Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu : Pahrizal Awaludin M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Abdul Maulana ( 60403070123130 )

Abdul Aziz ( 60403070123129 )

Annisa Nurul Ilmi ( 60403070123133 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA MUTIARA


SUKABUMI KAMPUS II SURADE

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-nya kami
dapat mengerjakan tugas makalah dengan judul "Manusia dan Pendidikan" dengan tepat waktu,
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh sebab itu saran dan kritik
membangun akan sangat diterima oleh kami.

Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Jampang Kulon,03 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Hakikat Manusia ....................................................................................................... 3

B. Prinsip Antropologis dan Kemungkinan Pendidikan ................................................ 6

C. Pendidikan Sebagai Humanisas ................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................................................ 9

B. Saran .......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia
merupakan ciptaan Allah SWT Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi diantara
ciptaannya yang lain. Hal yang paling penting yang membedakan manusia dengan makhluk
yang lain adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.

Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok
orang dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini
pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik.

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bansa
itu sendiri. Manusia dalam pendidikan memiliki posisi sentral, karena manusia dipandang
sebagai subjek, ia juga dipandang sebagai objek pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan
itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia, "Human can be human only through
education" Ujar Immanuel Kant dalam teori pendidikannya.

Hakikat Manusia dan pendidikan merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap manusia memiliki potensinya masing-masing namun potensi tersebut
tidak akan muncul tanpa adanya pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Manusia?

2. Bagaimana Prinsip Antropologis dan Kemungkinan Pendidikan yang mendasari


perlunya manusia mendapatkan pendidikan?

3. Mengapa hubungan Pendidikan dengan Humanisasi itu bisa terjadi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Hakikat Manusia


2. Untuk mengetahui Bagaimana Prinsip antropologis dan Kemungkinan Pendidikan yang
mendasari perlunya manusia mendapatkan pendidikan

3. Untuk Mengetahui hubungan Pendidikan sebagai Humanisasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia

1. Manusia adalah Makhluk Tuhan YME

Dalam perjalanan hidupnya manusia mepertanyakan tentang asal usul alam semesta dan
asal usul keberadaan dirinya sendiri. Dua aliran filsafat yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme . Menurut Evolusionisme, manusia
adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana
alam semesta , ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri tanpa pencipta.
Sebaliknya, filsafat Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana alam
semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME.

Adapun secara filosofis penolakan tersebut antara lain didasarkan kepada empat argumen
berikut ini :

a. Argumen Ontologis : Semua manusia memiliki ide tentang Tuhan.

b. Argumen Kosmologis : Segala sesuatu yang ada pasti memiliki sebab.

c. Argumen Teleologis : Segala sesuatu memiliki tujuan ( contoh : mata untuk melihat, kaki
untuk berjalan dsb ).

d. Argumen Moral : Manusia bermoral, ia dapat membedaakan perbuatan yang baik dan
yag jahat.

2. Manusia sebagai kesatuan Badani-Rohani

Menurut Julien de La Mettrie dan Feuerbach dua orang penganut Matearalisme bahwa
esensi manusia semata-mata bersifat badani ( tubuh/fisiknya ).

3. Individual/Persenal

Manusia bukan hanya suatu anggota di dalam lingkungannya, tetapi juga bersifat individual.

4. Sosialitas
Sekalipun setiap manusia adalah individual/personal, tetapi ia tidak hidup sendirian, tak
mungkin hidup sendirian, dan tidak mungkin hidup hanya untuk dirinya sendiri, melainkan ia
juga hidup dalam keterpautan dengan sesamanya.

5. Keberbudayaan

Kebudayaan adalah "keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar". Ada tiga jenis
kebudayaan, yaitu:

a. sebagai komfleks dan ide-ide, ilmu pengetahuan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-


peraturan.

b. sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan

c. sebagai benda-benda hasil karya manusia.

6. Moralitas

Eksistensi manusia memiliki moralitas.

7. Keberagaman

Keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang


terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya.

8. Historisitas

Eksistensi manusia memiliki dimensi Historisitas, artinya bahwa keberadaan manusia


pada saat ini terpaut kepada masa lalunya, ia belum selesai mewujudkan dirinya sebagai
manusia, ia mengarah ke masa depan untuk mencapai tujuan hidupnya.

9. Komunikasi/Interaksi

Dalam rangka mencapai tujuan hidupnya, manusia berinteraksi/berkomunikasi.

10. Dinamika

N. Drijarkara S.J. Menyatakan bahwa manusia memiliki dinamika berupa dinamika


(manusia sebagai dinamika), artinya manusia tidak pernah berhenti, selalu dalam keaktifan,
baik dalam aspek fisiologis maupun spiritualnya.

11. Eksisten Manusia adalah untuk Menjadi Manusia


Seperti yang telah dikemukakan diatas, manusia meiliki dimensi dinamika, sebab itu
eksistensi manusia, bersifat dinamis.

Manusia adalah kunci yang harus dipahami terlebih dahulu bila kita ingin memahami
pendidikan. Untuk itu perlu kiranya melihat secara lebih rinci tentang beberapa pandangan
mengenai hakikat manusia.

Ada berbagai pendapat tentang manusia, tergantung pada sudut pandang masing-masing
orang. Beberapa diantaranya telah memandang manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir,
makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang mampu berbahasa, dan makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensinya
dalam kehidupan.

Manusia adalah makhluk bertanya yang selalu ingin tahu tentang berbagai hal.Tidak hanya
ingin mengetahui tentang segala sesuatu yang ada di luar dirinya, manusia juga berusaha
mencari tahu tentang siapa dirinya sendiri.

Dalam kehidupannya yang nyata, manusia mempunyai banyak sekali perbedaan, baik
tampilan fisik, strata sosial, kebiasaan maupun pengetahuannya. Tetapi, dibalik perbedaan itu
terdapat satu hal yang menunjukkan kesamaan di antara semua manusia, yaitu semua manusia
adalah manusia. Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial dari setiap manusia
itulah yang kemudian disebut hakikat manusia. Atau dengan kata lain hakikat manusia adalah
seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia menjadi apa yang terwujud,
“sesuatu yang olehnya”manusia memiliki karakteristik yang khas, “sesuatu yang olehnya” ia
merupakan sebuah nilai yang unik, yang memiliki sesuatu martabat khusus.

Sementara itu Tirtahardja dan La Sulo mengungkapkan bahwa hakikat manusia adalah
ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dengan hewan. Wujud
hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) menurut paham eksistensialisme adalah
sebagai berikut.

1. Kemampuan menyadari diri;

2. Kemampuan bereksistensi;

3. Pemilikan kata hati;

4. Moral;

5. Kemampuan bertanggung jawab;


6. Rasa kebebasan (kemerdekaan);

7. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak; dan

8. Kemampuan menghayati kebahagiaan.

Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia yang di dalamnya terkandung
harkat dan martabat manusia dari awal penciptaannya di muka bumi sampai perjalanannya
kembali ke hadapan Sang Maha Pencipta.

Berbeda dengan yang di atas, Mudyahardjo mengungkapkan pandangan ilmiah dan


filosofis tentang manusia. Secara ilmiah manusia adalah homo sapiens; organisme sosiobudaya;
individu yang belajar; animal sociale (binatang yang hidup bermasyarakat); animal
politicon(binatang yang hidup berpolitik); dan animal economicus (binatang yang terus
berusaha memperoleh kemakmuran materiil). Sedangkan secara filosofis manusia adalah
binatang yang berbuat; makhluk yang berpikir dan beriman/percaya; binatang yang berevolusi
fisik, psikis, dan sosial; binatang yang bebas mewujudkan dirinya; animal symbolicum
(mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk mengkomunikasikan pikirannya).

Manusia adalah makhluk Allah yang sangat mulia, karena ia telah dilengkapi sejak awal
penciptaannya dengan akal pikiran, sehingga atas dasar ini pula, ia sanggup memikul amanah
Tuhan sebagai khalifah fi al-Ardl. Di samping itu, manusia dilengkapi dengan fitrah yang selalu
cenderung kepada kebenaran. Artinya bahwa manusia adalah makhluk yang senantiasa
cenderung untuk mengetahui siapa Tuhannya, di samping juga terdapat kecenderungan untuk
beragama.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia adalah segala
sesutu yang mendasar dari manusia yaitu sebagai makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia dan
paling sempurna di alam dunia serta memiliki ciri-ciri karakteristik yang membedakannya
dengan makhluk lain di alam dunia. Manusia adalah makhluk yang mampu berpikir, makhluk
yang memiliki akal budi, makhluk yang mampu berbahasa, dan makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensinya
dalam kehidupan.
B. Prinsip Antropologis dan Kemungkinan Pendidikan

1. Prinsip-prinsip Antropologis

a. Prinsip Historitas

Maksudnya manusia berada didalam perjalanan hidup, dalam perkembangan dan


pengembangan diri dan mewujudkan dirinya sebagai manusia.

b. Prinsip Idealistas

Manusia memiliki keinginan untuk menjadi ideal, karena sosok manusia ideal
merupakan gambaran yang dicita-citakan, sebab itu manusia berusaha untuk
mewujudkan dirinya untuk menjadi manusia yang ideal.

c. Prinsip Posibilitas/Aktualitas

Maksudnya manusia memiliki berbagai kemampuan yang tidak dibawa dari


kelahirannya, melainkan didapatkan setelah kelahirannya dalam perkembangan
menuju kedewasaan dan dalam pembentukan kemampuan ini dapat dirangkum dalam
istilah pendidikan.

2. Prinsip-prinsip Kemungkinan Pendididkan

a. Prinsip Personalitas

Manusia akan dapat dididik karena manusia memiliki potensi untuk menjadi manusia
ideal.

b. Prinsip Dinamika

Manusia berusaha untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi manusia ideal, baik
dalam rangka interaksi horizontal maupun vertikal, karena itu dinamika manusia
mengaplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

c. Prinsip Individualitas

Manusia adalah individu yang memiliki ke diri sendirian, bebas dan aktif berupaya
untuk menjadi dirinya sendiri. Sebab itu individualitas mengaplikasikan bahwa
manusia akan dapat dididik.

d. Prinsip Sosialitas
Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya akan terjadi hubungan timbal balik
dimana setiap individu akan menerima pengaruh dari individu lainya.

e. Prinsip Moralitas

Pendidikan bertujuan agar manusia berakhlak mulia, berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan budayanya. Sebab itu
moralitas mengaplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.

C. Pendidikan Sebagai Humanisasi

Sebagai humanisasi, pendidikan mengandung pengertian yang sangat luas. Karena itu.
pendidikan hendaknya tidak direduksi menjadi sebatas pengajaran saja. Pengajaran memang
tergolong ke dalam salah satu bentuk upaya bantuan yang diberikan kepada peserta didik, tetapi
upaya ini terbatas hanya dalam rangka untuk menguasai dan mengembangkan pengetahuan
semata. Pendidikan jangan direduksi menjadi sebatas latihan saja, sebab latihan hanya
diarahkan dalam rangka menguasai keterampilan saja. Pendidikan jangan pula direduksi
menjadi hanya sebatas sosialisasi saja, atau untuk menghasilkan tenaga kerja saja, dst. Sebagai
humanisasi pendidikan seyogyanya meliputi berbagai bentuk kegiatan dalam upaya
mengembangkan berbagai potensi manusia dalam konteks dimensi keberagamaan, moralitas.
individualitas/personalitas, sosialitas, dan keberbudayaan secara menyeluruh dan terintegrasi.
Sebab itu pula, pendidikan adalah bagi siapa pun, berlangsung di mana pun, melalui berbagai
bentuk kegiatan (informal, formal, maupun nonformal), dan kapan pun (sepanjang hayat). Ini
berarti pula bahwa pendidikan perlu dilaksanakan pada setiap tahap perkembangan manusia.
Pentingnya pendidikan bukan hanya pada masa kanak-kanak saja, melainkan sepanjang hayat.

Prinsip sosialitas mengapplikasikan bahwa pendidik mempunyai kemungkinan untuk


dapat mempengaruhi peserta didik. Namun demikian, humanisasi bukanlah pembentukan
peserta didik atas dasar kehendak sepihak dari pendidik. Peserta didik bukanlah objek yang
harus dibentuk oleh pendidik. Alasannya, bahwa peserta didik hakikatnya adalah subjek yang
otonom.

Sifat pendidikan yang normatif dan dimensi moralitas mengiplikasikan bahwa pendidikan
hanyalah bagi manusia, tidak ada pendidikan bagi hewan. Manusia dididik untuk menjadi
manusia yang baik, berperilaku baik atau berakhlak mulia. Di pihak lain, manusia memiliki
potensi untuk mampu berbuat baik, ia dibekali kata hati untuk dapat membedakan perbuatan
baik dan jahat. Sebab itu, manusia akan mungkin dididik untuk tujuan tadi. Sementara hewan
tidak memiliki kemampuan untuk membedakan baik tidak baiknya suatu perbuatan, tingkah
laku hewan tidak dapat dinilai baik ataupun jahat. Sebab itu, istilah dan makna pendidikan tidak
berlaku untuk hewan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manusia dan Pendididkan
itu suatu hal yang berkaitan. Manusia adalah makhluk yang memiliki derajat lebih tinggi
daripada makhluk yang lainnya, kemudian Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat
mengubah perilaku dan sikap manusia dalam upaya untuk menjadi dewasa melalu pengajaran
dan pelatihan dalam pendidikan.

Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh
setiap orang. Karena melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap, terampil
dan berilmu sebagai bekal hidup nantinya, serta mampu hidup mandiri di tengah pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.

B. Saran

Kami pemakalah menyadari bahwa penjelasan di atas masih terdapat kekurangan, baik dari segi
isi maupun dari segi penulisan. Maka dari itu, diharapkan kepada pembaca kritik dan saran
sebagai masukan yang membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.ar-raniry.ac.id

https://ejournal.iainh.ac.id

http://bayuprasetio99.blogspot.com

https://books.google.co.id/books?id=kmOqEAAAQBAJ&pg=PR7&dq=pengertian+antropolo
gis+dan+kemungkinan+pendidikan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile
_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiMiM--se-
BAxUoXWwGHW4hDOsQ6wF6BAgGEAU#v=onepage&q=pengertian%20antropologis%2
0dan%20kemungkinan%20pendidikan&f=false

Huijbers, T., (1987), Manusia Merenungkan Dunianya, Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Hasan, F., (1973), Berkenalan dengan Eksistensialisme, Pustaka Jaya, Jakarta.

Soelaeman, M.I., (1988), Suatu Telaah tentang Manusia-Religi.Pendidikan, Depdikbud.

Syaripudin, T., (1994), Implikasi Eksistensi Manusia terhadap Konsep Pendidikan Umum
(Thesis), Program Pascasarjana IKIP Bandung.

Amien, A.M., (2005), Pendidikan dari persfektif Sains Baru, Belajar Merajut Realitas,
Lembaga Penerbitan Unhas.

Anda mungkin juga menyukai