Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PERDAMAIAN

PENJAJAHAN PALESTINA OLEH ISRAEL

TAHUN AJARAN 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya penjajahan di seluruh dunia harus dihapuskan. Karena


nyatanya penjajahan menghilangkan nilai – nilai luhur kemanusiaan (Ismail,
2020). Melalui penjajahan, banyak pihak yang mengalami penderitaan dan
kesakitan. Padahal sebagai makhluk sosial sudah menjadi bagian dari hidup untuk
memanusiakan manusia (Soeparno, 2011). Namun dalam kenyataannya tindakan
penjajahan di era modern saat ini pun masih berlangsung. Salah satu penjajahan
yang hingga saat ini masih terjadi adalah konflik antara Israel dan Palestina.
Kondisi ini tentunya mempengaruhi segala aspek baik diantara kedua negara
maupun dunia.

Konflik Israel-Palestina merupakan konflik yang sudah berlangsung lama


dan mengakar antara Israel dan Palestina. Hal ini terutama berkisar pada
persaingan aspirasi nasional dan sengketa wilayah di wilayah bersejarah Palestina,
yang mencakup Israel modern, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Konflik ini telah
menyebabkan kekerasan selama puluhan tahun, upaya diplomasi, dan penderitaan
manusia yang signifikan di kedua belah pihak. Konflik ini mempunyai akar
sejarah yang dalam, baik Yahudi maupun Arab mempunyai ikatan sejarah dengan
wilayah tersebut. Orang-orang Yahudi mempunyai hubungan sejarah sejak ribuan
tahun yang lalu, sementara orang-orang Arab Palestina telah tinggal di wilayah
tersebut selama beberapa generasi (Ahmadi & Pambudi, 2020). Merujuk pada
pandangan yang disampaikan di atas maka pada dasarnya kehadiran diperlukan
keterlibatan berbagai pihak untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan
Palestina.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini juga telah dirancang beberapa rumusan masalah yang
menjadi fokus dari penelitian ini yaitu “Bagaimana visi Ilahi di implementasikan
untuk membangun perdamaian”?
C. Tujuan

Dengan merujuk pada latar belakang yang telah disampaikan maka pada
dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk memberikan solusi
terkait dengan penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina. Tujuan dari
penulisan ini adalah:

1. Untuk menganalisis konsep perdamaian yang sejalan dengan isi Ilahi


2. Untuk memberikan solusi sebagai gambaran penyelesaian konflik Israel-
Palestina
3. Untuk menganalisis visi Ilahi yang dapat di implementasikan dalam upaya
membangun perdamaian.
BAB II

ISI

A. Solusi Perdamaian

Konsep perdamaian adalah istilah yang mengacu pada keadaan tenang,


harmonis, dan tidak adanya konflik atau kekerasan (Fadillah et al., 2018). Ini
adalah konsep mendasar dalam masyarakat manusia dan hubungan internasional.
Perdamaian dapat terwujud di berbagai tingkat, mulai dari hubungan pribadi dan
antarpribadi hingga tingkat masyarakat dan internasional. Terdapat beberapa hal
yang menandakan terwujudnya perdamaian yaitu (Putra, 2021):

1. Tidak Ada Kekerasan


Perdamaian sering dikaitkan dengan tidak adanya kekerasan fisik,
termasuk perang, terorisme, kejahatan, dan agresi antarpribadi. Ketika
masyarakat dan negara tidak terlibat dalam kekerasan, mereka dikatakan
damai.
2. Resolusi Konflik
Mencapai perdamaian sering kali melibatkan penyelesaian konflik
dan perselisihan melalui cara-cara non-kekerasan. Mediasi, negosiasi, dan
diplomasi adalah pendekatan umum untuk menyelesaikan perselisihan dan
mendorong hidup berdampingan secara damai.
3. Keadilan dan Kesetaraan
Perdamaian terkait erat dengan konsep keadilan dan kesetaraan.
Dalam masyarakat yang adil dan merata, masyarakat lebih mungkin
mengalami perdamaian karena mereka memiliki akses terhadap sumber
daya, peluang, dan hak tanpa diskriminasi atau penindasan.
4. Hak Asasi Manusia
Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia adalah
aspek mendasar dari perdamaian. Memastikan bahwa hak-hak dasar
individu dan kelompok dilindungi akan berkontribusi terhadap masyarakat
yang damai.
5. Harmoni Sosial
Perdamaian mencakup keharmonisan dan kerja sama dalam
komunitas, tempat masyarakat hidup dan bekerja sama dalam kesatuan.
Keharmonisan sosial menumbuhkan rasa memiliki dan saling mendukung.
6. Perdamaian Global
Di tingkat internasional, perdamaian global mengacu pada tidak
adanya konflik bersenjata antar negara. Upaya menjaga perdamaian global
meliputi diplomasi, perjanjian internasional, dan lembaga seperti
Perserikatan Bangsa – Bangsa.
7. Perdamaian Positif
Selain tidak adanya kekerasan (perdamaian negatif), perdamaian
positif menekankan adanya kondisi dan faktor yang berkontribusi terhadap
masyarakat yang berkembang dan damai. Hal ini mencakup tata kelola
yang kuat, pembangunan ekonomi, pendidikan, dan keadilan sosial.
8. Perdamaian Budaya dan Agama
Berbagai budaya dan agama memiliki konsep perdamaiannya
masing-masing, yang sering kali menekankan nilai-nilai seperti toleransi,
pengampunan, dan cinta sebagai jalan untuk mencapai hidup
berdampingan secara damai.
9. Kedamaian Lingkungan
Kelestarian lingkungan dianggap sebagai komponen penting
perdamaian di dunia modern. Perusakan sumber daya alam dan ekosistem
dapat menimbulkan konflik dan ketidakstabilan, sehingga menjadikan
konservasi lingkungan sebagai upaya membangun perdamaian.
10. Kedamaian Batin
Pada tingkat pribadi, kedamaian batin adalah keadaan ketenangan
dan kesejahteraan emosional dan mental. Latihan seperti meditasi dan
perhatian sering kali digunakan untuk menumbuhkan kedamaian batin.

Mengupayakan perdamaian adalah tujuan utama bagi individu, komunitas, dan


negara. Berbagai organisasi dan gerakan berupaya menuju perdamaian, termasuk
penjaga perdamaian, pembela hak asasi manusia, dan diplomat. Mencapai dan
memelihara perdamaian dapat menjadi proses yang kompleks dan berkelanjutan,
memerlukan kerja sama, pemahaman, dan upaya aktif di berbagai lapisan
masyarakat.

Perdamaian antara Israel dan Palestina pada dasarnya menjadi keinginan


dan harapan semua pihak. Pasalnya hingga kini konflik masih terus terjadi dan
setiap hari semakin banyak korban. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus
bagi negara bahkan dunia untuk senantiasa hadir dan ikut serta untuk
menyelesaikan permasalahan atau konflik yang terjadi diantara kedua negara
tersebut.

Keprihatinan internasional terhadap belum dicapainya kesepakatan damai


Palestina-Israel dapat dipahami, mengingat implikasi dari konflik Palestina-Israel
yang belum berkesudahan tersebut sangat serius, terlebih jika kembali terjadi
perang terbuka; implikasinya tidak saja terhadap kawasan Timur Tengah, tetapi
juga dunia internasional. Di Timur Tengah, konflik Palestina-Israel menjadi isu
sentral,4 dan telah memicu peperangan di antara beberapa negara Arab dengan
Israel pada waktu lalu, dan hal ini bukan tidak mungkin akan terjadi kembali jika
solusi damai tidak tercapai dan kelompok-kelompok garis keras lebih
mendominasi panggung politik masing-masing (di Palestina dan Israel). Situasi
akan semakin kompleks ketika aktor-aktor non-negara garis keras dan sejumlah
negara kawasan dan non-kawasan yang berkepentingan juga ikut terlibat dalam
konflik Palestina-Israel. Amerika Serikat (AS), sebagai negara non-kawasan yang
selalu mendukung Israel, misalnya, tentu tidak akan tinggal diam dan dapat
dipastikan mengambil peran dalam situasi itu, dan tampilnya Donald Trump
sebagai Presiden AS yang baru, menggantikan Barack Obama, tampaknya akan
semakin menguatkan dukungan AS pada Israel (Muhamad, 2017).

Konflik Palestina-Israel yang belum mencapai kesepakatan damai tidak


dapat dibiarkan terus berlarut, meski pada saat ini dunia dihadapkan pada
tantangan keamanan baru di kawasan Timur Tengah, yaitu krisis politik di Suriah
dan munculnya gerakan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS),
serta aksi-aksi terorisme yang belum juga surut di kawasan itu. Masyarakat
internasional tetap harus memberi perhatian pada isu konflik Palestina-Israel dan
memiliki tanggung jawab untuk mencari solusi damainya. Parlemen, sebagai salah
satu aktor hubungan internasional, sudah tentu juga perlu memainkan peran dan
mendukung upaya pencarian solusi damai tersebut, terutama melalui aktivitas
diplomasi para anggota parlemen dan jejaring diplomasi yang dimilikinya,
khususnya di forum-forum antarparlemen. Salah satu forum antarparlemen yang
menaruh perhatian besar pada isu konflik Palestina-Israel adalah Asian
Parliamentary Assembly (APA) (Widagdo & Kurniaty, 2021).

Oleh karena itu, solusi damai perlu terus diupayakan masyarakat


internasional, dan APA, sebagai bagian dari masyarakat internasional, telah dan
perlu mengambil peran dengan mendorong para anggota parlemen negara-negara
APA untuk terus menyuarakan pentingnya perdamaian Palestina-Israel melalui
penguatan jejaring diplomasi di antara mereka (dalam sidang-sidang APA), dan
juga dengan anggota parlemen negara-negara lainnya (di forum-forum
internasional, seperti IPU). Ini artinya, sejalan dengan konsep network diplomacy,
peran APA dalam mendukung solusi damai atas konflik Palestina-Israel adalah
dengan membangun dan memperkuat jejaring diplomasi di antara anggota
parlemen (untuk terus menyuarakan pentingnya perdamaian Palestina-Israel),
yang bertujuan untuk menjaga momentum agar proses perdamaian PalestinaIsrael
tidak terhenti, tetapi sebaliknya dapat terus berlangsung dan perundingan
damainya (yang kini terhenti) dapat dilanjutkan kembali.

B. Visi Ilahi dalam Membangun Perdamaian

Pada dasarnya upaya yang dapat dilakukan agar manusia dapat hidup
dalam damai maka diperlukan sebuah pemaknaan kehidupan tentang kesejahtian
hidup berdasarkan visi Ilahi. Dalam pemikiran Islam, manusia diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna. Artinya bahwa kesempurnaan yang dimiliki oleh
manusia menjadi penanda bahwa manusia sudah siap untuk berbakti kepada Allah.
Ketika manusia masih berada sejalan dengan koridor Allah, manusia hidup dekat
dengan Allah. Namun nyatanya godaan dari setan dan iblis menjadikan manusia
jauh dari Allah. Manusia hidup dalam dosa dan kehilangan berbagai kesempatan
untuk hidup dekat dengan Allah (Ridho, 2013).

Agar manusia dapat tetap konsisten dalam kebaikan dan kebenaran Tuhan,
maka manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan.
Manusia tidak akan mampu membangun relasi yang harmonis dengan Tuhan
apabila hidupnya lebih didominasi oleh kepentingan ragawi dan bendawi (Anam,
2016). Oleh karena itu, sisi spiritualitas harus memainkan peran utama dalam
kehidupan manusia sehingga ia mampu merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap
gerak dan sikapnya. Apabila manusia telah mampu mengasah spiritualitasnya
sehingga ia dapat merasakan kehadiran Tuhan, maka ia akan dapat melihat segala
sesuatu dengan visi Tuhan (Ilahi).

Merujuk pada pandangan di atas maka pada dasarnya dapat disimpulkan


bahwa agama Islam menginginkan perdamaian. Dalam konteks ini, Allah ingin
manusia mampu membangun tali persaudaraan dengan perdamaian yang tentunya
tidak membeda – bedakan, tidak melukai, tidak menyakiti, dan lain sebagainya.
Allah SWT pun dalam Al-Quran menyatakan bahwa manusia harus saling
mengasihi dan menyayangi sama seperti Allah SWT yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. Al-
Fatihah [1]; 1)

Inilah menjadi pengingat bahwa konflik antara Israel dan Palestina harus
dihentikan karena tidak sejalan dengan konsep pemikiran Allah SWT. Perdamaian
harus dan perlu disebarkan dalam kehidupan manusia di seluruh dunia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penjajahan pada dasarnya merupakan tindakan kejahatan yang dilakukan


oleh suatu negara terhadap negara lain. Dampak dari adanya penjajahan adalah
menurunnya nilai-nilai kemanusiaan. Pasalnya, melalui penjajahan akan memakan
banyak korban. Padahal secara gamblang berbagai agama mengecam tindakan
penjajahan secara khusus agama Islam. Ajaran agama Islam mengajak seluruh
umatnya untuk hidup dalam damai. Tak hanya itu, pemikiran Islam pun
mengarahkan umatnya untuk saling mengasihi dan saling menyayangi. Hal ini
tentunya menunjukkan bahwa Allah SWT menginginkan umatnya hidup dalam
visi Ilahi yang jauh dari kata konflik dan sangat hangat dengan konsep
perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, E., & Pambudi, K. S. (2020). Enimbang Salad Bowl Dalam Skema One
State Solution Sebagai Solusi Menyelesaikan Permasalahan Israel-Palestina.
Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 22(1).

Anam, M. A. (2016). Penanaman Nilai-Nilai Multikultural Di Perguruan Tinggi.


Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim.

Fadillah, R., Hidayat, R., Mahrida, N., Hasan, A., & Bahran, B. (2018). Peran
Persatuan Bangsa-Bangsa Dalam Menciptakan Perdamaian Dari Pertikaian
Antar Negara. Journal Of Islamic And Law Studies, 2(1).

Ismail, M. Z. (2020). Sejarah Perkembangan Konstitusi Ditinjau Dari Perspektif


Ketatanegaraan Indonesiasejak Kemerdekaan, Orda Lama, Orda Baru Dan
Erareformasi Hingga Saat Ini. Ganec Swara, 14(2).

Muhamad, S. V. (2017). Peran Asian Parliamentary Assembly Dalam Mendukung


Solusi Damai Palestina-Israel. Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik
Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional, 8(1).

Putra, B. A. (2021). Buku Ajar Studi Konflik Dan Perdamaian Internasional.


Deepublish.

Ridho, A. (2013). Partai Politik Islam, Teori Dan Praktik Di Indonesia. Graha
Ilmu.

Soeparno, K. (2011). Social Psychology: The Passion Of Psychology. Buletin


Psikologi, 19(2), 16–28.

Widagdo, S., & Kurniaty, R. (2021). Prinsip Responsibility To Protect (R2p)


Dalam Konflik Israel-Palestina: Bagaimana Sikap Indonesia? Arena Hukum,
14(2).

Anda mungkin juga menyukai