Anda di halaman 1dari 11

ETIKA KERJA MAHASISWA DALAM IMAN

KRISTEN

Disusun oleh :
1. Kezia Amabel Cristy (19419879)
2. Milkha indriani tohura (19215630)
Fakultas :

-ekonomi

-sosial politik

UNIVERSITAS KADIRI

TAHUN ANGKATAN 2019/2020


Kata Pengantar

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun laporan ini kami beri judul “Etika Kerja Mahasiswa Dalam Iman Kristen”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pendidikan Etika Kerja dalam Iman Kristen di Universitas Kadiri.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kendala yang saya jumpai, dalam
hal kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang mana di tujukan
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga memperlancar
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Harapan kami semoga penulisan tugas Makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan Pendidikan Agama Kristen khususnya. Serta bagi semua pihak yang memerlukan
tambahan ilmu di dalam Penjelasan tentang “Etika Kerja Mahasiswa Dalam Iman Kristen”.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Pengertian Etika Kerja Mahasiswa Kristen..................................................5
B. Yesus Kristus sebagai pedoman dalam Etika Kerja Mahasiswa Kristen.....6
2.1 Pandangan Etika Kristen tentang manusia...................................................7
2.2 Pandangan Etika Kerja Mahasiswa Kristen dalam kehidupan sehari-hari...8
BAB III PENUTUP...........................................................................................10
3.1 Kesimpulan Pendapat...................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

A. Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen


dapat memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan
moralitas, dan Etika Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut
diharapkan mahasiswa dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai
dengan ajaran Kristen. Makna moral/etika Kristen sangat penting bagi kehidupan
orang kristen. Manusia sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan
antara Iman dan Perilaku manusia dalam rangka tanggung jawab pada sang
Pencipta.
Etika sebagai pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran moral agar manusia
Memiliki arah sekaligus aturan tentang bagaimana menjalani kehidupan sejalan
dengan tujuan hidup bermasyarakat. Etika,moral dan nilai adalah3 hal dengan segala bentuk
implikasi perilaku dan aturan yang ada di sekitar kita keberadaan ketiganya pun
memunculkan hal-hal yang patut di kaji secara teori yang telah di munculkan sebagai wujud
pengembangan nilai sebagai hasil maupun tolak ukur dari etika dan moral.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang menjadi Bagian Utama Etika Mahasiswa Kristen
2. Untuk mengetahui teori mengetahui Etika dan Moral sebagai Mahasiswa
Kristen
3. Agar dapat diaplikasikan pada sikap dan perilaku kita.
4. Dapat memberikan contoh / gambaran kehidupan yang beretika dan
bermoral sesuai ajaran Kristen.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Kerja Mahasiswa Kristen

Etika Kristen berpangkalkan kepercayaan kepada Allah, yang menyatakan diri di dalam
Yesus Kristus. Allah Bapa menyatakan diri di dalam Yesus Kristus sebagai Pencipta langit
dan bumi, yang menciptakan dunia dan segala yang ada di dalamnya, yang menciptakan
manusia menurut gambar dan rupaNya, yang melaksanakan rencanaNya mengenai dunia dan
manusia, “dengan tangan yang terkekang”. Titik pangkal inilah yang bersifat menentukan
bagi Etika Kristen.
Pandangan tentang manusia menurut agama-agama suku ini tidak ada tempat bagi
kesusilaan dalam arti yang khusus. Sebab-sebabnya sebagai berikut: Pertama: manusia,
sebagai individu yang bertanggung jawab kepada Allah, menjadi tidak tempat kedudukannya.
Kedua, Hukum Allah di dalam agama-agama primitif itu tidak dianggap sebagai hukum yang
normatif, yang menggerakkan manusia mengambilkeputusan-keputusan etis, tetapi dianggap
sebagai semacam hukum kodrat, sebagai tata tertib kosmis. Ketiga, dalam agama-agama
primitif, Etika tidak dapat tampil ke depan, karena agama-agama primitif itu tidak dapat
menerima pertentangan-pertentangan yang mutlak.
Bukan hanya itu untuk memahami pengertian Etika, kita perlu mengetahui akar/arti dari
kata etika itu sendiri. Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang bisa diartikan
kebiasaan,adat. Kata Ethos dan Ethikos lebih diartikan kesusilaan, perasaan
batin/kecenderungan hati seseorang untuk melaksanakan sesuatu perbuatan. Berbicara soal
etika, etika tidak hanya tentang ilmu pengetahuan alam dan bukan hanya sekedar
pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan
dan kelakuan manusia, seperti halnya pembahasan tentang keadaan bangsa-bangsa dan adat
istiadat saja. Tapi Etika merupakan ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur
tingkah laku manusia. Etika juga berbicara tentang keharusan yang dilakukan oleh manusia
tentang yang baik,benar dan tepat.
Kata Ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan. Maupun kebiasaan individu ataupun dalam
bermasyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan segi lahiriah saja seperti kelakuan dan
tindakan tetapi juga berurusan dengan segi batiniah, seperti : sikap, motif, karakter, tabiat.
Adapun contoh etika didalam tokoh-tokoh Alkitab, yaitu :

a. Etika Dalam Perjanjian Lama


Etika dan moral Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya
yang ke 75. Pada saat itu ia bersama dengan istrinya Sarai beserta keponakannya
Lot menuju Kanaan melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091SM (Kej 12 :1-5)
Abraham yang pada waktu itu bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman
kepada Tuhan dan ia sendiri tidak mengetahui bagaimana sebetulnya daerah
Kanaan tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan ternyata negri itu sedang mengalami
bencana kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan keluarganya pergi ke Mesir
melalui Negep. Peristiwa Abraham yang menuruti perintah allah memperlihatkan
beberapa sikap iman dan moralnya, antara lain :
1. Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang
belum diketahui keadaannya.
2. Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka
duka serta ancaman bahaya.
3. Ketika Abraham mencapai tempat yang ia tuju, ada bencana kelaparan disana,
namun Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan
setia pada Tuhan.
4. Percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi
hingga Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa.

a. Etika Dalam Perjanjian Baru


Ajaran Etika Yesus Kristus diantaranya terdapat dalam injil-injil sinoptis
(Matius,Markus,Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-
7, Luk 6 :20-49). Dalam khotbah dibukit ini, Yesus mempermasalahkan etika
orang farisi yang sanga berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi
tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat dan kitab para nabi. Dalam hal
ini Yesus mengatakan bahwa “jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada
hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga” (Mat 5 : 20) karena kerajaan Allah
sudah dekat kepadamu. (Luk 10 : 9)
Selain itu, ajaran etika Yesus juga meminta kepada kita untuk menjadi seorang
manusia yang bersifat ilahi.. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang
lebih baik dari yang lain. Sebagai contoh ada tertulis dalam (Matius 5 : 39-41).

5
B. Yesus Kristus Sebagai Pedoman Dalam Etika Kerja Mahasiwa Kristen

Di atas telah dikemukakan bahwa etika Kristen berpusat pada diri dan karya Tuhan Yesus
Kristus. Mengapa demikian? Pertama-tama perlu ditegaskan bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan, Anak Allah yang datang ke dunia, mengorbankan diri -Nya di atas kayu salib,
menggantikan manusia menerima kutuk Allah, mati dan bangkit dari antara orang mati
mengalahkan kuasa dosa dan maut. Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia. Dialah
satu-satunya manusia yang dapat memenuhi semua tuntutan dari Allah yang telah
dinyatakan melalui firman-Nya. Maka semua nilai etika harus diukur dari pribadi dan karya
Kristus itu. Untuk itu, maka perlu dipahami arti dan makna karya Kristus itu, untuk mengerti
isi etika Kristen.
Untuk itu pertama –tama kita akan meninjau pandangan Etika Kristen tentang manusia.

2.1 Pandangan Etika Kristen tentang manusia


Untuk dapat memahami arti dalam makna Karya Kristen, maka terlebih dahulu kita perlu
mengerti siapakah manusia menurut pandangan etika Kristen? Mengapa manusia? Oleh
karena manusia adalah subjek terhadap siapa Allah berhadap-hadapan dan yang menjadi
pelaku yang disebut etika. Ada baiknya sepintas lalu kita memahami manusia yang
disaksikan oleh Alkitab.
a. Manusia adalah mahkota ciptaan.
Dalam Kejadian pasal 1, khususnya ayat 27 dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia
menurut gambar Allah. Pernyataan bahwa manusia itu diciptakan menurut gambar Allah
(Ibrani: tselem) dan seperti rupa Allah (Ibrani: demut) maka ini mengandung arti ya). Bahwa
manusia adalah makhluk dan bukan Allah yang sangat luas.
1). Bahwa manusia adalah makhluk dan bukan Allah. Istilah gambar Allah, tidak
menunjukkan adanya kesamaan zat antara Allah dan manusia. Maka manusia harus patuh dan
taat kepada Allah.
2). Walaupun ia makhluk, manusia diciptakan sebagai makhluk berjiwa-raga (somatis-
psikis). Allah membentuk manusia dari tanah (Ibrani: adamah) tetapi kepadanya
dihembuskan Roh dari Allah memberinya nafas kehidupan (nismat hajjim). Di sini tercermin
adanya hubungan yang khusus antara Allah dan manusia.
3). Hubungan antara Allah dan manusia dan manusia dengan Allah itulah yang
dinyatakan dengan ungkapan gambar Allah. Hal itu mengandung dua makna, yaitu manusia
diberi tanggung jawab sehingga ia menjadi makhluk yang bertanggung jawab.
Gambar Allah mengandung pula arti bahwa manusia adalah pemegang mandat Allah di
bumi. Manusia adalah wakil Allah di bumi. Di sini kita melihat bahwa manusia hidup di
dalam persekutuan yang baik dengan Allah. Dalam arti itulah kita berbicara tentang etika.
Yaitu bahwa manusia dalam hubungannya dengan Allah dan dengan sesamanya manusia
memperlihatkan tingkah lakunya. Juga dalam melaksanakan tanggung jawabnya terhadap
makhluk-makhluk lainnya.
4). Gambar Allah juga mengungkapkan kebebasan memilih yang diberikan kepada
manusia. Manusia bebas untuk berbakti secara sukarela kepada Allah. Di sini juga arti kata
etika menjadi relevan. Manusia bebas memilih jalan hidupnya sesuai dengan kehendak
hatinya. Kepatuhan yang bebas itulah yang diminta Allah dari manusia. Bukan kepatuhan
karena paksaan.
b. Manusia sebagai makhluk berdosa
Kejadian 3 menjelaskan kepada kita bahwa tanggung jawab dan kebebasan yang diberikan
Allah kepada manusia ternyata disalah gunakan. Manusia yang dibujuk oleh Iblis memilih
untuk lebih mendengar bujukan itu daripada mendengar firman Allah.
Dosa dalam bahasa Ibrani disebut chet atau chatta. Dalam bahasa Yunani disebut Amartia.
Amartia berarti luncas (luput, tidak mengenai sasaran, menyeleweng dari tujuan). Benar,
manusia menyeleweng dari tujuan ia diciptakan Allah. Di dalam keadaannya yang berdosa itu
manusia tidak hanya dikuasai oleh dosa tapi juga oleh maut. Manusia tidak hanya mengalami
kehancuran moral (Yunani: asebeia), ia juga mengalami ketiadaan hukum (anomia). Itulah
ungkapan situasi manusia yang berdosa. Ia tidak hanya kehilangan kebenaran Allah, ia pun
memutar balikkan kebenaran menjadi kefasikan, menindas kebenaran menjadi kelaliman
(Roma 2:18 - 32; 3;9 - 19). Dalam situasi itu manusia tidak dapat melepaskan dirinya sendiri.
Semakin ia berusaha, semakin ia terjerumus ke dalam dosa.
2.2 Pandangan Etika Kerja Mahasiswa Dalam Iman Kristen dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai mahasiswa harus mempunyai etos kerja
/ etika kerja dan berperan aktif dalam masyarakat. Etika kita sebagai mahasiswa
kristen harus bisa saling toleransi dan juga memiliki kedewasaan dalam jasmani
dan rohani yang bisa menggambarkan / memberi gambaran citra Allah (Rupa
Allah) dalam kehidupan kita sehari-hari serta bisa handal dalam bidang
IPTEK.Kita juga harus bisa menjelaskan bahwa kita sebagai mahasiswa kristen
bisa menjelaskan kita di didik atas karunia Allah dalam pertolongan-Nya kepada
kita dapat di percaya mengelola dan menjaga alam semesta.
Berhubungan dengan itu, kita dapat melaksakan juga dalam bidang atau
bersangkutan dalam bernegara yaitu dapat melaksanakan upaya
pembaharuan,pembagunan dan kesatuan bagi masyarakat sehingga dapat
menghasilkan dan dapat di nikmati oleh bangsa,negara dan masyarakat dan dalam
kemuliaan Tuhan.
Disini perilaku yang akan dibahas adalah tingkah laku yang terkait dengan
interaksi mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan dosen termasuk
dengan segenap karyawan kampus, ataupun perilaku mahasiswa dalam
berinteraksi dengan masyarakat dimana kita tinggal.
a. Mahasiswa dengan mahasiswa
Sebagai sesama mahasiswa kristen, perlu menerapkan ajaran kasih yang dapat
diaplikasikan dengan kesediaan untuk menolong sesama mahasiswa dalam
belajar,mau berbagi pengetahuan,bersikap ramah satu sama lain,kompak,tidak
menyombongkan diri,dan mau memaafkan jika ada kesalahan teman.
b. Mahasiwa Dengan Dosen
Dosen merupakan perwakilan orang tua di lingkungan kampus,dosen juga
dapat diangap atasan atau tuan dari mahasiswa kita.seperti tertulis pada
(kolose 3 : 22). Ajaran ini jelas menggambarkan agar mahasiswa mentaati
dosen atau aturan yang berlaku di kampus.Ketaatan mahasiswa bukan kareana
keinginan mendapat pujian atau nilai IPK yang tinggi tetapi melakukan
dengan tulus hati.Hal tersebut,menurut saya adalah keunggulan etika
kristen.Mahasiswa tidak akan menjadi orang yang munafik di
kampus.Contohnya seperti jika dosen tidak masuk kelas kita akan senang tidak
belajar,tetapi jika dosen berada di kelas bertindak seolah-olah memperhatikan
seksama.Hal ini tidak sesuai dengan iman kristen.
Tetapi,bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkel kan
? galak,kejam,dan killer?boleh kah kita tidak menghormatinya? Jawaban
Allkitab sangat tegas,YAITU TIDAK. Dalam (1petrus;2;18). Disini jelas
tertulis bahwa Tuhan meminta untuk taat kepada orang yang menpunyai posisi
di atas kita.

8
c. Mahasiswa dengan lingkungan
Kehidupan diluar kampus juga merupakan kunci ke berhasilan dalam
mencapai keberhasilan seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus
dapat berjalan dengan baik,tentu akan menghindari gangguan fisik atau pun
mental sehingga dapat lebih fokus untuk mencurah kan waktu dan pikiran
pada pelajaran .
Contoh kehidupan baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal
berikut:
a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa berada;
b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai
mahasiswa;
c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya
dimasyarakat sebagai wujud pengabdian (aktif di organisasi di gereja);
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan diluar kampus.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai seorang mahasiswa kristen, perlu disadari bahwa perilaku dan segala tindak
tanduk tidak terlepas dari pengamatan orang lain. Untuk itu, mahasiswa harus dapat
memberikan contoh yang baik atau panutan. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi contoh
‘Mahasiswa Kristen yang Beretika baik dilingkup manapun’. Menjadi Mahasiswa yang
Beretika artinya seorang mahasiswa dapat membuat kehidupan sosial masyarakat menjadi
damai dan sejahtera atau dengan kata lain dapat memberikan cita rasa yang lebih baik. Serta
sebagai seorang mahasiswa dapat memberikan contoh atau menjadi terang sehingga dapat
menjadi panutan bagi orang lain agar tidak tersandung dalam permasalahan-permasalahan
yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain dalam berperilaku kita.
Menjadi Mahasiswa yang beretika, perlu didasari oleh ajaran kristen, yaitu melakukan
perbuatan untuk menjadi contoh yang berperilaku moral baik bagi orang lain dengan
didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih ada kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Saya dan rekan kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi rekan mahasiswa
PAK dan bagi penulis.

10

Anda mungkin juga menyukai