JAWABAN NO 2
Berikut adalah 6 faktor penyebab penegakan hukum di Indonesia belum berjalan
dengan baik:
1. Faktor hukumnya sendiri, yaitu berkaitan dengan hukum merupakan titik awal dalam proses
penegakan hukum. Masih banyak terdapat hukum yang tumpang tindih sehingga di keadaan
terntu masih sulit dalam menegakan hukum
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang berperan sebagai penegak hukum itu sendiri.
Terkadang masih terdapat oknum-oknum penegak hukum yang berusaha untuk mencari
keuntungan pribadi dan mengorbankan keadilan dari hukum itu sendiri.
3. Faktor sarana atau fasilitas, yakni segala sarana atau fasilitas yang mendukung dalam
penegakan hukum itu sendiri. Terdapat berbagai fasilitas yang masih kurang sehingga hal ini
dapat menghambat proses penegakan hukum
4. Faktor masyarakat, yakni faktor yang berkaitan dengan lingkungan dimana hukum tersebut
berlaku atau diterapkan dalam masyarakat. Terdapat budaya yang melekat disuatu masyarakat
sehingga hal ini terkadang bertentangan dengan hukum yang berlaku.
5. Faktor kebudayaan, yakni berkaitan dengan budaya setempat yang terkadang masih mengikuti
aturan leluhur dan lainnya sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan. Hal ini tentu
berakibat akan membuat lambatnya penegakan hukum itu sendiri
JAWABAN NO 3
Untuk mengetahui atau membandingkan mana perilaku yang baik dan perilaku yang
buruk
Menjadikan umat Kristiani hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, dan keharmonisan di dalam
cinta kasih
Etika memberikan gambaran atau orientasi hidup bagi umat Kristiani
Etika membuat manusia dapat bertanggung jawab atas hidupnya. Baik buruknya perbuatan
yang dilakukan, hasilnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang bersangkutan
Membuat manusia menjadi lebih baik dari yang sebelumnya
Mengajak umat Kristiani untuk bersikap rasional saat mengambil keputusan di tengah-tengah
kehidupan Kristiani
Etika dalam Kristen mempengaruhi umat Kristiani untuk selalu menjunjung tinggi moralitas
dalam kehidupan beragama
Menjadikan umat Kristiani lebih independen alias tidak mudah diombang-ambingkan oleh
bisikan bahasa Roh
Menjadikan manusia lebih dekat dengan Sang Pencipta dan taat pada aturan-Nya
Etika Kristen membantu manusia untuk dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan Kristiani
JAWABAN NO 4
Karakter adalah pola perilaku yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, yang
dinyatakan melalui kepribadiannya. Suatu unsur membangun karakter adalah integritas yang
merupakan pusat batin yang memberikan keselarasan kepada kelakuan dan pikiran kita. Menurut
Alkitab, pusat batin datang dari kepercayaan dan kesetiaan kita kepada Tuhan. (Roma 12:2)
mengingatkan kita untuk tidak menjadi serupa dengan dunia, tidak ikut-ikutan dalam kemerosotan
akhlak atau degradasi moral manusia. Orang yang memiliki integritas memiliki etika yang baik, bukan
berdasarkan norma-norma semata, tetapi lahir dari kebenaran yang terkandung dalam kitab suci.
Kepedulian kita terhadap sesame dinyatakan dalam keterlibatan dalam masalah-masalah sosial di
sekitar kita. Alkitab menasehati agar kepedulian sosial dinyatakan melalui empati kepada orang yang
menghadapi masalah. <Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang
yang menangis= (Rm. 12:15). <Bertolong-tolonglah dalan menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus= (Gal 6:3). Bagi umat Kristen pembangunan mental spiritual komunitas orang
peraya merupakan bagian dari kepedulian. Dalam (Yoh. 17:16) manusia dipangil Allah untuk bekerja
dalam masyarakat sambal berusaha menjadikan masyarakat lebih sesuai kehendak Allah. Ketangguhan
dalam Alkitab menggunakan kata tekun dan sabar berulangkali. Karena Rasul Petrus mengatakan <justru
karena itu kamu harus sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebaikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan pengusaan diri, kepada
penguasaan diri ketekunan, dan ketekunan kesalehan= (2 Pet. 1:5-6). Kata kunci adalah sungguh-
sungguh dan tekun. Sungguh-sungguh berarti berusaha dengan sekuat-kuatnya dengan sepenuh hati
dan serius. Sedangkan tekun atau ketekunan artinya rajin, keras hati dan sungguh- sungguh
JAWABAN NO 5
Dalam sejarah kristen, hubungan yang terjalin antara gereja dan budaya merupakan
suatu perhatian yang telah terlihat dari dahulu sampai sekarang dan mengenal prinsip gereja
terhadap politik. Hubungan yang ada tidak hanya terlihat dalam satu model saja melaainkan
berdasarkan keanekaragaman, yang berpengaruh pada bagaimana cara memahami apa yang
dimaksud dengan gereja dan apa yang dimaksud dengan budaya.
Apabila dicermati tentang sejarah gereja terkhususnya di daerah Eropa dan Amerika sampai
pada pasca perang dunia kedua) maka akan terlihat model yang akan memperlihatkan
hubungan gereja dan budaya yang akan dilihat dari bagaimana kita memahami apa yang yang
dimaksud dengan gereja dan apa itu budaya dan memahami bagaimana hubungan Gereja dan
kebudayaan terlihat sesuai dengan hukum kasih dalam Alkitab. Pada perkembangannya
hubungan gereja dan budaya yang bertolak dari bagaimana memahami hubungan keduanya,
dan akan terlihat dari beberapa faktor tersebut, yaitu :
Dalam sikap kristus bertentanan dengan kebudayaan, kristen menentang adanya kebudayaan,
gereja tidak mau tau tentang adanya kebudayaan , hal ini menyebabkan kebudayaan dianggap
hanya memberika pengaruh negatif dari kekristenan dan gereja sesuai dengan sejarah agama
kristen.
Sikap Kristus dari kebudayan menandakan bahwa Kristuslah yang memiliki kebudayaan. Maka
dari itu orang beriman haruslah berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan, atau memiliki
toleran untuk menerima perbedaan yang ada dan menjadi tujuan hidup orang kristen,
Sikap kristus diatas kebudayaan dilhat sebagai faktor dan sikap yang menggenapi dan
menyempurnakan kebudayaan. Namun Kristen berbeda dengan kebudayaan, maka dari itu
orang kristen harus menghargai kebudayaan.
Sikap dari Kristus dan kebudayaan dalam paradoks memiliki keyakinan bahwa orang kristen dan
gereja hidup di dalam dua dunia yang berbeda secara asasi tetapi tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan di satu pihak orang Kristen, gereja hidup di dalam Kerajaan Allah, namun pada pihak
lain ia hidup di dalam kebudayaan yang ada pada masyarakat dimana dia berada di sana
mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen.
Pengaruh dari hubungan gereja dan kebudayaan, karena kepentingan yang ada pada masa kini
mesti di kritisi dengan pijak sebab konteks yang telah berubah dan perkembangan pemikiran-
pemikiran yang teologis juga terus terjadi dan berkembang di masyarakat.
Dalam kristen setiap aspek yang ada harus disikapi dengan Iman Kristen agar kita tidak salah
dalam bertindak dan tetap mendasari perilaku dan perbuatan berdasarkan dengan ajaran
Kristen. Maka dari itu berikut adalah sikap dan iman Kristen terhadap kebudayaan, yaitu :
Sikap antagonistis atau oposisi yang dilakukan terhadap kebudayaan merupakan sikap yang
memperlihatkan adanya pertentanfan yang memang tidak dapat didamaikan antara Kristen dan
kebudayaan. Hal ini mengakibatkan adanya sikap yang terlihat menolak dan menyingkirkan
kebudayaan pada semua ungkapannya. Gereja dan umat beriman memanglah diharuskan
untuk berkata tidak atau menolak ungkapan kebudayaan tertentu yang berisi tentang
kebudayaan yang menghina Tuhan, menyembah berhala dan bersifat merusak dan
mengesampingkan adanya kemanusiaan.
Sikap akomodasi atau persetujuan merupakan sikap yang berkebalikan dari antagonis atau
oposisi yang akan menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang memang sudah ada. Maka dari
itu mulailah terjadi sinkritisme, yang menjadi salah satu sikap yang memang demikian ditujukan
untuk membawa orang pada cara mereka berfikir dan memandang seperti apa kebudayaan,
bagaimana cara hidup dan bagaimana berkomunikasi atau melakukan hubungan dengan orang
lain yang dengan itu membuat seolah-olah semua agama merupakan agama yang sama.
Menganggap bahw, walaupun kejatuhan yang terjadi pada manusia kedalam dosa yang akan
membuat citra ilahinya menurun, maka dari itu sebenarnya manusia tidaklah jatuh total, karena
manusia masih memiliki kehendakyang bebas dan mandiri. Hal ini menunjukan bahwa,
walaupun ada kebudayaan kafir pun umat Kristen dapat melakukan akomodasi secara penuh
dan akan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai bagian dari imam, namun pada kenyataan
kebudayaanlah yang disempurnakan dan disucikan oleh skaramen yang telah menjadi anugrah
Illahi.
Sikap tentang pengudususan atau pertobata adalah dikap yang tidak menolak, namun
juga tidak menerima, tetapi sikap dari keyakinan yang kuat bahwa kejatuhan umat manusia
tidak dapat menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia harus mendapatkan kebudayaan
selama hasil-hasil yang dihasilkan menerima dan memuliakan Allah, tidak akan menyembah
berhala .
Demikian penjelasan mengenai sikap orang kristen terhadap kebudayaan untuk menjadi bahan
renungan dan belajar. Semoga bermanfaat dan terimakasih.
JAWABAN NO 6
Dalam sejarah gereja, hubungan antara gereja dan budaya telah mendapat perhatian
sejak awal sampai sekarang. Walaupun demikian, hubungan itu tidak berlangsung cuma dalam
satu model melainkan beranekaragam, tergantung pada sejauhmana kita memahami apa itu
gereja dan apa itu budaya.
Menurut H.Richard Niebuhr, jika kita mencermati sejarah gereja (khususnya di Eropa dan
Amerika sampai pasca perang dunia kedua) maka ada sejumlah model/pola hubungan gereja
dan budaya yang bertolak dari bagaimana memahami hubungan gereja/Kristus dan
keabudayaan, sebagai berikut :
a. Kristus bertentangan dengan kebudayaan (Christ against Culture).
Dalam sikap ini orang kristen menentang kebudayaan, gereja tidak mau tahu terhadap
kebudayaan, sebab kebudayaan dianggap hanya membawa pengaruh negatif bagi kekristenan
dan gereja.
b. Kristus dari kebudayaan (Christ of Culture).
Sikap ini berkeyakinan bahwa Kristuslah yang memiliki kebudayaan. Oleh karena itu orang
beriman harus berusaha menyesuaikan diri (toleran) dengan kebudayaan.
c. Kristus di atas kebudayaan (Christ above Culture).
Dalam pemahaman seperti ini, Kristus dipandang sebagai yang menggenapi/menyempurnakan
kebudayaan. Namun Ia berbeda sama sekali dengan kebudayaan. Karena itu orang kristen,
gereja harus menghargai kebudayaan.
d. Kristus dan kebudayaan dalam paradoks (Christ and Culture in paradox).
Sikap ini berkeyakinan bahwa orang kristen, gereja hidup dalam dua “dunia” yang berbeda
secara asasi tetapi tidak dapat dipisahkan. Pada satu pihak orang kristen, gereja hidup dalam
Kerajaan Allah, namun pada pihak lain ia hidup dalam “kebudayaan” masyarakat di mana dia
ada.
e. Kristus pembaharu kebudayaan (Christ transforming Culture).
Apa yang dikemukakan Niebuhr di atas dalam tempo yang lama (bahkan sampai saat ini) masih
berpengaruh ketika berbicara tentang hubungan gereja dan kebudayaan, walaupun untuk
kepentingan masakini mesti dikritisi dengan bijak sebab konteks telah berubah dan
perkembangan pemikiran-pemikiran teologis juga terus terjadi dan berkembang.