Anda di halaman 1dari 50

KATEKESE UMAT MASA ADVEN

2023

BERJALAN BERSAMA DENGAN SEMANGAT


INJIL DALAM BINGKAI PERGUMULAN
MANUSIA

PAROKI ARYOS NIKI-NIKI


DESEMBER 2023
PENGANTAR
Masa Adven Kembali menyapa kita. Perjalanan bersama, telah
memberi kita banyak makna yang bisa kita petik untuk kebaikan
kita, dalam perziarahan bersama di dunia ini untuk menuju pada
sang pemilik kehidupan. Kini dan di sini kita ada bersama dan
semoga nanti di sana kita pun ada bersama.
Katekese umat masa adven sebagai sebuah tradisi, baik dalam
Gereja, penting untuk dapat terus menerus kita buat dalam hidup
menggereja, sebab kita dapat saling berbagi banyak kisah dan
inspirasi yang tentunya, saling menguatkan satu dengan yang
lain lewat shering pengalaman dan iman di antara kita umat
beriman.
Tema katekse tahun ini “Berjalan bersama dengan semangat
injil, dalam bingkai pergumulan manusia” merupakan buah
pemikiran bersama, yang telah kita satukan dalam MUSPAS
Keuskupan Agung Kupang pada tahun 2020 yang lalu di Rumah
ret-ret Belo.
Kita diajak untuk Kembali melihat perjalanan bersama kita
dalam kesatuan satu dengan yang lain, apakah kita telah berjalan
bersama secara sungguh atau tidak. Mari kita sama-sama berbagi
kisah kita dan refleksi iman kita yang dapat saling menguatkan.
Bahan ini disusun bersama dalam koordinasi Paguyuban katekis
keuskupan Agung Kupang dan Katekis Paroki Santo Matias
Rasul Tofa. Tuhan memberkati
Ketua Komisi Kateketik
RD. Yohanes Kartiba.

KATEKESE ADVEN DESEMBER 2023


BERJALAN BERSAMA DENGAN SEMANGAT INJIL
DALAM BINGKAI PERGUMULAN MANUSIA*

Gagasan Dasar
1. KERJA MANUSIA
Kerja adalah bagian integral dari kehidupan manusia di dunia.
Beberapa ahli memberikan definisi kerja sebagai demikian: Prof.
Dr. Soekanto kerja adalah Aktivitas teratur dan
berkesinambungan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta
memberikan identitas dan status sosial. Dr. Edi Sutrisno, kerja
adalah Aktivitas menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Prof. Dr. Harry Tjahjono kerja adalah Aktivitas
berdasarkan motivasi dan kebutuhan pribadi yang memberikan
makna dan tujuan hidup. dan Prof. Dr. Marimba N. Muchreta
kerja adalah Aktivitas menghasilkan barang atau jasa yang akan
digunakan oleh orang lain dalam pembangunan ekonomi
Pengertian kerja dari para ahli menunjukkan bahwa, kerja itu
memiliki makna yang mendalam bagi manusia, dalam berbagai
aspek kehidupan. Kerja adalah sarana manusia untuk
beraktivitas dan mengatualisasikan dirinya yang berdampak,
pada banyak aspek kehidupan. Kerja manusia memiliki nilai
yang mendalam untuk dihayati dan dibagikan kepada sesama
manusia. Nilai kerja manusia memiliki banyak makna yang
mendalam antara lain:
Nilai Personal atau pribadi, kerja itu bernilai untuk pribadi,
karena dia merupakan kegiatan khusus dari makhluk yang
berakal budi dan berkehendak bebas. Kemampuan untuk bekerja
termaksud dalam martabat khusus manusia, sebab hanya
manusia yang bisa dengan sadar dan bebas dapat mengarahkan
kegiatannya pada satu tujuan atau maksud tertentu, karena itu
dia wajib mempertangung jawabkan pekerjaannya sendiri. kerja
adalah sarana untuk memperkembangkan diri dalam berbagai
aspek termaksud kerohanian di dalamnya.
Nilai sosial dari kerja, muncul dari kodrat manusia sebagai
makhluk sosial yang mengandalkan relasi ketergantungan.
Setiap pekerjaan, akan selalu punya dampak terhadap orang lain.
Setiap pekerjaan, selalu berkaitan dengan yang lain. Apa yang
dikerjakan pada masa lampau punya dampak pada masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Nilai kerja manusia yang ketiga adalah nilai keagamaan atau
religiositas. Nilai kerja manusia tidak hanya berhenti pada nilai
pribadi dan sosial saja, jika hanya nilai-nilai itu yang dikejar
oleh manusia dalam bekerja, maka kerja belum memiliki arti
yang hakiki bagi kemanusiaannya dan hanya tenggelam dalam
dunia sekuler atau nilai duniawi semata. Oleh karena itu dalam
bekerjapun harus ditemukan nilai religiusnya, sebab manusia
juga adalah makhluk spiritual religious, makhluk beragama.
Dalam kesibukan bekerja manusia harus selalu sadar akan Tuhan
yang telah memberinya kemampuan, kesempatan dan juga
pekerjaan.
Ensiklik Paus St. Yohanes Paulus ke II, laborem Exercens
menegaskan sejak semula manusia dipanggil untuk bekerja.
Bekerja itu, salah satu ciri yang membedakan manusia dengan
makhluk ciptaan lainnya dan yang membuat hidupnya lestari.
Hanya manusialah yang mampu bekerja dan dengan kerjanya ia
mengisi hidupnya di dunia.
Gereja Yakin bahwa kerja merupakan dimensi mendasar
hidup manusia di dunia. Keyakinan itu diteguhkan dengan
mempertimbangkan seluruh warisan pelbagai ilmu tentang
manusia yakni Antropologi, ilmu pubrakala, sejarah sosiologi,
psikologi dan lain sebagainya. Akan tetapi sumber keyakinan
utama Gereja ialah Sabda Allah yang diwahyukan. Karena itulah
keyakinan Akal budi sekaligus menjadi keyakinan iman, sebab
Gereja percaya akan manusia, berpikir tentang manusia serta
menyapa manusia bukan melulu dalam terang sejarah, bukan
karena bantuan berbagai metode ilmiah, melainkan pertama-
tama karena cahaya sabda Allah.
2. Manusia berjalan bersama dalam keragaman.
Hidup bersama dalam keragaman baik keragaman sosial,
budaya dan agama adalah hal yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan kita. Keragaman atau perbedaan seharusnya bisa
dijadikan kekuatan untuk kemajuan bersama, karena bisa
digunakan untuk saling mengisi satu dengan yang lain.
Kerukunan dalam keragaman menjadi agenda besar yang
harus terus dipertahankan dan diperjuangkan di Indonesia yang
penuh dengan keragaman, dimulai dari daerah kita.
Dipertahankan karena kondisi rukun yang telah ada, merupakan
anugerah luar biasa. Diperjuangkan karena kerukunan adalah
idealitas kehidupan yang harus diwujudkan. Ketidakrukunan
membawa banyak kerugian bagi semua pihak. Fakta
menunjukkan bahwa konflik dan kekerasan begitu mudahnya
tersulut karena kurangnya semagat untuk saling menghargai
dalam kerukunan.
Membangun kerukunan merupakan kerja tak berujung atau
abadi. Selama manusia hidup, perbedaan akan selalu ada.
Potensi konflik juga selalu terbuka lebar. Hal produktif yang
penting untuk dilakukan adalah melakukan usaha dalam bentuk
apa pun agar keragaman itu bisa menjadi orkestra kehidupan
yang harmonis. Jika tidak ada usaha secara serius, kehidupan
tidak lagi diwarnai dengan keindahan.
Usaha-usaha membangun toleransi dan kesadaran
terhadap kemajemukan sebenarnya sudah cukup banyak
dilakukan. Dialog, diskusi, pertemuan, dan kerja sama di antara
para tokoh agama menjadi kegiatan yang semakin popular.
Kegiatan-kegiatan tersebut sedikit banyak telah memberi
kontribusi signifikan terhadap tumbuhnya kesadaran toleransi.
Selain itu, dengan kegiatan-kegiatan para tokoh agama, ruang-
ruang perbedaan, prasangka, dan berbagai presepsi negative
terhadap mereka yang berbeda dapat diminimalisir.
Sosialisasi atau katekese pemahaman dan kesadaran di level
masyarakat atau umat sesungguhnya merupakan kebutuhan yang
mendasar. Sosialisasi bisa dilakukan melalui banyak media.
Sosialisasi secara kultural dalam kehidupan sehari-hari cukup
efektif untuk menanamkan pemahaman dan kesadaran dan inilah
yang harus kita mulai dari kehidupan harian kita dilingkungan
wilayah kita masing-masing.
Gereja katolik, telah banyak menyerukan soal keragaman
dan kerukunan yang harus dijaga dan memberi dampak baik
dalam kehidupan dunia, melalui dokumen-dokumen ajaran sosial
gereja yang menyoroti pentingnya menjaga hubungan baik satu
dengan yang lain. Kita tidak dapat menyerukan nama Allah
Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu, yang
diciptakan menurut citra kesamaan Allah, kita tidak mau
bersikap sebagai saudara. Hubungan manusia dengan Allah
Bapa dan hubungannya dengan sesama manusia saudaranya
begitu erat, sehingga Alkitab berkata: “Barang siapa tidak
mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1Yoh 4:8).
3. Berjalan bersama dalam lingkungan hidup semesta
Lingkungan hidup dan segala problem yang terjadi di
dalamnya, tidak terlepas dari manusia. Manusia mempunyai
kedudukan istimewa dalam lingkungan semesta, dia adalah
pengguna sekaligus penjaga kelangsungan lingkungan hidup,
tempat dimana dia berada. Kesadaran akan diri manusia sebagai
pengguna sekaligus penjaga ini harusnya senantiasa disadari
oleh setiap manusia sebagai sebuah bentuk tanggung jawab
kemanusiaan.
Banyak pihak telah memberikan perhatian untuk situasi
lingkungan hidup yang sedang tidak baik-baik saja mulai dari
tingkat dunia, pemerintah dan organisasi lingkungan hidup
termaksud didalamnya kelompok- kelompok agama. Perhatian
terhadap lingkungan hidup penting dan selalu perlu untuk
dilaksanakan sebagai tangung jawab kita kepada dia (alam) yang
telah menghidupkan manusia.
Berbagai perhatian tentang kepemilikan lahan,peternakan,
perkebunan, pertanian organik, kelangsungan kehidupan satwa,
persoalan sampah dan pegolahannya, penanaman Kembali dan
pelestarian lingkungan sering diangkat dalam berbagai
pertemuan, untuk memotivasi manusia tentang pentingnya hidup
selaras dengan alam, masih terus digaungkan sampai saat ini,
supaya dapat dipraktekkan sebagai sebuah kebiasaan baik.
Gereja sebagai bagian dari kehidupan dunia telah banyak pula
menyerukan tentang perhatian penuh terhadap lingkungan
semesta, baik melalui Ajaran Sosial Gereja yang berbicara
secara khusus tentang lingkungan maupun dokumen-dokumen
yang sedikit menyinggung tentang alam semesta. Ensiklik
Laudato Si sebagai seruan Gereja yang terbaru tentang
lingkungan hidup, masih terus di gaungkan, untuk disadari oleh
semua orang. Alam adalah saudara-saudari kita, yang perlu
untuk kita lestarikan. Kita berjalan bersama dalam kehidupan di
lingkungan dunia. Tema-tema APP kita pun banyak berbicara
tentang lingkungan hidup yang perlu untuk kita melakukan tata
Kelola yang baik demi kelangsungan kita bersama.
4. Berjalan bersama dalam kesatuan iman yang benar
Kita bersama hadir dalam berbagai paguyuban dalam tubuh
gereja. Komunitas Umat Basis (KUB) dan kelompok-kelompok
kategorial, perlu bersinergi dan bergerak bersama untuk
menjawab tantangan zaman dengan saling peduli, terlibat, dan
berkoordinasi dengan baik. Komunikasi antar pastor paroki,
pastor pendamping, biarawan-biarawati, DPP, stasi, hingga KUB
dalam lingkup paroki perlu diatur dengan bijak dalam semangat
persaudaraan. Kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pertemuan selama perjalanan perlu dibahasakan dengan baik,
dan dicarikan jalan keluar dalam jalur kasih yang tak
berkesudahan.
Umat yang sudah jarang terlibat dalam kegiatan gereja
perlu disapa, dan diajak kembali untuk hidup berkomunitas.
Kekeringan spiritualitas yang tercipta karena kelimpahan harta
maupun ketiadaan harta dunia, perlu ditanggapi dengan
semangat persaudaraan agar tak ada yang tertinggal. Kita
menyadari kita datang dari tempat yang berbeda, namun dalam
persaudaraan dan teladan Kristus kita perlu terus belajar untuk
melampaui perbedaan- perbedaan itu.
Gereja bukan hanya soal bangunan atau sekedar kelompok
organisasi manusiawi, tetapi bagaimana kita berkembang
bersama sebagai saudara dalam iman. Untuk itu Kelompok Umat
Basis (KUB) perlu pro aktif dalam membuat program,
menggalang kebersamaan, dan menjalin komunikasi rutin yang
baik antar umat yang beragama.
Kebersamaan dan semangat persaudaraan perlu menjadi
tiang penopang gereja. Perhatian lebih perlu diberikan kepada
anak-anak maupun kelompok lanjut usia. Anak-anak baru
belajar berjalan, dan para warga lanjut usia kemampuan
geraknya menurun. Untuk itu kita perlu lebih peka dan
membantu mereka.
Injil perlu dihidupkan dan dimulai dari dalam keluarga.
Teladan iman yang ditunjukkan oleh Kristus perlu menjadi
bagian keseharian kita. Pembinaan anak-anak melalui
SEKAMI perlu dijaga, dan dilakukan dengan riang gembira.
Metode-metode ramah anak perlu diperkenalkan dan dipelajari
agar anak-anak mendapatkan tempat terbaik dalam pelayanan.
Di kalangan remaja dan pemuda, OMK menjadi tempat
mendukung aktivitas mereka.

Mereka perlu didampingi dan didukung. Di fase peralihan


ini kita dituntut untuk menjadi teman berbagi. Pengembangan
model-model katekese untuk OMK, SEKAMI, dan kelompok
kategori lain perlu dilakukan dengan baik dengan
mengidentifikasi tantangan-tantangan yang muncul. Khusus
untuk umat perantau yang ada di kota, perlu diajak dan terlibat
dalam kegiatan gerejani.

Bagaimana mensonsialisasikan sakramen, dalam


kecenderungan sekularisme yang menguat juga perlu
mendapatkan perhatian. Agar umat semakin paham tentang
ajaran gereja dan ritus-ritus gereja Katolik. Sakramen-sakramen
perlu semakin dijelaskan khususnya sakramen tobat dan
sakramen pernikahan yang mendapatkan tantangan tersendiri
dalam kehidupan umat saat ini.

*Sumber utama dari buku ajakan pastoral 2020-2024 Keuskupan


Agung Kupang halama 10- 14.
KATEKESE UMAT
BERJALAN BERSAMA DENGAN SEMANGAT INJIL
DALAM BINGKAI PERGUMULAN MANUSIA
KATEGORI DEWASA
PERTEMUAN PERTAMA KERJA MANUSIA
(Teks kitab suci : Tes. 3:6-15)

1. Pembukaan
- Lagu Pembuka: MB. 528. (Marilah Kita Membangun Dunia)
atau lagu lain yang sesuai.
- Tanda Salib.
- Pengantar (oleh Fasilitator)
Bapa,ibu saudara saudari terkasih, kita sekarang sudah
berada dalam masa Adven, kita dan seluruh umat Kristiani
menantikan kedatangan Sang Juru Selamat kita. Kita perlu
menyiapkan hati kita untuk layak menyambut kedatangan-Nya.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan yakni dengan kegiatan
Katekese bersama. Tema katekese masa Adven tahun ini adalah:
“BERJALAN BERSAMA DENGAN SEMANGAT INJIL
DALAM BINGKAI PERGUMULAN
MANUSIA”. Yang terdiri dari 4 Topik dan akan dilaksanakan
dalam 4 pertemuan.
1. Kerja Manusia
2. Manusia Berjalan Bersama dalam Keragaman
3. Berjalan Bersama dalam Lingkungan Hidup Semesta
4. Berjalan Bersama dalam Kesatuan Iman Yang Benar
Kita akan mendalami bersama Sub Tema yang PERTAMA:
“Kerja Manusia.”
Bapak, ibu, saudara-saudari terkasih, melalui kerja, manusia
dapat memanusiakan dirinya. Topik ini mengajak kita untuk
Kembali menyadari hakekat diri kita sebagai pribadi yang
bermartabat luhur yang memiliki tanggungjawab besar atas diri
kita, sesama juga kepada Tuhan. Rasul Paulus dalam bacaan
yang akan kita dalami, menegaskan bahwa jika seorang yang
tidak bekerja janganlah ia makan ( 2 Tes 3:10 )
- Doa Pembukaan:
Marilah berdoa,
Allah yang kekal dan kuasa, Engkau telah menganugerahkan
kepada kami waktu dan kesempatan untuk bekerja selama enam
hari. Berilah kami kesadaran untuk menjauhkan segala
kemalasan , agar dapat mengisi hari-hari hidup kami dengan
baik. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
2. Pembacaan dan pendalaman teks Kitab suci
(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta untuk
membacakan teks kitab suci)
Teks Kitab Suci
Surat Ke Dua Rasul Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika
3:6-15
3:6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari
setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang
tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
3:7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti
teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,

3:8 Dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami
berusaha dan berjerihpayah siang malam, supaya jangan
menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
3:9 Bukan karena kami tidak berhak untu kitu, melainkan
karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu,
supaya kamu ikuti.
3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami
memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan.
3:11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang
yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna.
3:12 Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati
dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang
melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan
makanannya sendiri.
3:13 Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu
berbuat apa yang baik.
3:14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang
kami katakana dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul
dengan dia, supaya ia menjadi malu,
3:15 Tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah
dia sebagai seorang saudara.

- Pendalaman Teks Bersama


(fasilitator mengajak peserta untuk merefleksikan terlebih
dahulu makna dari bacaan diatas)
Bapa dan ibu terkasih, setelah kita mendengar dan
membaca teks kitab suci yang diambil dari Surat Rasul Paulus
kepada Umat di Tesalonika tadi, marilah kita membacanya
sekali lagi secara pribadi untuk lebih mendalaminya.( hening 5
menit ). Marilah kita mendalami bacaan tadi dengan bantuan
pertanyaan berikut! Pertanyaan Penuntun:
1. Apa pesan Rasul Paulus kepada umat/Jemaat di Tesalonika ?(
Ayat 6)
2. Apa isi nasehat Rasul Paulus ?( Ayat7-9 )
3. Peringatan keras apa yang disampaikan Rasul Paulus ?( Ayat 10-
14 )
- Penjelasan Teks
a. Gambaran Teks: Rasul Paulus memberikan nasihat kepada
jemaat di Tesalonika untuk rajin berdoa dan bekerja. Aspek
bekerja ditekankan oleh Paulus, karena dia memperoleh
informasi bahwa ada anggota jemaat yang tidak bekerja,
melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Paulus
mengingatkan mereka untuk Kembali fokus pada pekerjaan
masing-masing. Bekerja itu penting dalam kehidupan manusia.
Orang bekerja untuk memperoleh nafkah hidup dan makan dari
hasil pekerjaannya. Karena itu Paulus dengan tegas menyatakan
bahwa jika ada orang yang tidak bekerja, janganlah ia makan.
Peringatan ini sangat tegas menekankan pentingnya kerja. Tanpa
kerja, orang tidak dapat makan. Paulus sendiri memberikan
contoh dengan bekerja sebagai tukang kemah. Dia bekerja
mencari uang untuk membiayai hidupnya maupun karya
kerasulannya.
b. Pesan Teks: kerja itu penting bagi manusia. Dengan bekerja,
manusia menjadi manusiawi, bahkan sangat kristiani. Tiada
orang kristiani tanpa kerja. Maka setiap orang beriman kristiani
hendaknya bekerja, memiliki pekerjaan dan hidup dari pekerjaan
itu.
c. Aktualisasi Teks: menjadi pribadi yang menghargai kerja, tahu
bekerja, rajin bekerja, kreatif dalam pekerjaan, membangun
dunia lewat kerja, ikut ambil bagian dalam kesejahteraan
bersama melalui kerja.

3. Sharing Pendalaman Iman:


(Setelah mendapat gambaran dari teks kitab suci fasilitator
mengajak peserta untuk dapat berbagi shering pengalaman dan
refleksi iman tentang kerja dan berbagai tantangannya)
Bapak, Ibu yang terkasih. setelah kita membaca dan
mendalami Kitab Suci, marilah kita berbagi pengalaman iman
kita atau hasil refleksi kita. Kita sharing dalam suasana yang
lepas, bebas dan santai. Yang disharingkan adalah pengalaman
pribadi, atau hasil refleksi pribadi dengan menggunakan kata
“SAYA”
4. Simpulan oleh fasilitator:
(Fasilitator dapat membuat kesimpulan sendiri
berdasarkan sharing dari peserta atau dengan menggunakan
kesimpulan dibawah ini)
Bapak dan ibu yang terkasih. Manusia dewasa, memang
harus bekerja. Bila ia tidak bekerja dan menghasilkan sesuatu,
maka ia bisa saja menjadi beban bagi manusia lain. Rasul Paulus
menegaskan, untuk yang tidak kerja atau malas, sibuk dengan
hal-hal yang tidak,berguna;
Agar:
1). Janganlah ia makan. (ay 10)
2). Tidak makan roti atau makanan orang dengan percuma.( ay 8)
3). Jangan menjadi beban bagi orang lain/siapa pun ( ay 8 )
Sedangkan bagi kita yang rajin dan giat bekerja, kita diminta
oleh Rasul Paulus untuk: 1). Menjauhkan diri dari setiap saudara
yang tidak melakukan pekerjaannya (ay 6)
2). Tandailah dia dan janganlah bergaul dengan dia, supaya ia
menjadi malu (ay 14) 3). Tetapi janganlah anggap dia sebagai
musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara (ay 15 )
- Kita dipanggil oleh Allah untuk bekerja, bukan saja untuk
menghidupkan diri kita sendiri, melainkan untuk menghidupkan
dan melayani sesama sekaligus memuliakan Tuhan yang telah
memberi kita kemampuan.
Kerja manusia memiliki nilai yang mendalam untuk dihayati dan
dibagikan kepada sesama manusia. Pertama, Nilai
Personal/Pribadi. Dengan bekerja, manusia membangun
martabat dirinya, mengarahkan kegiatannya pada suatu tujuan
tertentu, dan menjadi sarana untuk mengembangkan diri dalam
berbagai aspek termasuk kerohaniannya.
- Kedua, Nilai Sosial dari kerja, muncul dari kodrat manusia
sebagai mahkluk sosial yang mengandalkan relasi
ketergantungannya. Setiap pekerjaan akan selalu punya dampak
terhadap orang lain. Apa yang dikerjakan di masa lampau punya
dampak dan manfaat pada masa sekarang dan yang akan datang.
- Ketiga, Nilai Keagamaan atau Religiositas. Manusia disebut
mahkluk, pribadi, mahkluk sosial dan juga mahkluk spiritual
religios, makhluk beragama. Dalam kesibukannya bekerja
manusia harus selalu sadar akan Tuhan yang telah memberinya
kemampuan, kesempatan dan juga pekerjaan.
5. Rencana Aksi Nyata:
1. Apa yang akan dibuat ? ( misalnya mendata warga yang sudah
usia kerja tetapi belum ada pekerjaan. Membentuk kelompok
usaha, memilh jenis usaha yang bisa dijangkau/dilakukan, atau
lainnya sesuai kondisi)
2. Kapan dilaksanakan ?
3. Sasarannya siapa dan bagaimana pelaksanaannya ?
6. Doa Umat:
Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan doa secara
spontan, 2-3 peserta. Kalau peserta kesulitan dalam
mengungkapkan, fasilitator dapat membacakan doa berikut ini:
-Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur kepadaMu atas
kesempatan katekese malam ini. Semoga peringatan tegas Rasul
Paulus dalam bacaan yang kami dalami malam ini, menjadi
motivasi bagi kami untuk lebih rajin bekerja.
Marilah kita mohon….
-Ya Bapa dalam Surga, bangkitkanlah semangat kami untuk
berusaha dan giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
kami dan anak cucu serta sesama masyarakat. Marilah kita
mohon ….

-Ya Bapa yang Mahamurah, bantulah sesama saudara kami yang


menderita kelaparan karena ditindas, dirampok, dianiaya, akibat
perang, bencana, gagal panen, sakit. Semoga mereka
menemukan tangan-tangan yang menolong. Mariah kita mohon
….
- Ya Allah yang mahakuasa, Sadarkanlah kami semua yang
hadir dalam katekese saat ini, agar mampu menghindarkan diri
dari sifat malas dan mampu memanfaatkan seluruh potensi
dalam diri kami, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi pribadi dan sesama. Marilah kita mohon ….
Kita satukan semua doa syukur dan permohonan kita dengan doa
yang diajarkan Yesus sendiri. BAPA KAMI ….
7. Penutup. Marilah berdoa,
Ya Allah Tri Tunggal yang Mahakudus, kami bersyukur
karena Engkau telah menciptakan kami manusia yang
bermartabat luhur; kami Engkau anugerahi dengan hati nurani,
akal budi, pengetahuan, bakat-bakat dan ketrampilan-
ketrampilan tertentu. Bangkitkanlah semangat dalam diri kami
untuk berjuang, memanfaatkan seluruh potensi diri kami, agar
mampu menangkap peluang-peluang usaha, memenangkan
segala tantangan demi memanusiakan diri dan sesama. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
-Lagu: MB No.533. Tingkatkan Karya serta Karsa
-Tanda Salib
-Pengumuman untuk pertemuan berikut
Di Mana :
Bacaan Katekese Ke II

PERTEMUAN KEDUA
MANUSIA BERJALAN BERSAMA DALAM
KERAGAMAN
(Teks Kitab Suci Luk. 8:1-3)

1. Pembukaan
- Lagu Pembukaan
MB. NO. 325 : Fajar Telah Mulai Menyingsing
- Tanda Salib
- Pengantar Singkat (Fasilitator)
Bapak, ibu, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, selamat
berjumpa kembali. Pada pertemuan yang pertama kita sudah
sama-sama membahas dan mendalami tema pertama tentang
‘Kerja Manusia,” bagaimana dengan kegiatan aksi nyatanya…
apakah sudah dilaksanakan? Sejauh mana peaksanaannya?
Pada pertemuan kedua ini kita akan mendalami tema:”
Manusia Berjalan Bersama dalam Keragaman” Kita berjalan
bersama dalam keragaman sebagaimana Tuhan Yesus berjalan
keliling kota sampai ke desa untuk mewartakan Injil Kerajaan
Allah dai tidak sendiri, ada banyak orang dengan berbagai jenis
latar belakang kehidupan berjalan bersama Dia. Marilah kita
mengambil bagian secara aktif dalam proses katekese Adven
pertemuan II ini.

- Doa Pembukaan
Ya Tuhan, kami telah berkumpul di sini dalam semangat
kebersamaan dan keragaman.Mampukan kami untuk saling
memberi, menerima, dan meneguhkan satu sama lain. Semoga
kami mampu saling menghargai dalam kerukunan pada setiap
perbedaan kami sebagai sebuah keindahan yang patut kami jaga
dan rawat, demi terciptanya kehidupan yang harmonis. Demi
Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

2. Pembacaan dan Pendalaman teks Kitab Suci


(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta untuk
membacakan teks kitab suci)
Teks Injil Lukas 8:1-3
8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke
kota dan dari desa ke desa memberitakan injil kerajaan Allah.
Kedua belas muridnya bersama-sama dengan dia,
8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari
roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut
Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan
banyak perempuan lain.
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan
kekayaan mereka.
- Pendalaman teks bersama
Kita masing diberi kesempatan untuk membaca secara pribadi
seraya merenungkan, lalu memberi jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan berikut ini;
1. Siapa saja yang berjalan bersama Yesus? (Para Rasui, beberapa
perempuan)
2. Apa latar belakang kehidupan mereka? (nelayan, petani,
pemungut cukai, perempuan yang sudah disembuhkan Yesus,
pemuda Yahudi, politikus)
3. Apa wujud dukungan/partisipasi mereka terhadap karya Yesus?
(materi/kekayaan mereka, semangat/antusias mereka juga
kehadiran mereka turut serta dalam perjalanan)
4. Apa pesan teks untuk kita saat ini? Bagaimana dengan kita?
(Kita yang sudah dibaptis, mengambil bagian dalam tugas Yesus
mewartakan kerajaan Allah melalui cara hidup yang baik,
menjaga hubungan baik, hidup rukun dan damai. Terlibat aktif
dalam kegiatan-kegiatan Gereja. Gotong-royong, bahu
membahu dalam masyarakat.)

- Penjelasan Teks
a. Gambaran teks: Lukas mencatat bahwa Yesus dalam karya
pewartaan kerajaan Allah dibantu oleh banyak pihak. Selain
berjalan bersama para muridnya ada juga pihak tertentu yang
berpartisipasi dalam perjalan perutusan ini dengan dukungan
dana.
Lukas mencatat beberapa perempuan membantu karya Yesus
dengan kekayaan mereka. Melihat nama-nama dan latar
belakang mereka, kelihatan bahwa Yesus menerima semua
orang dari semua kalangan untuk ikut berjalan bersama Dia
dalam mewartakan kerajaan Allah.
Para rasul terdiri dari orang-orang dengan latar belakang
pekerjaan yang berbeda. Ada nelayan, ada pemungut cukai, ada
orang partai (zelot), ada pemuka Yahudi, dll. Sedangkan dari
kaum perempuan yang disebut namanya, ada Maria Magdalena
yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, ada Yohana istri
Khuza bendahara Herodes da nada perempuan lain dengan latar
belakang masing- masing. Intinya mereka mendukung karya
Yesus dengan kekayaan mereka.
Keragaman latar belakang mereka merupakan kekayaan sumber
daya manusia yang terlibat dalam karya Yesus. Semua orang
dipanggil untukterlibat dalam berjalan bersama Yesus
mewartakan kerajaan Allah.
b. Pesan Teks: Yesus membuka ruang dan peluang bagi siapapun
untuk terlibat dalam karya pewartaan kerajaan Allah. Semua
orang dari berbagai latar belakang dipanggil dan diutus untuk
ikut ambil bagian dalam karya keselamatan menghadirkan
tatanan kerajaan Allah yang damai dan harmonis dalam
kehidupan bermasyarakat. Keragaman dalam kebersamaan
adalah kekayaan dan kekuatan bersama untuk membangun hidup
sejahtera, damai, rukun dan harmonis.
c. Aktualisasi Teks: Setiap murid Kristus dengan kemampuan
bakat dan talentanya dapat ikut ambil bagian dalam pewartaan
kerajaan Allah yang merangkum semua orang dari berbagai latar
belakang. Setiap murid Kristus hadir dalam gerakan bersama
dengan semangat injil untuk membangun tatanan hidup bersama
yang harmonis, rukun, damai sejahtera. Setiap murid Kristus
menjadi pionir dalam mengupayakan kesejahteraan bersama di
tengah masyarakat yang beragam.
3. Sharing Pengalaman
(Setelah mendapat gambaran dari teks kitab suci
fasilitator mengajak peserta untuk dapat berbagi shering
pengalaman dan refleksi iman)
Bapak, ibu, sekalian diberi kesempatan untuk
mensharingkan pengalaman yang sesuai dengan tema kita atau
juga sesuai bacaan injil Lukas 8 : 1-3 yang sudah kita dalami
bersama.
4. Simpulan oleh fasilitator;
(Fasilitator dapat membuat kesimpulan sendiri berdasarkan
sharing dari peserta atau dengan menggunakan kesimpulan
dibawah ini)
Bapak ibu, saudara saudari terkasih, kita semua juga
dipanggil untuk bersama-sama mewartakan injil Kerajaan Allah.
Kita yang sudah menerima Sakramen Baptis membentuk satu
kawanan yang disebut Gereja, dengan satu Gembala Agung
yakni Tuhan kita Yesus Kristus. Kita berjalan bersama dalam
keberagaman adat, budaya, bahasa, status sosial, pendidikan, dan
sebagainya dengan berbagai macam tantangan dan pergumulan
hidup; namun tetap dalam satu terang yakni terang sabda Allah
yang menuntun kita menuju satu tujuan yakni persatuan abadi
dengan Allah.
Keragaman dalam kebersamaan adalah kekayaan dan
kekuatan bersama yang bukan saja mencakup umat Katolik,
melainkan seluruh umat manusia untuk membangun hidup
sejahtera, rukun, dan harmonis. Katekese malam ini memotifasi
kita untuk mewujudkan diri sebagai pengikut Yesus dan anggota
Gereja yang baik sekaligus sebagai anggota masyarakat yang
baik.
5. Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk merencanakan aksi nyata
bersama,
6. Doa Umat
Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan doa
secara spontan, 2-3 peserta. Kalau peserta kesulitan dalam
mengungkapkan, fasilitator dapat membacakan doa berikut ini:

- Ya Bapa, sadarkan para pemimpin umat, untuk mampu


mengayomi umatnya, untuk kerukunan umat beragama dan
menciptakan kesatuan dan persatuan. Marilah kita mohon….
- Bagi para pemimpin negara. Semoga mereka selalu
mengutamakan perdamaian di semua negara. Marilah kita
mohon …
- Pagi Para Pendidik. Ya Bapa, mampukan para pendidik kami
mengajarkan semangat toleransi bagi semua peserta didiknya.
Marilah kita mohon…
- Bagi kita yang hadir disini. Ya Bapa, semoga firman-Mu yang
telah menggerakkan kami dalam seluruh proses katekese ini,
menjadikan kami tanda perdamaian dimanapun kami berada.
Marilah kita mohon….
Kita satukan semua doa syukur dan permohonan kita
dengan doa yang diajarkan Yesus sendiri. BAPA KAMI ….
7. Penutup:
Doa Penutup
Marilah kita berdoa;
Ya Tuhan, Syukur bagi-Mu, untuk kesempatan berahmat ini,
kami boleh mengambil bagian secara aktif dan sadar, dalam
seluruh proses katekese ini. Semoga dengan terang Firman-Mu
yang telah memotivasi kami untuk menjadi pencipta
perdamaian di dalam hidup dan karya sesuai dengan profesi
kami masing-masing. Doa dan harapan ini kami sampaikan
kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juru Selamat
kami. Amin.
-Lagu Penutup: MB.NO.518. Gereja Bagai Bahtera
-Tanda Salib
8. Pengumuman untuk pertemuan berikut
Di Mana :
Bacaan Katekese Ke III :

PERTEMUAN KETIGA
BERJALAN BERSAMA DALAM LINGKUNGAN HIDUP
SEMESTA
(Teks kitab Suci injil Markus 4:30-32)

1. Pembukaan
- Lagu pembukaan
Mada Bakti NO. 471. Alangkah megah karya-Mu atau Lagu lain
yang sesuai
- Tanda Salib
- Pengantar
Bapak,Ibu, umat beriman yang terkasih, selamat bertemu
kembali. Pada pertemuan yang kedua, kita sudah mendalami sub
tema yang kedua, “Manusia Berjalan Bersama dalam
Keberagaman”. Bagaimana dengan Aksi Nyata yang sudah
disepakati, apakah sudah dilaksanakan?
Hari ini kita berjumpa lagi di tempat ini, untuk melanjutkan
Katekese Adven kita untuk sub tema ketiga: “Berjalan Bersama
dalam Lingkungan Semesta”.
Bapa/ibu, kita menyadari dan mengakui bahwa peran
lingkungan hidup semesta sangat besar bagi keberlangsungan
hidup manusia. Yesus dalam bacaan yang akan kita dalami
sebentar, menganalogikan tumbuh kembangnya Kerajaan Allah
dengan tumbuh kembangnya biji sesawi. Marilah dengan rendah
hati dan saling membuka diri untuk belajar bersama dalam
sharing pengalaman hidup beriman kita sehari-hari. Mari kita
mengawali pertemuan ini dengan berdoa.
- DoaPembukaan
Allah Maha Pengasih dan pemberi kehidupan, kami
menyadari kasih-Mu terhadap kami manusia. Engkau
menganugerahkan bagi kami alam dan lingkungan hidup semesta
yang kaya raya dengan segala kemegahannya. Engkau
memberikan kepada kami talenta dan tanggungjawab untuk
menjaga dan merawatnya dengan kerjakeras. Berilah kami
kekuatan agar kami mampu bersama membangun dan merawat
alam semesta ini. Semua doa dan permohonan ini kami
sampaikan kepada-Mu lewat perantaraan Kristus Tuhan kami,
Amin.
2. Pembacaan dan Pendalaman Teks Kitab suci
- Pendalaman Kitab Suci
(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta untuk
membacakan teks kitab suci)
Teks Kitab Suci Injil Markus 4:30-32

4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan


Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah
hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di
tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis
benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih
besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan
cabang-cabang yang besar, sehingga burung- burung di udara
dapat bersarang dalam naungannya."

- Pendalaman teks bersama


Marilah kita membaca dan mendalami secara pribadi teks kitab
suci yang baru saja kita dengar/kita baca (5 menit) setelah itu
mari kita mendalami secara bersama-sama dengan bantuan
pertanyaan penuntun yang sudah disiapkan.
- PertanyaanPenuntun:
1. Apa maksud dan tujuan Yesus menggunakan perumpamaan?
(agar mudah dimengerti)
2. Mengapa Yesus menggunakan biji sesawi untuk menjelaskan
Kerajaan Allah? (karena pendengarnya petani, sesawi itu
tanaman yang ada di sekitar mereka, tau manfaat dan
perkembangannya.)
3. Bagaimana Kerajaan Allah itu dapat tumbuh dan berkembang?
( tumbuh dari hati setiap manusia, berkembang dan berbuah
dalam wujud sikap, tutur kata dan perilaku yang baik, hidup
rukun dan harmonis dengan seluh makhluk ciptaan.
4. Apa pesan Teks Mrk 4:30-32 bagi kita manusia beriman? (Agar
kita terus menabur kebaikan, kapan dan dimana saja dan
terhadap siapa saja sehingga suasan kerajaan Allah dapat
dirasakan oleh semua orang.
Manusia berkewajiban memelihara dan melestarikan alam
lingkungan demi kelangsungan hidupnya dan sesama.)

- Penjelasan Teks
a. Gambaran Teks: Yesus menggunakan perumpamaan tentang biji
sesawi untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah
bertumbuh secara perlahan tetapi pasti, mulai dari awal yang
kecil sampai besar dan menjadi tempat untuk burung- burung
bersarang. Yang menarik di sini adalah penggunaan fenomena
alam dari dunia pertanian untuk menjelaskan pertumbuhan
Kerajaan Allah. Yesus dengan cakap memanfaatkan apa yang
sangat konkrit dalam kehidupan orang banyak untuk
memberikan pengajaran. Dari teks ini diperoleh gambaran
singkat mengenai dunia pertanian orang Israel zaman Yesus.
Petani menanam sayur sesawi, yang bibitnya sangat kecil. Sayur
ini dapat bertumbuh menjadi besar dan bermanfaat tidak saja
bagi manusia, tetapi juga burung-burung. Jenis sayur ini cocok
di daerah Israel yang minim curah hujan. Sesawi dapat
bertumbuh menjadi besar dalam iklim yang kering, dan bertahan
lama.

b. Pesan Teks: Manusia dapat belajar dari alam untuk


merefleksikan kehidupan nya yang bermakna di hadapan Allah
dan sesama manusia. Manusia dapat mengelola alam dengan
bijaksana dan memperoleh manfaat untuk kehidupannya.
Menjaga keseimbangan alam dapat menolong makhluk hidup
lainnya untuk hidup saling menguntungkan.
c. Aktualisasi Teks: orang beriman kristiani hendaknya belajar
memanfaatkan setiap jengkal tanah untuk menanam pohon yang
berguna bagi kehidupan manusia maupun makhluk lainnya.
Orang beriman kristiani hendaknya memelihara alam dengan
bijaksana agar terjalin hubungan mutualisme yang membawa
kebaikan bersama.

3. Sharing pengalaman iman


(Setelah mendapat gambaran dari teks kitab suci fasilitator
mengajak peserta untuk dapat berbagi shering pengalaman dan
refleksi iman)
Marilah kita membagikan pengalaman iman kita atau hasil
refleksi kita atas teks kitab suci yang kita renungkan. sharingkan
pengalaman harian kita yang disentuh oleh bacaan tadi!
4. Simpulan oleh fasilitator.
(Fasilitator dapat membuat kesimpulan sendiri
berdasarkan sharing dari peserta atau dengan menggunakan
kesimpulan dibawah ini)
Bapak,ibu yang terkasih, hidup kita sangat tergantung pada
alam. Ada hubungan timbal balik, saling memberi manfaat dan
saling memberi dampak antara manusia, sesama, tanah,
tumbuhan, air, hewan dan seluruh alam semesta. Manusia
sebagai makhluk yang memiliki akal budi dan hati nurani, yang
diberi tanggungjawab besar untuk mengelola semuanya dengan
bijaksana, serta menjaga keutuhan dan keharmonisan semua
ciptaan, dengan merawat dan melestarikannya. Melalui hidup
yang harmonis antara manusia dengan lingkungan hidup
semesta, kerajaan Allah semakin nyata di dunia. Namun karena
keegoisan dan keserakahan sekelompok manusia yang
cenderung hanya mau mengambil keuntungan tanpa
mengusahakan pelestariannya, maka tidak heran, hampir setiap
tahun selalu terjadi bencana yang menelan banyak korban dan
merugikan manusia itu sendiri.
5. Rencana aksi nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk merencanakan aksi nyata
bersama,
1. Apa yang akan dibuat ? (Menanam tanaman produktif, apotik
hidup di pekarangan, membuat pupuk tanaman, membuat bahan
semprot hama tanaman, dll tergantung kesepakatan)
6. DoaUmat
(Fasilitator dapat mengajak peserta untuk mengungkapkan doa-
doa kita secara spontan, sebagai tanggapan atas pesan dari
refleksi sabda malam ini (2-3 peserta). Kalau peserta kesulitan
dalam mengungkapkan, fasilitator dapat membacakan doa
berikut ini)
- Ya Bapa, kami bersyukur dan berterimakasih kepada-Mu karena
Engkau telah menciptakan, memelihara dan menyediakan semua
yang kami butuhkan lewat alam semesta dan segala isinya.
Ampunilah kami, bila kami hanya mengambil manfaatnya
namun lalai untuk mengusahakan kembali, memelihara dan
melestarikannya. Marilah kita mohon …
- Ya Bapa yang Mahabaik, sadarkanlah hati manusia, agar mampu
mengelola alam, hewan dan tumbuhan secara bertanggungjawab
demi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama serta
kelangsungan hidup manusia. Marilah kita mohon …
- Ya Allah yang mahakuasa, berkatilah para petani dan peternak,
dengan segala jenis usaha dan jeri lelah mereka, anugerahkan
kepada mereka kesehatan jiwa dan badan agar mereka giat
bekerja dan mampu meningkatkan produktifitas mereka untuk
memenuhi kebutuhan hidup kami bersama. Marilah kita mohon

- Allah Bapa kami yang berbelaskasih, berikan hati yang tabah
dan sabar kepada seluruh petani bersama keluarganya yang
mengalami gagal panen. Semoga mereka tetap bersemangat
untuk terus berjuang penuh harapan demi mempertahankan
hidup mereka. Marilah kita mohon …
Kita satukan doa-doa kita dengan doa yang diajarkan kristus
kepada kita. Bapa Kami…
7. Penutup.
-Doa penutup
Marilah berdoa,
Allah Bapa penyelenggara hidup kami, Engkau menghendaki
agar Kerajaan-Mu terwujud dalam kehidupan kami di dunia ini,
dengan membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh
ciptaan-Mu. Semoga dengan katekese ini, membantu kami untuk
lebih bijaksana dalam mengelola alam dan segala hasilnya untuk
memenuhi kebutuhan kami dan mempertahankan
keberlangsungan hidup bersama secara harmonis. Demi Kristus,
Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
- Lagu Penutup:
MB. NO. 488. Syukur BagiMu ya Tuhan /lagu lain yang sesuai.
PENGUMUMAN
Tempat Katekese ke IV :………..
Bacaan :………..
PERTEMUAN KEEMPAT
BERJALAN BERSAMA DALAM KESATUAN IMAN
YANG BENAR
(Teks Kisah Para Rasul 2:41-47)
1. Pembukaan
- Lagu pembukaan: MB. NO.477. Semua Bunga atau lagu lain
yang sesuai
- Tanda Salib
- Pengantar
Bapak, ibu dan saudara-saudariku yang terkasih dalam kasih
Kristus. Selamat berjumpa Kembali!
Pada pertemuan yang lalu, pertemuan ketiga kita sudah
mendalami sub tema “Berjalan Bersama dalam Lingkungan
Semesta”., Bagaimana dengan aksi nyata, apakah sudah
dilakukan?
Hari ini merupakan pertemuan terakhir dalam kegiatan Katekese
kita menjelang pesta Natal. Kita akan mendalami sub tema yang
keempat: “Berjalan Bersama dalam Kesatuan Iman yang Benar”.
Kita akan mendalami bagaimana cara hidup Jemaat yang
pertama. Apa yang mereka buat dalam kebersamaan itu
diwariskan kepada kita sebagai umat Tuhan dan murid-murid
Kristus.
- Doa Pembukaan: Marilah berdoa,
Ya Allah Tri Tunggal yang Maha Kudus, kami berkumpul
kembali di tempat ini, untuk melaksanakan kegiatan Katekese
yang ke-4. Utuslah Roh Kudus-Mu, agar kami mampu
mendalami dan meneladani cara hidup jemaat yang pertama.
Semuanya ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan
Kristus Tuhan kami. Amin.

2. Pembacaan dan pendalaman Teks Kitab Suci


(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta
untuk membacakan teks kitab suci)
Teks Kitab Suci Kisah Para Rasul 2:41-47
2:4 1 Orang-orang yang Menerima perkataan-Nya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka
bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:4 2 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya,
lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul
tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama
dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 Sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan.

- Pendalaman teks bersama


Bapak, ibu terkasih, marilah kita sekali lagi mendalami bacaan
yang baru saja kita baca atau kita dengar tadi secara pribadi (5
menit) kemudian kita mendalami Bersama- sama dengan
bantuan pertanyaan penuntun berikut ini:
1) Ayat mana yang paling berkesan bagi bapak/ibu ? Berikanlah
alasan memilih ayat tersebut atau sharing pengalaman pribadi
(bisa dibatasi untuk 2-3 orang saja).
2) Bagaimana cara hidup Jemaat Perdana tersebut dapat
diwujudkan dalam kehidupan Gereja sekarang ?
- Penjelasan teks
a. Gambaran Teks: Teks ini berbicara tentang kehidupan Gereja
perdana. Para pengikut Kristus hidup dalam kesatuan iman yang
benar di bawah pimpinan para rasul yang diketuai Petrus.
Dikisahkan bahwa mereka hidup dalam kasih persaudaraan,
berkumpul bersama, berdoa, mendengarkan ajaran para rasul dan
bersekutu dalam ekaristi suci. Mereka Bersatu hati dan pikiran
untuk membentuk Gereja yang satu dalam iman rasuli. Cinta
kasih menjadi pengikat persekutuan gerejawi ini. Mereka saling
peduli, saling memperhatikan, saling melayani dengan cinta
kasih. Cara hidup mereka disukai banyak orang.
b. Pesan Teks: Persekutuan gerejawi sangat penting dalam
kehidupan menggereja. Persekutuan ini berlandas pada iman
yang satu yaitu iman para rasul akan Yesus Kristus. Persekutuan
gerejawi dipupuk dalam kesatuan hati dan jiwa untuk berdoa
bersama, mendengarkan pengajaran para rasul, dan
terutama merayakan ekaristi. Kesatuan ekaristi ini merupakan
hal terpenting dalam kesatuan iman yang benar.
c. Aktualisasi Teks: Para murid Kristus hendaknya memelihara
persatuan gerejawi dengan mengikuti ajaran Gereja, dalam hal
ini para pimpinan Gereja yang merupakan pengganti dan
penerus para rasul. Kesatuan gerejawi itu diwujudkan dalam doa
bersama dan perayaan ekaristi, serta kesaksian iman melalui
pelayanan kasih.

3. Sharing pengalaman iman


(fasilitator mengajak peserta untuk sharing baik tentang
pngalaman iman dan juga sharing refleksi atas teks Kitab
Suci yang dipakai dalam katekese)

4. Simpulan oleh fasilitator:


Kita yang hidup dalam Gereja sekarang yang sedang
berziarah menuju rumah Bapa, diharapkan tetap meniru dan
melaksanakan apa yang sudah dilakukan oleh Jemaat Perdana,
dengan mengembangkan 4 bidang kegiatan;
Pertama: Gereja Perdana: Mereka bertekun dalam pengajaran
para Rasul; Gereja Sekarang, giat dalam bidang:
PEWARTAAN/KERYGMA. Kegiatannya: katekese Umat,
Katekese Kategorial, Katekese Sekolah, sharing Kitab Suci,
khotbah,renungan, lektor, dll.
Kedua: Gereja Perdana: Mereka memecahkan roti dan berdoa
atau memuji Allah; Gereja Sekarang: IBADAT DAN
SAKRAMEN/ LEITURGYA. Kegiatannya: doa Bersama,
ibadat mingguan, ibadat syukuran, koor, dan melayani
sakramen, menerima sakramen dan merayakan sakramen.
Ketiga: Gereja Perdana: Mereka bertekun dalam persekutuan;
Gereja Sekarang: Persekutuan terkecil adalah Keluarga. Ada
persekutuan dalam KUB, Wilayah, Stasi, Paroki, Keuskupan,
ada juga kelompok kategorial (Sekami, OMK) dan ada pula
Organisasi Gereja (Misalnya, Legio Maria, WKRI, ME, Soswan,
dll).
Keempat: Gereja Perdana: Mereka saling memperhatikan
kebutuhan hidup; Gereja Sekarang: giat dalam bidang:
DIAKONIA/PELAYANAN. Contoh kegiatannya: Aksi nyata
dari kegiatan APP, Anjang sana ke panti asuhan, panti sosial.
Menyumbang makanan, obat-obatan dan pakaian layak pakai
untuk para korban bencana, mengunjungi orang sakit, dll.
Jadi, marilah kita ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan tersebut
demi membangun iman kita dan mewujudkan Gereja yang Satu,
Kudus, Katolik dan Apostolik.
5. Rencana Aksi Nyata:
Fasilitator mengajak peserta untuk membicarakan bersama
aksi nyata yang akan dilakukan bersama setelah proses
katekese.
a. Apa yang akan dibuat ?
b. Kapan dilaksanakan ?
c. Sasarannya siapa dan di mana ?
6.Doa Umat:
Setelah merencanakan aksi nyata kita, marilah kita memanjatkan
doa-doa kita kepada Tuhan. Kita ungkapkan secara spontan (
oleh beberapa peserta). Atau membacakan doa- doa berikut:
- Ya Bapa, kami bersyukur kepada-Mu atas berkat yang telah
kami terima. pada kesempatan ini, kami boleh belajar dari cara
hidup jemaat perdana. Semoga menjadi inspirasi bagi kami
dalam menghayati iman kami. Marilah kita mohon…
- Ya Bapa semangatilah kami dengan kekuatan Roh-Mu agar
kami mampu menghayati Gereja yang satu, Kudus, Katolik dan
Apostolik. Marilah kita mohon….
- Ya Bapa Maha Kuasa, mampukanlah kami dalam menghadapi
arus zaman dan tetap teguh dalam iman dan persekutuan.
Marilah kita mohon…..
- Ya Bapa, kuasailah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami
hidup rukun dan bersatu padu, saling memperhatikan satu sama
lain sebagai saudara. Marilah Kita Mohon….

Kita satukan semua doa dan permohonan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri, Bapa Kami ….
7.PENUTUP
DoaPenutup
Marilah berdoa,
Allah Bapa yang Maha kuasa dan kekal, kami bersyukur
atas bimbingan-Mu dalam kegiatan Katekese. Kami boleh
belajar banyak hal dari cara hidup Jemaat Perdana. Kami
menyadari masih banyak kekurangan di dalam menghayati
hidup menggereja, melakukan tugas-tugas sebagai anggota
Gereja-Mu. Semoga kegiatan katekese kami di bawah tema
“Berjalan Bersama Dengan Semangat Injil Dalam Bingkai
Pergumulan Manusia” ini dapat menginspirasi dan memotifasi
kami agar lebih sabar, tabah dan bertanggungjawab menjalankan
tugas sebagai anggota Gereja-Mu yang Satu, Kudus, Katolik
dan, Apostolik. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

-Tanda Salib
-Lagu:
Marilah Saudara Melangkah Maju UCAPAN TERIMA KASIH
DAN EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai