Anda di halaman 1dari 6

Universitas Maritim AMNI Semarang

UJIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER II TAHUN AJARAN 2021/2022

MATA KULIAH : AGAMA KRISTEN

HARI/TANGGAL : Selasa, 12 Juli 2022

WAKTU : Batas waktu pengumpulan, SEHARI (24 jam) setelah soal dibagikan, dikirim ke
alamat email: trirumantyoanung3@gmail.com dan WA pak Anung

DOSEN PENGAMPU : Pdt. ANUNG TRIRUMANTYO, S.Si, M.Si

NAMA : CHARLES SANDRA NO. ABSEN : 017

NIM : 210205017 TANDA TANGAN :

Petunjuk :

- Jawablah pertanyaan dengan jelas


- Kerjakan semua soal
- Open book, kerjakan dengan jujur

Soal:

1. a. Apa tujuan hidup beretika?


Betapa pentingnya beretika dalam kehidupan sehari-hari. Etika sangat penting dalam membina
hubungan atau relasi kita dengan orang lain secara tidak sadar orang yang beretika akan
memiliki hubungan yang lebih baik daripada orang yang tidak beretika. Orang beretika lebih
dihargai oleh orang lain padahal orang tersebut tidak mengharapkan untuk dihargai. Hal penting
lainnya adalah bahwa etika sangat berperan dalam pembentukan citra diri seseorang, terlepas
dari apakah orang tersebut ikhlas atau tidak, tapi ketika dia tahu mana yang etis dan yang tidak
etis, setidaknya orang-orang akan melihat orang tersebut sebagai seseorang yang beretika dan
berperilaku baik, dan salah satu manfaatnya adalah untuk dirinya sendiri.

Etika dalam hal ini berfungsi untuk lebih “Memanusiakan Manusia” karena salah satu ciri yang
yang diberikan manusia adalah adanya hati atau perasaan dan akal pikiran. Karena orang lain
enggan bergaul, jika tidak beretika dan bermoral. Mengapa manusia perlu beretika ? karena
pada dasarnya setiap manusia ingin dihargai satu sama lain. Manusia secara naluriah ingin
menciptakan citra yang baik tentang dirinya kepada orang lain. Untuk alasan itu maka manusia
perlu beretika. Dan yang lebih penting dengan beretika maka manusia itu akan lebih di akui atau
disegani oleh orang lain.
b. Ada tiga cara berfikir etis (pendekatan etis), sebutkan!
 Deontologis, adalah cara berpikir etis dengan mendasarkan daripada hukum, prinsip, atau
norma objektif yang dianggap harus berlaku dalam situasi & kondisi apapun.
 Teleologis (teleos artinya tujuan) Cara berpikir teleologis bukan tdk mengacuhkanhukum,
tetapi tetap mengakui hukum-hukum, tapi itubukan tujuan akhir, yg lbh penting adl Tujuan
berikut akibatnya;
 kontekstual Pertanyaan yg penting seblm melakukan sesuatu dhiadl bukan apa yg secara
universal benar atau apa yang secara umum baik, tetapi apa yg secara kontekstual paling
pantas dan paling dapat dipertanggungjawab-kan. Oleh karena itu bukan yang benar atau
baik, tetapi apa yang tepat utk dilakukan saat itu; Etika kontekstual meletakkan situasi &
kondisi sebagaipertimbangan pokok di dalam mengambil keputusan etis
c. Bagaimana sikap anda terhadap:
 Aborsi
Gereja sebagai pondasi iman umat kristiani sendiri melarang perbuatan seperti aborsi dan
memberikan hukuman bagi mereka yang melakukan hal tersebut. Karena tidak hanya gereja
saja, bahkan pemerintah sendiri menetapkan hukum bagi perlakukan aborsi dan perzinahan.
Oleh sebab hal ini merupakan salah satu bentuk macam-macam dosa menurut Alkitab yang
tidak diperkenankan. Apalagi aborsi sendiri sama halnya dengan membunuh seseorang yaitu
bayi di dalam kandungan. Sehingga tentu aborsi adalah hal yang harus dihindari.terlebih abosrsi
sendiri telah melanggar perintah Allah untuk “dilarang membunuh”, sedangkan dalam
kehidupannya kita di tuntut untuk tidak menyakiti orang lain, apalagi membunuh

 Bullying
Bullying adalah suatu dosa, dan maraknya kasus bullying di berbagai tempat adalah sangat
menyedihkan. Pagi ini, anda mungkin ingin tahu bagaimana reaksi Yesus seandainya Ia masih
ada bersama kita sekarang ini. Matius 5: 22 bisa memberi sebuah gambaran: “Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa
yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa
yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.“ Jelas bahwa
Yesus membenci bentuk bullying sekecil apapun. Karena itu, sebagai umat Kristen kita harus ikut
berusaha bersama masyarakat umum, badan gereja, aparat hukum dan pemerintahan untuk
menghilangkan praktik bullying dari kehidupan masyarakat. Itu adalah bagian panggilan kita
untuk mengasihi sesama manusia

 Korupsi
Dalam sepuluh perintah Allah yang ke-7 juga terdapat hal itu.  Tampaknya memeang korupsi
memang sudah ada sejak lama. Dalam sejarah manusia diterangkan dalam kitab keluaran: ”suap
janganlah kau terima, sebab suap membuat buta banyak orang-orang yang melihat dan
memutarbalikan perkara orang-orang yang benar”.  Selain korupsi merupakan tindakan mencuri
untuk memperkaya diri, korupsi pun juga menjadi masalah yang lebih serius karena pola
berkorupsi yang berantai dan rakus. Diperparah lagi oleh rendahnya mutu pendidikan. Jelas
bahwa Gereja menolak korupsi tetapi tidak mengutuknya
2. a. Sebutkan beberapa sikap orang Kristen terhadap kebudayaan?
 Kristus Bertentangan dengan Kebudayaan
Kristen menentang adanya kebudayaan, gereja tiadk mau tahu soal adanya kebudayaan. Hal ini
membuat kebudayaan dianggap hanya memberikan pengaruh negatif berasal dari kekristenan
dan gereja cocok bersama dengan peristiwa agama kristen.

 Kristus Berasal dari Kebudayaan


Sikap Kristus berasal dari kebudayan tandanya bahwa Kristuslah yang punya kebudayaan. Maka
berasal dari itu orang beriman haruslah berupaya sesuaikan diri bersama dengan kebudayaan,
atau punya toleran untuk menerima perbedaan yang tersedia dan jadi target hidup orang
kristen,

 Kristus dan Kebudayaan di dalam Paradoks


Dalam paradoks, sikap Kristus pada kebudayaan memiliki pkkepercayaan bahwa orang Kristen
dan gereja hidup di dalam dua dunia. Kehidupan tersebut membuat keduanya tidak sama secara
asasi namun tidak mampu dipisahkan.
Sedangkan di satu pihak orang Kristen, gereja hidup di di dalam Kerajaan Allah, namun pada
pihak lain ia hidup di di dalam kebudayaan yang tersedia pada penduduk dimana dia berada di
sana mengajarkan perihal faedah berdoa bagi orang kristen.

 Krisus Pembaharu Kebudayaan


Pengaruh berasal dari pertalian gereja dan kebudayaan, dikarenakan keperluan yang tersedia
pada era kini perlu di kritisi bersama dengan pijak dikarenakan konteks yang sudah beralih dan
perkembangan pemikiran-pemikiran yang teologis termasuk tetap berjalan dan berkembang di
masyarakat.

 Antagonis atau Oposisi


Dalam kebudayaan, sikap antagonis atau oposisi menjadi sikap yang membuktikan ada
pertentangan. Adanya pertentangan tersebut tidak bisa didamaikan antara Kristen dan
kebudayaan.
Hal ini mengakibatkan ada sikap yang keluar menampik dan menghilangkan kebudayaan pada
seluruh ungkapannya. Gereja dan umat beriman benar-benar diharuskan untuk berbicara tidak
atau menampik ungkapan kebudayaan khusus yang berisi perihal kebudayaan yang menghina
Tuhan, menyembah berhala dan berwujud merusak dan mengesampingkan ada kemanusiaan.

 Dominasi atau Sintesis


Meski kejatuhan yang dialami manusia ke dalam dosa membuat citra ilahinya menurun, maka
dari situ sesungguhnya manusia tidak jatuh total. Pasalnya manusia akan tetap memiliki
kehendak yang bebas dan mandiri.
Hal ini menunjukan bahwa, meskipun tersedia kebudayaan kafir pun umat Kristen mampu
lakukan akomodasi secara penuh dan akan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai anggota
berasal dari imam, namun pada kenyataan kebudayaanlah yang ditambah dan disucikan oleh
skaramen yang sudah jadi anugrah Illahi.

 Dualisme atau Pengutuban


Sikap orang kristen pada kebudayaan tidak benar satunya adalah dualisme atau pengutuban,
yakni adalah dualisme perihal kebudayaan ayng mengantarai perihal pendiriannya berkaitan
iman berasal dari kebudayaan yang merupakan kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada
karya Allah kepada Tuhan Yesus Kristus, namun sesungguhnya manusia akan selalu berdiri di di
dalam kebudayaan kafir.

 Pengudusan atau Pertobatan


Sikap perihal pengudususan atau pertobata adalah dikap yang tidak menolak, namun termasuk
tidak menerima, namun sikap berasal dari kepercayaan yang kuat bahwa kejatuhan umat
manusia tidak mampu menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia perlu beroleh
kebudayaan selama hasil-hasil yang dihasilkan menerima dan memuliakan Allah, tidak akan
menyembah berhala.

b. Pandemi Covid 19, memunculkan budaya baru antara lain: Mencuci tangan dalam
mengawali dan mengakhiri kegiatan, memakai masker, menghindari kontak dengan
menjaga jarak (baik fisik maupun sosial), menghindari kerumunan, dan sebagainya.
Bagaimana anda bersikap?
Pandemic seyogyanya tidak dapat di artikan dengan sebelah sudut saja, namun kita harus
memberikan nilai secara objektif tentunya, bahwa pasca pandemic kita tidak bisa mengatakan
bahwa ini hanyalah sekedar musibah, namun sebaliknya Seleksi alam akibat pandemi ini agaknya
tidak hanya menyoal siapa kuat bertahan dan siapa tidak. Ia juga akan menyeleksi lagi aneka sikap,
budaya, kebiasaan, dan cara pandang kita terhadap banyak hal. Mungkin saja, kelak, seminar daring
bisa jadi sebuah alternatif baru yang lebih praktis, murah, namun tetap bisa menyenangkan. Atau,
bisa juga, kita akan terus meramu formula pembelajaran jarak jauh untuk berjaga-jaga jika di masa
mendatang sekolah harus ditiadakan lagi.
Hal ini tentunya menjadi budaya baru bagi masyakarat luas, untuk mempraktekannya secara
langsung, bahwa pandemic juga membawa berkat tentunya bagi manusia.

3. a. Apa dasar dari tanggung jawab manusia terhadap alam dan sesama. Terhadap apa saja
tanggung jawab manusia di dunia dan bagaimana tanggung jawab itu diwujudkan?
Dasar dari tanggung jawab manusia terhadap alam dan semesta adalah sebagai berikut :
 Manusia dan seluruh ciptaan, diciptakan untuk kemuliaan Allah/Sang khalik.
 Manusia secara khusus diciptakan segambar dengan Allah (Imago Dei).
 (karena itu) Manusia mendapat tugas panggilan, mandat khusus dari Allah (mandataris Allah)
untuk “menguasai dan menaklukkan” bumi bagi kemuliaan Allah (gloria Dei). (Kejadian 1:26-28)
 Manusia harus mempertanggungjawabkan segala tindakannya terhadap bumi dan seluruh
ciptaan.
Dalam kehidupannya di dunia, allah telah berfirman bahwa manusia berkuasa atas apa yang telah di
berikan oleh Tuhan di bumi {kejadian 1;26} Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi." Demikian bahwa manusia secara langsung mengambil peran untuuk
bertanggung jawab atas alam dann sesame nya di dunia.
Lantas, bagaimana tanggung jawab itu di wujudkan?
 Terhadap alam
dimulai dari kita, dimulai dari diri kita sendiri, Allah menitipkan alam ini kepada kita. agar kita
mengelola dan memimpin alam ini. agar keseimbangan tersebut tetap terjaga kita jangan hanya bisa
menunggu, jangan hanya bisa melihat dan prihatin terdiam menyaksikan alam ini memberontak.
kita butuh alam ini dan alam ini juga membutuhkan kita. jangan menunggu mereka, kita yang mulai
bergerak dan kita yang mulai berpikir. bagaimana kita menjaga semua ini, mengelola dengan baik.
kita boleh membangun, gedung - gedung tinggi. segala macam bentuk teknologi modern. tapi alam
ini jangan kita usik, jangan kita rusak. mereka diciptakan bukan untuk itu, mereka akan seimbang
jika kita membangun dengan penuh toleransi. toleransi bahwa mereka tidak menggangu kita,
mereka punya tempat sendiri, dan kita juga punya tempat kita sendiri
 Terhadap sesama
Banyak sekali cara untuk bertanggung jawab atas sesama kita di dunia, kita menyadari bahwa
ditengah kehidupan banyak sekali perbedaan yang tampak dalam kehidupan manusia, lalu apa
respond kita, respond terbaik kita adalah menghorrmati itu semua, Ketika rasa menghormati dan
menghargai setiap perbedaan yang ada, niscaya bahwa kehidupan akan menjadi lebih serasi.
b. Menurut anda, “siapakah sesamaku manusia”?
Sesama manusia adalah setiap orang yang memerlukan pertolongan kita. Sesama manusia adalah
setiap jiwa yang dilukai dan disakiti oleh musuh. Sesama manusia adalah setiap orang yang
menjadi milik Allah.
Sesama kita manusia bukanlah sama sekali teman-teman kita dan rekan-rekan khusus kita; mereka
bukan hanya mereka yang, menjadi anggota gereja kita, atau yang berpikir sebagaimana kita
berpikir. Sesama kita manusia adalah segenap keluarga umat manusia. Kita haruslah berbuat yang
baik kepada semua orang, dan terutama kepada mereka yang seiman. Kita harus menunjukkan
kepada dunia tentang apakah artinya membawa hukum Allah. Kita harus mengasihi Allah lebih
utama dan mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri.
Pada dewasa ini Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk menunjukkan apakah mereka
mengasihi sesama manusia. Orang yang benar-benar mengasihi Allah dan sesamanya manusia
adalah orang yang menunjukkan kemurahan hati kepada orang yang melarat, yang menderita,
yang luka, dan mereka yang siap menghadapi maut. Allah memanggil setiap ‘orang untuk
menanggung tugas yang dilalaikannya, berusaha memulihkan gambar Khalik dalam diri manusia.
4. Agama memiliki tanggung jawab sosial terhadap persoalan-persoalan sosial.
a. Apa yang menjadi dasar pernyataan tersebut?
Dasar: Tidak terbantahkan bahwa Agama sebagai bagian dari kehidupan sosial. Agama adalah
bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Agama berjalan beriring Bersama
dalam kehidupan kita.
Agama memiliki tanggung jawab sosial (social responsibility) dalam masyarakat global. Globalisasi
memunculkan beberapa masalah, antara lain: ketidakadilan, kemiskinan dan kesenjangan sosial,
konsumerisme dan materialisme, radikalisme dan konflik agama dan masalah ekologi.
b. bagaimana bentuk tanggung jawab itu diungkapkan?
Tanggung jawab soaial agama, di wujudkan secara langsung melalui fungsi gereja tersebut:
 Fungsi edukasi: mengajarkan umat beragama tentang makna dan tanggung jawab kehidupan
dalam segala bidangnya, dari bidang sosial sampai dengan politik.
 Fungsi penyelamatan: menunjukkan bagaimana manusia harus meraih dan mewujudkan
keselamatan di dalam hidupnya.
 Fungsi pengawasan sosial: untuk mengkritisi penggunaan kekuasaan di dalam masyarakat
sehingga membawa keadilan dan kesejahteraan.
 Fungsi memupuk persaudaraan: untuk membina dan mengembangkan kehidupan masyarakat
multi agama yang rukun dan damai.
 Fungsi transformatif: untuk melakukan perubahan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih
baik dan sejahtera

5. a. Menurut Johan Galtung ada dua (2) macam bentuk perdamaian/damai, terangkan!
Menurut johan Galtung, ia mendefinisikan bahwa damai adalah Meniadakan kekerasan dalam bentuk
langsung maupun tidak langsung, ia juga menjabarkan bahwa Mencapai damai dalam dua (2) bentuk
yakni:
 Damai negatif: ketiadaan perang atau konflik langsung. Dalam hal ini peran pemerintah sangat
dibutuhkan.
 Damai positif: suasana di mana terdapat kesejahteraan, kebebasan, dan keadilan. Dibutuhkan
interaksi yang mendalam, kerjasama warga masyarakat untuk terciptanya integrasi sosial.

b. Sebagai agen perdamaian, peran apa yang dapat anda lakukan?


Berbagai bentuk untuk menjadi agen perdamaian dapat kita lakukan, contoh sederhana, saat ada
teman yang berselisih paham, sebagai agen perdamaian kita tidak boleh memihak sebelah pihak
atau bersekongkol, kita harus menjadi orang yang paling netral lalu dengan semaksimal mungkin
kita mendudukan inti dari permasalahan tersebut lalu memberikan solusi yang saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak dan sesama nya.
Dengan demikian, penyelesaian masalah akan berlangsung dengan damai. Selain berempati
terhadap penyelesaian konflik, keterampilan berdialog dengan cara tenang dan santun ini juga
memang solusi yang efektif. Seringkali orang-orang malah tersulut amarah terlebih dahulu dalam
mengatasi konflik, sehingga perdamaian sulit tercipta, keadaan justru semakin pelik.
Ketika menghadapi orang yang lebih tua atau lebih muda dari segi usia. Begitupun dengan posisi
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Rentan sekali terjadi penyalahgunaan atau keengganan sikap
terhadap satu sama lain yang menafikan kesetaraan pada suatu relasi.
Menghadapi atau menjadi agen perdamaian tidak semata hanya menjadi penengah dalam sebuah
masalah namun kita juga membawa peran oenting dalam kehidupan yakni sebagai wakil kristus di
dunia.

Anda mungkin juga menyukai