Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan
hidayahNya karena, dalam penyelesaian makalah ini, yang Berjudul “Asumsi dan
Dimensi Perkembangan Peserta Didik” dapat terselesaikan dengan baik sebagai
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Kami telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :
Ibu Erlia Utami Panjaitan, M.Pd. selaku dosen yang telah memberikan
bimbingan,arahan,serta saran dalam pembuatan makalah ini.
Penulis masih menerima dengan tangan terbuka terhadap kritik dan saran
dari pihak yang peduli terhadap makalah ini agar menjadi bahan perbaikan
dikemudian hari. Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Kelompok 2
i
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. KESIMPULAN................................................................................................ 17
B. SARAN..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
3
) Bagaimana peran dimensi tersebut bagi peserta didik, agar dapat
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. TRIDIMENSI PESERTA DIDIK
B. DIMENSI INDI)IDUAL
Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mensi (Latin) yang
berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah
individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum, yang artinya sesuatu yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi atau satu kesatuan yang terkecil dan terbatas. Secara
kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk
individu, manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu,
manusia merupakan mahluk cipta'an Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga)
dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi
kemampuan (akal, pikiran, dan perasa'an) sehingga sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). kepribadian
5
seseorang yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi
(indevide). Setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya) dengan
adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita,
kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda.
6
memberi pertolongan agar anak mampu menolong dirinya sendiri. Untuk dapat
menolong dirinya sendiri, anak didik perlu mendapatkan berbagai pengalaman di
dalam pengembangan konsep, prinsip, generasi, intelek, inisiatif, kreativitas,
kehendak, emosi/perasaan, tanggung jawab, keterampilan dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, anak didik harus mengalami perkembangan dalam kawasan
kognitif, afektif dan psikomotor. Sebagai mahluk individu, manusia memerlukan
pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif, dan hal-hal ini hanya
bisa diperoleh melalui pendidikan dan proses belajar.
7
Menurut teori nativisme, teori ini menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
di bidang pendidikan yaitu bahwasanya individu lahir ke bumi membawa faktor
turunan, yang dibawa sejak lahir yang berasal dari orang tuanya. Teori nativisme
pada umumnya mempertahankan konsepsinya yang menunjukan berbagai
kesama'an atau kemiripan antara orang tuanya dengan anaknya, sebagai contoh:
orang tua yang memiliki keahlian dibidang sains maka akan memiliki keturunan
yang sama dengannya.
Namun teori nativisme tidak memberikan implikasi yang tidak kondusif bagi
pendidikan. Teori ini tidak memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya
mengubah kepribadian peserta didik. Berdasarkan hal itu, peran pendidik dan
sekolah sangat kecil sekali dapat dipertimbangan untuk mengubah kepribadian.
Sebab pendidikan dipandang tidak berfungsi untuk mengubah keadaan anak, anak
akan tetap sesuai dengan dasar yang dimilikinya. Namun demikian, hal tesebut
bertentangan dengan realitas yang sesungguhnya. Karena terbukti sejak dahulu
hingga sekarang, para orang tua dan guru, baik dirumah maupun disekolah,
mereka mendidik anak/siwa siswinya karena pendidikan merupakan faktor yang
sangat penting dan harus dilakukan dalam rangka membantu anak/siswa agar
berkembang sesuai yang diharapkan.
8
bibit perpe(ahan antara satu dengan yang lainnya demi ter(iptanya masyarakat
yang lebih k&ndusif.
Rasa ingin tahu baik alami maupun diren(anakan akan mend&r&ng peserta
didik menjadi manusia masa depa yang mampu men(iptakan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, tekn&l&gi, alat<alat (anggih, serta
keterampilan lain yang bermanfaat
9
2. Fakt(r dibidan+ p*ndidikan
D. DIMENSI KESUSILAAN
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan lebih tinggi.
Akan tetapi dalam kehidupan bermasyarakat &rang tidak (ukup hanya berbuat
yang pantas jika didalam yang pantas atau s&pan itu misalnya terkandung
kejahatan terselubung.
1
berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih
sempurna.
Nilai kehidupan adalah n&rma yang berlaku dalam masyarakat, m&ral ialah
ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Dalam m&ral diajarkan segala
perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai
buruk yang ditinggalkan.
1
E. DIMENSI KEAGAMAAN 0RELIGIoUS1
1
Setiap agama menawarkan konsepsi yang komprehensif mengenai alam semesta dan kehidupan manusia, agama-a
umat beragama.
Disini islam sebagai jalan hidup telah berdiri kokoh dan setabil, karena Al-
Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, ini adalah firman abadi dari
Tuhan yang dinyatakan dalam situasi manusia yang berbeda melalui Nabi dan
kitab suci yang berbeda-beda. Stabilitas islam berasal dari kepatuhan hukum Ilahi,
yang menentukan aspek kehidupan, hal ini pada umumnya juga diajarkan oleh
agama-agama yang lainya, namun islam tidak bisa disamakan dengan agama-
agama yang lainya, dalam hal ini Allah swt berfirman :
?´ ¹´2¸¹˚4 ´@˚¹´´ ¹J´¹˚>´´ s„ 4˚ u´ 89 2; 9¹ ¹>˝¹@´˚¸
Yang artinya: Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur-an) untuk
menjelaskan segala sesuatu ...” [An-Nahl: 89]
Dengan demikian berarti ruang lingup ajaran islam meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia. Yang tidak bisa disamakan dengan agama-agama yang
lainnya, dan diera globalisasi sekarang ini sudah dibuktikan kebenaran agama
islam, dimana mana Al-Qur'an yang menjadi pedoman memberikan kontribusi
yang luar biasa bagi umat manusia.
1. Faktor dan perkembangannya dalam pendidikan
Proses perkembangan agama dalam pendidikan dilatarbelakangi dengan semakin
merosotnya moral manusia dalam ruang lingkup keseharian saat ini. Hal inilah
yang menjadi tujuan dalam pendidikan, yang bertujuan membina dan mendidik
seseorang agar menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak mulia.
Ilmu pengetahuan adalah alat yang harus dimiliki manusia, agar mencapai
kesempurnaan dirinya, antara lain meliputi berbagai aspek dalam pembentukan
kepribadian dibidang pendidikan, dalam hal ini pendidikan berbasis pesantren lah
yang menjadi pondasi utama dalam pelaksanaannya namun tidak meninggalkan
antar individu dengan lingkungan dalam sistim pengajarannya, proses dan faktor
yang mempengaruhi diantaranya:
a. Pembentukan hati
1) Pembentukan kata hati nurani.
1
2) Pembentukan niat dalam melakukan.
b. Pembentukan kebiasaan
1) Kebiasaan berbuat ihsan kepada Allah swt.
2) Kebiasaan berbuat ihsan kepada sesama manusia,
3) Kebiasaan berbuat ihsan terhadap makhluk Allah lainnya.
a. Nilai Fungsional
Yang dimaksut disini, ialah relevansi bahan dengan kehidupan sehari-hari.
Jika bahan itu mengandung kegunaan, atau berfungsi dalam kehidupan sehari-
hari, maka itu berarti memiliki nilai fungsional. Ditinjau dari seg
i agama, jelas bahwa ajaran itu harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nilai Esensial
Maksutnya, ialah nilai hakiki yng diajarkan dalam islam. Bahwa
kehidupan yang hakiki itu berlanjut di alam baqa, jadi kehidupan itu tidak
berhenti di dunia saja, melainkan terus sampai alam akhirat. Dengan demikian
seluruh nilai-nilai pengajaran islam itu bermuara pada nilai hakiki atau nilai
esensial, yang berbentuk nilai pembersian ataupensucian rohani atau jiwa! yang
memungkinkan seseorang untuk siap menerima, memahami dan menghayati
ajaran agama islam sebagai pandangan hidupnya menuju manusia yang bermoral
dan sesuai dengan landasan-landasan agama yang memungkinkannya untuk selalu
menjadikan ajaran agama sebagai landasan dalam bersikap yang baik.
1
nativisme adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860), seorang filsuf Jerman,
sedangkan aliran naturalisme yang dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau.
2. Empirisme
3. Konvergensi
1
T&k&h aliran ini adalah William Stern, se&rang ahli ilmu ji=a
berkebangsaan jerman. Bagi stern k&mbinasi yang k&ngruen antara pemba=aan
dan lingkungan menentukan perkembangan anak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tridimensi peserta didik memiliki 2 aspek :
a. Fisik merupakan penampakan di permukaan. (Jangkung, pendek,
berbadan tegap, keriting@
b. Nurani, Dapat dipandang sebagai Bantuan bagi keinginan sese&rang
yang menyangkut perasaan pribadi (empati, simpati, antipati@
(. PikiranCNalar &tak, Kesadaran menggunakan pikiran (kesadaran, harga
diri, integritas, jati diri@.
). Dimensi S&sial
Peserta didik merupakan mahkluk s&sial yan unik dibandingkan dengan primata yang lain, seperti kemampuan
2. Dimensi spritual.
Peserta didik merupakan makhluk yang memiliki energi spiritual dimana dimensi spiritual merupakan nilai kem
Peserta didik adalah insan yang berkesadaran dan memiliki pusat
kesadaran,berupa“dirisejatiatau“jatidiri,yangdidalamnya
1
terkandung rasa (inta, inspirasi, kasih sayang, hati nurani, bahkan
iluminasi. Dimensi spiritual dan intelektual pun sesuai dengan kepentingannya menjadi alat bagi peserta d
4. Dari uraian yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bah=a, dari
keempat dimensi<dimensi terebut, bah=a dimensi tersebut merupakan ji=a
manusia yang harus ditata sedemikian rupa, agar dalam pelaksanaan dalam
berbuat dan bersikap dalam kesehariannya memiliki aturan dalam
pelaksanaannya (sesuai nilai dan m&ral yang terkandung dalam
masyarakat@. Dan dari keempat dimensi yang dibahas, ada satu dimensi
yang harus menjadi pegangan agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan
yang diharapkan, yaitu dimensi keagamaan, dalam hal ini menjadi p&ndasi
yang paling utama dan yang paling indah menuju indahnya hidup didunia
dan setelah mati nantinya.
7. Sedangkanfakt&ryangmempengaruhiperkembangananakadalah
ke(erdasan, em&si, dan interaksi dalam lingkungan. 3enurut R&bert J.
1
B. SARAN
Guru diharapkan untuk menyadari bah=a setiap &rang mempunyai (ara yang berbeda untuk mempelajari inf&rma
kaitannyadenganperkembanganpesertadidik.Sebagaiguru,kitaharus
memahami asumsi<asumsi dari peserta didik.. 0al ini dapat di(apai apabila guru
mengetahuikarakteristikmurid<muridnyayang,audi&t&rial,maupunyang
kinestik. perkembangan intelektual anak berbeda satu sama lain, sekalipun anak<
anak tersebut usianya relatif sama.
DAFTAR PUSTAKA
1
Sabri, Alisuf.1993. Pengantar Psikologi Umum dan
Perkembangan.Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya.