Anda di halaman 1dari 17

ETIKA DAN MORAL KRISTEN

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata kuliah :

Agama Kristen Protestan

Dosen Pengampu :

Ardikal Bali, MA, M.Th

Disusun Oleh : Kelompok 1 ( A 2019 2 )

Danu Mangippu Pasaribu (1911113498) Pameria Papuani Nari (1911196632)

Desyanifransisca Giawa (1911111882) Ruth Pratiwi Nathasya (1911113619)

Fitra Yani Zebua (1911110628) Tarisha Yulianti (1911155133)

Melius Taplo (1911196631) Thesia Angelica (1911113236)


Nurvina Arta Sirait (1911112218) Yosepin Jelita Hutapea (1911112799)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Etika Kristen Terhadap Pergaulan Bebas” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Sebagai manusia biasa kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Dengan tulisan ini kami berharap dapat berguna bagi pembaca. Demikian yang bias
kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Pekanbaru , 30 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika kristen sebagai ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup
manusia yakni petunjuk dan penuntun tentang bagaiman manusia pribadi dan
kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan
kehendak dan firman Tuhan. Etika kristen adalah ilmu yang meneliti, menilai dan
mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak dan
perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus.
Bicara tanggung jawab berarti bicara kewajiban menanggung segala sesuatunya.
Iman dan etika Kristen haruslah berjalan bersamaan, tindakan etis dan tanggung jawab
melibatkan kepercayaan yang dipertaruhkan. Alkitab menjelaskan dan memberikan
petunjuk sebagai standar bagi umat Kristen sebagai pola berfikir dan perbuatan sebagai
norma yang berlaku dalam kehidupan umat Kristen. Dalam penulisan makalah ini
penyusun khusus membahas bagaimana memahami etika yang meresponi firman
Tuhan dengan penuh tanggung jawab secara pribadi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan etika?
b. Apa yang dimaksud dengan etika Kristen?
c. Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas?
d. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya pergaulan bebas?
e. Apa saja contoh – contoh pergaulan bebas?
f. Bagaimana dampak dari pergaulan bebas?
g. Bagaimana cara mengatur pergaulan yang baik?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami makna etika.
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami makna etika Kristen.
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami makna pergaulan bebas.
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami faktor pemicu terjadinya pergaulan
bebas.
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh – contoh pergaulan bebas.
f. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dampak dari pergaulan bebas.
g. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara mengatur pergaulan sehari –
hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Etika


Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang dalam bentuk tunggal berarti
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak berarti adat istiadat atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Etika memiliki tiga arti yaitu :

a) Etika dapat dipakai dalam arti nilai – nilai dan norma – norma moral yang menjadi
pegangan bagi seeorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,
misalnya etika suku Indian, etika agama Buddha dan etika Protestan. Tidak
dimaksudkan ilmu melainkan sistem nilai artinya dapat berfungsi dalam hidup
manusia baik perorangan maupun kelompok sosial.

b) Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yaitu kode etik, misalnya kode
etik keperawatan atau kode etik kedokteran.

c) Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik atau buruk, yaitu etik baru mempunyai
ilmu bila kemungkinan etis (asas – asas dan nilai – nilai tentang yang dianggap baik
dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa
disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.

2.2 Etika Kristen


Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan Etika dalam Kristen, antara lain:
a) Suatu cabang ilmu yang membahas tata cara atau penyelesaian masalah dari sudut
pandang Kristen.
b) Sebagai suatu ilmu yang membahas tentang moral manusia secara kritis.

Menurut Hukum Taurat, etika dalam Kristen adalah segala perbuatan yang
dikehendaki oleh Allah untuk selalu melakukan perbuatan baik. Tanggapan akan kasih
setia Allah yang akan menyelamatkan hidup manusia.
Etika dalam Kristen dikelompokkan menjadi 7 jenis, antara lain:

a) Etika Filosofis
Kata filosofis berasal dari Bahasa Yunani “philos” yang berarti cinta. Etika
filosofis adalah pengelompokan perbuatan-perbuatan yang menyangkut moralitas
yang dipandang dari sudut filsafat. Hubungan antara etika, moral, dan kemanusiaan
akan dianalisa secara mendalam melalui sebuah rasio perbuatan menurut hukum
Kristiani (Galatia 5:13-14).

b) Etika Teologis
Kata teologis berasal dari “teologi” yang berarti agama. Jadi, etika teologis
merupakan suatu etika yang dibahas sesuai dengan ajaran dalam Kristen. Etika ini
akan terwujud ketika seseorang mengetahui tujuan hidup orang Kristen. Tanpa
adanya ajaran tersebut, etika teologis tidak pernah terwujud. Etika teologis ini akan
memandang perbuatan sebagai suatu tindakan yang berhubungan dengan:
1. Perbuatan yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Tuhan.
2. Perbuatan tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata dalam cinta kasih.
3. Suatu bentuk penyerahan diri manusia kepada Tuhan, sang Pencipta.

c) Etika Teleologis
Etika teleologis ini menjadi tolak ukur tentang baik buruknya suatu perbuatan.
Agar perbuatan baik dapat terwujud, seseorang perlu mempertimbangkan suatu
tindakan sebelum melakukannya. Dalam etika ini, perbuatan yang memiliki tujuan
yang baik akan selalu dinilai baik (Yakobus 2:10-13). 2:10 Sebab barangsiapa
menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia
bersalah terhadap seluruhnya. 2:11 Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah",
Ia mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi
membunuh, maka kamu menjadi pelanggar hukum juga. 2:12 “Berkatalah dan
berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang
memerdekakan orang”. 2:13 “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan
berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang
atas penghakiman’’.

d) Etika Sosiologis
Etika yang satu ini lebih fokus pada keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Secara luas, etika sosiologis ini akan membahas hubungan seseorang dengan
masyarakat dalam menjalankan hidupnya (Yehezkiel 18:7-8)

e) Etika Deskriptif
Berfokus pada penilaian terhadap sikap manusia dalam mencapai apa yang
diinginkannya dalam hidup. Pada etika ini, pola perilaku manusia akan kelihatan
saat orang tersebut berusaha menggapai keinginan namun situasi di sekitar tidak
mendukung. Secara singkat, etika ini berkaitan dengan penghayatan serta
pandangan iman Kristen terhadap gaya hidup modern.

f) Etika Normatif
Merupakan usaha untuk menetapkan hasil yang ideal antara pola dengan perilaku
umat Kristiani dalam bertindak di dalam kehidupan bermasyarakat. Etika ini berupa
himbauan yang nantinya akan mengikat tata kehidupan umat Kristiani. Etika
normatif ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Etika khusus: mengatur kehidupan umat Kristiani secara khusus, hanya pada
bidang-bidang tertentu saja.
2. Etika umum: mengatur kehidupan yang bersifat universal tanpa membedakan
suku, budaya, kelas sosial, dan situasi pada kelompok tertentu

g) Etika Deontologis
Merupakan etika yang berlaku secara mutlak di dalam kehidupan. Etika ini harus
dijalankan, tanpa memperhatikan kondisi dan situasi yang terjadi. Dampak dari
etika ini tidak memperhitungkan keuntungan, namun lebih kepada terciptanya
perbuatan baik dalam kehidupan masyarakat (Zakharia 8:16-17).
2.3 Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang mana “bebas”
maksudnya adalah proses bergaul dengan orang lain melewati batas-batas norma yang
ada. Pergaulan bebas pun melanggar perintah Tuhan secara implisit dalam Alkitab
yaitu sudah merusak diri kita yang dinyatakan sebagai Bait Allah ( 1 Korintus 6:19 ).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pergaulan Bebas


Pada zaman sekarang banyak sekali kita temukan kasus-kasus mengenai pergaulan
bebas yang dilakukan oleh remaja. Hal pergaulan bebas tersebut terjadi pasti karena
ada faktor tertentu yang membuatnya terjerumus kedalam pergaulan bebas. Berikut ini
beberapa faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja :
a) Rendahnya taraf pendidikan keluarga
Rendahnya taraf pendidikan keluarga mungkin juga berpengaruh besar terhadap
terjadinya pergaulan bebas. Misalnya masih mengizinkan anaknya berpacaran tanpa
mengawasinya dan membiarkan anaknya pulang hingga larut malam, ini akan
menyebabkan anaknya akan terjerumus dalam pergaulan bebas. Padahal semestinya
orang tua dapat mendidik anaknya dengan baik sehingga menjadi pribadi yang
dapat seturut dengan kehendak Tuhan Yesus. Pola asuh yang salah dapat
menghasilkan generasi yang salah pula, Allah Bapa di sorga sebenarnya sudah
membahas tentang pentingnya didikan dalam keluarga. Untuk itu cara mendidiknya
juga harus benar. Jika dikaitkan antara pendidikan dengan kita sebagai generasi
muda kristiani, mari kita mengacu pada ayat-ayat di Alkitab berikut:
1. Efesus 6:4, "Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam anak-
anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."
Diayat ini disampaikan bahwa para ayah wajib mendidik anak-anaknya seturut
dengan ajaran Tuhan tanpa melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan
amarah anaknya.
2. Amsal 22:6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,”
Mendidik anak menurut jalan yang patut baginya selalu merupakan tugas yang
besar dan penting disetiap generasi karena semua yang terlibat dalam proses
membesarkan anak.

b) Keadaan keluarga yang tidak stabil (Broken Home)


Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku / perkembangan
psikis remaja. Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka perkembangan
psikis anak akan terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan di luar.
Sehingga mereka bebas melakukan apapun diluar rumah. dalam alkitab sendiri
Tuhan sudah membahas tentang perceraian.

c) Orang tua yang kurang memperhatikan


Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan cenderung
memikirkan pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga anak
cenderung bebas dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Orang tua terkadang tidak
mengingat bahwa anak adalah anugerah dari Tuhan yang harus dijaga dan didik.
Karena terkadang kurangnya perhatian orang tua kepada anak dapat menimbulkan
pemikiran di si anak bahwa dia tidak dikasihi. Alkitab sendiri sudah dibahas akan
hal-hal tersebut, seperti :
1. Mazmur 127: 3
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan
buah kandungan adalah suatu upah”
Sebagai orang tua, harusnya bersyukur setiap hari karena masih diberikan anak,
mengingat ada juga pasangan yang tidak kunjung diberkati dengan anak.
Sebagaimana kisah Hana yang menangis di hadapan Tuhan supaya dia diberikan
keturunan.
2. Ibrani 12: 11
“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran
yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”
Tuhan mendisiplinkan umat-Nya. Begitu pula Dia ingin supaya setiap orang tua
juga mengajarkan tentang kedisiplinan kepada anak-anaknya. Anak perlu
diberitahukan bahwa kedisiplinan itu penting untuk membentuk hidup mereka.

d) Lingkungan sekitar tidak baik


Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak
mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam
pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman sekarang lebih menyukai bergaul dengan
teman yang ada di lingkungan sekitar daripada keluarga.
1. Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.”
Yang dimaksud “dunia” oleh Paulus adalah jalan hidup yang jahat, yang berdosa
di hadapan Tuhan, cara pandang yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi
Paulus bukan hanya menunjuk keada perbuatan-perbuatan duniawi, tapi pola
pikir, sudut pandang dan sistem kepercayaan yang bertentangan dengan firman
Allah.
2. 1 Yohanes 2: 15-17, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di
dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di
dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging
dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi
orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Hubungan orang Kristen dengan dunia semacam ini hampir tidak mungkin
merupakan hubungan yang akrab. Memang benar bahwa orang Kristen hidup
dalam dunia itu. Menarik diri dari dunia berarti meninggalkan seluruh
masyarakat.

e) Kurang hati-hati dalam berteman


Berteman mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih teman kita harus hati-
hati. Teman bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif, sehingga dalam
bergaul tidak asal-asalan maka dari itu kita harus memilih teman yang benar-benar
baik agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang cenderung bebas.

2.5 Contoh Perilaku Pergaulan Bebas


a) Gay
Gay adalah istilah yang berarti: lucu, riang, dan merupakan kata ganti untuk
menyebutkan perilaku homoseksual. Di Indonesia kaum gay biasa menggunakan
suatu istilah yang keren yaitu “Gaya Nusantara”, yang menerbitkan buku-buku dan
majalah-majalah, juga mendirikan beberapa tempat seperti bar-bar sebagai tempat
untuk berdansa dan melakukan hubungan seks.

b) Lesbian
Lesbian adalah seorang wanita yang homoseksual. Dia biasanya membawa
partnernya mengalami puncak kenikmatan seksual.

c) Pernikahan Homoseksual
Pernikahan adalah peraturan suci yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Dalam
peraturan atau tata tertib pernikahan itu Tuhan mengaruniakan persekutuan khusus
antara suami dan istri untuk dijalani bersama sebagai sumber yang membahagiakan
kehidupan mereka. Pernikahan adalah persekutuan seorang laki-laki dengan seorang
perempuan, menurut tata penciptaan: “Allah menciptakan laki-laki dan perempuan”
(kejadian 1:27); “Allah menciptakan perempuan dari rusuk laki-laki dan
membawanya kepada laki-laki itu” (kejadian 2:22). Kemudian, “keduanya menjadi
satu daging,...” (Kejadian 2:23-25).
Pernikahan homoseksual harus ditentang karena tidak sesuai dengan kehendak
Allah, tetapi harus mengasihi mereka yang terlibat dalam hubungan homoseksual,
Mereka harus di rangkul dan ditolong supaya mereka lepas dari keterikatan
homoseksual dengan memberikan perhatian sosial-psikologis dan lebih-lebih
spiritual.

2.6 Dampak dari Pergaulan Bebas


Dampak dari pergaulan bebas yaitu terjadi nya pergaulan yang buruk bahkan bisa
menghancurkan orang tersebut dan orang lain. Seks bebas merupakan dampak yang
terlihat jelas dari adanya pergaulan bebas. Seks bebas merupakan tingkah laku yang
didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Menurut
beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks
bebas. Salah satu di antaranya adalah akibat atau pengaruh menlihat berbagai tontonan.
Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk
perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar
kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Dari tahun ketahun data remaja yang
melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% pada tahun 1990-an
menjadi 20% ditahun 2000. Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari
perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual
&sipilis ( sipilis, HIV/AIDS, dll). Di Amerika Serikat setiap tahunnya hampir satu juta
remaja perempuan menjadi hamil dansebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit
kelamin diderita oleh remaja.
Untuk menghindari perilaku seks bebas remaja yang berisiko tinggi, peran orang tua
dalam masa tumbuh kembang remaja sanga tlah penting, antara lain bahwa orang tua
harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja terjalin
dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas,
diperlukan komunikasi yang baik dan efektif. Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti
dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi
& ketiduksesuaian ukuran janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan
lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu
dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seksyang tidak aman atau tidak
sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan
pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi,
penyakit menular seks yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan
penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang.
Perilaku seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak
menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. B iasanya dampak
negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat
dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku
seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. Berikut
beberapa dampak yang terjadi akibat seks bebas :
1) Timbul Rasa Ketagihan
Seks bebas akan mengundang rasa ketagihan bagi para pelakunya. Sekali seseorang
mencoba melakukan seks bebas, maka dapat dipastikan orang tersebut akan melakukan
terus menerus perbuatan seks bebas. Hal ini disebabkan karena orang tersebut
mendapatkan kenikmatan untuk menyalurkan hasrat seksualnya.
2) Menciptakan Kenangan Buruk
Norma-norma yang berlaku di masyarakat menyatakan bahwa seks bebas
merupakan perbuatan yang melanggar kepatutan. Apabila seseorang terbukti telah
melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa
bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu
sehingga menjadi beban mental yang berat.
3) Mengakibatkan Kehamilan
Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada
masa subur. Kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar
biasa. Kehamilan yang dianggap kecelakaan ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.
4) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan Pembunuhan Bayi
Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi
mengakibatkan kemandulan bahkan kanker rahim. Menggugurkan kandungan
dengancara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian.
5) Penyebaran Penyakit
Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya.
Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. hubungan seks
satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular
salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan
seks adalah virus HIV. Banyak kehamilan yang terjadi akibat perilaku seks bebas yang
merupakan kehamilan yang tidak diharapkan. Untuk itu, sebisa mungkin “orang
tuanya“ menggugurkan kehamilannya karena mereka belum siap untuk menjadi ayah
maupun ibu dari bayi yang akandilahirkannya itu. Tindakan menggugurkan kandungan
(aborsi) dengan tidak berdasarkanalasan medis jelas bertentangan dengan hukum yang
berlaku. Pelakunya akan mendapatkanhukuman. Dampak lain dari menggugurkan
kandungan adalah akan mengganggu kesehatans seperti kerusakan pada rahim,
kemandulan, dan lainnya. Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak
wanita dan spermatotoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan
seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya
remaja terhadap proses kehamilan. Bahayakehamilan pada remaja yaitu :
a. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
b. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan
karena jika dan fisiknya belum siap.
c. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya
karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
d. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
e. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis &
dukun, tenaga tradisional sering mengalami kematian strategis.
f. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali
indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan
kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang
mengantar dapat dihukum.
g. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan
saat ia dewasa.
2.7 Cara Mengatur Pergaulan
a) Memperkuat pendidikan agama
Seseorang yang mempunyai dasar pendidikan agama serta moral yang kokoh tidak
akan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas, karena ia tahu dan bisa
membedakan hal yang benar dan salah. Pendidikan agama dan moral dapat
memperkuat iman seseorang sejak dini. Jika sejak kecil seseorang telah tertanam
mengenai pengertian benar dan salah, biasanya ia akan dapat menghindari pergaulan
bebas yang jelas – jelas merupakan hal yang tidak benar.
b) Membentuk karakter yang positif
Pembentukan karakter saat ini sangat diperlukan agar ia dapat menjadi pribadi yang
kuat dan berpendirian kokoh, sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk
hidup bebas, ia dapat mengendalikan dirinya. Teguh berpegang pada prindip hidup
merupakan salah satu cara untuk menghindari pergaulan bebas.
c) Memilih teman
Pemilihan teman yang kurang sesuai akan mempermudah seseorang terjerumus ke
dalam pergaulan yang bebas. Karena itulah penting untuk memilih teman dan
mengenali pribadi teman yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti
melihat bagaimana dia membawa kita pada lingkungan ya positif dalam pergaulan.
d) Memperbaiki komunikasi dengan keluarga
Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak juga dapat menyebabkan anak
memilih jalan menyimpang seperti pergaulan bebas. Hal ini terjadi karena anak
tidak mendapatkan bimbingan yang dibutuhkannya dari orang tua. Diperlukan sikap
yang lebih luwes dari orang tua untuk dapat memahami jalan pikiran anak agar
dapat berkomunikasi dengan lancar dan tercipta saling pengertian.
e) Memberikan pendidikan seks pada remaja dengan baik dan benar
Keingintahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas terkadang
tidak mendapatkan penyaluran yang benar, sehingga mereka terkadang akan
mencari tahu melalui jalan yang salah. Informasi yang berkaitan dengan seksualitas
sepatutnya didapatkan anak sejak dini, tentu saja disesuaikan dengan bahasa yang
cocok dengan usia anak. Dengan demikian mereka juga dapat mengetahui bahaya
dan akibat dari pergaulan bebas.
f) Menetapkan tujuan hidup
Orang yang tidak memiliki tujuan dalam hidupnya akan sangat mudah tersesat.
Termasuk terjerumus pada pergaulan bebas. Maka sangat penting bagi seseorang
untuk mengetahui apa tujuan hidupnya dengan tepat, agar dapat memfokuskan diri
pada hal yang diperlukan untuk mencapainya dan tidak teralihkan oleh hal – hal
yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai