Oleh
Kelompok I
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karuniaserta taufik dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Pelayanan Holistik Dalam Praktik Kebidanan. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang "Konsep Manusia
Holistik”. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi kewajiban mata kuliah
Pelayanan Holistik Dalam Praktik Kebidanan yang diampu oleh Dr. Melyana Nurul W,
S.SiT, M. Kes..
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan/ pembuatan tugas ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang kami buat demi masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga tugas
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Harapan kamia
tugas yang telah disusun ini dapat memenuhi kewajiban kamu dalam mata kuliah Pelayanan
Holistik Dalam Praktik Kebidanan dan tugas makalah ini berguna bagi yang membacanya.
Terima kasih.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
A. Konsep Dasar Manusia...............................................................................3
B. Manusia Sebagai Sistem............................................................................4
C. Manusia Sebagai Makhluk Holistik ..........................................................4
1. Manusia Sebagai Makhluk Biologis ...................................................5
2. Manusia Sebagai Makhluk Psikologis.................................................5
3. Manusia Sebagai Makhluk Sosial .......................................................7
4. Manusia Sebagai Makhluk Spritual.....................................................7
D. Analisis Manusia Sebagai Makhluk Holistik..........................................11
E. Kebutuhan Dasar Manusia.......................................................................10
BAB III PENUTUP..................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha sa dan merupakan suatu
kesatuan yang utuh dan unik yang mencerminkan tiga komponen utama yaitu: mind,
body, dan spirit yang saling berpengaruh. Manusia dalam konsep paragdima
keperawatan, dipandang sebagai individu yang kompleks. Manusia selalu mencoba
mempertahankan kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa, antara lain belajar,
menggali, serta menggunakan sumber sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi,
keterbatasannya, untuk terlibat secara aktif dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.1
Model asuhan yang diterakan pada kebidanan salah satunya adah berpusat
pada memandang pasien /klien/perempuan sebagai suatu kesatuan yang utuh (fisik,
psiko, sosio, dan cultural) dan masing-masing keunikannya sehingga asuhan yang
diberikan pada setiap individu akan berbeda sesuai kebutuhannya. 2
Dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang kemungkinan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.3 Sehingga sehat
dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang utuh (fisik, mental, sosial) dalam kondisi
sejahtera, seimbang, dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada
disekitarnya baik dari faktor internal (psikologis, intelektual, spiritual, dan
penyakit) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi). 2. Oleh
karena itu penulis akan membahas mengenai konsep manusia secara holistik.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah Umum
Bagaimana konsep manusia secara holistik?
2. Rumusan Masalah Khusus
a. Apa definisi holistik?
b. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk biologis?
c. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagi makhluk psikologis?
d. Apa yang dimaksud dengan manusia sebaga makhluk sosial?
e. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk spiritual?
f. Apa saja kebutuhan dasar manusia?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami konsep manusia secara holistik
2. Tujuan Khusus
a. Memahami definisi holistik
b. Memahami manusia sebagai makhluk biologis
c. Memahami manusia sebagi makhluk psikologis
d. Memahami manusia sebaga makhluk sosial
e. Memahami manusia sebagai makhluk spiritual
f. Memahami kebutuhan dasar manusia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
5) Selalu berusaha memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, melalui bermacam-macam
usaha antara lain selalu belajar mengembangkan diri, mengeksplorasi dan
mengembangkan sumber-sumber serta selalu berusaha terus menghadapi
bermacam-macam perubahan lingkungan untuk menyesuaikan diri agar terjadi
keseimbangan.
Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum tercapai
kesamaan persepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia yang
memandang dan meyakini manusia sebagai makhluk yang unik, sebagai sistem
adaptif, dan sebagai makhluk holistik. 4
4
1. Manusia sebagai Makhluk Biologis
Berasal dari kata bios yang artinya hidup, terdiri atas sekumpulan sistem
organ tubuh yang mempuyai fungsi yang terintereaksi dan mempertahankan
kehidupannya, diturunkan dan berkembang biak melalui jalan pembuahan sperma
dan ovum, melalui proses kelahiran, perkembangan dan proses kematian. Manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang harus di penuhi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. 6,8
Manusia sebagai makhluk hidup terdiri dari susunan sel-sel hidup yang
membetuk satu kesatuan yang utuh (sistem tubuh) dan pertumbuhannya tidak
terlepas dari hukum alam (khususnya hukum perkembangan) sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:9
a. Faktor lingkungan meliputi faktor ideologi, politik, ekonomi, budaya dan agama
b. Faktor sosial, meliputi sosialisasi keluarga, kawan sejawat, pendidikan, dan lain-
lain.
c. Faktor fisik, meliputi geografis, iklim dan cuaca.
d. Faktor fisiologis, meliputi genetik, neurolgik, kelenjar, kardiovaskular, alat gerak,
e. biomedik, maturitas, kemampuan menyesuaikan diri.
f. Faktor psikodinamik, meliputi bentuk pribadi konsep diri, cita-cita, identitas, dan
lain-lain
5
Id adalah bagian dari kepribadian yang paling dasar. Id merupakan
pusat dari semua proses biologis atau jasmani. Sifat Id adalah impulsif,
refleksi, atau bisa dikatakan sebagai bentuk ekspresi yang sangat alamiah.
Nilai etika dan moral tidak dikenal oleh id. Sebab, id adalah penganut prinsip
ke senangan, artinya id adalah segala dorongan dasar atau naluri yang
memerlukan pemuasan segera, tidak mengenal penundaan kesenangan, dan
lebih merupakan pelampiasan dari ketegangan yang ada.4
2) Ego
Ego merupakan hasil pengembangan id lebih lanjut. Ego lebih
terorganisasi dan tugasnya adalah menghindari ketidaksenangan dengan
melawan atau mengatur pelepasan dorongan naluri agar sesuai dengan
tuntutan dunia luar. Perbedaan utama antara id dan ego adalah ego bekerja
sesuai dengan prinsip kenyataan dan mempunyai mekanisme pembelaan,
sedangkan id hanya mementingkan diri sendiri untuk memenuhi kesenangan. 4
3) Super Ego
Super ego merupakan pengembangan Id dalam tingkatan yang lebih
tinggi daripada ego. Jika ego masih dekat hubungannya dengan id dan lebih
bersandarkan pada prinsip kenyataan, super ego tidak begitu dekat dengan Id
bahkan dapat bertentangan dengan Id. Super ego berlandaskan pada aspek etis
atau tidak etis, pantas atau tidak pantas, salah atau benar. Pada prinsip super
ego, pemenuhan ke butuhan harus selalu disesuaikan dengan nilai atau norma
yang berlaku dalam masyarakat, termasuk keluarga. Dengan kata lain, super
ego mencerminkan norma masyarakat yang berada dalam diri seseorang, yakni
keharusan yang dituntut oleh lingkungan terhadap dirinya melalui
perkembangan sejak masa kanak-kanak. Super ego dibentuk melalui proses
internalisasi. 4
Id, ego, ,dan super ego hendaknya jangan dilihat sebagai tiga aspek yang
terpisah. Id, ego, dan super ego lebih diartikan sebagai nama dari proses psikis
yang tunduk pada sistem prinsip yang berbeda. Dalam diri seseorang yang
jiwanya sehat, prinsip yang berbeda tersebut saling melengkapi. Ketiganya
berfungsi sebagai suatu kesatuan komponen kepribadian manusia yang bersatu
dan harmonis. Secara umum, sering disebutkan bahwa id merupakan komponen
6
biologis dari kepribadian, ego sebagai komponen psikologis, dan super ego
sebagai komponen sosiologisnya.
f. Mempunyai pribadi yang unik karena tidak ada dua individu di dunia yang sama.
g. Diperngaruhi perasaan dan kata hati.
7
D. Analisis Konsep Manusia Holistik
Holisme bukan tentang kultus atau agama apa pun, melainkan sebuah pendekatan
yang melihat hal-hal dalam perspektif total.7 Filosofi kebidanan menurut Kepmenkes
369/Menkes/ SK.III/2007 Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang
dijadikan panduan dalam emberikan asuhan. Salah satu keyakinan tersebut meliputi
eyakinan tentang setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan,
keinginan masing-masing. 13
Klien yang dirawat di rumah sakit harus mendapatkan
perhatian bukan hanya pada aspek biologis, tetapi juga aspek-aspek yang lain. Sebagai
makhluk holistik, manusia utuh dilihat dari aspek jasmani dan rohani, unik, serta berusaha
untuk memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, terus-
menerus menghadapi perubahan lingkungan, dan berusaha beradaptasi dengan
lingkungan. 4
Sikap dan emosi mempengaruhi kesehatan fisik dan kesejahteraan Banyak
penelitian yang mengemukakan bahwa ada hubungan antara pikiran dan kesehatan.
Emosi yang positf akan berefek pada kesehatan yang positif juga.7 Chidarikire (2012)
menjelaskan bahwa perawat diharapkan menghormati hak asasi manusia dan kebutuhan
identitas budaya pasien dan keluarganya. 10
Tujuan dari penilaian budaya adalah untuk
mendapatkan kesadaran dan pemahaman tentang variasi budaya dan pengaruhnya
terhadap perawatan yang diberikan dengan menggabungkan keyakinan budaya dan
praktik keagamaan ke dalam semua rencana perawatan kesehatan mental dan interaksi
terapeutik. 11
Spiritualitas dan religiusitas telah diidentifikasi sebagai kunci dalam proses
pemulihan dari gangguan jiwa berat seperti skizofrenia, melalui pemberian makna dan
harapan dalam penderitaan.10 Dalam studi mereka Rasic et al (2011) menemukan bahwa
kehadiran ibadah keagamaan dapat menjadi faktor pelindung independen terhadap upaya
bunuh diri.12 Diyakini bahwa tanpa kesadaran spiritual seseorang dapat menjadi kurang
sejahtera dan karena itu lebih rentan terhadap kesehatan yang buruk. Sehingga pentingnya
penilaian spiritual, dan menyoroti manfaat memasukkan spiritualitas dalam rencana
perawatan sebagai bagian dari perawatan holistik bagi pengguna layanan kesehatan
mental. 10
Juvva dan Newhill (2011) berpendapat bahwa pendekatan kesehatan atau
pemulihan menawarkan kerangka kerja holistik di mana untuk melihat orang secara
keseluruhan (fisik, spiritual, emosional, lingkungan, sosial, pekerjaan-rekreasi,
intelektual, keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial) yang utuh dan bukan hanya bebas
8
dari penyakit atau kecacatan. 11
Hal ini ddiukung oleh Ristianingsih (2014) jika
mempelajari suatu bagian dari manusia harus mempertimbangkan bagaimana bagian
tersebut berhubungan atau mempengaruhi bagian yang lainnya disamping itu juga harus
mempertimbangkan interaksi atau hubungan individu dengan lingkungan eksternal.14
Menurut Maslahat (2019) manusia holistik dalam perspektif psikologi yaitu
manusia yang mampu menemukan makna hidup sehingga hidupnya bermakna, bahagia
dan sejahtera psikologisnya. Manusia holistik dalam perspektif integrasi pendekatan
psikologi dan tasawuf atau diistilahkan sebagai pendekatan psikologi sufistik, manusia
holistik yaitu manusia arif yang akal dan hatinya tercerahkan oleh pancaran cahaya
pengetahuan dan sinar Ilahi sehingga kemanapun pergi akan selalu menebarkan ilmu,
kebajikan, dan kasih sayang pada lingkungannya. Pandangan manusia holistik dalam
perspektif psikologi sufistik ini berorientasi antropo-religius-sentris. 15
Zamanzadeh (2015) menyatakan bahwa manusia adalah holistik berarti
dibutuhkan penanganan secara holistik digambarkan sebagai sebuah tindakan
yang memperhatikan keseluruhan aspek yang terdapat pada individu yaitu aspek
biologis, sosial, psikologis, dan spiritual. Tindakan holistik dilakukan melalui
berbagai pendekatan baik secara medis, edukasi kesehatan, komunikasi suportif,
dukungan, dan juga terapi komplementer. Pemahaman tentang aspek komprehensif
pada penanganan holistik merupakan salah satu komponen yang membentuk
otonomi dokter keluarga sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan pasien
secara lebih sistematis dan ilmiah.16
Patwardhan (2015) melihat manusia secara holistik yang sehat berarti melihat
kesehatan manusia secara utuh mencakup kesehatan badan, pikiran dan spiritual.
Seseorang dianggap sehat ketika tubuh, pikiran, dan jiwa berada dalam kondisi
keseimbangan, kenyamanan, dan kebahagiaan Pendekatan holistik untuk penyembuhan
lebih dari sekadar menghilangkan gejala. Kesehatan holistik banyak dianggap pengobatan
holistik yang melibatkan obat komplementer. Hal ini tidak benar. Kesehatan holistik
adalah sebuah pendekatan, yang juga perlu diadopsi oleh pengobatan modern. 7
Tomljenovic (2015) menyebutkan bahwa biologis, psikologis, sosial ekonomi dan
perilaku faktor berkontribusi pada hasil kesehatan pribadi. Mendiagnosis penyakit tidak
cukup, yang penting adalah untuk mendiagnosis keadaan dan pengaruh lingkungan yang
pada akhirnya menyebabkan penyakit. Impuls yang salah dari lingkungan eksternal atau
internal menyebabkan penyakit dan penyakit tidak dapat disembuhkan hanya dalam
9
perspektif organ yang tidak berfungsi. Stres dan gangguan emosional membuat dasar
untuk gangguan fisik.17
Menurut Kiran (2017) kebutuhan klien pada suatu penyakit stadium lanjut tidak
hanya berupa perawatan secara fisik, namun juga perlu adanya dukungan terhadap baik
kebutuhan psikologis, sosial maupun spiritual, dimana kebutuhan tersebut sangat penting
agar klien merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam menghadapi penyakit yang
sedang di deritanya. Berkaitan dengan hal tersebut, peran perawat dalam memberikan
dukungan asuhan keperawatan sangat dibutuhkan 18
2. Kebutuhan Keamanan
10
Setelah kebutuhan fisiologis secukupnya terpenuhi, manusia membutuhkan
keamanan, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, dan kebebasan dari cemas
dan takut. Kebutuhan ini seperti keamanan kekebalan sistem tubuh (vaksin),
kemanan dari ancaman, dan keamanan kesehatan. 1
3. Kebutuhan dicintai-mencintai
a. Kebutuhan sosial
Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan kepemilikan adalah kebutuhan
dasar manusia. Dorongan dan jaminan dari orang yang dicintai dapat membantu
meringankan kecemasan. 19
b. Kebutuhan spiritual
Perawat/bidan bisa membantu klien untuk memnuhi kebutuhan spiritual
dengan membantu menyediakan bahan bacaan atau video atau menghubungi
pemuka agama di fasilitas kesehatan. 19
11
ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan –kebutuhan
yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manusia secara holistik merupakan makhluk yang utuh atau keseluruhan didalamnya
terdapat unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Manusia yang sehat adalah
manusia yang keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang kemungkinan hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Manusia sebagai makhluk hidup terdiri dari susunan sel-sel hidup yang membetuk satu
kesatuan yang utuh (sistem tubuh) dan memiliki kebuutuhan fisiologis.
3. Manusia sebagai Makhluk Psikologis berarti manusia memiliki kepridiaan dan kejiwaan,
yang dalam kesehariannya dipenaguruhi oleh kata hati
4. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu
berinteraksi dengan orang lain.
5. Manusia sebagai makhluk spiritual mempunyai hubungan dengan kekuatan diluar
dirinya, hubungan dengan Tuhannya dan mempunyai keyakinan dalam hidupnya
6. Maslow menyusun teori manusia dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hieararki yang berjenjang. Dengan urutan: kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan dicintai, kebutuhan dihargai, dan aktualisasi diri
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan bidan dalam melakukan pelayanan/ asuhan
terhadap perempuan/klien memadang klien tersebut sebagai manusia yang holistik
sehingga setiap aspek dalam diri klien mendapatkan perhatian, guna mencapai hasil
pelayanan/asuhan yang bermanfaat bagi pasien dan tentunya meningkatkan kualitas
pelayanan/asuhan kebidanan yang dilakukan
.
13
DAFTAR PUSTAKA