Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

ETIKA KRISTEN

Kelompok 1
1. Hanson Milala (2113045040
2. Andre Teofani Gultom (2113031003)
3. Putri Shogita Rahayu (2113041019)
4. Cindy Amanda Natalia Sitorus Pane (2113031065)
5. Galatia Galuh Ivanka (2113053039)
6. Hecekiel Mango;oi Siadari (2113051002)

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen

Dosen Pengampu : Pdt. A.T. Hariyanto, M.Div.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
2021

i
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dari kelompok 1 dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pendidikan.
Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen di
kampus Universitas Lampung. Makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau
pelengkap buku modul pelajaran agama Kristen dalam materi pembelajaran tentang Etika
Kristen.

Dalam makalah ini dijelaskan juga tentang apa itu pengertian Etika serta di jelaskan
dengan jelas macam-macam kasih yang dibagi menjadi beberapa tentang Etika Kristen. Tidak
hanya tentang pengertian serta pembagian Etika Kristen, tapi juga bagaimana ciri orang yang
hidup dalam etika Kristen

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kelompok 1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Makna Etika Kristen sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Etika Kristen sebagai
ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yaitu perannya sebagai
petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus
mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan.
Khusus bagi kehidupan umat Kristen haruslah berpedoman pada ketentuan Etika Kristiani yang
mencakup setiap aspek kehidupan dalam ruang lingkup individu, keluarga, kelompok sosial
maupun dalam bernegara.
Bicara tanggung jawab berarti bicara kewajiban menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut).Iman dan Etika Kristen haruslah berjalan bersamaan, tindakan etis
dan tanggung jawab melibatkan kepercayaan yang dipertaruhkan. Alkitab menjelaskan dan
memberikan petunjuk sebagai standard bagi umat Kristen sebagai pola berfikir dan perbuatan
sebagai norma yang berlaku dalam kehidupan umat Kristen. Dalam penulisan makalah ini
penulis khusus membahas bagaimana memahami Etika yang meresponi Firman Tuhan dengan
penuh tanggung jawabsecaraPribadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna Etika kristen ?
2. Sifat Sifat Etika Kristen ?
3. Dasar Etika Kristen ?
4. Universalitas Etika Kristen ?
5. Jalan Etika Kristen dan penerapannya?
6. Respons umat kristen

C. Tujuan Penulisan
1. Menyelesaikan Tugas Pendidikan Agama Kristen
2. Mengetahui Tentang Etika kristen
3. Menjalankan Etika Kristen

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Kristen.

1 Etika Menurut Para Ahli

1. Robert P. Borrong

Etika adalah ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk dalam pikiran, perkataan,
dan perbuatan seseorang (individu) maupun masyarakat (kolektif). Moral adalah perilaku yang
baik, benar dan tepat dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama (masyarakat).
Nilai-nilai yang terkandung dalam etika dan moral Kristen adalah nilai-nilai bersumber
dari Firman Tuhan. Nilai-nilai yang diyakini umat beragama sebagai kebenaran mutlak dan
karena itu mengungguli nilai-nilai yang ada dalam tradisi maupun filsafat, termasuk filsafat
politik
2. Robin W. Lovin
Ethos yang berarti adat (Inggris: Custom), sifat (Inggris: Character). Arti tersebut menunjuk
pada nilai sifat, keyakinan, praktik kelompok, ada hubungannya dengan kultur atau kebudayaan.

Makna Etika •

Etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang artinya: kesusilaan, perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan sesuatu perbuatan. Arti “etika” dikaitkan dengan moral.
Kata “moral” dari kata “mores” berarti kelakukan lahir seseorang. Arti etika lebih luas dan dalam
daripada arti moral. Makna Etika, Sebab dalam kata “etika” berkaitan dengan kaidah, motif-
motif perbuatan seseorang, bukan sekedar perbuatan lahir yang tampak benar dan baik. Karena
itu pelanggaran etika berkaitan dengan harkat dan martabat manusia yang terdalam.

2
B. Sifat Etika Kristen

Bersifat Normatif •

Etika bersifat normatif, yaitu berkaitan dengan apa yang dimaksud dengan baik dan benar
sebagai pilihan yang menentukan kualitas kemanusiaan seseorang. • Etika bukan sekedar
deskriptif, yaitu hanya berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan sesuatu yang dianggap
baik dan benar.

Bersifat Universal

Etika berlaku kepada setiap orang tanpa terkecuali, minimal etika tersebut dapat menjadi
landasan etis dan inspirasi bagi seseorang dalam berbagai budaya dan latar-belakang. Masalah-
masalah etika bersifat universal: kasih, kesetiaan, kejujuran, perdamaian, dan keadilan, serta
keutuhan ciptaan. Dasar Etika Kristen. Etika Kristen bukan sekedar suatu etika yang umum
kemudian ditambahkan dengan nama “Kristen”. Nama Kristen di bagian belakang etika, justru
menentukan makna etika yang hendak dipaparkan. Sebab landasannya adalah: apa yang
dimaksud dengan nilai- nilai, prinsip-prinsip, dan kaidah kaidah Kristen. Barulah setelah itu kita
dapat mendefinisikan pengertian “etika.”

C. Dasar Etika Kristen

Dasar etika iman Kristen adalah penyataan Allah sebagaimana dipersaksikan oleh Alkitab,
dan berpuncak pada penyataan Allah di dalam kehidupan dan karya Yesus Kristus. • Etika
Kristen berkaitan dengan prinsip-prinsip pengajaran, perbuatan/karya Tuhan Yesus sehingga
umat dapat hidup menyerupai Kristus (imitatio Christi). Universalitas Etika Kristen • Walau
etika Kristen didasarkan kepada sistem nilai dan kehendak Kristus, bukan berarti etika Kristen
berlaku bagi umat Kristen saja tetapi juga berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. • Etika
Kristen bersifat merembes, meresapi, menginspirasi, dan mentransformasikan sehingga
kehidupan umat manusia dipengaruhi oleh nilainilai Kristus. Universalitas Etika Kristen •
Kristus datang bukan untuk sekelompok umat, tetapi Ia datang sebagai Tuhan dan Juru-selamat
dunia. • Karena itu Kristus datang bukan membuat berbagai macam hukum atau peraturan, tetapi
dengan menunjukkan pada jalan hidup dan karakter-Nya selaku Anak Allah.

D. Universalitas Etika Kristen

Universalitas etika Kristen memengaruhi nilai-nilai keadaban manusia, misalnya: kesetaraan


pria dan wanita (gender), kepemimpinan yang melayani, memperlakukan sesama seperti
memperlakukan Kristus, martabat manusia tidak ditentukan oleh suku, agama, dan status sosial.
Motif Melakukan Etika. Memerlakukan etika Kristen bukan bertujuan agar kita dianggap baik
dan benar, tetapi lebih utama adalah menghadirkan Kristus dalam setiap situasi dan peristiwa
kehidupan kita. Memerlakukan etika Kristen juga bukan untuk menambah amal dan pahala,
tetapi lebih utama lagi adalah untuk berkenan di hadapan Allah.

3
E. Respons Umat Kristen

Respons umat Kristen adalah secara pro-aktif memerlakukan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
iman Kristen, bukan bersikap pasif atau reaktif apabila dihadapkan pada suatu masalah. Bersikap
pro-aktif berarti secara sadar, sengaja, dan bebas memerlakukan kehendak Allah sesuai dengan
yang diajarkan oleh Kristus dalam menyikapi suatu situasi dan permasalahan. Tanggungjawab
Tindakan mengambil keputusan sesuai iman Kristen atau tidak memilih keputusan apapun,
tetaplah suatu keputusan etis. • Karena itu setiap orang Kristen senantiasa harus mengambil
keputusan etis sebagai wujud tanggungjawab imannya kepada Allah yang akan menghakimi
setiap orang.

F. Tiga Jalan Etika

Tiga jalan etika Kristen sebagaimana dikemukakan oleh Malcolm Brownlee adalah:

• 1. Etika Akibat

• 2. etika Kewajiban

• 3. Etika Tanggungjawab

1. Etika Akibat •

Etika akibat didasari oleh tujuan, karena itu etika akibat disebut dengan etika teleologis (telos =
tujuan). • Prinsip etika akibat adalah: bagaimana maksud, rencana, dan tujuan Allah dalam
kehidupan umat manusia. Etika Akibat • Suatu keputusan dan perbuatan dianggap benar, apabila
menghasilkan sesuatu yang baik dan membawa manfaat yang lebih besar bagi banyak orang. •
Manusia harus memikirkan segala konsekuensi semua sikap dan keputusannya agar
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Etika Akibat • Kelemahan etika akibat adalah: manusia
tidak senantiasa mampu menentukan akibat-akibat setiap perbuatannya untuk menghasilkan
sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang. • Kasus: upaya menyelamatkan kehidupan
keluarga dengan mengorbankan diri sebagai penjaja seks.

2. Etika Kewajiban •

Etika kewajiban menempatkan kehendak Allah pada hukum, perintah, dan kaidah-Nya. Umat
dipanggil untuk menaati firman Allah. • Etika kewajiban disebut pula dengan etika deontologis
(deon = kewajiban, keharusan). • Untuk itu umat membutuhkan seperangkat aturan firman Allah
yang jelas, sehingga mampu menggunakan setiap peraturan tersebut dalam suatu situasi atau
permasalahan tertentu. Etika Kewajiban • Penilaian baik atau buruk ditentukan oleh sejauh mana
umat taat melakukan perintah atau peraturan Allah tersebut tanpa mempedulikan akibat yang
ditimbulkannya. • Walau akibat yang ditimbulkannya buruk dan melukai orang lain, namun
dengan etika kewajiban tersebut seseorang dianggap benar. • Kasus: Boenhoeffer yang
mengupayakan membunuh Hitler karena melihat kekejamannya. Etika Kewajiban • Esensi etika

4
kewajiban adalah bagaimana menentukan kehendak Allah dalam kehidupan manusia. Karena itu
berkaitan dengan pertanyaan: apa yang dimaksud dengan kehendak Allah? Apakah karena
tertulis dalam Alkitab? • Bahayanya adalah etika kewajiban menyebabkan seseorang menjadi
legalistis, yaitu menerapkan hukum secara kaku dan harafiah tanpa memedulikan situasi,
perasaan sesama.

3. Etika Tanggungjawab •

Etika tanggungjawab memahami kehendak Allah dalam karya keselamatan-Nya, bukan dalam
hukum-hukum (etika kewajiban) dan rencana atau maksud-Nya (etika akibat). • Ukurannya
adalah bagaimana tanggapan atau respons kita secara tepat terhadap peristiwa tersebut? Etika
Tanggungjawab • Dasarnya Roma 8:28, yaitu: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencanaAllah.” • Allah bekerja dalam segala sesuatu di
tengah-tengah kehidupan umat manusia. • Respons manusia terhadap karya Allah. Etika
Tanggungjawab • Etika tanggungjawab, umat harus mampu menafsirkan secara tepat suatu
peristiwa/situasi dengan membuat analisa yang benar, dan mengambil keputusan sesuai dengan
nilai-nilai iman Kristen. • Umat mengambil keputusan dengan komitmen untuk terlibat secara
total sebagai wujud tanggungjawabnya selaku umat percaya.

Mengambil Keputusan Etis •

Keputusan etis yang menjadi panggilan dan tanggungjawab umat percaya berada dalam berbagai
situasi yang kompleks dan dinamis. • Ketiga jalan etika (etika akibat, etika kewajiban, dan etika
tanggungjawab) dibutuhkan sebagai media persiapan yang melandasi suatu keputusan etis. •
Ketiga jalan etika tersebut digunakan sesuai dengan situasi atau kasus.

Penerapan Etika di dalam Kasus •

Bagaimana saudara menyikapi seorang HRD yang memecat seorang karyawan dengan tidak fair,
sementara anda tahu bahwa prosedur pemecatannya tidak sesuai dengan ketentuan yang
seharusnya sehingga merugikan si karyawan?

Penerapan Tiga Jalan Etika

Peninjauan kasus berdasarkan tiga jalan etika dari sudut umat yang melihat kasus: • 1. Etika
akibat: umat tidak protes agar ia tetap dapat bekerja dan mengembangkan karier, walau ia
melihat bahwa pimpinan telah berlaku tidak adil. • 2. Etika kewajiban: umat terdorong untuk
melakukan pembelaan terhadap kawan yang diperlakukan tidak adil walau dengan risiko
kehilangan pekerjaan • 3. Etika tanggungjawab: umat menyelidiki secara mendalam, tidak
berpihak, dan obyektif sebelum membuat tanggapan atau sikap.

Contoh Kasus

5
Sebagai seorang dokter anda bekerja di rumah sakit. Yang mana rumah sakit tersebut terikat
kontrak kerja sama dengan suatu farmasi obat. Pimpinan rumah sakit meminta agar anda sebagai
dokter mencantumkan dalam resep kepada para pasien daftar obat dari perusahaan farmasi
tersebut. Apakah yang akan anda lakukan? Padahal anda tahu bahwa pasien sebenarnya tidak
terlalu membutuhkan beberapa jenis obat terebut?

Diskusi Pengambilan Keputusan

Contoh: Bagaimana pandangan saudara akan kondisi “tidak mengungkapkan kejujuran”?


Misalnya: saudara tahu kalau ada suatu masalah dari pekerjaan hasil karya teman anda, tapi anda
tidak memberitahukannya ke pihak perusahaan. Entah alasan anda karena bisa merugikan teman
anda (jadi dituduh ceroboh) atau merugikan anda (karena bisa dipaksa ikut membantu
membereskan permasalahan tsb).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terkait dengan perbedaan bahasa yang multi bahasa di atas bumi ini Allah adalah
superior di atas segalanya, artinya walaupun demikian banyak nya bahasa-bahasa terjemahan
Alkitab yang berbeda, namun Allah sendiri akan membukakan maksud-maksudnya kepada setiap
individu yang mengalami pengalaman iman kepada para pembaca kitab suci Alkitab. Mengapa
demikian? karena setiap orang yang percaya kepada Kristus Yesus pastilah memiliki pengalaman
iman yang berbeda-beda pula. Tuhan adalah ahli bahasa yang mampu menterjemahkan apa
maksud doa-doa yang di sampaikan umat manusia kepada-Nya.

B. Saran

        
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai