TUGAS MAKALAH
Dosen Pengajar :
Oleh :
NIM : A120102022
KELOMPOK :2
1
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
2.1 Pengertian Manusia.................................................................................5
2.2 Hakikat Manusia......................................................................................6
2.3 Manusia sebagai makluk sosial...............................................................7
2.4 Karakteristik manusia sebagai makluk sosial..........................................8
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
berkatnya saya dapat menyelesaika makalah ini dengan tepat waktu
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu
saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan :
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Hakikat Manusia
Kita harus ingat bahwa manusia agak berbeda dengan Tuhan. Alalh adalah
pencipta dan manusia adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia dengan
cara berbeda dari ciptaan (unik) lainnya. Manusia diciptakan dengan tangannya
sendiri. Kemudia Tuhan menghembuskan nafas kehidupan kedalam lubang
hidung orang itu. Manusia diciptakan oleh nasihat ilahi (Kejadian 1 : 26 – 27 ). Ini
bisa berarti bahwa konsekuensi dan resiko menciptakan manusia di
pertimbangkan. Manusia diciptakan menurut gambar Allah. Hal ini menunjukan
bahwa manusia adalah makluk yang sangat unik dan kuat. Dalam hal ini dapat di
simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang hakiki dan mendasar pada fitrah
manusia dengan ciptan Allah yang lain. Ini juga menunjukan kemungkinan
hubungan intim yang ada antara manusia dan Tuhan. Memahami orang menurut
filsuf Socrates, esensi manusia ada di dalam pikiran, yang dengnnya kebenaran
dan kebaikan dapat dinilai. Plato dan Aristoteles menjelaskan bahwa sifat manusia
terletak pada pikiran.
6
Tokoh tokoh di dunia Barat melanjutkan pandangan Plato dan Aristoteles
tentang sifat baik manusia, dan kemudian beralih ke pandanga humanistic bahwa
manusia adalah keseluruhan dalam segala dimensi.
Pandangan panteistik Spinoza adalah bahwa kodrat manusia sama dengan Tuhan
dan kodrat alam semesta. Voltaire mengatakan bahwa sifat manusia sangat sulit
untuk dilihat dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjadi nyata.
Notonagoro mengatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk
monodual, mewakili kesatuan tubuh dan jiwa yang tak terpisahkan , perhatikan
tubuh yang menyertainya. Pandangan bebas ini dikembangkan oleh Darwin dalam
teori evolusinya.
7
kritik terhadap Kejadian 2 di atas menyatakan bahwa tidak baik manusia itu
seorang diri, maka Allah menciptakan penolong yang cocok. Ini tidak terbatas
pada lawan jenis, itu juga tidak baik untuk orang saja. Tuhan ingin orang-orang
hidup bersama. Beberapa
teolog bahkan mengatakan bahwa kita memahami dan menemukan sifat manusia
kita hanya dalam hubungan kita dengan orang lain.
8
1. Penerimaan bentuk – bentuk budaya. Orang menerima suatu bentuk
kelahiran kembali yang datang dari luar dan pengetahuan mucul dalam diri
manusia.
2. Hemat energy. Jika ini palsu, kita dapat membuat kinerja manusia di
masyarakat menjadi efektif dan efisien dengan tidak terlalu banyak
mengonsumsi energy dari manusia. Secara umum, keinginan untuk meniru
paling terlihat dalam ikatan kelompok, tetapi juga ditemukan dalam
kehidupan sosial secara umum. Dari uraian di atas jelas bagaimana
manusia itu sendiri membutuhkan interaksi atau komunikasidalam rangka
membentuk dirinya melalui proses peniruan. Jelaslah bahwa manusia
sendiri memiliki pengertian sebagai makluk sosial, namun yang
mencirikan manusia sebagai makluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial dalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya.
Secara garis besar, faktor pribadi yang mempengaruhi interaksi manusia
terdari dari tiga komponen :
1. Stres mental. Ini memiliki dampak besar pada bagaimana orang
berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri rendah. Ketika keadaan seseorang adalah manusia yang
rendah hati, ia ingin berhubungan dengan orang lain karena
keadaan itu dimana orang yang rendah hati membutuhkan cinta
dan dukungan moral dari orang lain untuk membentuk
kedaannya yang sebenarnya.
3. Isolasi sosial. Orang- orang yang terisolasi perlu berinteraksi
dengan teman sebaya dan teman sebaya untuk membentuk
komunitas yang harmonis.
9
bahwa tidak ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tampa
bantuan orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makluk yang memiliki akal. Memiliki perasaan dan logika.
Serta makluk individu yang bersifat sosial. Menurut kamus Alkitab, manusia di
refleksikan sebagai daging, makluk lemah yang berdosa dan keadaan itu
menentukan seluruh kehidupannya lahir dan batin. Manusia sebagai makluk sosial
menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia adalah tidak sendirian dan selalu
dalam keterhubungannya dengan orang lain dan berorientasi kepada sesame.
(kejadian 2 : 18).
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubunganya dengan makluk sosial lainnya yang dimaksud
adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
https://danielgrg.wordpress.com/2013/06/23/hakekat-manusia-menurut-
10
pandangan-kristen/
https://satriabangkit.wordpress.com/2012/12/06/pengertian-manusia-dari-
sudut-pandang-imankristen/
http://www.slideshare.net/DarkChocolatte/pendidikan-agama-kristen-kuliah-
11