Anda di halaman 1dari 33

SALAM TUTON

Selamat Mengikuti Tuton Sesi Ke- 2

MATEMATIKA EKONOMI
PANGKAT, AKAR, LOGARITMA,
BANJAR DAN DERET

Materi Tutorial Online Ke-2


Mata Kuliah Matematika Ekonomi
Prodi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi

Penulis : Susianti,SE.,M.Sc.
Email : susianti.se@gmail.com
Penelaah : Ir. Tri Kurniawati Retnaningsih, M.si.
Email : nuning@ecampus.ut.ac.id
Modul 2 - Kegiatan Belajar 1

PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA

Pangkat

Akar

Logaritma
Pangkat

Perpangkatan merupakan suatu bentuk singkat dari bentuk perkalian sesuatu yang
sama, lebih dari satu kali
 
an dibaca “ a pangkat n”, a disebut basis dan n disebut pangkat.

1. Jika n merupakan suatu bilangan bulat positif, maka: an = a x a x a x ... x a


di mana a merupakan perkalian sebanyak n kali.
2. Jika n = 0 dan a ≠ 0, maka a0 = 1. Jadi, untuk a yang berupa bilangan riil dan
tidak sama dengan nol berlaku a0 = 1.

3.  Jika n merupakan bilangan bulat negatif dan a ≠ 0, maka:


Kaidah – Kaidah Perpangkatan
Kaidah – Kaidah Perpangkatan
Akar
Bentuk akar merupakan pengubahan bentuk perpangkatan dengan pangkat
bilangan pecahan. sebaliknya, bentuk perpangkatan dapat ditemukan dari bentuk
akar.

Pengembangan kaidah-kaidah perpangkatan untuk pangkat suatu bilangan


pecahan (bilangan rasional) menghendaki agar ap/q didefinisikan sesuai kaidah-
kaidah perpangkatan yang berlaku. Suatu ekspresi dalam bentuk a1/n dan berlaku
kaidah (a m )n maka dengan menganggap m = 1/n akan berlaku juga:
 
(a 1/n ) n = a n/n = a
 
Bentuk a1/n disebut akar pangkat n dari a dan ditulis menjadi dan bentuk am/n
disebut akar pangkat n dari a pangkat m dan ditulis menjadi
:
Contoh (1)
Contoh (2)
Kaidah – Kaidah Akar (1)

Contoh:
Contoh:

Contoh:
Kaidah – Kaidah Akar (2)

Contoh: Contoh:
Logaritma

Logaritma merupakan pangkat yang dimiliki oleh suatu basis


sehinggga bentuk perpangkatan itu nilainya sama dengan
bilangan tertentu. Jika:
 
y = an untuk a > 0 dan a ≠ 1
 
maka n merupakan logaritma dari y dengan basis a atau ditulis: n
= a log y
Kaidah – Kaidah Logaritma

Untuk setiap bilangan riil positif x dan y, setiap bilangan riil a dan bilangan riil
positif b = 1, berlaku::
Contoh (1)
Contoh (2)
Modul 2 - Kegiatan Belajar

BANJAR DAN DERET

Banjar

Deret

Penerapan dalam Ekonomi:


1. Bunga Pinjaman
2. Nilai Sekarang
3. Bunga Majemuk
Banjar
Banjar adalah suatu fungsi yang wilayahnya merupakan
himpunan bilangan alam.
Definisi Setiap bilangan merupakan anggota suatu banjar yang
dinamakan suku

a1, a2, a3, …., an


  di mana:
Suku ke-1 = S1 = a1
Bentuk Umum
Suku ke-2 = S2 = a2
Suku ke-3 = S3 = a3
Suku ke-n = Sn = an
Banjar disimbolkan dengan [ an] dan secara lengkap
Simbol ditulis menjadi:
[ an ] = a1, a2, a3 …,, an
Banjar Hitung
Banjar hitung adalah banjar yang antara dua suku
berurutan mempunyai selisih yang besarnya sama. Suku
Definisi kedua merupakan suku pertama ditambah pembeda, suku
ketiga merupakan suku kedua ditambah pembeda, dan
seterusnya.

[an] = a1, a2, a3, …, an


  di mana:
a2 – a1 = b
a3 – a2 = b
a4 – a3 = b
Bentuk Umum

an – an-1 = b

b = beda yang besarnya tetap dan dapat bernilai


positif atau negatif
Banjar Ukur
Banjar Ukur adalah banjar yang antara dua suku berurutan
mempunyai hasil bagi yang sama besarnya. Atau suku suatu
banjar ukur diperoleh dari hasil kali suku sebelumnya dengan
pengali yang konstan. Sehingga suku kedua merupakan hasil
Definisi kali suku pertama dengan bilangan tertentu (pengali atau
pembanding atau rasio), dan suku ketiganya merupakan hasil
kali dari bilangan kedua dengan pengali, dan seterusnya..

[an] = a1, a2, a3, …, an


  di mana:
S2/S1 = p
S3/S2 = p
Bentuk Umum …
Sn / Sn-1 = p

p = nilai banding (= rasio) yang besarnya tetap dan dapat


bertanda positif atau negatif.
Deret
Deret hitung merupakan jumlah suku-suku banjar hitung, deret ukur merupakan jumlah
suku-suku banjar ukur, dan deret harmoni merupakan jumlah suku-suku banjar harmoni.
 
Contoh:
Deret hitung : 1 + 2 + 3 + …+ n
Deret ukur : 5 + 10 + 20 + … + 5 (2n-1)
Deret harmoni : 1 + 1/2 + 1/3 + … + 1/n

Sampai saat ini belum ditemukan rumus untuk menjumlahkan deret harmoni
maka deret harmoni tidak akan didiskusikan.
 
Deret ukur dan deret hitung sering digunakan dalam matematika ekonomi.
Sebagai contoh, Malthus, seorang ahli ekonomi teori, pernah menyatakan bahwa
pertumbuhan penduduk mempunyai kecenderungan seperti deret ukur, sedangkan
pertumbuhan bahan makanan seperti deret hitung. Hal ini berarti bahwa
pertumbuhan penduduk sangan cepat dan lebih cepat dibanding pertumbuhan
makanan.
Banjar Hitung & Deret Hitung

Suku ke n suatu banjar hitung, ditentukan oleh :


 Sn = a + (n-1) b
Deret hitung jumlahnya dapat dihitung dengan rumus:
  Jn = n (a + Sn)
di mana:
n = banyaknya suku
a = suku pertama
b = beda
Sn = suku ke n
Jn = Jumlah suku ke n
Contoh

Jika ingin mengetahui suku ketujuh dari suatu banjar hitung yang
suku pertamanya = 1 dan beda 2 adalah:
Sn = a + (n-1) b
S7 = 1 + (7-1) 2
S7 = 13
 
Deret hitung dengan jumlah tujuh suku tersebut
adalah:
 Jn = n (a + Sn)
J7 = 7 (1 + 13)
J7 = 49
Banjar Ukur & Deret Ukur
Suku ke-n pada banjar ukur dapat dicari dengan rumus:
 Sn = apn-1
Jumlah n suku suatu deret ukur dapat ditentukan dengan rumus:
 

 
di mana:
Sn: Suku ke - n
n : Banyaknya suku
a : Suku pertama
p : Sn/Sn-1, disebut pengali dua suku berurutan (Pengali)
Bila | p | < 1 dan jumlah sukunya tak terhingga maka jumlahnya
dihitung dengan rumus:
Contoh

Bila ada suatu banjar ukur yang suku pertamanya a = 1 dan pengalinya p = 2,
maka besarya suku ke-5 adalah
Sn = apn-1
S5 = 1 (25-1)
S5 = 16
Jumlah 5 sukunya :
Penerapan dalam Ekonomi

1. Bunga Pinjaman
2. Nilai Sekarang
3. Bunga Majemuk
Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman selama setahun atau kurang, sering dihitung menggunakan


cara yang sederhana, yaitu bunga hanya dikenakan pada jumlah pinjaman.
Besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar, yaitu I adalah hasil perkalian
antara pokok pinjaman dan bunga dan lama meminjam atau dihitung dengan
rumus:
 
I = P.r.t
 
di mana:
P = besarnya pokok pinjaman
r = persentase besarnya bunga pinjaman setahun
t = lama meminjam
Contoh

Berapakah jumlah yang harus dikembalikan oleh seseorang yang meminjam uang
sebanyak Rp. 2.500,- pada tanggal 5 Juni 2019 dan dikembalikan pada tanggal 5
Februari 2020 dengan bunga sebesar 14 persen?
 
Mulai tanggal 5 Juni 2019 sampai 5 Februari 2020 ada 8 bulan, atau waktu
peminjamannya: 8/12 = 2/3 tahun. Sehingga bunga pinjaman:
 
I = P. r. t
I = 2500 (0,14) (2/3)
I = 233, 33
 
Jumlah harus dikembalikan = Pokok pinjaman + Bunga pinjaman
= Rp. 2.500,- + Rp. 233,33
= Rp. 2.733, 33
Nilai Sekarang (Present Value)
Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh di masa mendatang adalah nilai sejumlah uang
saat ini yang dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di masa
mendatang.
 
Misalkan:
P = nilai sekarang dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan datang
A = nilai uang sebanyak P pada t tahun mendatang ( nilai masa depan)
t = lama tahun
r = tingkat bunga
 
Maka bunga yang dapat diperoleh dari P rupiah adalah: I = P. r. t
 
dan uang setelah t tahun menjadi: P + P.r.t = P (1 + r.t )

maka besarnya A : P (1 + r.t) = A atau


Contoh

Setahun lagi, Asbun akan menerima uang sebanyak Rp. 10.000,-. Berapakah nilai
sekarang uang tersebut jika tingkat bunga adalah 13 persen setahun? Untuk
kondisi ini, A = 10.000, r = 0,13 dan t = 1, maka:
 

P = 8849, 56
Bunga Majemuk (1)

Dengan Bunga majemuk, bunga selain dikenakan pada pokok pinjaman,


juga dikenakan pada bunga yang dihasilkan.
 
Misalkan, seseorang membungakan uangnya sebanyak P dengan bunga
sebesar i per tahun. Setelah satu tahun, ia mendapatkan bunga sebesar:
Bunga tahun pertama = P. i
Bunga dan pokok pinjaman pada akhir tahun menjadi:
 P + P.i = P ( 1 + i)
Dalam n tahun seluruh uangnya menjadi:
 = P ( 1 + i )n
Bunga Majemuk (2)

Penghitungan bunga dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam setahun.

Misalkan, pembayaran bunga dilakukan sebanyak m kali setahun, pada


tingkat bunga i per tahun, sehingga tingkat bunga setiap periode
pembayarannya adalah sebesar i/m dan jumlah periode pembungaan
(penghitungan bunga) sebanyak n x m. Seandainya, bunga yang diperoleh
dibungakan lagi selama n periode maka rumus untuk menghitung seluruh
uangnya adalah:
 
Contoh

Misalkan ada uang sebanyak Rp. 1.000,- dibungakan selama 6 tahun dengan
bunga majemuk sebesar 5 persen per tahun dan diambil setahun sekali, maka
berapakah jumlah uang tersebut setelah 6 tahun?

Dari soal diketahui: P = Rp 1.000,-, i = 5% = 0,05, m = 1, dan n = 6


Jadi, jumlah uangnya setelah 6 tahun menjadi:

Anda mungkin juga menyukai