Disusun Oleh :
Rina Sella Arisyah (20080304013)
Diyah Lestiani (20080304015)
Aisyah Nori Uswatun Hasanah (20080304033)
Irda Fajriana (20080304061)
Kami mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan
sehat. Serta kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Hakikat Manusia
dan Pengembangannya”.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya
bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai
dengan pengetahuan yang kami peroleh dari berbagai sumber. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan kata-kata atau tulisan
dalam makalah ini, kami mohon maaf.
i
DAFTAR ISI
BAB I
C..Tujuan ………………………….… 1
BAB II
BAB III
A..Kesimpulan ……………………………. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suau hal yang penting dan dibutuhkan oleh
seorang manusia. Tanpa pendidikan, kita sebagai manusia tidak tahu
bagaimana cara menjalankan kehidupan di dunia ini dengan benar dan
baik. Sebagai manusia, kita diwajibkan untuk mempelajari ilmu-ilmu baru
dan mengenyam pendidikan untuk bekal nanti.
Manusia dengan hewan tentunya memiliki perbedaan yang begitu
mencolok terutama dalam hak sifat. Hewan tidak memiliki sifat hakikat,
oleh sebab itu disebut sifat hakikat karena hanya manusia yang
memilikinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sifat hakikat manusia?
2. Apa saja yang termasuk dimensi hakikat manusia?
3. Bagaimana perkembangan dimensi hakikat manusia?
4. Seperti apa sosok manusia Indonesia seutuhnya?
C. TUJUAN
1. Mendeskripsi pengertian sifat hakikat manusia.
2. Mengetahui apa saja yang termasuk dimensi hakikat manusia.
3. Mengetahui perkembangan dimensi hakikat manusia.
4. Memahami seperti apa sosok manusia Indonesia seutuhnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sikapnya. Pada hakikatnya manusia adalah sebagai makhluk individu dan
sosial. Dalam segala tindakan dan tingkah lakunya, manusia selalu
menunjukkan sikap Duomonistis yang artinya tindakannya selalu tanpa
aspek individual dan sosialnya. Manusia sebagai makhluk individu artinya
manusia memiliki ciri khusus yang menyebaabkan dirinya berbeda dengan
orang lian (ada perbedaan yang khas). Manusia sebagai makhluk sosial
artinya dalam rangka mengejar kepentingannya sendiri manusia tidak bisa
lepas dari orang lain dan harus juga memikirkan kepentingan orang lain
(umum).
Di indonesia berdasarkan pada pancasila mengajarkan pada kita
bahwa kebahagiaan hidup akan terasa jika dapat dikembangkan hubungan
antara manusia dan masyarakatnya (individu dan sosial) berjalan selaras,
serasi dan seimbang. Manusia yang terlalu mementingkan kebutuhan
sendiri, mengabaikan kepentingan orang lain berarti egoistis. Dan manusia
yang terlalu mementingkan kepentingan umum dari kepentingan sendiri
berarti altruistis.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang:
1. Berbudi (homo sapiens)
2. Makhluk yang berakal (homo rational)
3. Makhluk yang bertuhan (homo religius
4. Makhluk yang kreatif (homo Faber)
5. Animal educandum (binatang yang dapat didik)
6. Kesadaran membutuhkan ekonomi (homo ekonomicus)
7. Zon politicon (mempunyai kesadaran politik)
8. Homo homini socius (kawan sosial bagi manusia lain)
9. Homo sacre res homini (makhluk yang suci bagi manusia
yang lain), sebagai makhuluk etis (mempunyi kesadaran
3
dan memahami norma-noma susila , makhluk estesis
(mempunyai rasa kesadaran tentang keindahan dan
sebagainya).
4
orang banyak yang artinya manusia tidak dapat mengenali dan
mewujudkan potensinya sebelum dia berinteraksi dengan manusia
lainnya. Manusia hidup dalam situasi interdependensi (saling
bergantung).
3. Dimensi Kesusilaan
Arti kata susila yaitu perbuatan yang baik. Disini
diharapkan manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan yang
baik. Arti kesusilaan juga mencakup etika (persoalan kebaikan)
dan etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan). Manusia sebagai
makhluk susila mampu memikirkan dan menciptakan norma-
norma untuk mengatur hidupnya baik kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Manusia susila adalah manusia yang memiliki,
menghayati, dan melakukan nilai-nilai kemanusiaan atau nilai-nilai
susila.
4. Dimensi keberagamaan
Manusia adalah makhluk yang religius yang dianugrahi
ajaran-ajaran yang dipercayainya. Beragama merupakan kebutuhan
manusia karena manusia adalah makhluk lemah sehingga
memerlukan tempat bertopang atau tempat mengadu. Jauh
dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan
dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan. Di dalam masyarakat
Pancasila meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya
berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang
mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian,
ketentraman, dan persahabatan.
5
C. Pengembangan Sifat Hakikat Manusia
1. Pengembangan yang Utuh
Pengembangan dimensi hakikat manusia dikatakan utuh
jika mendapatkan pelayanan yang baik. Pengembangan yang utuh
dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
a. Wujud Dimensi
Keutuhan terjadi antara keindividuan, kesosialan,
kesusilaan, dan keagamaan antara aspek kognitif, afektif,
dan fisikomotor. Pengembangannya dikatakan utuh jika
keduanya mendapatkan pelayanan yang seimbang.
b. Arah Pengembangan
Keutuhan pengembangan diantara keindividuan,
kesosialan, kesusilaan, dan keagamaan secara terpadu.
2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan hakikat manusia dikatakan tidak utuh jika di dalam
proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan
untuk ditangani
6
berdisiplin, beretos kerja tinggi, professional, bertanggung jawab, dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan jiwa patriotik, dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, dan
kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan,serta beroreantasi kemasa depan.
Kesimpulan dari arti sosok manusia seutuhnya memiliki arti
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, berjiwa wirausaha, berjiwa patriotisme, serta berorientasi ke
masa depan.
Ada beberapa kharakteristik manusia seutuhnya berdasarkan
pandangan hidup pancasila seperti :
1. Karakteristik manusia berkualitas, : beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
memiliki ilmu pengetahuan, maju, tangguh dan cerdas.
2. Karakteristik manusia yang kompetitif,: beretos kerja,
professional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani
dan rohani, berjiwa patriotik, meningkatkan kebangsaan
dan kesetiakawanan sosial, serta berorientasi ke masa
depan.
Secara tersirat ada tiga hal yang cukup mendasar sebagai ciri sosok
manusia Indonesia, yaitu : moral, ilmu, dan amal. Manusia Indonesia
sepatutnya memiliki moral, ilmu pengetahuan yang memadai yang
kemudian diamalkan untuk kesejahteraan nusa, bangsa, dan negara.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang monodualis karena unsur yang tidak
antar manusia. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berbudi dan
jasmani dan rohani. Arti sosok manusia seutuhnya adalah manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, sehat
depannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
http://dewiandriani017.blogspot.com/2016/12/hakikat-manusia-dengan-
dimensi.html?m=1
https://traveller477.wordpress.com/2016/10/17/membentuk-manusia-indonesia-
seutuhnya/#:~:text=Sedangkan%20menurut%20Tirta%20Raharja%20dan,aspek
%20kognitif%2C%20afektif%2C%20psikomotor.
http://www.habibullahurl.com/2018/04/dimensi-hakikat-manusia.html?m=1
https://www.kuliahislam.com/dimensi-hakikat-manusia/
https://www.slideshare.net/dhelga/hakikat-manusia-dan-pengembangan
9