Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA


Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Dasar Pendidikan
Dosen pengampu : Han Tantri Hardini, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Rina Sella Arisyah (20080304013)
Diyah Lestiani (20080304015)
Aisyah Nori Uswatun Hasanah (20080304033)
Irda Fajriana (20080304061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan
sehat. Serta kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat Manusia
dan Pengembangannya”.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya
bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai
dengan pengetahuan yang kami peroleh dari berbagai sumber. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan kata-kata atau tulisan
dalam makalah ini, kami mohon maaf.

Surabaya, 24 November 2020

Kelompok 1 S1 PAK 2020A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………….... ii

BAB I

A..Latar Belakang .…………………………… 1

B..Rumusan Masalah ……………………………. 1

C..Tujuan ………………………….… 1

BAB II

A..Sifat Hakikat Manusia ……………………………. 3

B..Dimensi Hakikat Manusia ……………………………. 4

C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia ……………………………. 6

D..Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya ……………………...…….. 6

BAB III

A..Kesimpulan ……………………………. 8

B..Saran dan Kritik …………………………..... 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………….… 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suau hal yang penting dan dibutuhkan oleh
seorang manusia. Tanpa pendidikan, kita sebagai manusia tidak tahu
bagaimana cara menjalankan kehidupan di dunia ini dengan benar dan
baik. Sebagai manusia, kita diwajibkan untuk mempelajari ilmu-ilmu baru
dan mengenyam pendidikan untuk bekal nanti.
Manusia dengan hewan tentunya memiliki perbedaan yang begitu
mencolok terutama dalam hak sifat. Hewan tidak memiliki sifat hakikat,
oleh sebab itu disebut sifat hakikat karena hanya manusia yang
memilikinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sifat hakikat manusia?
2. Apa saja yang termasuk dimensi hakikat manusia?
3. Bagaimana perkembangan dimensi hakikat manusia?
4. Seperti apa sosok manusia Indonesia seutuhnya?

C. TUJUAN
1. Mendeskripsi pengertian sifat hakikat manusia.
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dimensi hakikat manusia.
3. Mengetahui perkembangan dimensi hakikat manusia.
4. Memahami seperti apa sosok manusia Indonesia seutuhnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat Hakikat Manusia


Pada hakikatnya manusia adalah makhluk monodualis. Artinya
manusia yang nampaknya satu sebenarnya terdiri atas dua unsur yaitu
unsur jiwa dan raga. Disebut monodualis karena dua unsur tersebut
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebutan manusia
tetap diberikan selama kedua unsur tersebut belum berpisah , artinya jiwa
tetap ada dalam raga dan raga tetap ada pada jiwa.
Monodualis pertama, mengutip ungkapan William Stern dalam buku
Ekosusilo (1993:9) Menyebut unsur manusia sebagai suatu unitas
multipleks, yang selanjutnya dijelaskan :
1. Unitas , diartikan bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu jiwa
dan raga yang merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, tidak
dapat dipisahkan.
2. Multipleks, menunjukkan bahwa sebenarnya jiwa dan raga terdiri
dari banyak unsur.
Monodualis yang kedua dari hakikat manusia dilihat dari tujuan
hidup didunia dipandnag dari segi ajaran agama, maka pada hakikatnya
manusia adalah makhluk duniawi dan ukhrowi. Manusia yang beragama
berkeyakinan bahwa setelah hidup di dunia masih ada kehidupan yang lain
yaitu hidup dialam baka atau alam akhirat.dalam kehidupan akhirat itulah
yang paling lama dan untuk selamanya.
Monodualis yang ketiga yaitu memandang manusia dilihat dari

2
sikapnya. Pada hakikatnya manusia adalah sebagai makhluk individu dan
sosial. Dalam segala tindakan dan tingkah lakunya, manusia selalu
menunjukkan sikap Duomonistis yang artinya tindakannya selalu tanpa
aspek individual dan sosialnya. Manusia sebagai makhluk individu artinya
manusia memiliki ciri khusus yang menyebaabkan dirinya berbeda dengan
orang lian (ada perbedaan yang khas). Manusia sebagai makhluk sosial
artinya dalam rangka mengejar kepentingannya sendiri manusia tidak bisa
lepas dari orang lain dan harus juga memikirkan kepentingan orang lain
(umum).
Di indonesia berdasarkan pada pancasila mengajarkan pada kita
bahwa kebahagiaan hidup akan terasa jika dapat dikembangkan hubungan
antara manusia dan masyarakatnya (individu dan sosial) berjalan selaras,
serasi dan seimbang. Manusia yang terlalu mementingkan kebutuhan
sendiri, mengabaikan kepentingan orang lain berarti egoistis. Dan manusia
yang terlalu mementingkan kepentingan umum dari kepentingan sendiri
berarti altruistis.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang:
1. Berbudi (homo sapiens)
2. Makhluk yang berakal (homo rational)
3. Makhluk yang bertuhan (homo religius
4. Makhluk yang kreatif (homo Faber)
5. Animal educandum (binatang yang dapat didik)
6. Kesadaran membutuhkan ekonomi (homo ekonomicus)
7. Zon politicon (mempunyai kesadaran politik)
8. Homo homini socius (kawan sosial bagi manusia lain)
9. Homo sacre res homini (makhluk yang suci bagi manusia
yang lain), sebagai makhuluk etis (mempunyi kesadaran

3
dan memahami norma-noma susila , makhluk estesis
(mempunyai rasa kesadaran tentang keindahan dan
sebagainya).

B. Dimensi Hakikat Manusia


1. Dimensi Individual
Manusia memiliki potensi bawaan yang mampu menjadi
pembeda antar manusia. Yang mana potensi ini juga menimbulkan
ciri khas dari manusia tersebut dan ciri khas atau sifat unik tersebut
berkembang dengan adanya suatu bentuk pengaruh dari lingkungan
sekitar.
Menurut seorang pakar pendidikan M.J.Lavengeld,
mengungkap bahwa setiap manusia memiliki sifat induvidu
masing-masing (bukan dalam artian individu yang negatif seperti
tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan
sebagainya). M.J.Lavengeld juga mengungkap jika setiap anak
mempunyai dorongan tersendiri untuk bersikap mandiri dengan
kuat, meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya
sehingga memerlukan pihal ian (pendidik) yang dapat dijadikan
tempat bergantung untuk memberi perlindungan dan bimbingan.
Terbentuknya individu ini dipengaruhi oleh faktor yang salah
satunya dikemukakan oleh Murray yaitu lingkungan, pendidikan,
dan masyarakat.
2. Dimensi Kesosialan
Dimensi sosial pada manusia akan terlihat jelas pada
dorongan kepada manusia untuk bisa bergaul satu sama lain.
Seseorang akan menemukan jati dirinya manakala berada diantara

4
orang banyak yang artinya manusia tidak dapat mengenali dan
mewujudkan potensinya sebelum dia berinteraksi dengan manusia
lainnya. Manusia hidup dalam situasi interdependensi (saling
bergantung).
3. Dimensi Kesusilaan
Arti kata susila yaitu perbuatan yang baik. Disini
diharapkan manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan yang
baik. Arti kesusilaan juga mencakup etika (persoalan kebaikan)
dan etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan). Manusia sebagai
makhluk susila mampu memikirkan dan menciptakan norma-
norma untuk mengatur hidupnya baik kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Manusia susila adalah manusia yang memiliki,
menghayati, dan melakukan nilai-nilai kemanusiaan atau nilai-nilai
susila.
4. Dimensi keberagamaan
Manusia adalah makhluk yang religius yang dianugrahi
ajaran-ajaran yang dipercayainya. Beragama merupakan kebutuhan
manusia karena manusia adalah makhluk lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang atau tempat mengadu. Jauh
dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan
dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan. Di dalam masyarakat
Pancasila meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya
berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang
mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian,
ketentraman, dan persahabatan.

5
C. Pengembangan Sifat Hakikat Manusia
1. Pengembangan yang Utuh
Pengembangan dimensi hakikat manusia dikatakan utuh
jika mendapatkan pelayanan yang baik. Pengembangan yang utuh
dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
a. Wujud Dimensi
Keutuhan terjadi antara keindividuan, kesosialan,
kesusilaan, dan keagamaan antara aspek kognitif, afektif,
dan fisikomotor. Pengembangannya dikatakan utuh jika
keduanya mendapatkan pelayanan yang seimbang.
b. Arah Pengembangan
Keutuhan pengembangan diantara keindividuan,
kesosialan, kesusilaan, dan keagamaan secara terpadu.
2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan hakikat manusia dikatakan tidak utuh jika di dalam
proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani

D. Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya


Arti dari sosok manusia seutuhya menurut beberapa sumber:
Pengertian manusia seutuhnya menurut Tirta Raharja dan Sulo,
2006:25, ini adalah perpaduan antara aspek jasmani dan rohani, antara
dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, keberagamaan, antara
aspek kognitif, afektif, psikomotor.
Dalam GBHN 1993, ditetapkan Tujuan Pendidikan Nasional yang
lebih rinci sebagai berikut : Pendidikan Nasional bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , berbudi luhur,
berkepribadian mandiri, maju, Tangguh, cerdas kreatif, terampil,

6
berdisiplin, beretos kerja tinggi, professional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa patriotik, dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan
kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan,serta beroreantasi kemasa depan.
Kesimpulan dari arti sosok manusia seutuhnya memiliki arti
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, berjiwa wirausaha, berjiwa patriotisme, serta berorientasi ke
masa depan.
Ada beberapa kharakteristik manusia seutuhnya berdasarkan
pandangan hidup pancasila seperti :
1. Karakteristik manusia berkualitas, : beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
memiliki ilmu pengetahuan, maju, tangguh dan cerdas.
2. Karakteristik manusia yang kompetitif,: beretos kerja,
professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani
dan rohani, berjiwa patriotik, meningkatkan kebangsaan
dan kesetiakawanan sosial, serta berorientasi ke masa
depan.
Secara tersirat ada tiga hal yang cukup mendasar sebagai ciri sosok
manusia Indonesia, yaitu : moral, ilmu, dan amal. Manusia Indonesia
sepatutnya memiliki moral, ilmu pengetahuan yang memadai yang
kemudian diamalkan untuk kesejahteraan nusa, bangsa, dan negara.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang monodualis karena unsur yang tidak

dapat dipisahkan dan memiliki potensi yang mampu menjadi pembeda

antar manusia. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berbudi dan

berakal, perkembangannya dapat dilihat dari beberapa aspek seperti antara

jasmani dan rohani. Arti sosok manusia seutuhnya adalah manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, sehat

jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berjiwa

wirausaha, berjiwa patriotism, serta berorientasi ke masa depan.

B. Saran dan Kritik


Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, ke

depannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang

makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya

dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran

terhadap kami juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari

bahasan makalah yang telah dijelaskan.


8
DAFTAR PUSTAKA

http://dewiandriani017.blogspot.com/2016/12/hakikat-manusia-dengan-
dimensi.html?m=1
https://traveller477.wordpress.com/2016/10/17/membentuk-manusia-indonesia-
seutuhnya/#:~:text=Sedangkan%20menurut%20Tirta%20Raharja%20dan,aspek
%20kognitif%2C%20afektif%2C%20psikomotor.
http://www.habibullahurl.com/2018/04/dimensi-hakikat-manusia.html?m=1
https://www.kuliahislam.com/dimensi-hakikat-manusia/
https://www.slideshare.net/dhelga/hakikat-manusia-dan-pengembangan
9

Anda mungkin juga menyukai