Anda di halaman 1dari 6

Injeksi Subcutan

(SC)

By: Ns Sri Utami., S. Kep., M. Biomed)

Pengertian
Pemberian obat subkutan adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit
yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz, 2006)
Injeksi subkutan diberikan di bawah kulit ke dalam jaringan ikat atau lemak di bawah dermis
dan hanya untuk volume obat sedikit (0,5 mL atau kurang) yang tidak mengiritasi jaringan
(Sanders et.al., 2012).
Jarum untuk Subcutan berukuran 25 – 27 G dan panjangnya ½ - 7/8 inchi
Jarum yang paling biasa digunakan untuk injeksi subcutan adalah ukuran 25 gauge, 5/8 inci.
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikan akan diabsorbsi oleh tubuh dengan
pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption)
Adapun waktu pemberian obat subcutan sampai mendapatkan efeknya yaitu sekitar 15-30 menit.

Tujuan
Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat kepada jaringan
subcuta di bawah kulit untuk proses di absorbsi .

Lokasi
Lokasi injeksi pada subcutan adalah sebagai berikut :
- Lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan
daerah sekitar umbilikus.

Indikasi
Indikasi dalam pemberian obat melalui subcutan bisa dilakukan pada pasien diabetes melitus
dengan suntik insulin, pasien tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan
untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.
Biasanya teknik ini digunakan untuk pemberian vaksin dan tes tuberculin.
Lokasi

Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian obat melalui subcutan adalah pasien alergi , infeksi pada kulit dan
area injeksi subcutan terdapat luka dan berbulu
Selain itu, area injeksi terdapat jaringan yang terluka atau tempat dimana terjadi edema.

Persiapan Peralatan
1. Buku catatan pemberian obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yg sesuai
5. Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 hingga ½ inci
6. Bak spuit
7. Plester
8. Baki obat
9. Bengkok
10. Kasa steril

Prosedur
1. cuci tangan
2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3. identifikasi identitas klien
4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
5. atur klien pada posisi yg nyaman
6. memilih lokasi penusukan
7. gunakan sarung tangan
8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol
9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan
10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan
ujung jarum menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan
jarum dengan sudut 45º atau 90º .
12. lepaskan tarikan tangan non dominan
13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.
14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.apabila ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi
adanya memar, apabila butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru.
15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada
lokasi penusukan.
16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga
perdarahan mogok.
17. kembalikan posisi klien
18. buang alat yg telah tidak dipakai
19. buka sarung tangan
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi dari hasil tindakanyang telah dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan

Injeksi SK merupakan pemberian obat ke dalam lapisan jaringan lemak dibawah kulit
menggunakan jarum hipodermik yang dapat diaplikasikan sendiri oleh pasien (eg. insulin).
Beberapa faktor yang mempengaruhi rute subkutan diantaranya ukuran molekul akan
menyebabkan kecepatan penetrasi molekul besar lebih rendah, viskositas obat akan
mempengaruhi kecapatan difusi obat ke dalam cairan tubuh, karakteristik anatomi sisi injeksi
(eg.vaskularitas, jumlah jaringan lemak) akan mempengaruhi kecepatan absorpsi obat.
Perbandingan kecepatan absorpsi antara SK, IM dan IV adalah SK < IM < IV. Adapun
kekurangan rute SK adalah kesulitan mengontrol kecepatan absorpsi dari deposit SK, terjadi
komplikasi lokal (iritasi dan nyeri pada tempat injeksi) sehingga tempat injeksi harus berganti-
ganti untuk mencegah akumulasi obat yang tidak terabsorpsi karena dapat menyebabkan
kerusakan jaringan. Cara dan daerah tempat penyuntikan digambarkan di bawah ini.
Injeksi IM dilakukan dengan cara obat dimasukan ke dalam otot skeletal, biasanya otot deltoit
atau gluteal. Onset of action IM > SK. Absorpsi obat dikendalikan secara difusi dan lebih cepat
daripada SK karena vaskularitas pada jaringan otot lebih tinggi. Kecepatan absorpsi bervariasi
bergantung pada
sifat fisikokimia larutan yang diinjeksikan dan variasi fisiologi (sirkulasi darah otot dan aktivitas
otot). Pemberian IM ke dalam otot dapat membentuk depot obat di otot dan akan terjadi absoprsi
secara perlahan-lahan. Adapun kekurangan dari cara IM yaitu nyeri di tempat injeksi, jumlah
volume yang diinjeksikan terbatas yang bergantung pada masa otot yang tersedia , dapat
terjadikKomplikasi dan pembentukan hematoma serta abses pada tempat injeksi. Faktor yang
mempengaruhi pelepasan obat dari depot otot antara lain kekompakan depot yang mana
pelepasan obat akan lebih cepat dari depot yang kurang kompak dan lebih difuse, konsentrasi
dan ukuran partikel obat dalam pembawa, pelarut yang digunakan, bentuk fisik sediaan,
karakteristik aliran sediaan dan volume obat yang diinjeksikan. Contoh bentuk sediaan yang
dapat diberikan melalui IM diantaranya emulsi minyak dalam air, suspensi koloid, serbuk
rekonstitusi. Daerah tempat penyuntikan digambarkan di bawah ini.

11

Anda mungkin juga menyukai