Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

NAMA: ANGEL CINTIANI PURBA

NIM: 230104005

SEMESTER:1 MPK GRUP A

MATA KULIAH :DASAR-DASAR PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU:RUSLAN JULIANA PARDOSI,M.SI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA saya dapat

menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Hakikat Manusia Dan Pengembangannya”

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi

penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka saya sangat mengharapkan kritikkan dan saran guna

perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana

ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Atas semua ini saya mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut membantu

dalam menyelesaikan makalah ini

penulis

Angel

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang…………………………………………………………………………………1

Rumusan Masalah………………………………..…………………………………………….1

Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………2

Manfaat Penelitian………………….………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Sifat Hakikat Manusia…………………………….……………………………….2

Dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan, Dan Dinamikanya………..……………..3

Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia………………………………………………….…5

Sosok Manusia Seutuhnya……………………………………………………………………..6

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………….7

Saran ……………………………………………………………………………………..……8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…………9
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia


memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang di sebut sifat
hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Oleh karena itu, strategis jika
pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang
pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai
pengetahuan hakikat manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : arti dan
wujud sifat hakikat manusia,

dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.

Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud hakikat manusia?


2. Apa saja yang disebut sebagai dimensi hakikat manusia?
3. Bagaimana mengembangkan dimensi hakikat manusia?
4. Bagaimana gambaran sosok manusia indonesia?
Tujuan Penelitian

1. Untuk memahami tentang sifat hakikat manusia

2. Untuk memahami dimensi-dimensi hakikat manusia


3. Untuk memahami pengembangan dimensi hakikat manusia
4. Untuk mengenal sosok manusia Indonesia

Manfaat Penelitian

Manfaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat menegetahui serta
memahami hakikat manusia dan perkembangannya.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Sifat Hakikat Manusia

Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil
membedakan manusia dengan hewan meskipun antara manusia dan hewan banyak kemiripan
terutama jika dilihat dari segi biologisnya. Kesamaan secara biologis ini misalnya adanya
kesamaan bentuk (misalnya kera), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan
menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anak, pemakan segalanya, dan adanya
persamaan metabolisme dengan manusia. Bahkan beberapa filosof seperti Socrates
menamakan manusia itu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Scheller
menggambarkan manusia sebagai das kranke tieri (hewan yang sakit) (Drijakara, 1962:138).

Kenyataan dalam pernyataan tersebut dapat menimbulkan kesan yang keliru, mengira
bahwa manusia dan hewan hanya berbeda secara gradual, yaitu suatu perbedaan yang melalui
rekayasa dapat dibuat menjadi sama keadaannya, misalnya air karena perubahan temperatur
lalu menjadi es batu. Seolah-olah dengan kemahiran rekayasa pendidikan, orang hutan,
misalnya, dapat dijadikan manusia. Upaya manusia untuk mendapatkan keterangan bahwa
hewan tidak identik dengan manusia telah ditemukan. Charles Darwin dengan teori evolusinya
telah berjuang untuk menemukan bahwa manusia berasal dari kera, tetapi temuannya ini
ternyata gagal. Ada misteri yang dianggap menjembatani proses perubahan dari kera ke
manusia yang tidak sanggup diungkapkan yang disebut the missing link, yaitu suatu mata rantai
yang putus. Ada suatu proses antara yang tak dapat dijelaskan. Jelasnya tidak ditemukan bukti-
bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primata atau kera
melalui proses evolusi yang bersifat gradual.

Dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan, Dan Dinamikanya

Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat hakikat tersebut
akan di bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi lain. Ada empat macam dimensi
yang akan di bahas, yaitu:

1. Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Dimensi kesusilaan
4. Dimensi keberagamaan
5. Dimensi Keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai ”orang seorang” sesuatu yang merupakan suatu
keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai
pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita,
kecendrungan, semangat dan daya tahan yang berbeda.

Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan cirri yang sangat esensial
dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana di gambarkan di atas
secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar
bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina, melalui pendidikan, benih-benih individualitas
yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian seseorang tidak
akan terbentuk semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas
sebagai milikinya. Padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk
membentuk kepripadiannya atau menemukan kediriannya sendiri. Pola pendidikan yang
bersifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya
potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola pendidikan yang menghambat
perkembangan individualitas (misalnya yang bersifat otoriter) dalam hubungan ini disebut
pendidikan yang patologis.

Dimensi kesosialan

Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat saling
berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling memberi dan
menerima.

Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan untuk bergaul.
Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

Seseorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi


dengan sesamanya. Seorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi
sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di
cocokinya. Hanya di dalam berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling menerima dan
memberi, seseorang menyadari dan menghayati kemanusiaanya.

Dimensi kesusilaan

Susila berasal dari kata” su “dan “sila” yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan
tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika di
dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka
pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang
mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika
(persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.

Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga
dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
Dimensi Keberagamaan

Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama merupakan kebutuhan


manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang.

Manusia memerlukan agama demi kesalamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa agama
menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati agama melalui proses
pendidikan agama. Pendidikan agama bukan semata-mata pelajaran agama yang hanya
memberikan pengetahuan tentang agama, jadi segi-segi afektif harus di utamakan. Di samping
itu mengembangkan kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan penganut
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat perhatian.

Pengembangan Dimensi -Dimensi Hakikat Manusia

Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu
terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sasaran pendidikan adalah manusia, artinya bahwa
pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidik.Ketika terlahir ke dunia
manusia telah dikaruniai oleh Tuhan dimensi manusia dalam wujud potensi, namun belum
teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi.Dan dari kondisi “potensi” menjadi
wujud aktualisasi terdapat rentang-rentang proses yang mengundang pendidikan untuk
berperan. Meskipun pada dasarnya pendidikan itu baik tetapi dalam pelaksanaan mungkin saja
terjadi kesalahan–kesalahan yang secara lazimnya disebut salah didik. Hal itu bisa terjadi
karena pendidik itu adalah manusia biasa, yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan.
Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang terjadi:

1. Pengembangan Yang Utuh

Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu
kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang
disediakan untuk memberi pelayanan atas perkembangannya.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu : wujud dimensi
dan arahnya.

a. Dari Wujud Dimensinya

Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan, antara antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor,. Pengembangan aspek jasmaniyah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya
mendapat pelayanan secara seimbang.

Pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan


dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi
pengabaian terhadap salah satunya.

b. Dari Arah Pengembangan

Keutuhan pengembangan dimensi hakikatb manusia dapat diarahkan kepada


pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagamaan secara
terpadu.Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh
diartikan sebagai pembinaaqn terpadu terhadap dimensi hakikat manusi sehingga dapat tumbuh
dan berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup yaqng bersifat horizontal
(yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang menciptakn ketinggian
martabat manusia). Dengan demikian secara totalitas membentuk manusia yang utuh.

2. Pengembangan Yang Tidak Utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi
di dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditngani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan
ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara
vertical ada domain tingkah laku yang terabaikan penangannya.
D. Sosok Manusia Seutuhnya

Sosok manusia seutuhnya berarti bahwa pembangunn itu tidak hanya mengejar
kemajuan lahiriah, seperti sandang, pangan, kesehatan, ataupun kepuasan batiniah seperti
pendidikan, rasa aman, bebas mengelurkan pendapat yang bertanggung jawab melainkan
keselarasan, keserasian dan keseimbangan diantara keduanya sekaligus batiniah. selanjutnya
juga diartikan bahwa pembanguinan itu merata diseluiruh tanah air bukan hanya untuk
golongan atau sebagian dari masyarakat. Selanjutnya juga diartikan keselarasan hubungan
manusia dengan Tuhannya , antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan
sekitarnya, keselerasian antar bangsa-bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup
didunia dengan kebahagiaan di akhirat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Manusia memiliki akal untuk
menghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan pendidikan sebagai obyek
yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila akal itu sendiri dapat menfungsikan, dan
obyeknya itu sendiri adalah ilmu pengetahuan. Maka dari itu, manusia pada hakikatnya adalah
makhluk peadagogis, makhluk social, makhluk individual,dan makhluk beragama.

B. Saran

Untuk semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib berpegang teguh kepada
nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kesehariannya

Menurut pendapat sendiri bahwa Hakikat manusia adalah:

makhluk yang bisa mempumyai tenaga untuk hidupnya untuk memenuhi segala kebuthannya
sehingga dapat bertumbuh dan berkembang secara selaras juga memiliki potensi untuk dapat
berkembang lagi menuju kepada kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://macro bio student ummy solok_ makalah pengantar pendidikan“hakikat manusia dan

pengembangannya”.html

http://Konsep manusia seutuhnya.htm

Pengantar pendidikan,Prof.DR.Umar tirtarahardja dan Drs.s.L.La Sulo

http://Hakikat Manusia dan Perkembangannya _ Afid Burhanuddin.html

http://nursekhamaulida makalah pendidikan manusia seutuhnya.htm

http://pengantar pendidikan – ringkasan materi _ suharnisihombing.htm

http://nahulinguistik.wordpress.com/2012/09/04/hakikat-manusia-dan-pengembangannya/

http://pritowindiarto.blogspot.com/2009/12/ hakikat-manusia-dan.html

http://harryantony26.blogspot.com/2012/12/tugas-i-4-dimensi-dimensi-hakekat.html

https://sites.google.com/site/deryindragandi/dimensi-dimensi-hakikat-manusia

murasaki88.blogspot.com di

Anda mungkin juga menyukai