Anda di halaman 1dari 21

BANJAR DAN DERET

ACHMAD FAUZI, S.MAT., M.M.


A. BANJAR
Banjar dapat didefinisikan sebagai suatu fungsi yang
wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam. Setiap
bilangan yang merupakan anggota “a” suatu banjar
dinamakan suku. Bentuk umum dari banjar adalah:
a1 , a 2 , a 3 , … , a n
di mana :
suku ke 1 = S1 = a1
suku ke 2 = S2= a2
suku ke 3 = S3= a3
Banjar di atas dapat disimbolkan dengan [an] sehingga kalau
ditulis lagi dengan lengkap menjadi:
[an] = a1 , a2 , a3 , …, an
Suatu banjar yang tidak mempunyai akhir atau banyaknya suku
tidak terbatas dinamakan banjar tak terhingga, sedangkan
banjar yang banyaknya suku tertentu dinamakan banjar
terhingga. Bilangan alam yang terdapat pada suatu banjar pada
umumnya tersusun secara teratur dengan suatu pola tertentu.
Pola suku-suku banjar yang dibahas pada modul ini adalah:
1. Banjar Hitung
2. Banjar Ukur
A.1. Banjar Hitung
Banjar hitung adalah banjar yang antara dua suku berurutan
mempunyai selisih yang besarnya sama. Jadi, suatu banjar
akan disebut dengan banjar hitung apabila:
a2 – a1 =b
a3 – a2 =b
a4 – a3 =b
an – an-1 =b

di mana b merupakan beda yang besarnya tetap dan dapat


bernilai positif atau negatif.
Contoh banjar hitung:
Untuk n  bilangan asli
1. [n] = 1, 2, 3, 4 , 5, … , n
b = S2 – S1 = 2 – 1 = 1 atau b = S3 – S2 = 3 – 2 = 1

2. [5n] = 5, 10, 15, 20 , 25, … , 5n


b = S2 – S1 = 10 – 5 = 5 atau b = S3 – S2 = 15 – 10 = 5

3. [12 – 2n] = 10, 8, 6, 4, 2, … , 12 – 2n


b = S2 – S1 = 8 – 10 = -2 atau b = S3 – S2 = 6 – 8 = -2
Rumus Banjar Hitung
Sn = a + (n - 1)b

Dimana:
Sn = suku ke-n
a = suku pertama
n = banyaknya suku banjar
b = nilai beda atau selisih tetap antar sukunya
Contoh soal:
Suatu deret hitung: 3 , 8 , 13 , 18 , … , 98
Tentukan S10 dan ada berapa banyak suku banjar n ?
Jawab.
a = 3 , b = S 2 – S1 = 8 – 3 = 5
Sn = a + (n-1)b Suku terakhir Sn = 98
S10 berarti n = 10 Sn = a + (n - 1) x b
S10 = 3 + (10 - 1) x 5 98 = 3 + (n - 1) x 5
S10 = 3 + (9) x 5 98 – 3 = (n - 1) x 5
S10 = 3 + 45 = 48 (n – 1) x 5 = 95
Jadi S10 = 48 (n – 1) = 95/5 = 19  n = 20
A.2. Banjar Ukur
Banjar ukur adalah banjar yang antara dua suku berurutan
mempunyai hasil bagi yang sama besarnya. Jadi, suatu
banjar akan disebut dengan banjar ukur apabila:
a2/a1 = S2/S1 = p
a3/a2 = S3/S2 = p
a4/a3 = S4/S3 = p
an/an-1 = Sn/Sn-1 = p
di mana p merupakan pembanding yang besarnya tetap dan
dapat bernilai positif atau negatif.
Contoh Banjar Ukur:
Untuk n  bilangan asli
1. [2n] = 2 , 4 , 8 , 16 , … , 2n
p = S2/S1 = 4/2 = 2 atau p = S3/S2 = 8/4 = 2

2. [5.2n-1] = 5 , 10 , 20 , 40 , … , 5.2n-1
p = S2/S1 = 10/5 = 2 atau p = S3/S2 = 20/10 = 2

3. [2.3n-1] = 2 , 6 , 18 , 54 , … , 2.3n-1
p = S2/S1 = 6/2 = 3 atau p = S4/S3 = 54/18 = 3
Rumus Banjar Ukur
Sn = a.pn - 1

Dimana:
Sn = suku ke-n
a = suku pertama
n = banyaknya suku banjar
p = nilai pembanding atau pembagian tetap
p = antar sukunya
Contoh soal:
Suatu deret ukur: 2 , 6 , 18 , 54 , … , 39366
Tentukan S7 dan ada berapa banyak suku banjar n ?
Jawab.
a = 2 , p = S2/S1 = 6/2 = 3
Sn = a.pn - 1 Suku terakhir Sn = 39366
S7 berarti n = 7 Sn = a.pn – 1  39366 = 2 x 3n - 1
S7 = 2 x 37 - 1 3n - 1 = 39366/2 = 19683
S7 = 2 x 36 log 3n - 1 = log 19683
S7 = 2 x 729 = 1458 (n – 1) = log 19683 / log 3
Jadi S7 = 1458 (n – 1) = 9  n = 10
B. DERET
Bila suku-suku pada suatu banjar dijumlah maka
jumlah tersebut dinamakan deret. Jadi, deret
merupakan penjumlahan semua suku suatu banjar.
Seirama dengan pembedaan banjar maka pembahasan
pada modul deret ini dibedakan menjadi:
1. Deret Hitung
2. Deret Ukur
B.1. Deret Hitung
Deret hitung merupakan jumlah suku-suku banjar hitung.
Secara umum, suatu deret dapat ditulis sebagai jumlah
semua suku-sukunya:

J n = a1 + a 2 + a 3 + a4 + … + a n

Rumus deret hitung adalah:


Contoh soal:
Suatu deret hitung: 4 , 10 , 16 , 22 , 28, 34, 40, 46 , 52 , 58
Tentukan J10 ?
Jawab.
a = 4 , b = S2 – S1 = 10 – 4 = 6 , S10 = 58 , J10 berarti n = 10

Jadi jumlah deret hitung J10 adalah 310


B.2. Deret Ukur
Deret ukur merupakan jumlah suku-suku banjar ukur. Secara
umum, suatu deret dapat ditulis sebagai jumlah semua suku-
sukunya: Jn = a1 + a2 + a3 + a4 + … + an

Rumus deret ukur adalah:


untuk 0 < p < 1
untuk p > 1 , untuk p = 1
Contoh soal:
Suatu deret ukur: 2 , 6 , 18 , 54 , 162
Tentukan J5 ?
Jawab.
a = 2 , p = S2 /S1 = 6/2 = 3 , J5 berarti n = 5

Jadi jumlah deret ukur J5 adalah 242


C. PENERAPAN PADA EKONOMI
C.1. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman selama setahun atau kurang yang hanya dikenakan
pada jumlah pinjaman. Jumlah yang dipinjam disebut dengan pokok
pinjaman P, tingkat rate bunga r persen setahun dan lama
meminjam t tahun, maka bunga pinjaman interes I yang dibayar
adalah I = P.r.t
Contoh:
Berapa bunga yang harus dibayar untuk pinjaman uang Rp. 5 juta
pada tanggal 5 Juni 2017 dan dikembalikan pada tanggal 5 Februari
2018 dengan tingkat bunga 14 persen? 5 Juni 2017 sampai 5 Februari
2018 ada 8 bulan, atau waktu peminjamannya 2/3 tahun. Besarnya
bunga pinjaman: I = P.r.t = 5 x (0,14) x (2/3) = 0,467 juta
C.2. Nilai Sekarang
Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh di masa mendatang.
Present P adalah nilai sekarang dari uang Anuitas sebanyak A pada t
tahun yang akan datang dengan rate tingkat bunga r maka interes
bunga yang dapat diperoleh adalah: I = P.r.t dan uang anuitas setelah
t tahun menjadi: A = P + P.r.t = P(1 + r.t)
Maka nilai sekarang adalah: P = A/(1 + r.t) = A(1 + r.t)-1
C.3. Bunga Majemuk
Dalam bunga majemuk, bunga selain dikenakan pada pokok
pinjaman P, juga dikenakan pada bunga yang dihasilkan.
Penggandaan uang dapat dilakukan m kali dalam setahun,
pada tingkat bunga i per tahun maka tingkat bunga setiap
periode adalah i/m dan jumlah periode pembungaan
(penghitungan bunga) adalah sebanyak n x m. Andai bunga
yang diperoleh dibungakan lagi selama n periode maka
rumus menghitung seluruh uangnya A menjadi:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai