Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASPEK RADIOTIVITAS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI
TRI ANGGITA. F
WINITA R.ENGSIAN
SRI ANJANI
SUKMAWATI RUSTAM
SRI NINGSIH K ADAM
SAZRA M.NUR

PROGRAM STUDI D-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Observai mata kuliah Pengolahan
Sampah Daerah Pesisir  yang berjudul “MAKALAH ASPEK RADIOVITAS”

Terima kasih saya ucapkan kepada SUSAN ARBA,S KEP, Ns, M.KL. selaku dosen
pengampuh mata kuliah SANITASI INDUSTRI DAN K3 yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Ternate, Maret 2021

Kelompok VI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENEMUAN RADIOKATIF MENURUT PARA AHLI.............................................

2.2PENGERTIAN RADIOAKTIF......................................................................................

2.3 NUKLIDA DAN JENISNYA.......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radioaktivitas mula-mula ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1896. Pada tahun1898
Pierre Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium dan Radium juga memancarkan
radiasi-radiasi yang radioaktif. Radiasi-radiasi radioaktif yang dipancarkan oleh elemen-elemen
itu mengandung partikel-partikel sebagai berikut:

1. Sinar-sinar α atau partikel-partikel α


2. Sinar-sinar β atau partikel-partikel β 
3. Sinar-sinar γ atau partikel-partikel γ 

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi
menjadi inti yang stabil.Materi yang mengandung inti tak-stabil yang memancarkan radiasi,
disebut zat radioaktif.Besarnya radioaktivitas suatu unsur radioaktif (radionuklida) ditentukan
oleh konstanta peluruhan (l), yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro
(t½).Kedua besaran tersebut bersifat khas untuk setiap radionuklida.Berdasarkan sumbernya,
radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan radioaktivitas buatan. Peluruhan ialah
perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur
radioaktif menjadi unsur yang lain.  Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi
peluruhan yang berbeda, seperti peluruhan Alfa, Beta dan Gamma.ngenai aktivitas, daya tembus
dari keterangan sinar β dan sinar γ.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Sejarah Penemu Radioaktif ?
2. Apa Pengertian Radioaktif ?
3. Apa saja jenis-jenis Nuklida ?
4. Macam – macam Peleburan ?
5. Apa itu Waktu Paruh ?
6. Bagaimana dengan Sifat Sinar Radioaktif ?
7. Bagaimana Kestabilan Inti Radioaktif ?
8. Bagaimana dengan Pita Kestabilan?
9. Bagaimana dengan Energi Pengikat Inti ?
10. Bagaimana dengan Deret Radioaktif ?
11. Bagaimana dengan Reaksi Fisi dan Fusi ?
12. Bagaimana dengan Transmutasi Inti ?
13. Bagaimana dengan Kegunaan Radioaktif?
14. Bagaimana Pengaruh Radioaktif Terhadap Makhluk Hidup ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penemuan Radioaktif Menurut Para Ahli

Sejarah penemuan zat radioaktif diawali dengan ditemukannya sinar X oleh Wilhelm Conrad
Roentgen pada tahun 1895. Setelah itu, para ilmuwan menyadari bahwa beberapa unsur dapat
memancarkan sinar-sinar tertentu, meskipun pada waktu itu para ilmuwan belum memahami
hakikat sebenarnya dari sinar-sinar tersebut serta mengapa unsur-unsur memancarkannya.

Pada tahun 1896, Henri Becquerel, fisikawan Perancis berusaha mendapatkan sinar X
dari suatu batuan yang mengandung garam uranium. Secara tidak sengaja, batuan tersebut
dibungkus dengan kertas hitam dan diletakkan di atas plat film itu, ia sangat terkejut karena
bagian film pada tempat garam uranium diletakkan menjadi gelap. Dari hasil penelitiannya,
diketahui bahwa penyebab gelapnya bagian plat foto adalah radiasi berdaya tembus kuat, bahkan
lebih kuat dari sinar X, yang dipancarkan secara spontan oleh garam uranium tanpa harus
disinari terlebih dahulu.Radiasi spontan garam uranium terjadi karena mengandung unsur
uranium yang bersifat radioaktif.Peristiwa radiasi spontan ini kemudian Disebut keradioaktifan,
sedangkan zat yang bersifat radioaktif disebut dengan zat radioaktif.
Pada tahun 1898, Marie Sklodowska Curie dan oleh suaminya, Pierre Curie menemukan
unsur radiaktof lainnya dari mineral pitchblende yaitu polonium dan radium. Nama unsur
polonium diambil dari nama negara asal Marie Sklodowska Curie, yaitu Polandia, sedangkan
nama unsur radium diambil dari bahasa Yunani “radiare” yang artinya bersinar.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan positif diberi
nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium. Sinar radioaktif yang bermuatan negatif diberi
nama sinar beta, dan tersusun dari elektron-elektron. Sementara itu, Paul Ulrich Villard
menemukan jenis sinar radioaktif yang ketiga, yaitu sinar gama yang tidak bermuatan. Sinar
gama adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih pendek
dari sinar X.

2.2 Pengertian Radioaktif

Zat radioaktif adalah zat yang tidak mempunyai isotop stabil, sehingga disebut juga
radioisotop.zat tersebut dapat memancarkan sinar radiasi yang disebut sinar radioaktif,
berupa sinar alfa(α), sinar beta(β), sinar gamma(γ).Radioisotop adalah isotop tidak stabil
yang memancarkan radiasi secara spontan dan terus-menerus. Jika jumlah neutron dalam
suatu inti sama dengan jumlah proton, maka inti akan stabil atau non radioaktif. Tetapi jika
dalam inti jumlah neutron tidak sama dengan jumlah proton, maka inti menjadi tidak stabil.
Semakin banyak perbedaan jumlah neutron dengan jumlah protonnya, maka semakin tidak
stabil dan semakin cepat pula inti itu melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk sinar
radiasinya. Pada tahun 1900 Rutherford menemukan sinar alfa(α), dan sinar beta(β) dan pada
tahun yang sama sinar gamma(γ) ditemukan oleh P.Villard
2.3 Nuklida dan Jenisnya

1.Nuklida dan Nukleon


Dalam suatu nuklida tersusun atas nukleon-nukleon, dimana nukleon tersebut
merupakan partikel-partikel penyusun inti atom/nukleus, sedangkan nuklida itu sendiri
adalah isotop atom. Nukleon mengandung dua jenis partikel dasar yaitu proton
(bermuatan positif) dan neutron (tidak bermuatan). (Retug, 2005).
Suatu inti atom yang mempunyai jumlah nukleon tertentu disebut nuklida, yaitu
atom tanpa elektron pada kulit-kulitnya. Yang dimana setiap spesi nuklir yang ditandai
dengan : bilangan massa (A), nomor atom (Z), dan bilangan neutron (N).
A

Z N
Suatu nuklida dapat dinyatakan  dengan lambang unsur yang dilengkapi nomor
massa (jumlah nukleon), sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak karena dapat
dilihat pada sistem periodik. Sebagai contoh nuklida sebagai berikut : 20Ca40, 80Hg200 . 

2.Susunan nukleon dan nuklida  dibagi menjadi 3, yaitu:


1) Isotop adalah kelompok nuklida dengan Z (nomor atom) sama tetapi memiliki N (jumlah
neutron) yang berbeda. Contoh : 1H1 dengan 2H1.
2) Isobar adalah kelompok nuklida dengan A (nomor massa) sama tetapi memiliki nomor
atom yang berbeda. Contoh  : 12C6 dengan 12 C 7.  
3) Isoton adalah kelompok nuklida dengan N (jumlah netron) sama, tetapi memiliki jumlah
proton bebeda. Contoh : 31P15 dan 32S16.
           
Berdasarkan peta kestabilan dalam proses pembentukannya di alam, nuklida dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Nuklida stabil adalah nuklida yang secara alamiah tidak mengalami perubahan A (nomor
massa) maupun Z (nomor atom) atau tidak mengalami peluruhan.
Contoh :11 H , 126C 147 N
2. Radionuklida alam primer adalah nuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat
radioaktif dan dapat ditemukan di alam
Contoh :238
92U waktu paro 4,5 x 109 tahun
3.  Radionuklida alam sekunder adalah nuklida radioaktif yang secara alamiah dan dapat
ditemukan di alam. Waktu paronya dan dibentuk secara kontinu dari radionuklida alam
primer.
4. Radionuklida alam terinduksi adalah nuklida radioaktif yang terbentuk secara kontinu
dari hasil interaksi sinar kosmik dengan 14N di atmosfer.
5. Radionuklida buatan adalah nuklida yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi transmutasi
inti yang dilakukan di laboratorium.

3 Peluruhan Radioaktif

a. Peluruhan Partikel Alfa

Partikel alfa (α) didefinisikan sebagai partikel bermuatan positif pada inti
helium.Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga
dapat dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4).Oleh karena partikel alfa
terpecah dari inti atom radioaktif, partikel ini tidak memiliki
elektron.Dengan demikian, partikel alfa memiliki muatan +2.Partikel alfa
(α) merupakan partikel inti Helium yang bermuatan positif (kation dari
unsur Helium, He2+).Akan tetapi, elektron pada dasarnya bebas, mudah
untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi, secara umum, partikel
alfa (α) dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan cepat
mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai
ion).
Sebagai contoh, isotop Radon-222 (Rn-222), dapat mengalami peluruhan
dan memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan inti dengan
membebaskan partikel alfa. Isotop baru yang terbentuk pada proses
peluruhan ini adalah isotop baru dengan nomor massa 222 (yang
diperoleh dari 226 –  4) dan nomor atom 84 (yang diperoleh dari 88 – 2).

b. Peluruhan Partikel Beta


Peluruhan beta adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (electron
atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah electron peluruhan ini disebut sebagai
peluruhan beta minus (β-), sementara pada pemancaran positron disebut sebagai beta
plus (β+).

1. Peluruhan beta minus


Sebagai contoh :

228 228
Ra88 Ac89 + 0β-1

2. Peluruhan beta plus


Sebagai contoh :

230 230
Pa91 Th90 + 0β+1
3. Penangkapan Elektron
Penangkapan elektron merupakan jenis peluruhan inti yang jarang terjadi. Dalam
peluruhan ini, elektron dari tingkat energi yang lebih dalam (misalkan subkulit
1s) akan ditangkap oleh inti atom. Elektron tersebut akan bergabung  dengan
proton pada inti atom membentuk neutron. Akibatnya, nomor atom berkurang
satu dan nomor massanya tetap sama.
1p1 +  -1e0 →  0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat penangkapan elektron pada Polonium-
204 (Po-204) sebagai berikut :
84 Po204 +  -1e0 →  83Bi204 +  sinar-X
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron dapat terjadi saat penangkapan
sebuah elektron.Isotop dengan perbandingan n/p rendah dapat mengalami
penangkapan elektron (e-).Hal ini terjadi karena reaksi ini menyebabkan jumlah
proton berkurang satu dan jumlah neutron bertambah satu, sehingga menaikkan
perbandingan n/p.
Penangkapan elektron pada subkulit 1s menyebabkan kekosongan pada subkulit
1s. Elektron yang berasal dari subkulit lain dengan level energi yang lebih tinggi
akan “turun” untuk mengisi kekosongan ini disertai pembebasan sejumlah energi
dalam bentuk sinar X yang tidak tampak.

c. Pemancaran Radiasi Gamma


Partikel alfa (α) dan partikel beta (β) mempunyai karakteristik materi. Keduanya
memiliki massa tertentu dan menempati ruang. Namun, karena tidak ada
perubahan massa yang berhubungan dengan pemancaran sinar gamma (γ), kita
dapat menyatakan bahwa pemancaran sinar gamma (γ) sebagai pemancaran
radiasi gamma (γ). Radiasi gamma (γ) sangat menyerupai sinar X, yaitu radiasi
dengan energi tinggi dan memiliki panjang gelombang pendek (short
wavelength).Radiasi sinar gamma umumnya disertai dengan pemancaran partikel
alfa dan partikel beta.Tetapi, biasanya tidak dinyatakan pada persamaan reaksi
inti yang disetarakan.
melepaskan sejumlah besar radiasi sinar gamma.Isotop ini sering digunakan untuk
pengobatan kanker dengan metode radiasi. Paramedis akan mengarahkan sinar
gamma ke tumor, sehingga sinar tersebut diharapkan dapat merusaknya.

4 Waktu Paruh
Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan zat radioaktif agar jumlahnya menjadi separuh
atau setengah dari jumlah semula.Waktu paruh dapat ditentukan melalui persamaan :

t
Nt 1
No
=
2 () t 1 /2

Nt = Banyaknya zat sisa


No = Banyaknya zat mula-mula
t = Lama peluruhan
t1/2 = Waktu paruh

Contoh Soal :
Jika waktu zat radioaktif adalah 30 menit, berapakah jumlah zat radioaktif
tersebut jika meluruh selama 2 jam ?
Jawab :
Diketahui : t = 2 jam
t ½ = 30 menit → 0.5 jam
Ditanya : Jumlah zat radioaktif ?

t
Nt 1
No
=
2 () t 1 /2
2
Nt 1
=
No 2() 0.5

4
Nt 1
=( )
No 2
Nt 1
=¿
No 16

5 Sifat Sinar Radioaktif


Dapat menembus kertas lempeng logam yang tipis, dapat menghitamkan plat film meskipun
tertutup oleh kertas hitam.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat
radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif
diberi nama sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta . Selanjutnya Paul
U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.

a) Sinar/Partikel Alfa (α)


 Sinar alfa merupakan radiasi partikelbermuatan positif.
 Terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. Dengan ditembus yang rendah
dan dapat menahannya hanya dengan selembar kertas.
 Karena mempunyai muatan relatif besar, maka dapat mengionisasi
secara kuat atom-atom yang dilewatinya.
 demikian  mempunyai muatan 2+ dan massa 4 sma.
 Relatif lambat dan berat.
b) Sinar/Partikel Beta (β)

 Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif.


 Mempunyai muatan –1 dan massa sekitar 1/2000 massa proton. 
Dengan demikian partikel ini sama dengan elektron.
 Relatif cepat dan ringan
 Mempunyai daya tembus menengah dan dapat dihentikan dengan
lembaran aluminium atau plastik.
 Dapat mengionisasi atom-atom yang dilewatinya, tetapi tidak
sekuat daya ionisasi partikel alfa.

c) Sinar Gamma (γ)


 Sinar gamma adalah suatu gelombang EM bukan partikel. Dengan
demikian tidak mempunyai muatan maupun massa.
 Mempunyai daya tembus yang sangat besar-diperlukan lembaran
tipis timbal untuk menguranginya.
 Tidak mengionisasi atom-atom yang dilewatinya secara langsung,
meskipun dapat menyebabkan atom memancarkan partikel lain
yang selanjutnya dapat menyebabkan ionisasi. 
Radioaktif Muatan Lambang
Sinar α Positif 4
He atau 42α
2
0
Sinar β Negatif e
− ¿ ¿ atau −1 β
0

0
Sinar γ Tidak bermuatan 0 γ

No. Nama Simbol


1
1. Proton 1 P atau 11 H
1
2. Neutron 0n
0 0
3. Positron 1e atau 1 β
4. Detron 2 2
1 D atau 1 H
3 3
5. Triton 1 D atau 1 H

6 Kestabilan Inti
Kestabilan inti tidak dapat diramal dengan suatu aturan. Namun ada beberapa aturan
empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil dan radioaktif
 Semua inti mengandung 84 proton (Z=84) atau lebih tidak stabil.
 Aturan ganjil genap. Diamati bahwa inti yang mengandung jumlah proton genap
dan jumlah neutron genap lebih stabil dari inti yang mengandung jumlah proton
dan neutron yang ganjil.
Jumlah Proton- Inti yang stabil
neutron

Genap-genap 157
Genap-ganjil 52
Ganjil-genap 50
Ganjil-ganjil 5
 Bilangan Sakti
Kestabilan inti ditemukan bahwa inti stabil itu jika dalam inti tersebut terdapat jumlah
proton dan jumlah neutron sama dengan bilangan sakti.
Contoh bilangan :
 Proton : 2,8,20,28,50 dan 82
 Neutron : 2,8,20,28,50,82 dan 126
 Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-
proton (N/Y)
 Isotop yang stabil :
4 He 16 O 40 Ca
2 8 20

7 Pita Kestabilan
Kestabilan inti atom dapat ditinjau dari aspek kinetika dan energitika.Kestabilan secara
energitika ditinjau dari aspek energi nukleosintesis dihubungkan dengan energi komponen
penyusunnya (proton dan neutron), disebut energi ikat inti. Kestabilan secara kinetika ditinjau
berdasarkan kejadian inti meluruh membentuk inti yang lain, disebut peluruhan radioaktif.
Untuk mengetahui ciri-ciri inti yang stabil dan inti yang tidak stabil dapat ditinjau dari
perbandingan antarpartikel yang terkandung di dalam inti atom, yaitu perbandingan neutron
terhadap proton (N/Z).Selain nuklida 1H, semua nuklida atom memiliki proton dan neutron.
Suatu nuklida dinyatakan stabil jika memiliki perbandingan neutron terhadap proton lebih besar
atau sama dengan satu (N/Z ≥ 1).
o Untuk nuklida ringan (Z < 20), perbandingan (N/Z) = 1
o Untuk nuklida dengan Z > 20, perbandingan (N/Z) >1
o Hubungan proton dan neutron dapat diungkapkan dalam bentuk grafik yang
disebut grafik pita kestabilan.
Kenaikan angka banding N/Z diyakini akibat meningkatnya tolakan muatan positif dari
proton.Untuk mengurangi tolakan antarproton diperlukan neutron yang berlebih.Nuklida di luar
pita kestabilan umumnya bersifat radioaktif atau nuklida tidak stabil.

 Inti Ringan
Yaitu inti dengan N/Z diatas pita kestabilan, maka inti tersebut harus memperkecil N/Z. Hal ini
dapat terjadi bila :
1 1
1. 0 n 1 p + −10e
Contoh
N + −10e
14 14
6 C 7

2. Jika inti memancarkan partikel neutron


Contoh
I + 10n
127 126
53 I 53

Dan inti dengan N/Z dibawah pita kestabilan, maka inti tersebut
harus memperbeasr harga N/Z. Hal ini dapat terjadi bila :
1 1
1. 1 p 0 n + +10e
Contoh
11 11
6 C 5 B + +10e
2. Inti menangkap elektron dari kulit yang terdekat (kulit k)
Contoh
Be + −10e
7 7
4 3 Li
 Inti Berat
Yaitu untuk unsur radioaktif dengan Z > 83. Dalam usaha mendapatkan N/Z yang
stabil dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya inti membebaskan 2 proton dan 2
neutron bersama-sama dalam bentuk pancaran partikel α 42He
Contoh
Th + 42He
238 234
U
92 90

8 Energi pengikat inti


Inti atom terdiri atas proton dan neutron.Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa
proton dan neutron.Selisih antara massa inti yang sebenarnya dan jumah massa proton dan massa
neutron penyusunnya disebut defek massa.Massa yang hilang ini merupakan ukuran energi
pengikat neutron dan proton.
Energi yang diperlukan untuk menguraikan inti (energi yang diperlukan jika inti terentuk)
disebut energi pengikat inti.
56 Fe
Atom mengandung 25 neutron,30 proton dan 26 elektron. Massa dari partikel partikel ini,
26
P = 1,007277µ
n = 1,008665 µ
e = 0,0005486
56 Fe
massa menurut perhitungan
26
(26 x 1,0072770 ) + (30 x 1,008665) + (26 x 0,0005486)= 56,4634 µ

56
Massa Fe menurut pengamatan 55,9349 µ
26

Defek Massa : 56,9349 - 55,4634 = 0,5285 µ

56 Fe
Energi pengikat inti
26

0,5285 x 931 =492 MeV


56
Energi pengikat inti Fe pernukleon
26

492
= = 8,79 MeV/nukleon
56

Jika energi pengikat inti pernukleon dialurkan terhadap bilangan massa (A) akan
diperoleh grafik seperti terlihat pada gambar 2. Pada gambar terlihat bahwa puncak dari grafik

56 Fe
mendekati (besi).
26

Gambar 2.2 grafik energi pengikat inti pernukleon terhadap bilangan massa
Puncak grafik menunjukkan bahwa nuklida yang paling stabil. Pada reaksi nuklida
terjadi proses untuk meningkatkan kestabilan yaitu reaksi yang mempengaruhi besar
energi pengikat inti rata rata.

9 Deret Radioaktifan

Deret Radioaktifan adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang dibentuk dari suatu nuklida
radioaktif tunggal oleh pancaran berurutan partikel alfa ataupun beta, karena tiap pancaran
menyebabkan terbentuknya atom dari suatu unsur lain,deret itu dimulai dengan penyuluhan
radioaktif dari unsur induk dan berlanjut dari atom ke atom sampai akhirnya terbentuk
sesuatu atom tak-radioaktif.
Ada tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret thorium, deret uranium, dan deret aktinium.
Deret thorium dan deret uranium diberi nama sesuai dengan nama anggota yang mempunyai
waktu paro terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 × 10 10 dan 4,51 × 109 tahun. Deret aktinium
dimulai dari unsur uranium (U-235) dengan waktu paruh 7,1 × 10 8 tahun yang kadang-kadang
disebut aktinouranium.
Bilangan massa thorium adalah 232 merupakan kelipatan 4 yaitu 4x58. Oleh karena pada
pancaran alfa bilangan massa berkurang dengan 4 dan pada pancaran beta tidak terjadi
perubahan massa, maka bilangan massa setiap anggota deret thorium dapat dinyatakan dengan
4n dan n adalah angka 58 (thorium) sampai 52 (thorium D).
Deret keradioaktifan yang keempat adalah deret keradioaktifan buatan yang disebut deret
neptunium. Unsur induk deret neptunium adalah neptunium dengan waktu paruh 2,20 ×
106 tahun. Deret  4n + 2  diberi  nama deret uranium  karena  inti induknya adalah  23892U92 yang
mengalami peluruhan sampai inti akhir stabil  20682Pb82.

10 Reaksi Fisi dan Fusi


 Reaksi Fisi
Reaksi Fisi adalah reaksi pembelahan inti atom yang besar menjadi 2 inti atom yang besar
menjadi 2 inti atom lain yang lebih kecil.

Contoh :
235
U + 10n 139
Ba + 94 1
92 56 36 Kr + 3 0n

Namun jika jumlah Neutron tidak terkendali dapat menyebabkan bom atom.
 Reaksi Fusi
Reaksi Fusi adalah reaksi penggabungan inti atom yang kecil menjadi inti atom yang besar.
Contoh :

\
Dapat terjadi pada Matahari, dan sering disebut bom hydrogen.

11 Transmutasi Inti
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh:
238
U + 10 N 239
92 U +γ
92

Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu proton dan neutron


Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan lambang:

Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena
N = A-Z (target), proyektil,fluks, penampang lintang dan keaktifan.
12 Kegunaan Radioaktif

1. Radiostop Sebagai Perunut

a) Bidang Kedokteran
1) I-131 digunakan untuk menentukan kalenjar gondok.
2) Na-24 digunakan untuk mengetahui penyumbatan darah pada urat.
3) Ca-47 digunakan untuk mengetahui penyakit tulang dan darah.
4) K-12 digunakan untuk menentukan penyakit pada otot.
5) Tc-99 dan TI-201 digunakan untuk untuk mendeteksi kerusakan jantung.
6) Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit peru-paru.
7) P-32 digunakan untuk mendeteksi penyakit mata.
8) Sr-85 digunakan untuk mendeteksi penyakit tulang.
9) Se-75 digunakan untuk mendeteksi penyakit prankeas.

b) Bidang Hidrologi
1) Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran air sungai.
2) Radiosotop Na-24 dalam bentuk karbonat untuk menyelidiki kebocoran pipa air
bawah tanah.

c) Bidang Sains
1) I-131 untuk mempelajari kesetimbangan dinamis.
2) O-18 digunakan untuk mepelajari reaksi esterifikasi.
3) C-14 digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesisme

2. Radiostop Sebagai Sumber Radiasi

a) Bidang Kedokteran
1) Co-60 untuk penyembuhan penyakit kanker.
2) P-32 untk penyembuhan penyakit leukemia.
3) Co-60 dan Cs-137 digunakan untuk sentralisasi alat-alat kedokteran.
4) I-131 digunakan untuk terapi kanker kelenjar kiloid.

b) Bidang Pertanian
1) Radiasi yang dihasilkan dapat diguankan untuk pemberantasan Hama, penyimpanan
makanan dan pemulihan tanaman.
c) Bidang Industri
1) Untuk bidang radigrafi pada pemotretan bagian dalam sebuah benda seperti sinar-X,
sinar gamma atau neutron.
2) Untuk pengontrol ketebalan pada industri kertas, plastic dan logam.
3) Radiasi gamma yang dihasilkan dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam.

13 Pengaruh Radiasi pada Makhluk Hidup

Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan dapat menimpa seluruh tubuh atau
hanya lokal.Radiasi tinggi dalam waktu singkat dapat menimbulkan efek akut atau seketika
sedangkan radiasi dalam dosis rendah dampaknya baru terlihat dalam jangka waktu yang lama
atau menimbulkan efek yang tertunda.Radiasi zat radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar
kelamin, sehingga menyebabkan kemandulan.Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya
penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini, efek radiasi dibagi menjadi seperti
berikut.

1. Efek segera

Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak penyinaran.Gejala yang biasanya
muncul adalah mual dan muntah muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi
perubahan jumlah butir darah.

2. Efek tertunda

Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak penyinaran.Efek tertunda ini
dapat juga diderita oleh turunan dari orang yang menerima penyinaran.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan
Radioaktif ditemukan pada tahun 1896 oleh Wilhelm Conrad Roentgen dengan diawali
ditemukannya sinar x sehingga para ilmuwan menyadari bahwa beberapa unsur memiliki sinar-
sinar tertentu.
Zat radioaktif adalah zat yang tidak mempunyai isotop stabil, sehingga disebut juga
radioisotop, radioaktif ini juga bisa mengahasilkan sinar radiasi yang disebut sinar radioaktif,
berupa sinar alfa (α), sinar beta (β), sinar gamma (γ).
Pada tahun 1903, bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua
jenis berdasarkan muatannya. Muatan positif adalah sinar alfa dan muatan negatif adalah sinar
beta, selanjutnya ditemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar
gamma.
Nukleon mengandung dua jenis partikeldasar yaitu proton dan neutron. Suatu inti atom
yang mempunyai jumlah nukleon tertentu disebut nuklida. Susunan nukleon dan nuklida dibagi
menjadi 3, yaitu isotop, isobar, isoton.
Deret Radioaktif adalah suatu kumpulan unsur-unsur yang dibentuk dari suatu nuklida
radioaktif tunggal oleh pancaran berurutan partikel alfa ataupun beta.
Radioaktif memiliki banyak kegunaan yaitu sebagi perunut, (bidang kedokteran, bidang
hidrologi, bidang sains) dan sebagai sumber radiasi (bidang kedokteran , bidang pertanian, dan
industri).
DAFTAR PUSTAKA

Beisser, Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga

Kaplan, Irving. 1962. Nuclear Physic. Pdf

Sears Zemansky. 1994. Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Tipler, Paul. Llewelyn,Ralph. 2008. Modern Physic. Pdf

Wiyatmo, Yusman. 2006. Fisika Nuklir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai