1,2
Sekolah Tinggi Teologi Lintas Budaya Jakarta
Perkantoran Plaza Pasifik Blok B3 No. 55,57,59
Jl. Boulevard Barat Raya Kelapa Gading Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang pribadi di arena publik, yang memiliki kematangan spiritual,
realisasi perkembangan spiritual pribadinya, hal-hal yang mempengaruhi kematangan
spiritualnya, tempat kematangan spiritual dalam konteks keluarga, dalam komunitas kecil
dan besar. Masa dewasa merupakan masa dimana seseorang mulai menentukan segala
sesuatu dalam hidupnya secara mandiri. Pada periode ini, ia mencoba memahami semua
perubahan dengan penuh pertimbangan dan tanggung jawab, termasuk hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Keinginannya yang dalam untuk memberikan yang terbaik
kepada Tuhan dan apa yang diinginkannya akan mempengaruhi standar moralnya.
Orang dewasa tidak hanya tahu kekuatannya tetapi juga kelemahannya. Mereka bangga
bukan karena kelebihan mereka. Mereka menyadari bahwa mereka juga memiliki banyak
kelemahan. Orang dewasa tidak diliputi kekurangannya, tetapi mereka ingin terus
membekali diri menjadi orang yang lebih baik, meski harus belajar dari orang lain yang lebih
muda dari dirinya, dengan harapan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Seiring
bertambahnya usia, seseorang juga diharapkan semakin dewasa secara rohani, yang
ditunjukkan dengan memiliki hikmat dan pengetahuan yang benar tentang Tuhan.
Kata Kunci: Sikap Kristus, hamba Allah, spiritual, karakter, perilaku, komunikasi
Abstract
This paper discusses about personal in the public arena, who has a spiritual maturity, the
realization of his personal spiritual development, the things that are affecting his spiritual
maturity, the place of spiritual maturity in the context of family, in small and large
community. Adulthood is a period when someone starts to determine everything in his life
independently. At this period, he tries to understand all the changes with full consideration
and responsibility, include his relationship with the Almighty God. His deep desire to give the
best to the Lord and what he wants will influence his moral standard.
Mature people know not only his strengths but also his weaknesses. They are not
pride because of their strengths. They realize that they also have many weaknesses.
Mature people aren’t overwhelmed by their shortcomings, but they desire to continue to
equip themselves to be better people, even when they have to learn from others who are
younger than themselves, with the hope they can be blessings to others. As someone is
getting older, he is also expected to be more mature spiritually, which will be indicated by
having the wisdom and true knowledge of God.
40
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
Gunung Mulia, cetakan ke-5, 2004), hlm. Religius: Panggilan Kristen (Yogyakarta:
4. Kanisius, cetakan ke-20, 2005), hlm. 16.
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 41
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
6 Nicolas Wolterstorff, Until Justiceand 9 Ibid., hlm. 437. (tidak umum; khas;
Peace Embrace, William B. Eerdmans istimewa)
(Grand Rapids, 1983), hlm. 3 -22. 10 Mary Setiawani dan Stephen Tong,
7 Brownlee., Op.Cit., hlm. 3. Seni Membentuk Karakter Kristen: Hikmat
8 Tim Penyusun, Op.Cit., hlm. 857. Guru dan Ayah Bunda (Jakarta: Lembaga
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 42
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 43
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 44
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 45
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
sikap dan tata laku seseorang atau Manusia Mandiri (Bandung: Generasi
kelompok orang dalam usaha Infomedia, 2006), hlm. 65.
mendewasakan manusia melalui upaya 29 Simon Chan., Op.Cit., hlm. 51 – 52.
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 46
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
yang dianggap lebih dewasa dalam hal Seseorang memperoleh hikmat dari Allah,
spiritual, antara lain: emosi, kekudusan, ketika ia mempercayakan seluruh
hikmat, dan kasih. kehidupannya berada dalam penyertaan
Emosi, adalah salah satu sifat Allah. Siapapun dapat memperoleh
yang sudah mampu dikendalikan dalam hikmat, jika sungguh-sungguh
diri seseorang yang sudah dewasa mempercayakan seluruh hidupnya
secara spiritual, yaitu rasa takut, depresi, kepada Allah. Kasih, bukanlah suatu hal
amarah, rasa bersalah, kebencian, iri yang mudah untuk dilakukan oleh
hati/kecemburuan, dan dukacita.30 manusia terhadap sesamanya, walau
Ketujuh sifat tersebut sudah bisa sudah tertulis dalam Alkitab untuk saling
dikendalikan dengan baik. Kekudusan, mengasihi. Hanya Tuhan yang bisa
adalah syarat bagi seseorang yang sudah memberikan kasih-Nya kepada umat-Nya
dewasa secara spiritual, karena sudah melalui Anak-Nya (Yoh. 3:16).
tidak lagi dikuasai oleh dosa. Kudus Gereja-gereja perlu memiliki
berarti memiliki moral yang tak bercacat. 31 sebuah kebijakan yang di sengaja guna
Yang artinya terpisah dari dosa dan menciptakan sebuah lingkungan kasih
terpusat kepada Allah. Kudus adalah karunia, yaitu sebuah zona aman di mana
“dipisahkan bagi Allah, dan tidak- para individu dapat saling
tanduknya sesuai dengan keadaannya bertanggungjawab, namun mereka aman
yang sudah dipisahkan.32 Secara nyata, untuk berbicara tentang pergumulan dan
harus dihadapi oleh orang yang sudah kegagalan mereka.36 Mengapa
dewasa secara spiritual, mempunyai disengaja? Melihat dari situasi dan
tanggung jawab pribadi dalam perjalanan kondisi gereja yang saat ini, sangat
untuk mencapai kekudusan. Untuk itu, sedikit ditemukan ruang kebersamaan
perlunya seseorang untuk yang kondusif dan membangun di antara
mengejar(sangat mengharapkan sesuatu sesama jemaat. Kesatuan umat Tuhan
dengan terus-menerus berasal dari “kesatuan” yang dikaruniakan
mengusahakannya) kekudusan hidup, Allah di dalam batin umat ketika menjadi
yang hanya mungkin dapat dicapai percaya kepada Kristus, dan “kesatuan”
melalui pertolongan Allah.33 Kekudusan itu dimiliki bersama oleh setiap orang
adalah ciri khas Tuhan (Im. 19:2; Luk. milik Tuhan.37
1:49; I Ptr. 1:15) dan Kekudusan adalah
kehendak Allah bagi semua orang (I Tes. D. Perubahan Seseorang yang Dewasa
4:3; Ef. 1:4; I Ptr. 1:16), walau mempunyai Secara Spiritual
jalan kehidupan yang berbeda namun Ketika sudah menjadi seseorang yang
dipanggil oleh-Nya (Mat. 22:37-39; Mrk. dewasa secara spiritual, bukan hanya
12:30-31). Agar seseorang menjadi terjadi perubahan38 yang baik bagi orang
dewasa secara spiritual harus memiliki tersebut, namun dapat menjadi alat yang
hikmat, kebijaksanaan yang baik.34 dipakai oleh Allah dalam melayani umat-
Hikmat bukan berasal dari dunia, tetapi Nya, yang telah berlabuh pada sifat Allah
yang berasal dari Allah semata-mata.35
(Bandung: Pioner Jaya, 2009), hlm. 15. yang Normal (Surabaya: Yayasan
32 Ibid., hlm. 15 Perpustakaan Injil, cetakan kedua, 2005),
33 Ibid., hlm. 7. hlm. 138.
34 Tim Penyusun, Op.Cit., hlm. 307. 38 Tim Penyusun, Op.Cit., hlm. 981. (Hal
35 Warren W. Wiersbe, Hikmat di Dalam atau keadaan berubah; peraliham;
Kristus: Betapa Berbedanya Hikmat pertukaran).
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 47
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 48
JURNAL SEMPER REFORMANDA, Vol.3 No.1 Oktober 2021
ISSN: 2528-7321 | E-ISSN: 2808-814X
https://ejournal.sttlintasbudaya.ac.id/index.php/JSR 49