mesir dimana ia kuatir dirinya akan dibunuh supaya orang bisa
mengambil istrinya.
2.Abraham berbohong demi  menyelamatkan dirinya  dengan mengakui istrinya sebagai adik.
3.Sikap  egois  dan tidak  mengasihi istri dimana Abraham tidak melindungi  istrinya dan
membiarkan  istrinya  rela  diambil  orang.
4.Abraham tidak menyerahkan perlindungannya pada  Allah tetapi ia tenggelam pada
perasaan takutnya yang bisa   mengancam  nyawanya.

b. Etika Dalam Perjanjian Baru

Ajaran etik Yesus Kristus di  antaranya  terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius,


Markus, Lukas), salah  satu ajaran  tersebut  adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49).
Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang
teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum  taurat
dan kitab  para  nabi.
 Dalam  hal  ini  Yesus mengatakan bahwa "jika  hidup  keagamaanmu  tidak lebih
benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya  kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan
Allah  sudah  dekat  kepadamu (Luk 10:9.
Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia  untuk menjadi seorang
manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang lebih baik
dari yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan "Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau
berjalan  berjalan sejauh  satu mil, berjalanlah  bersama  dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41).

 Perbedaan Etika dan Moral

Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang


sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas
kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai
benar atau tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
         moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
         moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak
sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
         moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
         moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
         moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai
arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
         moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti
arah kompas dalam menjalani kehidupan .
         moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan
          moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
         moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
         moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada
sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam
dunia yang multi arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat,
dan benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral

Persamaan Etika dan Moral 

Ada beberapa persamaan etika, dan moral  yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
         etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
dan perangai yang baik.
         etika dan moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
         etika
dan moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan,
dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

Kegunaan Etika dan Moral Dalam kehidupan sehari

Etika adalah  pemikiran  yang  sistematis  tentang  moralitas, yang  dihasilkan  secara


langsung bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu:
1.       Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas.
2.       Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
3.       Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering
menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa.

ETIKA MAHASISWA KRISTEN

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya dalam Rumusan Masalah, bahwa


penulisan makalah ini difokuskan pada bagaimana mahasiswa berperilaku sesuai dengan
etika Kristen. Perilaku yang akan dibahas adalah tingkah laku yang terkait dengan interaksi
mahasiswa dengan sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen termasuk  dengan segenap
karyawan kampus, ataupun perilaku mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat
dimana dia tinggal.
Mahasiswa Pendidikan Agama Kristen
Sebagai seorang mahasiswa perlu disadari bahwa tugasnya adalah belajar. Untuk
mencapai keberhasilan sebagai seorang mahasiswa perlu mengalokasikan waktu yang lebih
untuk belajar, membaca buku referensi baik dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan
ataupun browsing di internet, berdiskusi dengan teman atau siapapun yang yang dapat
memberikan masukan.
Motivasi untuk keberhasilan tersebut dapat ditingkatkan melalui target-target pribadi
seperti target untuk nilai IPK, target untuk cepat lulus, untuk segera bekerja dan target
lainnya tergantung pribadi mahasiswa.
Dalam mencapai keberhasilan dan menambah motivasi seorang mahasiswa,
khususnya mahasiswa FE-UMI harus dilandasi oleh ajaran kristen, yaitu menjadi garam dan
terang yang dilandasi oleh kasih. Tentunya dalam mengejar cita-citanya tidak menghalalkan
segala cara, misalnya malas belajar, tidak mau bertanya, dan mencontek. 

Mahasiswa dengan Mahasiswa


Sebagai sesama mahasiswa kristen, perlu menerapkan ajaran kasih yang dapat
diaplikasikan dengan kesediaan untuk menolong sesama mahasiswa dalam belajar, mau
berbagi pengetahuan, bersikap ramah satu sama lain, kompak, tidak menyombongkan diri,
dan mau memaafkan jika ada kesalahan teman.

Mahasiswa dengan Dosen


Dosen merupakan perwakilan orang tua di lingkungan kampus, dosen juga dapat
dianggap sebagai atasan atau tuan dari mahasiswa kita. Seperti tertulis pada Kolose
3:22  yang berbunyi “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal,
jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus
hati karena takut akan Tuhan. Ajaran ini jelas menggambarkan agar mahasiswa mentaati
dosen ataupun aturan yang berlaku di Kampus. Lebih jauh lagi, ketaatan mahasiswa bukan
karena dimotivasi oleh keinginan mendapat pujian ataupun mengharapkan nilai atau IPK
yang tinggi, tetapi melakukannya dengan tulus hati.

Hal tersebut, menurut saya adalah keunggulan dari etika Kristen. Mahasiswa tidak
akan menjadi orang yang munafik di kampus. Jika dosen tidak masuk kelas atau berhalangan,
akan merasa senang dan tidak belajar; tetapi jika dosen berada di kelas bertindak seolah-olah
memperhatikan dengan seksama. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen.
Tetapi, bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkelkan? Orang yang
galak, kejam dan “killer”? Bolehkah kita tidak menghormatinya? Jawaban Alkitab sangat
tegas, yaitu TIDAK. Dalam 1 Petrus 2:18 dikatakan, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah
dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi
juga kepada yang bengis.” Lihat, betapa jelasnya Tuhan meminta untuk taat kepada orang
yang mempunyai posisi di atas kita.

Mahasiswa dengan Lingkungannya


Kehidupan di luar kampus juga merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai
keberhasilan seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus dapat berjalan dengan baik,
tentu akan menghindari gangguan fisik ataupun gangguan mental sehingga dapat lebih fokus
untuk mencurahkan waktu dan pikiran pada pelajaran.
Kehidupan yang baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
a.   Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
b.   Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa;
c.   Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di masyarakat
sebagai wujud pengabdian (misalnya aktif di organisasi gereja);
d.   Mengembangkan ilmu pengetahuan di luar kampus.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat, dan perangai yang baik.
Etika dan moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang
atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Dengan perkembangan zaman saat ini, moral masyarakat sudah mulai bobrok. Pergaulan
yang semakin bebas, dan kurangnya rasa sopan serta santun.

B.     Saran

Sebagaimana pembahasan tentang moral, sdah sehharusnya kita menjaga moral kita agar
dapat tercermin dengan gambar ang baik. Sama seperti yang dikatan oleh narasumber (bpk
John) bahwa sebagai umat Kristiani, hal yang paling perlu kita lakukan untuk mejaga moral
tetap baik yaitu dengan berpeggang teguh dan landaskan setiap perilaku kita berdasarkan
Firman Allah.

DAFTAR PUSTAKA

         Abineno Dr.J.L.Ch. (1996), Sekitar Etika dan Soal-Soal Etis”, PT. BPK Gunung Mulia,
Jakarta.

         Sirait, Drs. Jerry. R.H. dkk (1993), ”Diktat mata kuliah pendidikan Etika (Kristen)”,
Departemen Mata Kuliah Dasar Umum Universitas Kristen Indonesia.

         S. John  ( Narasumber )

         http://linajuntak.blogspot.com/2014/04/makalah-etika-kristen.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.23 WITA

         http://prisiliamondigir.blogspot.com/2013/03/makalah-moral-dan-etika_5.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.36 WITA


         http://manza126.blogspot.com/2014/02/moral-dalam-pandangan-iman-kristen.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.44 WITA

         http://tha-yunitasari.blogspot.com/2013/05/makalah-perkembangan-moralitas-dan.html

Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.53 WITA

Anda mungkin juga menyukai