Anda di halaman 1dari 11

MANUSIA SEBAGAI MAKLUK SOSIAL

TUGAS MAKALAH

Dosen Pengajar :

SRI WENING, S.PAK.,M.Th

Oleh :

NAMA : DANIEL IMANUELA NUGROHO

NIM : A120102022

KELOMPOK :2

1
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................4


1.2 Rumusan masalah....................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
2.1 Pengertian Manusia.................................................................................5
2.2 Hakikat Manusia......................................................................................6
2.3 Manusia sebagai makluk sosial...............................................................7
2.4 Karakteristik manusia sebagai makluk sosial..........................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................10
3.2 Daftar Pustaka.........................................................................................10

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
berkatnya saya dapat menyelesaika makalah ini dengan tepat waktu

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu
saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak


kekurangan karena keterbatasan saya sebagai penulis. Maka dengan ini penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semogga apa yang ditulis bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 13 Oktober 2022

Penulis

Daniel Imanuela Nugroho

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sangat fundamental dan sentral bagi kekristenan karena mereka


berada di pusat kehidupan religius dan pusat pengambilan keputusan etis.
Membahas manusia dari perspektif Kristen membantu kita memahami berbagai
aspek kehidupan beragama, masyarakat, dan perkembangan teknologi
modern.Termasuk berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Ciri-ciri dasar kesaksian Alkitab tentang kemanusiaan dari perspektif Kristen
adalah: Sebagai makluk yang beretika, sebagai orang berdosa, manusia
diberdayakan untuk memulihkan (memperbaiki) hubungannya dengan Tuhan,
dengan sesama, dan dengan ciptaan.

1.2 Rumusan Masalah :


 Apakah manusia itu?
 Bagaimana Pengertian hakikat manusia dalam alkitab?
 Bagaimana implikasi manusia sebagai makluk social?

1.3 Tujuan :

 Untuk mengetahui pemahaman tentang manusia.


 Untuk mengetahui apa itu hakikat manusia.
 Untuk mengetahui implikasi manusia sebagai makluk social.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia

Secara umum, manusia adalah makluk yang memiliki akal. Memiliki


perasaan dan logika. Serta makluk individual yang bersifat social. Menurut kamus
Alkitab , manusia di refleksikan sebagai daging makluk lemah yang berdosa dan
keadaan itu menentukan seluruh kehidupannya lahir dan batin.

Kejadian 1 : 26 – Manusia adalah segambar dan serupa dengan Allah

Kejadian 1 : 2 – Manusia adalah makluk ciptaan Allah.

1 Tesalonika 5 : 23 mengemukakan ucapan berkat rasul Paulus. Di dalamnya


terkandung konsep manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tubuh berkaitan
dengan pacaindera. Jiwa sering di artikan terkait dengan pikiran (akal), emos
(perasaan), dan kehendakan (will).

Ibrani 4 : 12 mengidentifikasikan bahwa manusia memiliki roh dan jiwa, itu


berarti aspek roh (pneuma) memiliki perbedaan dengan jiwa (psyche). Roh
manusia berhubungan dengan Tuhan. Jiwa terkait dengan diri sendiri dan
lingkungan kita responi melalui jiwa – akal , pikiran , kehendak.

5
2.2 Hakikat Manusia

Sifat Manusia sebagai makluk individu merupakan kodrat manusia sebagai


makluk yang memiliki keinginan, kebuuthan , dan emosi yang berbeda dengan
manusia lainnya. Citra manusia dalam kepercayaan Kisten didasarkan pada
Alkitab, khususnya Kejadian 1 : 26 – 27, yaitu pernyataan Tuhan tentang
penciptaan alam semesta yang di dalamnya manusia termasuk. Manusia
diciptakan menuru gambar dan rupa Allah. Dalam hal ini mengacu pada elemen
serupa. Dalam kejadian ada beberapa prinsip sifat manusia. Manusia adalah
produk ciptaan Allah (Kejadian 1 : 26 – 27) Manusia bukan “Pletik” Tuhan dalam
arti biologis. Manusia adalah makluk nyata, hasil karya tangan besar Sang
Pencipta.

Kita harus ingat bahwa manusia agak berbeda dengan Tuhan. Alalh adalah
pencipta dan manusia adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia dengan
cara berbeda dari ciptaan (unik) lainnya. Manusia diciptakan dengan tangannya
sendiri. Kemudia Tuhan menghembuskan nafas kehidupan kedalam lubang
hidung orang itu. Manusia diciptakan oleh nasihat ilahi (Kejadian 1 : 26 – 27 ). Ini
bisa berarti bahwa konsekuensi dan resiko menciptakan manusia di
pertimbangkan. Manusia diciptakan menurut gambar Allah. Hal ini menunjukan
bahwa manusia adalah makluk yang sangat unik dan kuat. Dalam hal ini dapat di
simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang hakiki dan mendasar pada fitrah
manusia dengan ciptan Allah yang lain. Ini juga menunjukan kemungkinan
hubungan intim yang ada antara manusia dan Tuhan. Memahami orang menurut
filsuf Socrates, esensi manusia ada di dalam pikiran, yang dengnnya kebenaran
dan kebaikan dapat dinilai. Plato dan Aristoteles menjelaskan bahwa sifat manusia
terletak pada pikiran.

6
Tokoh tokoh di dunia Barat melanjutkan pandangan Plato dan Aristoteles
tentang sifat baik manusia, dan kemudian beralih ke pandanga humanistic bahwa
manusia adalah keseluruhan dalam segala dimensi.

Pandangan panteistik Spinoza adalah bahwa kodrat manusia sama dengan Tuhan
dan kodrat alam semesta. Voltaire mengatakan bahwa sifat manusia sangat sulit
untuk dilihat dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menjadi nyata.
Notonagoro mengatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk
monodual, mewakili kesatuan tubuh dan jiwa yang tak terpisahkan , perhatikan
tubuh yang menyertainya. Pandangan bebas ini dikembangkan oleh Darwin dalam
teori evolusinya.

2.3 Manusia sebagai makluk sosial

Manusia sebagai makluk sosial mengacu pada kenyataan bahwa manusia


tidak sendiri, tetapi selalu berhubungan dan diarahkan kepada orang lain.

(Kejadian 2:18). Perdebatan tentang kemanusiaan pada dimensi individu dan


kolektif telah berlangsung sejak lama, sehingga menghasilkan dua ideologi besar
yang mempengaruhi system social, politik dan ekonomi penganutnya. Sebagai
contoh, negara-negara maju yang menghargai dimensi individu dengan
memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan individu telah menciptakan sistem
sosial ekonomi kapitalis dengan ideologi pasar bebas. Demikian pula mereka
yang menghargai dan mengutamakan aspek social kemanusiaan menciptakan
sistem sosial yang dikenal dengan sosialisme. Dalam system ini,hak dan
kebebasan individu harus tunduk pada kepentingan kelompok atau masyarakat.
Persaingan ideologis semacam ini yang menghasilkan apa yang kita kenal sebagai
Perang Dingin sekarang telah berakhir, dan system social dan ekonomi terlihat
lebih unggul dari kapitalisme. Kekristenan, apa sebenarnya sikap Kristen yang
bertanggung jawab itu ? Teologi Kristen berkembang begitu banyak di Barat,
dimana dimensi pribadi begitubesar, sehingga semua bentuk privatisasi dosa dan
keselamatan dan pemahaman diri yang sangat individualis,harus dimulai dengan

7
kritik terhadap Kejadian 2 di atas menyatakan bahwa tidak baik manusia itu
seorang diri, maka Allah menciptakan penolong yang cocok. Ini tidak terbatas
pada lawan jenis, itu juga tidak baik untuk orang saja. Tuhan ingin orang-orang
hidup bersama. Beberapa

teolog bahkan mengatakan bahwa kita memahami dan menemukan sifat manusia
kita hanya dalam hubungan kita dengan orang lain.

Sosial (misalnya keluarga, komunitas lokal hingga internasional, politik,


ekonomi,dll.) Dengan kata lain, lahirnya pranata social merupakan hasil logis dari
penciptaan manusia sebagai makluk sosial. Orientasi sesama manusia juga
berperan dalam berbagai tindakan keagamaan dan pertimbangan serta keputusan
etis. Oleh karena itu, orang tidak dapat memiliki agamannya sendiri. Agama
selalu menjadi fenomena sosial, meskipun hubungan kita dengan Tuhan, atau apa
yang Tuhan anggap sangat pribadi.

2.4 Karekteristik manusia sebagai makluk sosial

selama berabad – abad , konsep manusia sebagai makluk sosial telah


menekankan pengaruh komunitas yang dominan pada individu. Dimana unsur
kebutuhan biologis?

1. Dorongan untuk makan


2. Dorongan untuk melawan
3. Dorongan untuk melanjutkan jalan tergantung dan membutuhkan unsur –
unsur Dengan demikian, komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh
peran manusia sebagai makluk sosial.

Dalam proses perkembangannya , manusia juga memiliki kecenderungan sosial


untuk melihat kehidupan masyarakat dan berusaha menirunya dalam arti mendidik
diri sendiri.

8
1. Penerimaan bentuk – bentuk budaya. Orang menerima suatu bentuk
kelahiran kembali yang datang dari luar dan pengetahuan mucul dalam diri
manusia.
2. Hemat energy. Jika ini palsu, kita dapat membuat kinerja manusia di
masyarakat menjadi efektif dan efisien dengan tidak terlalu banyak
mengonsumsi energy dari manusia. Secara umum, keinginan untuk meniru
paling terlihat dalam ikatan kelompok, tetapi juga ditemukan dalam
kehidupan sosial secara umum. Dari uraian di atas jelas bagaimana
manusia itu sendiri membutuhkan interaksi atau komunikasidalam rangka
membentuk dirinya melalui proses peniruan. Jelaslah bahwa manusia
sendiri memiliki pengertian sebagai makluk sosial, namun yang
mencirikan manusia sebagai makluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial dalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya.
Secara garis besar, faktor pribadi yang mempengaruhi interaksi manusia
terdari dari tiga komponen :
1. Stres mental. Ini memiliki dampak besar pada bagaimana orang
berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri rendah. Ketika keadaan seseorang adalah manusia yang
rendah hati, ia ingin berhubungan dengan orang lain karena
keadaan itu dimana orang yang rendah hati membutuhkan cinta
dan dukungan moral dari orang lain untuk membentuk
kedaannya yang sebenarnya.
3. Isolasi sosial. Orang- orang yang terisolasi perlu berinteraksi
dengan teman sebaya dan teman sebaya untuk membentuk
komunitas yang harmonis.

Manusia adalah makluk yang selalu saling mempengaruhi. Seseorang tidak


dapat mencapai apa yang diinginkannya sendiri. Sebagai makluk sosial,
manusia berperan dengan menggunakan simbol – simbol untuk
mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya. Manusia tidak dapat
mewujudkan individualitasnya kecuali melalui kehidupan sosial.
Manifestasi manusia sebagai makhluk sosial dapat dilihat dari kenyataan

9
bahwa tidak ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tampa
bantuan orang lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia adalah makluk yang memiliki akal. Memiliki perasaan dan logika.
Serta makluk individu yang bersifat sosial. Menurut kamus Alkitab, manusia di
refleksikan sebagai daging, makluk lemah yang berdosa dan keadaan itu
menentukan seluruh kehidupannya lahir dan batin. Manusia sebagai makluk sosial
menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia adalah tidak sendirian dan selalu
dalam keterhubungannya dengan orang lain dan berorientasi kepada sesame.
(kejadian 2 : 18).

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makluk sosial adalah adanya suatu bentuk
interaksi sosial didalam hubunganya dengan makluk sosial lainnya yang dimaksud
adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.

3.2 DAFTAR PUSTAKA

https://danielgrg.wordpress.com/2013/06/23/hakekat-manusia-menurut-

10
pandangan-kristen/
https://satriabangkit.wordpress.com/2012/12/06/pengertian-manusia-dari-
sudut-pandang-imankristen/
http://www.slideshare.net/DarkChocolatte/pendidikan-agama-kristen-kuliah-

11

Anda mungkin juga menyukai