NPM : 03092011033
KELAS : 1B
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan
“Hakikat Manusia Dan Pengembangannya”
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………
1
2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………… 1
3. Tujuan
Penelitian………………………………………………………………...1
4. Manfaat
Penelitian…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
1. Sifat Hakikat
Manusia…………………………………………………………………2
2. Dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi,
Keunikan,DaDinamikanya…………………..5
3. Pengembangan Dimensi Hakikat
Manusia……………………………………………………………7
4. Sosok Manusia
Seutuhnya………………………………………………………………8
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………iv
HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Manfaat yang kita peroleh dari pembuatan makalah ini yaitu kita dapat
menegetahui serta memahami hakikat manusia dan perkembangannya..
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu (intergrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimilki oleh manusia dan tidak
terdapat pada hewan.
Sebelum kita mengetahui sifat hakikat manusia, terlebih dahulu kita harus
mengetahui apa sebenarnya arti kata manusia. Kata manusia berasal dari bahasa
sansekerta”manu”, dan dalam bahasa latin “mens” yang artinya berfikir, berakal
budi atau homo, yang berarti manusia.
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang
dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam
membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk , menyatakan :
2. Kemampuan Bereksistensi
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,
suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat
keputusan tentang yang baik atau benar dan yang buruk atau salah bagi manusia
sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik perlu didukung oleh
kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akal budi disebut tajam
kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata hati yang tajam harus ada
usaha melalui pendidikan kata hati yaitu dengan melatih akal kecerdasan dan
kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian berbuat yang
didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu menganalisis serta
membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau salah bagi manusia
sebagai manusia
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan
maka yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati
masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai kata hati yang
tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui jarak tersebut harusada
aspek kemauan untuk berbuat Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
moral yang singkron dengan kata hati yang tajam merupakan moral yang baik.
Sebaliknya perbuatan yang tidak singkron dengan kata hatinya merupakan moral
yang buruk atau rendah.
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari
perbuatan yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud bertanggung
jawab bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya sendiri bentuk
tuntutannya adalah penyesalan yang mendalam. Tanggung jawab kepada
masyarakat bentuk tuntutannya adalah sanksi-sanksi sosial seperti cemoohan
masyarakat, hukuman penjara dan lain-lain. Tanggung jawab kepada tuhan
bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang tidak
bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau kemerdekaan
dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan.
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu
sebagai makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidak ada
hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi
haknya.
Pada pembahasan telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat
hakikat tersebut akan di bahas lagi dimensi-dimensinya atau di tilik dari sisi lain.
Ada empat macam dimensi yang akan di bahas, yaitu
1. Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Dimensi kesusilaan
4. Dimensi keberagamaan
5. Dimensi Keindividualan
2. Dimensi kesosialan
Setiap anak dikaruniai kemungkinan untuk bergaul. Artinya, setiap orang dapat
saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung untuk saling
memberi dan menerima.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampat lebih jelas pada dorongan
untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu
dengan sesamanya.
3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat
yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung
kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa
ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda
yaitu, etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan).
Kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.
Persoaalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya
manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta
melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila.
4. Dimensi Keberagamaan
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu, wujud
dan arahnya.
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan,
kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika
keduanya mendapat pelayanan secara seimbang. Pengembangan dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman dikatakan utuh jika semua
dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap
salah satunya. Pengembangan domain kognitif, afektif dan psikomotor dikatakan
utuh jika ketiga-tiganya mendapat pelayanan yang berimbang.
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang
terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh
pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertical ada domain tingkah
laku terabaikan penanganannya.
Manusia seutuhnya berarti adalah sosok manusia yang tidak parsial, fragmental.
Apalagi split personality. Utuh artinya adalah lengkap, meliputi semua hal yang
ada pada diri manusia. Manusia menuntut terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani,
akal, fisik dan psikisnya. Berdasarkan pikiran dimikian dapat diuraikan konsepsi
manusia seutuhnya ini secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai
berikut:
2.Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang
menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Kenyataan seperti itu menjadikan manusia yang utuh sebagaimana yang dicita-
citakan semakin sulit dipenuhi. Pendidikan berjalan secara terpragmentasi atau
terpilah-pilah, mengedepankan sebagian dan mengabaikan bagian lainnya.
Akibatnya, manusia utuh sebagaimana yang dicita-citakan menjadi tidak jelas
kapan akan berhasil diraih. Oleh karena itu, perlu kiranya dipikirkan secara
saksama dan mendalam untuk mendapatkan konsep pendidikan yang dipandang
lebih ideal un tuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik dan maju.
2) memiliki kepribadian yang utuh. Istilah menyeluruh dan utuh merupakan dua
terminologi yang memerlukan isi dan bentuk yang disesuaikan dengan konteks
sosial budaya dan keyakinan suatu bangsa yang dalam bahasa lain pendidikan yang
dapat melahirkan: a) pribadi yang dapat bertaqarrub kepada Allah dengan benar,
dan b) layak hidup sebagai manusia.
Untuk dapat menghasilkan manusia yang utuh, diperlukan suri tauadan bersama
antar keluarga, masyarakat, dan guru di sekolah sebagai wakil pemerintah. Patut
diingat bahwa pembentukan jati diri manusia utuh berada pada tataran afeksi, dan
pembelajarannya dunia afeksi hanya akan berhasil apabila dilakukan melalui
metode pelakonan, pembiasaan, dan suri tauladan dari orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri
yang khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia manusia
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan
Saran