2023
Gagasan Dasar
1. KERJA MANUSIA
Kerja adalah bagian integral dari kehidupan manusia di dunia.
Beberapa ahli memberikan definisi kerja sebagai demikian: Prof.
Dr. Soekanto kerja adalah Aktivitas teratur dan
berkesinambungan untuk mencukupi kebutuhan hidup serta
memberikan identitas dan status sosial. Dr. Edi Sutrisno, kerja
adalah Aktivitas menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan
kemampuan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Prof. Dr. Harry Tjahjono kerja adalah Aktivitas
berdasarkan motivasi dan kebutuhan pribadi yang memberikan
makna dan tujuan hidup. dan Prof. Dr. Marimba N. Muchreta
kerja adalah Aktivitas menghasilkan barang atau jasa yang akan
digunakan oleh orang lain dalam pembangunan ekonomi
Pengertian kerja dari para ahli menunjukkan bahwa, kerja itu
memiliki makna yang mendalam bagi manusia, dalam berbagai
aspek kehidupan. Kerja adalah sarana manusia untuk
beraktivitas dan mengatualisasikan dirinya yang berdampak,
pada banyak aspek kehidupan. Kerja manusia memiliki nilai
yang mendalam untuk dihayati dan dibagikan kepada sesama
manusia. Nilai kerja manusia memiliki banyak makna yang
mendalam antara lain:
Nilai Personal atau pribadi, kerja itu bernilai untuk pribadi,
karena dia merupakan kegiatan khusus dari makhluk yang
berakal budi dan berkehendak bebas. Kemampuan untuk bekerja
termaksud dalam martabat khusus manusia, sebab hanya
manusia yang bisa dengan sadar dan bebas dapat mengarahkan
kegiatannya pada satu tujuan atau maksud tertentu, karena itu
dia wajib mempertangung jawabkan pekerjaannya sendiri. kerja
adalah sarana untuk memperkembangkan diri dalam berbagai
aspek termaksud kerohanian di dalamnya.
Nilai sosial dari kerja, muncul dari kodrat manusia sebagai
makhluk sosial yang mengandalkan relasi ketergantungan.
Setiap pekerjaan, akan selalu punya dampak terhadap orang lain.
Setiap pekerjaan, selalu berkaitan dengan yang lain. Apa yang
dikerjakan pada masa lampau punya dampak pada masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Nilai kerja manusia yang ketiga adalah nilai keagamaan atau
religiositas. Nilai kerja manusia tidak hanya berhenti pada nilai
pribadi dan sosial saja, jika hanya nilai-nilai itu yang dikejar
oleh manusia dalam bekerja, maka kerja belum memiliki arti
yang hakiki bagi kemanusiaannya dan hanya tenggelam dalam
dunia sekuler atau nilai duniawi semata. Oleh karena itu dalam
bekerjapun harus ditemukan nilai religiusnya, sebab manusia
juga adalah makhluk spiritual religious, makhluk beragama.
Dalam kesibukan bekerja manusia harus selalu sadar akan Tuhan
yang telah memberinya kemampuan, kesempatan dan juga
pekerjaan.
Ensiklik Paus St. Yohanes Paulus ke II, laborem Exercens
menegaskan sejak semula manusia dipanggil untuk bekerja.
Bekerja itu, salah satu ciri yang membedakan manusia dengan
makhluk ciptaan lainnya dan yang membuat hidupnya lestari.
Hanya manusialah yang mampu bekerja dan dengan kerjanya ia
mengisi hidupnya di dunia.
Gereja Yakin bahwa kerja merupakan dimensi mendasar
hidup manusia di dunia. Keyakinan itu diteguhkan dengan
mempertimbangkan seluruh warisan pelbagai ilmu tentang
manusia yakni Antropologi, ilmu pubrakala, sejarah sosiologi,
psikologi dan lain sebagainya. Akan tetapi sumber keyakinan
utama Gereja ialah Sabda Allah yang diwahyukan. Karena itulah
keyakinan Akal budi sekaligus menjadi keyakinan iman, sebab
Gereja percaya akan manusia, berpikir tentang manusia serta
menyapa manusia bukan melulu dalam terang sejarah, bukan
karena bantuan berbagai metode ilmiah, melainkan pertama-
tama karena cahaya sabda Allah.
2. Manusia berjalan bersama dalam keragaman.
Hidup bersama dalam keragaman baik keragaman sosial,
budaya dan agama adalah hal yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan kita. Keragaman atau perbedaan seharusnya bisa
dijadikan kekuatan untuk kemajuan bersama, karena bisa
digunakan untuk saling mengisi satu dengan yang lain.
Kerukunan dalam keragaman menjadi agenda besar yang
harus terus dipertahankan dan diperjuangkan di Indonesia yang
penuh dengan keragaman, dimulai dari daerah kita.
Dipertahankan karena kondisi rukun yang telah ada, merupakan
anugerah luar biasa. Diperjuangkan karena kerukunan adalah
idealitas kehidupan yang harus diwujudkan. Ketidakrukunan
membawa banyak kerugian bagi semua pihak. Fakta
menunjukkan bahwa konflik dan kekerasan begitu mudahnya
tersulut karena kurangnya semagat untuk saling menghargai
dalam kerukunan.
Membangun kerukunan merupakan kerja tak berujung atau
abadi. Selama manusia hidup, perbedaan akan selalu ada.
Potensi konflik juga selalu terbuka lebar. Hal produktif yang
penting untuk dilakukan adalah melakukan usaha dalam bentuk
apa pun agar keragaman itu bisa menjadi orkestra kehidupan
yang harmonis. Jika tidak ada usaha secara serius, kehidupan
tidak lagi diwarnai dengan keindahan.
Usaha-usaha membangun toleransi dan kesadaran
terhadap kemajemukan sebenarnya sudah cukup banyak
dilakukan. Dialog, diskusi, pertemuan, dan kerja sama di antara
para tokoh agama menjadi kegiatan yang semakin popular.
Kegiatan-kegiatan tersebut sedikit banyak telah memberi
kontribusi signifikan terhadap tumbuhnya kesadaran toleransi.
Selain itu, dengan kegiatan-kegiatan para tokoh agama, ruang-
ruang perbedaan, prasangka, dan berbagai presepsi negative
terhadap mereka yang berbeda dapat diminimalisir.
Sosialisasi atau katekese pemahaman dan kesadaran di level
masyarakat atau umat sesungguhnya merupakan kebutuhan yang
mendasar. Sosialisasi bisa dilakukan melalui banyak media.
Sosialisasi secara kultural dalam kehidupan sehari-hari cukup
efektif untuk menanamkan pemahaman dan kesadaran dan inilah
yang harus kita mulai dari kehidupan harian kita dilingkungan
wilayah kita masing-masing.
Gereja katolik, telah banyak menyerukan soal keragaman
dan kerukunan yang harus dijaga dan memberi dampak baik
dalam kehidupan dunia, melalui dokumen-dokumen ajaran sosial
gereja yang menyoroti pentingnya menjaga hubungan baik satu
dengan yang lain. Kita tidak dapat menyerukan nama Allah
Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu, yang
diciptakan menurut citra kesamaan Allah, kita tidak mau
bersikap sebagai saudara. Hubungan manusia dengan Allah
Bapa dan hubungannya dengan sesama manusia saudaranya
begitu erat, sehingga Alkitab berkata: “Barang siapa tidak
mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1Yoh 4:8).
3. Berjalan bersama dalam lingkungan hidup semesta
Lingkungan hidup dan segala problem yang terjadi di
dalamnya, tidak terlepas dari manusia. Manusia mempunyai
kedudukan istimewa dalam lingkungan semesta, dia adalah
pengguna sekaligus penjaga kelangsungan lingkungan hidup,
tempat dimana dia berada. Kesadaran akan diri manusia sebagai
pengguna sekaligus penjaga ini harusnya senantiasa disadari
oleh setiap manusia sebagai sebuah bentuk tanggung jawab
kemanusiaan.
Banyak pihak telah memberikan perhatian untuk situasi
lingkungan hidup yang sedang tidak baik-baik saja mulai dari
tingkat dunia, pemerintah dan organisasi lingkungan hidup
termaksud didalamnya kelompok- kelompok agama. Perhatian
terhadap lingkungan hidup penting dan selalu perlu untuk
dilaksanakan sebagai tangung jawab kita kepada dia (alam) yang
telah menghidupkan manusia.
Berbagai perhatian tentang kepemilikan lahan,peternakan,
perkebunan, pertanian organik, kelangsungan kehidupan satwa,
persoalan sampah dan pegolahannya, penanaman Kembali dan
pelestarian lingkungan sering diangkat dalam berbagai
pertemuan, untuk memotivasi manusia tentang pentingnya hidup
selaras dengan alam, masih terus digaungkan sampai saat ini,
supaya dapat dipraktekkan sebagai sebuah kebiasaan baik.
Gereja sebagai bagian dari kehidupan dunia telah banyak pula
menyerukan tentang perhatian penuh terhadap lingkungan
semesta, baik melalui Ajaran Sosial Gereja yang berbicara
secara khusus tentang lingkungan maupun dokumen-dokumen
yang sedikit menyinggung tentang alam semesta. Ensiklik
Laudato Si sebagai seruan Gereja yang terbaru tentang
lingkungan hidup, masih terus di gaungkan, untuk disadari oleh
semua orang. Alam adalah saudara-saudari kita, yang perlu
untuk kita lestarikan. Kita berjalan bersama dalam kehidupan di
lingkungan dunia. Tema-tema APP kita pun banyak berbicara
tentang lingkungan hidup yang perlu untuk kita melakukan tata
Kelola yang baik demi kelangsungan kita bersama.
4. Berjalan bersama dalam kesatuan iman yang benar
Kita bersama hadir dalam berbagai paguyuban dalam tubuh
gereja. Komunitas Umat Basis (KUB) dan kelompok-kelompok
kategorial, perlu bersinergi dan bergerak bersama untuk
menjawab tantangan zaman dengan saling peduli, terlibat, dan
berkoordinasi dengan baik. Komunikasi antar pastor paroki,
pastor pendamping, biarawan-biarawati, DPP, stasi, hingga KUB
dalam lingkup paroki perlu diatur dengan bijak dalam semangat
persaudaraan. Kekeliruan yang mungkin terjadi dalam
pertemuan selama perjalanan perlu dibahasakan dengan baik,
dan dicarikan jalan keluar dalam jalur kasih yang tak
berkesudahan.
Umat yang sudah jarang terlibat dalam kegiatan gereja
perlu disapa, dan diajak kembali untuk hidup berkomunitas.
Kekeringan spiritualitas yang tercipta karena kelimpahan harta
maupun ketiadaan harta dunia, perlu ditanggapi dengan
semangat persaudaraan agar tak ada yang tertinggal. Kita
menyadari kita datang dari tempat yang berbeda, namun dalam
persaudaraan dan teladan Kristus kita perlu terus belajar untuk
melampaui perbedaan- perbedaan itu.
Gereja bukan hanya soal bangunan atau sekedar kelompok
organisasi manusiawi, tetapi bagaimana kita berkembang
bersama sebagai saudara dalam iman. Untuk itu Kelompok Umat
Basis (KUB) perlu pro aktif dalam membuat program,
menggalang kebersamaan, dan menjalin komunikasi rutin yang
baik antar umat yang beragama.
Kebersamaan dan semangat persaudaraan perlu menjadi
tiang penopang gereja. Perhatian lebih perlu diberikan kepada
anak-anak maupun kelompok lanjut usia. Anak-anak baru
belajar berjalan, dan para warga lanjut usia kemampuan
geraknya menurun. Untuk itu kita perlu lebih peka dan
membantu mereka.
Injil perlu dihidupkan dan dimulai dari dalam keluarga.
Teladan iman yang ditunjukkan oleh Kristus perlu menjadi
bagian keseharian kita. Pembinaan anak-anak melalui
SEKAMI perlu dijaga, dan dilakukan dengan riang gembira.
Metode-metode ramah anak perlu diperkenalkan dan dipelajari
agar anak-anak mendapatkan tempat terbaik dalam pelayanan.
Di kalangan remaja dan pemuda, OMK menjadi tempat
mendukung aktivitas mereka.
1. Pembukaan
- Lagu Pembuka: MB. 528. (Marilah Kita Membangun Dunia)
atau lagu lain yang sesuai.
- Tanda Salib.
- Pengantar (oleh Fasilitator)
Bapa,ibu saudara saudari terkasih, kita sekarang sudah
berada dalam masa Adven, kita dan seluruh umat Kristiani
menantikan kedatangan Sang Juru Selamat kita. Kita perlu
menyiapkan hati kita untuk layak menyambut kedatangan-Nya.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan yakni dengan kegiatan
Katekese bersama. Tema katekese masa Adven tahun ini adalah:
“BERJALAN BERSAMA DENGAN SEMANGAT INJIL
DALAM BINGKAI PERGUMULAN
MANUSIA”. Yang terdiri dari 4 Topik dan akan dilaksanakan
dalam 4 pertemuan.
1. Kerja Manusia
2. Manusia Berjalan Bersama dalam Keragaman
3. Berjalan Bersama dalam Lingkungan Hidup Semesta
4. Berjalan Bersama dalam Kesatuan Iman Yang Benar
Kita akan mendalami bersama Sub Tema yang PERTAMA:
“Kerja Manusia.”
Bapak, ibu, saudara-saudari terkasih, melalui kerja, manusia
dapat memanusiakan dirinya. Topik ini mengajak kita untuk
Kembali menyadari hakekat diri kita sebagai pribadi yang
bermartabat luhur yang memiliki tanggungjawab besar atas diri
kita, sesama juga kepada Tuhan. Rasul Paulus dalam bacaan
yang akan kita dalami, menegaskan bahwa jika seorang yang
tidak bekerja janganlah ia makan ( 2 Tes 3:10 )
- Doa Pembukaan:
Marilah berdoa,
Allah yang kekal dan kuasa, Engkau telah menganugerahkan
kepada kami waktu dan kesempatan untuk bekerja selama enam
hari. Berilah kami kesadaran untuk menjauhkan segala
kemalasan , agar dapat mengisi hari-hari hidup kami dengan
baik. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
2. Pembacaan dan pendalaman teks Kitab suci
(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta untuk
membacakan teks kitab suci)
Teks Kitab Suci
Surat Ke Dua Rasul Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika
3:6-15
3:6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam
nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari
setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang
tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
3:7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti
teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
3:8 Dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami
berusaha dan berjerihpayah siang malam, supaya jangan
menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.
3:9 Bukan karena kami tidak berhak untu kitu, melainkan
karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu,
supaya kamu ikuti.
3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami
memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan.
3:11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang
yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna.
3:12 Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati
dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang
melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan
makanannya sendiri.
3:13 Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu
berbuat apa yang baik.
3:14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang
kami katakana dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul
dengan dia, supaya ia menjadi malu,
3:15 Tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah
dia sebagai seorang saudara.
PERTEMUAN KEDUA
MANUSIA BERJALAN BERSAMA DALAM
KERAGAMAN
(Teks Kitab Suci Luk. 8:1-3)
1. Pembukaan
- Lagu Pembukaan
MB. NO. 325 : Fajar Telah Mulai Menyingsing
- Tanda Salib
- Pengantar Singkat (Fasilitator)
Bapak, ibu, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, selamat
berjumpa kembali. Pada pertemuan yang pertama kita sudah
sama-sama membahas dan mendalami tema pertama tentang
‘Kerja Manusia,” bagaimana dengan kegiatan aksi nyatanya…
apakah sudah dilaksanakan? Sejauh mana peaksanaannya?
Pada pertemuan kedua ini kita akan mendalami tema:”
Manusia Berjalan Bersama dalam Keragaman” Kita berjalan
bersama dalam keragaman sebagaimana Tuhan Yesus berjalan
keliling kota sampai ke desa untuk mewartakan Injil Kerajaan
Allah dai tidak sendiri, ada banyak orang dengan berbagai jenis
latar belakang kehidupan berjalan bersama Dia. Marilah kita
mengambil bagian secara aktif dalam proses katekese Adven
pertemuan II ini.
- Doa Pembukaan
Ya Tuhan, kami telah berkumpul di sini dalam semangat
kebersamaan dan keragaman.Mampukan kami untuk saling
memberi, menerima, dan meneguhkan satu sama lain. Semoga
kami mampu saling menghargai dalam kerukunan pada setiap
perbedaan kami sebagai sebuah keindahan yang patut kami jaga
dan rawat, demi terciptanya kehidupan yang harmonis. Demi
Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
- Penjelasan Teks
a. Gambaran teks: Lukas mencatat bahwa Yesus dalam karya
pewartaan kerajaan Allah dibantu oleh banyak pihak. Selain
berjalan bersama para muridnya ada juga pihak tertentu yang
berpartisipasi dalam perjalan perutusan ini dengan dukungan
dana.
Lukas mencatat beberapa perempuan membantu karya Yesus
dengan kekayaan mereka. Melihat nama-nama dan latar
belakang mereka, kelihatan bahwa Yesus menerima semua
orang dari semua kalangan untuk ikut berjalan bersama Dia
dalam mewartakan kerajaan Allah.
Para rasul terdiri dari orang-orang dengan latar belakang
pekerjaan yang berbeda. Ada nelayan, ada pemungut cukai, ada
orang partai (zelot), ada pemuka Yahudi, dll. Sedangkan dari
kaum perempuan yang disebut namanya, ada Maria Magdalena
yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, ada Yohana istri
Khuza bendahara Herodes da nada perempuan lain dengan latar
belakang masing- masing. Intinya mereka mendukung karya
Yesus dengan kekayaan mereka.
Keragaman latar belakang mereka merupakan kekayaan sumber
daya manusia yang terlibat dalam karya Yesus. Semua orang
dipanggil untukterlibat dalam berjalan bersama Yesus
mewartakan kerajaan Allah.
b. Pesan Teks: Yesus membuka ruang dan peluang bagi siapapun
untuk terlibat dalam karya pewartaan kerajaan Allah. Semua
orang dari berbagai latar belakang dipanggil dan diutus untuk
ikut ambil bagian dalam karya keselamatan menghadirkan
tatanan kerajaan Allah yang damai dan harmonis dalam
kehidupan bermasyarakat. Keragaman dalam kebersamaan
adalah kekayaan dan kekuatan bersama untuk membangun hidup
sejahtera, damai, rukun dan harmonis.
c. Aktualisasi Teks: Setiap murid Kristus dengan kemampuan
bakat dan talentanya dapat ikut ambil bagian dalam pewartaan
kerajaan Allah yang merangkum semua orang dari berbagai latar
belakang. Setiap murid Kristus hadir dalam gerakan bersama
dengan semangat injil untuk membangun tatanan hidup bersama
yang harmonis, rukun, damai sejahtera. Setiap murid Kristus
menjadi pionir dalam mengupayakan kesejahteraan bersama di
tengah masyarakat yang beragam.
3. Sharing Pengalaman
(Setelah mendapat gambaran dari teks kitab suci
fasilitator mengajak peserta untuk dapat berbagi shering
pengalaman dan refleksi iman)
Bapak, ibu, sekalian diberi kesempatan untuk
mensharingkan pengalaman yang sesuai dengan tema kita atau
juga sesuai bacaan injil Lukas 8 : 1-3 yang sudah kita dalami
bersama.
4. Simpulan oleh fasilitator;
(Fasilitator dapat membuat kesimpulan sendiri berdasarkan
sharing dari peserta atau dengan menggunakan kesimpulan
dibawah ini)
Bapak ibu, saudara saudari terkasih, kita semua juga
dipanggil untuk bersama-sama mewartakan injil Kerajaan Allah.
Kita yang sudah menerima Sakramen Baptis membentuk satu
kawanan yang disebut Gereja, dengan satu Gembala Agung
yakni Tuhan kita Yesus Kristus. Kita berjalan bersama dalam
keberagaman adat, budaya, bahasa, status sosial, pendidikan, dan
sebagainya dengan berbagai macam tantangan dan pergumulan
hidup; namun tetap dalam satu terang yakni terang sabda Allah
yang menuntun kita menuju satu tujuan yakni persatuan abadi
dengan Allah.
Keragaman dalam kebersamaan adalah kekayaan dan
kekuatan bersama yang bukan saja mencakup umat Katolik,
melainkan seluruh umat manusia untuk membangun hidup
sejahtera, rukun, dan harmonis. Katekese malam ini memotifasi
kita untuk mewujudkan diri sebagai pengikut Yesus dan anggota
Gereja yang baik sekaligus sebagai anggota masyarakat yang
baik.
5. Rencana Aksi Nyata
Fasilitator mengajak peserta untuk merencanakan aksi nyata
bersama,
6. Doa Umat
Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan doa
secara spontan, 2-3 peserta. Kalau peserta kesulitan dalam
mengungkapkan, fasilitator dapat membacakan doa berikut ini:
PERTEMUAN KETIGA
BERJALAN BERSAMA DALAM LINGKUNGAN HIDUP
SEMESTA
(Teks kitab Suci injil Markus 4:30-32)
1. Pembukaan
- Lagu pembukaan
Mada Bakti NO. 471. Alangkah megah karya-Mu atau Lagu lain
yang sesuai
- Tanda Salib
- Pengantar
Bapak,Ibu, umat beriman yang terkasih, selamat bertemu
kembali. Pada pertemuan yang kedua, kita sudah mendalami sub
tema yang kedua, “Manusia Berjalan Bersama dalam
Keberagaman”. Bagaimana dengan Aksi Nyata yang sudah
disepakati, apakah sudah dilaksanakan?
Hari ini kita berjumpa lagi di tempat ini, untuk melanjutkan
Katekese Adven kita untuk sub tema ketiga: “Berjalan Bersama
dalam Lingkungan Semesta”.
Bapa/ibu, kita menyadari dan mengakui bahwa peran
lingkungan hidup semesta sangat besar bagi keberlangsungan
hidup manusia. Yesus dalam bacaan yang akan kita dalami
sebentar, menganalogikan tumbuh kembangnya Kerajaan Allah
dengan tumbuh kembangnya biji sesawi. Marilah dengan rendah
hati dan saling membuka diri untuk belajar bersama dalam
sharing pengalaman hidup beriman kita sehari-hari. Mari kita
mengawali pertemuan ini dengan berdoa.
- DoaPembukaan
Allah Maha Pengasih dan pemberi kehidupan, kami
menyadari kasih-Mu terhadap kami manusia. Engkau
menganugerahkan bagi kami alam dan lingkungan hidup semesta
yang kaya raya dengan segala kemegahannya. Engkau
memberikan kepada kami talenta dan tanggungjawab untuk
menjaga dan merawatnya dengan kerjakeras. Berilah kami
kekuatan agar kami mampu bersama membangun dan merawat
alam semesta ini. Semua doa dan permohonan ini kami
sampaikan kepada-Mu lewat perantaraan Kristus Tuhan kami,
Amin.
2. Pembacaan dan Pendalaman Teks Kitab suci
- Pendalaman Kitab Suci
(fasilitator dapat meminta salah seorang peserta diminta untuk
membacakan teks kitab suci)
Teks Kitab Suci Injil Markus 4:30-32
- Penjelasan Teks
a. Gambaran Teks: Yesus menggunakan perumpamaan tentang biji
sesawi untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah
bertumbuh secara perlahan tetapi pasti, mulai dari awal yang
kecil sampai besar dan menjadi tempat untuk burung- burung
bersarang. Yang menarik di sini adalah penggunaan fenomena
alam dari dunia pertanian untuk menjelaskan pertumbuhan
Kerajaan Allah. Yesus dengan cakap memanfaatkan apa yang
sangat konkrit dalam kehidupan orang banyak untuk
memberikan pengajaran. Dari teks ini diperoleh gambaran
singkat mengenai dunia pertanian orang Israel zaman Yesus.
Petani menanam sayur sesawi, yang bibitnya sangat kecil. Sayur
ini dapat bertumbuh menjadi besar dan bermanfaat tidak saja
bagi manusia, tetapi juga burung-burung. Jenis sayur ini cocok
di daerah Israel yang minim curah hujan. Sesawi dapat
bertumbuh menjadi besar dalam iklim yang kering, dan bertahan
lama.
Kita satukan semua doa dan permohonan kita dengan doa yang
diajarkan Yesus sendiri, Bapa Kami ….
7.PENUTUP
DoaPenutup
Marilah berdoa,
Allah Bapa yang Maha kuasa dan kekal, kami bersyukur
atas bimbingan-Mu dalam kegiatan Katekese. Kami boleh
belajar banyak hal dari cara hidup Jemaat Perdana. Kami
menyadari masih banyak kekurangan di dalam menghayati
hidup menggereja, melakukan tugas-tugas sebagai anggota
Gereja-Mu. Semoga kegiatan katekese kami di bawah tema
“Berjalan Bersama Dengan Semangat Injil Dalam Bingkai
Pergumulan Manusia” ini dapat menginspirasi dan memotifasi
kami agar lebih sabar, tabah dan bertanggungjawab menjalankan
tugas sebagai anggota Gereja-Mu yang Satu, Kudus, Katolik
dan, Apostolik. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.
-Tanda Salib
-Lagu:
Marilah Saudara Melangkah Maju UCAPAN TERIMA KASIH
DAN EVALUASI