PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan manusia akan bergantung pada orang lain. Hal
ini menjadi kodrat yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia itu
sendiri. Untuk mendukung berbagai aktivitas dan kegiatannya manusia akan
membutuhkan bantuan orang lain. Tak heran manusia dikenal juga dengan istilah
makhluk sosial. Secara faktanya memang Tuhan menjadikan manusia untuk hidup
bersama-sama. Karenanya hidup berdampingan dan saling bergantung menjadi
bagian yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia.
Dalam Ajaran Sosial Gereja terdapat lima sub bagian yang menjadi fokus
dari pengajarannya yaitu kehidupan dan martabat manusia, pilihan atas orang
miskin, solidaritas, kesejahteraan umum serta subsidiaritas. Kelima prinsip
tersebut dikembangkan, diajarkan dan diterapkan secara mendalam oleh agama
Katolik. Namun dalam penulisan kali ini, penulis hanya memilih tiga prinsip saja
yang akan di bahas yaitu berkenaan dengan solidaritas, kesejahteraan umum, dan
subsidiaritas.
B. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan kali ini terdapat beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis dan memahami terkait dengan penerapan prinsip
solidaritas, kesejahteraan umum, dan subsidiaritas di era modern.
2. Untuk menganalisis dan memahami terkait dengan relevansi prinsip
solidaritas, kesejahteraan umum, dan subsidiaritas di era modern.
3. Untuk menganalisis dan memahami terkait dengan peluang dan tantangan
dalam menerapkan prinsip Ajaran Sosial Gereja secara khusus prinsip
solidaritas, kesejahteraan umum, dan subsidiaritas di era modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Solidaritas, Kesejahteraan Umum, dan Subsidiaritas
1. Prinsip Solidaritas
Hidup sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus tentulah bukan
perkara yang mudah. Pasalnya dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan
berbagai peristiwa yang mengatasnamakan agama. Ini menjadi sebuah
pembahasan penting dalam hidup bergereja. Keuskupan Katolik secara khusus
melalui Ajaran Sosial Gereja menerapkan tentang solidaritas. Sebagai orang yang
percaya Tuhan Yesus tentunya kita perlu menyadari identitasnya sebagai murid-
murid Yesus Kristus. Dengan panggilan sebagai murid-murid Yesus Kristus
tersebut menjadikan tanda perdamaian. Terlebih dalam kehidupan sehari-hari
setiap manusia memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Itulah tanda bahwa manusia adalah makhluk sosial. Relasi yang muncul tersebut
menjadi sarana persaudaraan sejati dengan semua orang. Dalam kehidupan
bersama di tengah masyarakat dengan berbagai keragamannya, termasuk juga
keberagaman dalam hal agama dan kepercayaan, dialog antar agama dianggap
sebagai hal yang penting dan menjadi salah satu fokus dalam pembinaan hidup
beriman. Hidup beriman tidak sekedar tentang hidup doa, dan olah rohani. Dalam
perkembangannya hidup beriman pun mendorong para pemeluk agama untuk
memiliki pandangan yang terbuka terkait dengan hubungannya dengan pemeluk
agama dan kepercayaan lain.
2. Kesejahteraan Umum
3. Subsidiaritas
PENUTUP
A. Kesimpulan
Chandra, X. (2022). Kebaikan Umum Dalam Ajaran Sosial Gereja. Arete: Jurnal
Filsafat, 9(1).