Disusun Oleh:
Kelompok 6
Andhini Arhyani (6223111068)
Sarwoedi Wibowo (6223111055)
Jonson Baginta Ginting (6223111120)
Brian Jonatan Sirait (6223111041)
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang studi Pengantar
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan
baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan
datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
KATA PENGANTAR....................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................
C. MANUSIA INDONESIA......................................................................8
A. KESIMPULAN...............................................................................11
B. SARAN..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
dinamikanya?
dan dinamikanya
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan
terpadu (intergrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Di sebut hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimilki oleh manusia dan tidak
antropologi. Hal ini menjadi keharusan karena pendidikan bukanlah sekedar soal
prinsipil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan . Meskipun
antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi
biologinya.
mengira bahwa hewan dan manusia itu hanya berbeda secara GRADUAL. Wujud
sifat hakikat manusia, pada bagian ini akan di paparkan wujud sifat hakikat manusia
(yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensi dengan
2. Kemampuan bereksistensi
4. Moral
6. Rasa kebebasan(kemerdekaan)
menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal
ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain
(ia, mereka) dan dengan non-aku (lingkungan fisik) di sekitarnya. Bahkan bukan
hanya membedakan, lebih dari itu manusia dapat membuat jarak (distansi)
kebutuhan aku. Puncak aktivitas yang mengarah keluar ini dapat dipandang
sebagai gejala egoisme. Dengan arah ke dalam, aku memberi status kepada
lingkungan (dalam hal ini kamu, dia mereka) sebagai subjek yang berhadapan
tenggang rasa, dan sebagainya. Dengan kata lain aku keluar dari dirinya dan
Kemampuan bereksistensi
Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan
dirinya sebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu
dirinya. kemampuan menorobos ini bukan saja dalam kaitannya dengan soal
sebagai makhluk human dari hewan selaku makhluk infra human, dimana
Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati
nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah
pengertian yang ikut serta atau pengertian yang mengikut perbuatan. Manusia
memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan
Jadi pelita hati atau hati nurani menunjukkan bahwa kata hati itu adalah
(misalnya sudut kepentingan diri), dikatakan bahwa kata hatinya tidak cukup
Orang yang memiliki kecerdasan akal budi sehingga mampu menganalisis dan
keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai
ferming).
Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan,
maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah
perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ad jarak antara kata hati
dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum
akal tetapi tidak cukup memiliki moral (keberanian berbuat). Itulah sebabnya
Etika biasanya dibedakan dari etiket. Jika moral (etika) menunjuk kepada
yang jahat, maka etiket hanya berhubungan dengan soal sopan santun. Karena
moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, yang dalam hal ini berarti
bertalian erat dengan nilai-nilai, maka sesungguhnya moral itu adalah nilai-nilai
kemanusiaan.
jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud
Tanggung jawab kepada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati,
terkutuk.
Disini tampak betapa eratnya hubungan antara kata hati, moral, dan
tanggung jawab. Kata hati memberi pedoman, moral melakukan, dan tanggung
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang
kelihatannya saling bertentangan yaitu ‘rasa bebas’ dan ‘sesuai dengan tuntutan
tidak sama dengan berbuat bebas tanpa ikatan. Perbuatan bebas membabibuta
kebebasan semu. Sebab hanya kelihatannya bebas, tetapi sebenarnya justru tidak
sini terlihat bahwa kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral.
(moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya yaitu kata hati
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi
dan manusia sebagai makhluk sosial. Yang satu ada hanya oleh karena adanya
yang lain. Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang mempunyai hak untuk
menuntut sesutu maka tentu ada pihak lain yang berkewajiban untuk memenuhi
hak tersebut. Sebaliknya kewajiban ada oleh karena ada pihak yang harus
dipenuhi haknya. Pada dasarnya, hak itu adalah sesuatu yang masih kosong.
merdeka. Mau atau tidak harus menerimanya. Tetapi terhadap keniscayaan itu
terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Karena pemenuhan hak dan
pelaksanaan kewajiban dibatasi oleh situasi dan kondisi, yang berarti tidak
seluruh hak dapat dipenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya
dilakukan.
Penghayatan hidup yang disebut kebahagiaan ini meskipun tidak mudah untuk
dijabarkan tetapi tidak sulit untuk dirasakan. Dapat diduga, bahwa hampir
Sebagian lagi menganggap bahwa rasa senang hanya merupakan aspek dari
senang yang sifatnya lebih temporer. Dengan kata lain, kebahagiaan lebih
Kebahagiaan itu lebih dapat dirasakan daripada dipikirkan. Pada saat orang
menghayati kebahagiaan, aspek rasa lebih berperan daripada aspek nalar. Oleh
ikut berperan.
Ada dua hal yang dapat dikembangkan, yaitu kemampuan berusaha dan
Pada pembahasan diatas telah diuraikan sifat hakikat manusia. Pada bagian ini sifat
hakikat tersebut akan dibahas lagi dimensi-dimensinya atau ditilik dari sisi lain. Ada 4
1. Dimensi Keindividualan
suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu
diartikan sebagai pribadi . Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki
berbeda.
sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Sifat sifat sebagaimana
di gambarkan di atas secara potensial telah di miliki sejak lahir perlu ditumbuh
kembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa di bina,
semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai
milikinya.
2. Dimensi kesosialan
saling memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia
tampat lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorogan untuk
orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang di kagumi dari orang lain untuk
dimilikinya, serta menolak sifat yang tidak di cocokinya. Hanya di dalam berinteraksi
dengan sesamanya, dalam saling menerima dan memberi, seseorang menyadari dan
menghayati kemanusiaanya.
3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat
yang pantas jika di dalam yang pantas atau sopan itu misalnya terkandung kejahatan
terselubung. Karena itu maka pengertian yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering
digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu, etiket
4. Dimensi Keberagamaan
dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa perlu mendapat
perhatian.
dua factor, yaitu kulaitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial
terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia
C. MANUSIA INDONESIA
tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian dari masyarakat.
Hewan Manusia
1. Pandangan Psikoanalitik
komponen (Freud)
a. Id yang berfungsi untuk menggerakkan seseorang untuk memuaskan
kebutuhannya
yang realistis
2. Pandangan Humanistik
Melihat manusia itu secara manusiawi Dipelopori oleh Rogers, Jeans Jacues
a. Rogers
Pada dasarnya manusia itu adalah baik tapi dirusak oleh masyarakat .
tersebut. Manusia tidak dapat dikatakan baik atau jahat tetapi mengandung
3. Pandangan Behavioristik
berada
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian bab I dapat disimpulkan bahwa sifat hakikat manusia dan segenap
dimensinya hanya dimilki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri
yang khas tersebut membedakan secara prinsipiil dunia hewan dari dunia manusia.
rupa sehingga derajatnya lebih tinggi dari pada hewan dan sekaligus mengusai
hewan
Salah satu hakikat yang istimewa ialah adanya kemampuan menghayati
kebahagian pada manusia. Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus ditumbuh
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA