OLEH
NOVITA PUE
NIM. 2122511077
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Hakikat Manusia
Dan Pengembangannya”
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat
mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di
hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
1. Sifat Hakikat Manusia
2. Dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan, Dan Dinamikanya
3. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
4. Sosok Manusia Seutuhnya
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkaitan dengan pendidikan, maka hakikat manusia perlu dibahas di awal,
karena pendidikan yang dilakukan adalah untuk manusia. Socrates dalam (Tafsir
2010:7) mengatakan bahwa belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang
manusia
Manusia menjadi sosok sentral di alam dunia, karena manusia mengurus
dirinya sendiri dan alam. Manusia membuat peraturan sendiri untuk mengatur
dirinya sendiri, manusia juga membuat peraturan sendiri untuk mengatur alam.
Hewan, tumbuhan, lautan, daratan, gunung, dan lain-lain berada di bawah aturan
yang dibuat oleh manusia. Bahkan manusipun tunduk pada peraturan yang
dibuatnya sendiri. Kerusakan dan kelestarian alam tergantung pada manusia
sebagai sosok sentralnya. Jadi, sudah sewajarnya jika manusia harus mengenali
hakikat manusia yang sebenarnya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas
manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari
apa yang di sebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena
secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Oleh karena itu, strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia
ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi
titik tolak bagi paparan selanjutnya. Untuk mencapai pengetahuan hakikat
manusia tersebut maka akan dikemukakan materi yang meliputi : arti dan wujud
sifat hakikat manusia, dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan
dinamikanya, pengembangan dimensi hakikat manusia dan sosok manusia
seutuhnya.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud hakikat manusia?
2. Apa saja yang disebut sebagai dimensi hakikat manusia?
3. Bagaimana mengembangkan dimensi hakikat manusia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami tetang sifat hakikat manusia
2. Untuk memahami dimensi-dimensi hakikat manusia
3. Untuk memahami pengembangan dimensi hakikat manusia
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat
menegetahui serta memahami hakikat manusia dan perkembangannya..
6
BAB II
PEMBAHASAN
c) Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup
hanya berbuat yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya
terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih.
Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai
konotasi berbeda yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika
(persoalan kebaikan). Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.
Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada
hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk
susila.
d) Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Beragama merupakan
kebutuhan manusia karena manusia adalah mahluk yang lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang.
seminar, diskusi, lokakarya dan semiloka terus dilakukan guna mencari sebuah
model pendidikan yang dianggap dapat membebaskan manusia dari sikap
ketergantungan terhadap benda, pendidikan yang dapat membebaskan manusia
dari pendewaan terhadap dunia, dan atau model pendidikan yang dapat mencetak
manusia yang utuh, yakni manusia yang manusiawi, manusia memiliki nilai-nilai
kemanusiaan.
Pendidikan manusia seutuhnya, pada dasarnya merupakan tujuan yang
hedak dicapai dalam konsep Value Education atau General Education yakni:
1. manusia yang memiliki wawasan menyeluruh tentang segala aspek
kehidupan, serta
2. memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh
merupakan dua terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang
disesuaikan dengan konteks sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa
yang dalam bahasa lain pendidikan yang dapat melahirkan: a) pribadi
yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar, dan b) layak
hidup sebagai manusia.
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan
bersama antar keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil
pemerintah. Patut diingat bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada
tataran afeksi, dan pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila
dilakukan melalui metode pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang
dewasa.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan
segenap dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.
Ciri-ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia
manusia
Adanya hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia
sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus
mengusai hewan
Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati
kebahagian pada manusia
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan
Berkat pendidikan maka sifat hakikat manusia dapat ditumbuhkembangkan secara
selaras dan berimbang sehingga menjadi manusia yang utuh.
2. Saran
a. Kepada semua pihak yang berkepentingan dunia pendidikan wajib
berpegang teguh kepada nilai-nilai kependidikan dalam mengemban tugas
dan tanggung jawab kesehariannya
b. Penerapan paradigma baru dalam pendidikan disosialisasikan lebih luas
14
DAFTAR PUSTAKA